Anda di halaman 1dari 4

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 13 TAHUN 2005


TENTANG
KEBIJAKAN PERBERASAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dalam rangka meningkatkan pendapatan petani dan untuk peningkatan


ketahanan pangan serta pengembangan ekonomi pedesaan, dengan ini
menginstruksikan:

Kepada :
1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
2. Menteri Pertanian;
3. Menteri Keuangan;
4. Menteri Perdagangan;
5. Menteri Perindustrian;
6. Menteri Pekerjaan Umum;
7. Menteri Perhubungan;
8. Menteri Dalam Negeri;
9. Menteri Sosial;
10. Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah;
11. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional;
12. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara;
13. Kepala Badan Pusat Statistik;
14. Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional;
15. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal;
16. Para Gubernur;
17. Para Bupati dan Walikota.

Untuk :

PERTAMA :
Memberikan dukungan peningkatan produktivitas padi, kualitas padi,
dan produksi padi nasional termasuk pemanfaatan sumber daya lahan
dan air dalam rangka peningkatan pendapatan petani.
KEDUA :
Memberikan dukungan bagi diversifikasi kegiatan ekonomi petani
padi dalam rangka meningkatkan pendapatan petani.

KETIGA :
Memberikan dukungan kebijakan bagi pengembangan penanganan pasca
panen gabah/beras, guna meningkatkan kualitas dan mengurangi
kehilangan hasil.

KEEMPAT :
Melaksanakan kebijakan Harga Pembelian Pemerintah dengan pedoman
sebagai berikut:
1. Harga Pembelian Gabah Kering Panen dalam negeri adalah Rp
1.730,00 (seribu tujuh ratus tiga puluh rupiah) per kilogram
di penggilingan;
2. Harga Pembelian Gabah Kering Giling dalam negeri adalah Rp
2.280,00 (dua ribu dua ratus delapan puluh rupiah) per
kilogram di gudang penyimpanan; atau Rp 2.250,00 (dua ribu
dua ratus lima puluh rupiah) per kilogram di penggilingan;
3. Harga Pembelian Beras dalam negeri adalah Rp 3.550,00 (tiga
ribu lima ratus lima puluh rupiah) per kilogram di gudang
penyimpanan;
4. Persyaratan kualitas terhadap Harga Pembelian Gabah Kering
Panen dan Gabah Kering Giling sebagaimana dimaksud pada angka
1 dan angka 2 adalah sebagai berikut:

---------------------------------------------------------
PERSYARATAN
KUALITAS GABAH GABAH KERING GABAH KERING
PANEN GILING
(GKP) (GKG)
---------------------------------------------------------
Kadar Air
Maksimum 25% 14%
---------------------------------------------------------
Butir Hampa/kotoran
Maksimum 10% 3%
---------------------------------------------------------
Butir Kuning/Rusak
Maksimum 3% 3%
---------------------------------------------------------
Butir Hijau/Mengapur
Maksimum 10% 5%
---------------------------------------------------------
Butir Merah
Maksimum 3% 3%
---------------------------------------------------------

5. Persyaratan kualitas terhadap Harga Pembelian Beras


sebagaimana dimaksud pada angka 3 adalah sebagai berikut:

---------------------------------------------------------
KOMPONEN MUTU SATUAN KUALITAS
BERAS
---------------------------------------------------------
Derajat Sosoh (min) (%) 95
Kadar Air (max) (%) 14
Beras Kepala (min) (%) 78
Butir Utuh (min) (%) 35
Butir Patah (max) (%) 20
Butir Menir (max) (%) 2
Butir Merah (max) (%) 2
Butir Kuning/Rusak (max) (%) 2
Butir Pengapur (max) (%) 3
Benda Asing (max) (%) 0,02
Butir Gabah (max) Butir/100 g 1
Campuran Varietas
Lain (max) (%) 5
---------------------------------------------------------
6. Pelaksanaan pembelian Gabah/Beras oleh Pemerintah secara
nasional dilakukan oleh Perum Bulog;
7. Pembelian Gabah/Beras oleh Pemerintah di daerah, selain
dilakukan oleh Perum Bulog, juga dapat dilakukan oleh Badan
Pemerintah atau Badan Usaha di bidang pangan.

KELIMA :
1. Menyediakan dan menyalurkan beras bersubsidi bagi kelompok
masyarakat miskin dan rawan pangan;
2. Pengadaan beras untuk penyediaan dan penyaluran beras bagi
kelompok masyarakat miskin dan rawan pangan sebagaimana
dimaksud pada angka 1, dilakukan dengan mengutamakan
pengadaan beras yang berasal dari gabah petani dalam negeri
sebagaimana diatur di dalam Diktum KEEMPAT Instruksi Presiden
ini.

KEENAM :
1. Menyediakan dan menyalurkan beras untuk menanggulangi keadaan
darurat dan menjaga stabilitas harga beras dalam negeri
melalui pengelolaan cadangan beras Pemerintah;
2. Pengadaan untuk cadangan beras Pemerintah, dilakukan dengan
mengutamakan pengadaan beras yang berasal dari gabah petani
dalam negeri sebagaimana diatur di dalam Diktum KEEMPAT
Instruksi Presiden ini.

KETUJUH :
1. Menetapkan kebijakan impor dan ekspor beras dalam rangka
menjaga kepentingan petani dan konsumen;
2. Impor beras sebagaimana dimaksud pada angka 1, dapat
dilakukan dalam hal ketersediaan beras dalam negeri tidak
mencukupi.

KEDELAPAN :
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian melaksanakan koordinasi
dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kinerja pelaksanaan
kebijakan perberasan ini.

KESEMBILAN :
Ketentuan mengenai harga pembelian gabah dan beras dalam negeri
oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEEMPAT berlaku
mulai tanggal 1 Januari 2006.

KESEPULUH :
Terhitung mulai tanggal 1 Januari 2006, semua ketentuan tentang
penetapan harga pembelian gabah dan beras dalam negeri oleh
Pemerintah yang telah ada sebelum dikeluarkannya Instruksi
Presiden ini, dinyatakan tidak berlaku.

Instruksi Presiden ini mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan.

Dikeluarkan di Jakarta
pada tanggal 10 Oktober 2005
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Anda mungkin juga menyukai