Patofisiologi Infeksi Jamur Dalam RM
Patofisiologi Infeksi Jamur Dalam RM
Oleh:
Stephanus Christianto 160121190007
Pembimbing:
Dr. Dewi Kartika Turbawaty, dr., Sp. PK (K), M.Kes
BAB I
PENDAHULUAN
Jamur Candida albicans merupakan bagian dari flora normal dan dapat
yang paling umum.Infeksi ini dapat bervariasi dari infeksi membran mukosa
ICU (Intensive Care Unit) medis dan bedah menjadi target utama untuk
Isolat Candida positif dapat diperoleh dengan mudah dari berbagai struktur
anatomi. Daerah yang berisiko tinggi untuk infeksi Candida antara ICU
rhomboid glositis dan oral candidiasis yang terkait HIV. Daerah di rongga
2
mulut yang paling sering terlibat adalah lidah, palatum, dan mukosa bukal. 3,4
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menelaah peran faktor virulen
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Candida spp pertama kali ditemukan pada tahun 1844 dari sputum
kandidiasis. Candida spp adalah flora normal didalam rongga mulut, tetapi
kandidiasis oral.5,6
infeksi yang terjadi karena ada kesempatan untuk muncul pada kondisi-
kondisi terutama saat tubuh mengalami penurunan daya tahan tubuh. Faktor
dentures, merokok.6,7,8,9
tanda klinis berupa lesi bercak atau plak putih (Gambar 1.1) yang terdapat di
lidah, palatum, dan bukal, kemudian jika dikerok akan terlepas, meninggalkan
4
(Gambar 1.2) biasanya pada dorsum lidah dan palatum serta jarang terjadi
rongga mulut memungkinkan untuk menjadi patogen, hal ini ditandai dengan
terlebih dahulu harus melekat/ adhesi pada dinding sel epitel mukosa rongga
mulut (Gambar 1.3). Dinding sel Candida spp terdiri atas polisakarida
mannan, glucandan dan chitin. Perlekatan kandida pada mukosa dibantu oleh
enzim Als1p, Als5p, Int1p dan Hwp1p. Glikoprotein tersebut berikatan dengan
matriks ekstra selular dinding sel inang seperti fibrinogen, laminin dan
Candida spp memiliki enzim aspartyl proteinase, enzim ini bersifat dapat
5
melisiskan lapisan epitel rongga mulut sehingga epitel rusak dan candida
dapat menginvasi lapisan epitel lebih dalam, kemudian candida spp akan
infeksi candida terus berlanjut menjadi lebih parah maka melalui sistem
sebagainya.5,16,17
akumulasi zat besi yang sangat penting untuk bertahan hidup selama invasi
danhemin untuk memperoleh zat besi. Tanpa protein hemoglobin dan hemin
metabolism zat besi C. albicans sangat terganggu. Selama infeksi sel Candida
virulensi sering tergantung pada kondisi lingkungan, oleh karena itu jamur
dalam respon stres jamur, yang terdiri dari dua subunit, subunit A dengan
1. Nistatin
terdapat dalam bentuk topikal. Obat nistatin tersedia dalam bentuk krim dan
suspensi oral. Tidak terdapat interaksi obat dan efek samping yang signifikan
2. Ampoterisin B
Obat ini dikenal dengan Lozenge (fungilin 10 mg) dan suspensi oral
100 mg/ml dimana diberikan tiga sampai empat kali dalam sehari.
Ampoterisin B menginhibisi adhesi dari jamur kandida pada sel epitel. Efek
3. Klotrimazol
tersedia dalam bentuk krim dan tablet 10 mg. Efek utama pada obat ini
adalah rasa sensasi tidak nyaman pada mulut, peningkatan level enzim hati,
1. Ketokonazol
dianjurkan adalah 200-400 mg tablet yang diberikan sakali atau dua kali
dalam sehari selama dua minggu. Efek samping adalah mual, muntah,
2. Flukonazol
Obat ini menginhibisi sitokrom p450 fungal. Obat ini digunakan pada
dalam dua sampai tiga minggu. Efek samping utama pada pengobatan
3. Itrakonazol
dikontraindikasikan pada kehamilan dan penyakit hati. Dosis obat adalah 100
mg dalam bentuk kapsul sehari sekali selama dua minggu. Efek samping
BAB III
KESIMPULAN
penting, selain peran dari status imun yang terganggu. Beberapa faktor
dan lainnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
2010.http://emedicine.medscape.com/article/781215-overview#a0101
http://emedicine.medscape.com/article/213853-overview#a0199
3. Burket, LW, Greenberg MS, Glick M., Ship J.A., Burket’s Oral Medicine,
4. Srivastava G., Essentials of Oral Medicine. First Edition, New Delhi India:
Proteinases in Virulence and Pathogenesis, Microbiol Mol Biol Rev., 2003; 67:
400-428.
6. Brooks GF, Butel JS, Morse SA, Carroll KC. Microbiology. 24th ed. New
and
Science.2011;1(2):140–8.
10. Mccullough MJ, Savage NW. Oral candidosis and the therapeutic use of
11. Zuckerman A all. Principles and Practice of Clinical Virology. Sixth edit.
10
Wiley
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1496-laporan-
triwulan
pertama-2011- kasus-hiv-aids.html.
13. Scully C et all. Oral Medicine and Pathology at a Glance. 1st ed. Blackwell
Pub Ltd;2010.
14. Scully C et all. Oral and Maxillofacial Diseases. 4th ed. Informa healthcare;
2010.
15. Krishnan PA. Fungal infections of the oral mucosa. Indian journal of
Elsevier; 2003.
17. Gow N a R, van de Veerdonk FL, Brown AJP, Netea MG. Candida albicans:
Nature
18. Kuleta, J.K., Maria R.K., and Andrzej K.,Fungi Pathogenic To Humans:
Blankenship, J.R., Wormley F.L., Boyce M.K., Schell W.A., Filler S.G., Perfect
11
20. Pappas, PG, Rex, JH, Sobel, JD, Filler, SG, Dismukes, WE, Walsh, TJ,
Edwards,