Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

PEMBAHASAN: KALIMAT

Dosen pembimbing :Yunita, S.pd, m.pd

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

1. DARA YUSRA SEBBIANA (2316010063)


2. WIDYA SUKMA (2316010052)

PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH
BANDA ACEH
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “KALIMAT”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Banda Aceh, 30 Oktober 2023

PENULIS
DAFTAR ISI
Kata pengantar…………………………………………………………………1
Daftar Isi……………………………………………………………………….2
1.1 Latar belakang…………………………………………………………...3
1.2 Rumusan makalah……………………………………………………….3
1.3 Tujuan penulisan………………………………………………………….3
Bab II pembahasan …………………………………………………………4
2.1 pengertian kalimat……………………………………………………….4
2.2 unsur pembentukan kalimat………………………………………………5
2.3 struktur kalimat…………………………………………………………...6
2.4 jenis kalimat……………………………………………………………8

Bab III Penutup…………………………………………………………….15


3.1 kesimpulan…………………………………………………………….15
Daftar pusaka…………………………………………………………….16
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Manusia dalam berkomunikasi menggunakan dua cara yaitu lisan dan


tertulis. Walaupun kita mengenal cara-cara lain seperti isyarat, gerak, dan simbol-
simbol, namun cara yang paling efektif dalam berkomunikasi sehari-hari manusia
normal adalah dengan cara lisan maupun tertulis. Hakikatya seseorang menulis
adalah untuk menuangkan sebuah gagasan, fakta, sikap,maupun isi pikiran yang
ada di benaknya. Gagasan, fakta, sikap, maupun isi pikiran tersebut ditulis dengan
jelas dan utuh sehingga pembaca dapat memahaminya dengan jelas. Tujuan
ditulisnya gagasan, fakta, sikap, maupun isi pikiran tersebut juga agar gagasan itu
dapat bertahan bertahan lama dan mempunyai bukti otentik, bahwa kita pernah
menulis. Hal ini sesuai dengan kelebihan dari bahasa tertulis yaitu mempunyai
bukti otentik yang kuat.

Untuk dapat membuat kalimat dengan baik, kitaperlu memahami terlebih


dahulu struktur dasar suatu kalimat. Kalimat adalah bagian ujaran yang
mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat (P) dan intonasi yang
menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna. Intonasi final
kalimat dalam bahasa tulis dilambangkan dengan tanda titik, tanda tanya, atau
tanda seru. Penetapan struktur minimal S dan P dalam hal ini menunjukkan
kalimat bukanlah semata-mata gabungan atau rangkaian kata yang tidak
mempunyai kesatuan bentuk. Lengkap dengan makna menunjukkan sebuah
kalimat harus mengandung pokok pikiran yang lengkap sebagai pengungkap
maksud penulis.

Rumusan Masalah
1.Apa saja unsur yang terkandung dalam sebuah kalimat?
2.Bagaimana pola dasar untuk membentuk sebuah kalimat? 3.Bagaimana
penggolongan kalimat menurut jenisnya?
4.Bagaimana cara membentuk kalimat efektif?

Tujuan
Agar pembaca dapat membuat kalimat dengan baik dan benar dengan mengetahui
unsur kalimat,jenis kalimat, dan pola kalimat juga sesuai dengan EYD
yang telah di buat. Namun hal tersebut belum menjamin bahwa sebuah kalimat itu
ialah kalimat bahasa Indonesia baku.
Pengertian Kalimat Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah pengertian menurut para ahli, antara lain:
1) Kridalaksana (2001:92)
Kalimat menurut Kridalaksana (2001:92) merupakan sebagai satuan bahasa yang
secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual
maupun potensial terdiri dari klausa; klausa bebas yang menjadi bagian kognitif
percakapan; satuan proposisi
yang merupakan gabungan klausa atau merupakan satu klausa, yang membentuk
satuan bebas; jawaban minimal, seruan, salam, dan sebagainya.

2) Keraf ( 1984:156)
Kalimat menurut Keraf ( 1984:156) menyatakan bahwa kalimat sebagai satu
bagian dari ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedang intonasinya
menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap.

3) Alwi dkk., (2000:311)


Kalimat menurut Alwi dkk., (2000:311) menyatakan bahwa, “Dalam wujud
tulisan, kalimat diucapkan dalam suara naik-turun dan keras-lembut disela jeda,
diakhiri intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya
perpaduan, baik asimilasi bunyi maupun proses fonologis lainnya".

4) Dardjowidojo (1988: 254)


Kalimat menurut Dardjowidojo (1988: 254) merupakan bagian terkecil dari suatu
ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara
ketatabahasaan.

5) Slametmuljana (1969)
Kalimat menurut Slametmuljana (1969) adalah kalimat sebagai keseluruhan
pemakaian kata yang berlagu, disusun menurut sistem bahasa yang bersangkutan;
mungkin yang dipakai
hanya satu kata, mungkin lebih.

B.Syarat Kalimat yang Baik

Kalimat yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut.

1.Tidak menyimpan dari kaidah bahasa


Kalimat yang tidak menyimpang dari kaidah bahasa maksudnya adalah kalimat
yang cermat baik dari segi pemilihan kata dan bentukan kata maupun susunan
kalimatnya memenuhi
aturan sintaksis yang benar. Sebaliknya, kalimat yang menyimpang dari kaidah
bahasa,susunan kalimatnya tidak sesuai dengan aturan sintaksis yang benar.

Contoh:
Jadwal di atas menunjukkan kereta api eksekutif Argo Lawu berangkat pada pukul
17.00 dari

2. Logis atau dapat diterima nalar


Kalimat juga harus logis atau dapat dinalar oleh akal. Meskipun secara gramatikal
sesuai dengan kaidah namun jika tidak logis, kalimat tersebut tak akan dapat
dipahami dengan baik bila disampaikan kepada orang lain.

Contoh:
Anak-anak itu sedang asyik mengumpulkan pohonan.

3. Jelas dan dapat menyampaikan maksud atau pesan dengan tepat


Kalimat yang baik juga harus mengandung pengertian yang jelas, tidak
membingungkan serta tidak menimbulkan penafsiran ganda atau ambigu. Tidak
sedikit pula kita temui kalimat-kalimat yang diucapkan oleh penutur bahasa
mengandung pengertian ganda. Kalimat ini selain dapat membingungkan juga
menimbulkan respons atau tanggapan yang tak sesuaikarena tidak
tersampaikannya pesan secara benar.

Contoh:
Saya bingung melihat kelakuan anak itu.

C. Unsur Kalimat
Suatu kalimat terdiri atas beberapa unsur pembentuk kalimat. Kalimat sendiri
setidaknya terdiri atas unsur subjek dan predikat.
Berikut adalah penjabaran mengenai unsur-unsur pembentuk kalimat.

1.Subjek

Subjek adalah kata benda dalam sebuah kalimat yang dapat berupa nama orang,
hewan, benda, sapaan, dan lain-lain.

Contoh subjek dalam suatu kalimat ditandai dengan kata yang dicetak tebal:
-Gina adalah teman kami.
-Ayah kami sedang lomba memancing.

Subjek memiliki delapan ciri sebagai berikut :


Kata atau frase biasanya berkelas kata benda (nomina), contohnya pada kalimat
berikut, “Ilmu kehutanan akan tetap dibutuhkan selama manusia hidup di bumi”.
Nomina tidak pernah diawali oleh kata tugas (kata depan atau kata sambung)
karena kata tugas mengubah fungsi nomina menjadi keterangan. Kalimat berikut
menunjukan bahwa kata benda yang diawali kata tugas akan menjadi keterangan.
“Tentang ilmu kehutanan membahas mengenai kelestarian pepohonan di hutan.”

Ada kata petunjuk (artikel) ini atau itu. Contohnya adalah “Suara ini dikenal
sebagai suara burung yang paling terancam punah di Taman Nasional Gunung
Gede Pangrango.”
Subjek bukan kata ganti tanya.
Adakalanya subjek bukan sebagai kata benda (nomina), namun pada umumnya
diikuti artikel ini atau itu. Sebagai contoh pada kalimat berikut, “Berenang (itu)”
Subjek dapat dicari dengan menggunakan kata tanya siapa dan apa.
Subjek dapat ditambahkan akhiran -nya. Sebagai contoh, “Masalahnya ialah
tersangka tidak bisa digiring ke Polres untuk dimintai keterangan.”
Pada struktur bahasa Indonesia, subjek pada umumnya berada pada awal kalimat.

2. Predikat

Predikat adalah bagian yang menandai apa yang telah diucapkan ataupun
dituliskan oleh pihak pertama.

Contoh dalam kalimat adalah kata-kata yang dicetak tebal.


-Merokok membahayakan kesehatan.
-Keladi itu tumbuhan.

Ciri-ciri predikat dalam sebuah kalimat adalah sebagai berikut:


Pada umumnya predikat berada di sebelah kanan subjek.
Predikat menjelaskan subjek sehingga kalimat menjadi bermakna, sebagai contoh
“Sektor kehutanan berkembang secara fluktuatif.”

Predikat dapat berkategori kata kerja (verba), kata benda (nomina), kata depan
(preposisi), atau kata sifat (adjektiva) sehingga predikat menyebabkan beberapa
jenis kalimat tunggal.

Predikat mengisyaratkan perlu tidaknya kata lain di sebelah kanannya agar


kalimat menjadi lebih lengkap.
Pada umumnya, predikat dapat dicari dengan menggunakan kata tanya bagaimana.

Predikat dapat diikuti partikel -lah, contohnya adalah sebagai berikut “Tertawalah
ia pada saat malam itu.”

3. Objek

Objek adalah sebuah hal atau perkara yang akan menjadi topik pembicaraan.
Fungsi objek adalah membentuk kalimat utama pada kalimat berpredikat transitif,
memperjelas makna dalam sebuah kalimat, dan membentuk kesatuan atau
kelengkapan pikiran dalam kalimat.

Ciri-ciri objek adalah :


Objek berada di samping kanan predikat tanpa disisipi kata, kecuali pada kalimat
pasif. Contoh kalimatnya adalah sebagai berikut, “ITB mengadakan langkah-
langkah pelestarian alam di sekitar kampus.”

Kata atau frasa yang bisa menjadi objek berkelas kata benda, contohnya “Tingkat
pendidikan petani yang rendah menyebabkan penguasaan teknologi”

Objek dapat berpindah posisi menjadi subjek bila predikatnya diubah menjadi
pasif, contohnya “Pemerintah dapat menciptakan kondisi yang kondusif” menjadi
“Kondisi yang kondusif dapat diciptakan oleh pemerintah.”

Objek dapat tersurat atau tersirat. Contoh objek tersirat terdapat pada kalimat
berikut “Kecurangan dalam pemilu dilaporkan ke Mahkamah Konstitusi”,
sedangkan contoh kalimat objek tersurat adalah sebagai berikut “Kecurangan
dalam pemilu dilaporkan oleh Panwaslu ke Mahkamah Konstitusi.”
Objek dapat diganti dengan akhiran -nya.
4. Pelengkap

Pelengkap adalah bagian frasa verbal yang membuatnya menjadi predikat lengkap
dalam sebuah klausa.

Fungsi pelengkap adalah melengkapi kalimat lainnya seperti subjek, predikat,


objek, dll agar kalimat tersebut dapat berdiri sendiri.

Ciri-ciri pelengkap adalah :


Pelengkap berkategori kata atau frasa nominal, verbal, atau adjektival.
Pelengkap berada setelah verba semitransitif dan dwitransitif.
Contoh pada kalimat yang mengandung verba semitransitif adalah “Hal itu
merupakan masalah besar."
Contoh pada kalimat yang mengandung verba dwitransitif adalah “Pak Wirya
menugasi mahasiswa membuat desain.”

Pelengkap dapat didahului oleh preposisi.Pelengkap tidak dapat dipasifkan (jika


dapat dipasifkan tidak dapat menjadi subjek).

5.Keterangan

Keterangan adalah sebuah bagian kalimat yang memiliki tujuan untuk


memperjelas kalimat.
Unsur keterangan memiliki fungsi untuk menambah informasi pada kalimat yang
akan disajikan sehingga komunikasi mudah dipahami.
Tanpa unsur kalimat keterangan, informasi menjadi tidak jelas. Hal ini dapat
ditemukan terutama dalam surat undangan, laporan penelitian, dan informasi yang
terkait dengan tempat,
waktu, sebab, dan lain-lain.

Ciri-ciri unsur kalimat keterangan adalah


Letaknya bisa berpindah-pindah. Misalnya “Hari ini kami akan praktik lapangan
ke hutan” menjadi “Kami akan praktik lapangan hari ini ke hutan.”
Keterangan dapat dihilangkan dalam sebuah kalimat.Biasanya, kata atau
kelompok kata didahului kata depan.

D.Jenis-Jenis Kalimat

Jenis kalimat dapat diklasifikasikan dalam tiga bagian, yaitu berdasarkan bentuk,
isi,pengucapan, dan maknanya. Berikut penjabaran mengenai jenis-jenis kalimat.
1) Jenis Kalimat Berdasarkan Bentuk

-Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa atau satu susunan
struktur subjek predikat. Hal yang menjadi tanda bahwa kalimat tersebut
merupakan kalimat tunggal, yaitudengan adanya satu informasi saja yang didapat
dari kalimat tersebut.
Berikut contoh kalimat tunggal:
-Orang itu guru kami. (S – P)
-Andin sedang membuat surat lamaran. (S – P – O)
-Permisi! (P)

-Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri minimal dua atau lebih kalimat
tunggal. Kalimat majemuk terbagi menjadi dua jenis,yaitu kalimat majemuk setara
dan kalimat majemuk bertingkat.

-Kalimat Majemuk Setara


Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang memiliki dua klausa yang
kedudukannya setara. Jenis kalimat ini dapat ditandai dengan bentuk konjungsi
dan, tetapi, serta, atau, dan sedangkan.

Berikut contoh jenis kalimat majemuk setara:


-Santi menjahit baju dan Yuli membuat jus.
-Winda makan soto ayam, tetapi David makan ayam bakar.

-Kalimat Majemuk Bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terdiri atas induk kalimat dan
anak kalimat atau istilah lain dalam linguistik adalah klausa utama dan klausa
subordinatif. Pada jenis kalimat ini induk kalimat (klausa utama) dapat berdiri
sendiri, sedangkan anak kalimat (klausa subordinatif) tidak bisa. Oleh karena itu,
anak kalimat sangat bergantung dengan induk kalimat agar dapat memberikan
infronasi yang jelas.
Berikut contoh kalimat tunggal:
-Orang itu guru kami. (S – P)
-Andin sedang membuat surat lamaran. (S – P – O)
-Permisi! (P)

-Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri minimal dua atau lebih kalimat
tunggal. Kalimat majemuk terbagi menjadi dua jenis,yaitu kalimat majemuk setara
dan kalimat majemuk bertingkat.

-Kalimat Majemuk Setara


Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang memiliki dua klausa yang
kedudukannya setara. Jenis kalimat ini dapat ditandai dengan bentuk konjungsi
dan, tetapi, serta, atau, dan sedangkan.

Berikut contoh jenis kalimat majemuk setara:


-Santi menjahit baju dan Yuli membuat jus.
-Winda makan soto ayam, tetapi David makan ayam bakar.

-Kalimat Majemuk Bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terdiri atas induk kalimat dan
anak kalimat atau istilah lain dalam linguistik adalah klausa utama dan klausa
subordinatif. Pada jenis kalimat ini induk kalimat (klausa utama) dapat berdiri
sendiri, sedangkan anak kalimat (klausa subordinatif) tidak bisa. Oleh karena itu,
anak kalimat sangat bergantung dengan induk kalimat agar dapat memberikan
infronasi yang jelas.

Berikut contoh kalimat majemuk bertingkat:


-Supriyanto tetap berangkat — (induk kalimat)
-meskipun — (konjungsi)
-hari telah gelap — (anak kalimat)
-Supriyanto tetap berangkat meskipun hari telah gelap.
-Ketika hujan turun — (anak kalimat)
-Hermawan masih berada di atas bus — (induk kalimat)
-Ketika hujan turun, Hermawan masih berada di atas bus.

2) Jenis Kalimat Berdasarkan Isi

-Kalimat Berita (Kalimat Deklaratif)


Kalimat berita adalah kalimat yang berfungsi untuk menyampaikan informasi atau
pernyataan. Ciri-ciri dari jenis kalimat berita, di antaranya (1) berisi informasi, (2)
intonasinya netral, (3) tulisan diakhiri tanda baca titik (.).

Berikut contoh kalimat berita:


-Agung sedang mengejar pencuri motor.
-Aku tidak ingin ikut ke pasar.

-Kalimat Tanya (Kalimat Interogatif)


Kalimat tanya adalah kalimat yang berfungsi untuk mencari tahu tentang suatu
informasi atau jawaban dari respon lawan bicara. Ciri-ciri dari kalimat ini di
antaranya (1) berisi pertanyaan, (2) tanggapannya berupa jawaban, (3) dalam
ragam tulis, kalimat ini diakhiri tanda baca tanya (?).

Berikut contoh kalimat tanya:


-Bagaimana keadaan kamu sekarang?
-Kapan kamu akan menyelesaikan pekerjaan rumah?

-Kalimat Perintah (Kalimat Imperatif)


Kalimat perintah adalah kalimat yang berfungsi memberikan perintah untuk
melakukan sesuatu. Ciri-ciri dari kalimat perintah di antaranya (1) berisi perintah,
(2) intonasinya perintah (agak naik), (3) tanggapannya bentuk perbuatan
(tindakan), (4) kalimatbini diakhiri tanda baca seru (!).
Berikut contoh kalimat perintah:
-Segera rapikan kamarmu!
-Ayo kita berangkat sekarang!

-Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang bertujuan untuk mengungkapkan perasaan.
Ada beberapa ciri dari jenis kalimat seruan, di antaranya bernotasi tinggi dan
diakhiri dengan tanda baca seru.

Berikut contoh kalimat seruan:


-Wah, kamu hebat sekali!
-Hore, kita menang!

Jenis Kalimat Berdasarkan Pengucapan.


-Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang disampaikan secarang langsung tanpa
adanya perantara. Dalam ragam tulis, kalimat langsung ditandai dengan tanda
baca petik dua (“...”) yang berfungsi untuk membedakan dengan kalimat penjelas.

Berikut contoh kalimat langsung:


“Apa kamu besok ingin aku antar ke toko?” tanya Febby
“Kemarin aku bertemu dengan Sarah di kampus.”

-Kalimat Tidak Langsung


Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan yang
pernah dikatakan orang lain. Adapun ciri-ciri dari kalimattak langsung di
antaranya (1) tidak menggunakan tanda petik, (2) ada perubahan kata ganti orang,
(3) bisa ditambah konjungsi bahwa.
3) Jenis Kalimat Berdasarkan Fungsi Subjeknya

-Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang unsur subjeknya melakukan tindakan. Adapun
ciri-ciri yang dapat kenali dari kalimat aktif, yaitu memiliki imbuhan me- atau
ber- dan memiliki pola kalimat S-P-O atau S-P-O-K.

Berikut contoh kalimat aktif:


-Maryam membeli buah-buahan.
-Afifah sedang makan di restoran.

Hal lain yang perlu kamu ketahui bahwa kalimat aktif diklasifikasikan menjadi 2,
di antaranya.

-Kalimat Aktif Transitif


Kalimat aktif transitif adalah kalimat aktif yang dapat diikuti atau disisipi oleh
unsur objek.
Dalam kalimat aktif transitif biasanya menggunakan imbuhan me– pada. Selain
itu, kalimat ini dapat diubah menjadi kalimat pasif. predikatnya:
-Para petani menanam sayur.
-Ibu membawa oleh-oleh dari Bandung.

-Kalimat Aktif Intransitif


Kalimat aktif intransitif adalah kalimat aktif yang tidak dapat disisipi dengan
unsur objek.Kalimat ini menggunakan predikat yang berimbuhan ber-. Kalimat ini
pun tidak bisa diubahmenjadi bentuk kalimat pasif:
-Kakak bermain di depan rumah.
-Salsa kelelahan setelah seharian bekerja terlalu keras.

-Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang unsur subjeknya diberikan suatu tindakan atau
pekerjaan.Imbuhan yang biasanya terdapat dalam kalimat ini, yaitu di-, ter-, ke-an,
atau ter-kan. Jenis kalimat ini diikuti oleh kata depan oleh:
-Risma diantar oleh Ami.
-Aku kelelehannya menunggunya

E.Pengertian Klausa

Klausa merupakan suatu satuan yang terdiri dari subjek dan predikat. Subjek dan
predikat tersebut, baik disertai dengan objek, pelengkap, dan keterangan, atau
tidak disertai dengan
ketiga hal tersebut. Klausa berbeda dengan kalimat, sebab tidak menggunakan
unsur intonasi.

Klausa menggunakan bagian dari suatu kalimat. Sama hal nya dengan pendapat
lain yang menyatakan bahwa klausa merupakan suatu kumpulan kata yang
setidaknya atau sedikitnya memiliki satu objek dan satu predikat. Klausa tidak
mengandung jeda, intonasi, tempo, dan
nada, seperti dalam sebuah kalimat.

Klausa terdiri dari dua bagian, yaitu yaitu klausa utama dan klausa bawahan.
Masing – masing dari kedua klausa tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut.Klausa bawahan merupakan suatu klausa yang tidak dapat berdiri sendiri
dan isi dalam klausa tersebut belum lengkap.

Klausa utama merupakan suatu klausa yang dapat berdiri sendiri dan isi dari
klausa tersebut dapat dipahami. Contoj dari klausa utama dan klausa bawahan
yaitu sebagai berikut:

Ketika hujan turun, para siswa memakai jas hujan dengan baik. Ketika hujan turun
(merupakan klausa bawahan) Para siswa memakai jas hujan dengan baik
(merupakan klausa utama)

Baik klausa utama maupun klausa majemuk, dapat digunakan dalam kalimat
majemuk bertingkat dan campuran. Dalam sebuah kalimat majemuk, klausa utama
dapat disebut juga sebagai induk kalimat, klausa atasa, maupun klausa utama.

Selanjutnya, selain klausa utama dalam dapat digunakan dalam sebuah kalimat
majemuk, klausa bawahan pun juga bisa. Dalam kalimat majemuk, klausa
bawahan merupakan bentuk perluasan dari satu fungsi yang ada dalam kalimat.
Klausa bawahan dapat dikatakan sebagai anak kalimat. Bahkan, klausa bawahan
juga dapat ditandai dengan menggunakan kata sambung.

Klausa bawahan dinamakan dengan anak kalimat, disebabkan kedudukannya yang


rendah dalam kalimat majemuk bertingkat. Sedangkan klausa utama memiliki
kedudukan yang lebih tinggi dalam kalimat majemuk bertingkat.

Namun, baik antara klausa utama maupun klausa bawahan dapat menempati
posisi di awal sebuah kalimat. Bagaimanakah penulisannya? Hal tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut, apabila klausa utama menjadi awal dalam sebuah
kalimat, maka perlu diberikan tanda koma.
Tanda koma digunakan sebagai pemisah antarklausa utama dari klausa bawahan.
Selanjutnya, jika di awal kalimat merupakan suatu klausa bawahan, maka
penggunaan tanda koma sebagai pemisah antar klausa bawahan dengan klausa
utama.

Terdapat beberapa kata penghubung yang dapat digunakan dalam sebuah kalimat
majemuk bertingkat yang disesuaikan dengan fungsi dari kata penghubung, yaitu

1.Untuk menyatakan waktu, antara lain dapat menggunakan setelah, sesudah,


sejak

2.Untuk menyatakan syarat atau kondisional, antara lain dapat menggunakan jika,
asal, apabila.

3.Jika menyatakan pengandaian, antara lain dapat menggunakan seandainya dan


andaikan.

4.Untuk menyatakan tujuan, antara lain dapat menggunakan supaya dan agar.

5.Untuk menyatakan perlawanan, antara lain dapat menggunakan meskipun dan


sekalipun.

6.Untuk menyatakan alasan, antara lain dapat menggunakan sebab dan karena.

7.Untuk menyatakan akibat, antara lain dapat menggunakan sampai dan maka.

8.Untuk menyatakan perbandingan, antara lain dapat menggunakan bagaikan dan


ibarat.

Sudah paham kan tentang pengertian dari klausa.Jadi klausa itu dapat berbentuk
satu subjek maupun satu predikat. Klausa juga berbeda dengan kalimat. Namun,
ada juga klausa yang
dapat berubah menjadi kalimat mayor, yang dapat kamu jumpai ketika
mempelajari jenis –jenis dari klausa. Selanjutnya, kita akan belajar tentang jenis –
jenis dari klausa. Silahkan
diperhatikan baik – baik pembahasan di bawah ini.

Jenis – Jenis Klausa

Teerapa jenis dari klausa. Nah, perbedaan jenis klausa tersebut


dibedakanberdasarkan struktur dan berdasarkan kategori yang menjadi predikat
dalam klausa. Berdasarkan pada strukturnya, klausa dibedakam menjadi dua hal,
yaitu:
Apa sajakah itu? Yaitu klausa bebas dan klausa terikat. Klausa bebas merupakan
suatu klausa yang mempunyai unsur –unsur yang lengkap. Unsur lengkap tersebut
setidaknya memiliki subjek dan predikat. Sehingga, klausa memiliki kemampuan
untuk menjadi suatu kalimat mayor.

Contoh dari klausa bebas yang mampu menjadi kalimat mayor, sebagai berikut.
-Adikku masih sehat dan kakakku gagah berani. Klausa tersebut dalam menjadi
kalimat mayor dengan cara diberikan intonasi di akhir. Yaitu sebagai berikut.
-Adikku masih sehat.
-Kakakku gagah berani.

Selanjutnya, setelah dijelaskan tentang klausa bebas, akan dijelaskan kembali


tentang klausa terikat. Klausa terikat memiliki struktur yang tidak lengkap. Unsur
yang terkandung dalam klausa dapat berupa subjek saja maupun keterangan saja.
Berbeda dengan klausa bebas yang dapat menjadi kalimat mayor. Klausa
terikat tidak mampu menjadi kalimat mayor. Klausa terikat dapat diketahui dari
adanya konjungsi atau penghubung antarkata, antarklausa, antarfrase, dan
antarkalimat yang terdapat di depannya.
Kemudian, perbedaan klausa dapat dibedakan berdasarkan kategori unsur yang
mampu menjadi predikat, dapat dibedakan menjadi lima klausa. Klausa – klausa
tersebut yaitu klausa nominal, klausa verbal, klausa ajektival, klausa adverbial,
dan klausa preposisional. Masing –masing jenis klausa dapat dijelaskan sebagai
berikut.

1. Klausa verbal

merupakan suatu klausa yang predikatnya menggunakan kategori verbal. Contoh


klausa verbal yaitu: kakak menari, ayam itu bertelur, dan ayah mandi.

Klausa verbal ini masih dibedakan menjadi dua, disebabkan adanya berbagai tipe
verba, yaitu
klausa transitif dan klausa intransitif.

Klausa transitif merupakan suatu klausa yang predikatnya berwujud verba transitif
atau yang memerlukan objek. Contoh: Ani membaca buku keterampilan.

Klausa intransitif merupakan suatu klausa yang predikatnya berwujud verba


intransitif atau yang tidak memerlukan objek. Contoh: Budi berlari – lari.

2. Klausa nominal
merupakan suatu klausa yang predikatnya berwujud suatu nomina atau fase
nominal. Contoh: Kamu sekarang guru fisika.

3. Klausa adjektival

merupakan suatu klausa yang predikatnya sebagai kategori ajektif, baik berwujud
kata maupun frase. Contoh: Kantor sudah panas sekali.

4. Klausa adverbial

merupakan suatu klausa yang predikatnya berwujud adverbia. Klausa adverbial


jumlah sangat terbatas dalam bahasa indonesia. Hal tersebut sejalan dengan
jumlah kata maupun frasa adverbial yaitu nakalnya keterlaluan sekali.

5. Klausa preposisional

merupakan suatu klausa yang predikatnya berwujud frase yang sebagai kategori
preposisi.

Contoh: Ulvi di kamar, Ibu ke pasar, dan Anton dari Jakarta. Klausa preposisional
dalam ditemukan dalam ragam bahasa yang tidak baku. Klausa perposisional
dapat menjadi klausa verbal, jika dilengkapi dengan keterangan ada, datang, dan
pergi.

6. Klausa numeral

merupakan suatu klausa yang predikatnya berwujud kata maupun frase numeralia.

Contoh klausa numeral, yaitu tunjangannya dua juta sebulan, mobilnya sepuluh
buah. Kontruksi dalam klausa numeral dianggap keliru dalam bahasa Indonesia
baku. Sebab yang benar
adalah tunjangannya adalah dua juta sebulan, mobilnya ada sepuluh buah. Kata
dengan dan ada menunjukkan pada verba, sehingga klausa numeral tersebut
dinamakan dengan klausa verbal. Sama halnya dengan klusa preposisional, klausa
numeral juga ditemukan dalam
ragam bahasa indonesia.
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil namun terlengkap maknanya dan


mempunyai intonasi final yang mengakhirinya. Sebuah kalimat dalam Bahasa
Indonesia secara sederhana
biasanya terdiri dari dua unsur yang membangunnya, yaitu unsur Subjek (S) dan
Predikat (P).

Kalimat tunggal adalah jika kalimat tersebut hanya memiliki satu gagasan dan
hanya terdiri dari subjek (S) dan predikat (P) saja. Kalimat majemuk adalah jika
kalimat itu terdiri dari dua
atau lebih klausa yang membangunnya, dan biasanya memiliki lebih dari satu
Predikat (P).

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menjelaskan gagasan penulis


kepada pembaca
secara utuh tanpa ada kebimbangan atau keraguan dalam menafsirkannya.

B.SARAN

Sebagai seorang mahasiswa agar dapat memahami materi pembelajaran ada


lebih baiknya kita belajar secara tatap muka agar materi yang di sampaikan bisa di
terima dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

“Makalah bahasa indonesia”Blogspot.com.Rabu 20 April 2016.10 Oktober 2020.


http://riantoaldi.blogspot.com/2016/04/makalah-kalimat-bahasa-indonesia.html

Astalog.com.Apa syarat kalimat yang benar.10 oktober 2020.


https://www.astalog.com/8407/apa-syarat-kalimat-yang-benar.htm

TambahPinter.com.Jenis jenis kalimat dalam bahasa indonesia.13 mei 2020.10


oktober 2020.
https://tambahpinter.com/jenis-jenis-kalimat/

Seputar pengetauhan.co,id.Pengertian kalimat.ciri.unsur.jenis dan contohnya.


September 2019.10 oktober 2020.
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2019/09/pengertian-kalimat.html

Guru pendidikan.go.id.kalimat:pengertian,contoh,ciri,unsur,struktur dan jenis.01


september 2019.10 oktober 2020. https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-
kalimat/

Portal ilmu.com.Pengertian klausa.10 oktober 2020.


https://portal-ilmu.com/pengertian-dan-jenis-jenis-klausa/
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...................
............................................
...........................................
2
DAFTAR
ISI.......................................
............................................
.....................................3
BAB 1
PENDAHULUAN.............
............................................
..........................................4
A) LATAR
BELAKANG......................
............................................
......................4
B) RUMUSAN
MASALAH........................
............................................
...............4
C)
TUJUAN............................
............................................
....................................4
BAB 2
PEMBAHASAN................
............................................
..........................................5
A) DEVINISI
KALIMAT.........................
............................................
..................5
B) SYARAT KALIMAT
YANG
BAIK..................................
.................................6
C) UNSUR UNSUR
KALIMAT.........................
............................................
.......7
D) JENIS
KALIMAT.........................
............................................
.........................9
E) PENGERTIAN
KLAUSA...........................
............................................
........12
BAB 3
PENUTUP..........................
............................................
.......................................16
A)
KESIMPULAN..................
............................................
..................................16
B)
SARAN..............................
............................................
..................................16
DAFTAR
PUSTAKA.........................
............................................
....................................1

Anda mungkin juga menyukai