Anda di halaman 1dari 3

Judul : Ikut Mentoring, Yuk!

Oleh : Muhamad Zapar Shodik, SHAF Pembangunan.


Tujuan :
1. Mengetahui sejarah singkat pendidikan islam yang sudah ada sejak zaman Nabi saw.
2. Mengetahui manfaat dari mengikuti kegiatan pendidikan islam (mentoring)
3. Termotivasi dan mau untuk bergabung dengan kelompok mentoring
Peta Konsep :

Metode pembelajaran
Terjalin kedekatan
efektif sejak zaman
antara guru dan murid
Nabi

Mentoring

Memiliki Hasil Semua kalangan bisa


Optimal ikut mentoring tanpa
syarat

Pasti kalian sering dengen tentang mentoring kan? Dah tau belum apa artinya? Hehe ayo
kita simak penjelasan di bawah.
Mentoring bisa berarti pengajian, dalam bahasa lain bisa juga disebut majelis taklim atau
forum yang bersifat ilmiyah atau juga bisa disebut pembinaan. Istilah taklim ini juga sangat umum
di timur tengah dan biasa dilakukan di banyak masjid. Materinya bisa berkaitan dengan kitab
tertentu seperti aqidah, fikih, hadits, sejarah atau bahkan kita bisa bahas materi cara komunikasi,
cara dagang, dan lain-lain. Pada awal dakwah Islam di Makkah, Rasulullah pertama-tama
menampakan Islam kepada orang yang paling dekat dengannya, anggota keluarganya dan sahabat-
sahabat dekat. Rasulullah mendakwahi mereka dan juga siapa saja yang memang diketahui
mencintai kebaikan, kebenaran dan kejujuran beliau. Rasulullah menemui dan mengajarkan Islam
pada mereka secara sembunyu-sembunyi pada awalnya, hal ini juga dilakukan untuk menjaga
keselamatan masing-masing pada awalnya.
Rasulullah melakukan pertemuan-pertemuan di rumah beberapa sahabat, yang paling
mahsyur kita ketahui adalah di rumahnya Arqam. Di majelis ini,terdiri dari beberapa orang
sahabat. Rasulullah sendiri yang lebih banyak mendidik dan membentuk mereka agar memiliki
kepribadian yang Islami. Melalui pendidikan Islam pertama inilah terbentuk sekelompok orang
mukmin yang senantiasa bahu membahu untuk menegakan kalimat Allah.
Pada periode dakwah di Madinah, pendidikan Islam pertama kali dilakukan di Masjid. Nabi
saw. melakukan tugas mendidik umat melalui Masjid yang menyatu dengan rumah beliau pada
waktu-waltu yang dipilih. Sahabat Ibnu Mas’ud meriwayatkan:
“Nabi membuat sela-sela (masa jeda) dalam ceramah pada hari-hari tertentu demi menghindari
kebosanan.” (HR. Bukhari)
Dalam pendidikan Islam tersebut disampaikan materi ilmu yang beragam. Namun yang paling
dutamakan oleh Nabi adalah mengajarkan Al-Qur’an. M. Alwi Al-Makki mengatakan:
“Pada majelis-majelis pendidikan Islam kenabian dipelajari ilmu-ilmu dasar beserta kaidah-
kaidahnya, seperti berbagai macam fadhillah (keutamaan), wawasan pemikiran, akhlak, tradisi
yang baik, dan faidah-faidahnya yang besar, yang merupakan sumber ilmu pengetahuan. Kami
akan menuturkan sebagian dari apa ygna dipelajari para sahabat pada kegiatan mulia tersebut.
Dan tidak diragukan lagi sesungguhnya ilmu dasar terpenting di situ adalah Al-Qur’an Al-
Karim.”
Pada zaman tabi’in mereka terdapat pendidikan Islam di Madinah Munawwarah yang
memakmurkan Masjid Nabawi yang mulia. Di Masjid itu para ulama yang langka dari para
pembesar tabi’in berkumpul sebagaimana kumpulan gugusan bintang-bintang yang bersinar di
jantung langit. Ada yang dipimpin oleh Urwah bin Az-Zubair, ada juga pengajian yang dipimpin
Sa’id bin Al-Musayyib dan ada juga pengajian yang dipimpin oleh Abdullah bin Utbah.
Di Nusantara, system pendidikan Islam (pengajian) ini dikategorikan dalam system
pembelajaran tradisional. SIstem pengajian ini sudah diterapkan sejak awal masuknya Islam ke
Indonesia. Pada awalnya diterapkan di Masjid-Masjid, Surau-Surau, dan Langgar-Langgar yang
menjadi cikal bakal pesantren. Seiring perkembangan zaman, pesantren juga ikut mengalami
perkembangan, berupa lahirnya berbagai inovasi dalam dunia pendidikan di pesantren. Tapia da
hal yang merupakan ciri khas yang tidak bisa lepas yaitu penerapan system pengajian atau system
mentoring dalam pembelajaran di pesantren, meskipun sudah ada system pembelajaran klasik atau
madrasah.
Jadi sebetulnya system pendidikan kaya gini udah banyak ditemui di lingkungan kaum
muslimin di manapun mereka berada; di perkantoran, sekolahan, perumahan tempat tinggal,
tempat ibadah, meskipun dengan nama yang berbeda-beda. Penyebaran pendidikan Islam yang
pesat tidak bisa dilepaskan dari keberhasilan pendidikan ini dalam mendidik pesertanya menjadi
mukmin yang bertakwa kepada Allah swt.
Saat ini pendidikan Islam menjadi sebuah alternative pengajaran keislaman yang masih
merakyat. Di dalam pendidikan Islam tidak lagi melihat latar belakang ekonomi, social atau
budaya pesertanya. Bahkan tanpa melihat apakah seseorang memiliki latar belakang pendidikan
agama Islam atau tidak karena sistem pendidikan seperti mentoring ini menjadi semakin terbuka.
Nah, itulah sedikit kisah mengenai salah satu arti dan sejarah terbantuknya sistem
pendidikan Islam atau mentoring. Semoga kita semua selalu mendapat taufik dan hidayah dari
Allah untuk senantiasa mendatangi mentoring dimanapun dan kapanpun.
Kesimpulan:
1. Sistem mentoring ternyata jadi salah satu bentuk pendidikan yang efektif sejak zaman
Nabi, para sahabat dan tabi’in
2. Awal pendirian pensantren adalah dari sistem pendidikan seperti mentoring
3. Materi yang dipelajari di mentoring bisa beragam tetapi diutamainnya mengenai Al-Qur’an
4. Kita semua bisa ikutan mentoring tanpa syarat, tanpa ngeliat ekonomi, social atau
budayanya, atau bahkan kalo memang ada yang belum belajar Islam ingin ikut mentoring
bisa kita ajak juga.[]
Catatan:

Dikutip dari Buku Pintar Mentoring, hal. 39-43.

Anda mungkin juga menyukai