Anda di halaman 1dari 14

PELANGGARAN DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

Studi kasus “Desain USB 3.0 Keluaran Intel dengan USB VIA AMD NVIDIA DAN SIS”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kekayaan Intelektual

Dosen : Lia Rosmalia, S.T., M.Kom.

Disusun Oleh: Yulita (2111010146)

Kelas : 5 SK-1

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

INSTITUT INFORMATIKA DAN BISNIS DARMAJAYA

@2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hak Kekayaan Intelektual (yang selanjutnya disingkat HKI) merupakan terjemahan
dari Intellectual Property Rights (IPR), yaitu hak atas kepemilikan terhadap karya-karya yang
timbul atau lahir karena adanya kemampuan intelektualitas manusia dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Karya-karya tersebut juga merupakan kebendaan tidak
berwujud yang merupakan hasil kemampuan intelektualitas seseorang atau manusia dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi melalui daya cipta, rasa, karsa dan karyanya, yang
tidak hanya memiliki nilai-nilai ekonomis tetapi juga nilai moral yang terkandung di
dalamnya.

HKI di Indonesia lahir karena adanya perkembangan teknologi yang pesat


mempengaruhi perdagangan nasional yang mengharuskan Indonesia sebagai salah satu
anggota organisasi perdagangan dunia atau World Trade Organization (WTO) untuk
meratifikasi Agreement Establishing the World Trade Organization (Persetujuan
Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) yang mencakup pula Agreement on Trade
Related Aspects of Intellectual Property Rights (Persetujuan TRIPs). Ratifikasi tersebut
dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement
Establishing the World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi
Perdagangan Dunia). Ratifikasi tersebut melahirkan kewajiban Indonesia untuk mengikuti isi
ketentuan WTO antara lain ketentuan mengenai HKI.

Secara garis besar HKI terbagi menjadi 2 bagian yaitu Hak Cipta (Copyright) dan Hak
Kekayaan Industri (Industrial Property Rights). Hak Kekayaan Industri (Industrial Property
Rights) tersebut mencakup Paten (Patent), Desain Industri (Industrial Design), Merek
(Trademark), Perlindungan Varietas Tanaman (Varieties Of Plant Protection), Desain Tata
Letak Sirkuit Terpadu (Layout Design Of Integrated Circuit), dan Rahasia Dagang (Trade
Secret) (Panduan HKI, 2008: 3).

Indonesia sebagai negara berkembang perlu memajukan sektor industri untuk


meningkatkan daya saing dengan memanfaatkan peranan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
yang merupakan bagian dari HKI. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (yang selanjutnya
disingkat DTLST) adalah suatu produk yang memiliki transistor atau beberapa elemen yang
dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor atau bahan yang terisolasi
atau bagian dalam bahan semikonduktor, dan didesain untuk menghasilkan fungsi elektronik
(Pasal 1 Angka (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000).
DTLST merupakan salah satu Hak Kekayaan Industri yang dilindungi dan diatur
perlindungannya dalam hukum Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2000 tentang DTLST (yang selanjutnya disingkat UU DTLST).Menurut UU DTLST yang
berkepentingan atas hak DTLST adalah pendesain yaitu orang yang menghasilkan DTLST dan
penerima hak dari pendesain yaitu orang yang mendapatkan persetujuan untuk
melaksanakan hak atas DTLST. Hak atas DTLST yang mendapatkan perlindungan serta
kepastian hukum adalah desain atas DTLST yang orisinil yang merupakan karya mandiri dari
pendesain. DTLST yang orisinil dapat terlindungi dari tindakan pelanggaran oleh pihak yang
tidak berhak apabila telah didaftarkan kepada Direktorat Jenderal HKI (yang selanjutnya
disingkat Ditjen HKI).

Hak atas DTLST yang orisinil tersebut dapat diperoleh dengan cara mengajukan
permohonan pendaftaran sesuai dengan ketentuan syarat dan prosedur yang telah diatur
oleh UU DTLST. Berdasarkan UU DTLST, ketentuan lebih lanjut tentang syarat dan prosedur
pendaftaran DTLST diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Permohonan Pendaftaran Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (yang selanjutnya disingkat
PP DTLST).

Berdasarkan UU DTLST dan PP DTLST telah diatur secara lengkap dan jelas
perlindungan hukum bagi DTLST melalui pendaftaran pada Ditjen HKI. DTLST yang
memenuhi syarat dan prosedur pendaftaran yang telah ditentukan akan memperoleh
Sertifikat DTLST. Pendaftaran DTLST akan dicatatkan dalam Daftar Umum DTLST, diumumkan
dalam Berita Resmi DTLST atau sarana lain. Sertifikat DTLST adalah dokumen bukti hak atas
DTLST dari pendesain atau pemegang hak yang mengajukan permohonan pendaftaran pada
Ditjen HKI.

Dilihat dari segi manfaatnya, DTLST yang telah terdaftar mengakibatkan pendesain atau
pemegang hak atas DTLST memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan hak atas DTLST. Hak
eksklusif atas DTLST hanya diberikan kepada pendesain atau pemegang hak untuk jangka
waktu tertentu melaksanakan sendiri, melarang orang lain atau menikmati manfaat
ekonomi dengan memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakan DTLST. Dengan
demikian, pihak lain dilarang untuk melaksanakan hak atas DTLST tanpa persetujuan
pendesain atau pemegang hak. Pemberian izin atas hak atas DTLST kepada pihak lain dapat
dilakukan melalui pengalihan hak.

Pengalihan hak atas DTLST terjadi karena undang-undang dilakukan dengan cara
pewarisan, hibah, dan wasiat dan terjadi karena perjanjian dilakukan dengan perjanjian
lisensi. Hak atas DTLST yang beralih dengan cara pewarisan diberikan oleh pewaris sebagai
pemegang hak kepada ahli waris sebagai penerima hak. Hak atas DTLST yang beralih dengan
cara hibah diberikan oleh pemberi hibah kepada penerima hibah. Hak atas DTLST yang
beralih dengan cara wasiat diberikan oleh pemberi wasiat kepada penerima wasiat. Hak atas
DTLST yang dialihkan dengan cara perjanjian lisensi diberikan kepada pihak lain dengan
perjanjian tertulis. Setiap pengalihan hak atas DTLST dengan cara pewarisan, hibah, wasiat
dan perjanjian lisensi harus dilakukan permohonan pencatatan pada Ditjen HKI yang
didukung oleh dokumen pengalihan hak.

B. Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup Penelitian


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimanakah pengalihan hak atas DTLST menurut UU DTLST dan Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)?. Adapun pokok bahasannya adalah:
1. bentuk pengalihan hak atas DTLST;
2. tata cara pengalihan hak atas DTLST; dan
3. akibat hukum pengalihan hak atas DTLST.
Ruang lingkup penelitian ini meliputi ruang lingkup pembahasan dan ruang lingkup bidang
ilmu. Ruang lingkup pembahasan adalah bentuk, tata cara, serta akibat hukum pengalihan
hak atas DTLST berdasarkan UU DTLST, KUHPerdata dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Ruang lingkup bidang ilmunya adalah Hukum Keperdataan (Ekonomi)
khususnya HKI mengenai pengalihan hak atas Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (DTLST).

C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah dan pokok bahasan di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran jelas, rinci, dan lengkap tentang bentuk;
tata cara; dan akibat hukum pengalihan hak atas DTLST.

D. Kegunaan Makalh
Adapun kegunaan yang diharapkan dari hasil makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis makalah ini adalah sebagai sumbangan pemikiran dan pengembangan di
bidang hukum keperdataan khususnya ilmu hukum perdata ekonomi mengenai ketentuan
hukum mengenai pengalihan hak atas DTLST berdasarkan UU DTLST, KUHPerdata dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Kegunaan Praktis
Secara praktis hasil dari makalah ini diharapkan berguna sebagai:
a. memperluas pengetahuan penulis dalam bidang hukum khususnya hukum keperdataan
khususnya HKI terkait dengan pengalihan hak atas DTLST;
b. sebagai informasi awal bagi penelitian lanjutan dan referensi alternatif bacaan terhadap
pihak–pihak yang ingin mencatatkan pengalihan hak atas DTLST.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian
1. Desain Tata Letak adalah kreasi berupa rancangan peletakan tiga dimensi dari
berbagai elemen, sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah
elemen aktif, serta sebagian atau semua interkoneksi dalam suatu Sirkuit
Terpadu dan peletakan tiga dimensi tersebut dimaksudkan untuk persiapan
pembuatan Sirkuit Terpadu.
2. Sirkuit Terpadu adalah suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi,
yang di dalamnya terdapat berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu
dari elemen tersebut adalah elemen aktif, yang sebagian atau seluruhnya
saling berkaitan serta dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan
semikonduktor yang dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi elektronik.
3. Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu adalah hal eksklusif yang diberikan
oleh negara Republik Indonesia kepada Pendesain atas hasil kreasinya, untuk
selama waktu tertentu melaksanakan sendiri, atau memberikan
persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut.
B. Lisensi
 Perjanjian Lisensi wajib dicatatkan dalam Daftar Umum Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu pada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual.
 Perjanjian Lisensi yang tidak dicatatkan dalam Daftar Umum Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu tidak berlaku terhadap pihak ketiga.
 Perjanjian Lisensi diumumkan dalam Berita Resmi Tata Letak Sirkuit Terpadu.
 Perjanjian Lisensi wajib dicatatkan dalam Daftar Umum Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu pada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual.
 Perjanjian Lisensi yang tidak dicatatkan dalam Daftar Umum Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu tidak berlaku terhadap pihak ketiga.
 Perjanjian Lisensi diumumkan dalam Berita Resmi Tata Letak Sirkuit Terpadu.
C. DASAR HUKUM

UNDANG-UNDANG NO. 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT


TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIA, Menimbang:

 Bahwa untuk memajukan industri yang mampu bersaing dalam lingkup


perdagangan nasional dan internasional perlu diciptakan iklim yang mendorong
kreasi dan inovasi masyarakat di bidang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu sebagai
bagian dari sistem Hak Kekayaan Intelektual.
 Bahwa Indonesia telah meratifikasi Agreement Establishing the World Trade
Organization(Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) yang
mencakup Agreement onTrade Related Aspects of Intellectual Property Rights
(Persetujuan TRIPs) dengan UndangUndang Nomor 7 Tahun 1994 sehingga perlu
diatur ketentuan mengenai Desain Tata LetakSirkuit Terpadu.
 Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b,
perludibentuk Undang-Undang tentang Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu. Mengingat:
1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement
Establishing the World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan
Organisasi Perdagangan Dunia), (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3564). Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYATREPUBLIK
INDONESIA MEMUTUSKAN :
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT
TERPADU

Dalam ranah Hukum Kekayaan Intelektual terhadap DTLST ini ada beberapa istilah
atau pengertian yang perlu diketahui, yaitu; Pendesain adalah seorang atau beberapa
orang yangmenghasilkan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.

D. Bentuk dan Isi Perjanjian Lisensi

• Perjanjian Lisensi dilarang memuat ketentuan yang dapat menimbulkan akibat yang
merugikan bagi perekonomian Indonesia atau memuat ketentuan yang
mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

• Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual wajib menolak pencatatan perjanjian


Lisensi yang memuat ketentuan sebagaimana dimaksud dalam butir 1 di atas.
• Ketentuan mengenai pencatatan perjanjian Lisensi diatur dengan Keputusan
Presiden.

E. Pengalihan Hak

Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dapat beralih atau dialihkan dengan:

 pewarisan;
 hibah;
 wasiat;
 perjanjian tertulis; atau
 sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan.
F. Pengalihan Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu disertai dengan dokumen
tentang pengalihan hak
 Segala bentuk pengalihan Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu wajib dicatat
dalam Daftar Umum Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu pada Direktorat Jenderal
Hak Kekayaan Intelektual sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Pengalihan Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu yang tidak dicatatkan dalam
Daftar Umum Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu tidak berakibat hukum pada
pihak ketiga.
 Pengalihan Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu diumumkan dalam Berita
Resmi Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.

Pengalihan Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu tidak menghilangkan hak Pendesain untuk
tetap dicantumkan nama dan identitasnya, baik dalam Sertifikat Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu, Berita Resmi Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu maupun dalam Daftar Umum Desain
Tata Letak Sirkuit Terpadu.

G. Lingkup Desain TataLetak Sirkuit Terpadu

DTLST yang mendapat perlindungan:

 Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu diberikan untuk Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu yang orisinal.
 Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dinyatakan orisinal apabila desain tersebut
merupakan hasil karya mandiri Pendesain, dan pada saat Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu tersebut dibuat tidak merupakan sesuatu yang umum bagi
para Pendesain.

Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu tidak dapat diberikan jika Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu tersebut bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku, ketertiban
umum, agama atau kesusilaan.
H. Subjek dari Hak DTLST

• Yang berhak memperoleh Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu adalah Pendesain
atau yang menerima hak tersebut dari Pendesain.

• Dalam hal Pendesaian terdiri atas beberapa orang secara bersama, Hak Desain Tata
Letak Sirkuit Terpadu diberikan kepada mereka secara bersama/kecuali jika
diperjanjikan lain.

I. Dasar Hak DTLST

Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu diberikan atas dasar permohonan.

 Hak Pemegang Hak DTLST

Pemegang Hak memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan Hak Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu yang dimilikinya dan untuk melarang orang lain yang tanpa persetujuannya
membuat, memakai, menjual, mengimpor, mengekspor dan/atau mengedarkan barang yang
di dalamnya terdapat seluruh atau sebagian Desain yang telah diberi Hak Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu.

Dikecualikan dari ketentuan yang dimaksud adalah pemakaian Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu untuk kepentingan penelitian dan pendidikan sepanjang tidak merugikan
kepentingan yang wajar dari pemegang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

J. Jangka Waktu Perlindungan DTLST

• Perlindungan terhadap Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu diberikan kepada
Pemegang Hak sejak pertama kali desain tersebut dieksploitasi secara komersial
dimana pun atau sejak Tanggal Penerimaan.

• Dalam hal Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu telah dieksploitasi secara komersial,
Permohonan harus diajukan paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal
pertama kali dieksploitasi.

• Perlindungan diberikan selama 10 (sepuluh) tahun.

• Tanggal mulai berlakunya jangka waktu perlindungan dicatat dalam Daftar Umum
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan diumumkan dalam Berita Resmi Desain Tata
Letak Sirkuit Terpadu.

K. SANKSI PELANGGARAN :

Dipidana dengan penjara maksimal 3 (tiga) tahun


L. DENDA PELANGGARAN :

Maksimal Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)

M. PROSEDUR PENDAFTARAN :

• Permohonan pendaftaran DTLST diajukan dengan cara mengisi formulir yang


disediakan di Direktorat Jenderal HAKI. Formulir tersebut diisi dengan menggunakan
Bahasa Indonesia dan diketik rangkap empat.

• Pemohon wajib melampirkan syarat-syarat sebagaimana diminta.

N. Permohonan Pendaftaran atas nama Perorangan

• 1 (Satu) Lembar fotocopy KTP

• 1 (Satu) Lembar foto 4 cm x 6 cm Pemohon

• Foto Rangkaian Elektronik yang tertera dalam PCB (Printed Circuit Board) beserta
komponen-komponen elektronik yang tercantum didalamnya dan disimpan dalam
format

O. CD Permohonan Pendaftaran atas nama Perusahaan

• 1 (satu) lembar fotocopy KTP, SIUP, TDP, Akta Notaris yang telah dilegalisir

• 1 (satu) lembar fotocopy SK Menteri Kehakiman (untuk Badan Hukum PT)

• 1 (satu) lembar surat keterangan/ perjanjian PENGALIHAN DESAIN TATA LETAK


SIRKUIT TERPADU (DTLST) dari pembuat kepada Pemegang Desain

• 1 (satu) lembar foto 4 cm x 6 cm Direktur Utama

• Foto Rangkaian Elektronik yang tertera dalam PCB (Printed Circuit Board) beserta
komponen-komponen elektronik yang tercantum didalamnya.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Contoh kasus pelanggaran desain tata letak sirkuit terpadu “Desain USB 3.0
Keluaran Intel dengan USB VIA AMD NVIDIA DAN SIS”

Desain usb 3.0 keluaran intel jadi kontroversi, karena awalnya intel belum mau
menjelaskan spesifikasi usb 3.0 itu..sehingga dianggap oleh para pesaingnya(AMD dan
NVIDIA) akan melakukan monopoli.Dalam kasus ini AMD dan NVIDIA beserta SIS dan VIA
sebagai salah satu brand dalam tidang Chipset akan mengalami kesulitan dan keterpurukan
pada suatu saat ketika banyak orang menggunakan motherboard intel yang sudah support
dengan USB 3.0, yang dimana serie dari USB ini, akan memberikan kepuasan lebih baik dari
USB sebelumnya dalam men-service suatu periferal.

Oleh karena itu mereka,(VIA AMD NVIDIA dan SIS) akan merasa dimonopoli oleh intel
lantaran teknologi terbaru dari USB telah di "pegang" oleh intel. Hal ini dapat dihapuskan
jika saja intel hendak memberikan spesifikasi khusus untuk mereka, agar komponen-
komponen yang mendukung USB 3.0 dapat bekerja pada Chipset- chipset mereka.. Tapi
mereka juga mengancam bahwa mereka akan menciptakan port yang tidak kalah hebat dari
3.0 jika intel masih tetap tidak memberikan spesifikasi yang dimaksud..

Didalam wikipedia, seperti yang dituliskan, bahwa USB 3.0 itu kecepatannya 10 kali dari
kecepatan USB 2.0, USB 1.0 kecepatannya 12 mbit/s USB 2.0 kecepatannya 480 mbit/s (40x
dari USB 1.0) berarti USB 3.0 kecepatannya bisa mencapai 4.8gbit/s

Dalam hal ini, pihak VIA AMD NVIDIA dan SIS keliru jika menuntut bahwa pihak intel
telah melakukan monopoli, karena pada sebenarnya tidak ada kesalan dari pihak intel.
Berdasarkan UU No 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata letak Sirkuit Terpadu yang
selanjutnya disingkat DTLST Pasal 1 poin 6 “Hak DTLST adalah hak eksklusif yang diberikan
negara RI kepada pendesain atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu melaksanakan
sendiri, atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakan hak
tersebut”

Dalam hal ini Hak DTLST itu dimiliki oleh Intel atas usb 3,0, jadi pihak intel memiliki
hak eksklusif yang dapat melarang pihak lain yang tanpa persetujuannya membuat memakai,
menjual, mengimpor, mengekspor dan / atau mengedarkan barang yang didalamnya
terdapat seluruh atau sebagian Desain yang telah diberi Hak DTLST, namun dikecualikan
untuk kepentingan penelitian dan pendidikan sepanjang tidak merugikan kepentingan yang
wajar dari pemegang DTLST.
Mengenai pempublikasian DTLST diatur pula dalam pasal 4 UU No 32 Tahun 2000,
“Perlindungan Terhadap Hak DTLST diberikan kepada pemegang hak sejak pertama kali
desain tersebut dieksploitasi secara komersial di manapun, atau sejak tanggal penerimaan”
Pasal 4 ayat 1

Dalam hal ini, pihak intel jelas, sebagai pemegang hak memiliki hak eksklusif atas usb 3,0 nya
yang dirilis november 2008 “Dalam hal desain Tata letak Sirkuit Terpadu telah di eksploitasi
secara komersial, permohonan harus diajukan paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak
pertama kali dieksploitasi” Pasal 4 ayat 2

Berkaitan dengan hal ini, jangka waktu pendaftaran desain USB 3,0 ini adalah sampai
november 2010, sedangkan komplaint terhadap pihak intel terjadi tahun 2009, jadi pada
dasarnya pihak intel tidak bersalah dan tidak perlu mengklarifikasi apapun, karena setiap
hasil karya DTLST jangka waktunya selama 2 tahun dan pihak intel tidak melanggar Undang –
Undang itu. “Perlindungan sebagimana dimaksud dalam ayat 1 diberikan selama 10 tahun”
pasal 4 ayat 3

Berbeda dengan halnya bila telah lewat batas waktu pendaftaran, maka pihak intel tidak
akan mendapatkan perlindungan terhadap hasil cipta USB 3,0 nya, tetapi hal ini juga tidak
mungkin terjadi karena intel sebagai brand ternama pastilah telah memperhitungkan
konsekuensi bila tidak didaftarkannya USB 3,0 miliknya

“Tanggal mulai berlakunya jangka waktu perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1
dicatat dalam Daftar Umum DTLST dan diumumkan dalam Berita resmi DTLST”. Pasal 4 ayat 4

Berdasarkan pasal ini, complaint yang diajukan oleh VIA, AMD, NVDIA dan SIS itu adalah
salah alamat bila mengajukan ke pihak Intel karena selain intel belum lewat batas waktu
pendaftaran, pempublikasian itu akan diumumkan oleh Direktorat Jenderal HKI yang
merupakan sebuah unsur pelaksana Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia
yang mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis
di bidang Hak Kekayaan Intelektual. Termasuk DTLST yang diumumkan dalam Berita resmi
DTLST.
BAB IV

KESIMPULAN

Pelanggaran hak desain tata letak sirkuit terpadu merupakan masalah yang serius dalam
dunia industri elektronik. Dalam era digital dan globalisasi, perlindungan terhadap hak cipta
dan desain tata letak sirkuit terpadu menjadi semakin penting. Di Indonesia, Undang-
Undang Hak Cipta No. 28 Tahun 2014 memberikan perlindungan hukum yang kuat terhadap
pemilik hak desain tata letak sirkuit terpadu.

Kasus pelanggaran hak desain tata letak sirkuit terpadu seperti "Intel VS VIA AMD NVIDIA
dan SIS " menunjukkan bahwa pelanggaran ini dapat berdampak negatif terhadap pemilik
hak cipta. Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum hak cipta
serta langkah-langkah yang lebih efektif dalam mencegah dan menangani pelanggaran
desain tata letak sirkuit terpadu. Dengan demikian, pemilik hak cipta dapat melindungi karya
intelektual mereka dan mendorong inovasi di industri elektronik.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Henny Medyawati, S.Kom, MM Mengenal Hak Kekayaan Intelektual Hak


Cipta, Paten, Merk dan Seluk Beluknya, Hari Munandar dan Sally
Sitanggang, Erlangga, Jakarta, 2008

Buku Panduan Permohonan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu bagi Sivitas
Akademika IPB. Kantor Hak Kekayaan Intelektual Institut Pertanian
Bogor (Kantor HKI-IPB). 2005

Venantia Sri Hadiarianti., Pemahaman Dan Penerapan Hukum Tentang Desain


Tata Letak Sirkuit Terpadu (Layout Design Of Integrated Circuit).
Jakarta; Penerbit Universitas Atma Jaya, 2010.
DAFTAR ARTIKEL

henmedya.staff.gunadarma.ac.id/.../Tayangan-M9(desain-tataletaksirkuit...
www.kemenperin.go.id/download/136/Panduan-Pengenalan-HKI
https://id.scribd.com/doc/95562100/Desain-Tata-Letak-Sirkuit-Terpadu-2IA19
http://digilib.unila.ac.id/8256/3/BAB%20II.pdf
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/lexcrimen/article/view/47940/4250
https://repository.uin-suska.ac.id/16164/6/6.%20BAB%20I__2018283IH.pdf
http://serbaserbiilmuhukum.blogspot.co.id/2011/12/desian-tata-letak-sirkuit-
terpadu.html
http://rks.ipb.ac.id/~rsis/file/DTLST.pdf
http://www.atmajaya.ac.id/web/KontenUnit.aspx?gid=artikel-
hki&ou=hki&cid=artikel-hki-pemahaman-penerapan#sthash.4XsaxKlQ.dpuf
https://www.academia.edu/30120703/
Desain_tata_letak_sirkuit_terpadu_merupakan_hak_kekayaan_intelektual_d
ocx

Anda mungkin juga menyukai