KASUS PUSKESmas RINDA

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTEK KERJA PENDIDIKAN

PROFESI APOTEKER PUSKESMAS

STUDI KASUS
INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (ISPA)

di

UPT. PUSKESMAS KEDAI DURIAN

MEDAN

Disusun oleh :
RINDA RAMADANI, S.Farm
NIM 222130084

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2023
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Tujuan.........................................................................................................2
1.3 Manfaat.......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
2.1 Pengertian Penyakit ISPA............................................................................3
2.2 Gejala-Gejala Penyakit ISPA.......................................................................3
2.3 Cara Penularan Penyakit ISPA.....................................................................5
2.4 Cara Mencegah Penyakit ISPA....................................................................6
2.5 Penanganan/Pengobatan Penyakit ISPA......................................................8
BAB III METODE PELAKSANAAN................................................................12
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................13
BAB V PENUTUP................................................................................................15
3.1 Kesimpulan .............................................................................................15
3.2 Saran........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
LAMPIRAN.........................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

Promosi kesehatan (Promkes) adalah upaya kegiatan untuk membuat prilaku

masyarakat kondusif dalam meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat

tentang kesehatan, sehingga masyarakat sadar kesehatan (health literacy), promosi

kesehatan tidak dapat terlepas dan selalu berkaitan dengan prilaku masyarakat.

Masyarakat indonesia kebanyakan meninggal disebabkan oleh penyakit sederhana yang

dapat dicegah dan diobati secara mudah, disebabkan keadaan kesehatan lingkungan yang

kurang baik, prilaku kesehatan dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan yang kurang,

akhirnya penyakit yang ringan menjadi lebih berat dan dapat berakibat kematian (Widodo

et al.,2020)

ISPA yang terjadi pada saluran pernapasan atas sering ditemui sebagai common

cold, influenza, sinusitis, tonsilitis, bahkan dapat meluas hingga menyebabkan otitis

media. Sementara ISPA yang menyerang saluran pernapasan bawah adalah bronchitis

dan pneumonia (Saputri,I.W. 2016). Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam

waktu berapa jam sampai beberapa hari. Gejalanya meliputi demam, batuk, dan sering

juganyeri tenggorokan, coryza (pilek), sesak napas, mengi, atau kesulitan bernapas.

Infeksi Saluran Pernapasan Akut sering disingkat dengan ISPA, istilah tersebut

diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI). Istilah

ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernapasan dan akut, dengan pengertian

sebagai berikut (Masriadi,2017) :


a. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh

manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.

b. Saluran Pernapasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta

organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura.

ISPA secara anatomis mencakup saluran pernapasan bagian atas, saluran

pernapasan.Bagian bawah (termasuk jaringan paru-paru) dan organ

adneksa saluran pernapasan. Dengan batasan ini, jaringan paru termasuk

dalam saluran pernapasan (respiratory tract).

c. Infeksi akutadalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas

14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa

penyakit yang dapat di golongkan dalam ISPA. Proses tersebut dapat

berlangsung lebih dari 14 hari.

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari penyakit ISPA
2. Untuk mengetahui gejala-gejala dari penyakit ISPA
3. Untuk mengetahui cara penularan penyakit ISPA
4. Untuk mengetahui cara pencegahan ISPA
5. Untuk mengetahui penanganan/pengobatan penyakit ISPA
1.4 Manfaat
Dapat mengetahui dan memahami mengenai penyakit ISPA, sehingga dapat
mencegah terpaparnya penyakit ISPA.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian penyakit ISPA

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi yang menyerang saluran

pernapasan baik itu saluran pernapasan atas ataupun saluran pernapasan bawah. Saluran

pernapasan atas dimulai dari bagian lubang hidung, pita suara, laring, sinus parasanal,

sehingga telinga tengah, dan saluran pernapasan bawah terdiri dari trakea, bronkus,

bronkiolus, dan alveoli (Saputri,I.W. 2016). Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)

adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat

menimbulkan berbagai spectrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau

infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung pada patogen,

penyebabnya faktor lingkungan, dan faktor pejamu. Namun demikian, sering juga ISPA

didefinisikan sebagai penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh agen

infeksius yang ditularkan dari manusia ke manusia (Masriadi,2017).

ISPA yang terjadi pada saluran pernapasan atas sering ditemui sebagai common

cold, influenza, sinusitis, tonsilitis, bahkan dapat meluas hingga menyebabkan otitis

media. Sementara ISPA yang menyerang saluran pernapasan bawah adalah bronchitis

dan pneumonia (Saputri,I.W. 2016). Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam

waktu berapa jam sampaibeberapa hari. Gejalanya meliputi demam, batuk, dan sering

juganyeri tenggorokan, coryza (pilek), sesak napas, mengi, atau kesulitan bernapas.
2.2 Gejala - Gejala Penyakit

Tanda dan gejala ISPA biasanya muncul dengan cepat yaitu dalam beberapa jam

sampai beberapa hari. Penyakit ISPA pada balita dapat menimbulkan bermacam -

macam tanda dan gejala. Tanda dan gejala ISPA seperti batuk, kesulitan bernafas, sakit

tenggorokan, pilek, sakit telinga, dan demam (Rosana,E.N. 2016).

Gejala ISPA adalah sebagai berikut (Masriadi,2017) :

 Gejala dari ISPA ringan:

Seseorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau

lebih gejala-gejala sebagai berikut:

1) Batuk

2) Serak, yaitu anak bersuara perau pada waktu mengeluarkan suara (misal

pada waktu berbicara atau menangis).

3) Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung.

4) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370C atau jika dahi anak diraba.

 Gejala dari ISPA Sedang

1) Pernapasan lebih dari 50 kali per menit pada anak yang berumur kurang

dari satu tahun atau lebih dari 40 kali per menit pada anak yang berumur

satu tahun atau lebih. Cara menghitung pernapasan ialah dengan

menghitung jumlah tarikan nafas dalam satu menit dengan menggerakkan

tangan.

2) Suhu lebih dari 390C (diukur dengan termometer).

3) Tenggorokan berwarna merah.

4) Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak.

5) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga.

6) Pernapasan berbunyi seperti menciut-ciut.


 Gejala dari ISPA Berat

Seseorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejala

ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala sebagai berikut:

1) Bibir atau kulit membiru.

2) Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar ) pada waktu

bernapas.

3) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun.


4) Pernapasan berbunyi seperti orang mengorok dan anak tampak gelisah.

5) Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernapas.

6) Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba

7) Tenggorokan berwarna merah

2.3 Cara Penularan Penyakit ISPA


ISPA dapat menular melalui beberapa cara, yaitu(Rosana,E.N. 2016) :

 Transmisi droplet

Droplet berasal dari orang (sumber) yang telah terinfeksi atau yang telah

menderita ISPA. Droplet dapat keluar selama terjadinya batuk, bersin dan berbicara.

Penularan terjadi bila droplet yang mengandung mikroorganisme ini tersembur

dalam jarak dekat (<1m) melalui udara dan terdeposit di mukosa mata, mulut,

hidung, tenggorokan, atau faring orang lain. Karena droplet tidak terus melayang di

udara.

 Kontak Langsung

Yaitu kontak langsung atau bersentuhan dengan bagian tubuh yang terdapat

pathogen, sehingga pathogen berpindah ke tubuh yang bersentuhan.

Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah tercemar, bibit

penyakit masuk kedalam tubuh melalui pernapasan, oleh karena itu, maka penyakit
ISPA ini termasuk golongan Air Borne Disease. Penularan melalui udara

dimagsudkan adalah cara penularan yang terjadi tanpa kontak dengan penderita

maupun dengan benda terkontaminasi. Sebagian besar penularan melalui udara

dapat pula menular melalui kontak langsung, namun tidak jarang penyakit yang

sebagian besar penularannya adalah karena menghisap udara yang mengandung

unsur penyebab atau mikroorganisme penyebab (Masriadi,2017).

2.4 Cara mencegah Penyakit ISPA

Keberadaan virus atau bakteri memang tidak bisa kita tebak. Meski begitu, ada
beberapa cara yang dapat Anda terapkan agar terhindar dari ISPA, berikut di
antaranya:
 Seringlah mencuci tangan dengan bersih, terlebih setelah beraktivitas di tempat
umum
 Menghindari kebiasaan merokok
 Meminimalisir sentuhan tangan pada wajah, terutama bagian mulut dan hidung
 Banyak mengonsumsi makanan yang mengandung serat
 Mengonsumsi vitamin untuk menambah kekebalan tubuh
 Olahraga secara teratur, minimal 150 menit per minggu (untuk olahraga ringan)

Dengan pengobatan :

A. adanya komplikasi dan ganti dengan kloksasilin ditambah gentamisin jika

diduga suatu pneumonia stafilokokus.

B. Pneumonia berat: jika anak tidak membaik setelah pemberian benzil penisilin

dalam 48 jam atau kondisinya memburuk setelah pemberian benzil penisilin

kemudian periksa adanya komplikasi dan ganti dengan kloramfenikol. Jika anak

masih menunjukkan tanda pneumonia setelah 10 hari pengobatan antibiotik

maka cari penyebab pneumonia persistensi.

C. Pneumonia: coba untuk melihat kembali anak setelah 2 hari dan periksa adanya

tanda perbaikan (pernapasan lebih lambat, demam berkurang, nafsu makan

membaik). Nilai kembali dan kemudian putuskan jika anak dapat minum,
terdapat, terdapat penarikan dinding dada atau tanda penyakit sangat berat maka

lakukan kegiatan ini yaitu rawat, obati sebagai pneumonia berat atau pneumonia

sangat berat. Jika anak tidak membaik sama sekali tetapi tidak terdapat tanda

pneumonia berat atau tanda lain penyakit sangat berat, maka ganti antibiotik dan

pantau secara ketat.

2.5 Penanganan / Pengobatan Penyakit ISPA

Tujuan penanganan dan pengobatan ISPA adalah :

a. Menyembuhkan, mempertahankan kualitas hidup dan produktivitas pasien

b. Mencegah kematian akibat ISPA aktif atau efek lanjutan

c. Mencegah kekambuhan ISPA

d. Mengurangi penularan ISPA kepada orang lain

e. Mencegah perkembangan dan penularan resistan obat

ISPA yang disebabkan oleh virus biasanya akan sembuh dalam waktu 1-2
minggu, sehingga tidak diperlukan pengobatan yang intensif, kecuali dokter
menemukan indikasi penyakit berbahaya.

Beberapa penanganan yang biasa dilakukan pada pasien pengidap ISPA adalah:

 Mengonsumsi obat pereda demam dan nyeri pada tubuh


 Mengonsumsi obat batuk
 Mengonsumsi obat untuk peradangan atau pembengkakan saluran pernapasan
 Istirahat dengan cukup serta memperbanyak minum air putih
 Minum lemon hangat atau madu untuk meredakan batuk
 Tidur dengan posisi kepala lebih tinggi untuk melancarkan pernapasan
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Metode Promosi Kesehatan

Metode promosi kesehatan adalah metode yang dipakai untuk


mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan kepada masyarakat luas yang bersifat
edukasi. Tujuannya menggugah kepedulian masyarakat terhadap suatu inovasi baru
dalam kesehatan. Manfaatnya adalah dapat menyampaikan informasi secara cepat
dan dapat menjangkau banyak orang, sehingga diharapkan terjadinya perubahan
prilaku. Beberapa dari metode promosi kesehatan adalah dengan penyuluhan dan
memberikan brosur tentang penyakit yang akan di edukasi terhadap masyarakat .
Penyuluhan dilakukan oleh tenaga kesehatan dimana kegiatan ini diharapkan dapat
mengubah sikap dan prilaku masyarakat terhadap hal-hal yang dapat meningkatkan
faktor risiko penyebab ISPA.
BAB 1V

PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan oleh mahasiswa PKPPA Universitas

Sari mutiara Indonesia tentang penyuluhan kesehatan tentang penyakit ISPA berjalan

dengan lancar. Pegawai UPT. Puskesmas Kedai Durian ikut serta membantu dan

mempersiapkan tempat dan segala kebutuhan untuk penyuluhan. Peserta penyuluhan

kesehatan merupakan kelompok ibu-ibu senam dan pasien yang datang kepuskesmas.

Sebelum melakukan kegiatan penyuluhan, pemateri memperkenalkan diri terlebih

dahulu dan membagi leaflet ISPA kepada peserta penyuluhan, kemudian mencoba

menggali pengetahuan dasar tentang penyakit ISPA di masyrakat. Pemateri mengajukan

beberapa pertanyaan mengenai pengertian, gejala dan cara pencegahan agar terhindar

dari penyakit ISPA. Setelah menggali pengetahuan dasar kemudian pemateri mulai

memaparkan materi tentang penyakit ISPA, selama kegiatan penyuluhan berlangsung

tampak peserta sangat antusias dan memperhatikan penyuluhan . kegiatan pemateri

berlangsung kurang lebih selama 30 menit dan akhir sesei pemateri memberikan

kesempata kepada peserta penyuhan untuk mengajukan pertanyaan terkait materi yang

telah disampaikan, didapatkan 5 pertanyaan dari peserta penyakit ISPA tersebut.

Promosi kesehatan ini dilakukan setelah mendapatkan izin dari pihak Puskesmas

untuk melakukan promkes kepada lansia dan pasien yang datang di Puskesmas Kedai

Durian yang akan didampingi langsung oleh preseptor. Pelaksanaan promkes tentang

penyakit ISPA ini dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 01 Desember 2023, penyuluhan

dilakukan setelah kegiatan senam lansia yang rutin diadakan di Puskesmas Kedai Durian
setiap Jum’at pagi. Peserta yang hadir pada kegiatan ini yakni sebanyak 5 orang yang

didominasi para lansia.

Kegiatan ini dimulai dengan memperkenalkan pemateri sebagai mahasiswa

PKPPA yang akan melakukan promosi kesehatan sembari membagikan leaflet kepada

para peserta promkes dan menanyakan apa yang diketahui oleh para peserta tentang

ISPA, kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan pengertian, faktor, gejala-gejala, cara

pencegahan dan pengobatan penyakit ISPA. Setelah memberikan penjelasan terkait

penyakit ISPA, pemateri memberikan kesempatan tanya-jawab kepada para peserta untuk

menanyakan apa yang sekiranya belum ataupun kurang mereka ketahui tentang ISPA

sehingga membuat mayoritas para peserta menjadi sangat antusias dan bersemangat

untuk mengajukan pertanyaan kepada para pemateri. Setelah semua pertanyaan dari para

peserta sudah terjawab dan mereka merasa puas dengan jawaban yang mereka terima,

pemateri menutup kegiatan promkes ini dengan mengucapkan terima kasih dan

memberikan semangat untuk menjalani pola hidup sehat kepada para peserta promkes.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kegiatan promosi kesehatan ini adalah kegiatan yang memiliki dampak positif

karena dapat meningkatkan rasa antusias dan pengetahuan para lansia dan orang tua

peserta promkes tentang penyebab hingga pencegahan penyakit ISPA (infeksi saluran

pernapasan atas ) karena metode ceramah yang dilakukan pada kegiatan ini

menghadirkan sesi tanya-jawab sehingga membuat para peserta promkes pada kegiatan

ini menjadi sangat antusias dan bersemangat, dan dari kegiatan ini diharapkan dapat

merubah kebiasaan pola hidup sehat sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup para

peserta promkes.

5.2 Saran

Sebaiknya bagi masyarakat lebih memperhatikan bahwa penyakit ISPA

merupakan penyakit yang dapat mengancam nyawa dan tetap menjaga kebersihan

lingkuhan dan menerapkan pola hidup sehat bagi pasien dengan ISPA agar tetap rutin

mengkonsumsi obat yang tersedia di puskesmas sampai sembuh dan mengkonsumsi

buah dan air minum yang cukup.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2000, Informasi Obat Nasional Indonesia, Departemen Kesehatan Republik

Indonesia Direktorat Jenderal Pangawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Anonima, 2002, Pedoman Program Pemberantasan Penyakit ISPA untuk Penanggulangan

Pneumonia pada Balita,. Dit.Jen.PPM-PLP, Jakarta.

Perumahan Kunoli, F. J. 2013. Epidemiologi Penyakit Menular (A. W. Arrasyid, ed.).

Jakarta: CV. Trans Info Media.

Dwiprahasto, I., Suryawati, S., dan Santoso, B., 1998, Pemakaian dan Pengelolaan Obat

dalam Rumah Tangga, 23-30, Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

WHO, 2013. Tatalalaksana Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut Pada Anak :

Jakarta

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan

Kesehatan
LAMPIRAN

PUSKESMAS KEDAI
DURIAN

Anda mungkin juga menyukai