Anda di halaman 1dari 15

RPS 1

(1) John N. Drowtzky, 1975 dalam Sugiyanto, 1999:269 mengemukakan bahwa belajar gerak adalah
“Perubahan secara permanen berupa gerak belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muskular
yang diekspresikan dalam gerakan tubuh atau bagian tubuh”. Belajar motorik merupakan seperangkat
proses yang bertalian dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan
permanen dalam prilaku terampil Schmidt, 1982 dalam Rusli Lutan 1988:102. Meskipun tekanan belajar
motorik yaitu penguasaan keterampilan tidak berarti aspek lain, seperti peranan dominan kognitif
diabaikan. Menurut Meinel 1976 dalam Lutan 1988:102, belajar gerak itu terdiri dari tahap penguasaan
dan penghalusan gerak atau keterampilan teknik olahraga

(2) 1. Gerakan Reflek

Gerak refleks adalah respons gerak atau reaksi yang terjadi tanpa kemauan sadar, yang di timbulkan
oleh suatu stimulus. Stimulus adalah rangsangan, dan respons adalah tanggapan, gerak reflex dilakukan
secara sepontan tanfa di pikirkan terlebih dahulu.gerak ini di moliki setiap orang yang merupakan sipat
bawaan atau tidak perlu di pelajari.

2. Gerak dasar fundamental

Gerak dasar fundamental adalah gerakan –gerakan dasar yang berkembangnya terjadi sejalan dengan
pertumbuhan tubuh dan tingkat kematangan pada anak-anak.gerakan dasar fundamental mulai bisa
dilakukan oleh seseorang sebagian pada masa bayi dan sebagian pada masa anak-anak.gerakan dasar di
sempurnakan pada masa masa sesudahnya melalui proses latihan atau melakukan berulang -ulang.

Gerakan dasar fundamental dapat di bagi menjadi tiga:

a) Gerakan lokomotor

Yaitu gerakan berpindah dari suatu tempat ketempat lain

Misalnya merangkak, berjalan, berlari dan meloncat.

b) Gerakan nonlokomotor

Yaitu gerakan yang berporos pada sumbu persendian trubuh tertentu misalnya menekukan tangan,
menekuk kaki, membungkuk, memilin togok.

c) Gerakan manipulatif

Gerakan yang manipulasi atau memainkan objek tertentu mengunakan tangan, kaki, atau bagian tubuh
lain, misalnyua menggiring bola, memukul bola, melempar sasaran.

3. Kemampuan Perseptual
Kemampuan perseptual adalah kemampuan untuk menginterpretasikan stimulus yang di tangkapoleh
organ indra.

Lima macam kemampuan perceptual:

a. Pembedaan rasa gerak(kinestetik)

Adalah kemampuan untuk menginprestasi rasa posisi dan gerakan tubuh atau bagian tubuh.
Berada pada otot-otot sendi, dan tendon, kemampuan kinestetik inisangat berguna mempelajai pola-
pola gerakketerampilan olahraga.

b. Pembedaan penglihat (visual)

Kemampuan menginterpretasikan stimulus yang di tangkap oleh mata untuk bisa mengerti
tentang apa yang di lihat, kemampuan ini berguna dalam olahraga yang menggunakan objek yang harus
di lihat misalnya olahraga yang menggunakan bola.

c. Pembedaan pendengar(auditori)

Kemampuan menginterpretasikan stimulus yang di tangkap oleh talinga untuk bisa mengerti tentang
apa yang di dengar. Kemampuan berguna dalam olahraga yang menggunakan istirahat-istirahat suara,
misalnya bunyi aba-aba pluit, suara wasit atau juri atau sura yang mengejarnya maka ia akan waspada
menjaga bola agar tidak di rebut lawan.

d. Pembedaan peraba(taktil)

Kemampuan menginterpretasi stimulus yang di tangkap oleh indra peraba untuk bisa mengerti
bagaimana keadaanse suatu yang di rabauntuk menyentuh kulitnya. Kemampuan ini berguna dalam
olahraga yang mengunakan objek yang harus dimanupulasi. Misalnya dalam bermain bola,pemain harus
tau keras atau lunaknya bola yang di mainkan.

e. Kemampuan koordinasi

Kemampuan memadukan persepsi atau pengertian yang di proleh dalam menginterpretasikan


stimulus. Misalnya pada saat pemain sepak bola sedang menggiring bola dan di kejar oleh lawan, ia
mengkordinasikan persepsinya mengenai rasa gerakan menggiring, penglihatannya terhadap bola,
menjaga bola dari lawan yang berada di belakangnya yang di ketahui dari suatu orang lari mendekat,
dan rsa sentuhan kaki pada bola.

4. Kemampuan Fisik

Kemampuan fisik adalah kemampuan mempungsikan sistem organ-organ tubuh dalam melakukan
aktipitas gerak tubuh.secara garis besar kemampuan fisik dapat di bedakan menjadi empat macam
yaitu:
ü Ketahanan fisik

ü Kekuatan

ü Fleksibilitas

ü Kelincahan

5. Gerak keterampilan

Gerak keterampilan adalah gerak yang mengikuti pola atau bentuk tertentu yang memerlukan
koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh yang bisa dilakukan melalui proses belajar.

6. Komunikasi Non-Diskursif

Komunikasi non-diskursif adalah komunikasi melalui prilaku gerak tubuh. Gerak tubuh yang
bersipat komunikasi di bedakan menjadi dua yaitu:

- Gerak ekspresi

Yaitu gerak yang bertujuan untuk mengkomunikasikan suatupesan

- Gerak interpretif

Yaitu gerakgerak tubuh yang menampilkan ke indahan dan mengandung makna, contohnya gerakan
senam artistic

RPS 2

(1) Gerak dasar fundamental dapat dibagi menjadi tiga kelompok yang

meliputi:

a. Gerak Lokomotor.
b. Gerak Non-lokomotor.

c. Gerak Manipulatif.

Gerak lokomotor adalah gerak berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Misalnya: Merangkak, berjalan, berlari dan meloncat.

Gerak Non-lokomotor adalah suatu gerakan yang berporos pada

persendian tubuh tertentu. Misalnya: menekuk lengan, menekuk kaki,

membungkuk dan memilin togok.

Gerak manipulatif adalah suatu gerakan memanipulasi obyek tertentu

dengan menggunakan menggunakan tangan, kaki atau bagian tubuh lain.

Misalnya menggiring bola, memukul bola dan melempar ke sasaran dan lain-lain.

(2) Unsur-unsur perseptual motorik terdiri dari atas berbagai unsur, diantaranya:

kesadaran tubuh, kesadaran ruang, kesadaran arah dan kesadaran tempo, (Rusli

Lutan: 2001: 8). Berikut ini adalah penjelasan dari berbagai unsur perseptual

motorik:

1. Kesadaran tubuh.
Kesadaran tubuh merupakan kesanggupan untuk mengenali bagian-bagian

tubuh dan manfaatnya bagi gerak. Kesadaran tubuh memiliki tiga kesadaran yang terkait dengan aspek
pengetahuan tubuh, pengetahuan tentang apa yang

dapat dilakukan bagian tubuh, dan pengetahuan tentang bagaimana bagian itu

berfungsi.

Contoh gerakan:

• Menyentuh anggota bagian tubuh satu per satu yang telah disebutkan oleh

guru, serta menyebutkan fungsi anggota tubuh tersebut.

• Menyentuh anggota tubuh bagian kiri dengan menggunakan tangan kanan,

yang telah disebutkan oleh guru, serta menyebutkan fungsi anggota tubuh

tersebut.

2. Kedaran ruang.

Kesadaran ruang merupakan kemampuan untuk menyesuaikan diri pada posisi

diantara orang lain dan objek lain dalam suatu ruang atau tempat, juga

merupakan kemampuan untuk mengetahui seberapa luas ruang atau tempat

yang digunakan tubuh pada saat bergerak.


Contoh gerakan:

• Berjalan di dalam lingkaran dengan teman-teman, jangan sampai

bertabrakan.

• Berlari zig-zag melewati beberapa pancang.

• Menaiki tangga.

3. Kesadaran arah.

Kesadaran arah merupakan pemahaman tubuh yang berkenaan dengan tempat

dan arah, terdiri dari dua komponen pemahaman yaitu: (1) pemahaman internal

untuk dapat menggerakkan tubuh ke samping kanan dan samping kiri

(laterality), dan (2) proyeksi eksternal dari laterality, komponen ini merupakan

pamahaman yang memberikan dimensi ruang. Anak yang mempunyai

kemampuan ini, mampu melaksanakan konsep gerak kanan-kiri, atas-bawah,

depan-belakang, dan berbagai kombinasi gerak lainnya.

Contoh gerakan:

• Bergeser ke kanan atau ke kiri, sesuai dengan perintah guru.

• Melangkah ke depan beberapa langkah, sesuai dengan perintah guru.


• Melangkah ke belakang beberapa langkah, sesuai dengan perintah guru.

4. Kesadaran tempo.

Kesadaran tempo memungkinkan koordinasi gerakaa antara mata dan anggota

tubuh menjadi efisien. Istilah koordinasi mata dan tangan atau mata dan kaki

merupakan ungkapan dari kesadaran tempo. Pengembangan kesadaran tempo

berkenaan dengan proses belajar untuk menyelaraskan gerak dalam sebuah tata

urut yang tepat. Lari berirama, menari, atau melakukan gerakan lainnya yang

berirama sangat dibutuhkan untuk mengembangkan kesadaran tempo.

Contoh gerakan:

• Mengayunkan kedua lengan ke depan dan ke belakang, dengan diiringi

hitungan atau irama musik.

• Mengayunkan kaki ke depan dan ke belakang secara bergantian, dengan

diiringi hitungan atau irama musik.

RPS 3

(1) Kemampuan gerak merupakan suatu aktivitas yang sangat penting


bagi manusia, karena dengan gerak manusia dapat meraih sesuatu yang

menjadi harapannya. Menurut Rusli Lutan (1988: 93) mengatakan bahwa

kemampuan motorik kasar adalah kapasitas seseorang yang berkaitan

dengan pelaksanaan dan peragaan suatu ketrampilan yang relatif melekat

pada saat masa kanak-kanak. Dikatakan bahwa “kemampuan gerak adalah

suatu kemampuan seseorang dalam menampilkan ketrampilan gerak yang

luas serta diperjelas bahwa kemampuan motorik suatu kemampuan umum

yang berkaitan dengan penampilan berbagai ketrampilan atau tugas gerak

(Sukadiyanto, 1997: 70).

(2) Perkembangan fisik anak yang sering dibicarakan adalah

pertumbuhan dan perkembangan anak secara normal bagi anak

pada usia tertentu, seperti telah dijelaskan pada Kegiatan Belajar 1

bahwa perubahan pertumbuhan tubuh anak berlangsung sangat

cepat pada tahun pertama setelah kelahirannya. Sesungguhnya

apa yang terjadi pada tubuh anak dan faktor- faktor apa saja yang
mempengaruhi perubahan tersebut? Berikut disampaikan prinsip-

prinsip perkembangan fisik.

1. Pertumbuhan Mempunyai Arah

Secara umum perubahan tubuh berlangsung dari

tubuh bagian atas ke tubuh bagian bawah/membujur

(cephalocaudal) dan menyamping/atau dari tengah tubuh ke

bagian luar tubuh (proximodistal).

2. Pertumbuhan Bergerak dari Umum ke Khusus

Prinsip ini menjelaskan bahwa pertumbuhan dan

perkembangan fisik bergerak maju dari yang bersifat umum

menuju ke khusus. Gerakan bayi berlangsung dari gerakan

motorik kasar menuju ke gerakan yang motorik halus

RPS 4

(1) Keterampilan gerak/motorik merupakan gerakan anggota tubuh (fisik) yang diarahkan pada
pencapaian tujuan tertentu. Sedang keterampilan gerak/motorik dasar merupakan keterampilan dasar
yang biasanya diberikan atau dilakukan melalui permainan.
(2) Klasifikasi keterampilan gerak berdasarkan kecermatan gerak :

a) Keterampilan gerak agal (gross motor skill)

Gerakan yang didalam pelaksanaannya melibatkan otot-otot besar sebagai basis utama gerakan
(contoh : loncat tinggi, tolak peluru)

b) Keterampilan gerak halus (fine motor skill)

Gerakan yang didalam pelaksanaannya melibatkan otot-otot halus sebagai basis utama gerakan (contoh
: menarik pelatuk senapan, pelepasan busur panah)

(3) Keterampilan diskrit (discrete skill) diartikan

sebagai keterampilan yang dapat ditentukan

dengan mudah awal dan akhir dari

gerakannya,

 keterampilan berkelanjutan (continuous skill),

tidak secara jelas memperlihatkan mana awal

dan akhir dari suatu keterampilan

 Keterampilan Serial (serial skill) adalah

keterampilan yang sering dianggap sebagai

gabungan dari keterampilan-keterampilan

diskrit
RPS 5

(1) Keterampilan tertutup merupakan

keterampilan yang dilakukan dalam

lingkungan yang relatif stabil dan dapat

diduga. Contoh: bowling, golf, panahan,

senam, dan renang

Keterampilan terbuka/ open skill merupakan

keterampilan-keterampilan yang melibatkan

lingkungan selalu berubah dan tidak bisa

diperkirakan sebelumnya.

Contoh : pukulan-pukulan pada tenis dan

softball yg kedatangan bola dari lawan sering

tidak diduga sebelumnya, baik dalam hal

kecepatan maupun arahnya.


(2) Fisik merupakan sarana utama untuk melakukan gerakan. Agar gerakan yang dilakukan bisa efisien,
kemampuan dan kondisi fisiknya harus baik. Mengenai kamampuan dan kondisi fisik sendiri ada
berbagai macam yang diperlukan untuk mendukung gerakan. Macam-macam kemampuan itu yaitu
kecepatan reaksi, kekuatan, katahanan, kecepatan, fleksibilitas, dan ketajaman indera.

RPS 6

(1) Belajar gerak menurut Kiram, (1995:46) adalah “sebagai peningkatan dalam suatu keahlian
keterampilan motorik yang disebabkan oleh kondisi latihan, atau diperoleh dari pengalaman atau
motivasi temporer dan fluktuasi fisiologis, dan menuntut keterlibatan fisik secara aktif.

(2) Dalam mempelajari keterampilan motorik menurut Fitts & Possner (1967) [1] [2] menyatakan bahwa
proses belajar ada tiga fase/tahapan pembelajaran yaitu: tahap kognitif (Cognitive phase), tahap
asosiatif (Associative phase) dan tahap otomatisasi (Autonomous phase).

(3) Bejalar gerak merupakan sebagian dari belajar secara umum. Sebagian bagian dari belajar gerak
mempunyai tujuan tertentu. Tujuannya adalah untuk menguasai berbagai keterampilan gerak dan
mengembangkannya agar keterampilan gerak yang dikuasai bisa dilakukan untuk menyelesaikan tugas-
tugas gerak untuk mencapai sasaran tertentu.

(4) Kegiatan belajar anak sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut dibedakan menjadi
dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang muncul dari luar
diri siswa, sehingga berpengaruh terhadap aktivitas belajarnya. Sedangkan faktor eksternal merupakan
faktor dari luar diri siswa yang turut mempengaruhi proses belajarnya. Tanpa disadari kedua faktor
tersebut menjadi penghambat tingkat prestasi belajar yang dicapai siswa. Prestasi belajar merupakan
salah satu alat pengukur berhasil tidaknya proses belajar yang dilakukan anak. Jika prestasi belajar yang
dicapai rendah, berarti proses belajar yang dilakukan anak tersebut kurang berhasil. Sebaliknya, jika
prestasi belajar yang dicapai tinggi bisa dikatakan bahwa anak telah mencapai keberhasilan dalam
proses belajarnya. Oleh karenanya, perlu disadari bahwa dalam belajar terdapat faktor internal dan
faktor eksternal yang menggangu aktivitas belajar siswa, sehingga berpengaruh terhadap tingkat
prestasi yang dicapai. Landasan teori yang digunakan berkaitan dengan prestasi belajar, yaitu: Gagne
(dalam Na’im, 2003:60) menyatakan bahwa dibutuhkan dua kondisi agar setiap bentuk belajar dapat
terjadi yaitu kondisi internal dan kondisi eksternal. Kondisi internal dan eksternal tersebut dapat
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Oleh karenanya, kondisi belajar yang kondusif sangat
mendukung tingkat keberhasilan siswa

RPS 7

(1) Belajar gerak diambil dari kata serapan Motor Learning, dari konteks ini didapatkan pengertian
bahwa belajar gerak berhubungan dengan faktor-faktor organismik dan situasional yang berkenaan
dengan peningkatan untuk menunjukkan gerakan muscular (muscular movement). Belajar gerak atau
motor learning juga diterjemahkan menjadi kata belajar belajar motorik. Penterjemahan ini mengacu
dari segi kaidah serapan bahasa Inggris kedalam bahasa Indonesia. Tetapi secara kaidah, serapan
haruslah dapat dimaknai tidak janggal dalam pengucapan ataupun penangkapan makna, sehingga
terjemahan belajar motorik, atau belajar motor tidak dipakai karena tidak sesuai dengan rasa
kebahasaannya.

Kemudian secara pengertian dari pembahasan kebahasaan motor learning atau dalam terjemahannya
menjadi belajar gerak adalah suatu tindakan belajar pada umumnya. Belajar merupakan sesuatu yang
kompleks, oleh sebab itu pengertiannya dapat diterjemahkan menjadi berbagai ragam pengertian. Jika
dipandang dari bentuk hasil akhir, belajar adalah suatu hasil dari capaian atau perolehan sebagai akibat
adanya pengalaman dalam interaksi edukatif. Sebagai contoh adalah adanya perubahan perilaku dan
sifat-sifat sebagai hasil belajar. Belajar juga bisa dipandang sebagai fungsi jika dilihat dari adalah
pengaruh yang dapat dimunculkan dari terjadinya interaksi edukatif, misalnya mengerjakan tugas
berlangsung sebagai cara meningkatkan keterampilan menyelesaikan tugas.

(2) Masing-masing komunikasi tersebut sebagai berikut:

Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain melalui
tulisan (written) dan lisan (oral).

Komunikasi Nonverbal
Menurut teori antropologi, sebelum manusia menggunakan kata-kata, mereka terlebih dulu mengenal
bahasa isyarat (body language) sebagai alat untuk berkomunikasi. Yang termasuk komunikasi nonverbal,
antara lain bahasa isyarat, simbol, sandi, warna, ekspresi wajah, dan lainnya. Komunikasi nonverbal
penting artinya bagi pengirim dan penerima pesan, karena sifatnya yang efisien. Suatu pesan nonverbal
dapat disampaikan tanpa harus berpikir panjang, dan pihak audience juga dapat menangkap artinya
dengan cepat.

(3) Pada intruksi verbal, pergerakan tubuh harus mampu cepat dan tepat dalam melaksanakan intruksi
dengan tubuh. Kesulitan terjadi karena dalam intruksi verbal pikiran harus memikirkan bentuk dari
intruksi gerakan yang dipelajari dan juga berkonsentrasi bagaimana tubuhnya harus bergerak sesuai
dengan intruksi yang diberikan. Solusi untuk gerakan ini adalah dengan melakukan gerakan berulang-
ulang sehingga intruksi mampu dipelajari dan dikuasai dengan baik.

Intruksi verbal sendiri memacu dalam proses fase belajar gerak fase kedua yaitu imaging
(membayangkan) yang melatih dalam pengembangan komponen-komponen kemampuan gerak yang
benar.

(4) Teori yang mereka kemukakan adalah sebagai berikut :

fase belajar dan gerak Menurut Fitts dan Posner

Fitts dan posner mengemukakan bahwa proses belajar gerak keterampilan terjadi dalam 3 fase belajar,
yaitu :

1. fase kognitif

2. fase asosatif

3. fase otonom

Fase kognitif

kognitif merupakan fase awal dalam belajar gerak keterampilan. Fase awal ini disebut fase kognitif
karena perkembangan yang menonjol terjadi pada diri pelajar adalah pelajar menjadi tahu tentang
gerakan yang dipelajari; sedangkan penguasaan geraknya sendiri masih belum baik karena masih dalam
taraf mencoba-coba gerakan.
fase kognitif, proses belajar diawali dengan aktif berpikir tentang gerakan yang dipelajarii. Pelajar
berusaha mengetahui dan memahami gerakan dari. informasi yang diberikan kepadanya. Informasi ini
bisa bersifat verbal atau bersifat visual. Informasi verbal adalah informasi yang penjelasan dengan
menggunakan kata-kata. Di sini indera pendengar aktif berfungsi. Invormasi visual adalah informasi yang
dapat dilihat. lnformasi ini bisa berbentuk contoh gerakan atau gambar gerakan. disini indera pelihat
aktif berfungsi.

Fase asosiatif

Fase asosiatif disebut juga fase menengah. Fase ini ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan dimana
pelajar sudah mampu melakukan gerakan-gerakan dalam bentuk rangkaian yang tidak tersendat-sendat
pelaksanaannya. Dengan tetap mempraktekkan berulang-ulang, pelaksanan gerakan semakin efisien,
lancar, sesuai dengankeinginannya,dan kesalahan gerakan semakin berkurang.

Untuk meningkatkan penguasaan dan kebenaran gerakan, pelajar perlu tahu kesalahan yang
masihdiperbuatnya melalui pemberitahuan orang lain yang diamatinya, merasakan gerakan yang
dilakukan, atau melihat gambar rekamaan pelaksanaan gerakan. Dari ketahuannya tentang kesalahan
gerakan yang dilakukan pelajar perlu mengarahkan perhatiannya untuk membetulkan selama
mempraktekkan berulang-ulang. Kemampuan untuk mengenali kesalahan gerakan sangat diperlukan
untuk peningkatan penguasaan gerak. Untuk meningkatkan penguasaan gerak diperlukan kesempatan
yang leluasa untuk praktek berulang-ulang.

Pada fase asosiatif ini merangkaikan bagian-bagian gerakan menjadi rangkaian gerakan secara terpadu
merupakan unsur penting untuk menguasai berbagai gerakan keterampilan. setelah rangkaian gerakan
bisa dilakukan dengan baik, maka pelajar segera bisa dikatakan memasuki fase belajar yang disebut fase
otonom.

Fase otonom

Fase otonom bisa dikatakan sebagai fase akhir dalam belajar gerak. Fase ini ditandai dengan tingkat
penguasaan gerakan dr mana pelajar mampu melakukan gerakan keterampilan secara sistematis. Fase
ini dikatakan Sebagai fase otonom karena pelajar mampu melakukan gerakan keterampilan tanpa
terpengaruh walaupun pada saat melakukan gerakan itu pelajar harus memperhatikan hal-hal lain selain
gerakan yang dilakukan. Hal ini bisa terjadi karena gerakannya sendiri sudah dilakuakn secara otomatis.

Anda mungkin juga menyukai