Proposal
Proposal
ANGRIANI FEBRIANTI T
1913440003
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemmapuan literasi sains peserta didik
SMAN 6 Maksasar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
kualitatif deskriptif. Populasi penelitian ini merupakan selurh peserta didik kelas
XI MIPA SMAN 6 Makassar. Teknik pengumpulan data berupa soal tes pilihan
ganda kemmapuan literasi sains dengan jumlah soal 20 nomor dan angket sikap
20 nomor. Berdasarkan hasil analisis data bahwa capaian literasi sains ditinjau
dari dimensi pengetahuan peserta didik kelas XI MIPA SMAN 6 Makassar berada
pada kategori sangat tinggi 86,82. Capaian literasi sains peserta didik dimensi
pengetahuan konten sebesar 89,44 pada indikator pengetahuan prosedural sebesar
87,03 dan pada indikator pengetahuan epistemik sebesar 84. Sedangkan capaian
literasi sains peserta didik ditinjau daei dimensi sikap berada pada kategori cukup
dengan nilai rata-rata sebesar 68,06.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
skripsi dengan judul “Analisis Ketercapaian Literasi Sains Peserta Didik Kelas XI
MIPA SMAN 6 Makassar pada Materi Larutan Penyangga Ditinjau dari Dimensi
Pengeyahuan dan Sikap” skripsi ini diajukan dalam rangka menyelesaikan studi
penulis, namun berkat bantuan serta bimbigan dari bergbagai pihak, skripsi ini
yang berharga ini, penulis secara khusus menyampaikan terima kasih yang
teristimewa kepada Ayahanda tercinta Taqwa dan Ibunda tercinta Sadariah. Telah
yang terbaik berupa doa yang terus mengalir, dukungan moril maupuan materil
setinggi-tingginya kepada Prof. Dr. rer. nat. Muharram, M.Si sebagai pembimbing
I dan Prof. Dr. Juniar, S.Pd., M.Pd sebagai pembimbing II. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada tim penguji, yaitu Prof. Dr. Muhammad Danial, M.Si
ii
iii
kepada:
1. Prof. Dr. Ir. H. Husain Syam M. TP., IPU., ASEAN ng. selaku Reektor
2. Prof. Drs. Suwardi Annas, M. Si., Ph. D selaku Dekan FMIPA Universitas
Negeri Mkassar.
3. Dr. Netti Herawati, M. Si selaku Plt. Ketua Jurusan Kimia dan sekertaris
4. Dr. Hj. Army Auliah, M. Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Makassar
berjalan lancar.
7. Ibu Rina Pali, S. Pd selaku guru kimia di SMAN 6 Makassar serta staff dan
dari awal perkuliahan hingga Menyusun tugas akhir untuk mencapai gelar
sarjana.
10. Eni Mendaun dan Epa Ika Messombo yang telah membersamai proses
11. Anjel, Sisi, Sekar, Dea dan Nopi yang telah memberikan bantuan Ketika
12. Rasa syukur dan terima kasih tentunya juga tak henti penulis ucapkan
kepada Fadel yang senantiasa memberikan doa-doa baik dan segalab antuan
Akhirnya penulis menyatakan betapa besar arti dan makna segala bantuan
dan jasa yang telah diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dpaat
diselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan atas
kritik seta koreksi dari pembaca, penulis terima dengan hati terbuka demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manafaat bagi
Penulis
Angriani Febrianti T
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
BAB I...................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................4
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................6
A. Kajian Teori................................................................................................6
1. Pengertian Literasi Sains........................................................................6
C. Kerangka Konsep.....................................................................................20
BAB III..................................................................................................................22
METODE PENELITIAN....................................................................................22
A. Jenis Penelitian.........................................................................................22
B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................................22
C. Objek Penelitian.......................................................................................22
D. Batasan Istilah..........................................................................................22
E. Prosedur Penelitian..................................................................................23
F. Teknik Pengumpulan Data.....................................................................24
G. Instrumen Penelitian................................................................................25
H. Teknik Analisis Data................................................................................26
BAB IV..................................................................................................................28
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................................28
BAB IV..................................................................................................................41
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................................41
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................43
vi
vii
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
untuk kehidupan yang lebih baik. Pendidikan merupakan suatu proses yang
melibatkan interaksi pendidik dan peserta didik untuk mengebangkan potensi diri
negara. Dengan menerapkan konsep sains dalam pendidikan sains, peserta didik
pada era abad 21. Peserta didik mampu menerapkan pengetahuannnya untuk
dalam rangka memahami serta membuat keputusan berkenaan dengan alam dan
2004). Secara harfiah, literasi sains terdiri dari kata literatus yang berarti melek
1
2
peserta didik untuk menjaga dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri,
kreativitas peserta didik. Peserta didik dengan kemampuan literasi sains dapat
membuat keputusan dasar dan memberikan solusi. Literasi sains juga berperan
penting pada masa depan (Suharni et al., 2022). Dengan literasi sains peserta didik
kolaboratif, dan berkarakter. Literasi sains penting bagi peserta didik agar mereka
dalam kehidupan sehari-hari seperti pada materi larutan penyangga dalam pangan
mengetahui sejauh mana kemelekan peserta didik terhadap konsep sains yang
keputusan serta pemecahan masalah (Fitriah et all., 2019). Berdasarkan data PISA
didik Indonesia masih di bawah rata-rata jika dibandingkan dengan rerata skor
internasional dan secara umum berada pada tahapan pengukuran terendah PISA.
Pengukuran PISA pada tahun 2009 yaitu ke-57 dari 65 negara dengan perolehan
skor 383. Pada tahun 2012 Indonesia menduduki peringkat ke-64 dari total 65
3
negara dengan perolehan nilai saat itu yaitu 382. Selanjutnya, pada tahun 2015
Indonesia berada pada peringkat ke-64 dari 72 negara yang ikut serta, dengan
oleh beberapa faktor yaitu gender, lokasi sekolah, sosio ekonomi peserta didik,
tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendidikan guru, dan jenis sekolah (Bahriah,
literasi sains terhadap peserta didik. Peserta didik masih mengalami kesulitan
kimia salah satunnya mengenai larutan penyangga (Fitria et all., 2019). Larutan
penyangga merupakan salah satu materi pada pelajaran kimia yang membutuhkan
pemahaman yang lebih dikarenakan peserta didik tidak hanya menghapal rumus
dan menghitung pH saja. Selain itu, materi larutan peyangga juga mengandung
Salah satu konsep kimia yang dirasa perlu dilatihkan kemampuan literasi sainsnya
adalah materi larutan peyangga. Hal ini disebabkan oleh karakteristik dari larutan
pemahaman konsep (sifat larutan peyangga), riil dan aplikatif (peranan larutan
buku sains. Selain itu terdapat Gerakan literasi sekolah yang sudah berjalan, tetapi
Makassar masih berada pada tingkat yang rendah. Gerakan literasi yang masih
Gerakan literasi sains yang telah berjalan di SMAN 6 Makassar yaitu peserta
untuk mengkaji secara ilmiah tentang analisis ketercapaian literasi sains peserta
didik kelas XI MIPA SMAN 6 Makassar pada materi larutan penyangga ditinjau
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimana profil capaian literasi sains pada aspek sikap peserta didik kelas
C. Tujuan Penelitian
2. Untuk mengetahui profil capaian literasi sains pada aspek sikap peserta didik
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat: (1) Guru, dalam hal ini
dengan aktif, serta menilai capaian literasi sains yang sudah dijalankan selama ini.
(2) Sekolah, dalam hal ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan
menganalisis capaian literasi sains pada dimensi pengetahuan dan sikap peserta
didik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Secara harfiah literasi sains terdiri dari dua kata, yaitu literasi dan sains.
sistematis tentang alam dan dunia fisik. Berdasarkan asal katanya literasi sains
istilah literasi sains adalah Paul de Hart Hurt dari Stanford University yang
Definisi literasi sains pada PISA 2012 adalah: (1) pengetahuan ilmiah
dibangun dari pengetahuan manusia dan inkuiri; (3) menyadari bagaimana sains
6
7
adanya kemauan untuk terlibat dalam isu dan ide (OECD, 2013).
Literasi sains menurut PISA dapat diartikan sebagai “The capacity to use
consluions in order to understand and help make decisions about the natural
world and the changes made to it through human activity.” Literasi didefinisikan
alam semesta dan perubahan yang terjadi karena aktivitas manusia (OECD, 2016).
seseorang yang memiliki literasi sains adalah orang yang menggunakan konsep
sains, mempunyai keterampilan proses sains untuk dapat menilai dalam membuat
pengetahuan dengan cara meningkatkan komponen belajar dalam diri agar dapat
literasi sains memiliki arti luas, setiap kalangan dapat memberikan kontribusi
berkenaan dengan alam. Konsep literasi sains mengharapkan peserta didik dapat
Unsur pokok yang terdapat pada literasi sains, menurut diantaranya adalah
Harlen (2004):
a. Konsep atau ide, yang membantu memahami aspek ilmiah dari sekitar dan
memperoleh pengetahuan.
c. Sikap, yang menunjukkan kemauan dan kepercayaan diri untuk terlibat dalam
konten yang ada dalam penilaian literasi sains adalah konten yang terdapat di
bidang fisika, kimia, biologi dan bumi yang memiliki relevansi dengan keadaan
kehidupan nyata, merupakan konsep ilmiah yang penting dan sesuai dengan
Aspek sikap literasi sains merupakan suatu kemampuan yang berperan penting
dalam hal ketertarikan dan tanggapan peserta didik terhadap isu-isu sains dan
sains adalah (1) tanggung jawab terhadap sumber daya dan lingkungan, (2)
permasalahan yang berkaitan dengan sains. Selain itu, sikap sains menuntut
peserta didik untuk peduli dan tanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya.
kompetensi yang harus dimiliki peserta didik, kompetensi itu antara lain:
a. Memiliki rasa ingin tahu yang kuat akan masalah yang akan diinvestigasi
kemungkinan apa yang akan terjadi berdasarkan hipotesa yang sudah disusun
karakteristik dalam kegiatan PISA 2015 atau lebih dikenal dengan framework
PISA, yaitu:
perubahan.
2) Aspek konteks
dalam pemecahan masalah nyata. Dalam penilaian literasi PISA 2015, dilakukan
secara meluas dan tidak terbatas pada situasi di sekolah saja, melainkan juga
melihat aspek lain dari kehidupan peserta didik seperti diri individu, keluarga,
bernegara. Dalam hal ini menunjukkan bidang atau penerapan literasi sains yang
memiliki nilai khusus bagi individu dan masyarakat dalam meningkatkan dan
3) Aspek pengetahuan
a) Pengetahuan konten
merupakan konsep ilmiah yang peting atau teori penjelasan utama yang memiliki
kegunaan.
b) Pengetahuan prosedural
kesalahan, pola umum yang diamati pada data, dan metode penyajian data.
c) Pengetahuan epistemik
4) Sikap
sains, dan menggunakan konsep dan metode ilmiah dalam keseharian. Pandangan
PISA akan kemampuan sains tidak hanya pada kecakapan dalam sains, melainkan
juga terhadap sikap mereka akan sains. Aspek sikap sains menekankan pada minat
peserta didik terkait sains. Literasi sains yang diaplikasikan diharapkan dapat
dalam penelian literasi sains berdasar pada indikator framework PISA adalah
menukur kemampuan peserta didik dalam hal pengetahuan konsep sains serta
mengembangkan minat peserta didik terkait isu-isu sains. Sikap terhadap sains
merupakan sikap yang dibutuhkan oleh peserta didik agar dapat dengan mudah
rasional sehingga peserta didik dapat mengungkapkan perlunya proses logis dan
penilaian pekerjaan sains), nilai umum ilmu pengetahuan, serta penilaian diri
dalam sains.
b) Student beliefs about learning science/ Keyakinan siswa tentang belajar sains
Pada indikator ini peserta didik percaya bahwa mereka dapat menangani
ilmiah, serta menunjukkan kemampuan ilmiah yang kuat. Pada indikator ini
meliputi pernyataan tentang efikasi diri dalam sains dan konsep diri dalam sains.
rasa ingin tahu dalam sains dan masalah serta upaya yang terkait dengan sains.
karir yang berkaitan dengan sains. Pada indikator ini meliputi pernyataan tentang
minat dalam mempelajari topik sains, minat umum dalam sains, pentingnya
belajar sains, kenikmatan ilmu, motivasi instrumental untuk belajar sains dan
alam. Pada indikator ini meliputi: pernyataan tentang tanggung jawab untuk
lingkungan.
global. Literasi sains merupakan salah satu keterampilan yang diperlukan di abad
pemahaman terahadap konsep dan proses sains saja, namun pada proses peserta
bermasyarakat. Literasi sains di abad ini tidak lagi hanya penggunaan sains dan
memiliki tingkatan, dari literasi sains terendah yang disebut literasi sains praktis
konsumen dari produk sains dan teknologi. Hal ini berhubungan dengan
kebutuhan dasar manusia yaitu makan, Kesehatan, dan rumah atau tempat tinggal.
Literasi sains tingkat tinggi, seperti literasi kewarganegaraan yang mengacu pada
menggunakananya secara bijak, terkait isu politik, ekonomi, sosial, budaya, dan
konsep-konsep ilmiah dan proses yang diperlukan. Peserta didik juga diharapkan
1. Kompetensi Inti
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
b) Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan (KI 4).
Salah satu pokok bahasan kimia yaitu konsep larutan penyangga. Konsep
larutan penyangga merupakan salah satu konsep yang berkaitan erat dengan
terjadi dalam kehidupan mereka (Pitasari et all., 2016). Oleh karena itu, materi
Dengan kata lain pH larutan penyangga tidak akan berubah secara siknifikan
asam atau basa lemah dan asam atau basa konjugasinya (garam). Larutan
18
Larutan penyangga bersifat asam apbila terdiri dari campuran asam lemah
atau CH3COO-. Basa konjugasi CH3COO- ini dapat diperoleh dari larutan
juga dapat dibuat dengan cara mereaksikan asam lemah dengan basa kuat dengan
syarat pada akhir reaksi ada sisa asam lemah, sedangkan basa kuat habis bereaksi.
Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam
Larutan penyangga bersifat basa apabila terdiri dari campuran basa lemah
dengan asam konjugasinya, contohnya NH 4OH dengan NH4+ atau NH4Cl. Asam
konjugasinya NH4+ ini dapat diperoleh dari larutan garamnya yaitu dari anion
dan lainnya. Larutan penyangga basa juga dapat dibuat dengan cara mereaksikan
basa lemah dengan asam kuat dengan syarat pada akhir reaksi terdapat sisa basa
konjugasinya, misalnya ion A- yang berasal dari NaA, maka di dalam sistem
Oleh karena itu persamaan yang digunakan untuk mencari ionisasi adalah
persamaan (1) atau persamaan ionisasi asam lemah yang tidak terionisasi
Ka[HA ] ……………………………………(4)
[ H ⁺]=
¿¿
[asamlemah ]
[ H ⁺]=Ka
[basa konjugasi ]
Jika konsentrasi dinyatakan sebagai banyaknya mol tiap liter larutan atau M = n/V, maka:
nHa
v
[ H ⁺]=Ka
na
v
Oleh karena system merupakan campuran dalam satu wadah maka volumenya akan selalu
[asam]
[ H ⁺]=Ka ×
[ garam]
20
pH=−log [H ⁺]
Seperti halnya pada sistem asam lemah dan basa konjugasinya, sistem
penyangga basa lemah dengn asam konjugasinya, konsetrasi ion OH- akan
[asam]
[OH ⁺]=Ka×
[garam]
pOH =−log ¿
pH=14− pOH
C. Kerangka Konsep
yang telah dipelajari di sekolah. Kimia merupakan salah satu cabang ilmu
metode ilmiah. Kimia merupakan mata pelajaran yang baru diperoleh peserta
pemahaman konsep yang baik. Hal ini dapat dicapai melalui kemampuan literasi
dampak positif yang signifikan terhadap peserta didik. Peserta didik akan dapat
dapat dilakukan oleh pengajar melalui pemilihan metode, sumber belajar, dan
melatih domain yang terdapat dalam literasi sains, menghubungkan materi dengan
fenomena alam, serta mengangkat isu-isu sosial budaya yang masih relevan
literasi sains peserta didik berbanding lurus dengan tingkat Pendidikan di suatu
negara, sehingga ketika literasi sains peserta didik meningkat atau baik, maka
Proses pembentukan sikap sains ini harus didasari pada penguasaan pengetahuan
dan keterampilan dimensi sikap peserta didik dipengaruhi oleh level pengetahuan,
yang berarti bahwa peserta didik yang baik dalam dimensi pengetahuan akan baik
pula sikapnya.
sehingga kemampuan literasi sains pada peserta didik belum terlihat jelas. Oleh
karena itu peserta didik juga belum mengetahui kemampuan literasi sains yang
literasi sains peserta didik, khususnya pada pembelajaran kimia untuk mengetahui
22
apakah literasi sainsnya tercapai atau hanya sekedar membaca saja. Berdasarkan
alasan tersebut, maka perlu mengkaji kembali budaya literasi serta identifikasi
faktor yang mempengaruhi kemampuan literasi sains peserta didik, sehingga dapat
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih memperhatikan
terakreditasi A yang berlokasi di Jl. Prof. Dr. ir. Sutami No.4, Kecamatan
C. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah peserta didik yang ada pada SMAN 6
Makassar. Kelas yang diambil adalah kelas XI MIPA pada tahun ajaran
2022/2023.
23
24
D. Batasan Istilah
dalam penelitian ini, maka perlu diberikan penjelasan terhadap istilah-istilah yang
digunakan yaitu:
2. Literasi sains ditinjau dari dimensi sikap adalah ketertarikan peserta didik
terhadap isu ilmiah yang memuat ketertarikan pada sains dan teknologi,
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Ketiga tahap tersebut dapat
1. Tahap persiapan
2. Tahap pelaksanaan
capaian literasi sains pada aspek pengetahuan dan sikap peserta didik. Data
dilakukan adalah membagikan lembaran soal tes literasi sains kepada peserta
membagikan angket pada peserta didik untuk mengetahui capaian literasi sains
3. Tahap akhir
Pada tahap akhir, peneliti melakukan analisis data baik yang diperoleh dari
lembaran soal tes maupun angket untuk mengetahui profil capaian literasi sains
peserta didik. Data yang diperoleh dianalisis berdasarkann aspek yang dinilai atau
Tes yang diberikan kepada peserta didik untuk mengetahui capaian literasi
sains peserta didik pada materi larutan penyangga. Tes diberikan kepada peserta
26
didik yang telah mempelajari materi larutan penyangga. Tiap soal memiliki lima
pilihan jawaban dan hanya satu jawaban yang benar. Jawaban yang benar
memperoleh skor 1 dan jawaban yang salah atau tidak menjawab diberi skor 0.
2. Pemberian angket
soal tes literasi sains untuk melihat capaian literasi sains peserta didik ditinjau dari
dimensi sikap. Angket menggunakan skala Likert dengan dua bentuk pernyataan
yaitu pernyataan positif yang berfungsi mengukur sikap positif dan pernyataan
negatif yang berfungsi mengukur sikap negatif. Terdapat empat pilihan jawaban
dengan skor pernyataan positif diberi skor satu untuk pilihan tidak setuju (STS),
skor dua untuk tidak setuju (TS), skor tiga untuk setuju (S), dan skor empat untuk
sangat setuju (SS). Skor untuk pernyataan negatif diberi skor satu untuk sangat
setuju (SS), skor dua untuk setuju (S), skor tiga untuk tidak setuju (TS) dan skor
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah soal literasi sains.
Soal literasi sains yang digunakan adalah soal dengan menyajikan bacaan untuk
dianalisis oleh peserta didik yang kemudian dijawab dalam bentuk multiple
choice (pilihan ganda) yang terdiri dari lima pilihan jawaban. Soal dibuat
literasi sains PISA. Soal digunakan untuk mengetahui capaian literasi sains
peserta didik pada materi koloid. Soal yang diujikan berjumlah 20 butir soal yang
2. Angket sikap
bagaimana capaian literasi sains peserta didik berdasarkan aspek sikap. Jenis
angket pada penelitian ini adalah angket tertutup dengan alternatif jawaban yang
telah disediakan yaitu: sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), dan
sangat setuju (SS). Angket berisi 20 pertanyaan yang terdiri dari 10 pernyataan
sebagai berikut:
kemampuan literasi sains. Langkah yang dilakukan untuk menganalisis data yaitu
dengan mengubah skor yang diperoleh peserta didik ke dalam bentuk nilai.
28
R
NP = x 100
SM
Keterangan:
NP : nilai persen
R : skor yang diperoleh peserta didik
SM : skor maksimum ideal
Nilai yang didapatkan selanjutnya diinterpretasikan ke dalam kriteria
dengan melihat pada Tabel 3.1. Skor yang dapatkan akan dideskripsikan untuk
Interval Kriteria
86 – 100 Sangat Tinggi
71 – 85 Tinggi
56 – 70 Sedang
41 – 55 Rendah
≤ 40 Sangat Rendah
2. Angket
berikut:
R
NP = x 100
SM
BAB IV
A. Hasil Penelitian
SMAN 6 Makassar dengan jumlah sampel 60 peserta didik. Berdasarkan hasil tes
literasi sains materi larutan penyangga diperoleh capaian literasi sains masing-
masing peserta didik yang terdapat pada Lampiran C.8. Berdasarkan hasil analisis
(Sumber: Lampiran C. 8)
kategori sangat tinggi dengan presentase 61,6%, kategori tinggi dengan presentase
literasi sains peserta didik kelas XI MIPA SMAN 6 Makassar ditinjau dari
Kategori
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Tinggi
Sumber: Lampiran C. 10
2. Literasi Sains Peserta Didik Ditinjau Dari Dimensi Sikap
Data hasil capaian literasi sains peserta didik ditinjau dari dimensi sikap
diperoleh dari angket yang dibagikan kepda peserta didik. Hasil dari analisisi
kemampuan literasi sains peserta didik ditinjau dari aspek sikap peserta didik
didik pada dimensi sikap pada kategori ‘baik’ sesebanyak 3 orang dengan
dilihat pada table 4. 5. Indikator pertama yaitu ketertarikan pada sains dan
indikator ketiga yaitu presepsi dan kesadaran akan isu lingkungan menunjukkan
Tabel 4. 5 Distribusi nilai rata-rata kemampuan literasi sains peserta didik tiap
indikator dimensi sikap
B. Pembahasan
didik dapat diketahui bahwa hasil kemampuan literasi sains kelas XI MIPA
SMAN 6 Makassar tertinggi berada pada kategori sangat tinggi dengan presentase
61,6% yang artinya bebrapa peserta didik sudah mampu memahami fakta ilmiah
serta hubungan antara sains, teknologi dan Masyarakat serta mampu menrapkan
sedang yang artinya beberapa peserta didik belum paham dalam mengelola ilmu
keterampilan proses sains peserta didik tidak hanya mengetahui materi atau
konsep saja, tetapi terkait pula bagaiamana cara mengumpulkan fakta-fakta untuk
merupakan belajar sepanjang hayat yang dapat digunakan bukan saja untuk
mempelajari berbagai macam ilmu tetapi juga dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
menunjukkan bahwa nilai rata-rata keseluruhan peserta didik sebesar 86,82 yang
telah mereka pahami dalam memecahkan soal literasi sains pada konsep materi
fenomena ilmiah.
terhdapa berkembangnya kompetensi literasi sains. Sains tidak hanya tahu akan
konsep sains tetapi juga dapat diterapkannya kemampuan sains pada pemecahan
sains. Untuk itu, diharapkan kepada peserta didik untuk mampu mengaplikasikan
Pengetahuan
a. Pengetahuan Konten
ide, fakta maupun informasi. Berdasarkan PISA 2018 pengembangan soal pada
lingkungan sekitar, sesuai dengan fakta sains dan merupakan konsep ilmiah yang
mengenai komponen dalam darah yaitu pH. Peserta didik diharapkan dapat
menganalisis pilihan jawaban yang disediakan berdasakan fakta yang ada. Hasil
yang diperoleh tedapat 50 peserta didik dari total 60 peserta didik yang mampu
menjawab dengan benar. Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 4.2
didapati bahwa nilai rata-rata peserta didik pada pengetahuan konten sebesar
89,44 dan berada pada kategori sangat tinggi. Indikator pengetahuan konten
mendapatkan presentase nilai literasi paling tinggi karena pada indikator ini
umumnya hanya bersifat teori. Hal ini sejlana dengan penelitian yang dilakukan
oleh Fadilah dan Hidaya (2020) yang menyatakan bahwa indikator pengetahuan
b. Pengetahuan Prosedural
terhadap soal yang disajika berdasarkan data atau fakta yang ada. Hasil pada
Tabel 4.2 menujukkan rata-rata kemampuan literasi sains peserta didik pada
tinggi. Terdapat 9 soal diantaar 20 soal yang disajikan berdasarkan indikator ini.
sebagai berikut:
sebuah urutan larutan penyangga dengan jumlah pH secara acak. Peserta didk
tepat. Hasil yang diperoleh hanya 39 dari 60 peserta didik yang dapat menjawab
soal dengan benar. Hal ini mengindikasikan sebagia peserta didik yang belum
ilmiah, pemahaman peserta didik umumnya masih bersifat teoritik (Wardhana &
Hidayah, 2021). Peserta didik kurang dapat menjawab soal dengan tipe
37
sehingga keterampilan, kreativitas, serta daya nalar peserta didik juga dapat
yang dibukukan mengenai mahkluk hidup dan makhluk tak hidup melainkan
menyangkut system, cara kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah.
c. Pengetahuan Epistemik
Kesetimbangan larutan penyangga dalam air liur yang menjaga pH mulut tetap
6,8 agar gigi tidak rusak adalah…
A. H2PO4-(aq) ⇄ H+(aq) + HPO42-(aq)
B. H3PO4(aq) ⇄ 3H+(aq) + PO43-(aq)
C. H2CO3(aq) ⇄ 2H+(aq) + CO32-(aq)
D. H2CO3(aq) ⇄ H+(aq) + HCO3-(aq)
E. H2CO3(aq) ⇄ CO2(g) + H2O(l)
38
penyangga dalam air liur. Hasil yang diperoleh hanya 41 dari 60 peserta didik
yang dapat menjawab soal dengan benar. Hasil pada Tabel 4. 2 menunjukkan
sejlaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Irwan (2020) yang menyatakan
mmeberikan alasan dan kesimpulan. Sangat penting akan pemahamn yang baik
peserta didik kurang paham akan kegunaan materi yang dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari serta peserta didik hanaya sekedar menghapal tanpa paham
konsep. Hal ini doat diliat berdasar Sebagian besar peserta didik belum dapat
jawaban yang dihasilkan umumnya bersifat teoritik. Hal ini juga bergantung
dengan guru, kebiasaan belajar, serta suasana belajar dalam kelas serta fasilitas
Capaian literasi sains peserta didik ini perlu ditingkatkan agar menjadi
lebih baik lagi. Pembelajaran di sekolah juga sangat mempengaruhi variasi skor
literasi peserta didik umumnya guru hanya menjelaskan teori sehingga peserta
didik kurang paham akan kegunaan materi yang dieplajari serta hanya sekedar
Aspek sikap yang diukur adalah minat peserta didik terkait sains.
sains. Proses pembentukan sikap sains ini harus didasari pada penguasaan
dari aspek sikap peserta didik dapat diukur menggunakan angket yang diadptasi
dari instrument sikap sains yang diselenggarakan PISA. Berdasarkan hasil yang
diperoleh nilai rata-rata aspek sikap peserta didik adalah sebesar 68,06 dengan
kategori “cukup”.
paling tinggi yaitu pada indikator menilai pendekatan ilmiah untuk penyelidikan
sebagian peserta didik menunjukkan rasa ingin tahu dan minatnya yang tinggi
sains. Sedangkan pada indikator persepsi dan kesadaran akan isu lingkungan
menunjukkan nilai rata-rata yang paling rendah sebesar 63,8. Hal ini
kepekaan terhadap diri ssendiri dan lingkungannya. Hal ini sejalan dengan
Berdasarkan hasil yang diperoleh literasi sains ditinjau dari dimensi sikap
menunjukkan peserta didik telah memiliki minat terhadap sains dengan kategori
Ketertarikan akan isu sains akan mendorong peserta didik berusaha memcahkan
2016). Hal ini juga diperkuat dengan pernytaan Ali (2013) yang menjelaskan
bahwa aspek sikap ini sangat penting terhadap presetaasi dari peserta didik karena
A. Kesimpulan
capaian literasi sains ditinjau dari dimensi pengetahuan peserta didik kelas XI
MIPA SMAN 6 Makassar berada pada kategori sangat tinggi 86,82. Capaian
literasi sains peserta didik dimensi pengetahuan konten sebesar 89,44 pada
epistemik sebesar 84. Sedangkan capaian literasi sains peserta didik ditinjau daei
dimensi sikap berada pada kategori cukup dengan nilai rata-rata sebesar 68,06.
B. Saran
Berdasarkan pada hasil yang ditemukan pada penelitian ini, makan peneliti
1. PISA membagi literasi sains menjadi empat aspek yaitu aspek pengetahuan,
aspek konteks, aspek kompetensi dan aspek sikap. Namun, peneliti hanya
2. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebgaia bahan
42
43
peserta didik. Selain itu, pihak guru agar mampu menggunakan jenis
4. Bagi peserta didik diharapkan agar meningkatkan dan membangun minat baca
DAFTAR PUSTAKA
Sutrisna, Nana. (2021). Analisis Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik Sma Di
Kota Sungai Penuh. Vol.1 No.12.
Yulianti, Yuyu. (2017). Literasi Sains Dalam Pembelajaran Ipa. Jurnal Cakrawala
Pendas Vol. 3 No.2.
LAMPIRAN
46
LAMPIRAN A
PERSURATAN
47
LAMPIRAN B
INSTRUMENT PENELITIAN
48
49
KISI-KISI TES LITERASI SAINS DIMENSI PENGETAHUAN PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA
Sekolah : SMAN 6 Makassar
Mata Pelajaran : Kimia
Materi : Larutan Penyangga
Kompetensi Dasar : 3. 12 Mejelaskan prinsip kerja, perhitungan pH dan peran larutan penyangga dalam tubuh mahkluk hidup
50
3.12.2 Menganalisis √ C4 4
komponen
larutan √ C3 5
penyangga asam
dan basa
3.12.3 Menjelaskan √ C2 8
prinsip kerja
larutan √ C2 9
penyangga asam √ C2 13
dan basa
51
3.12.4 Menghitung pH √ C3 3
larutan
penyangga asam √ C3 10
dan basa √ C3 11
√ C3 12
√ C3 14
√ C3 17
√ C3 20
52
√ C3 18
3.12.5 Menentukan √ C3 6
peran larutan
penyangga √ C3 7
dalam tubuh √ C3 16
makhluk hidup
√ C3 19
4.12.1 Merancang √ C4 15
Percobaan
Pembuatan
larutan
53
Penyangga
dengan pH
tertentu
Jumlah 3 3 2 2 4 1 2 3 20
54
Salah satu komponen dalam darah adalah pH. Namun, mempertahankan pH yang
tepat dalam darah dan cairan intrasel sangat penting terutama karena fungsi enzim
sangat bergantung pada pH. pH normal pada darah adalah 7,4. Darah manusia
mempunyai kapasitas buffer yang tinggi. Penambahan 0,01 mol HCl pada 1 L darah
menurunkan pH hanya dari 7,4 sampai 7,2. Tetapi sebaliknya, jika sejumlah HCl yang
sama ditambahkan pada larutan NaCl dengan pH 7,4 (sama dengan darah), pH turun
dari 7,0 menjadi 2,0. Beberapa faktor terlibat dalam pengendalian pH darah. Salah satu
faktor yang paling penting adalah rasio HCO3- terlarut dalam H2CO3. Gas CO2(g) yang
terurai hanya terkonversi sebagian menjadi H2CO3 ketika larut dalam air, namun
biasanya larutan ini dianggap terkonversi sempurna. Selain itu, H2CO3 adalah asam
diprotik lemah, tetapi yang umumnya
digunakan adalah langkah ionisasi pertama dalam sistem bufer asam karbonat-
hidrogen karbonat. Dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
Ka = 4,4 x 10-7
B. 4,38
C. 4,58
D. 4,78
E. 4,98
4. Kelas XI MIPA melakukan praktikum di laboratorium kimia sekolah. Siswa
kelas XI MIPA dibagi menjadi 5 kelompok yang diketuai oleh Doni, Caca,
Budi, Niki dan Ani. Mereka diberi tugas untuk mencampurkan beberapa
bahan.
(https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6424850/4-komponen-darah-beserta-fungsinya-siswa-
sudah-tahu)
Darah manusia terdiri atas plasma darah, sel darah merah (eritrosit), sel
darah putih (leukosit), dan sel darah pembeku (trombosit) (Guyton, 2002). Plasma
darah memiliki warna jernih kekuningan dan harus tetap pada kisaran pH 7,35-
7,45 agar tidak mengalami asidosis ataupun alkalosis. Asidosis merupakan
kondisi ketika pH plasma darah kurang dari 7,35 dan dapat mengakibakan
jantung, ginjal, hati, dan pencernaan terganggu, sedangkan alkalosis merupakan
kondisi ketika pH plasma darah lebih dari 7,45 yang mengakibatkan hiperventilasi
atau bernafas berlebihan (Itzel, 2008). Agar tidak mengalami asidosis dan
alkalosis, plahma darah mengandung suatu larutan penyangga yang terdiri atas
asam karbonat (H2CO3) dan ion bikarbonat (HCO3- ) (Sherwood, 2016).
8. Bagaimana hasil dari larutan penyangga asam karbonat (H 2CO3) dan ion
bikarbonat (HCO3-) dalam plasma darah agar pH plasma darah tetap pada
kisaran 7,35-7,45 apabila mengkonsumsi asam seperti asam askorbat dalam
vitamin C?
A. apabila seseorang mengkonsumsi asam seperti asam askorbat pada vitamin
C akan menghasilkan asam karbonat
B. apabila seseorang mengkonsumsi asam seperti asam askorbat pada vitamin
C, maka akan menghasilkan ion H+
C. apabila seseorang mengkonsumsi asam seperti asam askorbat pada vitamin
C, maka akan menhasilkan ion OH- dan H2O
59
fosfat (H2PO4-) dan monohidrogen fosfat (HPO42-) adalah 1: 1,54. Dari data
penelitian tersebut, berapa harga pKa dalam sistem larutan penyangga fosfat
tersebut? (log 1,54 = 0,19)
A. 7,12
B. 7,21
C. 7,4
D. 8,0
E. 8,3
12. Proses pembuatan sabun disebut sebagai saponifikasi. Dalam proses
pembuatan sabun, dibutuhkan suatu lemak yang dapat diperoleh dari hewan
maupun tumbuhan, contohnya minyak kelapa. Selain lemak, pembuatan sabun
juga memerlukan suatu basa. Salah satu basa yang dapat digunakan dalam
pembuatan sabun adalah basa natrium hidroksida atau (NaOH). Dalam suatu
penelitian, diketahui bahwa produksi sabun akan mendapatkan hasil yang
maksimal apabila menggunakan NaOH yang memiliki pH 13,4. Jika Anda
diminta untuk membuat sabun, berapa gram NaOH yang harus Anda
dilarutkan kedalam 1 L air agar diperoleh larutan NaOH dengan pH 13,4
untuk proses pembuatan sabun tersebut?
A. 50 gram
B. 70 gram
C. 80 gram
D. 90 gram
E. 100 gram
13. Campuran antara asam lemah atau basa lemah dengan garamnya dapat
menghasilkan larutan yang pH-nya relatif tidak berubah jika ditambah sedikit
asam atau basa yang disebut dengan larutan penyangga. Seorang peserta
didik ingin membuktikan pernyataan tersebut. Kemudian peserta didik
tersebut mengambil larutan asam, larutan basa, dan larutan garam yang
terdapat di laboratorium. Larutan yang akan diuji oleh peserta didik tersebut
diantaranya: 1000 mL larutan asam asetat 0,1 M dan 0,2 M, 1000 mL
ammonia 0,1 M dan 0,4 M, 1000 mL natrium hidroksida 0,1 M dan 0,2 M,
61
1000 mL dan larutan asam klorida 0,1 M. Campuran larutan manakah yang
akan menghasilkan larutan penyangga….
A. 1000 mL CH3COOH 0,2 M dan 1000 mL NH3 0,1 M
B. 1000 mL CH3COOH 0,1 M dan 1000 mL NaOH 0,1 M
C. 1000 mL CH3COOH 0,1 M dan 1000 mL NaOH 0,2 M
D. 1000 mL NH3 0,5 M dan 1000 HCL 0,1 M
E. 1000 mL NaOH 0,1 M dan 1000 mL HCl 0,1 M
14. Jika 300 mL cuka (CH3COOH) 0,15 M dicampurkan dengan KOH 0,1 M
dengan volume 200 mL. berapakah pH dari larutan yang telah dicampurkan?
pKa = 4,77
A. 3,67
B. 3,77
C. 4,67
D. 4,77
E. 5,13
15. Seorang siswa mencoba membuat larutan penyangga dengan pH = 5 dari zat-
zat yang tersedia yaitu larutan CH3COOH 1 M (Ka CH3COOH = 1 x 10-5)
dan kristal NaCH3COO (Mr = 82). Langkah-langkah yang dilakukan :
(https://www.honestdocs.id/air-liur-pendeteksi-kesehatan-tubuh-anda)
Kesetimbangan larutan penyangga dalam air liur yang menjaga pH mulut
tetap 6,8 agar gigi tidak rusak adalah…
A. H2PO4-(aq) ⇄ H+(aq) + HPO42-(aq)
(https://www.liputan6.com/hot/read/4204561/fungsi-asam-sianida-bagi-kehidupan-waspadai-bahayanya)
E. 10 + 2log2
66
No Jawaban
1 B
2 E
3 E
4 A
5 B
6 B
7 D
8 A
9 B
10 E
11 B
12 C
13 A
14 C
15 E
16 B
17 E
18 B
19 C
20 D
67
Keterangan:
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
SS =4 SS =1
S =3 S =2
TS =2 TS =3
STS =1 STS =4
68
ANGKET PENELITIAN
Nama :
Kelas :
hari
4 Saya menyusun cara untuk
mengumpulkan materi larutan
penyangga
5 Saya menerima semua informasi dari
luar mengenai materi larutan
penyangga
6 Saya merasa tertarik bila menemukan
peristiwa larutan penyangga di sekitar
7 Saya merasa materi larutan penyangga
yang telah dipelajari tidak cukup untuk
diterapkan dalam pengolahan dan
pemeliharaan lingkungan
8 Ketika membuat produk larutan
penyangga, saya dapat menjelaskan
fungsi dan cara pembuatan produk
tersebut kepada orang di sekitar saya
9 Setelah mempelajari materi larutan
penyangga, saya mempertimbangkan
untuk bekerja dalam industri kimia
10 Ketika belajar mengenai materi sistem
larutan penyangga, saya ingin
mengembangkan pengetahuan saya
untuk diterapkan dalam mengolah
lingkungan (misalnya
larutan penyangga ditambahkan pada
limbah untuk mempertahankan pH 5-
7,5. Hal itu untuk memisahkan materi
organik pada limbah sehingga layak di
buang ke perairan.)
11 Saya akan mengabaikan ketika
mendapatkan informasi yang tidak
valid tentang larutan penyangga
12 Saya merasa larutan penyangga hanya
perlu dipelajari dan tidak perlu untuk
dipraktikan
13 Saya akan membuat produk larutan
penyangga bila ada tugas sekolah
14 Saya tidak berminat untuk membuat
produk larutan penyangga dalam
kehidupan sehari-hari
15 Ketika mencari sumber
informasi tentang materi larutan
penyangga, saya hanya memilih
sumber informasi yang telah diakui
70
(web resmi)
16 Larutan penyangga merupakan teori
pelajaran yang tidak dapat dibuktikan
dalam kehidupan sehari-hari
17 Saya tidak pernah melihat peristiwa
larutan penyangga di sekitar saya
LAMPIRAN C
DATA PENELITIAN
72
Item
NO Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 AA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 AA 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
3 AA 3 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 AA 4 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0
5 AA 5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1
6 AA 6 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1
7 AA 7 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
8 AA 8 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
9 AA 9 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1
10 AA 10 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
11 AA 11 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
12 AA 12 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
13 AA 13 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0
14 AA 14 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1
15 AA 15 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1
16 AA 16 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1
17 AA 17 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1
18 AA 18 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0
19 AA 19 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1
20 AA 20 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
21 AA 21 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1
22 AA 22 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1
23 AA 23 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1
Lampiran C. 2 Tabel Uji Indeks Kesukaran
TABEL UJI INDEK KESUKARAN (P) KELAS ATAS DAN KELAS BAWAH
8 A8 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 15
9 A9 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 15
10 A10 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 15
11 A11 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 15
12 A12 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 14
3 A13 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 13
14 A14 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 13
15 A15 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 12
16 A16 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 9
17 A17 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 8
18 A18 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 8
19 A19 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 8
20 A20 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 7
21 A21 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 7
22 A22 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 7
23 A23 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 6
24 A24 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5
25 A25 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 5
26 A26 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 5
27 A27 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5
28 A28 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 5
29 A29 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 4
30 A30 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4
Jumlah 17 17 14 16 17 18 17 14 16 17 14 17 16 21 13 18 12 13 16 15
P Nilai 0.5666667 0.5666667 0.4666667 0.5333333 0.5666667 0.6 0.5666667 0.4666667 0.5333333 0.5666667 0.4666667 0.5666667 0.5333333 0.7 0.4333333 0.6 0.4 0.4333333 0.5333333 0.5
Kriteria Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Lampiran C. 3 Analisis Indeks Kesukaran
Nilai Kriteria
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
Contoh:
Nilai Krteria
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik Sekali
D = P A −PB
D=
Jumlah PD yang menjawab benar bagian atas Jumlah PD yang menjawab bagian bawah
−
Jumlah PD bagian atas Jumlah PD bagian bawah
12 5
Contoh: D1 = P A −PB = − = 0,8 – 0,333 = 0,46667 (Baik)
15 15
VALIDITAS
n∑ XY −(∑ X )(∑ Y )
rxy =
√ [n∑ X 2−(∑ X )2 ][n∑ Y 2−(∑ Y )2 ]
Nilai Kriteria
< 0,00 Tidak Valid
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
0,21 – 0,40 Rendah
0,61 – 0,80 Tinggi
0,81 – 1,00 Sangat Tinggi
AA 24 0 5 0 25 0
AA 25 0 5 0 25 0
AA 26 1 5 1 25 5
AA 27 1 5 1 25 5
AA 28 0 5 0 25 0
AA 29 0 4 0 16 0
AA 30 1 4 1 16 4
JUMLA
H 17 318 17 4032 211
n∑ XY −(∑ X )(∑ Y )
rxy =
√ [n∑ X 2−(∑ X )2 ][n∑ Y 2−(∑ Y )2 ]
30× 318−(17)(318)
rxy =
√ [30 × 17−(17)2 ][30× 4032−(318)2 ]
30× 318−(17)(318)
rxy =
√ [30 × 17−(17)2 ][30× 4032−(318)2 ]
5600−5406
rxy =
√ [510−289][120960−101124 ]
194
rxy =
√ [221][19836 ]
194
rxy = = 0,4926
2093 ,74
No. Item Validitas Kriteria
1 0,4926 Cukup
2 0,3716 Rendah
3 0,5 Cukup
4 0,1106 Sangat rendah
5 0,3637 Rendah
6 0,4933 Cukup
7 0,4993 Cukup
8 0,4959 Cukup
9 0,5956 Cukup
10 0,6 Cukup
11 0,1012 Sangat rendah
12 0,3767 Rendah
13 0,4 Rendah
14 0,3742 Rendah
15 0,1084 Rendah
16 0,2607 Rendah
17 0,4119 Cukup
79
18 0,6 Cukup
19 0,2216 Cukup
20 0,6098 Cukup
15 6 AA 6 6 9 36 81
15 7 AA 7 6 9 36 81
15 8 AA 8 8 7 64 49
15 9 AA 9 6 9 36 81
15 10 AA 10 10 5 100 25
15 11 AA 11 8 7 64 49
14 12 AA 12 8 6 64 36
13 13 AA 13 8 5 64 25
13 14 AA 14 8 5 64 25
12 15 AA 15 3 9 9 81
9 16 AA 16 4 5 16 25
8 17 AA 17 3 5 9 25
8 18 AA 18 3 5 9 25
8 19 AA 19 3 5 9 25
7 20 AA 20 3 4 9 16
7 21 AA 21 3 4 9 16
7 22 AA 22 4 3 16 9
6 23 AA 23 3 3 9 9
5 24 AA 24 0 5 0 25
5 25 AA 25 3 2 9 4
5 26 AA 26 3 2 9 4
5 27 AA 27 2 3 4 9
5 28 AA 28 3 2 9 4
4 29 AA 29 3 1 9 1
4 30 AA 30 4 0 16 0
JUMLAH 152 166 958 1156
1. Ganjil
N = 30
2
(∑ X )
SCORE
n ∑ X 2−
S1 = N
N
2
152
958−
S1 = 30
30
958−770,133
S1 =
30
S1 = 6,262
19
18
16
82
2. Genap
N = 30
2
(∑ X )
GANJIL
n ∑ X 2−
S1 = N
N
2
166
1156−
S2 = 30
30
1156−918,533
S2 =
30
S2 = 7,915
83
2
(∑ X )
n ∑ X 2−
S t2 = N
N
2
318
4032−
S t2 = 30
30
4032−3370 ,8
S t2 =
30
St2 = 22,04
2 2
s1 +s2
r11 = 2 (1− 2 )
st
2 2
6 , 26 +7 , 91
r11 = 2 (1− 2 )
22 , 04
39 , 18+62 ,56
r11 = 2 (1− )
485 ,76
39,212+62,647
r11 = 2 (1− )
485 , 76
r11 = 2 (1−0 ,62)
r11 = 2 (0,38)
r11 = 0,76 (Tinggi)
Keterangan:
Epistemik
Total Skor Nilai
5 100
3 60 Indikator Aspek Pengetahuan
5 100 Konten
87
√ 15 48 80
Tinggi
2 2 4 1 2 3
Lampiran C. 11 Tabel Skor Literasi Sains Aspek Sikap
Data presentasi skor kemampuan literasi sains peserta didik aspek sikap dapat
diperoleh dengan rumus :
R
NP= × 100
SM
R 54
1. NP= × 100 = × 100 = 67,5
SM 80
R 56
2. NP= × 100 = × 100 = 70
SM 80
R 51
3. NP= × 100 = × 100 = 63,75
SM 80
R 49
4. NP= × 100 = × 100 = 61,25
SM 80
R 51
5. NP= × 100 = × 100 = 63,75
SM 80
R 51
6. NP= × 100 = × 100 = 63,75
SM 80
R 49
7. NP= × 100 = × 100 = 61,25
SM 80
R 59
8. NP= × 100 = × 100 = 73,75
SM 80
R 51
9. NP= × 100 = × 100 = 63,75
SM 80
R 57
10. NP= × 100 = × 100 = 71,25
SM 80
R 56
11. NP= × 100 = × 100 = 70
SM 80
R 50
12. NP= × 100 = × 100 = 62,5
SM 80
R 54
13. NP= × 100 = × 100 = 67,5
SM 80
R 54
14. NP= × 100 = × 100 = 67,5
SM 80
90
R 55
15. NP= × 100 = × 100 = 68,75
SM 80
R 49
16. NP= × 100 = × 100 = 61,25
SM 80
R 69
17. NP= × 100 = × 100 = 86,25
SM 80
R 52
18. NP= × 100 = × 100 = 65
SM 80
R 49
19. NP= × 100 = × 100 = 61,25
SM 80
R 64
20. NP= × 100 = × 100 = 80
SM 80
R 58
21. NP= × 100 = × 100 = 72,5
SM 80
R 55
22. NP= × 100 = × 100 = 68,75
SM 80
R 53
23. NP= × 100 = × 100 = 66,25
SM 80
R 59
24. NP= × 100 = × 100 = 73,75
SM 80
R 51
25. NP= × 100 = × 100 = 63,75
SM 80
R 54
26. NP= × 100 = × 100 = 67,5
SM 80
R 52
27. NP= × 100 = × 100 = 62
SM 80
R 48
28. NP= × 100 = × 100 = 60
SM 80
R 60
29. NP= × 100 = × 100 = 75
SM 80
R 57
30. NP= × 100 = × 100 = 71,25
SM 80
R 48
31. NP= × 100 = × 100 = 60
SM 80
R 52
32. NP= × 100 = × 100 = 65
SM 80
91
R 55
33. NP= × 100 = × 100 = 68,75
SM 80
R 50
34. NP= × 100 = × 100 = 62,5
SM 80
R 54
35. NP= × 100 = × 100 = 67,5
SM 80
R 50
36. NP= × 100 = × 100 = 62,5
SM 80
R 48
37. NP= × 100 = × 100 = 60
SM 80
R 51
38. NP= × 100 = × 100 = 63,75
SM 80
R 50
39. NP= × 100 = × 100 = 62,5
SM 80
R 54
40. NP= × 100 = × 100 = 67,5
SM 80
R 47
41. NP= × 100 = ×100 = 58,75
SM 80
R 47
42. NP= × 100 = ×100 = 58,75
SM 80
R 57
43. NP= × 100 = × 100 = 71,25
SM 80
R 54
44. NP= × 100 = × 100 = 67,5
SM 80
R 51
45. NP= × 100 = × 100 = 63,75
SM 80
R 54
46. NP= × 100 = × 100 = 67,5
SM 80
R 47
47. NP= × 100 = ×100 = 58,75
SM 80
R 48
48. NP= × 100 = × 100 = 60
SM 80
R 51
49. NP= × 100 = × 100 = 63,75
SM 80
R 50
50. NP= × 100 = × 100 = 62,5
SM 80
92
R 49
51. NP= × 100 = × 100 = 61,25
SM 80
R 44
52. NP= × 100 = ×100 = 55
SM 80
R 53
53. NP= × 100 = × 100 = 66,25
SM 80
R 47
54. NP= × 100 = ×100 = 58,75
SM 80
R 51
55. NP= × 100 = × 100 = 63,75
SM 80
R 51
56. NP= × 100 = × 100 = 63,75
SM 80
R 52
57. NP= × 100 = × 100 = 65
SM 80
R 51
58. NP= × 100 = × 100 = 63,75
SM 80
R 57
59. NP= × 100 = × 100 = 71,25
SM 80
R 56
60. NP= × 100 = × 100 = 70
SM 80
93