Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Korosi merupakan degradasi atau penurunan daya dukung suatu material yang
banyak dijumpai pada kondisi operasi berbagai macam logam dan paduannya. Korosi
tersebut terjadi melalui reaksi elektrokimia dengan lingkungannya, dan akan
mengembalikan logam pada tingkat energi terendahnya melalui pembentukan
senyawa oksida atau senyawa lainnya yang lebih stabil. Salah satu material yang
rentan terhadap serangan korosi adalah baja. Korosi pada baja pada umumnya
merupakan serangan korosi seragam yang menyebabkan kehilangan berat atau
penipisan dengan laju yang relatif sama pada seluruh permukaannya. Korosi tersebut
dapat dengan mudah dikenali dengan terbentuknya karat yang umumnya berwarna
coklat kemerahan pada permukaannya.
Baja karbon rendah (mild steel) merupakan salah satu jenis baja yang paling
banyak digunakan, terutama dalam bidang konstruksi karena memiliki keuletan
tinggi serta sifat mampu las dan mampu bentuk yang baik. Selain itu kemudahan
produksi dan biaya produksinya yang murah menjadi pertimbangan lain dari
banyaknya penggunaan material tersebut. Akan tetapi karena baja karbon rendah
merupakan material yang sangat rentan terhadap terjadinya peristiwa korosi, banyak
penelitian dilakukan untuk mengetahui mekanisme dan kinetika korosi yang terjadi
pada material tersebut.
Kondisi fisik dan sifat kimia suatu lingkungan, akan mempengaruhi besarnya
laju reaksi elektrokimia yang berlangsung. Salah satu media yang paling banyak
ditemukan pada kondisi operasi baja karbon adalah air laut. Keberadaan ion terlarut
dan unsur-unsur pereduksi pada air laut akan mempengaruhi besarnya laju korosi
yang terjadi.
Selain kondisi lingkungan, struktur metalurgi dan komposisi kimia yang
dimiliki suatu material merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kinetika korosi
yang terjadi pada suatu material. Pada penelitian sebelumnya diketahui bahwa
perlakuan panas dan pengerjaan dingin pada Alumunium, mempengaruhi besarnya
1
rapat arus korosi yang terjadi (Prasmono W.:1986). Sementara itu ukuran butir pada
baja St-37 diketahui mempengaruhi besarnya rapat arus yang terjadi selama reaksi
elektrokimia, butir yang kasar cenderung memiliki rapat arus yang tinngi dibanding
butir yang halus (Andri W. :1986).
Sebelum digunakan untuk berbagai macam keperluan, baja yang diproduksi
melalui pengecoran masih berbentuk ingot yang memiliki luas penampang besar.
Oleh karena itu diperlukan berbagai macam pengerjaan untuk menghasilkan berbagai
macam bentuk logam yang diinginkan. Salah satu proses pengerjaan tersebut adalah
proses pengerolan yang akan menghasilkan deformasi plastis pada material dan
diikuti oleh perubahan sifat dan struktur metalurgi material.
Pengerolan dingin merupakan jenis pengerolan yang banyak dilakukan untuk
menghasilkan produk akhir. Deformasi plastis yang terjadi selama proses pengerolan
terjadi akibat pergerakan dislokasi yang terdapat pada struktur kisi material. Akibat
pergerakan dislokasi tersebut terjadi perubahan bentuk secara permanen yang akan
diikuti oleh perubahan sifat mekanik material. Selain itu, pengerolan dingin yang
dilakukan pada baja akan diikuti oleh perubahan tingkat energi di dalamnya. Hal ini
terjadi karena energi yang diberikan selama proses pengerolan tidak seluruhnya
diubah menjadi energi kalor, akan tetapi sebagian kecil dari energi tersebut akan
tersimpan pada struktur kisi dari material tersebut. Energi tersebut timbul sebagai
akibat peningkatan kerapatan dislokasi yang terjadi selama deformasi plastis dan
sebanding dengan besarnya regangan yang terjadi.
Berdasarkan hal tersebut, pada penelitian ini akan dilihat pengaruh pengerolan
dingin pada baja karbon rendah terhadap laju korosi pada media 3,5% NaCl.
Sementara itu informasi lain yang hendak diperoleh dari penelitian ini adalah bentuk
serangan korosi, morfologi produk korosi dan senyawa-senyawa yang terbentuk,
serta fenomena cold-work strengthening melalui pengujian kekerasan. Penelitian ini
diharapkan memberikan sumbangan pemikiran terhadap penelitian selanjutnya
mengenai pengaruh pengerjaan material terhadap laju korosi baja karbon rendah.

1.2. Tujuan Penelitian Tugas Akhir


Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh derajat
deformasi yang terjadi melalui proses pengerolan dingin, terhadap laju korosi baja

2
karbon rendah dalam larutan 3,5% NaCl. Adapun sasaran dari tugas akhir yang
hendak dicapai adalah:
1. Mengetahui pengaruh derajat deformasi terhadap perubahan struktur
mikro dan kekerasan baja karbon rendah.
2. Mengetahui bentuk serangan korosi dan reaksi elektrokimia yang terjadi
pada baja karbon yang telah terdeformasi, dalam larutan 3,5% NaCl.
3. Mengetahui morfologi dan senyawa kimia dari produk korosi yang
terbentuk selama terjadinya reaksi elektrokimia.

1.3. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian dilakukan terhadap baja karbon rendah, karena material tersebut
merupakan material yang paling banyak digunakan dalam berbagai macam
keperluan. Sementara itu deformasi plastis dilakukan melalui pengerolan pelat (flat
plate rolling) yang menghasilkan derajat deformasi berbeda-berbeda.
Pengamatan terhadap peristiwa korosi yang terjadi pada baja hasil pengerolan
dingin, hanya dilakukan pada fenomena korosi seragam (uniform corrosion). Hal ini
dikarenakan peristiwa korosi tersebut merupakan bentuk korosi yang banyak
ditemukan pada kondisi operasi selain korosi sumuran. Sementara itu, media korosi
yang dipilih adalah larutan 3,5% NaCl, yang merupakan lingkungan yang memiliki
kandungan garam menyerupai air laut.

1.4. Metodologi Pengumpulan Data


Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan di Laboratorium Metalurgi
Program Studi Teknik Mesin yaitu berupa proses pengerolan dingin, pengamatan
struktur mikro, pengujian kekerasan, dan pengujian korosi dengan metode
kehilangan berat. Sementara itu pengujian korosi dengan metode elektrokimia
dilakukan di Laboratorium Korosi Program Studi Kimia ITB.

1.5. Sistematika Penulisan


Laporan tugas akhir ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN

3
Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang
lingkup penelitian serta metode pengumpulan data.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi teori dasar mengenai peristiwa korosi yang meliputi prinsip
termodinamika dan parameter kinetika korosi serta teori mengenai proses
pengerolan dan deformasi plastis yang terjadi.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi langkah-langkah penelitian yang dilakukan pada pengerjaan
tugas akhir ini.
BAB IV : DATA DAN ANALISIS
Bab ini berisi data yang diperoleh selama penelitian serta penjelasan
terhadap data-data yang diperoleh.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari seluruh penelitian yang telah
dilakukan

Anda mungkin juga menyukai