Anda di halaman 1dari 8

Faktor-Faktor Produktivitas (Annas Cahyadin dan Sugiyono) 143

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS JURU


LAS/WELDER DI PT. INKA (PERSERO)
FACTORS AFFECTING THE PRODUCTIVITY OF WELDERS IN PT. INKA (PERSERO)

Oleh: Annas Cahyadin dan Sugiyono, Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta,
E-mail: annaz.marley@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas juru las/welder di
PT. INKA (persero). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah
filsafat postpositivisme yang dilakukan pada kondisi obyek alamiah. Data dikumpulkan dengan wawancara,
observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model analisis kualitatif dari Miles Huberman. Hasil dari
penelitian ini meliputi: spesifikasi obyek/benda, dimaksudkan supaya juru las/welder dapat mengetahui tahapan
serta kekuatan benda yang akan dikerjakan, tenaga kerja yang dipekerjakan di lapangan yang mayoritas lulusan
smk jurusan mesin atau pengelasan dan yang bekerja langsung dilapangan terbilang masih muda berumur antara
20-30 tahun namun tidak sedikit pula yang berumur 30-45 tahun serta mesin yang digunakan hampir 90% mesin las
Gmaw. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas juru las/welder yaitu, faktor eksternal, faktor internal,
pengalaman, pendidikan, lingkungan pekerjaan, pekerjaan yang berbeda, tuntutan target, penghargaan kinerja,
kualitas dan kuantitas, umur, produk. Pembinaan yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas juru las/welder
yaitu dengan training, sertifikasi dan pembinaan pekerjaan. Dengan demikian profil benda kerja, tenaga kerja yang
dipekerjakan, faktor-faktor yang mempengaruhi serta pembinaan yang dilakukan sangat berpengaruh terhadap
produktivitas juru las/welder yang berada di PT. INKA (persero).

Kata kunci: faktor yang mempengaruhi, produktivitas, juru las/welder

Abstract
This study aims to determine the factors that influence welders' productivity/welder at PT. INKA (Persero).
This study uses a qualitative approach. The research method used is the philosophy of postpositivism carried out
on the condition of natural objects. Data is collected by interviews, observation and documentation. Data analysis
used a qualitative analysis model from Miles Huberman. The results of this study covers: specifications of objects/
objects intended so that the welder / welder can know the stages and strength of the object to be worked on, the
workforce employed in the field are mostly junior high school graduates majoring in machinery or welding and
those who work directly in the field are still young aged between 20-30 year but not a few 30-45 year olds and the
machines used are almost 90% Gmaw welding machines. Factors that influence welder's productivity / welder
include that is, external factors, internal factors, experience, education, work environment, different jobs, target
demands, performance awards, quality and quantity, age, product. Coaching is done to improve welders'
productivity, namely training, certification and job development. Thus the workpiece profile, labor employed,
factors that influence and coaching are very influential on the productivity of the welder at PT. INKA (Persero).

INKA (Persero)Keywords: influencing factors, productivity, welders.

PENDAHULUAN dituntut untuk tidak selalu menjadi objek


pembangunan saja tetapi juga harus menjadi
Indonesia merupakan salah satu negara
subjek pembangunan. Pembangunan dibidang
berkembang. Di Pulau Jawa, yang perkembangan
sumber daya manusia yang produktif merupakan
nya signifikan, pembangunan di segala bidang,
salah satu kunci untuk mencapai keberhasilan
demokrasi, pelayanan publik, transportasi, bahkan
tujuan pembangunan Nasional di Pulau Jawa,
pertumbuhan penduduk tumbuh drastis setiap
pertumbuhan penduduk merupakan masalah
tahunnya. Tujuan pembangunan nasional yang
utama yang sulit dikendalikan. Pertumbuhan
hendak dicapai oleh bangsa Indonesia adalah
penduduk erat kaitannya dengan transportasi.
membangun manusia Indonesia seutuhnya, baik
secara materil maupun secara spiritual. Manusia
144 Jurnal Pendidikan Vokasional Teknik Mesin Volume 7, Nomor 2, Tahun 2019
Negara maju mampu menyediakan transportasi pengelasan, teknik pengelasan yang baik dan
massal yang baik untuk penduduknya. benar akan dihasilkan kekuatan las yang maksimal.
Salah Satu moda transportasi massal di Isu strategis penyelenggaraan sekolah
Indonesia saat ini adalah kereta api. Kereta api menengah kejuruan yang berkembang saat ini
merupakan moda transportasi yang sangat adalah bagaimana mempertemukan dua
strategis khususnya untuk transportasi darat. kepentingan efisiensi internal dan efisiensi
Produksi kereta api di Indonesia saat ini eksternal sekaligus. Efisiensi internal yang
dilimpahkan oleh salah satu perusahaan BUMN mengacu kepada pencapaian tujuan pembelajaran
yaitu PT. INKA (Persero). Yang memegang berdasarkan kurikulum dan silabus, sementara itu
peranan penting dalam produksi kereta api. efisiensi eksternal mengacu kepada kemampuan
Kualitas dan kelayakannya menjadi salah satu lulusan untuk menembus pasar kerja, dengan
faktor yang sangat diutamakan. Kualitas dan tolok ukur seberapa besar lulusan dapat diserap
kelayakan akan tercapai melalui berbagai faktor dan diterima di dunia usaha dan dunia industri
yang mendukungnya, salah satu faktor tersebut sebagai tenaga kerja yang produktif, Th. Sukardi
yaitu proses produksi. dan Putut Hargiyarto (2007:142).
PT. INKA (Persero) sendiri sudah Dalam kurikulum pembelajaran yang di
meliputi Standar Kompetensi Kerja Nasional gunakan di SMK sebenarnya sudah berkaitan
Indonesia (SKKNI), SKKNI adalah rumusan dengan adanya praktik las yang ada di SMK
kemampuan kerja yang mencakup aspek dengan Industri, namun memang banyak dari
Pengetahuan (knowledge), Keterampilan dan/atau lulusan nya belum memiliki keterampilan, skill,
Keahlian (skills) serta Sikap kerja (attitude) yang maupun pengetahuan yang sepadan seperti yang
relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat di terapkan dalam SKKNI atau pun standar
jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan kompetensi perusahaan. Sehingga sumber daya
peraturan perundang-undangan. Adapun dalam manusia yang dibutuhkan di industri sampai saat
keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik ini masih kurang memuaskan dalam bidang nya
Indonesia Nomor 98 Tahun 2018 tentang khususnya dalam pengelasan, karena Sumber
penetapan SKKNI Kategori Industri Pengolahan daya manusia memegang peranan penting dalam
Golongan Pokok Industri Logam Dasar Bidang setiap penyelenggaraan kegiatan perusahaan
Jasa dalam Pembuatan Barang-Barang Dari meskipun peran dan fungsi dari tenaga kerja telah
Logam sub bidang Pengelasan memutuskan: banyak digantikan dengan mesin-mesin industri.
SKKNI kategori industri pengolahan golongan Tetapi pada kenyataannya sampai saat ini tenaga
pokok industri logam dasar bidang jasa kerja atau juru las/welder masih menjadi faktor
pembuatan barang-barang dari logam subbidang yang penting dalam menentukan jalannya proses
pengelasan sebagai mana tercantum dalam produksi.
lampiran dan merupakan bagian yang tidak Untuk mendukung produktivitas sebuah
terpisahkan dari keputusan Menteri ini, SKKNI perusahaan maka sangat dibutuhkan faktor-faktor
sebagaimana dimaksud dalam diktum kesatu pendukung yang membuat juru las/welder atau
secara Nasional menjadi acauan dalam tenaga ahli dibidang nya mempunyai kualitas
penyusunan jenjang kualifiksi Nasional baik untuk standar perusahaan yang dibutuhkan,
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sehingga produk yang dihasilkan memuaskan dan
profesi uji kompetensi dan sertifikasi profesi. sesuai standar yang diterapkan, karena
Dari hal tersebut perusahaan harus keberhasilan suatu produk berkesinambungan
mempunyai standar kompetensi bagi karyawan dengan juru las/welder atau tenaga ahlinya. Salah
maupun juru las/welder nya agar kualitas dari satu faktor pendukung yang dapat meningkatkan
produknya tetap terjamin, proses produksi kereta kualitas kinerja adalah dengan pembinaan tenaga
api sebagian besar menggunakan teknik kerja las, pembinaan yang dilakukan meliputi hal-
hal mencangkup terhadap juru las/welder atau
Faktor-Faktor Produktivitas (Annas Cahyadin dan Sugiyono) 145
tenaga ahli itu sendiri untuk meningkatkan
kualitas kerjanya, sehingga dapat memberikan Target/Subjek Penelitian
suatu inovasi produk yang baru, serta pembinaan Penelitian ini untuk mendapatkan data
mengenai kompetensi dan pengetahuan di bidang dan keterangan yang akurat mengenai faktor-
las. Karena produktivitas kerja karyawan atau faktor yang mempengaruhi produktivitas juru
juru las/welder sangat penting sebagai alat ukur las/welder, maka ditentukan responden penelitian
keberhasilan dalam menjalankan usaha. yang menjadi subjek penelitian yang terdiri dari
Keberhasilan suatu perusahaan tercermin dari key informan dan informan. Melalui penelitian ini
hasil kerja masing-masing individu dalam diharapkan informasi yang diperoleh oleh peneliti
perusahaan, hasil kerja tersebut akan berpengaruh dapat dijadikan sebagai data yang dapat
pada produktivitas organisasi secara keseluruhan. dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian ini
Dengan semakin meningkatnya produktivitas yang menjadi key informan Staff Manager QC
kerja karyawan diharapkan dapat berdampak pada Fabrikasi. Informan lainnya adalah Supervisor
peningkatan kesejahteraan karyawan atau juru dan Juru Las. Dengan rincian sebagai berikut:
las/welder pada perusahaan tersebut. Kenaikan Staff Manager QC Fabrikasi, untuk memperoleh
produktivitas tenaga kerja akan memberikan keterangan tentang faktor yang menjadi pengaruh
manfaat yang besar bagi tenaga kerja, dunia produktivitas juru las/welder. Supervisor, untuk
usaha maupun pemerintah. memperoleh keterangan sebagai pelaksana dan
pengawas langsung dilapangan. Juru las/welder,
yaitu untuk meperoleh keterangan sebagai welder
METODE PENELITIAN
yang bekerja langsung dalam pengelasan.
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan Prosedur
sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam Pengambilan data menggunakan pedoman
penelitian, maka dalam penelitian ini digunakan wawancara, kemudian sebagai pelengkap data
bentuk penelitian kualitatif. Kegiatan pokok menggunakan observasi dan dokumentasi.
dalam penelitian ini adalah mengetahui tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan
juru las/welder di PT. INKA (Persero). Data
Sugiyono (2006:15) mengemukakan Dalam penelitian kualitatif instrumen
penelitian kualitatif adalah metode penelitian utamanya yaitu peneliti itu sendiri atau anggota
yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, tim peneliti Sugiyono (2006:400). Instrumen
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek penelitian dimaksudkan sebagai alat pengumpul
yang alamiah, (sebagai lawannya adalah data Lexy J. Moleong (2010: 168).
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai Untuk mendapat kelengkapan informasi
instrumen kunci, pengambilan sampel sumber yang sesuai dengan fokus penelitian maka
data dilakukan secara purposive dan snowbaal, dilakukan wawancara. Wawancara adalah
teknik pengumpulan dengan trianggulasi percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
(gabungan), analisis data bersifat konduktif/ tersebut dilakukan dengan dua orang pihak. Yaitu
kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih pewawancara (interviewer) yang mengajukan
menekankan makna dari pada generalisasi. pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang
memberikan atas pertayaan tersebut (Lexy J.
Waktu dan Tempat Penelitian Moleong, 2009:186). Teknik ini untuk
Penelitian ini mulai dilaksanakan pada mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
bulan Februari 2019 sampai Maret 2019. Tempat produktifitas las yang dikerjakan oleh juru
penelitian Kantor pusat PT INKA (Persero) las/welder.
berdiri di Jalan Yos Sudarso, Madiun, Jawa
Timur.
146 Jurnal Pendidikan Vokasional Teknik Mesin Volume 7, Nomor 2, Tahun 2019
Observasi adalah pengamatan yang yang sering digunakan pada data kualitatif adalah
dilakukan secara sengaja, sistematis, mengenai dalam bentuk teks naratif.
fenomena sosial dengan hal-hal yang terjadi di Menarik kesimpulan setelah data
lapangan untuk kemudian dilakukan pencatatan disajikan dalam bentuk naratif. Penarikan
(P. Joko Subagyo, 1997:63), atau poin-poin kesimpulan dilakukan dengan menyusun,
penting sesuai yang akan di teliti pada saat meninjau kembali reduksi data dan penyajian
penelitian berlangsung. Teknik ini dilakukan data. Dengan demikian diperolah kesimpulan dari
untuk mengetahui hal-hal penting mengenai data faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas
yang diperlukan sesuai dengan judul yang juru las/welder di PT. INKA (Persero).
diajukan.
Dokumen merupakan catatan peristiwa
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk
tulisan, gambar, atau hal-hal menarik lainnya Penelitian tentang faktor-faktor yang
berupa karya-karya monumental dari seseorang mempengaruhi produktivitas juru las/welder di
(Sugiyono, 2009:329). Dokumen yang ditunjukan PT. INKA (Persero) dilakukan dengan
dalam hal ini adalah sebagai dokumen yang wawancara, observasi dan dokumentasi. Profil
berhubungan dengan perusahaan, struktur benda kerja las berdasarkan hasil wawancara dan
perusahaan, pekerjaan yang dilakukan di pengamatan yang dilakukan di PT. INKA
perusahaan, serta juru las/welder atau (Persero), dikemukakan beberapa temuan yang
karyawannya. Teknik ini dilakukan untuk bisa mempengaruhi produktivitas juru las/welder
mengetahui suasana dan bagian-bagian penting sebagai berikut: perusahaan telah merumuskan
yang akan diteliti di PT. INKA (Persero). Visi dan Misi yang jelas dan sesuai dengan
kebutuhan dan harapan Nasioanal maupun
Teknik Analisis Data Internasioal, perusahaan terus mengembangkan
Teknik analisis data dilakukan setelah sumber daya yang ada untuk menunjang
peneliti melakukan pengumpulan data yang pelaksanaan produksi yang semakin ketat atas
diperoleh dari hasil wawancara dan observasi. permintaan produk yang semakin ramai,
Data yang telah terkumpul tersebut akan di proses perusahaan terus mengolah kualitas juru
melalui teknik analisis, Model analisis data dalam las/welder dan produk yang dihasilkan agar
penelitian ini mengikuti konsep yang diberikan tercipta kereta api yang berkualitas, bahan dan
Miles and Huberman. Miles and Huberman produk yang digunakan sangat mempengaruhi
mengungkapkan bahwa aktifitas dalam analisis produktivitas juru las/welder, juru las/welder
data kualitatif dilakukan ssecara interaktif dan harus memiliki skill yang kompeten dibidangnya,
berlangsung secara terus-menerus pada setiap pembinaan yang dilakukan harus seimbang
tahapan penelitian sehingga sampai tuntas dengan karakter pekerjaan baik karakter pribadi
(Sugiyono, 2006:337). maupun karakter diluar kepribadiannya.
Reduksi data dilakukan pada data yang Terkait dengan implementasi temuan
berasal dari wawancara, dokumentasi, dan penelitian yang dilakukan memperlihatkan bahwa
observasi. Reduksi data dilakukan dengan profil benda kerja las yang digunakan sudah
mengelompokan data-data yang sesuai dengan sesuai dengan harapan namun memang ada
pertanyaan penelitian dan membuang yang beberapa yang biasanya cacat tetapi itu tidak
sekiranya tidak diutuhkan. banyak hanya satu/dua, hal ini lumrah terjadi
Penyajian data penyajian data merupakan pada setiap perusahaan tidak hanya PT. INKA
kegiatan mengumpulkan informasi yang tersusun (Persero) saja. Profil benda kerja las ini bisa
yang memberikan kemungkinan adanya dikatakan sangat penting karena benda atau
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan obyek utama yang akan dijadikan suatu rangkaian
untuk memperkuat data penelitian. Penyajian kereta api, peran dari benda ini memang sangat
dominan dari kereta api, benda nya sendiri
Faktor-Faktor Produktivitas (Annas Cahyadin dan Sugiyono) 147
dominan pada baja yang secara umum Umur, juru las/welder tidak lepas dari
menggunakan material baja karbon rendah SS umur, banyak yang dapat dinilai soal umur begitu
400, termasuk untuk bagian side wall. Baja pula soal penerimaan dan batasan umur yang
karbon rendah SS 400 memiliki sifat keuletan dapat bekerja menjadi bagian PT. INKA
yang baik dan kekuatan yang sedang, sangat (Persero), umur rata-rata juru las/welder 20-30
penting menggunakan bahan berupa baja karena tahun namun tidak sedikit juga umur yang berada
menyangkut transportsi masal yang akan angka 30-45 tahun, dari sini atasan bisa menilai
digunakan oleh masyarakat banyak. Maka dari siapa saja orang-orang yang berpengalaman dan
itu sangat perlu diperhatikan mengenai spesifikasi senior, namun kembali lagi, ini semua tergantung
benda yang akan digunakan agar kekuatan dan kebutuhan perusahaan yang lebih menekankan
dimensi yang ada bisa diperhitungkan saat lulusan yang baru-baru atau yang sudah berumur,
pengelasan yang dilakukan oleh juru las/welder. dari segi umur ini lah bisa dilihat kualitas produk
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh yang dihasilkan, namun produk yang dihasilkan
temuan yang terkait pendukung profil benda kerja tidak jauh beda karena semua welder yang
las yang mempengaruhi produktivitas juru bekerja sudah melewati tahapan training yang
las/welder, sebagai berikut: profil benda kerja las ketat sehingga semua layak mengelas.
yang mengahambat sudah disiapkan cadangan Faktor-faktor yang mempengaruhi
rencana guna menanggulangi penghambatan yang produktivitas juru las/welder. Faktor Internal,
terjadi karena benda kerja, alat pendeteksi cacat Faktor ini sangat berpengaruh pada produktivitas
benda yang ada bekerja sangat baik sehingga juru las/welder pada saat bekerja, pengaruh yang
sebelum benda kerja dirancang menjadi rangkaian diberikan sangat mutlak dirasakan, karena ini
kereta sudah terlebih dahulu ditangani oleh semua berasal dari internal pribadi seorang
orang-orang yang berkompeten, juru las/welder welder, masalah pribadi, masalah keluarga,
serta alat yang digunakan sangat berkualitas pengalaman, usia, motivasi, pendidikan, dll. Hal-
sehingga dapat memecahkan permasalahan hal tersebut sangat berpengaruh dalam melakukan
mengenai benda yang cacat. pekerjaan dan memang tidak bisa ditolak dalam
Tenaga kerja las yang di kerjakan, pekerjaan, jika hal tersebut bisa ditangani pasti
diharuskan yang bekerja di perusahaan ini yaitu akan berpengaruh positif dengan pekerjaan yang
minimal Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dilakoni seorang welder, hal ini lah yang harus
namun ada yang beberapa dibagian lain yang disikapi dengan baik oleh seorang welder, setiap
menerima lulusan Sekolah Menengah Atas, welder harus bisa mengatasi segala hal yang
kenapa PT. INKA (persero) lebih mengutamakan terjadi dalam dirinya, karena keberhasilan
SMK, kerena setiap pekerjaan yang berada seorang welder dinilai dari pekerjaan dan hasil
dilingkungan perusahaan ini lebih menjurus yang dikerjakan, sangat terlihat jika seorang
keteknikan dan pada saat sekolah tersebut welder bekerja tidak dalam kondisi yang baik
dipastikan selama kurang lebih 3 tahun anak hasilnya akan berbeda dengan yang biasa
tersebut diolah untuk bisa bekerja sesuai yang dihasilkan, namun jika pengalaman juru
diminatinya, PT. INKA (persero) juga lebih las/welder tersebut baik sudah pasti bisa
mengoptimalkan jurusan yang keteknikan seperti, menyikapi dengan baik, karena pengalaman yang
Mesin, Fabrikasi, Design, dll. tetapi tidak berada dalam diri welder, semakin banyak welder
menutup kemungkinan lulusan SMA tetap dapat mempunyai pengalaman semakin mudah welder
bergabung di perusahaan ini namun mungkin tersebut mengatasi masalah yang berada pada
jalur yang berbeda lebih administrasi atau pribadinya sejatinya pengalaman adalah guru
dokumentasi, atau jika beruntung lulusan SMA terbaik yang didapat dan disini lah pengalaman
yang memang mempunyai bakat pengelasan akan berbicara.
nantinya bisa dikerjakan dibagian produksi. Faktor Eksternal, Faktor ini juga sangat
mempengaruhi produktivitas juru las/welder,
148 Jurnal Pendidikan Vokasional Teknik Mesin Volume 7, Nomor 2, Tahun 2019
faktor eksternal ini lebih kedalam perusahaan, terjun kedalam pekerjaannya welder harus
jelas faktor eksternal adalah yang berada diluar melewati beberapa kualifikasi dan pengujian
pribadi juru las/welder sehingga faktor ini benda, training ini terbilang ketat karena
menjadi pendukung dari internal juru las/welder perusahaan menekan produk yang berkualitas
itu, ada beberapa faktor eksternal yang dapat sebelum digunakan oleh masyarakat Indonesia
mempengaruhi produktivitas juru las/welder, atau luar negeri, sehingga jika welder lulus
peralatan las, APD, fasilitas, tuntutan target, kualifikasi barulah welder tersebut diperbolehkan
produk, penghargaan kinerja. Dari faktor-faktor mengelas.
ini jika perusahaan bisa memberikan dengan Berbeda dengan sertifikasi, ini
layak kepada juru las/welder nya sangat mungkin dimaksudkan untuk mengembangkan skill
menjadi motivasi tersendiri untuk pribadi juru individu juru las/welder, sertifikasi ini diberikan
las/welder itu, dan jika internal dan eksternal ini terhadap welder yang minimal sudah berada
saling berkaitan akan memberikan dampak yang diperusahaan dan divisinya selama 4-5 tahun. hal
baik bagi juru las/welder dan perusahaan. ini tidak sembarang juru las/welder dapat dikrim
Pembinaan juru las/welder agar oleh perusahaan untuk mengikuti setifikasi.
produktivitas tinggi. Pembinaan ini merupakan Supervisor, staff manager, dan manger, sejatinya
suatu tindakan, proses atau pernyataan dari suatu memantau para welder tersebut dan akan dipilih
tujuan dan pembinaan menunjukkan kepada secara terseleksi melalui pengamatan atasan serta
“perbaikan atau pengembangan” atas sesuatu penilaian pekerjaan, sertifikasi ini dilaksanakan
istilah pembinaan hanya diperankan kepada unsur dengan bekerjasama dengan pemerintah
manusia, oleh karena itu pembinaan haruslah ketenagakerjaan dan PT. INKA (Persero) sendiri
mampu menekan dan dalam hal-hal persoalan adalah perusahaan BUMN yang tidak hanya
manusia. Usaha-usaha pembinaan merupakan bekerjasama degan pemerintah Indonesia tetapi
persoalan yang normatif yakni menjelaskan juga bekerjasama dengan luar negeri, harapannya
mengenai bagaimana perubahan dan pembaharuan sertifikasi ini dapat menekankan welder tersebut
dalam pembinaan. Hal ini yang selalu dilakukan untuk memberikan dampak baik bagi rekan-rekan
oleh PT. INKA (Persero) terhadap juru las/welder sesama pekerja, lingkungan, maupun dampak
nya, ini dimaksudkan agar apapun yang ada pada baik bagi produk yang dihasilkan serta dapat
pribadi pekerja seimbang dengan pekerjaan yang mengimplementasikan ilmu yang didapat pada
ditekuni, sehingga menjadikan juru las/welder saat sertifiksai, dan memberikan hal positif bagi
mempunyai etos kerja yang baik untuk perusahaan, serta dapat memberikan inovasi-
perusahaan maupun diri pribadinya, inovasi baru atau ide-ide baru yang modern untuk
Berdasarkan hasil wawancara, beberapa produk yang dihasilkan selanjutnya.
pembinaan yang dilikukan PT. INKA (persero), Pembinaan pekerjaan mungkin berbeda
training, sertifikasi, pembinaan pekerjaan, ketiga dengan pembinaan biasanya atau mungkin ada
hal ini selalu dilakukan oleh pihak perusahaan beberapa perusahaan yang menerapkan sama
untuk Juru las/welder nya. Juru las/welder telah seperti di PT. INKA (Persero), pembinaan ini
resmi diterima akan dilakukan training pada juru dilakukan dimaksudkan untuk menyeimbang
las/welder baru, training ini tidak semata-mata kepribadian dengan pekerjaan, karena pada
mengetahui profil benda kerja las atau pun dasarnya jika dalam pribadi seorang baik dan
perusahaan namun akan diuji coba dalam disiplin itu semua akan berpengaruh kepekerjaan
mengelas, welder baru akan dicoba beberapa yang ditekuni.
posisi dalam pengelasan, namun yang paling
ditekankan minal welder menguasai posisi 2F &
SIMPULAN DAN SARAN
1G posisi tersebut yang paling dominan di divisi
QC Fabrikasi, dalam tahapan training ini juru Simpulan
las/welder akan melalui seleksi ketat sebelum Berdasar hasil penelitian dan pembahasan
dapat disimpulkan sebagai berikut:
Faktor-Faktor Produktivitas (Annas Cahyadin dan Sugiyono) 149
Spesifikasi untuk mengetahui obyek/ Skill dan ilmu teori maupun praktik yang
benda yang akan dibuat supaya juru las/welder sesuai dengan pekerjaan. Standar pendidikan juru
dapat mengetahui tahapan serta kekuatan benda las/welder, PT. INKA (Persero) minimal
tersebut, sehingga tujuan/target yang diharapkan SMK/SMA. Kondisi pekerjaan untuk memberikan
dapat dipenuhi dengan spesifikasi benda yang suasana dan situasi kerja juru las/welder yang
ada. nyaman. Pekerjaan yang terus berganti-ganti.
Proses yang dilakukan serta tahapan yang Target produksi. Apresiasi kinerja. Jika kualitas
dilewati sebelum produk menjadi kereta api dan dilihat dari mutu produknya, sedangkan kuantitas
mesin yang digunakan pada benda yang akan dilihat dari jumlahnya.
dijadikan kereta api dan pengujian yang Umur yang tidak muda lagi yang
dilakukan sebelum sampai ke konsumen memiliki banyak pengalaman dibandingan yang
dilakukan dengan pengujian ultrasionik dll. muda walaupun dalam raga yang mudah lebih
Membutuhkan bahan/produk dari luar terlihat segar dan fresh, namun semua akan
yang tidak menutup kemungkinan ada yang semakin terlihat mana yang orang sudah lancar
bermasalah, juga dengan pengelasan yang mengelas dan orang yang belum lancar mengelas
memang dikerjakan langsung oleh juru dari umur. Barang atau jasa yang dapat diperjual
las/welder, juru las/welder dituntut agar bisa belikan.
menanggulanginya sendiri atau berkordinsi Pembinaan bertujuan untuk mengetahui
dengan atasannya sehingga permasalahan yang atau membiasakan diri dengan keadaan
terjadi cepat selesai dan pekerjaan bejalan normal lingkungan atau pekerjaan yang akan dilakukan.
kembali. Penetapan yang diberikan oleh suatu organisasi
Mayoritas yang bekerja dilapangan SMK profesional terhadap seseorang untuk menunjukkan
entah itu jurusan mesin atau pengelasan karena bahwa orang tersebut mampu untuk melakukan
jika sarjana/diploma mengarahnya ke job suatu pekerjaan atau tugas spesifik. Pembinaan
managemen yang tidak turun langsung bekerja dilakukan diharapkan welder mendapatkan
dilapangan, dan rata-rata lulusan yang bekerja sebuah ilmu dan pengalaman yang dapat di
langsung ke produk mayoritas SMK dan aplikasikan pada saat bekerja maupun tidak.
mempunyai kompetensi yang memang
diharapkan diperusahaan. Saran
Welder yang bekerja langsung dilapangan Profil benda kerja las hendaknya lebih
terbilang masih mayoritas masih muda mereka meningkatkan produk-produk yang mempunyai
berumur antara 20-30 tahun, ada beberapa juga spesifikasi Indonesia untuk meningkatan daya
yang berumur 30-45 tahun tetapi mayoritas yang saing produk dalam negeri, serta proses yang
muda-muda, Orang yang bisa dikatakan dijalani diharapkan mempunyai line-line sendiri
kompeten disini terlihat dari pengalaman dan terstruktur di setiap bagian, dan supervisor,
seberapa ia kerja disini, semakin lama ia kerja staff manager dan manager baiknya lebih
disini kita bisa simpulkan orang itu bisa memahami permasalahan yang terjadi dengan
dikatakan kompeten dan mempunyai pengalaman pemantauan yang dilakukan minimal 2 kali dalam
teknikal manufaktur/kontruksi dan minimal seharinya.
pengalaman yang harus sudah dijalani yaitu 3 Tenaga kerja las yang dikerjakan
tahun. hendaknya tidak hanya lulusan SMK/SMA,
Faktor eksternal, faktor internal, pengalaman yang diprioritaskan lebih diperluas
pengalaman, pendidikan, lingkungan pekerjaan, tidak hanya keteknikan, peraturan yang sangat
pekerjaan yang berbeda, tuntutan target, ketat hendaknya diberika toleransi bagi
penghargaan kinerja, kualitas dan kuantitas, mahasiswa yang sedang penelitian.
umur, produk. Peralatan, APD, fasilitas. Pribadi, Diharapkan industri bersedia membantu
keluarga, lingkungan tempat tinggal, dll. dan bekerjasama dengan Universitas dalam
150 Jurnal Pendidikan Vokasional Teknik Mesin Volume 7, Nomor 2, Tahun 2019
menerapkan menerapkan teknologi tepat guna
untuk pengabdian kepada masyarakat Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Kemnaker. (2018). Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan Republik Indonesia
Nomor 98, Tahun 2018, tentang penetapan
Standar Kompetensi Kerja Nasional.
Lexy J. Meleong. (2010), Metode Penelitian
Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Lexy J. Moleong. (2009), Metodologi Penelitian
Kualitatif Edisi Revisi, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
P. Joko Subagyo. (1997), Metode Penelitian
Dalam Teori Dan Praktik, Jakarta: Rineka
Cipta.
Sugiyono. (2009), Metode PenelitianPendidikan,
Pendeketan Kuantitatif Kualitatif, dan
R&D, Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2006), Metode Penelitian Pendidikan
(Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan
R&D, Bandung: Alfabeta.
Th. Sukardi, Putut Hargiyarto . (2007). Peran
Bursa Kerja Khusus Sebagai Upaya
Penempatan Lulusan SMK Dalam Rangka
Terwujudnya Link and Match Antara
Sekolah Dengan Dunia Industri. Jurnal
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
16(2), 142-163

Anda mungkin juga menyukai