Anda di halaman 1dari 12

HARTA

- PENGERTIAN HARTA
 Secara etimologi harta berarti condong, cenderung, atau berpaling dari tengah keslah satu
sisi.
 Secara terminologi ialah harta adalah sesuatu yang digandrungi manusia dan dapat
dihadirkan (dimanfaatkan) pada saat diperlukan.
- UNSUR-UNSUR HARTA
 Ainiyah adalah harta itu merupakan benda, ada wujudnya dalam kenyataan.
 Urf adalah harta itu dipandang harta oleh manusia, baik oleh semua manusia, ataupun
sebagian mereka; dapat diberi atau tidak diberi.
- FUNGSI HARTA
 Berfungsi menyempurnakan pelaksanaan ibadah yang mahdah
 Untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah
 Meneruskan kehidupan dari satu periode ke periode berikutnya.
 Untuk menyelaraskan kehidupan dunia dan akhirat.
 Untuk mengembangkan dan menegakan ilmu-ilmu.
 Untuk memutarkan peranan-peranan kehidupan
 Untuk menumbuhkan silaturrahim.

AKAD
- PENGERTIAN AKAD
 Diartikan sebagai pertalian antara ijab (pernyataan melakukan ikatan) dan qabul
(pernyataan penerimaan ikatan) sesuai dengan kehendak syariat yang berpengaruh
terhadap objek perikatan.
- RUKUN AKAD
 Pernyataan untuk mengikatkan diri (sighat al-aqad)
 Pihak-pihak yang ber-akad (al-muta’aqidain)
 Objek akad (al-ma’qudalaihi)
- SYARAT AKAD
 Para pihak yang melakukan akad telah cakap menurut hukum (mukallaf).
 Memenuhi syarat-syarat objek akad.
 Akad tidak dilarang oleh nash Al-Qur‟an dan hadis.
 Akad yang dilakukan memenuhi syarat-syarat khusus yang terkait dengan akad itu.
 Akad harus bermanfaat.
 Pernyataan ijab harus tetap utuh dan sahih sampai terjadinya qabul.
 Tujuan akad harus jelas, dan diakui syara‟.
- PEMBAGIAN AKAD
 Akad Sahih
Akad sahih adalah akad yang telah memenuhi rukun dan syarat-syarat akad.
 Akad yang tidak sah
Akad yang tidak sah apabila terdapat kekurangan pada rukun atau syarat- syarat akad,
sehingga seluruh akibat hukum akad itu tidak berlaku dan tidak mengikat pihak-pihak
yang berakad.

MILIK
- PENGERTIAN MILIK
 Penguasaan terhadap sesuatu, yang penguasaannya dapat melakukan sendiri tindakan-
tindakan terhadap sesuatu yang dikuasainya itu dan dapat menikmati manfaatnya apabila
tidak ada halangan syara.
- PEMBAGIAN MILIK
 Milik sempurna, milik atas zat benda (Raqabah) dan manfaatnya adalah milik sempurna
 Milik tidak sempurna, milik atas salah satu zat benda atau manfaatnya saja adalah milik
tidak sempurna.

JUAL BELI
- PENGERTIAN JUAL BELI
 Menurut Imam Nawawi dalam al-Majmu, yaitu: “Pertukaran harta dengan harta untuk
tujuan kepemilikan”.
- RUKUN JUAL BELI
 Pihak penjual (Ba‟i)
 Pihak pembeli (mustari)
 Ijab Qabul (Sighat)
 Obyek jual beli (Ma‟qus alaih)
- SYARAT JUAL BELI
 Syarat In‟iqad (dibolehkan oleh syar‟i)
 Syarat Nafadz (harus milik pribadi sepenuhnya)
 Syarat Umum (terbebas dari cacat)
 Syarat Luzum (Syarat yang membebaskan dari khiyar)
- PEMBAGIAN JUAL BELI
 Bai’ al-Muqayyadah, yaitu jual beli barang dengan barang yang biasa disebut jual beli
barter.
 Bai’ al-Muthlaq,yaitu jual beli barang dengan barang lain secara tangguh atau menjual
barang dengan harga secara mutlak.
 Bai’ al-Sharf, yaitu menjualbelikan alat pembayaran dengan yang lainnya.
 Bai’ al-Salam, hal ini ditunjukkan dengan adanya jual beli di dunia maya,

KHIYAR
- PENGERTIAN KHIYAR
 Adalah hak memilih bagi penjual atau pembeli untuk meneruskan akad jual beli atau
membatalkannya.
- PEMBAGIAN KHIYAR
 Khiyar majlis, yaitu hak memilih antara meneruskan dan membatalkan jual beli.
 Khiyar syarat ialah hak memilih antara meneruskan dan membatalkannya dengan syarat
tertentu.
 Khiyar ‘aibi ialah hak memilih antara meneruskan dan membatalkan akad jual beli yang
disebabkan karena terdapat kecacatan.

SYIRKAH
- PENGERTIAN SYIRKAH
 Suatu akad yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih yang telah bersepakat untuk
melakukan suatu usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan.
- BENTUK SYIRKAH
 Syirkah ‘inan adalah syirkah antara dua pihak atau lebih yang masing- masing memberi
kontribusi kerja (amal) dan modal (mal).
 Syirkah ‘abdan (syirkah ‘Amal) adalah syirkah antara dua pihak atau lebih yang masing-
masing hanya memberikan kontribusi kerja (amal), tanpa memberikan kontribusi modal
(amal).
 Syirkah wujuh adalah syirkah antara dua pihak yang sama-sama memberikan kontribusi
kerja (amal) dengan adanya pihak ketiga yang memberikan konstribusi modal (mal).
 Syirkah mufawadhah merupakan syirkah antara dua pihak atau lebih yang
menggabungkan semua jenis syirkah yang telah dijelaskan di atas.

IJARAH
- PENGERTIAN IJARAH
 Ijarah memiliki pengertian yaitu akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa, melalui
pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership/
milkiyah) atas barang itu sendiri.
- RUKUN IJARAH
 Adanya ‘Aqid (orang yang akad). Orang yang akad terdiri dari Mu‟ajir (pengupah/
menyewakan) dan Musta‟jir (upaha/ penyewa).
 Shigat Akad atau ijab Kabul.
 Ujrah (Upah).
- SYARAT AKAD IJARAH
 Syarat Terjadinya Akad.
Syarat Terjadinya akad ini berkaitan dengan ‘Aqid, Zat dan tempat akad.
 Syarat Pelaksanaan Akad
Barang yang dimiliki oleh penyewa haruslah dimiliki sepenuhnya atau memiliki
kekuasaan atas barang tersebut.
 Syarat Sah Ijarah
Sah nya akad ijarah berkaitan dengan adanya orang yang akad, keridhaan dari kedua
belah pihak yang melakukan akad, dan barang yang menjadi objek akad memiliki
manfaat yang jelas.
 Syarat Kelaziman
Syarat yang terakhir adalah barang tidak memiliki kecacatan.

SALAM
- PENGERTIAN SALAM
 Salam adalah transaksi jual beli di mana barang yang diperjualbelikan belum ada. Oleh
karena itu barang diserahkan secara tangguh sedangkan pembayaran dilakukan tunai.
Bank bertindak sebagai pembeli, sementara nasabah sebagai penjual.
- RUKUN SALAM
 Muslim (pembeli atau pemesan)
 Muslam ilaih (penjual atau penerima pesanan)
 Ra‟s al-mal (harga pesanan atau modal yang dibayarkan)
 Muslam fih (barang yang dipesan)
 Sighat Ijab Qabul (ucapan/ akad serah terima)
- SYARAT SALAM
 Syarat Aqidain (muslim)
 Syarat Ra‟s al-Mal (dana yang dibayarkan)
 Syarat Muslam Fih (barang yang dipesan)

QARDH
- PENGERTIAN QARDH
 Suatu akad pinjaman (penyaluran dana) kepada nasabah dengan ketentuan bahwa
nasabah wajib mengembalikan dana yang diterimanya kepada Lembaga Keuangan
Syariah (LKS) pada waktu yang telah disepakati antara nasabah dan LKS.
 Sebagai produk pelengkap kepada nasabah yang telah terbukti loyalitas dan
bonafiditasnya yang membutukkan dana talangan segera untuk masa yang relative
pendek.
 Sebagai fasilitas nasabah yang memerlukan dana cepat sedangkan ia tidak bisa menarik
dananya karena, misalnya, tersimpan dalam bentuk deposito.
 Sebagai produk untuk menyumbang usaha yang sangat kecil, atau membantu sector
social.
- SUMBER DANA
 Qardh yang diperlukan untuk membantu keuangan nasabah secara cepat dan berjangka
pendek, seperti talangan danda di atas, dapat diambilkan dari modal bank.
 Qardh yang diperlukan untuk membantu usaha sangat kecil dan keperluan social, dapat
bersumber dari dana zakat, infaq, dan shadaqah, dan juga dari pendapatan bank.
- RUKUN DAN SYARAT
 Rukun
a. Muqridh (pemilik barang)
b. Muqtaridh (yang mendapat barang atau peminjam)
c. Ijab qobul
d. Qardh (barang yang dipinjamkan)
 Syarat
a. Qardh atau barang yang dipinjamkan harus barang yang memiliki manfaat, tidak sah
jika tidak ada kemungkinan pemanfaatan karena qardh adalah akad terhadap harta.
b. Akad qardh tidak dapat terlaksana kecuali dengan ijab dan qobul seperti halnya dalam
jual beli.
- SEKILAS MENGENAI DAYN
 Dibayar dengan tunai (cash), dan tidak boleh dibayar dengan tunda (cicil).
 Jual beli piutang dengan tunai diperbolehkan, apabila terhindar dari praktek riba.
 Objek yang ditransaksikan haruslah jelas.
 Lalu syarat-syarat lain yang disampaikan oleh Madzhab Maliki di atas, seperti adanya
pengakuan dari orang yang berhutang, lalu adanya kepastian bahwa orang yang
berhutang sanggup untuk melunasi hutangnya, dsb.
 Syarat lainnya adalah syarat yang dikemukakan oleh Madzhab Syafi;i, yaitu bahwa
objeknya (piutang) haruslah termasuk dalam kategori maal mustaqir (yang jelas dan tetap
serta tidak adanya kemungkinan bahwa hutang tersebut menjadi diputihkan), dsb.

GADAI
- PENGERTIAN GADAI
Perjanjian akad gadai dipandang sah dan benar menurut syari'at Islam memenuhi syarat dan
rukun yang telah diatur dalam hukum Islam.

- SYARAT GADAI
 Berakal
 Baligh
 Barang yang dijadikan borg (jaminan) ada pada saat akad
 Bahwa barang tersebut dipegang oleh orang yang menerima barang gadaian atau
wakilnya.
- RUKUN GADAI
 Shighat atau perkataan
 Adanya dua orang yang berakal
 Adanya barang yang diakadkan
 Adanya utang.

MURABAHAH
- PENGERTIAN MURABAHAH
 Akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual menyebutkan dengan jelas barang
yang diperjual belikan, termasuk harga pembelian barang kepada pembeli, kemudian ia
mensyaratkan atasnya laba atau keuntungan dalam jumlah tertentu.
- RUKUN MURABAHAH
 Penjual (Ba‟i).
 Pembeli (Musytari).
 Objek Jual Beli (Mabi‟).
 Harga (Tsaman).
 Ijab Qabul.
- SYARAT BA’I AL-MURABAHAH
 Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah.
 Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan.
 Kontrak harus bebas dari riba.
 Penjual harus menjelaskan pada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesuai pembelian.
 Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian

RIBA
- PENGERTIAN RIBA
Riba menurut bahasa berarti ziyadah (tambahan) tau nama‟ (bekembang).
- MACAM-MACAM RIBA
 RIBA FADL (JUAL BELI), Riba fadl merupakan riba yang muncul akibat adanya jual-
beli atau pertukaran barang ribawi yang sejenis namun berbeda kadar atau takarannya.\
 RIBA NASI‟AH, Riba nasi‟ah merupakan riba yang muncul akibat jual-beli atau
pertukaran barang ribawi tidak sejenis yang dilakukan secara hutang (jatuh tempo)
adanya tambahan nilai transaksi oleh perbedaan atau penangguhan waktu transaksi.
 RIBA QARDH, Riba qardh merupakan riba yang muncul akibat tambahan atas pokok
pinjaman yang dipersyaratkan di muka oleh kreditur kepada pihak yang berhutang yang
diambil sebagai keuntungan.
 RIBA YAD, Riba yad merupakan riba yang muncul akibat adanya jul-beli atau
pertukaran ribawi maupun bukan ribawi dimana terdapat perbedaan nilai transaksi bila
penyerahan salah satu atau kedua-duanya diserahkan kemudian hari.
 RIBA DAYN, Dalam Bahasa Sederhananya Riba Dayn adalah segala macam pinjaman
yang memberikan Manfaat

MUDHARABAH
- PENGERTIAN MUDHARABAH
 Yaitu akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shabulmaal)
menyediakan seluruh modal (100%), sedangkan pihak lainnya adalah pengusaha atau
pengelola usaha yang akan dilakukan.
- SYARAT AKAD MUDHARABAH
 Pihak yang berakad
 Obyek yang diadakan adalah modal, kerja dan Nisbah.
 Modal yang disetorkan kepada mudharib harus jelas jumlah dan mata uangnya.
 Jangka waktu pengelolaan modal
 Jenis pekerjaan yang di mudharabahkan.
 Proporsi pembagian keuntungan (Nisbah)
 Akad (Sigot).
 Harus jelas dan disebutkan secara spesifik dengan siapa berakad
 Antara Ijab-Qabul harus selaras, baik dalam modal, kerja dan penentuan Nisbah
- RUKUN AKAD MUDHARABAH

 Dua pihak yang berakad, yaitu:


a. Pemilik modal (Shahibulmaal)
b. Pengelola Dana (Mudharib)
 Obyek yang diadakan, yaitu:
a. Modal (shigot)
b. Kerja
c. Keuntungan
 Akad (Shiqot)
a. Serah (Ijab)
b. Terima (Qabul)
- JENIS-JENIS MUDHARABAH
 Mudharabah Mutlaqah
Yaitu, mudharabah di mana pemilik dana memberikan kebebasan kepada pengelola dana
dalam pengelolaan investasinya
 Mudharabah Muqayyadah
Yaitu, mudharabah di mana pemilik dana memberikan batasan kepada pengelola dana
mengenai tempat, cara, dan objek investasi.

HIWALAH
- PENGERTIAN HIWALAH
 Yaitu, “mengalihkan” atau “memindahkan”. Di dalam istilah ilmu fiqih hawalah berarti
pengalihan penagihan hutang dari orang yang berhutang kepada orang yang
menanggung hutang tersebut.
- JENIS-JENIS HIWALAH
 Al-hiwalah al-muqayyadah (pengalihan bersyarat)
Yaitu pengalihan sebagai ganti dari pembayaran utang muhil (pihak pertama) kepada
muhal (pihak kedua).
 Al-hiwalah al-muthlaqah (pengalihan mutlak)
Yaitu pengalihan utang yang tidak ditegaskan sebagai ganti rugi dari pembayaran utang
muhil (pihak pertama) kepada muhal(pihakkedua).
- RUKUN HIWALAH
 Pihak pertama (muhil), yaitu orang yang menghiwalahkan (mengalihkan) utang.
 Pihak kedua (muhal), yaitu orang yang di-hiwalah-kan (orang yang mempunyai utang
kepada muhil).
 Pihak ketiga (muhal ‘alaih), yaitu orang yang menerima al-hiwalah.
 Ada piutang muhil kepada muhal.
 Ada piutang muhal ‘alaih kepada muhil.
 Ada sighat al-hiwalah, yaitu ijab dari muhil

ARIYAH
- PENGERTIAN ARIYAH
 Yaitu, memberikan hak memiliki manfaat yang sifatnya temporer (sementara waktu)
dengan tanpa ongkos.
- SYARAT-SYARAT ARIYAH
 Mu’ir (orang yang meminjamkan)
 Mus’tair (orang yang menerima pinjaman)
 Mu’ar (benda yang dipinjamkan)
 Barang yang dipinjam
 Aqad

WAKALAH
- PENGERTIAN WAKALAH
 Wakalah adalah Seseorang menggantikan (menepati) tempat yang lain dalam hak
(kewajiban), dia yang mengelola pada posisi itu.
- RUKUN WAKALAH
 Ada yang mewakilkan dan wakil.
 Ada suatu yang diwakilkan.
- SYARAT-SYARAT WAKALAH
 Terselenggaranya wakalah yang sah
 Orang yang mewakilkan
 Pekerjaan yang diwakilkan harus jelas.
 Tidak boleh mewakilkan dalam hal ibadah

WADI’AH
- PENGERTIAN WADI’AH
 Wadiah artinya yaitu memberikan kekuasaan kepada orang lain untuk menjaga hartanya
atau barangnya dengan secara terang-terangan atau dengan isyarat yang semakna dengan
itu.
- RUKUN WADI’AH
 Muwaddi ( orang yang menitipkan)
 Wadi’I (orang yang dititipi barang)
 Wadi’ah (barang yang dititipkan)
 Shigot (Ijab dan qobul)
- SYARAT-SYARAT WADI’AH
 Pihak yang berakad :
a. Cakap Hukum
b. Sukarela (Ridha)
 Obyek yang diakadkan :
a. Merupakan milik mutlak si penitip (muwaddi')
 Siqot (Ijab dan qabul) :
a. Jelas apa yang dititipkan
b. Tidak mengandung persyaratan-persyaratan lain.
- MACAM-MACAM WADI’AH
 Al-Wadi‟ah Yad al-Amanah (Trustee Depository), Wadi‟ah jenis ini memiliki
karekteristik sebagai berikut:
a. Harta atau barang yang dititipkan tidak boleh dimanfaatkan dan digunakan oleh
penerima titipan.
b. Penerima titipan hanya berfungsi sebagai penerima amanah yang bertugas dan
berkewajiban untuk menjaga barang yang dititipkan.
c. Sebagai kompensasi
d. Mengingat barang atau harta yang tidak boleh dimanfaatkan oleh penerima titipan
 Al-Wadi‟ah Yad adh-Dhamanah (Guarantee Depository), jenis ini memiliki
karekteristik sebagai berikut:
a. Harta dan barang yang dititipkan boleh dan dapat dimanfaatkan oleh yang menerima
titipan.
b. Karena dimanfaatkan, barang dan harta yang dititipkan tersebut tentu dapat
menghasilkan manfaat. Sekalipun demikian, tidak ada keharusan bagi penerima titipan
untuk memberikan hasil pemanfaatan kepada si penitip.
c. Produk perbankan yang sesuai dengan akad ini yaitu giro dan tabungan.
d. Bank konvensional memberikan jasa giro sebagai imbalan yang dihitung berdasarkan
persentase yang telah ditetapkan. Adapun pada bank syariah, pemberian bonus
(semacam jasa giro) tidak boleh disebutkan dalam kontrak ataupun dijanjikan dalam
akad, tetapi benar-benar pemberian sepihak sebagai tanda terima kasih dari pihak
bank.
e. Jumlah pemberian bonus sepenuhnya merupakan kewenangan manajemen bank
syariah karena pada prinsipnya dalam akad ini penekanannya adalah titipan.
f. Produk tabungan juga dapat menggunakan akad wadi‟ah karena pada prinsipnya
tabungan mirip dengan giro, yaitu simpanan yang bisa diambil setiap saat.
Perbedaannya, tabungan tidak dapat ditarik dengan cek atau alat lain yang
dipersamakan.

KAFALAH
- PENGERTIAN KAFALAH
 Yaitu, akad yang menetapkan iltizam hak yang tetap pada tanggungan (beban) yang lain
atau menghadirkan zat benda yang dibebankan atau menghadirkan badan oleh orang yang
berhak menghadirkannya.
- RUKUN KAFALAH
 Adh-Dhamin (orang yang menjamin)
 Al-Madhmun lahu (orang yang berpiutang)
 Al-Madhmun „anhu (orang yang berhutang)
 Al-Madhmun (objek jaminan)
 Sighah (akad/ ijab)
- SYARAT KAFALAH
 Kafil yaitu orang yang menjamin.
 Mafkul lahu, yaitu orang yang berpiutang.
 Makful ‘anhu adalah orang yang berutang.
 Al-Makful adalah utang, barang atau orang.
 Sighat atau lafadz adalah pernyataan yang diucapkan oleh penjamin.
- JENIS KAFALAH
 Kafalah bin Nafs, jenis kafalah ini merupakan akad memberikan jaminan atas diri.
 Kafalah bil Maal, kafalah ini merupakan jaminan pembayaran barang.
 Kafalah Bit taslim, jenis kafalah ini biasa dilakukan untuk menjamin pengembalian atas
barang yang disewa, pada waktu masa sewa berakhir.
 Kafalah al Munazah adalah jaminan mutlak yang tidak dibatasi oleh jangka dan untuk
kepentingan/tujuan tertentu.
 Kafalah al Muallaqah, bentuk jaminan ini merupakan penyederhanaan dari kafalah al
munazah.

4 TAHAP PELARANGAN RIBA

Baik kita mulai uraian tentang 4 fase pengharaman Riba dalam sejarah syariah Islam, sebagaimana
yang telah dijelaskan oleh Doktor Wahbah Az-Zuhaili dalam Tafsir Al-Munir. sebagai berikut:

Pertama:

‌ۖ ‫َو َم ٓا َء اَتۡي ُتم ِّم ن ِّر ً۬ب ا ِّلَيۡر ُبَو ْا ِفٓى َأۡم َو ٲِل ٱلَّناِس َفاَل َيۡر ُبوْا ِع نَد ٱ‬
‫ِهَّلل‬
Artinya : Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia,
maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah.(QS. ar-Ruum : 39 )

Ayat ini turun di Mekkah dan menjadi tamhid (permulaan), atau awal mula dari diharamkannya riba
dan urgensi untuk menjauhi riba.

Kedua:
‫َفِبُظۡل ٍ۬م ِّم َن ٱَّلِذ يَن َهاُد وْا َح َّرۡم َنا َع َلۡي ِہۡم َطِّيَبٰـٍت ُأِح َّلۡت َلُهۡم َو ِبَص ِّد ِهۡم َع ن َس ِبيِل ٱِهَّلل‬
‫َك ِثيً۬ر ا َو َأۡخ ِذِهُم ٱلِّر َبٰو ْا َو َقۡد ُنُہوْا َع ۡن ُه َو َأۡك ِلِهۡم َأۡم َو ٲَل ٱلَّناِس ِبٱۡل َبٰـ ِط ۚ‌ِل َو َأۡع َتۡد َنا‬
‫ِلۡل َك ٰـ ِفِر يَن ِم ۡن ُہۡم َع َذ اًبا َأِليً۬م ا‬
Artinya : Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas mereka
(memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka
banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah. (QS. an-Nisa : 160-161)

Ayat ini turun di Madinah dan menceritakan tentang perilaku Yahudi yang memakan riba dan
dihukum Allah. Ayat ini merupakan peringatan bagi pelaku riba.

Ketiga:

‌ۖ‫ً۬ة‬ ‫ً۬ف‬
‫َيٰٓـَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنوْا اَل َتۡأ ُڪ ُلوْا ٱلِّر َبٰٓو ْا َأۡض َعٰـ ا ُّمَضٰـَع َف َو ٱَّتُقوْا ٱَهَّلل َلَع َّلُك ۡم ُتۡف ِلُحوَن‬
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan
bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.(Ali Imran : 130)

Pada tahap ini Al-Quran mengharamkan jenis riba yang bersifat fahisy, yaitu riba jahiliyah yang
berlipat ganda.

Keempat:

‫َيٰٓـَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنوْا ٱَّتُقوْا ٱَهَّلل َو َذ ُروْا َم ا َبِقَى ِم َن ٱلِّر َبٰٓو ْا ِإن ُك نُتم ُّم ۡؤ ِمِنيَنَفِإن َّلۡم‬
‫َتۡف َع ُلوْا َفۡأ َذُنوْا ِبَح ۡر ٍ۬ب ِّم َن ٱِهَّلل َو َر ُسوِل ۖ‌ِهۦ َو ِإن ُتۡب ُتۡم َفَلُڪۡم ُر ُء وُس َأۡم َو ٲِلُڪۡم اَل‬
‫َتۡظ ِلُم وَن َو اَل ُتۡظ َلُم وَن‬
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang
belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan
(meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan RasulNya akan memerangimu. Dan
jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya
dan tidak (pula) dianiaya.(Q.S. al-Baqarah : 278-279)

Pada tahap ini Al-Quran telah mengharamkan seluruh jenis riba dan segala macamnya.

Anda mungkin juga menyukai