Lta Profesi
Lta Profesi
OLEH : MARHAMAH
PO.712. 422. 100. 71
MARHAMAH
PO. 712. 422. 100.71
ROSMARIA, M.Keb
NIP. 197311092001122001
HALAMAN PENGESAHAN
“ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA NY B
DI PUSTU RENGAS BANDUNG KECAMATAN
JAMBI LUAR KOTA TAHUN 2022 ”
Oleh:
MARHAMAH
NIM. PO71242210071
Menyetujui,
Pembimbing I
Rosmaria, M.Keb
NIP. 197311092001122001 (...............................................)
Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
GAMBARAN KASUS
Asuhan kebidanan berkesinambungan yang dilakukan merupakan asuhan kebidanan yang
diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir sampai pada
perencanaan KB. Kasus ini diambil di Puskesmas Pembantu Desa Rengas Bandung
Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi sejak tanggal 12 April 2022 sampai
dengan tanggal 12 Mei 2022. Ny. B G4P3A0 umur 32 tahun, HPHT 8 Agustus 2021. TP
15 Mei 2022. Ny. B mulai memeriksakan kehamilannya pada usia kehamilan 12 minggu
di Puskesmas Pembantu Desa Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten
Muaro Jambi. Penulis melakukan Asuhan Kehamilan (ANC) 4 kali yang dimulai pada
usia kehamilan 33-34 minggu. Pada tanggal 8 Mei 2022 pukul 16.00 WIB ibu datang
dengan keluhan mulas-mulas, hasil pemeriksaan Ny.B G4P3A0 hamil 37-38 minggu
partus kala 1 fase laten janin tunggal hidup intrauterine presentasi kepala, keadaan ibu
dan janin baik, dilakukan pemeriksaan dala, pembukaan 7 cm, porsio tipis . Tanggal 8
Mei 2022 pukul 18.35 WIB ketuban ibu pecah spontan dilakukan pemeriksaan, hasil
pemeriksaan Ny.B G4P3A0 hamil 37-38 minggu partus kala I fase aktif, keadaan ibu dan
janin baik. Lalu pada pukul 18.30 WIB ada dorongan ingin mengedan dan tanda-tanda
kala II, hasil pemeriksaan Ny.B P3A0 parturien kala II janin tunggal hidup intrauterine,
keadaan ibu dan janin baik. Dilakukan pertolongan persalinan, jam 18,50 bayi lahir
spontan dengan letak belakang kepala, berat badan 2800 gram, panjang badan 48 cm,
menangis kuat, tonus otot aktif dan kulit kemerahan. Tanggal 8 Mei 2022 pukul 18.55
Ny.B parturien kala III, keadaan ibu baik. Dilakukan managemen aktif kala III, plasenta
lahir spontan pukul 19.05 WIB kesan lengkap. Tanggal 8 Mei 2022 pukul 19.15 WIB
Ny.B parturien kala IV dilakukan pemantauan dalam satu jam pertama dilakukan
pemantauan tiap lima belas menit dan pada jam kedua tiap 30 menit, didapati hasil keadaan
ibu baik. Pada tanggal 9 Mei 2022 pukul 08.00 WIB Ny. B P3A0 nifas hari pertama TFU
2 jari bawah pusat dengan pengeluaran lochea rubra, keadaan ibu baik. Neonatus cukup
bulan sesuai masa kehamilan umur 1 hari, keadaan bayi baik. Pada tanggal 12 Mei 2022
dilakukan kunjungan, Ny.B P3 nifas hari ke 4 TFU setengah sympisis pusat, pengeluaran
lochea rubra, ASI lancar, keadaan ibu baik. Bayi umur 4 hari BB 2800 gram, menyusu
aktif, keadaan sehat.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah -
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan studi kasus berkesinambungan ini
yang diajukan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktik Kebidanan Klinik
Berkesinambungan . Dalam meyelesaikan laporan tugas akhir ini penulis banyak sekali
mendapatkan bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada
Kemenkes Jambi
2. Lia Artika Sari, M.Keb selaku Kaprodi Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes
Kemenkes Jambi
3. Ibu rosmaria, M.Keb selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan
penyusunan laporan tugas akhir ini, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan guna perbaikan dikemudian hari. Akhir kata semoga laporan
tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
Marhamah
DAFTAR ISI
GAMBARAN KASUS.............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................1
BAB I.......................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................2
C. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus.......................................................3
BAB II......................................................................................................................4
A. Asuhan Kehamilan (Trimester III)................................................................4
B. Asuhan Kebidanan Persalinan
................................................................................................................
18
C. Asuhan Kebidanan Neonatus
................................................................................................................
29
D. Asuhan Kebidanan Nifas
................................................................................................................
37
BAB III..................................................................................................................45
A. Kehamilan
................................................................................................................
45
B. Persalinan
................................................................................................................
54
C. Bayi Baru Lahir
................................................................................................................
67
D. Nifas
................................................................................................................
74
BAB IV..................................................................................................................81
A. Kehamilan
................................................................................................................
81
B. Persalinan
................................................................................................................
89
C. Bayi Baru Lahir
................................................................................................................
94
D. Nifas
................................................................................................................
99
BAB V..................................................................................................................101
A. Kesimpulan
.............................................................................................................
101
B. Saran
.............................................................................................................
103
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................104
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pelayanan kebidanan (maternity care) dalam suatu negara atau daerah ialah kematian
kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya
kehamilan oleh sebab apa pun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang
dan promosi kesehatan yang bersifat holistik, diberikan dengan cara yang kreatif dan
perempuan. Serta asuhan berkesinambungan sesuai keinginan dan tidak otoriter serta
masalah atau komplikasi setiap saat. Morbiditas dan mortalitas ibu karena hipertensi
2010:531).
sebanyak 28% ibu hamil mengalami komplikasi atau penyulit kehamilan, dengan
hipertensi sebesar 3,3%, serta bengkak kaki disertai kejang sebesar 2,7%
(Balitbangkes, 2019:389).
sebesar 2,24% dan bengkak kaki disertai kejang sebesar 1,20% (Balitbangkes,
Jambi pada masa kehamilan sebanyak 2 kasus dengan 2 kasus kematian ibu
pada ibu hamil normal dilakukan minimal 8 kali, mengacu pada hal tersebutnelio,
terhadap ibu hamil dan janin berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan
Persalinan di katakan normal jika terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 –
42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala dalam waktu 18 jam
tanpa komplikasi pada ibu/janin (Saifuddin, 2018). Persalinan normal dapat berubah
tanpa diikuti oleh kemajuan persalinan (Nugroho, 2020). Persalinan patologi dapat
membawa akibat buruk bagi ibu dan janin yang menyebabkan kematian ibu dan
penting pada ibu selama persalinan karena dapat membantu ibu dalam mempermudah
proses persalinan, membuat ibu lebih yakin untuk menjalani proses persalinan serta
karena ibu memerlukan perawatan yang khusus, bantuan dan pengawasan demi
pulihanya kesehatan seperti sebelum hamil. Salah satu indikator dalam proses
Apabila fundus uteri berada diatas batas normal maka hal ini menandakan di
dalam rahim terjadi sesuatu. Salah satunya adalah perdarahan didalam rahim, ini
sangat berbahaya bila darah keluar dengan deras maka ibu kehilangan banyak darah
sehingga dapat terjadi shock sampai terjadi kematian (Gunawan dan Astuti,
2015:183).
Setiap bayi baru lahir harus mendapatkan pemeriksaan sesuai standar pada
kunjungan bayi baru lahir (KN) agar menemukan secara dini penyakit atau tanda
bahaya pada neonatus, sehingga pertolongan segera dapat diberikan untuk mencegah
2021:119).
Tanpa penanganan yang tepat, berbagai masalah kesehatan yang bisa muncul
pada bayi hingga usia kurang satu bulan bisa berakibat fatal, karena masa itu
merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
rujukan asuhan kebidanan Ny. B pada masa Kehamilan, Persalinan, BBL, Nifas
Tahun 2022.
1. Teoritis
2. Praktis
tugas akhir ini sebagai bahan sumber dalam metode pembelajaran studi kasus
pada masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, neonatus, dan KB dengan model
pada pada masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, neonatus, dan KB yang
berkesinambungan.
D. Ruang Lingkup
Laporan Tugas Akhir ini merupakan laporan studi kasus yang bertujuan untuk
mengetahui gambaran asuhan Countinuity Of Care mulai dari masa Hamil Trimester
III, persalinan, bayi baru lahir, neonatus sampai perencanaan KB. Subjek dalam
laporan tugas akhir ini adalah Ny. B 32 tahun G4P3A0, beralamat di RT 09 Desa
Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi. Pelaksanaan
asuhan dilakukan dari bulan April sampai Mei Tahun 2022 di Pustu Rengas Bandung
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Kehamilan
dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya
bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan
kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu
2. Kehamilan Beresiko
hamil dan bayi menjadi sakit dan/ atau meninggal sebelum persalinan
berlangsung. Banyak faktor risiko ibu hamil dan salah satu faktor yang penting
adalah usia. Ibu hamil pada usia lebih dari 35 tahun lebih berisiko tinggi untuk
kehamilan Kehamilan berisiko tinggi biasanya terjadi karena faktor 4 terlalu dan
tahun)
b. Terlambat yaitu:
medis kedaruratan
kualitas sel telur pun akan menurun sehingga dapat meningkatkan risiko
keguguran, serta kelainan/ cacat bawaan pada janin akibat kelainan kromosom.
Bayi meninggal atau cacat, bahkan ibu meninggal saat persalinan sering terjadi
pada kehamilan usia 35 tahun ke atas. Menurut dr. Damar Prasmusinto, SpOG
(K), melahirkan di usia 35 tahun ke atas, bayi yang dilahirkan rentan mengalami
kelainan genetik. Pada usia reproduktif (25-35 tahun), risiko bayi alami kelainan
genetik 1:1000, sedangkan pada ibu yang berusia di atas 35 tahun, risiko itu
meningkat menjadi 1:4. Selain itu, mulai muncul berbagai keluhan kesehatan saat
hamil, seperti; tekanan darah tinggi dan diabetes yang sering memengaruhi proses
cenderung lebih sering dilakukan melalui operasi Caesar (Sibuea, Tendean and
Wagey, 2013)
Usia risiko tinggi adalah di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun. Penyebab
terbanyak karena pendarahan dan eklamsia atau kejang akibat tekanan darah
tinggi. Menurut beberapa penelitian, usia produktif yang optimal untuk reproduksi
sehat adalah antara 20-35 tahun. Risiko akan meningkat pada usia di bawah 20
melahirkan sangat menghantui ibu-ibu yang akan melahirkan di usia 40-an (Seri
wahyuni, 2018). Gangguan persalinan yang paling umum adalah plasenta previa
kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul keluhan sering
kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan kembali.
lancar. Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter lebih
berdilatasi daripada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat ke kanan
pada siang hari. Jangan mengurangi porsi air minum di malam hari, kecuali
minuman yang mengandung bahan cafein (teh, kopi, cola). Bila tidur
(khususnya malam hari) posisi miring dengan kedua kaki ditinggikan untuk
meningkatkan diuresis.
b. Nyeri punggung (Mafikasari and Kartikasari, 2015)
Nyeri punggung merupakan salah satu rasa tidak nyaman yang paling
umum selama masa kehamilan menjelang bulan ke tujuh, banyak wanita hamil
2) Postur tubuh Postur tubuh yang berubah seiring perkembangan janin yang
ada di dalam perut yang dapat merubah susunan tulang tulang panggul
fisiologis.
3) Posisi tidur merupakan suatu kebiasaan di mana posisi tidur sebelum hamil
dan sesudah hamil itu harus berbeda ibu hamil harus mampu melepaskan
posisi tidur favorit dan terbiasa dengan posisi tidur yang baru dimana perut
yang semakin membesar dan lebih mempersulit ibu hamil untuk tidur
dengan nyaman
terjadi nyeri punggung pada ibu hamil adalah menjaga pertambahan berat
tumit tinggi, mempelajari cara yang benar untuk mengangkat benda berat,
usahakan untuk tidak berdiri lama, duduk dengan baik, tidur dengan kasur
yang keras, posisi tidur yang yang nyaman dibantu dengan guling,
Kartikasari, 2015)
dan sekitarnya, agar menjadi lebih kuat dan elastis. Sirkulasi darah
dilakukan selama yoga, ibu akan terbiasa melakukan nafas pendek dan
cepat dengan ritme yang teratur serta panjang dan dalam baik saat
calon ibu untuk melalui rasa sakit dalam proses persalinan, serta memicu
juga dapat menciptakan kondisi relaksasi (Ni Nengah Arini Murni, 2014)
ibu, janin dan bayi baru lahir yang terkait dengan hasil ANC. Berikut adalah tabel
perbedaan jadwal four-visit Focused Antenatal Care (FANC) Model dengan 2016
minggu
bersalin.
dan trimester ketiga. Pelayanan kesehatan ibu hamil yang diberikan harus
skrining ibu hamil berisiko KEK (Kurang Energi Kronis) atau kekurangan gizi.
Ibu hamil dikatakan Kurang Energi Kronis (KEK) apabila didapati LiLA <23,5
cm hal ini berisiko melahirkan bayi berat lahir rendah (Elly Dwi Wahyuni,
2017).
dilakukan untuk melihat kesesuaian antara tinggi fundus uteri dengan usia
kehamilan. Pengukuran tinggi fundus uteri ini pun menjadi salah satu indikator
pengukuran taksiran berat janin. Tinggi fundus uteri yang normal untuk usia
Pemberian imunisasi pada wanita usia subur atau ibu hamil harus
tidak hamil untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin. Selama hamil terjadi
kehilangan basal 250 mg kebutuhna janin dan plasenta 315 gr dan kebutuhan
trimester 1 belum ada kebutuhan yang drastis sehingga kebutuhan zat besi
Pada saat melahirkan ada kehilangan zat besi 250 mg sehingga masih
tersimpan 250 mg. bila ditambah untuk kebutuhan plasenta 315 mg maka
diperlukan 550 mg. jumlah ini yang harus dipenuhi selama trimester 2 dan 3
60 mg Fe dan 0,25 asam folat. Setiap tablet setara 200 ferosulfat, maka
2012)
Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu hamil. Denyut
jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16 minggu/4 bulan.
pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah
kekhawatiran bagi sebagian besar ibu hamil. Perubahan pada ukuran tubuh, bentuk
membuat tubuh ibu hamil tersebut tampak jelek dan tidak percaya diri.
Kekhawatiran dan ketakutan ini sebenarnya tidak berdasar, untuk itu Ibu
hamil memerlukan nasihat dan saran khususnya dari bidan dan dokter yang dapat
yang meskipun hal itu adalah fisiologis namun tetap perlu diberikan suatu
hamil diantaranya sering buang air kecil 50%, keputihan 15 %, konstipasi 40%,
perut kembung 30%, bengkak pada kaki 20%, kram pada kaki 10%, sakit kepala
20%, striae gravidarum 50%, hemoroid 60%, sesak nafas 60% dan sakit punggung
70%(Astuti, 2009).
Sekitar 100 Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan pada trimester III 50%
Ibu hamil mempunyai keluhan seperti, Ibu hamil merasa sakit punggung lebih
banyak diderita dari 100 Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan, ini disebabkan
karena perubahan yang terjadi pada tubuh itu yang mempengaruhi bentuk tulang
trimester III sudah banyak dilakukan, diantaranya yaitu dengan senam ibu hamil
ataupun yoga.
diantaranya adalah Ibu sering mengalami kram pada kaki, Ibu sering mengalami
bengkak pada kaki, Ibu sering mengalami pusing dan Ibu sering buang air kecil.
Dari penelitian terdapat ibu hamil yag mengalami ketidaknyamanan trimester III
setelah melakukan senam hamil ibu hamil merasa nyaman pada kehamilannya.
(p=0,003) , nyeri punggung (p=0,003), bengkak pada kaki (0,025) dan kram pada
kaki (0,003). Sehingga dapat disimpulkan bahwa senam hamil yang dilakukan ibu
pada kaki, nyeri punggung, nyeri pinggang, kram kaki dan kesulitan tidur.
pengurangan keluhan fisik ibu hamil trimester III. Keluhan fisik yang berkurang
setelah prenatal yoga diantaranya spasme otot, perut kembung, kesemutan pada
jari tangan dan kaki, sesak nafas, pusing, kram pada kaki, konstipasi/sembelit,
susah tidur, nyeri punggung atas dan bawah. Prenatal yoga efektif terhadap
pengurangan keluhan fisik ibu hamil trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas
Kamonji.
oleh Rafika, menyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara keluhan ibu
hamil sebelum dilakukan yoga antenatal dan setelah dilakukan yoga antenatal.
1. Persalinan
Menurut Buku Saku Pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar
dan rujukan, persalinan dan kelahiran dikatakan normal jika usia kehamilan
presentasi belakang kepala, berlangsung tidak lebih dari 18 jam dan tidak ada
a) Perut mulas – mulas yang teratur, timbulnya semakin sering dan semakin
lama
b) Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir atau keluar cairan ketuban
panggul.
- Kekuatan mengejan
c) Fleksion (fleksi)
Fleksi di sebabkan karena anak di dorong maju dan ada tekanan pada PAP,
serviks, dinding panggul atau dasar panggul. Pada fleksi ukuran kepala
yang melalui jalan lahir kecil, karena diameter fronto occopito di gantikan
e) Extensition (ekstensi)
Ubun – ubun kecil (UUK) di bawah simfisis maka sub occiput sebagai
punggung anak
tulang usus (os. Illium), tulang duduk (os. Ischium) dan tulang
kemaluan (os.pubis)
bawah panggul.
b) Passenger
(1) Janin pada persalinan normal bila kondisi janin adalah letak bujur,
presentasi belakang kepala, sikap fleksi dan tafsiran berat janin <4000
gram.
(2) Plasenta berada di segmen atas rahim (tidak menhalangi jalan rahim).
kontraksi.
c) Power
Faktor kekuatan ibu yang mendorong janin keluar dalam persalinan terdiri
dari:
Dasar asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman
selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan komplikasi
terutama perdarahan pasca persalinan, hipotermia, dan asfiksia bayi baru lahir.
Sementara itu, fokus utamanya adalah mencegah teriadinya komplikasi. Hal ini
komplikasi selama persalinan dan setelah bayi lahir akan mengurangi kesakitan
dan kematian ibu serta bayi baru lahir. Penyesuaian ini sangat penting dalam
hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui
berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga
prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal.
(Sarwono 2016)
(2) Fase aktif (pembukaan serviks 4-10 cm), berlangsung selama 6 jam
menjadi 4 cm.
cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada primipara berlangsung
selama 2 jam dan pada multipara 1 jam. Tanda dan gejala kala II:
(3) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan/atau vagina.
menunjukkan :
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30
menit setelah bayi lahir. Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan
(1) Beritahukan kepada ibu bahwa penolong akan menyuntikkan oksitosin untuk
(2) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, berikan suntikan oksitosin 10 unit IM
penyakit serebrovaskular.
(3) Dengan menggunakan klem, 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat pada
sekitar 3cm dari pusat (umbilikus) bayi (kecuali pada asfiksia neonatus,
lakukan sesegera mungkin). Dari sisi luar klem penjepit, dorong isi tali pusat
ke arah distal (ibu) dan lakukan penjepitan kedua pada 2 cm distal dari klem
pertama.
- Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit kemudian
bayi).
- Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi kemudian
(4) Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi. Letakkan
bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi
berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara
ibu.
(5) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan kering dan pasang topi pada
kepala bayi. ( Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir )
(6) Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
(7) Letakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di tepi atas
simfisis dan tegangkan tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
(8) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan
gambar berikut, untuk mencegah terjadinya inversio uteri. Jika uterus tidak
menstimulasi puting susu. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik,
lalu minta ibu meneran sambil menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai
dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir dengan tetap
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar
- Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi
lahir
sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput
kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan
(11) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus
keras).
Menilai perdarahan
(12) Periksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan
(13) Evaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan lakukan penjahitan
d) Kala IV (Pemantauan)
Kala empat persalinan disebut juga dengan kala pemantauan. Kala empat
dimulai dari setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu. Pada kala
empat yang paling sering terjadi perdarahan postpartum, yaitu pada 2 jam pertama
postpartum. Masalah / komplikasi yang dapat muncul pada kala empat adalah
perdarahan yang mungkin disebabkan oleh atonia uteri, laserasi jalan lahir dan sisa
plasenta. Oleh karena itu harus dilakukan pemantauan, yaitu pemantauan kontraksi
Kontraksi uterus selama kala empat umumnya tetap kuat dengan amplitudo
sekitar 60 sampai 80 mmHg, kekuatan kontraksi ini tidak diikuti oleh interval
oleh ibu postpartum, karena pengeluaran oksitosin oleh kelenjar hipofisis posterior.
(1) Merangsang otot polos yang terdapat di sekitar alveolus kelenjar mamae,
perdarahan postpartum.
1) Pengalaman Sebelumnya
2) Kesiapan Emosi
biasanya lebih sensitive terhadap semua hal. Untuk dapat lebih tenang dan
persalinan, antara lain dari segi materi apakah sudah siap untuk
dengan adanya calon bayi yang akan lahir. Dari segi fisik dan mental yang
berhubungan dengan risiko keselamatan ibu itu sendiri maupun bayi yang
di kandungnya.
4) Support system
membutuhkan dorongan dan kasih sayang yang lebih dari seseorang yang
28 hari. Selama 28 hari pertama kehidupan ini, anak berada pada risiko kematian
tertinggi. Oleh karena itu sangat penting bahwa pemberian makan dan perawatan
yang tepat diberikan selama periode ini, baik untuk meningkatkan peluang
kelangsungan hidup anak dan untuk meletakkan fondasi untuk kehidupan yang
sehat.
Bayi Baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang
kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu
sampai 42 minggu, dengan berat badan lahir 2500 - 4000 gram, dengan nilai
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin. Tiga
faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan peoses vital neonatus yaitu
maturasi, adaptasi dan toleransi. Empat aspek transisi pada bayi baru lahir yang
paling dramatik dan cepat berlangsung adalah pada sisem pernafasan, sirkulasi,
terhadap reaksi terhadap rayuan, rangsangan sakit, atau suara keras yang
bangun. adanya temor pada bibir, kaki dan tangan pada waktu menangis adalah
normal, tetapi bila hal ini terjadi pada waktu tidur, kemungkinan gejala suatu
kepala tampak lebih panjang ini disebabkan akibat proses kelahiran, benjolan
pada kepala tersebut hanya terdapat dibelahan kiri atau kanan saja, atau di sisi
kiri dan kanan tetapi tidak melampaui garis tengah bujur kepala, pengukuran
dikepala hilang dan jika terjadi moulase, tunggu hingga kepala bayi kembali
antara mata kanan dan mata kiri, perhatikan adany tanda-tanda perdarahan berupa
e. Mulut: penampilannya harus simetris, mulut tidak mencucu seperti mulut ikan,
tidak ada tanda kebiruan pada mulut bayi, saliva tidak terdapat pada bayi
f. Leher, dada, abdomen: melihat adanya cedera akibat persalinan; perhatikan ada
tidaknya kelainan pada pernapasan bayi, karena bayi biasanya bayi masih ada
pernapasan perut;
g. Punggung: adanya benjolan atau tumor atau tulang punggung dengan lekukan
h. Kulit dan kuku: dalam keadaan normal kulit berwarna kemerahan, kadang-
kulit dengan warna yang tak rata (“cuti Marmorata”) ini dapat disebabkan
karena temperature dingin, telapak tangan, telapak kaki atau kuku yang
menjadi biru, kulit menjadi pucat dan kuning, bercakbercak besar biru yang
sering terdapat disekitar bokong (Mongolian Spot) akan menghilang pada
diharapkan keluar dalam 24 jam pertama. Waspada bila terjadi perut yang tiba-
tiba membesar, tanpa keluarnya tinja, disertai muntah, dan mungkin dengan
kulit kebiruan, harap segera konsultasi untuk pemeriksaan lebih lanjut, untuk
j. Refleks yaitu suatu gerakan yang terjadi secara otomatis dan spontan tanpa
disadari pada bayi normal, refleks pada bayi antara lain Tonik neek refleks ,
yaitu gerakan spontan otot kuduk pada bayi normal, bila ditengkurapkan akan
a. Rooting refleks yaitu bila jarinya menyentuh daerah sekitar mulut bayi
datangnya jari
b. Grasping refleks yaitu bila jari kita menyentuh telapak tangan bayi maka
c. Moro refleks yaitu reflek yang timbul diluar kesadaran bayi misalnya bila
mendekapnya,
d. Suckling refleks (menghisap) yaitu areola putting susu tertekan gusi bayi,
ASI,
a. Pemberian minum.
Pada usia beberapa hari, berat badan bayi mengalami penurunan yang
sifatnya normal, yaitu sekitar 10% dari berat badan waktu lahir. Hal ini
disebabkan karena keluarnya mekonium dan air seni yang belum diimbangi
dengan asupan yang mencukupi, misalnya produksi ASI yang belum lancer dan
Bayi kemungkinan akan merasa lapar setiap 2-4 jam. Berikan ASI sesering
mungkin (on demand) atau selang 3-4 jam. Bayi hanya memerlukan ASI saja
agar terhindar dari gumoh atau muntah. Tanda – tanda bayi cukup ASI.
menghisap dagu bayi akan bergerak naik turun, bayi tidak rewel dan tertidur
pulas.
b. Kebutuhan BAB.
Bayi memiliki feses yang lengket hitam kehijauan pada dua hari pertama
yang disebut mekonium. Feses bayi dengan ASI akan berwarna hijau keemasan,
lunak, dan tampak seperti biji. Feses bayi yang menyusu lewat botol akan
berwarna coklat gelap, lengket atau berbentuk. BAB yang terjadi pada bayi baru
c. Kebutuhan BAK.
d. Kebutuhan Tidur.
Bayi memerlukan waktu yang banyak untuk tidur. Rata – rata tidur 20
jam sehari. Status sadar antara 2 – 3 jam beberapa hari pertama. Bayi tampak
membenamkan bayi sampai tali pusatnya lepas dan kering. Apabila tali
2) Apabila bayi BAK/ BAB segera bersihkan pantat bayi dengan sabun dan
air dan segera keringkan. Segera ganti popok dengan yang bersih. Hal ini
hipotermi.
Perawatan tali pusat merupakan upaya untuk mencegah infeksi tali pusat
pusat dan daerah sekitar tali pusat selalu bersih dan kering, dan selalu mencuci
tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun sebelum merawat tali pusat.
Agar tidak menimbulkan infeksi, tali pusat harus dirawat dengan benar dengan
cara:
adalah tidak membubuhkan apapun pada sekitar daerah tali pusat karena
Salah satu yang disarankan oleh WHO dalam merawat tali pusat adalah
Lama lepas tali pusat dikatakan cepat jika kurang dari 5 hari, normal jika
antara 5 sampai dengan 7 hari, dan lambat jika lebih dari 7 hari. Lepasnya
tali pusat selain dipengaruhi oleh perawatan tali pusat dengan menjaga
agar tali pusat tetap kering dan bersih juga dipengaruhi oleh kepatuhan ibu
3) Letargi.
4) Warna abnormal pada kulit dan bibir tampak biru dan sclera tampak kuning
atau pucat.
berdarah.
2) Dalam 24 jam dan sebelum ibu dan bayi dipulangkan, berikan imunisasi
3) Jelaskan tanda – tanda bahaya bayi baru lahir pada orang tua dan anjurkan
untuk ke tenaga kesehatan bila menemui tanda bahaya pada bayi baru lahir.
4. Kunjungan Neonatal
sedikitnya 3 kali yaitu kunjungan neonatal I (KN1) pada 6 jam sampai dengan 48
jam setelah lahir, kunjungan neonatal II (KN2) pada hari ke 3 s/d 7 hari,
Balita Sakit (MTBS) pada algoritma bayi muda (Manajemen Terpadu Bayi
pada saat kunjungan rumah sampai bayi berumur 7 hari (bila tidak diberikan pada
Bayi baru lahir 30 menit pertama dapat mengalami penurunan suhu tubuh
3-40C. Pada ruangan dengan suhu 20-250C suhu tubuh bayi turun sekitar 0,30C
per menit. Kemampuan bayi yang belum sempurna dalam memproduksi panas
sangat rentan untuk mengalami hipotermi. Inisiasi menyusu dini berpengaruh pada
suhu tubuh bayi baru lahir, karena kehilangan panas pada bayi empat kali lebih
Hasil penelitian Indah Dewi Sari, 2020 dengan judul “Efektivitas Inisiasi
Menyusu Dini Terhadap Perubahan Suhu Tubuh Pada Bayi Baru Lahir”
menunjukkan bahwa hampir 90% bayi baru lahir sebelum dilakukan inisiasi
menyusu dini mengalami penurunan suhu tubuh dan sesudah dilakukan inisiasi
menyusu dini hanya 10% yang mengalami suhu tubuh rendah. Dari hasil
menyusu dini terhadap perubahan suhu tubuh bayi baru lahir . Diharapkan pada
menyusu dini kepada setiap bayi baru lahir untuk mencegah terjadinya hipotermi.
Inisiasi juga merupakan proses yang luar biasa yang bisa dinikmati oleh
setiap ibu bersalin dan bayinya karena dengan teknik skin to skin bayi dan ibu bisa
lebih merasa saling dekat satu sama lain. Selanjutnya akan terjadi proses
meningkatkan hubungan kasih sayang dan keterikatan batin antara ibu dan bayi
baru lahir.
d. Asuhan Kebidanan Nifas
1. Definisi
ibu dan bayi, yang meliputi upaya Pencegahan, deteksi dini dan pengobatan
pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu.
(Sarwono, 2016)
Nifas atau Puerperium dari kata Puer yang artinya bayi dan parous
melahirkan. Jadi, Puerperium berarti masa setelah melahirkan bayi. Masa Nifas
adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat
Pelayanan keseatan ibu nifas oleh bidan dan dokter dilakukan minimal
Masa segera setelah plasenta lahir sampai 24 jam. Sering terdapat banyak
masalah, misal perdarahan karena atonia uteri. Oleh sebab itu tenaga kesehatan
keadaan normal, tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau busuk, tidak
ada demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat
lokia.
pascanatal.
dievaluasi.
Suplemen zat besi dan asam folat harus diberikan setidaknya tiga
Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil ialah
1.040 mg. dari jumlah ini 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan
Sistem Involusi Uteri Segera setelah lahirnya plasenta, pada uterus yang
Reproduksi berkontraksi posisi fundus uteri berada kurang lebih di
pertengahan antara umbilicus dan simfisis pada 1
minggu post partum. Kemudian, 14 hari postpartum
TFU mengkerut, telah turun masuk ke dalam rongga
panggul dan tidak dapat lagi diraba dari luar. Pada 6
minggu post partum uterus kembali normal
Pengeluaran - Lochea Rubra (1- 3 hari pascasalin)
Lochea Warnanya merah mengandung darah dari luka
oada plasenta dan serabut decisua dan chorion
- Lochea Sangulenta (4 – 7 hari pascasalin)
Warnanya merah kekuningan berisi
lendir
- Lochea Serosa (7 – 14 hari pascasalin)
Warnanya kecoklatan mengandung
banyak serus , lebih sedikit darah
dan laserasi plasenta
- Lochea Alba (2-6 minggu pascasalin)
Warnanya putih kekuningan mengandung
leukosit, selaput lendir serviks dan seabut
jaringan mati
Vagina dan Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami
perineum penekanan serta perengangan, setelah beberapa hari
persalinan kedua organ kembali dalam keadaan
sebelum hamil.
Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi
pada saat perineum mengalami robekan. Robekan
jalan lahir dapat terjadi secara spontan atau pun
dilakukan
episiotomy dengan indikasi tertentu
Sistem Tonus otot Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama 2
Pencernaan menurun – 3 hari setelah melahirkan
Sistem Pelvis, ginjal Pelvis, ginjal dan ureter yang meregang dan berdilatasi
Perkemihan dan ureter selama kehamilan kembali normal pada akhir minggu
keempat setelah melahirkan.
Sistem Dinding Selama hamil dinding abdomen meregang setalh
Muskuloske abdomen bersalin dinding abdomen akan lembek (pemisahan
letal muskulus rektus abdominus)
Striae Tidak menghilang, tetapi berubah menjadi samar
Sistem Oksitosin Oksitosin dikeluarkan oleh glandula pituitary
Endokrin posterior dan berkerja terhadap otot uterus dan
jaringan payudara. Oksitosin di dalam sirkulasi dara
menyebabkan uterus berkontraksi
Prolaktin Penurunan estrogen meningkatkan prosuksi prolactin
dari glandula pituitary anterior yang bereaksi terhadap
alveoli payudara dan menstimulasi produksi ASI dan
menekan stimulasi folikel dalam ovarium
HCG,HPL, Ketika plasenta lepas dari dinding uterus dan lahir
estrogen, kadar HCG,HPL, estrogen, progesterone di dalam
progesterone darah ibu menurun. Dan kembali normal setelah 7 hari
postpartum
Pemulihan Pada ibu yang menyusui bayinya, ovulasi jarang
ovulasi dan terjadi sebelum 20 minggu dan tidak terjadi diatas 28
menstruasi minggu untuk ibu yang melanjutkan menyusui samoai
6 bulan. Pada ibu yang tidak menyusui ovulasi dan
menstruasi biasanya akan terjadi antara 7 – 10 minggu
Tanda-tanda Tekanan darah Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah
vital akan rendah setelah melahirkan karena ada
perdarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum
dapat
menandakan terjadinya preeklampsi postpartum
Respirasi Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan
keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu dan nadi
tidak normal, pernapasan juga akan mengikuti, kecuali
apabila ada gangguan khusus pada saluran napas
Temperature Selama 24 jam pertama dapat meningkat sampai 38oc
sebagai akibat efek dehidrasi persalinan. Setealh 24
jam seharusnya wanita tidak demam
Denyut nadi Denyut nadi dan volume sekuncup serta curah jantung
tetap tinggi selama jam pertama bayi lahir. Kemudian
mulai menurun dengan frekuensi yang tidak diketahui.
Pada minggu 8 – 10 setelah melahirkan, denyut nadi
kembali seperti sebelum hamil
Sistem Cardiac output Meningkat selama persalinan, penurunan akan terjadi 1
Kardiovask hari puerperium dan kembali normal setalah minggu
uler ke 3 postpartum
Aliran darah Penurunan aliran darah ke organ akan menurun pada
hari poertama postpartum, tetapi aliran darah akan
meningkat ke payudara dan membantu proses laktasi
Sistem Leukosit, Selama persalinan leukosit akan meningkat (15.000
hematologi eritrosit, hb gr/dl) dan akan tetap meningkat pada beberapa hari
post partum. Hb, ht dan eritrosit jumlahnya akan
berubah dalam awal pueperineum
5. Adaptasi Psikologi pada Masa Nifas (Asih, Yusari,. Risneni. 2016)
oleh ibu setelah persalinan. Masa nifas merupakan masa yang rentan dan
a. Fase Taking In
hari pertama sampai hari ke dua setelah melahirkan. Lbu terfokus pada
Ketidaknyamanan yang dialami antara lain rasa mules, nyeri pada luka
jahitan, kurang tidur, kelelahan. Hal yang perlu diperhatikan pada fase ini
Gangguan psikologis yang dapat dialami oleh ibu pada fase ini adalah:
c. Fase Letting Go
barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai
peningkatan akan perawatan diri dan bayinya. Ibu merasa percaya diri
kondisi fisiknya. Hal-hal yang harus dipenuhi selama nifas adalah sebagai
berikut:
1) Fisik.
2) Psikologi.
3) Sosial.
6. Pijat oxitocin
dilakukan dengan cara memijat pada daerah punggung sepanjang kedua sisi
hubungan pijat oksitosin dengan kelancaran produksi ASI pada ibu post
pijat oksitosin untuk mempercepat pengeluaran ASI pada pasca salin normal
di dusun Sono, didapatkan hasil rata-rata ASI pada ibu post partum yang
diberikan pijat oksitosin lebih cepat dibandingkan ibu post partum yang
Pijat oksitosin dilakukan dua kali sehari, setiap pagi dan sore. Pijat
ini dilakukan selama 15 sampai 20 menit (Sari, 2015). Pijat ini tidak harus
selalu dilakukan oleh petugas kesehatan. Pijat oksitosin dapat dilakukan oleh
suami atau keluarga yang sudah dilatih. Keberadaan suami atau keluarga
selain membantu memijat pada ibu, juga memberikan suport atau dukungan
pakian bagian atas dan bra, pasang handuk di pangkuan ibu. kemudian posisi
ibu duduk dikursi (gunakan kursi tanpa sandaran untuk mem udahakan
penolong atau pemijat), kemudian lengan dilipat diatas meja didepannya dan
pijat ke arah bawah pada kedua sisi tulang belakang, dari leher kearah tulang
pada ibu nifas. Sebanyak 77,5% ibu nifas dengan kategori ASI sangat lancar dan
rebusan daun katuk dan ekstrak daun katuk efektif dalam memenuhi kecukupan
ASI. Rebusan daun katuk terbukti meningkatkan kenaikan berat badan bayi
Dini) dan perawatan payudara pada prenatal dan postnatal yang bertujuan untuk
meningkatkan produksi ASI serta mencegah putting susu lecet (Marmi S, 2012).
permasalahan ini diantaranya adalah pijat Laktasi. Pijat laktasi adalah tehnik
pemijatan yang dilakukan pada daerah kepala atau leher, punggung, tulang
belakang, dan payudara yang bertujuan untuk merangsang hormone prolaktin dan
oksitosin.
Hormon yang berperan dalam produksi ASI adalah hormone prolaktin dan
oksitosin saat terjadi stimulasi sel-sel alveoli pada kelenjar payudara berkontraksi,
dengan adanya kontraksi menyebabkan air susu keluar dan mengalir kedalam 62
saluran kecil payudara sehingga keluar tetesan susu dari putting dan masuk
kedalam mulut bayi yang disebut dengan let down refleks (Indriyani, Asmuji, &
Wahyuni, 2016).
Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian Iis Hanifah et.al tahun 2018 di
Desa Wetan Kecamatan Gadin, hasil penelitian Baiq Eka Putri tahun 2019 di
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Iis Hanifah et.al tahun 2018
Desa Wetan Kecamatan Gadin, hasil penelitian yang dilakukan oleh Hotmaria
Julia et al tahun 2015, hasil penelitian yang dilakukan oleh Andi Arniyanti et. Al
tahun 2020 di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar
menunjukkan bahwa pijat oksitosin dapat memberikan kenyamanan pada ibu dan
merangsang refleks oksitosin, pijat oksitosin juga memilki manfaat lain, yaitu
(plugged/ milk duct), dan membantu mempertahankan produksi ASI ketika ibu
memproduksi ASI, sewaktu bayi menghisap putting payudara ibu, maka akan
kemudian ke lobus anterio. Dari lobus ini akan mengeluarkan hormon prolaktin
dan masuk ke peredaran darah dan sampai pada kelenjar-kelenjar pembuat ASI.
diperoleh bahwa Produksi ASI 63 pada ibu nifas yang menyusui sebelum
konsumsi jantung pisang rata-rata 100% tidak lancar, setelah konsumsi jantung
pisang produksi ASI 90% menjadi meningkat dan lancar dan 10% produksi
1. Pengertian
Kontrasepsi adalah segala macam alat atau cara yang digunakan oleh satu
pihak atau kedua belah pihak untuk menghindari atau mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat pertemuan sel sperma dan sel telur (ovum) yang sudah
kesakitan ibu dan anak, mengatur kelahiran anak sesuai yang diinginkan dan
2014:60).
Secara umum (KB) dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur
adanya perencanaan keluarga yang matang kehamilan menjadi suatu hal yang
2. Tujuan Kontrasepsi
a. Tujuan Umum
b. Tujuan khusus
berusia 20-30 tahun adalah masa usia yang paling baik untuk
3) Fase Mengakhiri kesuburan (tidak ingin hamil lagi) Saat usia istri diatas
anak (Amalia,2012:4).
setiap hari. Lendir berfariasi selama siklus, mungkin tidak ada lendir
jari, akan putus lendir tersebut dikenal dengan lendir tidak subur
(Everett, S, 2012:43).
masa subur, yaitu dekat dengan pertengahan siklus haid atau terdapat
(Koesno, H, 2012:MK-8).
3) Metode Suhu Basal, ibu dapat mengenali masa subur ibu dengan
suhu tubuh dan metode kalender, yang menyebabkan metode ini lebih
efektif sebagai kontrasepsi (Everett, S, 2012:47).
besar laki-laki, dan setelah itu masih ada waktu kira-kira “detik” sebelum
ejakulasi terjadi. Waktu yang singkat ini dapat digunakan untuk menarik penis
keluar dari vagina. Keuntungan, cara ini tidak membutuhkan biaya, alat-alat
2011:438).
c. Metode Barrier
cm, salah satu ujungnya tertutup, ujung bawah yang terbuka dilingkari
d. Kontrasepsi Hormonal
1) Kontrasepsi Suntikan
2) Kontrasepsi Oral
3) Kontrasepsi Implan
Levonorgestrel
yang dililit tembaga (Cu), ada pula yang tidak, ada pula yang dililit tembaga
bercampur perak (Ag).Selain itu ada pula yang dibatangnya berisi hormon
f. Kontrasepsi Mantap
1) Tubektomi
tidak ingin anak lagi. Perlu prosedur bedah untuk melakukan tubektomi
2) Vasektomi
TINJAUAN KASUS
1. Kunjungan Pertama
a. Pengkajian
1) Subyektif
usia 12 tahun, lama 7 hari, jumlah darah haid 2-3x ganti pembalut per
hari, siklus haid 28 hari, teratur, konsistensi cair. HPHT pada tanggal 11
Agustus 2021, perkiraan partus pada tanggal 18 Mei 2022, masalah lain
lama 12 tahun.
12 th, usia kehamilan: aterm, lahir secara spontan, ditolong oleh bidan,
umur 7 th, usia kehamilan: aterm, lahir secara spontan, ditolong oleh
bidan, di PMB dengan berat 2700 gr, PB 48 cm, JK: laki-laki. Anak ke 3
umur 4 th, usia kehamilan: aterm, lahir secara spontan, ditolong oleh
pemeriksaan saat ini yang ke 6. Masalah yang pernah dialami pada hamil
muda adalah mual dan pusing, saat hamil tua tidak ada. Gerakan janin
terasa, gerakan terakhir terasa jam 08.00 wib. Imunisasi TT 5 pada usia
kehamilan 23-24 minggu. Keluhan pada saat ini, kadang- kadang nyeri
adalah Fe, LC, Vit.C. Riwayat penyakit/operasi yang lalu tidak ada.
epilepsi, kelainan bawaan, alergi, hamil kembar dan penyakit jiwa dari
yang dikonsumsi , nasi, lauk-pauk, sayur, buah, susu dan air putih.
ada.
turgor baik, berat badan 58 kg, tidak tampak oedema pada muka dan
kanan ibu. Leopold III teraba kepala (teraba bulat, keras, melenting)
pada bagian terbawah janin pada sisi panggul dan kepala belum masuk
b. Interpretasi data
presentasi kepala
Tidak ada
d. Tindakan Segera
Tidak ada
e. Perencanaan
7) Jelaskan pada ibu untuk rutin minum obat tablet dan penambah darah
selama kehamilan.
f. Pelaksanaan
mmHg, berat badan 58 kg, TFU 30 cm, usia kehamilan 33-34 minggu,
DJJ 130x/menit terdengar jelas dan teratur, keadaan ibu dan janin saat
sakit kepala atau kejang, demam atau panas tinggi, air ketuban keluar
bergerak, muntah terus dan tidak mau makan, batuk lama, gatal-gatal
pada kemaluan. Apabila ada tanda-tanda seperti itu maka ibu segera ke
2022.
g. Evaluasi
3) Ibu tampak kooperatif dan mengerti tentang apa saja yang harus
2. Kunjungan kedua
a. Pengkajian
1) Subyektif
2) Obyektif
baik, berat badan 58 kg, tidak tampak oedema pada muka dan
kanan ibu. Leopold III teraba kepala (teraba bulat, keras, melenting)
pada bagian terbawah janin pada sisi panggul dan kepala sudah masuk
b. Interpretasi data
presentasi kepala
Tidak ada
d. Tindakan Segera
Tidak ada
e. Perencanaan
4) Jelaskan pada ibu untuk rutin minum obat tablet dan penambah darah
selama kehamilan.
f. Pelaksanaan
mmHg, berat badan 58 kg, TFU 31 cm, usia kehamilan 35-36 minggu,
DJJ 130x/menit terdengar jelas dan teratur, keadaan ibu dan janin saat
sakit kepala atau kejang, demam atau panas tinggi, air ketuban keluar
bergerak, muntah terus dan tidak mau makan, batuk lama, gatal-gatal
pada kemaluan. Apabila ada tanda-tanda seperti itu maka ibu segera ke
g. Evaluasi
3) Ibu tampak kooperatif dan mengerti tentang apa saja yang harus
komplikasi.
a. Pengkajian
1) Subyektif
2) Obyektif
vital tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36,5 0C,
cm, Leopold I fundus uteri teraba bokong (agak bulat, lunak, besar dan
tidak melenting), Leopold II bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil
(panjang, keras seperti papan), Leopold III teraba kepala (teraba bulat,
keras) dibagian terbawah janin pada sisi panggul ibu dan kepala janin
c. Masalah Potensial
Tidak ada
d. Tindakan Segera
Tidak ada
e. Rencanaan
4) Anjurkan ibu untuk menarik nafas panjang ketika ada his dan istirahat
partograf
f. Pelaksanaan
proses persalinan dengan pembukaan 8 cm, dan ibu belum boleh meneran
karena pembukaan belum lengkap, dan saat ini kondisi janin baik,
4) Menganjurkan ibu untuk menarik nafas panjang ketika ada his dan
setiap 4 jam.
partograf.
g. Evaluasi
1) Keadaan umum ibu dan janin baik, ibu dan keluarga mendengarkan
2. Kala II Persalinan
a. Pengkajian data
1) Subyektif
Ibu mengatakan nyeri semakin sering, semakin lama, ingin BAB dan
ingin meneran.
2) Obyektif
Keadaan Umum : Baik, terlihat tanda-tanda KALA II yaitu :
dan anus membuka. His : 5 x 10’ 45 ”, DJJ 140 x/menit. Pukul: 18.35
b. Interpretasi data
Tidak ada
d. Tindakan segera
Tidak ada
e. Perencanaan
1) Informasikan semua hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga ibu sudah
dan ibu sudah boleh meneran jika sudah merasakan sakit yang kuat.
sudah di dekatkan.
4) Ajarkan ibu teknik meneran yang baik yaitu meneran pada saat his dan
berhenti diluar his dan meneran seperti mau BAB keras. Bila ada mules
5) Pimpin ibu meneran pada saat his dan mengingatkan ibu cara meneran
yang baik . Ibu meneran pada saat ada his atau mules dengan terlebih
7) Berikan dukungan dan pujian kepada ibu. Memuji ibu pada saat meneran
dan ibu terlihat semangat untuk meneran karena di dampingi oleh suami.
10) Pimpin ibu meneran setelah kepala 5-6 cm didepan vulva dan jika ada
his. Pukul 18.50 WIB bayi lahir spontan, jenis kelamin laki-laki, dan
menangis spontan.
11) Keringkan seluruh tubuh bayi kecuali muka dan telapak tangan dan
menghangatkan bayi.
f. Pelaksanaan
pecah dan ibu sudah boleh meneran jika sudah merasakan sakit yang
kuat
4) Mengajarkan ibu teknik meneran yang baik yaitu meneran pada saat his
dan berhenti diluar his dan meneran seperti mau BAB keras. Bila ada
5) Memimpin ibu meneran pada saat his dan mengingatkan ibu cara
meneran yang baik . Ibu meneran pada saat ada his atau mules dengan
kontraksi.
7) Memberikan dukungan dan pujian kepada ibu. Memuji ibu pada saat
oleh suami.
10) Memimpin ibu meneran setelah kepala 5-6 cm didepan vulva dan jika
ada his. Pukul 18.50 WIB bayi lahir spontan, jenis kelamin laki-laki,dan
12) Mengeringkan seluruh tubuh bayi kecuali muka dan telapak tangan dan
menghangatkan bayi.
g. Evaluasi
kosong
1) Subyektif
b. Interpretasi data
Tidak ada
d. Tindakan Segera
Tidak ada
e. Perencanaan
pelepasan plasenta.
jarum jam. Jam 19.05 WIB plasenta lahir lengkap dengan selaputnya.
7) Lakukan massase fundus uteri selama 15 detik agar tidak terjadi atonia
amnion lengkap, tidak ada pengapuran, diameter 20, tebal ± 2cm. Bagian
pusat.
10) Periksa jalan lahir dan robekan, tidak ada luka robekan jalan lahir.
f. Pelaksanaan
pelepasan plasenta.
selaputnya.
7) Melakukan massase fundus uteri selama 15 detik agar tidak terjadi atonia
amnion lengkap, tidak ada pengapuran, diameter 20, tebal ± 2cm. Bagian
pusat.
10) Memeriksa jalan lahir dan tidak ada robekan jalan lahir.
g. Evaluasi
1) Ibu sudah diberitahu bahwa bayi telah lahir dalam keadaan baik
4. Kala IV Persalinan
a. Pengkajian data
1) Subyektif
2) Obyektif
Tidak ada
d. Tindakan Segera
Tidak ada
e. Perencanaan
1) Beritahu ibu seluruh hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu baik dan TTV
normal.
2) Bersihkan ibu dari darah dengan menggunakan air DTT dan melakukan
menit pada 1 jam pertama dan 30 menit jam kedua, ibu sudah diobservasi.
8) Anjarkan ibu cara massase fundus uteri agar tidak terjadi atonia uteri yaitu
(Fundus teraba keras) dan beritahu ibu jika fundus teraba lembek
Berbau, demam lebih dari 2 hari, sakit kepala hebat, kejang, payudara
10) Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin minimal setiap 2
pada 1 jam pertama dan tiap 30 menit pada satu jam kedua postpartum.
f. Pelaksanaan
1) Memberitahu ibu seluruh hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu baik dan
TTV normal.
tiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit jam kedua, ibu sudah
diobservasi.
9) Mengajarkan ibu cara massase fundus uteri agar tidak terjadi atonia uteri
10) Menjelaskan tanda bahaya setelah bersalin yaitu perdarahan, keluar cairan
menit pada 1 jam pertama dan tiap 30 menit pada satu jam kedua
postpartum.
g. Evaluasi
2) Pengecekan perineum untuk melihat ada perdarahan atau tidak dan telah
dilakukan.
perdarahan tiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit jam kedua
a. Pengkajian Data
1) Subyektif
-
2) Obyektif
frekuensi nafas 44 x/menit, suhu 36,5˚C, berat badan 2800 gram, panjang
badan 48 cm, lingkar kepala 35 cm, lingkar dada 33 cm. Pemeriksaan fisik
secara sistematis kepala tidak ada kaput suksedenum dan cefal hematom,
simetris, daun telinga lengkap dan berlubang, mulut tidak ada labioskizis,
pernafasan cuping hidung, leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan
b. Interpretasi data
c. Masalah potensial
d. Tindakan segera
e. Perencanaan
1) Jelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi saat ini dalam keadaan
baik.
pada bayi.
4) Berikan injeksi vitamin K sebanyak 0,1 ml secara IM di paha bayi sebelah
5) Lakukan perawatan tali pusat dengan menggunakan kasa kering dan steril
7) Informasikan ibu tentang tanda-tanda bahaya bayi baru lahir seperti bayi
f. Pelaksanaan
1) Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi saat ini dalam
keadaan baik.
bayi panas atau kedinginan, perubahan warna kulit, kejang, nafas cepat,
2. Kunjungan pertama
a. Pengkajian Data
1) Subyektif
2) Obyektif
b. Interpretasi data
c. Masalah potensial
d. Tindakan segera
e. Perencanaan
1) Informasikan seluruh hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa saat ini kondisi
bayi dalam keadaan baik, BB : 2800 gram, PB : 48 cm. Ibu mengerti
2) Berikan injeksi HB0 0,5 ml secara IM di paha sebelah kanan (1/3 distal
anterior).
3) Pastikan bayi tidak ada penyulit baik dari daya penghisap, menelan,
penyakit yang diderita dan tanda bahaya pada bayi contohnya warna
kuning pada tubuh bayi, tidak mau menyusu. Bayi sudah dalam kondisi
sehat.
f. Pelaksanaan
2) Memastikan bayi tidak ada penyulit baik dari daya penghisap, menelan,
penyakit yang diderita dan tanda bahaya pada bayi contohnya warna
kuning pada tubuh bayi, tidak mau menyusui. Bayi sudah dalam kondisi
sehat.
distal anterior).
g. Evaluasi
1) Informasi telah di sampakan kepada ibu bahwa bayi dalam keadaan baik
a. Pengkajian
1) Subyektif
2) Obyektif
pusat, kontraksi uetrus baik, lokhia rubra, bau khas, konsistensi cair,
b. Interpretasi data
c. Diagnosa Potensial
d. Tindakan Segera
e. Perencanaan
f. Pelaksanaan
dilakukan yaitu bahwa keadaan ibu baik, dan TTV dalam batas normal.
mules sebagai proses yang normal karena otot rahim mengalami sedikit
ASI yaitu oksitosin, untuk itu bila ibu menyusui dapat membantu proses
pengecilan uterus.
dari 2 hari, keluar cairan yang berbau, oedema, sakit kepala hebat,
setiap 2 jam sekali atau setiap bayi menangis di kedua payudara secara
bergantian.
g. Evaluasi
a. Pengkajian Data
1) Subyektif
Ibu mengatak ASI keluar belum lancar. Ibu mengatakan bayi hanya
2) Obyektif
b. Interpretasi data
Tidak ada
d. Tindakan segera
Tidak ada
e. Perencanaan
1) Beritahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa saat ini ibu
buahan.
6) Beri tahu ibu tentang tanda bahaya ibu nifas. Ibu masih mengingat dan
tersebut.
keluhan.
f. Pelaksanaan
vagina.
6) Menganjurkan pada ibu tentang tanda bahaya ibu nifas. Ibu masih
keluhan.
g. Evaluasi
perawatan payudara
Ibu mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan saat ini, ibu
Riwayat menstruasi, haid pertama atau menarche usia 12 tahun, siklus 28 hari
keluarga seperti TBC dan tidak ada riwayat penyakit menurun seperti DM,
b. Interpretasi data
c. Masalah Potensial
d. Tindakan Segera
e. Perencanaan
samping KB
f. Pelaksanaan
berat badan 55 kg
efeksamping KB
g. Evaluasi
1) Keadaan ibu baik.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis membahas tentang manajemen asuhan kebidanan pada
Ny.B, pembahasan dimulai dari pertemuan pertama dengan klien hingga pelaksanaan
asuhan kebidanan yang diberikan pada klien dari usia kehamilan 36 minggu hingga 2 hari
masa nifas. Kehamilan, persalinan dan nifas berjalan dengan fisiologis. Pelaksanaan
asuhan kebidanan yang diberikan mulai tanggal 11 Apri 2022 – 20 Mei 2022 di
Puskesmas Pembantu Desa Rengas Bandung dan kunjungan nifas pada tanggal 9 Mei dan
Dalam pembahasan ini penulis akan membandingkan antara asuhan yang telah
A. Kehamilan
memperkenalkan diri terlebih dahulu dan melakukan informed consent pada ibu
medis lainnya dan riwayat sosial ekonomi yang dapat digunakan dalam proses
rencana asuhan atau perawatan yang sesuai. Hal ini sesuai dengan Buku saku
pelayanan kesehatan ibu dan bayi di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan 2013
1. Kunjungan Kehamilan
Pembantu Desa Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota sejak usia
antara rekomendasi WHO dengan ANC yang dilakukan ibu. Tetapi bila standar
ANC dalam buku Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar Rujukan, ANC dianjurkan sebanyak 4 kali selama hamil atau yang disebut
juga four-visit Focused Antenatal Care (FANC), maka terdapat kesesuaian dengan
yang dilakukan oleh penulis yang dikenal dengan 10 T. Pelayanan atau asuhan
Pada kunjungan pertama dikaji berat badan sebelum hamil Ny. B adalah
56 kg. Berat badan ideal untuk Ny. B tergantung dari IMT (Indeks Masa
Tubuh) ibu sebelum hamil. IMT Ny. B adalah 23,33 (Normal Weight) maka
(IOM. 2009).
Pada kunjungan pertama berat badan Ny. B yaitu 56 kg, dan pada
kunjungan keenam berat badan naik menjadi Ny. B 68 kg. Total penambahan
berat badan Ny. B selama hamil adalah 12 kg. Maka dari asuhan yang
dapat hasil bahwa tekanan darah Ny.B adalah tidak pernah dibawah 110/70
mmHg dan tidak pernah lebih dari 120/80 mmHg, dan ini dianggap
untuk skrining ibu hamil berisiko KEK (Kurang Energi Kronis) atau
kekurangan gizi. Ibu hamil dikatakan Kurang Energi Kronis (KEK) apabila
didapati LiLA <23,5 cm hal ini berisiko melahirkan bayi berat lahir rendah
dilakukan untuk melihat kesesuaian antara tinggi fundus uteri dengan usia
kehamilan. Pengukuran tinggi fundus uteri ini pun menjadi salah satu indikator
pengukuran taksiran berat janin (Kemenkes. 2013). Dalam hal ini tidak ada
kali. Yaitu 2 kali pada kehamilan pertama dan 2 kali pada kehamilan kedua dan
1 kali pada kehamilan ini. Dalam buku Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di
besi walaupun ibu tidak anemia. Ini merupakan sebagai persiapan persalinan
Ny.B nanti. Dimana pada saat persalinan biasanya ibu hamil mengalami
kehilangan darah yang cukup banyak. Maka dapat disimpulkan tidak ada
Denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16 minggu/4
Pemeriksaan DJJ dilakukan rutin setiap kunjungan dan didapat hasil DJJ
penkes yang dibutuhkan Ny.B untuk kesejahteraan ibu dan janin. Seperti
memberitahu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, hidrasi dan istirahat yang
pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah
dilakukan sebelumnya);
1) Pemeriksaan Hemoglobin.
sebanyak 2 kali, yaitu pada trimester I sebanyak 1 kali dengan hasil 10,2
gr/dL dan pada trimester III sebanyak 1 kali dengan hasil 11,0 gr/dL. Kadar
Hb Normal pada trimester pertama dan ketiga yaitu >11.0 gr/dl, pada
trimester kedua yaitu >10.5 gr/dl, (Kemenkes RI, 2013). Maka dapat
(Kemenkes RI, 2010). Pada Ny. B tidak dilakukan karena tidak terdapat
dengan hasil non reaktif. Hal ini sesuai dengan teori (Kemenkes RI, 2013)
j) Tatalaksana kasus
Pada kasus Ny.B, ibu belum pernah melakukan pemeriksaan USG. Ibu
persalinan. Hanya saja ibu tidak USG dengan alasan komersil. Hal ini tidak
a) Nyeri Punggung
punggung sering terjadi kepada ibu hamil. Maka penulis memberitahu ibu
untuk tidak berdiri lama, duduk dengan baik, posisi tidur yang yang nyaman
rahim yang tumbuh dan kepala janin. Kebiasaan minum sebelum tidur
Oleh sebab itu penulis menyarakan ibu untuk menghindari minum pada
Mengenai konseling yang diberikan pada Ny. B, pada trimester III Ny.
ASI, ASI eksklusif, cara menyusui bayi, perawatan payudara, IMD, imunisasi,
dengan Buku Acuan Midwifery Update (2016) Konseling dilakukan pada setiap
kunjungan antenatal yaitu meliputi : kesehatan ibu hamil, personal hygiene,
nutrisi, perilaku hidup bersih dan sehat, tanda bahaya, asuhan gizi seimbang,
B. Persalinan
Menurut Buku Saku Pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan
rujukan, persalinan dan kelahiran dikatakan normal jika usia kehamilan cukup bulan
kepala, berlangsung tidak lebih dari 18 jam dan tidak ada komplikasi pada ibu
maupun janin.
1. Kala I
Pada tanggal 8 Mei 2022 pukul 16.00 WIB, Ny. B datang didampingi oleh
Kota dengan keluhan mulas teratur sejak pukul 13.00 WIB, dan mulai mulas 3 kali
dalam 10 menit selama 40 detik, belum keluar air – air. Saat ini gerakan janin
Pada pemeriksaan fisik dan tanda – tanda vital tidak ditemukan adanya
kelainan. Tekanan darah 110/80 mmHg, Nadi 80 kali per menit, pernapasan 22
kali per menit dan suhu 36,5 oC. Kemudian dilakukan pemeriksaan kebidanan
teraba bokong, Leopold II dibagian kiri teraba punggung dan kanan teraba
ekstremitas, Leopold III bagian terendah janin teraba kepala, tidak dapat
digoyangkan. Leopold IV sudah masuk PAP divergen teraba 3/5 bagian. DJJ
positif (+) 140 kali per menit. Pada pemeriksaan kontraksi didapatkan His 3 kali
skene, portio tipis lunak, pembukaan 8 cm, ketuban utuh, presentasi kepala, posisi
ubun – ubun kecil depan, penurunan Hodge III, dan tidak ada penyusupan.
dilakukan terhadap Ny. B maka disimpulkan diagnosa yaitu G4P3A0 hamil 37-38
minggu inpartu kala 1 fase Aktif, janin tunggal hidup intrauterine dengan
seperti detak jantung janin setiap 1 jam, lalu menghitung his dan nadi setiap 30
menit. Melakukan pemeriksaan dalam (VT) serta tekanan darah 4 jam lagi atau
Pada kala 1 fase aktif penulis melakukan asuhan kebidanan dengan metode
alamiah dalam mengurangi rasa nyeri, seperti teknik relaksasi pernapasan, dan
menyarankan ibu untuk melakukan gerakan atau perubahan posisi seperti posisi
tidur, menjadi berjalan – jalan. Ny.B melakukan teknik relaksasi pernapasan disaat
mulai kontraksi, pernapasan menjadi lebih teratu dan rasa sakit mulai berkurang.
Ibu juga berjalan – jalan selama 15 menit. Penulis mengajarkan keluarga massase
kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi pada fase ini terjadi 3x atau lebih
dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih). Serviks
membuka dari 4-10 cm, sekitar 6 jam. Biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih
perjam hingga pembukaan lengkap dan terjadi penurunan bagian terbawah janin.
(Kemenkes.2013).
37-38 minggu telah masuk dalam kala 1 fase aktif persalinan, karena berdasarkan
teori, pada kala 1 fase aktif frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat
kecepatan rata – rata perjam pada multipara atau 1– 2 cm pada primipara dan
dimulai pada pembukaan 4 cm (fase aktif) seperti DJJ, His dan nadi dilakukan
intervensi selama kala 1 fase aktif berdasarkan buku saku pelayanan kesehatan ibu
2. Kala II
Tanggal 8 Mei 2022 pukul 18.30 WIB, Ny. B mengatakan mules semakin
kuat dan ada dorongan ingin meneran, mengatakan keluar lendir darah dan air, air
ketuban pecah pukul 18.35 WIB. Ny.B menunjukan tanda gejala kala II. Hal ini
sesuai dengan buku asuhan kebidanan persalinan normal yang mengatakan tanda –
tanda kala II adalah his semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, ibu
Dilakukan pemeriksaan DJJ dan Kontraksi, didapati DJJ 140 x/m dan
negative pecah spontan, warna keruh, presentasi kepala, posisi UUK kiri depan,
diagnosa ibu G4P3A0 usia kehamilan 37-38 minggu partus kala II dan diagnosa
pendamping pada proses persalinan, yaitu suami, dan memimpin ibu meneran.
Kala II berlangsung selama 30 menit, hal ini sesuai dengan buku asuhan
dan 1 jam pada multigravida. Pukul 18.50 WIB bayi lahir spontan, langsung
menangis kuat, warna kulit kemerahan, tonus otot aktif, jenis kelamin laki-laki.
Melakukan manajemen asuhan bayi baru lahir normal yaitu mengeringkan mulai
dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan dan tanpa
3. Kala III
kedua, kontraksi uterus baik, TFU setinggi sepusat. Lalu memberikan oksitosin 10
diberikan 1 menit setelah bayi lahir, melakukan klem 2 menit setelah bayi lahir,
jepit tali pusat pada sekitar 3 cm dari pusat (umbilikus) bayi, dorong isi tali pusat
ke arah distal (ibu) dan lakukan penjepitan kedua pada 2 cm dari klem pertama
setelah itu angkat tali pusat yang telah dijepit kemudian gunting tali pusat di antara
2 klem tersebut (sambil lindungi perut bayi) dan ikat tali pusat dengan benang
DTT/steril.
Lalu pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
dan letakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di tepi atas
simfisis dan tegangkan tali pusat dan klem dengan tangan yang lain. Setelah uterus
berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain
dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas, lalu meminta ibu meneran
sambil menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas,
mengikuti poros jalan lahir dengan tetap melakukan tekanan dorso-kranial dan saat
Pada pukul 19.05 WIB plasenta lahir kesan lengkap, kemudian dilakukan
masase uterus selama 15 detik, didapati hasil kontraksi uterus baik. Setelah
dipastikan kontraksi baik, memeriksa kedua sisi plasenta (maternal maupun fetal)
dan dipastikan bahwa selaput lengkap dan utuh. Lalu memeriksa adanya laserasi
rujukan suntik oksitosin 10 IU, Peregangan Tali Pusat Terkendali, Masase Uterus
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan,
proses kala III berlangsung selama 30 menit setelah bayi lahir. Terdapat
kesesuaian antara teori dan praktik yang dilakukan.
4. Kala IV
Setelah Plasenta lahir lengkap dan utuh dan dipastikan kontraksi uterus
baik dan mengobservasi perdarahan yang keluar selama persalinan kira – kira ±
150 cc. Dilakukan pemantauan Kala IV pada Ny. B melalui partograf selama 2
jam sesuai dengan Buku Saku Pelayanan Kesehayan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Ny. B dan suami diajari masase uterus secara melingkar agar kontraksi
baik. Asuhan ini dilakukan berdasarkan teori buku saku pelayanan kesehatan ibu
di fasilias kesehatan dasar dan rujukan, melakuakan observasi selama 2 jam, yaitu
dilakukan setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam
kedua dan selama 24 jam, perdarahan tidak lebih dari 500 ml setelah bayi lahir.
Bayi Ny. B lahir tanggal 8 Mei 2022 pukul 18.50 WIB, jenis kelamin
laki-laki, dan tanpa komplikasi. Setelah itu melakukan pemotongan tali pusat
dan dilakukan IMD dengan meletakan bayi diatas dada ibu. IMD dilakukan
selama 1 jam hal ini sesuai dengan teori asuhan kebidanan bayi baru lahir,
neonatal dan pra sekolah (Setiyani, Astuti,.dkk. 2016) yang mengatakan Setelah
bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas perut ibu selama 1 jam,
kemudian bayi akan merangkak dan mencari putting susu ibu. Dengan IMD,
Setelah kontak kulit antara ibu dan bayi selesai, mengenakan pakaian
pada bayi dan tetap menjaga kehangatan pada bayi. Setelah itu melakukan
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan didapati hasil berat badan 2800 gram,
panjang badan 48 cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 33 cm. Berat badan
bayi Ny. B dalam kategori normal karena berat badan bayi normal tidak kurang
dari 2500 gram, hal ini sesuai teori bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dalam
minggu, dengan berat badan 2500 – 4000 gram, tanpa cacat bawaan
Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi / Balita, dan Anak Pra Sekolah untuk Para
%) pada kedua mata bayi untuk mencegah penularan infeksi dan pencegaha
intracranial. Asuhan yang telah diberikan seperti asuhan bayi baru lahir
menurut buku asuhan kebidanan bayi baru lahir, neonatal dan pra sekolah.
36,5 oC, Denyut Jantung Bayi 148 x/m, Pernapasan 48 x/m. Menurut Buku
buku asuhan kebidanan bayi baru lahir, neonatal dan pra sekolah., pernapasan
normal 40 – 60 kali/menit, serta suhu tubuh bayi normal 36,5 – 37,5 oC, lalu
Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir yang didapati hasil normal,
(Kemenkes RI. 2010). Setelah 1 jam pemberian Vit K, Bayi Ny. K diberikan
imunisasi hepatitis B di 1/3 paha kanan atas bagian luar. Imunisasi hepatitis B
mungkin jika terdapat kelainan pada bayi. Resiko terbesar kematian BBL
terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas
jam pertama
menggunakan kassa steril, tidak menggunakan alcohol ataupun betadine, hal ini
infeksi berupa kemerahan di sekitar tali pusat dan tidak terdapat darah atau pun
nanah.
4. Kunjungan Neonatus
hasil pola menyusui dan pola eliminasi sebagai berikut: Ibu menyusui
setiap 1 jam sekali BAB 1 kali BAK 2 kali, Bayi menyusui setiap 1 - 2 jam
sekali dengan hisapan kuat. Satu kali memberi ASI 20 mnt bayi BAB 2x sehari
sekali dengan konsistensi lembek warna hitam dan BAK 5 kali sehari.
Pola Menyusu sudah baik karena bayi menyusu lebih dari 8 kali/hari,
sesuai kebutuhan bayi, yaitu 2 – 3 jam dan secara bergantian diberikan. Pola
Eliminasi, bayi BAK dalam sehari lebih dari 5 kali dan BAB 2 tidak setiap hari
D. NIFAS
sampai dengan 6 minggu (42 hari) atau sampai alat – alat reproduksi kembali seperti
a. Pada 6 jam post partum ibu di pantau di ruang nifas. Dilakukan pemantauan
berkala pada 2 jam pertama dan 6 jam yang meliputi keadaan umum, tanda-
tanda vital serta mengkaji permasalahan yang mungkin dapat terjadi. Hasil
pemantauan ibu dalam batas normal. Jika kelahiran dalam fasilitas kesehatan,
ibu dan bayi yang baru lahir harus menerima perawatan setelah melahirkan di
tambahan direkomendasikan untuk semua ibu dan bayi yang baru lahir. Hal
Mother And Newborn. Lalu disesuaikan dengan Buku Kesehatan Ibu dan
Anak, Kemenkes RI 2016 kunjungan pada ibu nifas dilakukan sebanyak 3x,
kunjungan I pada 6 jam-3 hari, kunjungan II pada 4-28 hari dan kunjungan III
lochea sesuai teori. Hanya saja dalam pelaporan ini penulis hanya
melakukan diskusi bersama dengan ibu dan suami. Penulis menyarakan ibu untuk
menggunakan kontrasepsi jangka panjang yaitu IUD mengingat usia ibu 32 tahun
masih berkemungkinan besar untuk hamil lagi dan ibu termasuk beresiko untuk
untuk mendukung metode lainnya yaitu MAL (metode alamiah laktasi). Ibu
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian dan pembahasan kasus tersebut Dapat disimpulkan bahwa begitu
pentingnya asuhan yang di berikan oleh bidan secara professional baik pada masa
kehamilan,persalinan, nifas maupun bayi baru lahir serta perencanaan KB, sehingga
Pada studi kasus komprehensif ini menggunakan 7 langkah Varney yang telah
dilakukan kepada Ny. B yang meliputi asuhan kebidanan yang menyeluruh dari masa
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir yang bertujuan agar penulis mampu
dalam asuhan dan evaluasi, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penulis melakukan Asuhan kehamilan kepada Ny. B dari mulai pertama kali
tanggal 12 April 2022 sampai dengan kunjungan masa nifas tanggal 12 Mei
2022. Pemeriksaan antenatal care sebanyak 4 kali dengan standar 10T, yaitu
atau komplikasi pada ibu dan janin saat kehamilan. Tidak ditemukan masalah
adalah ibu inpartu tanggal 8 Mei 2022 saat usia kehamilan ibu 37-38 minggu.
Kala I berlangsung selama 3 jam, kala II berlangsung selama 30 menit, kala III
berlangsung selama 15 menit dan kala IV berlangsung selama 2 jam. Dari hasil
asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu bersalin Ny. B didapatkan bahwa
Ny. B selama bersalin berjalan dengan lancar dan tidak ada laserasi.
3. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. Bayi lahir tanggal 8 Mei 2022 pukul
18.55 WIB, jenis kelamin laki-laki dan memiliki berat badan 2800 gram,
panjang badan 48 cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 33 cm. Tidak ada
kunjungan pada usia 2 hari dan 4 hari. Masalah yang ditemukan bayi agak
rewel. Penulis mengajarkan keluarga untuk melakukan pijat bayi. Masalah
4. Penulis melakukan asuhan nifas pada Ny. B dari tanggal 8 Mei 2022 sampai 12
Mei 2022 yaitu dari 6 jam post partum sampai dengan 4 hari postpartum,
selama pemantauan masa nifas, berlangsung dengan baik dan tidak ditemukan
baik. Masalah asi belum lancar. Penulis mengajarkan pijat Oxitocin untuk
5. Penulis melakukan temu wicara dalam kunjungan rumah dalam mencari ingin
ibu dalam menentukan KB yang akan diambil. Ibu ingin KB suntik setelah 40
paritas ibu sudah melahirkan empat kali dan ibu merupakan wanita usai subur
yaitu usia ibu 32 tahun. Hanya saja ibu belum bisa memustuskan untuk
6. Penulis melakukan evaluasi tentang konseling pada ibu dan keluarga mengenai
dan keluarga memahami konseling yang diberikan , hanya saja pada tahapan
B. Saran
1. Teoritis
Sebagai acuan dan sebagai sumbangsih kepustakaan dalam penerapan
asuhan dalam pelayanan kebidanan secara berkesinambungan. Mulai dari
pelayanan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru kahir.
2. Praktis
Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan dan berguna sebagai acuan
untuk menerapkan pelayanan dan tingkat kepuasan pasien terhadap asuhan yang
di berikan pada ibu hamil, melahirkan, nifas serta bayi baru lahir dan KB sehingga
dapat mengurangi morbiditas dan mortilitas.
DAFTAR PUSTAKA
Asih, Yusari,. Risneni. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.
Jakarta : CV. Trans Info Media
Asmara, Maya Shella,. Rahayu, Heni Esti,. WIjayanti, Kartika. 2017. Efektifitas
Hipnoterapi dan Terapi Musik Klasik terhadap Kecemasan Ibu
Hamil Resiko Tinggi di Puskesmas Magelang Selatan Tahun 2017.Availablefrom
http://journal. ummgl.ac.id/ index. php / urecol/article/view/1389 Access on 15
June 201
BKKBN. 2013. Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK) Ber-KB. Jakarta : Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Cunningham, Garry,. etc. 2014. Williams Obstetrics 24th edition. Mc Graw Hill Medical
Jannah N. 2013. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta: Andi. Jamil, Siti
Kemenkes RI. 2015. Manajemen Terpadu Balita Sakit ( MTBS). Jakarta : Kemenkes RI
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak..
Jakarta : Kemenkes RI
Kepmenkes RI. 2007. No 369 Tahun 2007 tentang Standar Profesi Bidan.
Ni Nengah Arini Murni, Suhartono TS. Pengaruh Latihan Relaksasi Guided Imagery and
Music (GIM) Pada Kelas Ibu Terhadap Derajat Kecemasan Ibu Hamil
Menghadapi Persalinan Pertama: Studi Di Puskesmas Meninting Kabupaten
Lombok. Jurnal Kesehat Prima. 2014; I (1): 1197–
206. Available from :http://jkp.poltekkes- mataram.ac.id /index. php / home
/article/view/41. Access on 25 May 2019
Mafikasari A, Kartikasari RI. Posisi Tidur dengan Kejadian Back Pain (Nyeri Punggung)
Pada Ibu Hamil Trimester III. Surya. 2015;07:26–34. Available from :
https://stikesmuhla.ac.id/wp-content/uploads/26-34- Ratih-Indah-K.pdf. Access on
25 May 2019
Rafika. 2018 . Efektivitas Prenatal Yoga terhadap Pengurangan Keluhan Fisik pada
Ibu Hamil Trimester III. Jurnal Kesehatan Volume 9, Nomor 1,
April 2018. Available from https://ejurnal.poltekkes-
tjk.ac.id/index.php/JK/article/view/763. Access on 15 June 2019
Rosyati, Herry. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan Jakarta : Fakultas
Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Sari, Anggrita, Dkk. 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Bogor : In.Media.
Setiyani, Astuti,.dkk. 2016. Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi, Balita
Dan Anak Pra Sekolah. Jakarta : Kemenkes RI
Sibuea MD, Tendean HM., Wagey FW. Persalinan Pada Usia ≥ 35 Tahun di RSU Prof.
Dr.R. D. Kandou Manado. e-Biomedik (eBM). 2013;1(1):484–9.
Silva Gallo RB, Santana LS, Jorge Ferreira CH, Marcolin AC, PoliNeto OB, Duarte G, et
al. Massage reduced severity of pain during labour: A randomised trial. J
Physiother [Internet]. 2013;59(2):109–16. Available from:
http://dx.doi.org/10.1016/S1836-9553(13)70163-2 Access on 28 May 2019
Silvia, Voni. 2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan kapatuhan ibu hamil
mengonsumsi Tablet Tambah Darah di Wilayah Puskesmas Muaralembu Kab
Kuantan Singingi Prov Riau tahun 2012. Depok : Naskah Publikasi skripsi.
available from http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317207-S- Voni%20Silvia.pdf.
Access on 30 May 2019
Susanti, Neni Yuli. 2019. Pengembangan Senam Hamil dan Pengaruhnya Terhadap
Pengurangan Keluhan Nyeri Pinggang pada Ibu Hamil . 2019;VI(1):45–9.
Available from http://ejournal.akbidibrahimy.ac.id/cgi- sys/suspendedpage.cgi
Access on 28 May 2019
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Auhan Kebidanan (Varney’s Midwifery) Edisi 4.
Jakarta : EGC
Wahyuni, Elly Dwi. 2018. Buku Ajar Kebidanan Asuha Kebidanan Komunitas.
Jakarta: Kemenkes RI
Wati, Ni Wayan Kurnia,. Supiyati, Salasiah,. Khairiatul Jannah. 2018. Pengaruh Senam
Yoga terhadap Kesiapan Fisik dan Psikologis dalam Menghadapi Persalinan di
BPM Lasmitasari, S. ST Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 14, No. 1 Januari
2018. Available from https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK/article/view/1755
Access on 15 June 2019
WHO. 2002. Essential Antenatal, Perinatal and Postpartum Care . WHO report.
WHO. 2013. Postnatal care of the mother and newborn 2013. World Heal Organ
[Internet].2013;1–72.Available from: http://apps.who.int/iris/bitstream
/10665 / 97603/1/9789241506649_eng.pdf Access on 30 May 2019
FORMAT PENILAIAN
LAPORAN TUGAS AKHIR CONTINUITY OF CARE (COC)
PRODI PROFESI BIDAN POLTEKKES KEMENKES
JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
Jambi,……………2022
Penguji
(……………………………)
SURAT KETERANGAN
Nama :
NIP :
Jabatan :
Instansi : Puskesmas ..........
Nama :
NIM :
Prodi : Pendidikan Profesi Bidan
Jurusan : Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jambi
Jambi, ............................
Bidan (Pembimbing Klinik)
...........................................
Jambi, .........................................
Mahasiswa Klien
Marhamah Barida