Yandri Yanto - Studi Alqur'an Dan Hadits
Yandri Yanto - Studi Alqur'an Dan Hadits
Oleh:
Dosen Pembimbing:
PROGRAM PASCASAJANA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah dengan
judul “Kritik Matan Hadis”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Studi Al-Qur’an dan Hadis. Saya menyadari bahwa dalam
proses penulisan makalah ini banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih sebanyak-
banyaknya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
khususnya dan pembaca umumnya. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan demi kemajuan penulisan
makalah berikutnya.
i
DAFTAR PUSTAKA
BAB I ...............................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...............................................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH .....................................................................................1
BAB II ..............................................................................................................................2
PEMBAHASAN .................................................................................................................2
A. Pengertian dan Sejarah Kritik Matan Hadis .........................................................2
B. Objek dan Tujuan Kritik Matan Hadis .................................................................4
C. Urgensi Kritik Matan Hadis .................................................................................5
D. Metode Kritik Matan Hadis .................................................................................6
1. Meneliti matan dengan menganalisis kualitas sanadnya ....................................6
2. Kaidah kesahihan matan sebagai acuan ............................................................6
3. Metode kritik matan hadis jika terjadi perbedaan lafaz .....................................8
BAB III ........................................................................................................................... 10
PENUTUP ...................................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selain sanad, dalam sebuah hadis juga mesti memuat sebuah
matan. Matan hadis adalah isi/ pesan hadis itu sendiri. Kedua unsur ini,
yakni sanad dan matan, mesti diperiksa/ dikritik agar sebuah hadis dapat
diketahui kualitasnya. Pemeriksaan hadis ini bukan berarti meragukan
hadis Nabi Muhammad, melainkan bertujuan guna memeriksa kualitas
hadis tersebut mengingat periwayat hadis tetap manusia biasa yang bisa
jadi melakukan kesalahan, baik sengaja maupun tidak.
Secara singkat, terdapat beberapa kriteria kaidah kesahihan hadis
yakni ketersambungan sanad, kredibilitas periwayatnya, tak ada syāż dan
‘illah. Lebih detailnya, penulis akan memaparkan dalam pembahasan.
Dalam tulisan ini, penulis akan membahas tentang kritik matan. Data
yang penulis gunakan berasal dari buku/ kitab, jurnal yang relevan
dengan tema tulisan. Pembahasan ini perlu karena dengan mengetahui
kritik matan kita dapat tahu kualitas sebuah hadis.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan maslah dalam
makalah ini adalah:
1. Apa pengertian dan sejarah kritik matan hadis?
2. Apa objek dan tjuan kritik matan hadis?
3. Apa urgensi kritik matan hadis?
4. Bagaimana metode kritik matan hadis?
1
BAB II
PEMBAHASAN
punggung jalan (muka jalan), tanah yang tinggi dan keras. 1 Sedang
naqd al-kalam wa naqd al-syi’ra (dia telah mengkritik bahasanya dan juga
antara hadis yang benar (sahih) dan hadis yang tidak benar (tidak sahih). 4
kualitas rawi dengan nilai cacat atau adil, lewat penggunaan lafaz tertentu
ahli hadis, serta dengan meneliti matan-matan hadis yang sanadnya sahih
1
Ibn Manzur, Lisān al-Arab (Mesir: Dār al-Misriyyah li al-Ta’lif wa al-Tarjamah, 1868), III: 434-435.
2
Lihat Muh}ammad T}ahir al-Jawabi, Juhud al-Muhaddisin fi Naqd Matn al-Hadis al- Nabawi al-
Syarif (Tunis: Muassasah Abd al-Karim ibn Abdullah, t.t.), hlm. 88-89.
3 Muhammad Tahir al-Jawabi, Juhud al-Muhaddisin, hlm. 88.
4 M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis (Jakarta: Buan Bintang, 1992), hlm. 4-
5
2
dalam rangka untuk menetapkan kesahihan atau kelemahan matan
akurat.
dimulai pada masa Rasulullah SAW. yakni kritik dalam pengertian suatu
upaya untuk membedakan antara yang benar dan yang salah. Pada
masa Nabi ini kritik masih dalam bentuk yang sederhana yakni salah satu
dikatakan berasal dari Nabi. Dengan demikian, kritik pada masa Nabi
memiliki keyakinan terhadap suatu berita yang berasal dari Nabi. Sebab,
bahwa suatu berita itu benar-benar berasal dari Nabi. Oleh karena itu, tidak
aneh jika pada masa ini kritik hadis sangat sedikit dan lingkupnya pun
3
masih terbatas.5 Fenomena kritik pada masa Nabi ini kemudian menjadi
embrio bagi tumbuh dan berkembangnya ilmu kritik hadis (‘ilm naqd al-
hadis hatta berkembang menjadi salah satu cabang ilmu-ilmu hadis yang
Terhadap dua komponen ini jika diyakini validitasnya berasal dari Nabi,
maka penelitian terhadap sanad dan matan tidak diperlukan lagi dalam
hadis yang sampai pada umat Islam berkaitan erat dengan keadaan sanad
yang masih memerlukan penelitian ulang secara cermat, maka hal yang
Adapun terkait dengan objek kajian matan hadis, maka secara garis
besar terdapat dua hal yang harus diteiliti secara cermat, yakni pertama,
Sementara itu, salah satu tujuan pokok dari kritik hadis, baik dari
5
al-Di@n ‘Itr, Manhaj al-Naqd (Damaskus: Daal-Fikr, 1981), hlm. 54.
4
dijadikan sebagai hujjah. Sebab, akan berdampak pada munculnya ajaran
yang jauh dan tidak sesuai dengan ajaran Islam yang sebenarnya.
tingkat akurasi penelitian ulama terhadap hadis yang telah mereka teliti.
Selain itu, juga untuk menghindarkan diri dari penggunaan dalil hadis
Nabi Muhammad SAW., namun banyak hal penting lainnya yang terkait
penelitian (kritik) hadis menjadi suatu hal yang mutlak untuk dilakukan.
Selain itu, penelitian (kritik) terhadap hadis Nabi memiliki nilai penting
dalam Islam yang oleh M. Syuhudi Ismail Ismail disebutkan terdapat enam
satu sumber ajaran Islam, Kedua, tidak seluruh hadis telah ditulis pada
6
M. Syuhudi Ismail, Kaedah Kesahihan Sanad Hadis (Jakarta: Bulan Bintang, 1992),hlm. 75-98.
Bandingkan juga dalam karyanya Metodologi Penelitian, hlm. 7-20.
5
secara mutawatir, lisan, dan tulisan. Sementara periwayatan hadis lebih di
hadis.
7
Kamaruddin Amin, Menguji Kembali keakuratan Metode Kritik Hadis (Jakarta: PTMizan Publika,
2009), 56-57
6
para pengkaji hadis, yaitu hadis tersebut harus terhindar dari
unsur syāż/ keganjalan dan illah/ cacat.8 Namun ternyata dua
unsur utama tersebut memiliki klasifikasi lebih detail lagi
yang mana pakar hadis banyak menyebutkannya dalam karya-
karya mereka.
Adapun perincian dari dua unsur tersebut ulama
berbeda pendapat perihal kualifikasinya yang mana pemakalah
akan paparkan setelah ini.
8
M. Syuhudi Ismail, Kaedah Keshahihan Sanad Hadis (Jakarta: PT. Bulan Bintang,1995) hlm.116
7
bahwa Rasulullah saw bersabda: “Jika kalian bangun
tidur maka jangan sekali–kali memasukkan tangan
kalian ke dalam wadah atau bejana kecuali sudah
dibasuh selama tiga kali
9
Nūr al-Dīn ‘Atr, Manhāj al-Naqd fī al-‘Ulūm al-±adīi (Damaskus: Dār al-Fikr,1981), 425.
8
menambahkan pernyataan yang yang berasal dari kata–kata si
perawi ke dalam suatu matan hadis, sehingga menimbulkan
pernyataan bahwa bahwa kata–kata tersebut berasal dari Nabi
Muhammad sebab tak adanya penjelasan dari matan tersebut.
Jika dilihat sekilas, antara ziyādah dan Idrāj mempunyai
kesamaan, yaitu tambahan yang ada dalam riwayat matan
hadis. Perbedaannya adalah Idrāj bersumber dari diri
periwayat, sedang ziyādah (yang memenuhi syarat) adalah
bagian tidak terpisahkan dari matan hadis nabi.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk mengetahui kualitas sebuah hadis perlu dilakukan
penelitian terlebih dahulu atas hadis tersebut dari segi sanad dan matan.
Sanad adalah rangkaian periwayat hadis mulai dari sahabat yang
mendapatkannya dari Rasulullah hingga pada periwayat terakhir.
Sedangkan matan adalah isi hadis itu sendiri. Kedua hal tersebut sama-
sama penting bagi hadis, tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Ada lima
hal yang mesti ditinjau untuk memastikan kesahihan sebuah hadis yakni,
Itti?āl al-sanad, perawinya mesti ‘adl dan ạābit, serta matannya tak ada
syāż serta 'illat.
Penelitian (kritik) matan menjadi suatu hal yang mutlak untuk
dilakukan. Selain itu, penelitian (kritik) terhadap hadis Nabi memiliki
nilai penting dalam Islam. Terdapat enam hal yang melatarbelakanginya,
yakni: pertama, hadis Nabi sebagai salah satu sumber ajaran Islam,
Kedua, tidak seluruh hadis telah ditulis pada zaman Nabi. Sejarah
menunjukkan bahwa periwayatan hadis jelas jauh berbeda dengan
periwayatan al-Qur'an. Periwayatan al-Qur'an berlangsung secara
mutawatir, lisan, dan tulisan. Sementara periwayatan hadis lebih di
dominasi periwayatan ahad dan sebagian kecil saja yang berlangsung
secara mutawatir. Ketiga, terjadinya berbagai pemalsuan hadis. Keempat,
proses penghimpunan hadis. Kelima, terjadinya periwayatan hadis secara
makna. Keenam, Aneka ragam metode penelitian dan penyusunan kitab
hadis.
10
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Kamaruddin. Menguji Kembali keakuratan Metode Kritik Hadis.
Jakarta:PT Mizan Publika, 2009.
‘Atr, Nūr al-Dīn. Manhāj al-Naqd fī al-‘Ulūm al-±adīi. Damaskus: Dār al-Fikr,
1981
11