MAKALAH
MAKALAH
BAHASA INDONESIA
PEMBAHASAN: KALIMAT
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “KALIMAT”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
PENULIS
DAFTAR ISI
Kata pengantar…………………………………………………………………1
Daftar Isi……………………………………………………………………….2
1.1 Latar belakang…………………………………………………………...3
1.2 Rumusan makalah……………………………………………………….3
1.3 Tujuan penulisan………………………………………………………….3
Bab II pembahasan …………………………………………………………4
2.1 pengertian kalimat……………………………………………………….4
2.2 unsur pembentukan kalimat………………………………………………5
2.3 struktur kalimat…………………………………………………………...6
2.4 jenis kalimat……………………………………………………………8
Rumusan Masalah
1.Apa saja unsur yang terkandung dalam sebuah kalimat?
2.Bagaimana pola dasar untuk membentuk sebuah kalimat? 3.Bagaimana
penggolongan kalimat menurut jenisnya?
4.Bagaimana cara membentuk kalimat efektif?
Tujuan
Agar pembaca dapat membuat kalimat dengan baik dan benar dengan mengetahui
unsur kalimat,jenis kalimat, dan pola kalimat juga sesuai dengan EYD
yang telah di buat. Namun hal tersebut belum menjamin bahwa sebuah kalimat itu
ialah kalimat bahasa Indonesia baku.
Pengertian Kalimat Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah pengertian menurut para ahli, antara lain:
1) Kridalaksana (2001:92)
Kalimat menurut Kridalaksana (2001:92) merupakan sebagai satuan bahasa yang
secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual
maupun potensial terdiri dari klausa; klausa bebas yang menjadi bagian kognitif
percakapan; satuan proposisi
yang merupakan gabungan klausa atau merupakan satu klausa, yang membentuk
satuan bebas; jawaban minimal, seruan, salam, dan sebagainya.
2) Keraf ( 1984:156)
Kalimat menurut Keraf ( 1984:156) menyatakan bahwa kalimat sebagai satu
bagian dari ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedang intonasinya
menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap.
5) Slametmuljana (1969)
Kalimat menurut Slametmuljana (1969) adalah kalimat sebagai keseluruhan
pemakaian kata yang berlagu, disusun menurut sistem bahasa yang bersangkutan;
mungkin yang dipakai
hanya satu kata, mungkin lebih.
Contoh:
Jadwal di atas menunjukkan kereta api eksekutif Argo Lawu berangkat pada pukul
17.00 dari
Contoh:
Anak-anak itu sedang asyik mengumpulkan pohonan.
Contoh:
Saya bingung melihat kelakuan anak itu.
C. Unsur Kalimat
Suatu kalimat terdiri atas beberapa unsur pembentuk kalimat. Kalimat sendiri
setidaknya terdiri atas unsur subjek dan predikat.
Berikut adalah penjabaran mengenai unsur-unsur pembentuk kalimat.
1.Subjek
Subjek adalah kata benda dalam sebuah kalimat yang dapat berupa nama orang,
hewan, benda, sapaan, dan lain-lain.
Contoh subjek dalam suatu kalimat ditandai dengan kata yang dicetak tebal:
-Gina adalah teman kami.
-Ayah kami sedang lomba memancing.
Ada kata petunjuk (artikel) ini atau itu. Contohnya adalah “Suara ini dikenal
sebagai suara burung yang paling terancam punah di Taman Nasional Gunung
Gede Pangrango.”
Subjek bukan kata ganti tanya.
Adakalanya subjek bukan sebagai kata benda (nomina), namun pada umumnya
diikuti artikel ini atau itu. Sebagai contoh pada kalimat berikut, “Berenang (itu)”
Subjek dapat dicari dengan menggunakan kata tanya siapa dan apa.
Subjek dapat ditambahkan akhiran -nya. Sebagai contoh, “Masalahnya ialah
tersangka tidak bisa digiring ke Polres untuk dimintai keterangan.”
Pada struktur bahasa Indonesia, subjek pada umumnya berada pada awal kalimat.
2. Predikat
Predikat adalah bagian yang menandai apa yang telah diucapkan ataupun
dituliskan oleh pihak pertama.
Predikat dapat berkategori kata kerja (verba), kata benda (nomina), kata depan
(preposisi), atau kata sifat (adjektiva) sehingga predikat menyebabkan beberapa
jenis kalimat tunggal.
Predikat dapat diikuti partikel -lah, contohnya adalah sebagai berikut “Tertawalah
ia pada saat malam itu.”
3. Objek
Objek adalah sebuah hal atau perkara yang akan menjadi topik pembicaraan.
Fungsi objek adalah membentuk kalimat utama pada kalimat berpredikat transitif,
memperjelas makna dalam sebuah kalimat, dan membentuk kesatuan atau
kelengkapan pikiran dalam kalimat.
Kata atau frasa yang bisa menjadi objek berkelas kata benda, contohnya “Tingkat
pendidikan petani yang rendah menyebabkan penguasaan teknologi”
Objek dapat berpindah posisi menjadi subjek bila predikatnya diubah menjadi
pasif, contohnya “Pemerintah dapat menciptakan kondisi yang kondusif” menjadi
“Kondisi yang kondusif dapat diciptakan oleh pemerintah.”
Objek dapat tersurat atau tersirat. Contoh objek tersirat terdapat pada kalimat
berikut “Kecurangan dalam pemilu dilaporkan ke Mahkamah Konstitusi”,
sedangkan contoh kalimat objek tersurat adalah sebagai berikut “Kecurangan
dalam pemilu dilaporkan oleh Panwaslu ke Mahkamah Konstitusi.”
Objek dapat diganti dengan akhiran -nya.
4. Pelengkap
Pelengkap adalah bagian frasa verbal yang membuatnya menjadi predikat lengkap
dalam sebuah klausa.
5.Keterangan
D.Jenis-Jenis Kalimat
Jenis kalimat dapat diklasifikasikan dalam tiga bagian, yaitu berdasarkan bentuk,
isi,pengucapan, dan maknanya. Berikut penjabaran mengenai jenis-jenis kalimat.
1) Jenis Kalimat Berdasarkan Bentuk
-Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa atau satu susunan
struktur subjek predikat. Hal yang menjadi tanda bahwa kalimat tersebut
merupakan kalimat tunggal, yaitudengan adanya satu informasi saja yang didapat
dari kalimat tersebut.
Berikut contoh kalimat tunggal:
-Orang itu guru kami. (S – P)
-Andin sedang membuat surat lamaran. (S – P – O)
-Permisi! (P)
-Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri minimal dua atau lebih kalimat
tunggal. Kalimat majemuk terbagi menjadi dua jenis,yaitu kalimat majemuk setara
dan kalimat majemuk bertingkat.
-Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri minimal dua atau lebih kalimat
tunggal. Kalimat majemuk terbagi menjadi dua jenis,yaitu kalimat majemuk setara
dan kalimat majemuk bertingkat.
-Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang bertujuan untuk mengungkapkan perasaan.
Ada beberapa ciri dari jenis kalimat seruan, di antaranya bernotasi tinggi dan
diakhiri dengan tanda baca seru.
-Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang unsur subjeknya melakukan tindakan. Adapun
ciri-ciri yang dapat kenali dari kalimat aktif, yaitu memiliki imbuhan me- atau
ber- dan memiliki pola kalimat S-P-O atau S-P-O-K.
Hal lain yang perlu kamu ketahui bahwa kalimat aktif diklasifikasikan menjadi 2,
di antaranya.
-Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang unsur subjeknya diberikan suatu tindakan atau
pekerjaan.Imbuhan yang biasanya terdapat dalam kalimat ini, yaitu di-, ter-, ke-an,
atau ter-kan. Jenis kalimat ini diikuti oleh kata depan oleh:
-Risma diantar oleh Ami.
-Aku kelelehannya menunggunya
E.Pengertian Klausa
Klausa merupakan suatu satuan yang terdiri dari subjek dan predikat. Subjek dan
predikat tersebut, baik disertai dengan objek, pelengkap, dan keterangan, atau
tidak disertai dengan
ketiga hal tersebut. Klausa berbeda dengan kalimat, sebab tidak menggunakan
unsur intonasi.
Klausa menggunakan bagian dari suatu kalimat. Sama hal nya dengan pendapat
lain yang menyatakan bahwa klausa merupakan suatu kumpulan kata yang
setidaknya atau sedikitnya memiliki satu objek dan satu predikat. Klausa tidak
mengandung jeda, intonasi, tempo, dan
nada, seperti dalam sebuah kalimat.
Klausa terdiri dari dua bagian, yaitu yaitu klausa utama dan klausa bawahan.
Masing – masing dari kedua klausa tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut.Klausa bawahan merupakan suatu klausa yang tidak dapat berdiri sendiri
dan isi dalam klausa tersebut belum lengkap.
Klausa utama merupakan suatu klausa yang dapat berdiri sendiri dan isi dari
klausa tersebut dapat dipahami. Contoj dari klausa utama dan klausa bawahan
yaitu sebagai berikut:
Ketika hujan turun, para siswa memakai jas hujan dengan baik. Ketika hujan turun
(merupakan klausa bawahan) Para siswa memakai jas hujan dengan baik
(merupakan klausa utama)
Baik klausa utama maupun klausa majemuk, dapat digunakan dalam kalimat
majemuk bertingkat dan campuran. Dalam sebuah kalimat majemuk, klausa utama
dapat disebut juga sebagai induk kalimat, klausa atasa, maupun klausa utama.
Selanjutnya, selain klausa utama dalam dapat digunakan dalam sebuah kalimat
majemuk, klausa bawahan pun juga bisa. Dalam kalimat majemuk, klausa
bawahan merupakan bentuk perluasan dari satu fungsi yang ada dalam kalimat.
Klausa bawahan dapat dikatakan sebagai anak kalimat. Bahkan, klausa bawahan
juga dapat ditandai dengan menggunakan kata sambung.
Namun, baik antara klausa utama maupun klausa bawahan dapat menempati
posisi di awal sebuah kalimat. Bagaimanakah penulisannya? Hal tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut, apabila klausa utama menjadi awal dalam sebuah
kalimat, maka perlu diberikan tanda koma.
Tanda koma digunakan sebagai pemisah antarklausa utama dari klausa bawahan.
Selanjutnya, jika di awal kalimat merupakan suatu klausa bawahan, maka
penggunaan tanda koma sebagai pemisah antar klausa bawahan dengan klausa
utama.
Terdapat beberapa kata penghubung yang dapat digunakan dalam sebuah kalimat
majemuk bertingkat yang disesuaikan dengan fungsi dari kata penghubung, yaitu
2.Untuk menyatakan syarat atau kondisional, antara lain dapat menggunakan jika,
asal, apabila.
4.Untuk menyatakan tujuan, antara lain dapat menggunakan supaya dan agar.
6.Untuk menyatakan alasan, antara lain dapat menggunakan sebab dan karena.
7.Untuk menyatakan akibat, antara lain dapat menggunakan sampai dan maka.
Sudah paham kan tentang pengertian dari klausa.Jadi klausa itu dapat berbentuk
satu subjek maupun satu predikat. Klausa juga berbeda dengan kalimat. Namun,
ada juga klausa yang
dapat berubah menjadi kalimat mayor, yang dapat kamu jumpai ketika
mempelajari jenis –jenis dari klausa. Selanjutnya, kita akan belajar tentang jenis –
jenis dari klausa. Silahkan
diperhatikan baik – baik pembahasan di bawah ini.
Contoh dari klausa bebas yang mampu menjadi kalimat mayor, sebagai berikut.
-Adikku masih sehat dan kakakku gagah berani. Klausa tersebut dalam menjadi
kalimat mayor dengan cara diberikan intonasi di akhir. Yaitu sebagai berikut.
-Adikku masih sehat.
-Kakakku gagah berani.
1. Klausa verbal
Klausa verbal ini masih dibedakan menjadi dua, disebabkan adanya berbagai tipe
verba, yaitu
klausa transitif dan klausa intransitif.
Klausa transitif merupakan suatu klausa yang predikatnya berwujud verba transitif
atau yang memerlukan objek. Contoh: Ani membaca buku keterampilan.
2. Klausa nominal
merupakan suatu klausa yang predikatnya berwujud suatu nomina atau fase
nominal. Contoh: Kamu sekarang guru fisika.
3. Klausa adjektival
merupakan suatu klausa yang predikatnya sebagai kategori ajektif, baik berwujud
kata maupun frase. Contoh: Kantor sudah panas sekali.
4. Klausa adverbial
5. Klausa preposisional
merupakan suatu klausa yang predikatnya berwujud frase yang sebagai kategori
preposisi.
Contoh: Ulvi di kamar, Ibu ke pasar, dan Anton dari Jakarta. Klausa preposisional
dalam ditemukan dalam ragam bahasa yang tidak baku. Klausa perposisional
dapat menjadi klausa verbal, jika dilengkapi dengan keterangan ada, datang, dan
pergi.
6. Klausa numeral
merupakan suatu klausa yang predikatnya berwujud kata maupun frase numeralia.
Contoh klausa numeral, yaitu tunjangannya dua juta sebulan, mobilnya sepuluh
buah. Kontruksi dalam klausa numeral dianggap keliru dalam bahasa Indonesia
baku. Sebab yang benar
adalah tunjangannya adalah dua juta sebulan, mobilnya ada sepuluh buah. Kata
dengan dan ada menunjukkan pada verba, sehingga klausa numeral tersebut
dinamakan dengan klausa verbal. Sama halnya dengan klusa preposisional, klausa
numeral juga ditemukan dalam
ragam bahasa indonesia.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Kalimat tunggal adalah jika kalimat tersebut hanya memiliki satu gagasan dan
hanya terdiri dari subjek (S) dan predikat (P) saja. Kalimat majemuk adalah jika
kalimat itu terdiri dari dua
atau lebih klausa yang membangunnya, dan biasanya memiliki lebih dari satu
Predikat (P).
B.SARAN