Anda di halaman 1dari 12

PICOT JOURNAL HAZARD BIOLOGI

KELOMPOK 2

Jour Populasi Intervensi Comparison Outcome Time


nal
1. Penelitian Intervensi Intervensi untuk Hasil penelitian Desembe
ini penatalaksanaan mengelola bahaya menunjukkan bahwa r 2022
dilakukan kasus hazard biologis di dari 61 responden
di RSUD biologi di lingkungan rumah
yang didata terdapat
Haji rumah sakit sakit dapat
Makassar dapat meliputi mencakup yang memiliki
yang penggunaan alat penggunaan alat
pengetahuan cukup
berjumlah pelindung diri pelindung diri
179 orang (APD) seperti (APD) seperti sebanyak 63.9% dan
masker, sarung masker, sarung yang memiliki
tangan, dan tangan, dan pengetahuan kurang
pelindung mata, pelindung mata, sebanyak 36.1%.
serta penerapan serta kepatuhan secara dominan
protokol yang ketat
kebersihan yang terhadap protokol memiliki pengetahuan
ketat, termasuk kebersihan, yang cukup karena
prosedur termasuk sterilisasi mayoritas responden
sterilisasi dan dan disinfeksi
telah memiliki tingkat
desinfeksi ruangan dan
ruangan dan peralatan medis. pendidikan yang tinggi
peralatan medis. Selain itu,
yakni tingkat
Selain itu, pelatihan dan
pelatihan dan pendidikan bagi pendidikan minimal
edukasi kepada karyawan tentang D3. Hanya 1.6%
karyawan bahaya biologis responden yang
tentang bahaya- dan berpendidikan SMA
bahaya biologis pencegahannya sederajat. Hal ini
dan cara merupakan
pencegahannya komponen penting juga berpengaruh pada
juga merupakan dari intervensi ini. kemampuan mereka
bagian penting
dalam menerima
dari intervensi
penatalaksanaan materi yang diberikan
kasus hazard sehingga pengetahuan
biologi di
rumah sakit mereka dapat
meningkat
Hasil analisis bivariat
menunjukkan bahwa
dari 39 responden di
RSUD Haji Makassar
dengan pengetahuan
cukup yang
menerapkan K3 rumah
sakit sebanyak 87.2%,
lebih besar
dibandingkan dengan
yang tidak
menerapkan K3 rumah
sakit sebanyak 12.8%.
Sedangkan dari 22
responden dengan
pengetahuan kurang

yang menerapkan K3
rumah sakit sebanyak
45.5%, lebih kecil
dibandingkan dengan
tidak menerapkan K3

rumah sakit sebanyak


54.5%.

2. Populasi Berdasarkan Needle Stick Responden yang Juni


yang informasi yang Injury (NSI) sering mengalami 2023
dianalisis diberikan, teks adalah luka yang kejadian needle stick
penelitian tersebut tidak
disebabkan oleh injury sebanyak 29
mencakup menyertakan
detail tentang jarum suntik responden (82,9%),
35 dan Responden yang
intervensi atau
perawat di tindakan yang
seperti jarum tidak rentan
ruang IGD diambil sebagai suntik hipordemik, mengalami kejadian
dan ruang respons jarum pengambil needle stick injury dan
rawat inap terhadap hasil darah, stylet benda tajam atau
Rumah penelitian intravena, dan needle stick injury
Sakit terkait Needle
Stick Injury jarum penghubung sebanyak 6 Responden
Medika
(NSI) pada dari sistem
Dramaga perawat di pengiriminan (17,1%). Responden
Bogor. Rumah Sakit intravena yang dengan pengetahuan
Medika secara tak dengan kejadian
Dramaga
needle stick injury
Bogor. Namun, disengaja menusuk yaitu
umumnya, kulit.
intervensi atau
sebanyak 21
tindakan Petugas kesehatan
pencegahan responden (100,0%),
beresiko terpapar
terhadap NSI responden yang
darah atau cairan
dapat memiliki pengetahuan
melibatkan tubuh yang yang cukup sebanyak
beberapa terinfeksi 14 responden
strategi berikut:
(bloodborne
pathogene) yang (22,9%) hubungan
1.Pelatihan dan dapat menimbulkan yang signifikan antara
Pendidikan: infeksi HBV pengetahuan needle
- Memberikan (Hepertitis B Virus
stick injury.
pelatihan yang
komprehensif Immunodeficiency
Ketersediaan sarana
kepada petugas Virus) melalui dengan kejadian
kesehatan, berbagai cara, salah needle stick injury
khususnya satunya melalui luka pada perawat di dua
perawat, tusuk jarum atau ruangan yaitu dibagian
mengenai yang dikenal ruangan IGD dan
praktik-praktik
aman dalam Rawat Inap Rumah
dengan istilah needle
penggunaan, Sakit Medika Dramaga
stick injury (NSI)
pembongkaran, (Hermana,2006). Bogor. terdapat
dan kekurangan antara
pembuangan ketersediaan dimasing-
jarum suntik. masing ruangan rawat
- Memastikan
inap yaitu ketersedian
pemahaman
yang baik sarana yang
tentang protokol mencukupi sebanyak 6
keamanan dan responden (17,1%) hal
tindakan darurat ini dapat menyebabkan
setelah kejadian needle stick
terjadinya NSI. injury, kejadian needle
stick injury sehingga
2.Penggunaan
Alat Pelindung perawat yang tidak
Diri (APD): memiliki ketersediaan
- Memastikan sarana
ketersediaan
sebanyak 29
dan penggunaan responden (82,9%).
APD seperti
sarung tangan,
pelindung mata,
dan gaun
pelindung
selama prosedur
medis yang
melibatkan
jarum suntik.
- Memastikan
pembuangan
yang aman dan
tepat waktu dari
alat medis
berpotensi
menyebabkan
NSI.
3.Pengelolaan
Risiko:
- Menerapkan
langkah-
langkah untuk
mengelola
risiko NSI,
termasuk
penggunaan
peralatan
pengaman
seperti penutup
jarum atau alat
pengambil
darah yang
aman.
- Melibatkan
petugas
kesehatan
dalam
identifikasi dan
melaporkan
insiden NSI
untuk evaluasi
risiko dan
perbaikan
prosedur.
4.Pengawasan
dan Penilaian:
- Melakukan
pemantauan dan
pengawasan
rutin terhadap
praktik-praktik
penggunaan
jarum suntik.
- Melakukan
penilaian risiko
secara berkala
dan peninjauan
terhadap
keefektifan
intervensi yang
telah
diterapkan.
Penting untuk
diingat bahwa
intervensi harus
bersifat holistik
dan melibatkan
kolaborasi
antara petugas
kesehatan,
manajemen
rumah sakit,
dan pihak
terkait lainnya
untuk
menciptakan
lingkungan
kerja yang
aman dan
mendukung.
3. Populasi Berdasarkan Comparison pada Hasil penelitian Januari –
dalam analisis jurnal jurnal yaitu untuk menunjukkan bahwa juni 2023
analisis tersebut, menggunakan masker medis yang
jurnal penting untuk masker medis dan digunakan selama 4
adalah 10 mempertimbang mengganti jam dan 8 jam
orang kan intervensi masker terkontaminasi oleh
petugas untuk mencegah medis/bedah setiap berbagai jenis bakteri,
laboratoriu penyebaran 4 jam. durasi dengan perbedaan
m medik bakteri pada maksimal 4 jam ini jumlah koloni bakteri
RSD RS masker medis, berasal dari yang tumbuh. Bakteri
Madani terutama di laporan WHO yang teridentifikasi
Pekanbaru lingkungan dan studi tentang termasuk Bacillus Sp,
yang layanan waktu toleransi Staphylococcus
menggunak kesehatan. Hal masker. Pada epidermidis, dan
an masker ini dapat kenyataannya, Klebsiella sp.
medis mencakup masker bedah bisa Penelitian ini
selama 4 penggantian dipakai lebih lama. menyoroti pentingnya
dan 8 jam. masker secara Durasi penggunaan mengganti masker
Populasi teratur, masker maksimal secara teratur untuk
ini dipilih pembuangan 4 jam ini mencegah kontaminasi
untuk masker bekas tampaknya berasal bakteri, yang dapat
menyelidik dengan benar, dari rekomendasi menyebabkan infeksi
i dan kepatuhan Lembaga nosokomial dan
identifikasi terhadap Kesehatan Dunia berbagai infeksi pada
bakteri protokol (WHO) yang manusia. Jumlah
pada kebersihan yang diberikan pada bakteri cenderung
masker ketat. Selain itu, Maret 2020 meningkat seiring
setelah penelitian dan sendiri dengan lamanya
penggunaa pengembangan berdasarkan penggunaan masker.
n lebih lanjut penelitian tahun
terhadap bahan 2009 yang
masker menunjukkan
antimikroba bahwa setelah 4
atau yang dapat jam,
membersihkan penerimaan dan
sendiri juga toleransi masker
dapat oleh pengguna
dipertimbangka dimulai. Ketika
n untuk masker tidak lagi
mengurangi ditoleransi, akan
risiko ada kecenderungan
kontaminasi untuk sering
bakteri. menyentuhnya
Intervensi ini dengan tangan,
dapat yang
membantu meningkatkan
mengurangi risiko kontaminasi
potensi infeksi kontak, dan
nosokomial dan memposisikannya
berkontribusi kembali di wajah,
terhadap yang
kesehatan dan meningkatkan
keselamatan risiko menghirup
masyarakat partikel
secara mikroorganisme.
keseluruhan. Selain itu, ketika
masker
basah, sifat
elektrostatiknya
berkurang dan
menahan lebih
sedikit partikel
juga
permeabilitas
udaranya
berkurang. Inilah
mengapa sangat
dianjurkan untuk
mengganti
masker medis
setelah 4 jam
digunakan. Selain
penggunaan
masker medis
lazim juga
digunakan masker
berbahan kain atau
non medis, masker
masyarakat, atau
penutup
wajah, bukanlah
alat kesehatan
maupun alat
pelindung diri.
Masker non-medis
ditujukan bagi
masyarakat umum,
terutama untuk
melindungi orang
lain dari droplet
(percikan) yang
mengandung
partikel
mikroorganisme
yang dikeluarkan
oleh pemakai
masker (WHO,
2020).
4. Populasi Intervensi yang Perbandingan Berdasarkan analisis Mei 2023
analisis diidentifikasi intervensi dalam jurnal-jurnal tersebut,
artikel dalam artikel jurnal yang terlihat jelas bahwa
jurnal jurnal dianalisis intervensi untuk
mencakup mencakup mengungkapkan mengatasi risiko dan
terkait perlunya beberapa tema bahaya yang dihadapi
kesehatan pelatihan dan umum. Pertama, oleh petugas
dan pendidikan pentingnya kesehatan, khususnya
keselamata berkelanjutan pelatihan danperawat di rumah
n kerja. bagi perawat pendidikan sakit, sangat penting
untuk berkelanjutan bagi untuk memastikan
meningkatkan perawat untuk keselamatan dan
pengetahuan meningkatkan kesejahteraan mereka.
dan perilaku pengetahuan dan Intervensi umum yang
mereka dalam perilaku mereka diidentifikasi di
menjaga dalam menjaga seluruh jurnal
keselamatan keselamatan dan mencakup pentingnya
dan kesehatan kesehatan mereka pelatihan dan
mereka sendiri sendiri di rumah pendidikan
di lingkungan sakit ditekankan berkelanjutan bagi
rumah sakit. pada berbagai perawat, penerapan
Selain itu, sumber. Selain itu, tindakan pengendalian
penerapan penerapan infeksi yang tepat dan
tindakan tindakan penggunaan alat
pengendalian pengendalian pelindung diri, serta
infeksi yang infeksi yang tepat, identifikasi dan
tepat, kepatuhan kepatuhan penilaian potensi
terhadap terhadap prosedur bahaya dan penerapan
prosedur operasi standar,tindakan pengendalian
operasi standar, dan penggunaan risiko. Selain itu,
dan penggunaan alat pelindung diri pentingnya
alat pelindung secara konsisten dokumentasi yang
diri merupakan disorot sebagai tepat, mendapatkan
intervensi intervensi penting persetujuan dari
penting untuk untuk pasien, dan menjaga
meminimalkan meminimalkan kebersihan sebagai
risiko dan risiko dan bahaya intervensi untuk
bahaya yang yang dihadapi mencegah dan
dihadapi perawat selama meminimalkan risiko
perawat selama merawat pasien. dan bahaya dalam
perawatan asuhan keperawatan
pasien. Selain Selain itu, selalu ditekankan.
itu, identifikasi identifikasi dan
dan penilaian penilaian potensi Perbandingan
potensi bahaya, bahaya, serta intervensi di seluruh
serta penerapan penerapan jurnal yang dianalisis
langkah- langkah-langkah menggaris bawahi
langkah pengendalian pentingnya pelatihan,
pengendalian risiko, merupakan pengendalian infeksi,
risiko, sangat intervensi penting penilaian risiko, dan
penting dalam untuk memastikan kepatuhan terhadap
memastikan keselamatan dan protokol keselamatan
kesehatan dan kesehatan perawat dalam mendorong
keselamatan di tempat kerja, lingkungan kerja yang
perawat di seperti yang aman dan sehat bagi
tempat kerja. ditunjukkan dalam para profesional
berbagai jurnal. layanan kesehatan,
Pentingnya khususnya perawat di
dokumentasi yang rumah sakit. Intervensi
tepat, ini penting untuk
mendapatkan mengatasi berbagai
persetujuan dari risiko dan bahaya yang
pasien, dihadapi oleh perawat
melaporkan di rumah sakit dan
kejadian sangat penting untuk
kekerasan, dan menciptakan
menjaga lingkungan kerja yang
kebersihan juga aman dan sehat bagi
secara konsisten para profesional
ditekankan sebagai kesehatan.
intervensi untuk
mencegah dan
meminimalkan
risiko dan bahaya
dalam asuhan
keperawatan.

Secara
keseluruhan,
perbandingan
intervensi di
seluruh jurnal yang
dianalisis
menggarisbawahi
pentingnya
pelatihan,
pengendalian
infeksi, penilaian
risiko, dan
kepatuhan
terhadap protokol
keselamatan dalam
mendorong
lingkungan kerja
yang aman dan
sehat bagi para
profesional
layanan kesehatan,
khususnya perawat
di rumah sakit.
5. Populasi Penelitian ini Jurnal ini untuk diketahui bahwa umur Novembe
penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi responden terbanyak r 2022
terdiri dari mengidentifikas risiko kesehatan adalah > 35 tahun
26 perawat i risiko dan keselamatan
yaitu 16 orang (61,6%)
yang kesehatan dan perawat di Rumah
bekerja di keselamatan Sakit X. Populasi dan paling sedikit
Rumah perawat di penelitian terdiri responden dengan
Sakit X Rumah Sakit X. dari 26 perawat umur < 35 tahun yaitu
Populasi yang bekerja di 10 orang (38,4%),
penelitian rumah sakit, dan masa kerja responden
terdiri dari 26 seluruh populasi terbanyak adalah ≤ 12
perawat yang dijadikan sampel.
tahun yaitu sebanyak
bekerja di Studi ini
rumah sakit, menemukan bahwa 18 orang (69,3%) dan
dan seluruh sebagian besar sisanya responden
populasi perawat dengan lama bekerja >
dijadikan mempunyai 12 tahun yaitu 8 orang
sampel. Studi pendidikan (30,7%), responden
ini menemukan Diploma, menunjukkan bahwa
bahwa sebagian sedangkan paling
besar perawat sedikit mempunyai responden kebanyakan
mempunyai gelar Sarjana. merupakan Diploma
pendidikan Risiko yang
sebanyak 15 orang
Diploma, teridentifikasi bagi
sedangkan perawat mencakup (57,7%) dan paling
paling sedikit bahaya biologis sedikit adalah
mempunyai seperti nyeri responden dengan
gelar Sarjana. punggung, cedera pendidikan sarjana
Risiko yang tertusuk jarum sebayak 11 orang
teridentifikasi suntik, dan
(42,3%). teridentifikasi
bagi perawat paparan darah dan
mencakup cairan pasien. yang paling banyak
bahaya fisik, Studi ini juga dialami oleh perawat
ergonomis, dan menyoroti adalah bahaya
biologis seperti pentingnya Psikososial yaitu
nyeri punggung, keselamatan dan kelelahan kerja dan
cedera tertusuk kesehatan kerja
jarum suntik, dalam mencegah mengantuk (76,9%).
dan paparan kecelakaan dan Aktivitas mobilisasi
darah dan menjamin dan perubahan posisi
cairan pasien. kesejahteraan
pasien risiko bahaya
Studi ini juga pekerja.
menyoroti yang teridenfikasi
pentingnya Temuan ini pada responden adalah
keselamatan menunjukkan tangan tertimpa atau
dan kesehatan perlunya intervensi
terjepit dan sakit
kerja dalam untuk mengatasi
mencegah risiko yang punggung (69,2%).
kecelakaan dan teridentifikasi dan
Risiko bahaya yang
menjamin meningkatkan
kesejahteraan kesehatan dan terindentifikasi untuk
pekerja. keselamatan aktivitas pemasangan
perawat di Rumah
Sakit X. Hal ini infus yaitu terkena
dapat mencakup cipratan atau cairan
penerapan darah pasien dan
pelatihan tertusuk jarum
ergonomis, (38,4%). Pada
menyediakan aktivitas oksigenasi
peralatan
risiko bahaya yang
pelindung yang
tepat, dan teridentifikasi yaitu
membuat protokol nyeri tangan dan
untuk
meminimalkan punggung karena salah
risiko cedera cara mengangkat
tertusuk jarum (15,3%) dan aktivitas
suntik dan paparan melakukan
terhadap pasien.
cairan. Selain itu, pengambilan sampel
langkah-langkah darah risiko bahaya
untuk mengatasi yang dialami yaitu
risiko psikososial,
tertusuk jarum bekas
seperti kelelahan
dan kantuk, harus pasien (7,6%)
dipertimbangkan
untuk menjamin
kesejahteraan staf
perawat secara
keseluruhan.
Penilaian risiko
secara rutin dan
pelatihan
berkelanjutan serta
dukungan bagi
perawat juga dapat
berkontribusi
terhadap
lingkungan kerja
yang lebih aman
dan sehat.
Secara
keseluruhan,
temuan penelitian
ini menggaris
bawahi pentingnya
memprioritaskan
kesehatan dan
keselamatan
perawat di rumah
sakit dan
menerapkan
intervensi yang
ditargetkan untuk
mengurangi risiko
yang
teridentifikasi.

Anda mungkin juga menyukai