Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/317721052

Struktur Bangunan Tenda Pneumatik Sistem Knock Down Sebagai Tempat


Penampungan Sementara Untuk Korban Bencana

Conference Paper · August 2008

CITATIONS READS
4 262

1 author:

Hery Budiyanto
Universitas Merdeka Malang
18 PUBLICATIONS 11 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Structure & Construction Laboratory View project

Hery Budiyanto View project

All content following this page was uploaded by Hery Budiyanto on 21 June 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Seminar Nasional Pascasarjana VIII – ITS, Surabaya 13 Agustus 2008
ISBN No. 978-979-96565-4-4

Struktur Bangunan Tenda Pneumatik Sistem Knock Down


Sebagai Tempat Penampungan Sementara Untuk Korban
Bencana
Ir. Hery Budiyanto, MSA, PhD

Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Merdeka Malang


Hery.budiyanto@unmer.ac.id

Abstrak
Masalah penanganan penampungan penduduk dan fasilitas darurat selalu muncul
pada daerah bencana yang hingga kini banyak menggunakan tenda dan bangunan
darurat, menggunakan sistem struktur dan teknologi konvensional sehingga perlu
waktu lama dan biaya besar. Struktur pneumatik merupakan sistem struktur bangunan
tenda dengan bahan lembaran tipis (misalnya: kain parasit) fleksibel, distabilkan oleh
perbedaan tekanan dengan medium udara, perbedaan tekanan dalam dan luar tenda
akan membentuk sistem “pneumatic”; Struktur mampu menahan gaya luar, karena
tekanan dalam berubah menjadi medium penahan dan menjadi elemen strukural
membentuk struktur pneumatik penahan beban. Riset mengenai Model dan Prototipa
Struktur Pneumatik telah dilakukan pada tahun 2007. Kelebihan struktur ini adalah:
investasi awal lebih murah, kecepatan dan kemudahan pembangunan, pemeliharaan
mudah, elemen membran struktur dapat dibuat knockdown dan disimpan dalam
gudang ukuran 2x3 m2. Proses pembuatan tenda pneumatik bahan parasit coated
ukuran 36 m2 dapat menampung 20 orang, dibuat seminggu, dirakit 3 jam dan
digelembungkan selama 30 menit. Kondisi dalam tenda cukup nyaman untuk
kegunaan menampung penduduk, rumah sakit darurat, maupun posko darurat.
Berdasarkan kelebihan tersebut sistem struktur ini dapat dikembangkan terutama
untuk kegunaan temporer guna menampung korban bencana, sehingga
direkomendasikan untuk diterapkan secara nasional.

Katakunci: struktur bangunan, tenda pneumatik, bencana

Abstract
The problem of handling the people’s accommodation and emergency facilities always
appear at the disaster territory. Until now, the handling of accommodation for
disaster’s victims and the placement of the emergency facilities problem usually using
tent and any other emergency buildings that built using conventional structure and
technology system and its needs too long time and high cost. The pneumatic
structure is a tent structure building that built by thin layer material (e.g.: parachute
fabric) flexible, stabilized by pressure difference using air as a medium, the pressure
difference inside and outside the tent will make a pneumatic condition; The inflated
membrane resisted external forces, because pressure medium have changed into
support medium and become structural element and shaped a pneumatic structure
and to be a load resistor. Research of the Model and Prototype Pneumatic Structure
has done in 2007. The benefits of this structure are: a cheaper initial investation, quick
and easy built, easy to maintenance, the membrane structure element can be build by
2
knock down system, and it can be store at a 2x3 m warehouse. The pneumatic tent
2
of 36 m built using coated parachute fabric that can accommodate up to 25 persons,
finished in a week, assembled in 3 hours, and inflated in 30 minutes. The inside
condition of the tent was pleasant enough to be used as the accommodation place for
the disaster’s victims, emergency hospital, or emergency office. From those benefits,
this structure system can be developed, especially for the temporary purpose (for
example, as the accommodation place for the disaster’s victims), so it’s highly
recommended to be applying nationally.

Keyword: building structure, pneumatic tent, disaster

1. Pendahuluan di seluruh wilayah di Indonesia memerlukan


Masalah penanganan penampungan kesiapan dan penanganan yang cepat dan
penduduk dan fasilitas darurat yang selalu efektif. UNDP dalam Program Pelatihan
muncul pada daerah bencana, misalnya : ”Kesiapan Bencana” memberikan arahan bahwa
tsunami, gempa bumi, longsor, kebakaran, dan kesiapan menghadapi bencana akan
lain-lain. Kejadian bencana yang sering terjadi meminimalisir akibat-akibat yang merugikan
melalui tindakan pencegahan yang efektif, kecepatan dalam pembangunannya (Hery,
rehabilitasi dan pemulihan serta pengiriman 1992; Hery, 2007).
bantuan dan pertolongan secara tepat waktu Struktur bangunan tenda yang ditumpu
(Kent, 1994). Bantuan dan pertolongan antara udara harus selalu mempunyai tekanan udara
lain dimaksudkan agar korban bencana yang internal sedikit lebih besar daripada tekanan
jumlahnya cukup banyak segera dapat udara, untuk menjamin elemen membran
ditampung dalam bangunan yang layak huni dan berada dalam keadaan tarik (Gambar 1).
nyaman. Hingga saat ini penampungan Tekanan aktual internal tidak boleh terlalu besar
penduduk korban bencana dan penempatan agar tetap dapat memberikan rasa nyaman
fasilitas darurat banyak menggunakan tenda kepada pengguna bangunan (Schodek, 1980).
dan bangunan darurat yang dibangun Apabila beban eksternal merata, maka tekanan
menggunakan sistem struktur dan teknologi internal yang digunakan untuk memikul beban
konvensional yang memerlukan waktu lama juga merata. Dengan demikian membran hanya
serta biaya yang besar. Untuk itu tenda berfungsi sebagai pemisah. Karena beban
pneumatik merupakan salah satu solusi tepat eksternal relatif kecil, maka tekanan internal
untuk memecahkan masalah penampungan yang diperlukan pada struktur yang ditumpu
penduduk korban bencana yang dapat dibangun udara juga dapat relatif kecil.
dengan waktu yang cepat (kurang dari 1 jam), P2
biaya yang murah dan dapat menampung P1
penduduk dengan jumlah banyak untuk sebuah
tenda. Bangunan tenda pneumatik sebelum dan tekanan
internal
sesudah bencana dapat disimpan pada gudang
P1>P2
dengan volume penyimpanan yang kecil, karena
P1 = tekanan internal
bahan strukturnya (membran – kain) dapat P2 = tekanan eksternal
dilipat dan sewaktu-waktu dapat diangkut ke
daerah bencana menggunakan truk atau pickup
(Hery, 2007). Struktur tenda pneumatik ini
diharapkan menjadi prototip struktur yang dapat
digunakan untuk penampungan penduduk
korban bencana, rumah sakit darurat maupun
Gambar 1: Prinsip struktur tenda pneumatik
posko penanggulangan bencana dalam skala
yang ditumpu udara
nasional.
3. Penelitian Model dan Prototipa Struktur
Pneumatik
2. Prinsip dasar struktur pneumatik Penelitian tentang model dan prototipa
Struktur pneumatik merupakan sistem
struktur pneumatik telah dilaksanakan pada
struktur bangunan tenda yang dibangun dari
tahun 2007 (Hery, 2007) dengan metoda
bahan lembaran tipis (membran) fleksibel,
eksperimental yaitu melakukan aplikasi uji coba
distabilkan oleh perbedaan tekanan dengan
terhadap berbagai variabel (Cowan, 1968),
medium: gas cair, busa, atau bahan-bahan
antara lain pengujian pengaruh bahan membran
butiran halus. Apabila komposisi membran
terhadap berbagai kondisi cuaca (variabel
fleksibel diberikan medium yang menyebabkan
kekuatan bahan struktur terhadap sinar
terjadinya perbedaan tekanan maka akan
matahari, dan hujan), pengujian terhadap
membentuk suatu pneumatik (dari bahasa
variabel berbagai jenis sambungan dan variabel
latin”pneuma” yang berarti gelembung berisi
kenyamanan termal bagi orang yang
udara; Membran yang digelembungkan mampu
menempatinya.
menahan gaya-gaya luar, karena medium
Pelaksanaan penelitian ini dimulai dengan
tekanan berubah menjadi medium penahan dan
melakukan kajian literatur, dilanjutkan dengan
menjadi elemen strukural sehingga terbentuk
pembuatan desain (bentuk struktur pneumatik,
suatu struktur pneumatik penahan beban (Hery,
pola dasar lembaran membran), komponen dan
1992; Herzog, 1976). Bangunan tenda dengan
elemen struktur) yang dilaksanakan di Lab.
bahan yang beratnya tidak lebih dari 3 kg/m2
Komputer; Selanjutnya dirancang dan dibuat 3
mampu menaungi tanah dengan bentang lebih
(tiga) buah model struktur tenda yang didukung
dari 100 meter (Otto, 1973) meskipun
udara (pneumatik) berupa model struktur
menggunakan perbedaan tekanan yang tidak
berskala 1 : 5 dengan bahan membran yang
terlalu besar antara ruang dalam dan luar
berbeda (plastik, kain blacu, kain tetoron) dan
(Luchsinger, at.al., 2004). Purwanto (2000)
dirakit (dibangun) di luar ruang, diuji pengaruh
menjelaskan bahwa Struktur pneumatik pada
bahan terhadap kekuatan dan ketahanan
mulanya hanya dikembangkan sebagai struktur
struktur terhadap cuaca, sambungan antar
bidang penutup atap dan untuk bangunan
komponen, kecepatan bangun dan kenyamanan
berbentang lebar. Namun sekarang mulai
pengguna/penghuni (selama 1 minggu);
digunakan untuk berbagai fungsi bangunan,
Kemudian dilakukan pembuatan prototipa
bahkan dapat digunakan untuk memikul beban
struktur dengan skala 1 : 1 dengan pilihan
lantai pada bangunan bertingkat sedang
bahan dan sistem sambungan yang paling
(Medium Rise Building). Keandalan sistem
efisien. Prototipa ini diuji (selama 1 minggu)
struktur pneumatik dapat dinilai dari 4 aspek,
terutama aspek kenyamanan untuk berbagai
yaitu : kekuatan, keindahan, penghematan, dan
fungsi darurat, antara lain untuk tempat

2
penampungan sementara dan kantor tim
penanggulangan bencana yang dibangun di
Lapangan Parkir.

3.1 Hasil Uji Kekuatan Bahan dan


Sambungan
Pengujian kekuatan bahan dilakukan
dengan mengukur kekuatan maksimum bahan
dalam menerima beban tarik, sehingga
didapatkan angka regangan maksimum bahan- Gambar 3: Grafik Waktu Penggelembungan
bahan membran. Masing-masing bahan Model Struktur
membran dibuat dengan lebar 1 cm, kemudian
dilakukan pengujian menggunakna alat ukur Berdasarkan hasil pengujian tersebut
timbangan pegas. Pengujian dilaksanakan 2 didapatkan bahwa untuk menggelembungkan
(dua) tahap, yaitu pada hari pertama dan pada model struktur pneumatik rata-rata memerlukan
hari ke-30 dimana bahan dan sambungan waktu 1,764 menit dengan waktu terlama 2,88
diletakkan di luar ruang sehingga terkena cuaca menit.
(hujan, panas, dingin) sehari-hari (Lihat tabel 1).
Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa
bahan kain parasit baik tebal maupun tipis 3.2.2 Pengujian aspek tekanan, temperatur
mengalami penurunan kekuatan tidak terlalu dan kelembaban dalam dan luar model
besar dibandingkan dengan bahan plastik dan struktur
kain blacu. Ketahanan terhadap cuaca Hasil pengujian aspek tekanan,
dimungkinkan karena bahan ini dilapisi dengan temperatur dan kelembaban dalam dan luar
bahan coating sehingga bahan ini model struktur dapat dilihat pada grafik berikut:
direkomendasikan untuk menjadi komponen
struktur pneumatik.
PERBEDAAN TEMPERATUR

Tabel 1: Regangan Maksimum Bahan Membran 35,00


Regangan Maksimum 30,00
TEMPERATUR

Pengujian Hari ke 1 Hari ke 25,00


20,00
30 15,00
Bahan 10,00
Plastik 1 kg/cm2 0,3 kg/cm2 5,00
Kain Blacu 4 kg/cm2 1,3 kg/cm2 0,00
0

0
.0

.0

.0

.0

.0

.0

.0

.0

.0

.0

.0

.0

.0
Kain Parasit 9 kg/cm2 8,2 kg/cm2
07

08

09

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19
Tebal temp. luar JAM
temp. dalam
Kain Parasit Tipis 6 kg/cm2 5,1 kg/cm2
Sambungan
Jahitan 2 kg/cm2 1,8 kg/cm2 Gambar 4: Perbedaan Temperatur Luar dan
Kretekan 1,6 kg/cm2 1,55 kg/cm2 Dalam Model Struktur Pnaumatik
Sumber: Hery, 2007
Berdasarkan hasil pengujian didapatkan
kesimpulan: a) Terdapat perbedaan temperatur
3.2 Pengujian Model Struktur yang tidak terlalu besar antara bagian luar dan
Aspek-aspek yang diuji pada model dalam model struktur; b) Pada kondisi cuaca
struktur adalah pengujian penggelembungan mendung, temperatur di luar lebih tinggi atau
dan Pengujian aspek tekanan, temperatur dan sama dengan di dalam model struktur,
kelembaban dalam dan luar model struktur sedangkan pada cuaca gerimis dan hujan,
temperatur di luar lebih rendah atau sama
3.2.1 Pengujian penggelembungan dengan di dalam struktur, d)Temperatur
o
maksimum di luar model struktur 30,50 C
disebabkan karena cuaca mendung hingga
hujan

3.2.3 Uji Perbedaan Kelembaban

PERBEDAAN KELEMBABAN
KELEMBABAN (%)

Gambar 2: Uji Penggelembungan Model 100


80
Struktur 60
40
20
Uji Penggelembungan dilaksanakan 0
0

dengan melakukan 10 (sepuluh) kali


.0

.0

.0

.0

.0

.0

.0
07

09

11

13

15

17

19

Kelembaban Luar
penggelembungan model struktur pneumatik Kelembaban Dalam
JAM

dengan hasil sebagaimana tabel dan grafik Gambar 5: Perbedaan Kelembaban Luar dan
berikut: Dalam Model Struktur Pneumatik

3
Berdasarkan hasil pengujian didapatkan
kesimpulan: a) Terdapat perbedaan kelembaban 3.3.2 Uji Perbedaan Temperatur
maksimum 6% antara bagian luar dan dalam
model struktur, b) Kelembaban dalam model
pada pagi dan sore hari lebih besar dari
PERBEDAAN TEMPERATUR
kelembaban di luar model, c) Kelembaban
maksimum di dalam model struktur 91% 31.00
30.00

disebabkan karena cuaca hujan pada sore hari 29.00


28.00
27.00
26.00
3.3 Pengujian Prototipa Struktur 25.00

3.3.1 Pengujian waktu perakitan dan 24.00


23.00

penggelembungan 22.00
10.00 11.00 12.00 13.00 14.00
Temp. Luar Jam
Temp. Dalam

Gambar 7: Uji Perbedaan Temperatur Prototipa

Berdasarkan hasil pengujian didapatkan


kesimpulan: a) Terdapat perbedaan temperatur
yang tidak terlalu besar antara bagian luar dan
dalam struktur, b)Temperatur maksimum di luar
o
struktur 30,00 C, sedangkan temperatur
maksimum di dalam prototipa struktur adalah
o
27,50 C

3.3.3 Uji Perbedaan Kelembaban


KELEMBABAN

78.00
76.00
74.00
Kelembaban (%)

72.00
70.00
68.00
66.00
64.00
62.00
60.00
58.00
10.00 11.00 12.00 13.00 14.00
Kelembaban Luar
Jam
Kelembaban Dalam

Gambar 7: Grafik Perbedaan Kelembaban

Berdasarkan hasil pengujian didapatkan


kesimpulan: a) Terdapat perbedaan kelembaban
maksimum 6% antara bagian luar dan dalam
Gambar 6: Pengujian Waktu struktur, b) Kelembaban dalam prototipa lebih
Penggelembungan Prototipa Struktur besar dari kelembaban di luar, c) Kelembaban
maksimum di dalam struktur 76% disebabkan
karena cuaca hujan pada pagi hari
Tabel 2: Kebutuhan Waktu Operasional Prototip
Struktur 3.3.4 Uji Perbedaan Tekanan
N Aktivitas Waktu
o PERBEDAAN TEKANAN
1 Pembuatan bahan 3 hari 29.59
membran (kain 29.58
Tekanan (incixHg)

29.58
parasit) 29.57

2 Pembuatan pintu 3 hari 29.57


29.56
3 Perakitan 3 jam 29.56
29.55
membran 29.55

4 Pemasangan 30 menit 29.54


29.54
blower 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00
Tek. Luar Jam
5 Penggelembungan 20 menit Tek. Dalam
6 Pembongkaran 1 jam
Gambar 8: Grafik Perbedaan Tekanan Udara
Pada Prototipa Struktur
3.3.2 Pengujian aspek tekanan, temperatur
dan tekanan dalam dan luar model Berdasarkan hasil pengujian didapatkan
struktur kesimpulan: a) Terdapat perbedaan tekanan
Hasil pengujian aspek tekanan, udara maksimum 0,03 inciHg antara bagian luar
temperatur dan kelembaban dalam dan luar dan dalam struktur, b) Tekanan udara dalam
model struktur dapat dilihat pada grafik berikut: prototipa struktur tenda lebih besar dari pada di

4
luar, c) Tekanan Udara maksimum di dalam menggunakan kain blacu tidak dapat
struktur tenda adalah 29,58 inciHg digelembungkan dengan sempurna.
3.3.5 Pengujian Kenyamanan Sedangkan coating dari pabrik (kain
parasit coated) memiliki kekedapan
terhadap udara sangat baik sehingga
dapat digelembungkan dengan
sempurna.
4.3 Aspek Kenyamanan
 Perbedaan temperatur antara bagian
luar dan dalam bangunan tidak lebih
dari 2,5 derajad celsius, oleh karenanya
apabila pembangunan struktur
pneumatik akan dilaksanakan di daerah
Gambar 9:Suasana di Dalam Prototipa Tenda
yang iklimnya relatif panas perlu
Pneumatik padaPengujian Kenyamanan
ditambahkan sistem penghawaan
buatan (AC).
Berdasarkan interview kepada responden yang  Tekanan udara yang ditimbulkan oleh
memasuki prototipa tenda pneumatik didapatkan blower di dalam bangunan pneumatik
bahwa sebagian besar responden merasakan rata-rata 0,25 mm Hg. Kelebihan
cukup nyaman ketika memasuki dan tinggal di
tekanan ini tidak mempengaruhi
dalam tenda minimal 10 menit. Kelemahan pada kenyamanan dan kesehatan
prototipa struktur ini adalah pada outlet blower, penghuninya.
dimana kecepatan angin yang berhembus cukup
kencang sehingga orang yang berada di 5. Rekomendasi
dekatnya terasa terganggu dengan tiupan angin  Daerah Kabupaten/Kota yang rawan
tersebut. Kelemahan ini dapat dierbaiki dengan terhadap bencana perlu melengkapi diri
menggunakan diffuser ada ujung outlet pipa dengan bangunan Tenda Pneumatik
angin.
sehingga apabila sewaktu-waktu terjadi
bencana lebih cepat melakukan
evakuasi terhadap penduduk korban
4. Kesimpulan
bencana
4.1 Aspek Desain Struktur Pneumatik
 Sistem struktur ini perlu disosialisasikan
 Pembuatan desain bentuk struktur secara nasional
pneumatik diupayakan menggunakan  Penelitian lanjut perlu dilakukan
bentuk-bentuk sederhana agar mudah terutama berkaitan dengan
dalam pelaksanaan konstruksinya dan
manufacturing struktur tenda
menghindari adanya ketidaksesuaian pneumatik.
antara desain dan prototipa struktur
 Perbedaan bentuk antara desain dan
prototipa pada penelitian ini ditemukan DAFTAR PUSTAKA
terjadi tertama pada bagian diagonal
atap membran, terjadi karena berat Cowan, HJ et.al. 1968. Models in Architecture.
bahan membran mempengaruhi London: Elsevier Publishing Company.
bentuk akhir struktur. Chassagnoux, Alain. et.al. 2002. Teaching of
 Desain sambungan diupayakan Morphology. International Journal of
simpel, mudah dilaksanakan, dan Space Structures. Vol.17 No. 2 & 3.
menjamin kedap terhadap cuaca. Brendwood (UK): Multi Science
 Sambungan yang menggunakan unsur
Publishing Ltd.
jahitan akan mengurangi kekuatan Dent, Roger N. 1971. Principles of Pneumatic
komponen membran Architecture. London: Elsevier
Publishing Company.
4.2 Aspek Pelaksanaan
Hery, Budiyanto. 1992. Kajian dan Perancangan
 Pembuatan, perakitan dan Bangunan dengan Konsep Struktur
penggelembungan sistem struktur Pneumatik yang Ditekankan pada
pneumatik membutuhkan waktu yang Aspek Teknik dan Metoda Konstruksi,
sangat cepat. Pembuatan membran Kasus Studi: Struktur Atap Pneumatik
hanya memerlukan 6 hari, pembuatan Membran Tunggal yang Ditumpu Udara
pintu 3 hari, dan perakitan serta pada Gedung Olah Raga. Tesis S2.
penggelembungan memerlukan waktu Bandung: Institut Teknologi Bandung.
tidak lebih dari 1 hari bangunan sudah Hery, Budiyanto. 2007. Ujicoba Model Dan
dapat dipergunakan. Prototipa Tenda Pneumatik Sistem
 Bahan membran yang tipis dan ringan Knock Down Sebagai Bangunan
lebih mudah diaplikasikan untuk Penampungan Sementara Untuk
sistem struktur pneumatik Korban Bencana. Laporan Hibah
 Pelapisan (coating) menggunakan alat Penelitian PHK-A2. Malang: Jurusan
spray tidak dapat menjamin penutupan Teknik Arsitektur Universitas Merdeka
pori-pori kain secara sempurna Malang.
sehingga pada percobaan

5
Herzog, Thomas. 1976. Pneumatic Structures, a
handbook for the architect and
engineer. London: Crosby Lockwood
Staples.
Intent. 2005. Membran Structures. Belgia:
Kortrijk. Intent, Inc.
Itek. 2005. Air Cell Technology. Pennsylvania:
Inflatable Technology- USA, Inc.
Kent, Rudolph. 1994. Kesiapan Bencana:
Program Pelatihan Manajemen
Bencana. Edisi Kedua. Jakarta: UNDP.
Luchsinger, Rolf H. et.al., 2004. Pressure
Indicated Stability: From Pneumatic
Structure to Tensairity. Article No.JBE-
2004-025, Journal of Bionic
Engineering. Vol.1. No.3, hal.141-148.
Changchun: PR China Jilin University -
Nanling Campus.
Purwanto. 2000. Perkembangan Struktur
Pneumatik Memperkaya Desain
Arsitektur. Jurnal Dimensi. Vol 28, No.
1. Surabaya: Universitas Kristen Petra.
Otto, Frei. 1973. Tensile Structures. Cambridge:
The MIT Press.
Pahl, Peter Jan. 1963. Structuraal Models for
Architectural and Engineering
Education.. Cambridge: Massachusetts
Insitute of Technology.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai