Anda di halaman 1dari 14

Bahan Ajar :”Mesin-Mesin Elektrik 2”.

Oleh : Ir. M. Saleh Al Amin, MT. Bab 5

BAB V
PENGOPERASIAN MOTOR INDUKSI

KOMPETENSI UMUM :
Mahasiswa dapat mengerti, memahami, dan menganalisis pengoperasian motor
induksi untuk beberapa jenis motor.

DESKRIPSI SINGKAT.
Mata kuliah ini akan membawa mahasiswa untuk mengetahui tentang cara
pengoperasian motor induksi, penempatan penggunaannya, dan mendeteksi gejala
kerusakan pada motor induksi. Di dalam bab ini dijelaskan mengenai cara menjalankan
motor induksi, pembebanan, pengereman, dan menentukan gejala kerusakan pada motor
induksi.

A. START MOTOR INDUKSI


Yang dimaksud dengan start motor induksi adalah keadaan awal dimana
motor masih dalam keadaan diam, kemudian dimasukkan sumber tenaga listrik pada
kumparan statornya. Pada keadaan ini akan timbul suatu gejolak elektromaet di
dalam motor. Karena motor dalam keadaan diam, maka akan terjadi hubung singkat
yang menimbulkan naiknya arus input secara signifikan.
Besarnya arus start ini adalah :
V1
Ist = ……………………………………………………..... (5-1)
Z st
V1
Ist = ………………………………………... (5-2)
( R1  R1' ) 2  ( X 2' ) 2
Dimana :
Ist = Arus start motor.
V1 = Tegangan input motor.
R1 = Resistansi stator.
R2’ = Resistansi pengganti rotor.
X2’ = Reaktansi pengganti rotor.

TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 46


Bahan Ajar :”Mesin-Mesin Elektrik 2”.
Oleh : Ir. M. Saleh Al Amin, MT. Bab 5

Arus start (Ist) ini diusahakan sekecil mungkin, namun dapat menghasilkan
momen (torsi) yang cukup untuk memutarkan rotor. Arus start (Ist) yang besar akan
mengganggu jaringan sumber motor tersebut, yang mengakibatkan terjadinya “Dip”
tegangan, sehingga pemakaian yang lain akan terganggu. Dengan demikian,
dilakukan berbagai upaya cara start motor induksi agar diperoleh arus start yang
kecil tetapi cukup untuk memutarkan rotor. Berbagai macam cara start motor
induksi tiga fasa adalah :
a. Cara langsung.
b. Dengan Autotransformator.
c. Dengan resistor atau reaktor depan.
d. Dengan hubungan Y-D
e. Dengan sebagian kumparan motor.
f. Dengan Slip Ring.
g. Dengan Elektronika Daya.

A.1. Start Dengan Cara Langsung.

Start Motor induksi tiga fasa dengan cara langsung ini, yaitu dengan
menghubungkan secara langsung terminal motor induksi tiga fasa ke tegangan
sumber tiga fasa, seperti pada gambar berikut :

R
S
T

Saklar
Tiga Fasa

Fuse
Tiga Fasa

Gambar 5.1. Start Langsung motor induksi tiga fasa.

TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 47


Bahan Ajar :”Mesin-Mesin Elektrik 2”.
Oleh : Ir. M. Saleh Al Amin, MT. Bab 5

Pada saat stsrt langsung ini, motor induksi akan menyerap arus yang sangat
besar dari sumber jala-jala listrik, yang disebabkan oleh terjadinya hubung singkat
magnetis di celah udara. Besarnya arus start ini akan mengganggu beban lainnya
yang terhubung pada sumber yang sama. Arus start secara langsung ini dapat
mencapai hingga enam kali dari arus nominal motor. Maka dari itu start dengan cara
ini hanya dianjurkan untuk motor induksi dengan daya di bawah 5 Hp.

A.2. Start dengan menggunakan Autotransformator.

Dengan cara ini digunakan sebuah autotransformator tiga fasa untuk


memperkecil arus start. Ada dua macam autotransformator yang digunakan, yaitu :
a. Autotransformator hubungan Y.
R S T

autotrafo

saklar

Gambar 5.2. Start dengan autotransformator hubungan Y.

Pada saat start, saklar dihubungkan ke autotransformator yang telah di set


dengan tegangan sebesar 60 % - 80 % dari tegangan nominal motor. Kemudian
setelah motor telah berputar dengan kecepatan nominal, maka saklar akan
dihubungkan kembali ke jala-jala sumber.
b. Autotransformator open ∆

R S T

autotrafo

Saklar M
dua kutub

Gambar 5.3. Start dengan autotransformator open delta.

TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 48


Bahan Ajar :”Mesin-Mesin Elektrik 2”.
Oleh : Ir. M. Saleh Al Amin, MT. Bab 5

Contoh :
Untuk starting sebuah motor induksi tiga fasa digunakan sebuah
autotransformator tiga fasa dengan tapping tegangan 65 % dari nominal.
Maka besarnya arus dan torsi startnya adalah :
Ist = 65 % Inom
Tst = (65 %)2 Tnom
Tst = 0,425 Tnom
Dimana :
Inom = arus nominal motor yang dicapai pada tagangan 100 %.
Tnom = torsi nominal motor yang dicapai pada tegangan 100 %.

A.3. Start dengan Resistor / Reaktor depan.

Resistor atau reaktor digunakan untuk membatasi arus start motor, yang
besarnya dapat ditentukan dengan menghitung arus start nominal, dan berapa arus
start yang dikehendaki, sehingga besarnya resistor atau reactor dapat dihitung.
Setelah motor berputar dengan putaran nominal, maka dengan menggunakan saklar
dua kutub, suplai motor dipindahkan ke jala-jala sumber secara langsung, seperti
yang ditunjukkan pada gambar berikut :
R
S
T

S1

R atau X S2 Run

Gambar 5.4. Start dengan resistor / reaktor depan.

A.4. Start dengan Y - ∆ (Y-D).

Cara start ini menggunakan saklar tukar dua kutub untuk memindahkan
hubungan belitan pada kumparan motor induksi. Pada saat start, kumparan
dihubungkan secara Y dan bila rotor telah berputar nominal, kumparan di

TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 49


Bahan Ajar :”Mesin-Mesin Elektrik 2”.
Oleh : Ir. M. Saleh Al Amin, MT. Bab 5

hubungkan ∆. Dengan demikian arus atart akan berkurang menjadi 1/3 dari arus
nominal motor. Cara start ini dilukiskan pada gambar berikut :
R S T

Run
D
saklar

M
Start
Y

Gambar 5.5. Start dengan cara Y-D

Pemindahan kutub saklar dapat dilakukan secara manual ataupu otomatis, yang
menggunakan kontaktor rele dengan timer. Analisis arus start Y – D ini adalah
sebagai berikut :
Start dalam Y Start dalam D
I LY  I phY I LD  3I phD

V V
I phY  I phD 
3Z Z

V V 3
I LY  I LD 
3Z Z

I LD
3
I LY
Maka diperoleh :
I LD  3I LY …………………………………………………………..... (5-3)
TstY 1

TstD 3

TstD  3TstY …………………………………………………………….. (5-4)

Keuntungan dari start cara Y-D ini adalah arus start diperkecil 1/3 kali dari arus
nominal, dan torsi start nya juga diperkecil 1/3 kali torsi nominal.

A.5. Start dengan Sebagian Kumparan Motor.

Start motor dengan cara ini hanya dapat dilakukan bila motor tersebut
kumparan setiap fasanya terbagi dua, yang dilukiskan pada gambar berikut :

TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 50


Bahan Ajar :”Mesin-Mesin Elektrik 2”.
Oleh : Ir. M. Saleh Al Amin, MT. Bab 5

R S T

start run

½Z ½Z

Gambar 5.6. Start dengan sebagian kumparan motor.

Pada waktu start, digunakan ½ belitan motor (1/2 Z), sehingga arus startnya kecil,
dan pada waktu rotor telah berputar, digunakan seluruh kumparan motor (Z).

A.6. Start dengan Slip Ring (Pengaturan R2).

Start dengan cara slip ring ini hanya dapat dilakukan pada motor induksi
rotor belitan, yang menggunakan slip ring di kumparan rotornya, dan di seri dengan
resistor, yang dilukiskan pada gambar berikut :
R S T
Stator

I’2

I’2

Z Z I’2

Rotor

Gambar 5.7. Start dengan slip ring.

Resistor atau tahanan luar yang dipasang tersebut dapat diatur dari 0 sampai dengan
nilai R tertentu, sehingga akan diperoleh nilai arus rotor I2’ yang cukup untuk
menghasilkan momen putar agar rotor dapat berputar. Rangkaian kumparan dan
resistor seri di rotor dilukiskan pada gambar berikut :

TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 51


Bahan Ajar :”Mesin-Mesin Elektrik 2”.
Oleh : Ir. M. Saleh Al Amin, MT. Bab 5

kontak
Kumparan
rotor
Slip ring

Resistor luar

Gambar 5.8. Rangkaian start dengan slip ring.

A.7. Start Dengan Elektronika Daya.

Cara start motor induksi dengan menggunakan komponen elektronika daya


dilukiskan pada gambar berikut :

Th1
R
Th 2

Th 3 stator
S
Th 4

Th 5
T
Th 6

Gambar 5.9. Start dengan Elektronika Daya.

Di sini digunakan enam (6) buah thyrystor yang setiap fasanya dipasang anti
parallel, sehingga kerjanya akan bergantian. Pengaturan arusnya dilakukan dengan
mengatur besarnya sudut penyalaan dari thyristor.

A.8. Start Motor Induksi Satu Fasa.

Motor induksi satu fasa tidak memiliki medan putar, karena beda fasa antara
kutub listriknya sebesar 180o, sehingga gaya nya seimbang, dengan demikian tidak
menghasilkan medan putar. Untuk itu dibuatlah sebuah kumparan bantu pada stator
agar terjadi beda fasa dengan sudut sekitar 90o, seperti pada gambar 5.10.
Motor induksi satu fasa ini sering disebut sebagai motor induksi dengan fasa tak
seimbang, karena di dalam statornya terdapat dua buah kumparan yang berbeda,
yaitu kumparan utama (KU) dan kumparan Bantu (KB).

TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 52


Bahan Ajar :”Mesin-Mesin Elektrik 2”.
Oleh : Ir. M. Saleh Al Amin, MT. Bab 5

KU

o
90
o
180 KB

Gambar 5.10. Keadaan sudut kumparan pada motor induksi satu fasa.

Pada kumparan Bantu (KB) dipasang sebuah komponen reaktif, yaitu kapasitor,
yang digunakan agar tercapai beda fasa sebesar 90o antara kumparan utama dan
kumparan bantu. Kapasitor tersebut dinamakan kapasitor start. Pemasangan
kapasitor tersebut dilukiskan pada gambar berikut :
I1

+ Im S

v KU
C
-

Ia KB
I 1 = arus input motor
I m = arus kumparan utama
I a = arus kumparan bantu

Gambar 5.11. Kedudukan kumparan motor induksi satu fasa.

B. PENGATURAN PUTARAN

Pada umumnya motor induksi berputar konstan mendekati putaran


sinkronnya. Tetapi pada penggunaan tertentu, motor induksi dikehendaki berputar
pada putaran yang diinginkan, sehingga dibutuhkan pengaturan putaran motor.
Pengaturan putaran ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :
a. Dengan mengubah kutub motor.
b. Dengan mengubah frekwensi jala-jala sumber.
c. Dengan menggunakan tahanan (resistor) luar.

B.1. Mengubah jumlah kutub motor.

Jumlah kutub motor induksi selalu genap, karena kutub magnet selalu
berpasang pasangan. Berdasarkan pada persamaan putaran medan stator, yaitu :

TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 53


Bahan Ajar :”Mesin-Mesin Elektrik 2”.
Oleh : Ir. M. Saleh Al Amin, MT. Bab 5

120 f
Ns 
p

Maka perubahan jumlah kutub (p) atau frekwensi (f) akan mempengaruhi kecepatan
putaran motor. Jumlah kutub suatu motor induksi dapat diubah dengan melakukan
perencanaan dan penggulungan kembali motor induksi. Tetapi dengan adanya
jumlah kutub yang berubah-ubah tersebut, haruslah mampu menahan tegangan input
yang sama. Untuk perubahan kutub dari 2 menjadi 4 atau sebaluknya dilukiskan
pada gambar berikut :

U S S U S U S
a1 -a1 a2 -a2 a1 -a1 a2 -a2

2 kutub 4 kutub
(a) (b)

Gambar 5.12. Kutub pada kumparan motor induksi.

B.2. Mengubah Frekwensi jala-jala.

Pengaturan putaran motor induksi dapat juga dilakukan dengan mengubah


besarnya frekwensi jala-jala sumber, sesuai dengan persamaan putaran medan motor
induksi. Dalam persamaan tersebut putaran sinkron medan berbanding lurus
terhadap frekwensi jala-jala sumber. Pengubah besarnya frekwensi ini dilakukan
dengan menggunakan konverter dan inverter. Tetapi pengaturan cara ini tentu
relatif mahal.
Pengaturan putaran dengan mengatur frekwensi ini tentunya juga dibarengi
dengan pengaturan tegangan jala-jala sumber yang masuk ke motor. Untuk
mendapatkan fluksi yang konstan, diperlukan tegangan yang sebanding dengan
frekwensi. Di sini dugunakan konverter dan inverter, yang dilukiskan pada gambar
berikut.
R1
S1
T1
inverter
kontrol kontrol
tegangan frekwensi
konverter R2 S2 T2

M
3 fasa

Gambar 5.13. Pengatur frekwensi jala-jala sumber.

TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 54


Bahan Ajar :”Mesin-Mesin Elektrik 2”.
Oleh : Ir. M. Saleh Al Amin, MT. Bab 5

B.3. Mengatur Tegangan sumber.

Putaran motor induksi dapat pula diatur dengan mengatur tegangan sumber,
tetapi cara pengaturan putaran seperti ini akan mengakibatkan turunnya Torsi atau
Momen motor induksi secara signifikan, karena besarnya torsi motor berbanding
lurus terhadap kwadrat dari tegangan sumbernya.
Pengaturan tegangan yang tidak menimbulkan jatuh tegangan yang besar,
dan juga tidak menimbulkan rugi-rugi yang tinggi adalah dengan menggunakan
komponen elektronika, seperti dilukiskan pada gambar berikut :
R
S
T

R2
M
3 fasa

Gambar 5.14. Pengaturan tegangan sumber.

B.4. Mengatur Resistor (Tahanan) Luar.

Pengaturan putaran motor induksi dengan cara ini sering disebut sebagai
pengaturan motor tak merugi, karena rugi-rugi dayayang terjadi pada kumparan
rotor dan tahanan luar akan dikembalikan ke jala-jala sumber.
Dengan cara ini pengaturan motor menggunakan control motor solid-state, yang
terdiri dari converter dan inverter.
Bila pengaturan hanya dilakukan dengan menggunakan tahanan luar saja,
maka rugi-rugi daya yang terjadi adalah :
∆P = S/(1-S) . Pm …………………………………………... (5-5)
Dimana : S = Slip motor.
Pm = Daya mekanik motor.
Sehingga bila slip motor mencapai sebesar 0,5 maka rugi-rugi daya motor tersebut
akan sama dengan daya mekaniknya.
Pengaturan yang dilakukan di sini yaitu, tegangan rotor yang timbul pada
cincin slip disearahkan melalui converter, kemudian dimasukkan ke inverter.

TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 55


Bahan Ajar :”Mesin-Mesin Elektrik 2”.
Oleh : Ir. M. Saleh Al Amin, MT. Bab 5

Inverter tersebut dipasang ujung tegangan arus searah dengan stator, yang berfungsi
mengubah kembali arus searah menjadi arus bolak-balik, dan mengembalikannya ke
jala-jala sumber. Pengaturan putaran dengan cara ini dilukiskan pada gambar
berikut :
Jala-jala
R
S
T

R2 konverter inverter

M
3 fasa

kontrol

Gambar 5.15. Pengaturan tahanan luar (R2).

Pengaturan putaran motor dengan cara ini hanya dapat dilakukan untuk motor induksi
dengan rotor belitan.

C. PENGEREMAN MOTOR INDUKSI

Bila kita menjalankan motor induksi, tentu kita membutuhkan pula untuk
menghentikan putaran motor tersebut. Ada banyak kepentingan dalam
menghentikan putaran motor induksi antara lain, untuk penghentian mendadak, atau
tidak mendadak. Menghentikan motor induksi secara mendadak dapat
mengakibatkan kerusakan pada motor tersebut atau pada bebannya, tetapi kadang-
kadang diperlukan untuk kepentingan utama, misalnya menghentikan lift bila terjadi
kecelakaan kerja. Tetapi pada umumnya pengereman motor dilakukan hanya untuk
menghentikan laju putaran motor saja
Secara garis besar pengereman motor induksi dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Pengereman mekanis.
2. Pengereman elektris.

C.1. Pengereman Mekanis.

Pengereman secara mekanis yaitu pengereman motor induksi yang dilakukan


dengan jalan menahan secara langsung laju perputaran rotor setelah sumber dilepas.
Biasanya alat yang digunakan untuk pengereman cara ini adalah tromol yang
dikopling langsung pada poros rotor dan kanvas rem yang terbuat dari bahan asbes

TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 56


Bahan Ajar :”Mesin-Mesin Elektrik 2”.
Oleh : Ir. M. Saleh Al Amin, MT. Bab 5

tahan panas, seperti yang terjadi pada kendaraan bermotor. Pengereman mekanis ini
dilukiskan sebagai berikut :
Kanvas
rem

tromol

Motor induksi poros

Bantalan motor

Gambar 5.16. Pengereman Mekanis.

C.2. Pengereman Elektris

Pengereman motor induksi dengan sistem elektris ini dilakukan dalam


berbagai macam cara, antara lain pengereman dengan membalik fasa, dengan injeksi
arus searah, dan dengan cara elektronik.

C.2.1. Pengereman dengan membalik fasa.

Pengereman dengan cara ini hanya dapat dilakukan pada motor induksi tiga
fasa, dengan membalik salah satu dari fasanya, dengan menggunakan kontaktor atau
rele kontaktor. Pengereman ini akan menghasilkan pengereman yang mendadak,
sehingga akan sangat membahayakan motor dan bebannya, karena adanya energi
yang tersimpan di dalam putaran motor. Energi tersebut akan menghasilkan gaya
yang besar, yang dapat melemparkan motor atau bebannya.
Proses pengereman dilakukan pada saat motor beroperasi, kemudian fasanya
dibalik dalam orde detik, sehingga tidak mengakibatkan pembalikan putaran.
Pengereman ini dilukiskan pada gambar berikut :
R
S
T

S1 S2

M
3 fasa

Gambar 5.17. Pengereman dengan membalik fasa.

TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 57


Bahan Ajar :”Mesin-Mesin Elektrik 2”.
Oleh : Ir. M. Saleh Al Amin, MT. Bab 5

Saklar S1 dan S2 bekerja bergantian dengan sekali gerakan. Bila terjadi


pengereman, saklar S1 akan bergerak ke posisi “off”, sedangkan saklar S2 akan
bergerak ke posisi “on”, tetapi hanya sesaat agar tidak terjadi pembalikan putaran
motor. Kemudian saklar S2 juga akan menduduki posisi “off”. Pengereman dengan
cara ini juga dapat digunakan untuk membalik putaran motor induksi tiga fasa,
sesuai dengan kebutuhan.

C.2.2. Pengereman dengan injeksi arus searah.

Pengereman motor induksi dapat juga dilakukan dengan menginjeksikan


arus searah ke kumparan stator sesaat setelah sumber dilepas. Pada saat sumber
dilepas, motor akan menghasilkan energi listrik atau berubah menjadi generator.
Pada saat tersebut dimasukkanlah sumber arus searah ke dalam kumparan stator,
sehingga arus searah yang dimasukkan akan menghasilkan medan lawan di stator
yang akan menahan lajunya putaran rotor.
R
S
T
S2
S1
konverter
Idc
+ -

M
3 fasa

Gambar 5.18. Pengereman dengan injeksi arus searah.

D. RANGKUMAN

Dari hasil yang telah dibahas dalam bab ini dijelaskan bagaimana cara-cara
start untuk motor induksi baik tiga fasa maupun satu fasa. Untuk motor induksi tiga
fasa terdapat banyak macam cara start, dimana semua cara start tersebut mempunyai
tujuan yang sama yaitu memperkecil arus start, tetapi herus menghasilkan momen
ataukup untuk memutarkan rotor.
Kemudian dibahas juga mengenai cara pengaturan putaran motor induksi,
karena banyak kerja motor induksi yang memerlukan putaran tertantu, yang hanya
dapat diperoleh dengan jalan pengaturan putaran.

TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 58


Bahan Ajar :”Mesin-Mesin Elektrik 2”.
Oleh : Ir. M. Saleh Al Amin, MT. Bab 5

Pembahasan juga dilakukan terhadap cara-cara pengereman motor induksi,


karena bila terjadi start motor, tentu diperlukan pula cara menghentikannya, karena
ada kalanya dibutuhkan penghentian motor baik secara mendadak ataupun tidak.

E. SOAL-SOAL LATIHAN

a. Apa fungsinya start motor induksi ?


b Apa yang memicu dilakukannya cara-cara start motor induksi ?
c. Mengapa arus start motor induksi harus kecil ?
d. Apa hubungan arus start dengan torsi awal motor induksi ?
e. Bagaimana cara start motor induksi rotor belitan ?
f Apa kegunaan dari pengaturan putaran motor induksi ?
g. Ada berapa macam cara pengaturan putaran motor induksi ? Jelaskan.
h. Apa yang dimaksud dengan pengereman motor ?
i. Apa bahayanya bila motor dilakukan pengereman secara mendadak ?
j. Ada berapa macam cara pengereman motor induksi ? Jelaskan.

TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 59

Anda mungkin juga menyukai