Anda di halaman 1dari 103

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS KETERCAPAIAN LITERASI SAINS PESERTA DIDIK KELAS


XI MIPA SMAN 6 MAKASSAR PADA MATERI LARUTAN
PENYANGGA DITINJAU DARI DIMENSI PENGETAHUAN DAN SIKAP

ANALYSIS OF SCIENCE LITERACY ACHIEVEMENT OF STUDENTS IN


CLASS XI MIPA OF SMAN 6 MAKASSAR ON BUFFER SOLUTION
MATERIAL VIEWED FROM THE DIMENSIONS OF KNOWLEDGE AND
ATTITUDE

ANGRIANI FEBRIANTI T
1913440003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
ABSTRAK

Angriani Febrianti T. 2023. Analisis Ketercapaian Literasi Sains Peserta Didik


kelas XI MIPA SMAN 6 Makassar pada Materi Larutan Penyangga ditinjau dari
Dimensi Pengetahuan dan Sikap. Skripsi. Program Studi Pendidikan Kimia.
Jurusan Kimia. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetauan Alam. Universitas
Negeri Makassar (dibimbing oleh Prof Muharram dan Prof Jusniar)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemmapuan literasi sains peserta didik
SMAN 6 Maksasar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
kualitatif deskriptif. Populasi penelitian ini merupakan selurh peserta didik kelas
XI MIPA SMAN 6 Makassar. Teknik pengumpulan data berupa soal tes pilihan
ganda kemmapuan literasi sains dengan jumlah soal 20 nomor dan angket sikap
20 nomor. Berdasarkan hasil analisis data bahwa capaian literasi sains ditinjau
dari dimensi pengetahuan peserta didik kelas XI MIPA SMAN 6 Makassar berada
pada kategori sangat tinggi 86,82. Capaian literasi sains peserta didik dimensi
pengetahuan konten sebesar 89,44 pada indikator pengetahuan prosedural sebesar
87,03 dan pada indikator pengetahuan epistemik sebesar 84. Sedangkan capaian
literasi sains peserta didik ditinjau daei dimensi sikap berada pada kategori cukup
dengan nilai rata-rata sebesar 68,06.

Kata Kunci: kemampuan literasi sains, dimensi pengetahuan, dimensi sikap

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan Rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan

skripsi dengan judul “Analisis Ketercapaian Literasi Sains Peserta Didik Kelas XI

MIPA SMAN 6 Makassar pada Materi Larutan Penyangga Ditinjau dari Dimensi

Pengeyahuan dan Sikap” skripsi ini diajukan dalam rangka menyelesaikan studi

strata satu (S1) untuk mencpai gelar sarjana Pendidikan.

Penyelesaian skripsi ini banyka hambatan dan kesulitan yang dialai

penulis, namun berkat bantuan serta bimbigan dari bergbagai pihak, skripsi ini

dapat terselesaikan meski dengan kekurangnnya. Karenanya pada kesempatan

yang berharga ini, penulis secara khusus menyampaikan terima kasih yang

teristimewa kepada Ayahanda tercinta Taqwa dan Ibunda tercinta Sadariah. Telah

mendidik penulis, memebrikan semnagat, penguat dan pengingat paling hebat.

Sefta keluarga yang senantiasa membimbing, menasehati dan memberikan segla

yang terbaik berupa doa yang terus mengalir, dukungan moril maupuan materil

serta menjadi motivasi terbesar penulisdalam menyelesaikan skripsi ini,

Penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang

setinggi-tingginya kepada Prof. Dr. rer. nat. Muharram, M.Si sebagai pembimbing

I dan Prof. Dr. Juniar, S.Pd., M.Pd sebagai pembimbing II. Ucapan terima kasih

juga disampaikan kepada tim penguji, yaitu Prof. Dr. Muhammad Danial, M.Si

dan Drs. Muh. Yunus, M.Si.

ii
iii

Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Prof. Dr. Ir. H. Husain Syam M. TP., IPU., ASEAN ng. selaku Reektor

Universitas Negeri Makassar.

2. Prof. Drs. Suwardi Annas, M. Si., Ph. D selaku Dekan FMIPA Universitas

Negeri Mkassar.

3. Dr. Netti Herawati, M. Si selaku Plt. Ketua Jurusan Kimia dan sekertaris

Jurusan Kiia FMIPA Universitas Negeri Makassar.

4. Dr. Hj. Army Auliah, M. Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

FMIPA Universitas Negeri Makassar

5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Makassar

yang telah membekali penulis dengan berbagai pengetahuan yang sangat

bermanfaat dan tak ternilai harganya.

6. Kepala Laboratorium, Staff Laboran, Staff Administrasi jurusan dan

fakulttas MIPA Universitas Negeri Makassar atas pelayanan yang telah

diberikan sehingga segala urusan terkait penyelesaian skripsi ini dapat

berjalan lancar.

7. Ibu Rina Pali, S. Pd selaku guru kimia di SMAN 6 Makassar serta staff dan

adik-adik kelas XI MIPA di SMAN 6 Makassar atas segala bantuan dan

partisipasinya selama penulis melaksanakan penelitian.

8. Rekan mahasiswa Pendidikan kimia Angkatan 2019 (KONFIGURASI) yang

telah menjadi saksi hidup penulis berkelana di kehidupan kampus, mulai


iv

dari awal perkuliahan hingga Menyusun tugas akhir untuk mencapai gelar

sarjana.

9. Teman-teman seperjuangan di kelas Pendidikan Kimia ICP 2019

(NOBELIUM) yang telah membersamai dalam menjalin Kerjasama dan

semua suka duku yang telah dilewati.

10. Eni Mendaun dan Epa Ika Messombo yang telah membersamai proses

pembuatan skripsi ini dari awal hingga akhir.

11. Anjel, Sisi, Sekar, Dea dan Nopi yang telah memberikan bantuan Ketika

penulis jenuh dalam menyusun skripsi ini.

12. Rasa syukur dan terima kasih tentunya juga tak henti penulis ucapkan

kepada Fadel yang senantiasa memberikan doa-doa baik dan segalab antuan

yang tak bisa penulis jabarkan satu per satu.

Akhirnya penulis menyatakan betapa besar arti dan makna segala bantuan

dan jasa yang telah diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dpaat

diselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan atas

kritik seta koreksi dari pembaca, penulis terima dengan hati terbuka demi

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manafaat bagi

semua yang membutuhkannya. Amin Ya Rabbal Alamin.

Makassar, Desember 2023

Penulis

Angriani Febrianti T
v
DAFTAR ISI

ABSTRAK...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
BAB I...................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................4
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................6
A. Kajian Teori................................................................................................6
1. Pengertian Literasi Sains........................................................................6
C. Kerangka Konsep.....................................................................................20
BAB III..................................................................................................................22
METODE PENELITIAN....................................................................................22
A. Jenis Penelitian.........................................................................................22
B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................................22
C. Objek Penelitian.......................................................................................22
D. Batasan Istilah..........................................................................................22
E. Prosedur Penelitian..................................................................................23
F. Teknik Pengumpulan Data.....................................................................24
G. Instrumen Penelitian................................................................................25
H. Teknik Analisis Data................................................................................26
BAB IV..................................................................................................................28
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................................28
BAB IV..................................................................................................................41
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................................41
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................43

vi
vii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Hal


Tabel 4. 1 Distribusi presentasi perolehan nilai literasi sains peserta didik kelas XI
MIPA SMAN 6 Makassar......................................................................................28
Tabel 4. 2 Distribusi nilai rata-rata kemampuan literasi sains peserta didik tiap
indikator dimensi pengetahuan..............................................................................29
Tabel 4. 3 Distribusi nilai rata-rata kemampuan literasi sains peserta didik tiap
indikator dimensi pengetahuan..............................................................................30
Tabel 4. 4 presentase literasi sains peserta didik aspek sikap................................30
Tabel 4. 5 Distribusi nilai rata-rata kemampuan literasi sains peserta didik tiap
indikator dimensi sikap..........................................................................................31
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan elemen terpenting dalam membangun pondasi

untuk kehidupan yang lebih baik. Pendidikan merupakan suatu proses yang

melibatkan interaksi pendidik dan peserta didik untuk mengebangkan potensi diri

peserta didik. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menegaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar yang terencana

dilakukan oleh seseorang membentuk keperibadian berkarakter.

Pendidikan sains bergantung pada pembelajaran yang digunakan di setiap

negara. Dengan menerapkan konsep sains dalam pendidikan sains, peserta didik

Indonesia diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan di kehidupan nyata

pada era abad 21. Peserta didik mampu menerapkan pengetahuannnya untuk

memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan nyata yang disebut sebagai

masyarakat berliterasi sains (Aminah et al., 2019).

Literasi sains merupakan kemampuan menggunakan pengetahuan sains,

mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti,

dalam rangka memahami serta membuat keputusan berkenaan dengan alam dan

perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia (OECD,

2004). Secara harfiah, literasi sains terdiri dari kata literatus yang berarti melek

huruf dan scientia yang diartikan memiliki pengetahuan.

1
2

Literasi sains dapat membentuk pola pikir, perilaku, dan membentuk

peserta didik untuk menjaga dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri,

masyarakat, dan lingkungan. Literasi sains dapat menumbuhkan pemikiran dan

kreativitas peserta didik. Peserta didik dengan kemampuan literasi sains dapat

membuat keputusan dasar dan memberikan solusi. Literasi sains juga berperan

penting pada masa depan (Suharni et al., 2022). Dengan literasi sains peserta didik

menjadi problem solver dengan pribadi yang kompetitif, inovatif, kreatif,

kolaboratif, dan berkarakter. Literasi sains penting bagi peserta didik agar mereka

tidak hanya memahami sains sebagai konsep, namun juga mengaplikasikannya

dalam kehidupan sehari-hari seperti pada materi larutan penyangga dalam pangan

dan obat-obatan (Sutrisna, 2021).

Pengukuran tingkat literasi sains peserta didik sangat penting untuk

mengetahui sejauh mana kemelekan peserta didik terhadap konsep sains yang

sudah dipelajarinya (Aminah et all., 2019). Pengukuran literasi sains dilakukan

unntuk mengetahui pemahaman ilmu sains peserta didik dalam menjelaskan

fenomena alam maupun fenomena hasil perbuatan manusia dan keterampilan

peserta didik dalam mengaplikasikan pemahaman ilmu sains untuk pengambilan

keputusan serta pemecahan masalah (Fitriah et all., 2019). Berdasarkan data PISA

(Programe for International Student Assesment) kemampuan literasi sains peserta

didik Indonesia masih di bawah rata-rata jika dibandingkan dengan rerata skor

internasional dan secara umum berada pada tahapan pengukuran terendah PISA.

Pengukuran PISA pada tahun 2009 yaitu ke-57 dari 65 negara dengan perolehan

skor 383. Pada tahun 2012 Indonesia menduduki peringkat ke-64 dari total 65
3

negara dengan perolehan nilai saat itu yaitu 382. Selanjutnya, pada tahun 2015

Indonesia berada pada peringkat ke-64 dari 72 negara yang ikut serta, dengan

perolehan skor yaitu 403 (Yuliati, 2017).

Rendahnya kemampuan literasi sains peserta didik Indonesia disebabkan

oleh beberapa faktor yaitu gender, lokasi sekolah, sosio ekonomi peserta didik,

tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendidikan guru, dan jenis sekolah (Bahriah,

2015). Proses pembelajaran kimia yang berlangsung, guru kurang menekankan

literasi sains terhadap peserta didik. Peserta didik masih mengalami kesulitan

untuk menerapkan konsep-konsep tersebut pada aktivitas sehari-hari untuk

menyelesaikan permasalahan yang peserta didik alami. Peserta didik kurang

mampu menguasai teori-teori, namun juga mempunyai kemauan dan mampu

mnerapkan pada aktivitas sosial (Ariyatun et all., 2020).

Kimia merupakan salah satu cabang penting dalam sains. Pembelajaran

kimia salah satunnya mengenai larutan penyangga (Fitria et all., 2019). Larutan

penyangga merupakan salah satu materi pada pelajaran kimia yang membutuhkan

pemahaman yang lebih dikarenakan peserta didik tidak hanya menghapal rumus

dan menghitung pH saja. Selain itu, materi larutan peyangga juga mengandung

konsep-konsep yang dekat dengan kehidupan sehari-hari (Sumarti et all., 2018).

Salah satu konsep kimia yang dirasa perlu dilatihkan kemampuan literasi sainsnya

adalah materi larutan peyangga. Hal ini disebabkan oleh karakteristik dari larutan

peyangga yang bersifat miskroskopis dan makroskopis, mengacu pada

pemahaman konsep (sifat larutan peyangga), riil dan aplikatif (peranan larutan

peyangga) (Dwiningsih et all., 2018).


4

Berdasarkan observasi dan wawancara dari guru dan beberapa peserta

didik diperoleh informasi bahwa di SMAN 6 Makassar sudah memiliki banyak

buku sains. Selain itu terdapat Gerakan literasi sekolah yang sudah berjalan, tetapi

gerakan tersebut masih belum maksimal sehingga tingkat literasi di SMAN 6

Makassar masih berada pada tingkat yang rendah. Gerakan literasi yang masih

belum berjalan maksimal membuat para peserta didik kurang memiliki

kemampuan literasi yang memadai, khususnnya pada pembelajaran kimia. Contoh

Gerakan literasi sains yang telah berjalan di SMAN 6 Makassar yaitu peserta

didik dianjurkan membaca bersama sebelum memulai pembelajaran dan peserta

didik diajak mendiskusikan bacaan yang telah ditugaskan sebelumnya.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik

untuk mengkaji secara ilmiah tentang analisis ketercapaian literasi sains peserta

didik kelas XI MIPA SMAN 6 Makassar pada materi larutan penyangga ditinjau

dari dimensi pengetahuan dan sikap.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana profil capaian literasi sains pada aspek pengetahuan meliputi

pengetahuan konten, prosedural, dan epistemik peserta didik kelas XI MIPA

SMAN 6 Makassar pada materi larutan penyangga?

2. Bagaimana profil capaian literasi sains pada aspek sikap peserta didik kelas

XI MIPA di SMAN 6 Makassar pada materi larutan penyangga?


5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui profil capaian literasi sains pada aspek pengetahuan

meliputi pengetahuan konten, prosedural dan epistemik peserta didik kelas XI

MIPA di SMAN 6 Makassar pada materi larutan penyangga.

2. Untuk mengetahui profil capaian literasi sains pada aspek sikap peserta didik

kelas XI MIPA di SMAN 6 Makassar pada materi larutan penyangga.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat: (1) Guru, dalam hal ini

diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan rujukan dalam

mengembangkan literasi sains sehingga proses pembelajaran kimia berjalan

dengan aktif, serta menilai capaian literasi sains yang sudah dijalankan selama ini.

(2) Sekolah, dalam hal ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan

untuk meningkatkan mutu pendidikan dan membantu pihak sekolah untuk

menambah sarana yang mendukung keberlangsungan literasi sains peserta didik.

(3) Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan ketika

menganalisis capaian literasi sains pada dimensi pengetahuan dan sikap peserta

didik.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Literasi Sains

Secara harfiah literasi sains terdiri dari dua kata, yaitu literasi dan sains.

Menurut KBBI, literasi diartikan sebagai pengetahuan atau keterampilan dalam

bidang tertentu atau kemampuan individu dalam mengelola informasi dan

pengetahuan untuk kecakapan hidup, sedangkan sains adalah pengetahuan

sistematis tentang alam dan dunia fisik. Berdasarkan asal katanya literasi sains

dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengelola informasi dan

pengetahuan tentang alam dan dunia fisik.

De Boer (1991) menyatakan bahwa orang yang pertama menggunakan

istilah literasi sains adalah Paul de Hart Hurt dari Stanford University yang

mengatakan bahwa Science Literacy berarti bahwa memahami sains dan

mengaplikasikannya bagi kebutuhan masyarakat (Bahriah, 2015).

Definisi literasi sains pada PISA 2012 adalah: (1) pengetahuan ilmiah

individu dan kemampuan untuk menggunakan pengetahuan yang dimilikinya

untuk mengidentifikasi masalah, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan

fenomena ilmiah, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti yang berhubungan

dengan isu ilimiah; (2) memahami karakteristik utama pengetahuan yang

dibangun dari pengetahuan manusia dan inkuiri; (3) menyadari bagaimana sains

6
7

dan teknologi membentuk material, lingkungan intelektual, dan budaya; (4)

adanya kemauan untuk terlibat dalam isu dan ide (OECD, 2013).

Literasi sains menurut PISA dapat diartikan sebagai “The capacity to use

scientific knowledge, to indentify questions and to draw evidence-based

consluions in order to understand and help make decisions about the natural

world and the changes made to it through human activity.” Literasi didefinisikan

sebagai kapasitas untuk menggunakan pengetahuan ilmiah, mengidentifikasi

pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan fakta dalam rangka memahami

alam semesta dan perubahan yang terjadi karena aktivitas manusia (OECD, 2016).

National Sciencce Teacher Assosiation (1971) menyatakan bahwa

seseorang yang memiliki literasi sains adalah orang yang menggunakan konsep

sains, mempunyai keterampilan proses sains untuk dapat menilai dalam membuat

keputusan sehari-hari kalau berhubungan dengan orang lain, lingkungannya, serta

memahami interaksi antara sains, teknologi dan masyarakat, termasuk

perkembangan sosial dan ekonomi (Bahriah, 2015).

Holbrook dan Rannikmae (2009) dalam jurnalnya The Meaning of

Science, menyatakan bahwa literasi sains berarti penghargaan pada ilmu

pengetahuan dengan cara meningkatkan komponen belajar dalam diri agar dapat

memberikan kontribusi pada lingkungan sosial. Berdasarkan pernyataan di atas

literasi sains memiliki arti luas, setiap kalangan dapat memberikan kontribusi

dalam mengartikan literasi sains.

Berdasarkan beberapa pengertian literasi sains di atas dapat disimpulkan

bahwa literasi sains adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan


8

pengetahuan sains, mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik kesimpulan

berdasarkan bukti-bukti dalam rangka memahami serta membuat keputusan

berkenaan dengan alam. Konsep literasi sains mengharapkan peserta didik dapat

memiliki sikap kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan sekitarnya

berlandaskan pengetahuan sains yang dimilikinya.

Unsur pokok yang terdapat pada literasi sains, menurut diantaranya adalah

Harlen (2004):

a. Konsep atau ide, yang membantu memahami aspek ilmiah dari sekitar dan

yang memungkinkan kita untuk memahami pengalaman baru dengan cara

menghubungkan pengalaman yang lama.

b. Proses, merupakan keterampilan mental dan fisik yang digunakan untuk

memperoleh, menafsirkan dan menggunakan bukti tentang dunia sekitar untuk

memperoleh pengetahuan.

c. Sikap, yang menunjukkan kemauan dan kepercayaan diri untuk terlibat dalam

penyelidikan, debat dan pembelajaran lebih lanjut.

d. Memahami hakikat dan keterbatasan pengetahuan ilmiah.

a. Literasi Sains Dimensi Pengetahuan

PISA 2015 menjabarkan dimensi pengetahuan yang terdiri dari

pengetahuan konten, dan pengetahuan prosedural. Pada pengetahuan konten,

konten yang ada dalam penilaian literasi sains adalah konten yang terdapat di

bidang fisika, kimia, biologi dan bumi yang memiliki relevansi dengan keadaan

kehidupan nyata, merupakan konsep ilmiah yang penting dan sesuai dengan

tingkat perkembangan anak. Sedangkan pengetahuan prosedural merupakan


9

pengetahuan tentang prosedur ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data

yang valid dan reliabel.

b. Literasi Sains Dimensi Sikap

Aspek sikap literasi sains merupakan suatu kemampuan yang berperan penting

dalam hal ketertarikan dan tanggapan peserta didik terhadap isu-isu sains dan

teknologi yang mempengaruhi kehidupan manusia. Indikator aspek sikap literasi

sains adalah (1) tanggung jawab terhadap sumber daya dan lingkungan, (2)

ketertarikan terhadap isu ilmiah, (3) mendukung inkuiri ilmiah. Ketertarikan

terhadap isu sains akan mendorong peserta didik untuk memecahkan

permasalahan yang berkaitan dengan sains. Selain itu, sikap sains menuntut

peserta didik untuk peduli dan tanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya.

2. Dimensi Literasi Sains

Komponen yang dapat diukur untuk mengakses kemampuan literasi sains

peserta didik salah satunya adalah dengan mengakses kemampuan inquiri.

Wenning (2007) dalam jurnalnya Assessing Inquiry Skills as a component of

Scientific Literacy mengatakan bahwa kemampuan literasi sains dapat diketahui

dengan mengukur kemampuan inkuiri siswa. Kemampuan inkuiri berati

kemampuan menyelidiki. Dalam penyelidikan ilmiah terdapat beberapa

kompetensi yang harus dimiliki peserta didik, kompetensi itu antara lain:

a. Memiliki rasa ingin tahu yang kuat akan masalah yang akan diinvestigasi

b. Mampu mengindentifikasi masalah yang akan diinvestigasi

c. Menggunakan pola pikir induktif, sehingga siswa mampu menyusun hipotesis


10

d. Menggunakan pola pikir deduktif, sehingga siswa memformulasikan

kemungkinan apa yang akan terjadi berdasarkan hipotesa yang sudah disusun

e. Menggunakan teknologi untuk mengkomunikasikan hasil temuan

OECD (2016) menyatakan bahwa terdapat empat domain yang menjadi

karakteristik dalam kegiatan PISA 2015 atau lebih dikenal dengan framework

PISA, yaitu:

1) Aspek kompetensi (proses sains)

Pada aspek kompetensi terdapat tiga kompetensi yang dipenuhi dalam

penguasaan literasi sains, sebagai berikut:

a) Menjelaskan fenomena secara ilmiah

Orang yang terpelajar secara ilmiah diharapkan menggunakan model

ilmiah standard untuk membuat pernyataan sederhana dalam menjelaskan

fenomena sehari-hari. Prediksi kompetensi ini mencakup kemampuan untuk

mendeskripsikan atau menafsirkan fenomena dan memprediksi kemungkinan

perubahan.

b) Mengevaluasi dan mendesain penelitian ilmiah

Menjelaskan dan menilai penyelidikan ilmiah dan mengajukan cara untuk

menjawab pertanyaan yang secara ilmiah, dengan kemampuan mengidentifikasi

pertanyaan yang dieksplorasi dalam sebuah penelitian ilmiah, membedakan

pertanyaan yang mungkin dilakukan untuk menyelidiki secara ilmiah, megusulkan

cara untuk mengeksplorasi pertanyaan tertentu secara ilmiah.

c) Menafsirkan data dan bukti secara ilmiah


11

Menganilisis dan mengevaluasi data ilmiah, klaim, dan argument dalam

berbagai representasi. Menarik kesimpulan yang tepat, yang menunjukkan

kemampuan untuk mengubah data dari satu respresentasi ke respresentasi lainnya.

Menganilisis serta menginterpretasikan data dan menarik kesimpulan yang tepat.

2) Aspek konteks

Menekankan pada kehidupan sehari-hari, serta mengaplikasikan sains

dalam pemecahan masalah nyata. Dalam penilaian literasi PISA 2015, dilakukan

secara meluas dan tidak terbatas pada situasi di sekolah saja, melainkan juga

melihat aspek lain dari kehidupan peserta didik seperti diri individu, keluarga,

kelompok individu (personal), komunitas (social), serta terhadap kehidupan

bernegara. Dalam hal ini menunjukkan bidang atau penerapan literasi sains yang

memiliki nilai khusus bagi individu dan masyarakat dalam meningkatkan dan

mempertahankan kualitas hidup, dan dalam pengembangan kebijakan publik.

3) Aspek pengetahuan

Pemahaman literasi sains diperlukan 3 hal, sebagai berikut:

a) Pengetahuan konten

Terdapat beberapa hal yang dipenuhi dalam pengetahuan liiterasi sains,

yaitu: pertama, memiliki relevansi dengan situasi kehidupan nyata; kedua,

merupakan konsep ilmiah yang peting atau teori penjelasan utama yang memiliki

kegunaan.

b) Pengetahuan prosedural

Tujuan yang mendasar adalah untuk menghasilkan penjelasan tentang

setiap kejadian. Penjelasan sementara pertama kali dikembangkan dan kemudian


12

diuji melalui penyelidikan empiris. Penyelidikan empiris bergantung pada konsep

tertentu seperti pengertian tentang variabel dependen dan independent, kontrol

variabel, jenis pengukuran, bentuk kesalahan, metode untuk meminimalkan

kesalahan, pola umum yang diamati pada data, dan metode penyajian data.

c) Pengetahuan epistemik

Pengetahuan epistemik diartikan sebagai pengetahuan yang terkait dengan

identifikasi aspek ilmiah, menjastifikasi data serta memberikan argument secara

ilmiah. Pengetahuan ini memiliki peran dalam menjastifikasi pembentukan

pengetahuan sains dalam mengontrol, mengambil keputusan, dan menentukan

tingkat kepercayaan berdasarkan fakta-fakta dan bukti empiris dalam penyelidikan

ilmiah. Jastifikasi dari fitur-fitur saintifik tersebut digunakan dalam kehidupan

nyata sebagai bentuk individu yang mencerminkan melek terhadap sains.

4) Sikap

Sikap-sikap akan sains berperan penting dalam keputusan peserta didik

dalam mengembangkan pengetahuan sains lebih lanjut, mengejar karir dalam

sains, dan menggunakan konsep dan metode ilmiah dalam keseharian. Pandangan

PISA akan kemampuan sains tidak hanya pada kecakapan dalam sains, melainkan

juga terhadap sikap mereka akan sains. Aspek sikap sains menekankan pada minat

peserta didik terkait sains. Literasi sains yang diaplikasikan diharapkan dapat

berpengaruh terhadap pemahaman peserta didik dalam mengambil sikap terhadap

fenomena di sekelilingnya, kemampuan sains peserta didik akan menciptakan

sikap-sikap tertentu, seperti kepercayaan, termotivasi, dan pemahaman diri.


13

Berdasrkan beberapa pernyataan di atas maka yang menjadi penekanan di

dalam penelian literasi sains berdasar pada indikator framework PISA adalah

menukur kemampuan peserta didik dalam hal pengetahuan konsep sains serta

mengembangkan minat peserta didik terkait isu-isu sains. Sikap terhadap sains

merupakan sikap yang dibutuhkan oleh peserta didik agar dapat dengan mudah

beradaptasi dengan masalah-masalah yang berkaitan dengan sains dan teknologi.

Indikator sikap terhadap sains menurut Thomson (2013) adalah:

a) Supporting scientific inquiry/ Dukungan untuk penyelidikan ilmiah

Pada indikator ini peserta didik menunjukkan bahwa mereka dapat

mengakui pentingnya mempertimbangkan perspektif dan argumen ilmiah yang

berbeda dan juga mendukung penggunaan informasi faktual dan penjelasan

rasional sehingga peserta didik dapat mengungkapkan perlunya proses logis dan

hati-hati dalam menarik kesimpulan. Pada indikator ini meliputi: pernyataan

tentang dukungan untuk penyelidikan ilmiah (yang diintegrasikan ke dalam

penilaian pekerjaan sains), nilai umum ilmu pengetahuan, serta penilaian diri

dalam sains.

b) Student beliefs about learning science/ Keyakinan siswa tentang belajar sains

Pada indikator ini peserta didik percaya bahwa mereka dapat menangani

tugas ilmiah secara efektif, mengatasi kesulitan untuk memecahkan masalah

ilmiah, serta menunjukkan kemampuan ilmiah yang kuat. Pada indikator ini

meliputi pernyataan tentang efikasi diri dalam sains dan konsep diri dalam sains.

c) Interest, engagement and motivation in science/ Minat, keterlibatan, dan

motivasi dalam sains


14

Pada indikator ini peserta didik menunjukkan bahwa mereka menunjukkan

rasa ingin tahu dalam sains dan masalah serta upaya yang terkait dengan sains.

Kemudian menunjukkan kemauan untuk memperoleh pengetahuan dan

keterampilan ilmiah tambahan dengan menggunakan berbagai sumber daya dan

metode sehingga peserta didik dapat menunjukkan kemauan untuk mencari

informasi dan memiliki minat berkelanjutan dalam sains, termasuk pertimbangan

karir yang berkaitan dengan sains. Pada indikator ini meliputi pernyataan tentang

minat dalam mempelajari topik sains, minat umum dalam sains, pentingnya

belajar sains, kenikmatan ilmu, motivasi instrumental untuk belajar sains dan

motivasi sains berorientasi masa depan.

d) Responsibility towards resources and environments/ tanggung jawab terhadap

sumber daya dan lingkungan

Peserta didik menunjukkan bahwa mereka dapat menunjukkan rasa

tanggung jawab pribadi untuk menjaga lingkungan yang berkelanjutan,

menunjukkan kesadaran akan konsekuensi lingkungan dari tindakan individu, dan

menunjukkan kemauan untuk mengambil tindakan untuk menjaga sumber daya

alam. Pada indikator ini meliputi: pernyataan tentang tanggung jawab untuk

pembangunan berkelanjutan, kesadaran akan masalah lingkungan, tingkat

kepedulian terhadap masalah lingkungan, serta optimisme untuk evolusi masalah

lingkungan.

3. Peranan Literasi Sains Dalam Pendidikan

Literasi sains merupakan kunci utama dalam menghadapi tantangan di era

globalisasi. Literasi dapat membantu peserta didik dalam menghadapi


15

perkembangan sains dan teknologi yang semakin kompleks. Di abad ke 21 ini,

pendidikan menjadi semakin penting. Abad 21 menuntut pendidikan untuk

mempersiapkan peserta didik yang mampu menghadapi persaingan ekonomi

global. Literasi sains merupakan salah satu keterampilan yang diperlukan di abad

21 (Aminah et all., 2019).

Penekanan literasi sains bukan hanya pada aspek pengetahuan dan

pemahaman terahadap konsep dan proses sains saja, namun pada proses peserta

didik dalam membuat keputusan dan berpartisipasi dalam kehidupan

bermasyarakat. Literasi sains di abad ini tidak lagi hanya penggunaan sains dan

teknologi dalam memahami alam semesta. Namun demikian, literasi sains

memiliki tingkatan, dari literasi sains terendah yang disebut literasi sains praktis

merujuk pada kemampuan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, sebagai

konsumen dari produk sains dan teknologi. Hal ini berhubungan dengan

kebutuhan dasar manusia yaitu makan, Kesehatan, dan rumah atau tempat tinggal.

Literasi sains tingkat tinggi, seperti literasi kewarganegaraan yang mengacu pada

keterampilan seseorang untuk berpartisipasi dalam mengambil keputusan dan

menggunakananya secara bijak, terkait isu politik, ekonomi, sosial, budaya, dan

kenegaraan (Irsan, 2021).

Dengan penerapan literasi sains dalam pembelajaran peserta didik

diharapkan memiliki kemampuan dalam pengetahuan dan pemahaman tentang

konsep-konsep ilmiah dan proses yang diperlukan. Peserta didik juga diharapkan

mampu mengidentifikasi serta mengatasi masalah yang ditemui dalam

pembelajaran. Dengan adanya literasi sains peserta didik diharapkan mampu


16

memenuhi tuntutan zaman menjadi pemecah masalah dengan pribadi yang

kompetitif, inovatif, kreatif, kolaboratif serta berkarakter.

B. Tinjauan Umum Materi Larutan Penyangga

1. Kompetensi Inti

a) Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan

faktual, konseptual, procedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya dan humaniora

dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban,

terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan prosedur pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah (KI 3).

b) Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan (KI 4).

2. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Materi


Larutan Penyangga
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompentensi
3.12 Menjelaskan 3.12.1 Menjelaskan pengertian larutan penyangga
prinsip 3.12.2 Menganalisis komponen larutan penyangga
kerja, perhitungan asam dan basa
pH, dan peran
larutan penyangga 3.12.3 Menjelaskan prinsip kerja larutan penyangga
dalam tubuh asam dan basa
makhluk hidup.
3.12.4 Menghitung pH larutan penyangga asam dan
basa
3.12.5 Menentukan peran larutan penyangga dalam
tubuh makhluk hidup
17

3.12.6 Merancang Percobaan Pembuatan larutan


penyangga dengan pH tertentu
1. Materi Larutan Penyangga

Salah satu pokok bahasan kimia yaitu konsep larutan penyangga. Konsep

larutan penyangga merupakan salah satu konsep yang berkaitan erat dengan

kehidupan sehari-hari, sehingga dapat mendorong peserta didik untuk

menghubungkan pengetahuan yang dimilikinya dengan fenomena-fenomena yang

terjadi dalam kehidupan mereka (Pitasari et all., 2016). Oleh karena itu, materi

larutan penyangga sangat baik digunakan untuk mengetahui kemampuan literasi

sains khususnya aspek pengetahuan.

Pengetahuan pada aspek konten pada larutan penyangga adalah peserta

didik mampu memahami konsep-konsep, fakta, ide, maupun informasi mengenai

larutan penyangga, seperti pengertian larutan penyangga dan jenis larutan

penyangga yang diuraikan di bawah ini:

1) Pengertian larutan penyangga

Larutan penyangga atau Buffer adalah lautan yang dapat mempertahankan

pH terhadap penambahan sedikit asam ataupun sedikit basa, dan pengenceran.

Dengan kata lain pH larutan penyangga tidak akan berubah secara siknifikan

walaupun pada larutan tersebut diencerkan. Larutan buffer dapat mempertahankan

pH-nya karena mengandung ion garam, kesetimbangan asam lemah, dan

kesetimbangan air yang membentuk suatu sistem.

2) Jenis larutan penyangga

Jenis larutan penyangga ditentukan oleh komponen penyusunnya yakni

asam atau basa lemah dan asam atau basa konjugasinya (garam). Larutan
18

pennyangga asam mempertahankan pH pada daerah asam (pH<7), sedangkan

larutan penyangga basa mempertahankan pH pada daerah basa (pH>7). Berikut

ini jenis-jenis larutan penyangga:

a) Larutan penyangga asam

Larutan penyangga bersifat asam apbila terdiri dari campuran asam lemah

dengan basa konjugasinya. Contohnya adalah CH3COOH dengan CH3COONa

atau CH3COO-. Basa konjugasi CH3COO- ini dapat diperoleh dari larutan

garamnya yaitu dari kation logam dari masing-masing anionnya misalnya

CH3COONa, CH3COOK, (CH3COO)2Mg, dan lainnya. Larutan penyangga asam

juga dapat dibuat dengan cara mereaksikan asam lemah dengan basa kuat dengan

syarat pada akhir reaksi ada sisa asam lemah, sedangkan basa kuat habis bereaksi.

Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam

lemah yang bersangkutan.

b) Larutan penyangga basa

Larutan penyangga bersifat basa apabila terdiri dari campuran basa lemah

dengan asam konjugasinya, contohnya NH 4OH dengan NH4+ atau NH4Cl. Asam

konjugasinya NH4+ ini dapat diperoleh dari larutan garamnya yaitu dari anion

logam dari masing-masing kationnya misalnya NH 4Cl, NH4Br, NH4NO3, NH4l,

dan lainnya. Larutan penyangga basa juga dapat dibuat dengan cara mereaksikan

basa lemah dengan asam kuat dengan syarat pada akhir reaksi terdapat sisa basa

lemah, sedangkan asam kuat habis bereaksi.

3) Penentuan pH larutan penyangga

a) Larutan penyangga asam


19

Pada system penyangga asam lemah (misalnya HA) dengan basa

konjugasinya, misalnya ion A- yang berasal dari NaA, maka di dalam sistem

larutan terdapat keseteimbangan:

HA(aq) H+(aq) + A-(aq)……….….(1)

NaA(aq) Na+(aq) + A-(aq)…………(2)

Oleh karena itu persamaan yang digunakan untuk mencari ionisasi adalah

persamaan (1) atau persamaan ionisasi asam lemah yang tidak terionisasi

sempurna dan dapat menganggu. Dari reaksi keseteimbangan (1) didapat:

Ka=[H ⁺]¿ ¿ ……………………………………(3)

sehingga konsentrasi ion H+ dalam system dapat dinyatakan:

Ka[HA ] ……………………………………(4)
[ H ⁺]=
¿¿

dari persamaan (4) maka utuk menentukan konsentrasi [ H ⁺] larutan penyangga

asam lemah dengan basa konjugasinya dapat dirumuskan:

[asamlemah ]
[ H ⁺]=Ka
[basa konjugasi ]

Jika konsentrasi dinyatakan sebagai banyaknya mol tiap liter larutan atau M = n/V, maka:

nHa
v
[ H ⁺]=Ka
na
v

Oleh karena system merupakan campuran dalam satu wadah maka volumenya akan selalu

sama, sehingga rumusan tersebut dapat ditulis dengan:

[asam]
[ H ⁺]=Ka ×
[ garam]
20

pH=−log [H ⁺]

b. Larutan penyangga basa lemah dan konjugasinya

Seperti halnya pada sistem asam lemah dan basa konjugasinya, sistem

penyangga basa lemah dengn asam konjugasinya, konsetrasi ion OH- akan

diperoleh dari rumus:

[asam]
[OH ⁺]=Ka×
[garam]

pOH =−log ¿

pH=14− pOH

C. Kerangka Konsep

Sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung kepada peserta

didik untuk mengembangkan kompetensi dan mengembangkan konsep-konsep

yang telah dipelajari di sekolah. Kimia merupakan salah satu cabang ilmu

pengetahuan alam yang keberadaannya sudah diujicobakan secara empiris melalui

metode ilmiah. Kimia merupakan mata pelajaran yang baru diperoleh peserta

didik saat memasuki SMA, sehingga dalam pembelajarannya dibutuhkan

pemahaman konsep yang baik. Hal ini dapat dicapai melalui kemampuan literasi

sains yang baik.

Pembelajaran yang berorientasi pada literasi sains akan memberikan

dampak positif yang signifikan terhadap peserta didik. Peserta didik akan dapat

mengertii kebermaknaan dalam pembelajaran disekolah. Perbaikan pengajaran

dapat dilakukan oleh pengajar melalui pemilihan metode, sumber belajar, dan

teknik pengajaran. Pembelajaran berorientasi literasi sains hendaknya mampu


21

melatih domain yang terdapat dalam literasi sains, menghubungkan materi dengan

fenomena alam, serta mengangkat isu-isu sosial budaya yang masih relevan

dengan waktu dan kehidupan sehari-hari.

Urgensi tersebut memandang literasi sains bukan hanya kemampuan

dalam membaca melainkan kemampuan dalam memecahkan masalah dan

kemampuan untuk bersosialisasi dalam kompleks masyarakat luas. Kemampuan

literasi sains peserta didik berbanding lurus dengan tingkat Pendidikan di suatu

negara, sehingga ketika literasi sains peserta didik meningkat atau baik, maka

kualitas pendidikan dapat meningkat dan baik pula. Pencapaian kompetensi

dimensi pengetaahuan dalam literasi sains bermuara pada pembentukan sikap.

Proses pembentukan sikap sains ini harus didasari pada penguasaan pengetahuan

dan keterampilan dimensi sikap peserta didik dipengaruhi oleh level pengetahuan,

yang berarti bahwa peserta didik yang baik dalam dimensi pengetahuan akan baik

pula sikapnya.

Budaya literasi sains dapat dibangun melalui berbagai kegiatan

pembiasaan membaca. Berbagai cara membangun budaya literasi sains dapat

dilakukan di sekolah, perguruan tinggi maupun di rumah. Membangun budaya

literasi sains dilakukan secara berkelanjutan. Penerapan Gerakan literasi sains di

sekolah telah dilakukan meskipun orientasinya masih pada bidang umum,

sehingga kemampuan literasi sains pada peserta didik belum terlihat jelas. Oleh

karena itu peserta didik juga belum mengetahui kemampuan literasi sains yang

mereka miliki, karena sebelumnya belum ada pengukuran tertentu terhadap

literasi sains peserta didik, khususnya pada pembelajaran kimia untuk mengetahui
22

apakah literasi sainsnya tercapai atau hanya sekedar membaca saja. Berdasarkan

alasan tersebut, maka perlu mengkaji kembali budaya literasi serta identifikasi

faktor yang mempengaruhi kemampuan literasi sains peserta didik, sehingga dapat

memunculkan ide atau gagasan untuk bisa membenahinya.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan

menggunakan metode deskriptif. Dengan kata lain penelitian deskiptif ini

bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini, dan

melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada. Penelitian deskriptif kualitatif

bertujuan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena-fenomena yang

ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih memperhatikan

mengenai karakteristik, kualitas, dan keterkaitan antar kegiatan.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2022/2023 di SMAN 6 Makassar. SMAN 6 Makassar merupakan sekolah

terakreditasi A yang berlokasi di Jl. Prof. Dr. ir. Sutami No.4, Kecamatan

Tamalanrea, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

C. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah peserta didik yang ada pada SMAN 6

Makassar. Kelas yang diambil adalah kelas XI MIPA pada tahun ajaran

2022/2023.

23
24

D. Batasan Istilah

Untuk menghindari kekeliruan memahami istilah-istilah yang terdapat

dalam penelitian ini, maka perlu diberikan penjelasan terhadap istilah-istilah yang

digunakan yaitu:

1. Literasi sains ditinjau dari dimensi pengetahuan adalah kemampuan dan

pemahaman peserta didik meliputi pengetahuan konten, prosedural dan

epistemik pada materi sistem koloid.

2. Literasi sains ditinjau dari dimensi sikap adalah ketertarikan peserta didik

terhadap isu ilmiah yang memuat ketertarikan pada sains dan teknologi,

menilai pendekatan ilmiah untuk penyelidikan dan persepsi dan kesadaran

akan isu lingkungan.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap

persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Ketiga tahap tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

Tahap persiapan disebut juga tahap pra-penelitian dimana peneliti

mempersiapkan segala kebutuhan untuk menunjang kelancaran pada saat

penelitian berlangsung. Adapun langkah-langkah persiapan yang dapat dilakukan

oleh peneliti adalah sebagi berikut:

a. Membuat judul proposal penelitian

b. Konsultasi dan penentuan judul proposal penelitian

c. Mencari materi yang sesuai


25

d. Menyusun proposal penelitian

e. Penyusunan instrumen penelitian

1) Menyusun instrumen tes

2) Merumuskan instrumen tes

2. Tahap pelaksanaan

Tahap ini meliputi pengumpulan data di lapangan berkaitan dengan

capaian literasi sains pada aspek pengetahuan dan sikap peserta didik. Data

tersebut diperoleh dari lembaran tes dan angket. Langkah-langkah yang

dilakukan adalah membagikan lembaran soal tes literasi sains kepada peserta

didik pada materi larutan penyangga pada aspek pengetahuan. Kemudian

membagikan angket pada peserta didik untuk mengetahui capaian literasi sains

ditinjau dari aspek sikap peserta didik.

3. Tahap akhir

Pada tahap akhir, peneliti melakukan analisis data baik yang diperoleh dari

lembaran soal tes maupun angket untuk mengetahui profil capaian literasi sains

peserta didik. Data yang diperoleh dianalisis berdasarkann aspek yang dinilai atau

diteliti selanjutnya melakukan pengecekan keabsahan data.

F. Teknik Pengumpulan Data

Adapaun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Memberikan tes literasi sains

Tes yang diberikan kepada peserta didik untuk mengetahui capaian literasi

sains peserta didik pada materi larutan penyangga. Tes diberikan kepada peserta
26

didik yang telah mempelajari materi larutan penyangga. Tiap soal memiliki lima

pilihan jawaban dan hanya satu jawaban yang benar. Jawaban yang benar

memperoleh skor 1 dan jawaban yang salah atau tidak menjawab diberi skor 0.

2. Pemberian angket

Angket dibagikan kepada seluruh peserta didik yang telah menjawab

soal tes literasi sains untuk melihat capaian literasi sains peserta didik ditinjau dari

dimensi sikap. Angket menggunakan skala Likert dengan dua bentuk pernyataan

yaitu pernyataan positif yang berfungsi mengukur sikap positif dan pernyataan

negatif yang berfungsi mengukur sikap negatif. Terdapat empat pilihan jawaban

dengan skor pernyataan positif diberi skor satu untuk pilihan tidak setuju (STS),

skor dua untuk tidak setuju (TS), skor tiga untuk setuju (S), dan skor empat untuk

sangat setuju (SS). Skor untuk pernyataan negatif diberi skor satu untuk sangat

setuju (SS), skor dua untuk setuju (S), skor tiga untuk tidak setuju (TS) dan skor

empat untuk sangat tidak setuju (STS).

G. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Soal literasi sains

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah soal literasi sains.

Soal literasi sains yang digunakan adalah soal dengan menyajikan bacaan untuk

dianalisis oleh peserta didik yang kemudian dijawab dalam bentuk multiple

choice (pilihan ganda) yang terdiri dari lima pilihan jawaban. Soal dibuat

mencakup aspek pengetahuan (konten, prosedural dan epistemik) pada materi


27

larutan penyangga. Soal yang diberikan dikembangkan mengacu pada indikator

literasi sains PISA. Soal digunakan untuk mengetahui capaian literasi sains

peserta didik pada materi koloid. Soal yang diujikan berjumlah 20 butir soal yang

telah divalidasi oleh pihak yang berkompeten.

2. Angket sikap

Angket yang digunakan pada penelitian ini berupa serangkaian

pernyataan yang akan diberikan kepada peserta didik untuk mengetahui

bagaimana capaian literasi sains peserta didik berdasarkan aspek sikap. Jenis

angket pada penelitian ini adalah angket tertutup dengan alternatif jawaban yang

telah disediakan yaitu: sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), dan

sangat setuju (SS). Angket berisi 20 pertanyaan yang terdiri dari 10 pernyataan

positif dan 10 pernyataan negatif. Sebelum digunakan angket motivasi belajar

divalidasi isi terlebih dahulu oleh validator ahli.

H. Teknik Analisis Data

Adapun langkah-langkah analisis data yang dilakukan peneliti adalah

sebagai berikut:

1. Tes literasi sains

Tes berfungsi mengukur kemampuan literasi sains yang dimiliki oleh

peserta didik. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode deskripsi

rata-rata sebagai penjelasan hasil tes peserta didik berdasarkan dimensi

kemampuan literasi sains. Langkah yang dilakukan untuk menganalisis data yaitu

dengan mengubah skor yang diperoleh peserta didik ke dalam bentuk nilai.
28

Menurut Purwanto (2010) nilai persentase dapat dicari dengan memakai

rumus sebagai berikut:

R
NP = x 100
SM

Keterangan:
NP : nilai persen
R : skor yang diperoleh peserta didik
SM : skor maksimum ideal
Nilai yang didapatkan selanjutnya diinterpretasikan ke dalam kriteria

dengan melihat pada Tabel 3.1. Skor yang dapatkan akan dideskripsikan untuk

setiap aspek pada framework PISA berdasarkan data yang ada.

Tabel 3. 1 Kriteria Interpretasi Skor Tes PISA

Interval Kriteria
86 – 100 Sangat Tinggi
71 – 85 Tinggi
56 – 70 Sedang
41 – 55 Rendah
≤ 40 Sangat Rendah

2. Angket

Analisis angket dilakukan dengan cara menggunakan rumus sebagai

berikut:

R
NP = x 100
SM

Nilai hasil angket dari peserta didik yang diperoleh kemudian

dikategorikan sesuai dengan kriteria pada Tabel 3.1


29

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Literasi Sains Peserta Didik Ditinjau Dari Dimensi Pengetahuan

Hasil analisis penelitian yang dilakukan terhadap peserta didik kelas XI

SMAN 6 Makassar dengan jumlah sampel 60 peserta didik. Berdasarkan hasil tes

literasi sains materi larutan penyangga diperoleh capaian literasi sains masing-

masing peserta didik yang terdapat pada Lampiran C.8. Berdasarkan hasil analisis

penelitian diperoleh hasil rangkuman kategorisasi nilai kemampuan literasi ains

peserta didik pada Tabel 4. 1.

Tabel 4. 1 Distribusi presentasi perolehan nilai literasi sains peserta didik

kelas XI MIPA SMAN 6 Makassar

Interval Capaian Kategori Literasi Frekuensi Presentase


Sains
86 – 100 Sangat Tinggi 37 61,6%
71 – 85 Tinggi 20 33,3%
56 – 70 Sedang 3 5%
41 – 55 Rendah - -
≤ 40 Sangat Rendah - -

(Sumber: Lampiran C. 8)

Berdasarkan Tabel 4. 1 diperoeh data bahwa kemampuan literasi sains

peserta didik SMAN 6 Makassar secara keselurahan tertinggi berada pada

kategori sangat tinggi dengan presentase 61,6%, kategori tinggi dengan presentase

33,3%, dan kategori sedang 5%.


30

Berdasarkan hasil pada Tabel 4.2 diperoleh presentase nilai kemampuan

literasi sains peserta didik kelas XI MIPA SMAN 6 Makassar ditinjau dari

dimensi pengetahuan (konten, prosedural dan epistemik). Hasil menunjukkan nilai

rata-rata kemampuan indikator pengetahuan konten 89,44, indikator pengetahuan

prosedural 87,03 dan pengetahuan epistemik 84.


Tabel 4. 2 Distribusi nilai rata-rata kemampuan literasi sains peserta didik
tiap indikator dimensi pengetahuan

Indikator Aspek Pengetahuan Nilai rata-rata Kategori


Konten 89,44 Sangat Tinggi
Prosedural 87,03 Sangat Tinggi
Epsitemik 84 Tinggi
Rata-rata 86,82 Sangat Tinggi

(Sumber: Lampiran C.9)

Nilai Rata-rata Literasi Sains Dimensi Penge-


tahuan
90
89
88
87
86
85
84
83
82
81
Konten Prosedural Epistemik

Nilai Rata-rata Literasi Sains Dimensi Pengetahuan

Berdasarkan Tabel 4. 3 dapat diketahui kategori ketercapaian literasi sains

untuk setiap indikator pencapaian kompetensi dengan kategori sangat tinggi

dicapai oleh semua indikator.

Tabel 4. 3 Distribusi nilai rata-rata kemampuan literasi sains peserta didik


tiap indikator dimensi pengetahuan
31

Kategori

Sangat Tinggi

Sangat Tinggi

Sangat Tinggi

Sangat Tinggi

Sangat Tinggi

Tinggi

Sumber: Lampiran C. 10
2. Literasi Sains Peserta Didik Ditinjau Dari Dimensi Sikap

Data hasil capaian literasi sains peserta didik ditinjau dari dimensi sikap

diperoleh dari angket yang dibagikan kepda peserta didik. Hasil dari analisisi

kemampuan literasi sains peserta didik ditinjau dari aspek sikap peserta didik

ditunjukkan pada Tabel 4. 4. Tabel 4. 4 menunjukkan kemampuan literasi peserta

didik pada dimensi sikap pada kategori ‘baik’ sesebanyak 3 orang dengan

presentase 3,33%, kategori ‘cukup’ sebanyak 57 orang dengan presentase 95%

dan kategori kurang sebnayak 1 orang dengan presentase 1,6%.

Tabel 4. 4 presentase literasi sains peserta didik aspek sikap

Nilai Literasi Sains Frekuensi Presentase Kategori


86 – 100 - - Sangat Baik
76 – 85 2 3,33% Baik
60 – 75 57 95% Cukup
55 – 59 1 1,6% Kurang
≤ 54 - - Kurang Sekali
(Sumber: Lampiran C. 13)
32

Presentase ketercapaian peserta didiktiap indicator dimensi sikap dapat

dilihat pada table 4. 5. Indikator pertama yaitu ketertarikan pada sains dan

teknologi menunjukkan nilai rata-rata sebesar 71. Indikatorkedua yaitu menilai

pendekatan ilmiah untuk penyelidikan menunjukkan rata-rata sebesar 71,4. Pada

indikator ketiga yaitu presepsi dan kesadaran akan isu lingkungan menunjukkan

rata-rata sebesar 63,8.

Tabel 4. 5 Distribusi nilai rata-rata kemampuan literasi sains peserta didik tiap
indikator dimensi sikap

Indikator Dimensi Sikap Nilai Rata-rata Kategori


Ketertarikan pada sains dan teknologi 70,3 Cukup
Menilai pendekatan ilmiah untuk 70 Cukup
penyelidikan
Preepsi dana kesadaran akan isu lingkungan 63,9 Cukup
Rata-rata 68,06 Cukup
(Sumber: Lampiran C. 13)

Nilai rata-rata dimensi sikap


70
66
62
58
gi n n
olo ika ga
kn elid kun
te ny li n
g
n pe
s da k is u
in tu an
sa un ak
h
da ia an
pa ilm dar
an ta
n s a
rik ka ke
ta e an
ter d
id
Ke en ps
ip se
ila r
en Pe
M
Nilai rata-rata dimensi sikap

B. Pembahasan

1. Literasi Sains Peserta Didik Secara Umum


33

Berdasarkan Tabel 4. 1 kategorisasi nilai kemampuan literasi sains peserta

didik dapat diketahui bahwa hasil kemampuan literasi sains kelas XI MIPA

SMAN 6 Makassar tertinggi berada pada kategori sangat tinggi dengan presentase

61,6% yang artinya bebrapa peserta didik sudah mampu memahami fakta ilmiah

serta hubungan antara sains, teknologi dan Masyarakat serta mampu menrapkan

pengetahuannya untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan. Hasil

kemampuan literasi lainnya diketahui sebesar 5% yang berada pada kategori

sedang yang artinya beberapa peserta didik belum paham dalam mengelola ilmu

pengetahuan untuk memecahkan berbagai permasalahan dengan mengambil

keputusan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Berdasarkan hal tersebut,

keterampilan proses sains sanngat penting untuk dikuasai karena dalam

keterampilan proses sains peserta didik tidak hanya mengetahui materi atau

konsep saja, tetapi terkait pula bagaiamana cara mengumpulkan fakta-fakta untuk

membuat sesuatu penafsiran atau kesimpulan dan keterampilan proses sains

merupakan belajar sepanjang hayat yang dapat digunakan bukan saja untuk

mempelajari berbagai macam ilmu tetapi juga dapat digunakan dalam kehidupan

sehari-hari.

Berdasarkan Tabel 4.2 hasil analisis deskriptif kemampuan literasi sains

menunjukkan bahwa nilai rata-rata keseluruhan peserta didik sebesar 86,82 yang

berada pada kategori sangat tinggi. Ketercapaian kategori sedang ditunjukkan

dengan kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan sains yang

telah mereka pahami dalam memecahkan soal literasi sains pada konsep materi

larutan penyangga. Konsep pengetahuan yang dimiliki peserta didik


34

mempengaruhi kemampuannya dalam mendeskripsikan atau menanfsirkan

fenomena ilmiah.

Sejalan dengan itu menurut Dwisetiarezi (2021) menyatakan bahwa

pengetahuan tentang sains, proses, pemahaman, dan sikap merupakan intisari

terhdapa berkembangnya kompetensi literasi sains. Sains tidak hanya tahu akan

konsep sains tetapi juga dapat diterapkannya kemampuan sains pada pemecahan

berbagai masalah dan mengambil keputusan berdasarkan berbagai pertimbanga

sains. Untuk itu, diharapkan kepada peserta didik untuk mampu mengaplikasikan

pengetahuan yang diperoleh di sekolah dalam keseharian, sehingga peserta didik

memiliki sifat peka dan peduli terhadap lingkungannya.

2. Analisis Ketercapaian Literasi Sains Peserta Didik pada Dimensi

Pengetahuan

a. Pengetahuan Konten

Pengetahuan konten merupakan pengetahuan yang berisis tentang teori,

ide, fakta maupun informasi. Berdasarkan PISA 2018 pengembangan soal pada

indicator ini haruslah berhubungan dengan fenomena yang terdapat dalam

lingkungan sekitar, sesuai dengan fakta sains dan merupakan konsep ilmiah yang

penting. Terdapat 6 soal diantara 20 soal yang disajikan berdasarkan indicator

pengetahuan konren. Salah satu soal yang menggambarkan pengetahuan konten

terdapat pada soal nomor 1 sebagai berikut:

Berdasarkan bacaan diatas, pengertian dari larutan penyangga adalah…

A. larutan yang jika penambahan asam atau basa dapat mengubah pH


larutan
B. larutan yang dapat mempertahankan dan menjaga harga pH larutan
35

C. larutan yang jika diencerkan akan mengubah pH larutan


D. larutan yang terdiri dari asam kuat dan basa kuat
E. larutan yang dapat menurunkan pH larutan
Soal nomor 1 merupakan soal menggunakan pengetahuan konten berupa

suatu informasi mengenai konsep larutan penyangga yang disajikan artikel

mengenai komponen dalam darah yaitu pH. Peserta didik diharapkan dapat

menganalisis pilihan jawaban yang disediakan berdasakan fakta yang ada. Hasil

yang diperoleh tedapat 50 peserta didik dari total 60 peserta didik yang mampu

menjawab dengan benar. Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 4.2

didapati bahwa nilai rata-rata peserta didik pada pengetahuan konten sebesar

89,44 dan berada pada kategori sangat tinggi. Indikator pengetahuan konten

mendapatkan presentase nilai literasi paling tinggi karena pada indikator ini

berhubungan dengan materi yang terdapat dalam kurikulum sekolah dan

umumnya hanya bersifat teori. Hal ini sejlana dengan penelitian yang dilakukan

oleh Fadilah dan Hidaya (2020) yang menyatakan bahwa indikator pengetahuan

konten mempunyai presentase yang lebih besar jika dibandingkan dengan

indikator pengetahuan procedural dan epistemik. Hal ini mengindikasikan bahwa

pada pembelajaran lebih banyak menekankan kepada pengetahuan konten

dibandingkan kedua indikator lainnya.

b. Pengetahuan Prosedural

Pengetahuan prosedural sangat membutuhkan keterlibatan dalam

penyelidikan atau percobaan ilmiah. Pengetahuan procedural merupakan konsep

yang diperlukan untuk mendukung, mengumpulkan, menganalisis, dan mencari

sebuah data. Peserta didik diharapkan dapat melakukan penyelidikan ilmiah


36

terhadap soal yang disajika berdasarkan data atau fakta yang ada. Hasil pada

Tabel 4.2 menujukkan rata-rata kemampuan literasi sains peserta didik pada

pengetahuan procedural sebesar 87,03 dan masuk ke dalam kategori sangat

tinggi. Terdapat 9 soal diantaar 20 soal yang disajikan berdasarkan indikator ini.

Soal yang mengambarkan pengetahuan prosedural terdapat pada soal nomor 17

sebagai berikut:

Diberikan data beberapa campuran berikut:


(1) 10 mL CH3COOH 0,2 M + 10 mL NaOH 0,05 M
(2) 10 mL CH3COOH 0,25 M + 10 mL NaOH 0,15 M
(3) 10 mL CH3COOH 0,15 M + 10 mL NaOH 0,10 M
(4) 10 mL CH3COOH 0,35 M + 10 mL NaOH 0,25 M
(5) 10 mL CH3COOH 0,30 M + 10 mL NaOH 0,15 M
Urutan Larutan Penyangga berikut dari pH yang terkecil adalah…
A. (1), (2), (3), (4), (5)
B. (2), (3), (4), (5), (1)
C. (1), (3), (4), (5), (2)
D. (4), (3), (2), (1), (5)
E. (1), (5), (2), (3), (4)
Soal nomor 17 merupakan soal menggunakan pengetahuan prosedural, diberikan

sebuah urutan larutan penyangga dengan jumlah pH secara acak. Peserta didk

diharapkan dapat menganalisis soal untuk menemukan jawaban prosedur yang

tepat. Hasil yang diperoleh hanya 39 dari 60 peserta didik yang dapat menjawab

soal dengan benar. Hal ini mengindikasikan sebagia peserta didik yang belum

dapat menjawab soal-soal yang berhubungan dengan penyelidikan dan prosedural

ilmiah, pemahaman peserta didik umumnya masih bersifat teoritik (Wardhana &

Hidayah, 2021). Peserta didik kurang dapat menjawab soal dengan tipe
37

pengetahuan proseduralepistemik dikarenakan dalm proses pembelajaran dikelas

kurang menekankan kepada kegiatan penyelidikan ilmiah. Berdasarkan hasil

penelitian penelitian Fadilah dan Hidayah (2020) rendahnya pengetahuan

procedural peserta didik sangat erat hubungannya dengan percobaan ilmiah.

Aktivitas dalam pembelajaran sains semestinya menekankan kepada percobaan

sehingga keterampilan, kreativitas, serta daya nalar peserta didik juga dapat

berkembang. Dengan demikian, ilmu sains bukan hanya Kumpulan teori-teori

yang dibukukan mengenai mahkluk hidup dan makhluk tak hidup melainkan

menyangkut system, cara kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah.

c. Pengetahuan Epistemik

Pengetahuan epistemic merupakan pengetahuan yang berisi suatu penjelasan

maupun pembuktian untuk mengetahui kebenaran yang dihasilkan oleh sians.

Untuk menafsirkan dan menjawab pertanyaan dibutuhkan pengetahuan

epistemic, peserta didik diminta untuk mengidentifikasi apakah kesimpulan

sesuai dengan hipotesis. Terdapat 5 diantara 20 soal yang disajikan berdasarkan

indikator ini. Salah satu soal yang menggambarkan pengetahuan epistemic

terdapat pada soal nomor 16 sebagai berikut:

Kesetimbangan larutan penyangga dalam air liur yang menjaga pH mulut tetap
6,8 agar gigi tidak rusak adalah…
A. H2PO4-(aq) ⇄ H+(aq) + HPO42-(aq)
B. H3PO4(aq) ⇄ 3H+(aq) + PO43-(aq)
C. H2CO3(aq) ⇄ 2H+(aq) + CO32-(aq)
D. H2CO3(aq) ⇄ H+(aq) + HCO3-(aq)
E. H2CO3(aq) ⇄ CO2(g) + H2O(l)
38

Soal nomor 16 merupakan soal yang menggunakam pegetahuan epistemic,

diberikan wacana mengenai air liur untuk menentukan persamaan larutan

penyangga dalam air liur. Hasil yang diperoleh hanya 41 dari 60 peserta didik

yang dapat menjawab soal dengan benar. Hasil pada Tabel 4. 2 menunjukkan

bahwa kemampuan literasi sains peserta didik pada indicator pengetahuan

epistemik sebesar 84 dengan kategori tinggi. Kemampuan peserta didik dalam

pengetahuan epistemik menunjukkan kategori paling rendah dibandingkan

dengan indikator pengetahuan konten dan indikator pengetahuan procedural.

Sebelum menjawab soal mengenai pengtahuan epistemik peserta didik

memerukan pemahaman akan teori yang mendasarinya. Rendahnya capaian

peserta didik pada kategori pengetahuan epistemik dipengaruhi oleh kebiasaan

belajar peserta didik yang hanya mengandalkan kemampuan menghapal saja.

Rendahnya pengetahuan epistemik peserta didik ini disebabkan oleh kurangnya

pengalam peserta didik dalam melakukan observasi, penentuan hipotesis dan

mengemukanakn bukti yang relevan dan valid dalam pendekatan saintifik

(Maharani et al., 2019).

Penyebab lain adalah kecenderungan peserta didik dalam menguasai

pengetahuan mengunakan hafalan bukan kemampuan bepikir. Hala ini juga

dipengaruhi oleh kebiasaan pembelajaran sains di sekolah yang lebih menkankan

pada aspek kognitif bukan mengembangkan keterampilan berpikir. Hal ini

sejlaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Irwan (2020) yang menyatakan

bahwa indikator pengetahuan epistemic tidak mengandalkan hafalan peserta

didik melainkan kemmapuan berfikir untuk memhami sebuah hal dan


39

mmeberikan alasan dan kesimpulan. Sangat penting akan pemahamn yang baik

akan penegtahuan konten dan pengetahuan prosedural terhadap konteks yang

diberikan untuk menguasai pengethuan epistemik.

Permasalahan yang dihadapi peserta didik SMAN 6 Makassar yang mana

guru dalam proses pembelajarannya umumnya hanya menjelaskan teori sehingga

peserta didik kurang paham akan kegunaan materi yang dipelajari dalam

kehidupan sehari-hari serta peserta didik hanaya sekedar menghapal tanpa paham

konsep. Hal ini doat diliat berdasar Sebagian besar peserta didik belum dapat

menjawab soal-soal yang berhubungan dengan fenomena yang diberikan dan

jawaban yang dihasilkan umumnya bersifat teoritik. Hal ini juga bergantung

kepda bagaiaman peserta didik beraktivitas di sekolaj, proses belajar, interaksi

dengan guru, kebiasaan belajar, serta suasana belajar dalam kelas serta fasilitas

yang disediakan oleh sekolah.

Capaian literasi sains peserta didik ini perlu ditingkatkan agar menjadi

lebih baik lagi. Pembelajaran di sekolah juga sangat mempengaruhi variasi skor

literasi peserta didik umumnya guru hanya menjelaskan teori sehingga peserta

didik kurang paham akan kegunaan materi yang dieplajari serta hanya sekedar

menghapal tanpa paham konsep (Wardhana & Hidayah, 2021).

2. Analisis Ketercapaian Literasi Sains Peserta Didik pada Dimensi Sikap

Aspek sikap yang diukur adalah minat peserta didik terkait sains.

Pencapaian kompetensi dalam literasi sainsbermuara pada pembentukan sikap

sains. Proses pembentukan sikap sains ini harus didasari pada penguasaan

pengetahuan dan keterampilan. Ketercapaian literasi sains peseta didik ditinjau


40

dari aspek sikap peserta didik dapat diukur menggunakan angket yang diadptasi

dari instrument sikap sains yang diselenggarakan PISA. Berdasarkan hasil yang

diperoleh nilai rata-rata aspek sikap peserta didik adalah sebesar 68,06 dengan

kategori “cukup”.

Berdasrkan Tabel 4.4 menunjukkan presentase capaian indikator yang

paling tinggi yaitu pada indikator menilai pendekatan ilmiah untuk penyelidikan

menunjukkan nilai rata-rata sebesar 71,4. Berdasarkan dari jawabaan dari

sebagian peserta didik menunjukkan rasa ingin tahu dan minatnya yang tinggi

terhadap isu-isu sains termasuk di dalam mempertimbangkan karir terkait dengan

sains. Sedangkan pada indikator persepsi dan kesadaran akan isu lingkungan

menunjukkan nilai rata-rata yang paling rendah sebesar 63,8. Hal ini

menunjukkan bahwa beberapa peserta didik belum menunjukkan sikap dan

kepekaan terhadap diri ssendiri dan lingkungannya. Hal ini sejalan dengan

pendapat Armas (2019) yang mengungkapkan bahwa peserta didik disebut

berliterasi sains apabila mampu mengelaborasi berbagai konsep sains yang

diperoleh sehingga membangun suatu pemahaman dan pengetahuan serta mampu

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan hasil yang diperoleh literasi sains ditinjau dari dimensi sikap

menunjukkan peserta didik telah memiliki minat terhadap sains dengan kategori

cukup. Sikap menunjukkan minat dan ilmu pengetahuan serta menunjukkan

ketertarikan dan tanggap terhadap isu-isu sains yang memengaruhi kehidupan.

Ketertarikan akan isu sains akan mendorong peserta didik berusaha memcahkan

permasalahan terutama berkaitan dengan masalah lingkungan bagi peserta didik.


41

Dimensi sikap literasi sains sendiri berpengaruh terhadap fenomena

disekelilingnya, kepercayaan, termotivasi , dan pememahaman diri (OECD,

2016). Hal ini juga diperkuat dengan pernytaan Ali (2013) yang menjelaskan

bahwa aspek sikap ini sangat penting terhadap presetaasi dari peserta didik karena

sikap dan presetasi mengarahkan pada pemilihan karir, pneggunaan pemahaman

konsep dan metode ilmiah dalam kehidupan sehari-hari.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa secara umum

capaian literasi sains ditinjau dari dimensi pengetahuan peserta didik kelas XI

MIPA SMAN 6 Makassar berada pada kategori sangat tinggi 86,82. Capaian

literasi sains peserta didik dimensi pengetahuan konten sebesar 89,44 pada

indikator pengetahuan prosedural sebesar 87,03 dan pada indikator pengetahuan

epistemik sebesar 84. Sedangkan capaian literasi sains peserta didik ditinjau daei

dimensi sikap berada pada kategori cukup dengan nilai rata-rata sebesar 68,06.

B. Saran

Berdasarkan pada hasil yang ditemukan pada penelitian ini, makan peneliti

mengajukan saran sebgaia berikut:

1. PISA membagi literasi sains menjadi empat aspek yaitu aspek pengetahuan,

aspek konteks, aspek kompetensi dan aspek sikap. Namun, peneliti hanya

menguji pada spek pengetahuan dan aspek sikap, diharapkan peneliti

selanjutnya dapat mengukur seluruh aspek, sehingga kemampuan literasi sains

peserta didik dapat terukur secara menyeluruh.

2. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebgaia bahan

perbandingan dan rujukan. Peneliti selanjutnya diharpkan dpaat

42
43

mengembangkan strategi pembeljaran yang seusia dengan aspek literasi sains

sehingga berdampak pada kemampuan literasi sains peserta didik.

3. Bagi sekolah sebaiknya menyediakan sarana dan prasarana yang dapat

menunjang pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan literasi sains

peserta didik. Selain itu, pihak guru agar mampu menggunakan jenis

pembelajaran berbasis literasi sains agar peserta didik terlatih menggunakan

kemampuan literasi sains.

4. Bagi peserta didik diharapkan agar meningkatkan dan membangun minat baca

terkait konsep materi pembelajaran terkhusus materi larutan penyangga, serta

lebih megasah kemampuannya dalam menyelesaikan soal yang mengukur

kemampuan literasi sains.


44

DAFTAR PUSTAKA

Aminah, N. A., C Cari., dan S. N. Pratiwi. (2019). Pembelajaran IPA Abad 21


dengan Literasi Sains Siswa. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika
(JMPF). Volume 9 Nomor 1 2019 ISSN : 2089-6158.
Ariyatun., Teguh Wibowo. (2020). Kemampuan Literasi Sains Pada Siswa Sma
Menggunakan Pembelajaran Kimia Berbasis Etnosains. EDUSAINS,
12(2).
Bahriah, Evi Sapinatul. (2015). Peningkatan Literasi Sains Calon Guru Kimia
Pada Aspek Konteks Aplikasi Dan Proses Sains. EDUSAINS, 7 (1).
Dwiningsih, Kusumawati., Alivia Cholidiany. (2018). Pengembangan Lembar
Kegiatan Siswa (Lks) Berorientasi Literasi Sains Pada Materi Larutan
Penyangga. Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 7 No. 3.
Fitriah, Z., P Permatasari. (2019). Analisis Literasi Sains Siswa Madrasah Aliyah
Pada Aspek Konten, Konteks, Dan Kompetensi Materi Larutan
Penyangga. Edukimia. Volume 1, Issue 1.
Harlen, W. (2004). The teaching of science. London: David Fulton Publisher.
Irsan. (2021). Implemensi Literasi Sains dalam Pembelajaran IPA di Sekolah
Dasar. Jurnal Basicedu. Volume 5 Nomor 6.
OECD. (2004). Learning for Tomorrow’s World First Result from PISA 2003.
Paris-France: OECD Publishing.
OECD. (2014). PISA 2012 Results in Focus. Programme for International
Student Assessment, 1–44
OECD. (2016). PISA 2015 Results (Volume I): Excellence and Equity in
Education, PISA. Paris: OECD Publishing.
Rustaman, N. Y. 2004. Literasi Sians Anak Indonesia 2000 & 2003. Makalah
Literasi Sains 2003.
Suharni., Arlian Firda. (2022). Tingkat Kemampuan Literasi Sains Guru
Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak
Usia Dini. Volume 6 Issue 5. ISSN: 2549-8959.
Sumarti, Sri Susilogati., Hesti Widya Prasida., dan Woro Sumarni. (2018).
Pengembangan Instrumen Penilaian Kemampuan Kognitif Dan Afektif
Berbasis Literasi Sains Pada Materi Larutan Penyangga. Jurnal Kimia.
Vol 1.
45

Sutrisna, Nana. (2021). Analisis Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik Sma Di
Kota Sungai Penuh. Vol.1 No.12.
Yulianti, Yuyu. (2017). Literasi Sains Dalam Pembelajaran Ipa. Jurnal Cakrawala
Pendas Vol. 3 No.2.
LAMPIRAN

46
LAMPIRAN A
PERSURATAN

47
LAMPIRAN B
INSTRUMENT PENELITIAN

48
49

Indikator Pencapaian Dimensi Pengetahuan Level No.


Kompetensi Kognitif Soal
Konten Prosedural Epistemik

Menjelas Menjel Menjel Merencan Mampu Merumuskan Menjelask Mengguna


kan askan askan akan mengide hipotesis an kan hasil
pengetah pengeta pengeta eksperime ntifikasi untuk pengetahu eksperime
uan huan huan n untuk masalah meramalkan an n untuk
faktual konsept prosedu membukti untuk kemungkinan epistemik menjelask
ual ral kan teori diselidiki yang dapat an suatu
kimia terjadi dalam fenomena
suatu
percobaan
ilmiah
3.12.1 Menjelaskan √ C2 1
pengertian
larutan √ C2 2
penyangga

KISI-KISI TES LITERASI SAINS DIMENSI PENGETAHUAN PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA
Sekolah : SMAN 6 Makassar
Mata Pelajaran : Kimia
Materi : Larutan Penyangga

Kompetensi Dasar : 3. 12 Mejelaskan prinsip kerja, perhitungan pH dan peran larutan penyangga dalam tubuh mahkluk hidup
50

Indikator Pencapaian Dimensi Pengetahuan Level No.


Kompetensi Kognitif Soal
Konten Prosedural Epistemik

Menjelas Menjel Menjel Merencan Mampu Merumuskan Menjelask Mengguna


kan askan askan akan mengide hipotesis an kan hasil
pengetah pengeta pengeta eksperime ntifikasi untuk pengetahu eksperime
uan huan huan n untuk masalah meramalkan an n untuk
faktual konsept prosedu membukti untuk kemungkinan epistemik menjelask
ual ral kan teori diselidiki yang dapat an suatu
kimia terjadi dalam fenomena
suatu
percobaan
ilmiah

3.12.2 Menganalisis √ C4 4
komponen
larutan √ C3 5
penyangga asam
dan basa
3.12.3 Menjelaskan √ C2 8
prinsip kerja
larutan √ C2 9
penyangga asam √ C2 13
dan basa
51

Indikator Pencapaian Dimensi Pengetahuan Level No.


Kompetensi Kognitif Soal
Konten Prosedural Epistemik

Menjelas Menjel Menjel Merencan Mampu Merumuskan Menjelask Mengguna


kan askan askan akan mengide hipotesis an kan hasil
pengetah pengeta pengeta eksperime ntifikasi untuk pengetahu eksperime
uan huan huan n untuk masalah meramalkan an n untuk
faktual konsept prosedu membukti untuk kemungkinan epistemik menjelask
ual ral kan teori diselidiki yang dapat an suatu
kimia terjadi dalam fenomena
suatu
percobaan
ilmiah

3.12.4 Menghitung pH √ C3 3
larutan
penyangga asam √ C3 10
dan basa √ C3 11

√ C3 12

√ C3 14

√ C3 17

√ C3 20
52

Indikator Pencapaian Dimensi Pengetahuan Level No.


Kompetensi Kognitif Soal
Konten Prosedural Epistemik

Menjelas Menjel Menjel Merencan Mampu Merumuskan Menjelask Mengguna


kan askan askan akan mengide hipotesis an kan hasil
pengetah pengeta pengeta eksperime ntifikasi untuk pengetahu eksperime
uan huan huan n untuk masalah meramalkan an n untuk
faktual konsept prosedu membukti untuk kemungkinan epistemik menjelask
ual ral kan teori diselidiki yang dapat an suatu
kimia terjadi dalam fenomena
suatu
percobaan
ilmiah

√ C3 18

3.12.5 Menentukan √ C3 6
peran larutan
penyangga √ C3 7
dalam tubuh √ C3 16
makhluk hidup
√ C3 19

4.12.1 Merancang √ C4 15
Percobaan
Pembuatan
larutan
53

Penyangga
dengan pH
tertentu
Jumlah 3 3 2 2 4 1 2 3 20
54

TES LITERASI SAINS

Mata Pelajaran : Kimia


Satuan Pendidikan : SMAN 6 Makassar
Kelas : XI
Semester : Genap
Waktu : 90 menit
PETUNJUK UMUM
Isilah lembar jawaban sesuai dengan petunjuk berikut ini:
1. Isilah identitas yang telah disediakan pada lembar jawaban
2. Berikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling benar
3. Jika jawaban pertama dianggap salah, berikan tanda (=), lalu pilih salah satu
jawaban yang dianggap benar
4. Tersedia waktu 90 menit untuk mengerjakan 20 butir soal
5. Periksalah pekerjaan anda sebelum dikumpulkan
PETUNJUK KHUSUS
Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D,
atau E

Bacaan berikut digunakan untuk menjawab soal nomor 1-3

Salah satu komponen dalam darah adalah pH. Namun, mempertahankan pH yang
tepat dalam darah dan cairan intrasel sangat penting terutama karena fungsi enzim
sangat bergantung pada pH. pH normal pada darah adalah 7,4. Darah manusia
mempunyai kapasitas buffer yang tinggi. Penambahan 0,01 mol HCl pada 1 L darah
menurunkan pH hanya dari 7,4 sampai 7,2. Tetapi sebaliknya, jika sejumlah HCl yang
sama ditambahkan pada larutan NaCl dengan pH 7,4 (sama dengan darah), pH turun
dari 7,0 menjadi 2,0. Beberapa faktor terlibat dalam pengendalian pH darah. Salah satu
faktor yang paling penting adalah rasio HCO3- terlarut dalam H2CO3. Gas CO2(g) yang
terurai hanya terkonversi sebagian menjadi H2CO3 ketika larut dalam air, namun
biasanya larutan ini dianggap terkonversi sempurna. Selain itu, H2CO3 adalah asam
diprotik lemah, tetapi yang umumnya
digunakan adalah langkah ionisasi pertama dalam sistem bufer asam karbonat-
hidrogen karbonat. Dengan persamaan reaksi sebagai berikut :

CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)

H2CO3 (aq) + H2O(l) ⇄ H3O+ (aq) + HCO3-(aq)

Ka = 4,4 x 10-7

Karbon dioksida memasuki aliran darah dari jaringan-jaringan sebagai


produk samping hasil reaksi metabolisme. Dalam paru-paru CO 2(g) ditukar
dengan O2(g) yang kemudian diangkut oleh darah ke seluruh tubuh.

1. Berdasarkan bacaan diatas, pengertian dari larutan penyangga adalah…


A. larutan yang jika penambahan asam atau basa dapat mengubah pH larutan
B. larutan yang dapat mempertahankan dan menjaga harga pH larutan
C. larutan yang jika diencerkan akan mengubah pH larutan
D. larutan yang terdiri dari asam kuat dan basa kuat
E. larutan yang dapat menurunkan pH larutan
2. Pernyataan berikut mengenai larutan penyangga, kecuali...
A. memiliki pH yang konstan
B. pH-nya tidak berubah dengan penambahan sedikit asam atau basa
C. pH-nya tidak dipengaruhi oleh pengenceran
D. pH selalu sama dengan pKa atau pKb
E. pH-nya tidak dipengaruhi oleh CO2 di udara
3. Esa memiliki sebuah larutan penyangga dari 100 mL CH3COOH 0,2 M dan
100 mL CH3COONa 0,2 M (ka CH3COOH = 10-5). Diketahui nilai pH
larutan tersebut adalah 5. Kemudian Esa menambahkan 3 mL larutan HCl 0,1
M. harga pH larutan setelah penamahan larutan HCl tersebut adalah… (Dik :
log 1,03 = 0,02)
A. 4,18
56

B. 4,38
C. 4,58
D. 4,78
E. 4,98
4. Kelas XI MIPA melakukan praktikum di laboratorium kimia sekolah. Siswa
kelas XI MIPA dibagi menjadi 5 kelompok yang diketuai oleh Doni, Caca,
Budi, Niki dan Ani. Mereka diberi tugas untuk mencampurkan beberapa
bahan.

Kelompok siapa yang menghasilkan larutan penyangga?


A. doni
B. caca
C. budi
D. niki
E. ani
5. Beni melakukan sebuah percobaan dengan menguji beberapa larutan. Data
hasil uji pH yang didapatkan sebagai berikut
Larutan pH awal pH setelah penambahan
Sedikit asam Sedikit Basa
P 3 1,0 4,0
Q 5 4,9 5,1
R 8 7,9 8,1
S 9 8,5 10,5
T 10 8,5 11,0
57

Larutan yang merupakan larutan penyangga adalah…


A. P dan Q
B. Q dan R
C. R dan S
D. R dan T
E. S dan T
Bacaan berikut digunakan untuk menjawab soal nomor 6-7
Dalam tubuh manusia terdapat sistem penyangga yang berfungsi untuk
mempertahankan pH, diperlukan lingkungan reaksi dengan pH yang reatif tetap,
maka diperlukannnya larutan penyangga. Di dalam setiap cairan tubuh terdapat
pasangan asam basa konjugasi yang berfungsi sebagai larutan penyangga, cairan
tubuh, baik intra sel maupun ekstra sel memerlukan sistem penyangga untuk
mempertahankan nilai pH kesetimbangan cairan. Sistem penyangga ekstra sel
yaitu penyangga karbonat / dalam menjaga pH darah. Sedangkan sistem
penyangga intrasel yaitu system penyangga fosfat (puput, 2021).
6. Berdasarkan pernyataan berikut fungsi larutan penyangga dalam tubuh
manusia, yaitu…
A. menjaga pecahnya pembuluh darah
B. menjaga kesetimbangan cairan yang ada di luar dan di dalam sel
C. menjaga masuknya cairan ke dalam sel
D. menjaga pH darah agar tidak banyak berubah
E. menjaga masuknya pelarut melalui selaput semipermeable
7. Sistem larutan penyangga yang bekerja untuk mempertahankan harga pH
cairan protoplasma sel adalah…
A. HPO42-/PO43-
B. H2PO4-/HPO42-
C. HCO3-/CO32-
D. H2CO3/HCO32-
E. CH3COOH/CH3COO-
58

Bacaan berikut digunakan untuk menjawab soal nomor 8-9

(https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6424850/4-komponen-darah-beserta-fungsinya-siswa-
sudah-tahu)
Darah manusia terdiri atas plasma darah, sel darah merah (eritrosit), sel
darah putih (leukosit), dan sel darah pembeku (trombosit) (Guyton, 2002). Plasma
darah memiliki warna jernih kekuningan dan harus tetap pada kisaran pH 7,35-
7,45 agar tidak mengalami asidosis ataupun alkalosis. Asidosis merupakan
kondisi ketika pH plasma darah kurang dari 7,35 dan dapat mengakibakan
jantung, ginjal, hati, dan pencernaan terganggu, sedangkan alkalosis merupakan
kondisi ketika pH plasma darah lebih dari 7,45 yang mengakibatkan hiperventilasi
atau bernafas berlebihan (Itzel, 2008). Agar tidak mengalami asidosis dan
alkalosis, plahma darah mengandung suatu larutan penyangga yang terdiri atas
asam karbonat (H2CO3) dan ion bikarbonat (HCO3- ) (Sherwood, 2016).
8. Bagaimana hasil dari larutan penyangga asam karbonat (H 2CO3) dan ion
bikarbonat (HCO3-) dalam plasma darah agar pH plasma darah tetap pada
kisaran 7,35-7,45 apabila mengkonsumsi asam seperti asam askorbat dalam
vitamin C?
A. apabila seseorang mengkonsumsi asam seperti asam askorbat pada vitamin
C akan menghasilkan asam karbonat
B. apabila seseorang mengkonsumsi asam seperti asam askorbat pada vitamin
C, maka akan menghasilkan ion H+
C. apabila seseorang mengkonsumsi asam seperti asam askorbat pada vitamin
C, maka akan menhasilkan ion OH- dan H2O
59

D. apabila seseorang mengkonsumsi asam seperti asam askorbat pada vitamin


C maka akan menghasilkan ion bikarbonat
E. apabila seseorang mengkonsumsi asam seperti asam askorbat pada vitamin
C akan menghasilkan H2O
9. Pada plasma darah terdapat larutan penyangga asam karbonat (H 2CO3) dan ion
bikarbonat (HCO3-). Bagaimana bentuk reaksi kimia jika seseorang memakan
senyawa yang bersifat basa seperti soda kue dan pH plasma darah tetap pada
kisaran 7,35-7,45?
A. ketika ditambahkan sedikit basa: OH- + H2CO3 →HCO3 + H2O
B. ketika ditambahkan sedikit basa: OH- + H2CO3 →HCO3-
C. ketika ditambahkan sedikit basa: OH- + H2CO3 →HCO3 + H2
D. ketika ditambahkan sedikit basa: H+ + H2CO3 →HCO3
E. ketika ditambahkan sedikit basa: OH- + H2CO3 →HCO3 + H+
10. Plasma darah mengandung larutan penyangga karbonat yang memiliki pH
antara 7,35 – 7, 45. Seorang pelajar ingin mengetahui pH plasma darahnya
sehingga sampel darahnya dianalisis dan diketahui memiliki perbandingan
asam karbonat dan ion bikarbonat sebesar 1 : 10,47. Berdasarkan hasil analisis
tersebut, berapakah pH larutan penyangga dalam plasma darah tersebut jika
diketahui Ka = 4,2 x 10-7 ? (log 4 = 0,6)
A. 3,4
B. 6,4
C. 7,2
D. 7,3
E. 7,4
11. Diketahui didalam sel manusia mengandung suatu cairan yang disebut cairan
intrasel. Cairan intrasel tersebut mengandung larutan penyangga asam
dihidrogen fosfat (H2PO4-) dan basa konjugasinya monohidrogen fosfat
(HPO42-) dengan pH 7,4 sehingga nilai konsentrasi ion H + adalah 107,4.
Seorang peneliti ingin mengetahui berapa harga Ka atau harga konstanta
kesetimbagan larutan penyangga tersebut dalam memperhatankan pH.
Berdasarkan hasil penelitiannya, diketahui perbandingan asam dihidrogen
60

fosfat (H2PO4-) dan monohidrogen fosfat (HPO42-) adalah 1: 1,54. Dari data
penelitian tersebut, berapa harga pKa dalam sistem larutan penyangga fosfat
tersebut? (log 1,54 = 0,19)
A. 7,12
B. 7,21
C. 7,4
D. 8,0
E. 8,3
12. Proses pembuatan sabun disebut sebagai saponifikasi. Dalam proses
pembuatan sabun, dibutuhkan suatu lemak yang dapat diperoleh dari hewan
maupun tumbuhan, contohnya minyak kelapa. Selain lemak, pembuatan sabun
juga memerlukan suatu basa. Salah satu basa yang dapat digunakan dalam
pembuatan sabun adalah basa natrium hidroksida atau (NaOH). Dalam suatu
penelitian, diketahui bahwa produksi sabun akan mendapatkan hasil yang
maksimal apabila menggunakan NaOH yang memiliki pH 13,4. Jika Anda
diminta untuk membuat sabun, berapa gram NaOH yang harus Anda
dilarutkan kedalam 1 L air agar diperoleh larutan NaOH dengan pH 13,4
untuk proses pembuatan sabun tersebut?
A. 50 gram
B. 70 gram
C. 80 gram
D. 90 gram
E. 100 gram
13. Campuran antara asam lemah atau basa lemah dengan garamnya dapat
menghasilkan larutan yang pH-nya relatif tidak berubah jika ditambah sedikit
asam atau basa yang disebut dengan larutan penyangga. Seorang peserta
didik ingin membuktikan pernyataan tersebut. Kemudian peserta didik
tersebut mengambil larutan asam, larutan basa, dan larutan garam yang
terdapat di laboratorium. Larutan yang akan diuji oleh peserta didik tersebut
diantaranya: 1000 mL larutan asam asetat 0,1 M dan 0,2 M, 1000 mL
ammonia 0,1 M dan 0,4 M, 1000 mL natrium hidroksida 0,1 M dan 0,2 M,
61

1000 mL dan larutan asam klorida 0,1 M. Campuran larutan manakah yang
akan menghasilkan larutan penyangga….
A. 1000 mL CH3COOH 0,2 M dan 1000 mL NH3 0,1 M
B. 1000 mL CH3COOH 0,1 M dan 1000 mL NaOH 0,1 M
C. 1000 mL CH3COOH 0,1 M dan 1000 mL NaOH 0,2 M
D. 1000 mL NH3 0,5 M dan 1000 HCL 0,1 M
E. 1000 mL NaOH 0,1 M dan 1000 mL HCl 0,1 M
14. Jika 300 mL cuka (CH3COOH) 0,15 M dicampurkan dengan KOH 0,1 M
dengan volume 200 mL. berapakah pH dari larutan yang telah dicampurkan?
pKa = 4,77
A. 3,67
B. 3,77
C. 4,67
D. 4,77
E. 5,13

15. Seorang siswa mencoba membuat larutan penyangga dengan pH = 5 dari zat-
zat yang tersedia yaitu larutan CH3COOH 1 M (Ka CH3COOH = 1 x 10-5)
dan kristal NaCH3COO (Mr = 82). Langkah-langkah yang dilakukan :

1) Menimbang 8,2 gram NaCH3COO kemudian menambahkannya 100


mL air, selanjutnya diaduk hingga larut.
2) Mengukur 200 mL larutan CH3COOH kemudian memasukannya ke
dalam gelas kimia yang berii larutan NaCH3COO.
3) Mengaduknya hingga campuran larutan menjadi homogen.
Setelah dilakukan pengukuran, pH larutan penyangga yang dihasilkan lebih
kecil dari 5. Tahapan yang menyimpang dalam pembuatan penyangga tersebut
sehingga tidak mendapatkan pH penyangga sesuai dengan keinginan adalah…

A. konsentrasi NH3 yang digunakan terlalu kecil


B. percampuran harus dipanaskan terlebih dahulu
C. larutan NH3 yang digunakan terlalu sedikit

D. massa NH4Cl yang ditimbang seharusnya 0,53 gram


62

E. larutan NH3 yang digunakan seharusnya 100 mL


16. Air liur merupakan cairan yang berperan penting dalam menunjuang
kesehatan mulut dan proses pencernaan makanan. Bila jumlah air liur terlalu
sedikit atau berlebihan, hal ini bisa jadi menandakan adanya gangguan
kesehatan mulut atau kesehatan tubuh secara keseluruhan. Air liur diproduksi
oleh kelenjar ludah yang terletak di dalam mulut. Kelenjar ini memproduksi
kurang lebih 1–2 liter air liur setiap harinya. Di dalam air liur, terkandung
protein, mineral, air, serta enzim amilase yang berfungsi untuk mencerna
karbohidrat. Kadar pH dalam mulut harus mencapai 6,8 agar tidak merusak
email gigi. Kendati demikian, makanan yang masuk ke dalam mulut dapat
mempengaruhi tingkat keasaman tersebut. Untuk mempertahankan pH, air
ludah akan mengeluarkan larutan penyangga fosfat yang mampu menetralkan
asam sisa-sisa makanan.

(https://www.honestdocs.id/air-liur-pendeteksi-kesehatan-tubuh-anda)
Kesetimbangan larutan penyangga dalam air liur yang menjaga pH mulut
tetap 6,8 agar gigi tidak rusak adalah…
A. H2PO4-(aq) ⇄ H+(aq) + HPO42-(aq)

B. H3PO4(aq) ⇄ 3H+(aq) + PO43-(aq)

C. H2CO3(aq) ⇄ 2H+(aq) + CO32-(aq)

D. H2CO3(aq) ⇄ H+(aq) + HCO3-(aq)

E. H2CO3(aq) ⇄ CO2(g) + H2O(l)

17. Diberikan data beberapa campuran beriku:


63

(1) 10 mL CH3COOH 0,2 M + 10 mL NaOH 0,05 M


(2) 10 mL CH3COOH 0,25 M + 10 mL NaOH 0,15 M
(3) 10 mL CH3COOH 0,15 M + 10 mL NaOH 0,10 M
(4) 10 mL CH3COOH 0,35 M + 10 mL NaOH 0,25 M
(5) 10 mL CH3COOH 0,30 M + 10 mL NaOH 0,15 M
Urutan Larutan Penyangga berikut dari pH yang terkecil adalah…
A. (1), (2), (3), (4), (5)
B. (2), (3), (4), (5), (1)
C. (1), (3), (4), (5), (2)
D. (4), (3), (2), (1), (5)
E. (1), (5), (2), (3), (4)
18. Plasma darah mengandung larutan penyangga karbonat yang memiliki pH
antara 7,33-7,45. Seorang pelajar ingin mengetahui pH plasma darahnya
sehingga sampel darahnya dianalisis dan diketahui memiliki perbandingan
asam karbonat dan ion karbonat sebesar 1:10,47. Berdasarkan hasil analisis
tersebut, berapakah pH larutan penyangga dalam plasma darah tersebut jika
diketahui Ka = 4,2 x 10-7 ? (log 4 = 0,6)
A. 7,2
B. 7,0
C. 6,5
D. 8,2
E. 8,5
19. Hemoglobin (Hb) merupakan zat warna darah atau biasa disebut dengan
pigmen darah. Hemoglobin dapat menjaga pH darah agar tetap terkontrol.
Prosesnya dimulai saat oksigen masuk ke dalam tubuh. Oksigen yang
dibutuhkan akan masuk ke dalam kapiler darah yang menyelubungi alveolus.
Sebagian besar oksigen tersebut akan diikat oleh hemoglobin dan diangkut ke
sel-sel jaringan tubuh. Warna darah menjadi merah terang diakibatkan oleh
oksigen yang teroksidasi sedangkan darah yang berwarna gelap adalah darah
yang belum teroksidasi. Reaksi larutan penyangga pada hemoglobin darah
adalah…
64

a. HHb + O 2 (g) « HbO - + H +


b. HHb + O 2 (g) « HbO 2 + H +
c. HHb + O 2 (g) « HbO 2- + H +
d. HHb + H2O(g) « HbO 2- + H +
e. HHb2 + O 2 (g) « HbO 2- + H +
20. Asam sianida atau Hidrogen sianida (HCN) merupakan senyawa berbentuk
cairan tak berwarna, dan sangat beracun. Menurut Centers for Disease
Control and Prevention (CDC), asam sianida bisa mengganggu penggunaan
oksigen oleh tubuh dan dapat menyebabkan kerusakan pada otak, jantung,
pembuluh darah, dan paru-paru. Paparan sianida bisa berakibat fatal bagi
tubuh. Sianida kadang-kadang digambarkan memiliki bau "almond pahit",
tetapi tidak selalu mengeluarkan bau, dan tidak semua orang dapat
mendeteksi bau ini. Meski sangat beracun, fungsi sianida digunakan dalam
sejumlah industri. Maka dari itu, penting untuk menghindari
paparan asam sianida.

(https://www.liputan6.com/hot/read/4204561/fungsi-asam-sianida-bagi-kehidupan-waspadai-bahayanya)

Edo ingin membuat larutan penyangga dengan mencampurkan asam sianida


(HCN dengan Ka = 4 × 10 -10) dan Natrium Hidroksida (NaOH). Masing-
masing sebanyak 0,15 dan 0,1 mol dilarutkan dalam air hingga diperoleh
larutan dengan volume 100 mL. pH larutan yang diperoleh adalah…
A. 3 + log 2
B. 9 + log 2
C. 10 – 2log2
D. 10 – log 2
65

E. 10 + 2log2
66

KUNCI JAWABAN TES LITERASI

No Jawaban
1 B
2 E
3 E
4 A
5 B
6 B
7 D
8 A
9 B
10 E
11 B
12 C
13 A
14 C
15 E
16 B
17 E
18 B
19 C
20 D
67

KISI-KISI INSTRUMEN ANGKET


Indikator Pernyataan
Jumlah
Dimensi Sub Indikator
Positif Negatif Total
Sikap
Ketertarikan Peserta didik menunjukan rasa ingin 6 1, 17 2
pada sains tahu tentang sains dan isu isu yang
dan teknologi berkaitan dengan sains
Peserta didik menunjukan minat yang 2 18 2
besar untuk memperoleh pengetahuan
dan keterampilan ilmiah tambahan
dari berbagai sumber
Peserta didik menunjukan minat yang 9, 20 12 3
tinggi terhadap sains, termasuk
mempertimbangan karir terkait sains
Menilai Peserta didik menunjukan komitmen 3 16 2
pendekatan terhadap bukti sebagai dasar
ilmiah untuk keyakinan untuk menjelaskan sains
penyelidikan dan yang terkait dengan sains
Peserta didik komitmen untuk 4, 15 5 3
menggunakan pendekatan ilmiah
dalam melakukan penelitian
Peserta didik menunjukan 19 11 2
kemampuan mengkritik sebagai
sarana untuk membuktikan
keabsahan gagasan dan ide apapun
Persepsi dan Peserta didik menunjukan perhatian 10 7 2
kesadaran terhadap lingkungan dan kehidupan
akan isu yang berkelanjutan
lingkungan Peserta didik menunjukan sikap 8 13, 14 3
untuk mengambil tindakan dan
mempromosikan perilaku ramah
lingkungan
Jumlah total 20

Keterangan:
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
SS =4 SS =1
S =3 S =2
TS =2 TS =3
STS =1 STS =4
68

ANGKET PENELITIAN

Nama :
Kelas :

Petunjuk Pengisisan Angket:


1. Tulisalah identitas anda terlebih dahulu dengan benar.
2. Perhatikan dengan seksama pertanyaan yang ada.
3. Pada angket ini terdapat 20 butir pernyataan. Berilah jawaban yang benar- benar
cocok dengan pilihan anda.
4. Jawablah dengan memilih dari empat alternatif jawaban kemudian berilah
tanda cek (√) pada kolom jawaban yang anda pilih.
5. Angket ini digunakan untuk mengetahui capaian literasi sains dimensi sikap
pada materi larutan penyangga. Jawaban yang anda berikan tidak memiliki
pengaruh terhadap nilai mata pelajaran kimia materi larutan penyangga. Oleh
karena itu isilah angket ini dengan jujur.
Keterangan Pilihan Jawaban:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

No. Pernyataan Pilihan Jawaban


SS S TS STS
1 Saya tidak tertarik dengan
pembelajaran kimia khususnya materi
larutan penyangga
2 Saya selalu mencari informasi
mengenai sistem larutan penyangga
dalam kehidupan sehari-hari baik
melalui internet, membaca buku atau
bertanya pada guru dan teman
3 Setelah menerima dan mempelajari
larutan penyangga saya percaya
bahwa larutan penyangga nyata dalam
kehidupan sehari-
69

hari
4 Saya menyusun cara untuk
mengumpulkan materi larutan
penyangga
5 Saya menerima semua informasi dari
luar mengenai materi larutan
penyangga
6 Saya merasa tertarik bila menemukan
peristiwa larutan penyangga di sekitar
7 Saya merasa materi larutan penyangga
yang telah dipelajari tidak cukup untuk
diterapkan dalam pengolahan dan
pemeliharaan lingkungan
8 Ketika membuat produk larutan
penyangga, saya dapat menjelaskan
fungsi dan cara pembuatan produk
tersebut kepada orang di sekitar saya
9 Setelah mempelajari materi larutan
penyangga, saya mempertimbangkan
untuk bekerja dalam industri kimia
10 Ketika belajar mengenai materi sistem
larutan penyangga, saya ingin
mengembangkan pengetahuan saya
untuk diterapkan dalam mengolah
lingkungan (misalnya
larutan penyangga ditambahkan pada
limbah untuk mempertahankan pH 5-
7,5. Hal itu untuk memisahkan materi
organik pada limbah sehingga layak di
buang ke perairan.)
11 Saya akan mengabaikan ketika
mendapatkan informasi yang tidak
valid tentang larutan penyangga
12 Saya merasa larutan penyangga hanya
perlu dipelajari dan tidak perlu untuk
dipraktikan
13 Saya akan membuat produk larutan
penyangga bila ada tugas sekolah
14 Saya tidak berminat untuk membuat
produk larutan penyangga dalam
kehidupan sehari-hari
15 Ketika mencari sumber
informasi tentang materi larutan
penyangga, saya hanya memilih
sumber informasi yang telah diakui
70

(web resmi)
16 Larutan penyangga merupakan teori
pelajaran yang tidak dapat dibuktikan
dalam kehidupan sehari-hari
17 Saya tidak pernah melihat peristiwa
larutan penyangga di sekitar saya

18 Saya merasa materi larutan penyangga


yang saya pelajari di sekolah sudah
cukup dan tidak perlu untuk mencari
informasi di luar jam sekolah
19 Ketika mendapatkan informasi tentang
materi larutan penyangga yang tidak
valid, saya akan mendiskusikan materi
tersebut agar menemukan kebenarannya
20 Saya tertarik untuk membuat larutan
penyangga sendiri berdasarkan materi
yang telah saya pelajari
71

LAMPIRAN C
DATA PENELITIAN
72

Lampiran C. 1 Validasi Item

TABEL VALIDASI ITEM

Item
NO Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 AA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 AA 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
3 AA 3 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 AA 4 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0
5 AA 5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1
6 AA 6 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1
7 AA 7 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
8 AA 8 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
9 AA 9 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1
10 AA 10 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
11 AA 11 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
12 AA 12 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
13 AA 13 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0
14 AA 14 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1
15 AA 15 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1
16 AA 16 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1
17 AA 17 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1
18 AA 18 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0
19 AA 19 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1
20 AA 20 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
21 AA 21 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1
22 AA 22 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1
23 AA 23 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1
Lampiran C. 2 Tabel Uji Indeks Kesukaran

TABEL UJI INDEK KESUKARAN (P) KELAS ATAS DAN KELAS BAWAH

8 A8 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 15
9 A9 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 15
10 A10 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 15
11 A11 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 15
12 A12 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 14
3 A13 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 13
14 A14 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 13
15 A15 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 12
16 A16 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 9
17 A17 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 8
18 A18 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 8
19 A19 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 8
20 A20 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 7
21 A21 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 7
22 A22 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 7
23 A23 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 6
24 A24 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5
25 A25 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 5
26 A26 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 5
27 A27 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5
28 A28 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 5
29 A29 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 4
30 A30 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4
Jumlah 17 17 14 16 17 18 17 14 16 17 14 17 16 21 13 18 12 13 16 15
P Nilai 0.5666667 0.5666667 0.4666667 0.5333333 0.5666667 0.6 0.5666667 0.4666667 0.5333333 0.5666667 0.4666667 0.5666667 0.5333333 0.7 0.4333333 0.6 0.4 0.4333333 0.5333333 0.5
Kriteria Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Lampiran C. 3 Analisis Indeks Kesukaran

INDEKS KESUKARAN/ PROPORSI (P)

Nilai Kriteria
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah

Contoh:

Jumlah Peserta Didik yang Menjawab benar 17


P1 = = = 0,566667 (Sedang)
Jumlah Peserta Didik 30

No. Item Indeks Kesukaran Kriteria


1 0,566667 Sedang
2 0,566667 Sedang
3 0,466667 Sedang
4 0,533333 Sedang
5 0,566667 Sedang
6 0,6 Sedang
7 0,566667 Sedang
8 0,466667 Sedang
9 0,533333 Sedang
10 0,566667 Sedang
11 0,466667 Sedang
12 0,566667 Sedang
13 0,533333 Sedang
14 0,7 Sedang
15 0,433333 Sedang
16 0,6 Sedang
17 0,4 Sedang
18 0,433333 Sedang
19 0,533333 Sedang
20 0,533333 Sedang

Kriteria Soal Jumlah


Mudah -
Sedang 20
Sukar -
Lampiran C. 4 Tabel Daya Pembeda

TABEL DAYA PEMBEDA (DISKRIMINASI)


11 AA 11 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1
12 AA 12 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1
13 AA 13 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0
14 AA 14 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0
15 AA 15 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
16 AA 16 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
17 AA 17 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0
18 AA 18 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1
19 AA 19 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1
20 AA 20 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0
21 AA 21 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0
22 AA 22 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0
23 AA 23 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0
24 AA 24 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
25 AA 25 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0
26 AA 26 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
27 AA 27 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
28 AA 28 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0
29 AA 29 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0
30 AA 30 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
Batas atas (BA) 12 11 10 12 11 12 12 10 12 13 11 11 11 13 10 11 10 11 9 13
Batas bawah (BB) 5 6 4 4 6 6 5 4 4 4 3 6 5 8 3 7 2 2 7 2
Proporsi Atas 0.8 0.7333333 0.6666667 0.8 0.7333333 0.8 0.8 0.6666667 0.8 0.8666667 0.7333333 0.7333333 0.7333333 0.8666667 0.6666667 0.7333333 0.6666667 0.7333333 0.6 0.8666667
Proporsi Bawah 0.3333333 0.4 0.2666667 0.2666667 0.4 0.4 0.3333333 0.2666667 0.2666667 0.2666667 0.2 0.4 0.3333333 0.5333333 0.2 0.4666667 0.1333333 0.1333333 0.4666667 0.1333333
D (Daya Beda) 0.4666667 0.3333333 0.4 0.5333333 0.3333333 0.4 0.4666667 0.4 0.5333333 0.6 0.5333333 0.3333333 0.4 0.3333333 0.4666667 0.2666667 0.5333333 0.6 0.1333333 0.7333333
Kriteria Baik Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Baik Cukup Baik Baik Baik Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Baik Baik Jelek Baik Sekali
Lampiran C. 5 Analisis Daya Pembeda/ Diskriminasi (D)

Nilai Krteria
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik Sekali
D = P A −PB

D=
Jumlah PD yang menjawab benar bagian atas Jumlah PD yang menjawab bagian bawah

Jumlah PD bagian atas Jumlah PD bagian bawah

12 5
Contoh: D1 = P A −PB = − = 0,8 – 0,333 = 0,46667 (Baik)
15 15

No. Item Daya Pembeda Kriteria


1 0,466667 Baik
2 0,333333 Cukup
3 0,4 Cukup
4 0,533333 Baik
5 0,333333 Cukup
6 0,4 Cukup
7 0,466667 Baik
8 0,4 Cukup
9 0,533333 Baik
10 0,6 Baik
11 0,533333 Baik
12 0,333333 Cukup
13 0,4 Cukup
14 0,333333 Cukup
15 0,466667 Baik
16 0,266667 Cukup
17 0,533333 Baik
18 0,6 Baik
19 0,133333 Jelek
20 0,733333 Baik Sekali

No. Kriteria Soal Jumlah


1 Jelek 1
3 Cukup 9
3 Baik 9
4 Baik Sekali 1
77

Lampiran C. 6 Uji Validitas Angka Kasar

VALIDITAS

Uji validitas menggunakan uji angka kasar:

n∑ XY −(∑ X )(∑ Y )
rxy =
√ [n∑ X 2−(∑ X )2 ][n∑ Y 2−(∑ Y )2 ]

Nilai Kriteria
< 0,00 Tidak Valid
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
0,21 – 0,40 Rendah
0,61 – 0,80 Tinggi
0,81 – 1,00 Sangat Tinggi

NAMA X Y X^2 Y^2 XY


AA 1 1 19 1 361 19
AA 2 1 18 1 324 18
AA 3 0 16 0 256 0
AA 4 1 15 1 225 15
AA 5 1 15 1 225 15
AA 6 1 15 1 225 15
AA 7 1 15 1 225 15
AA 8 0 15 0 225 0
AA 9 1 15 1 225 15
AA 10 1 15 1 225 15
AA 11 1 15 1 225 15
AA 12 1 14 1 196 14
AA 13 1 13 1 169 13
AA 14 1 13 1 169 13
AA 15 0 12 0 144 0
AA 16 0 9 0 81 0
AA 17 0 8 0 64 0
AA 18 0 8 0 64 0
AA 19 1 8 1 64 8
AA 20 0 7 0 49 0
AA 21 0 7 0 49 0
AA 22 1 7 1 49 7
AA 23 0 6 0 36 0
78

AA 24 0 5 0 25 0
AA 25 0 5 0 25 0
AA 26 1 5 1 25 5
AA 27 1 5 1 25 5
AA 28 0 5 0 25 0
AA 29 0 4 0 16 0
AA 30 1 4 1 16 4
JUMLA
H 17 318 17 4032 211
n∑ XY −(∑ X )(∑ Y )
rxy =
√ [n∑ X 2−(∑ X )2 ][n∑ Y 2−(∑ Y )2 ]
30× 318−(17)(318)
rxy =
√ [30 × 17−(17)2 ][30× 4032−(318)2 ]
30× 318−(17)(318)
rxy =
√ [30 × 17−(17)2 ][30× 4032−(318)2 ]
5600−5406
rxy =
√ [510−289][120960−101124 ]
194
rxy =
√ [221][19836 ]
194
rxy = = 0,4926
2093 ,74
No. Item Validitas Kriteria
1 0,4926 Cukup
2 0,3716 Rendah
3 0,5 Cukup
4 0,1106 Sangat rendah
5 0,3637 Rendah
6 0,4933 Cukup
7 0,4993 Cukup
8 0,4959 Cukup
9 0,5956 Cukup
10 0,6 Cukup
11 0,1012 Sangat rendah
12 0,3767 Rendah
13 0,4 Rendah
14 0,3742 Rendah
15 0,1084 Rendah
16 0,2607 Rendah
17 0,4119 Cukup
79

18 0,6 Cukup
19 0,2216 Cukup
20 0,6098 Cukup

No. Kriteria Soal Jumlah


1 Tidak valid -
3 Sangat rendah 3
3 Rendah 7
4 Sedang 10
5 Tinggi -
6 Sangat tinggi -
80

Lampiran C. 7 Analisi Reabilitas (Ganjil-Genap Oleh Flanangan)


REABILITAS
(Ganjil – Genap Oleh Flanangan)

15 6 AA 6 6 9 36 81
15 7 AA 7 6 9 36 81
15 8 AA 8 8 7 64 49
15 9 AA 9 6 9 36 81
15 10 AA 10 10 5 100 25
15 11 AA 11 8 7 64 49
14 12 AA 12 8 6 64 36
13 13 AA 13 8 5 64 25
13 14 AA 14 8 5 64 25
12 15 AA 15 3 9 9 81
9 16 AA 16 4 5 16 25
8 17 AA 17 3 5 9 25
8 18 AA 18 3 5 9 25
8 19 AA 19 3 5 9 25
7 20 AA 20 3 4 9 16
7 21 AA 21 3 4 9 16
7 22 AA 22 4 3 16 9
6 23 AA 23 3 3 9 9
5 24 AA 24 0 5 0 25
5 25 AA 25 3 2 9 4
5 26 AA 26 3 2 9 4
5 27 AA 27 2 3 4 9
5 28 AA 28 3 2 9 4
4 29 AA 29 3 1 9 1
4 30 AA 30 4 0 16 0
JUMLAH 152 166 958 1156
1. Ganjil

N = 30

2
(∑ X )

SCORE
n ∑ X 2−
S1 = N
N
2
152
958−
S1 = 30
30
958−770,133
S1 =
30
S1 = 6,262

19
18
16
82

2. Genap

N = 30

2
(∑ X )

GANJIL
n ∑ X 2−
S1 = N
N
2
166
1156−
S2 = 30
30
1156−918,533
S2 =
30
S2 = 7,915
83

2
(∑ X )
n ∑ X 2−
S t2 = N
N
2
318
4032−
S t2 = 30
30
4032−3370 ,8
S t2 =
30
St2 = 22,04
2 2
s1 +s2
r11 = 2 (1− 2 )
st
2 2
6 , 26 +7 , 91
r11 = 2 (1− 2 )
22 , 04
39 , 18+62 ,56
r11 = 2 (1− )
485 ,76
39,212+62,647
r11 = 2 (1− )
485 , 76
r11 = 2 (1−0 ,62)
r11 = 2 (0,38)
r11 = 0,76 (Tinggi)
Keterangan:

Nilai Koefisien Reabilitas Kriteria


0,81 < r ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,61 < r ≤ 0,80 Tinggi
0,41 < r ≤ 0,60 Cukup
0,21 < r ≤ 0,40 Rendah
0,00 < r ≤ 0,20 Sangat Rendah
Lampiran C. 8 Tabel Skor Hasil Tes Literasi Sains Peserta DidikKelas XI MIPA SMAN 6 Makassar
Item
NO Nama TOTALSCORE MAKSIMUMNILAI Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 MSR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 17 20 85 Tinggi
2 MA 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 13 20 65 Sedang
3 AJ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 19 20 95 Sangat Tinggi
4 AJS 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 15 20 75 Tinggi
5 RZ 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 18 20 90 Sangat Tinggi
6 MA 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 17 20 85 Tinggi
7 MRN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 17 20 85 Tinggi
8 A 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 20 90 Sangat Tinggi
9 NAA 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 17 20 85 Tinggi
10 RD 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 18 20 90 Sangat Tinggi
11 NM 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 17 20 85 Tinggi
12 SN 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 15 20 75 Tinggi
14 IJS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 19 20 95 Sangat Tinggi
15 SN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 18 20 90 Sangat Tinggi
16 AI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 19 20 95 Sangat Tinggi
17 SWA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 19 20 95 Sangat Tinggi
18 ESR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 19 20 95 Sangat Tinggi
19 AIS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 20 100 Sangat Tinggi
20 A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 20 100 Sangat Tinggi
21 SFI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 19 20 95 Sangat Tinggi
22 SRA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 20 100 Sangat Tinggi
23 SN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 18 20 90 Sangat Tinggi
24 MI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 18 20 90 Sangat Tinggi
25 UR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 18 20 90 Sangat Tinggi
26 ANI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 20 100 Sangat Tinggi
27 SRN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 18 20 90 Sangat Tinggi
28 NKA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 19 20 95 Sangat Tinggi
29 H 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 19 20 95 Sangat Tinggi
30 NAA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 20 100 Sangat Tinggi
31 MF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 19 20 95 Sangat Tinggi
32 AH 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 20 100 Sangat Tinggi
33 NR 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 13 20 65 Sedang
34 NA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 17 20 85 Tinggi
35 CGP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 16 20 80 Tinggi
36 WA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 19 20 95 Sangat Tinggi
37 R 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 16 20 80 Tinggi
38 TP 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 16 20 80 Tinggi
39 AT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 17 20 85 Tinggi
40 A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 19 20 95 Sangat Tinggi
41 EGE 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 18 20 90 Sangat Tinggi
42 N 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 17 20 85 Tinggi
43 MPD 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18 20 90 Sangat Tinggi
44 S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 16 20 80 Tinggi
45 ARS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 17 20 85 Tinggi
46 FRA 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18 20 90 Sangat Tinggi
47 HNQ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 19 20 95 Sangat Tinggi
48 AW 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 16 20 80 Tinggi
49 A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 17 20 85 Tinggi
50 MRA 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 16 20 80 Tinggi
51 NAA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 17 20 85 Tinggi
52 AFA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 19 20 95 Sangat Tinggi
53 AI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 19 20 95 Sangat Tinggi
54 MAP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 19 20 95 Sangat Tinggi
55 MM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 19 20 95 Sangat Tinggi
56 FF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 19 20 95 Sangat Tinggi
57 SP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 18 20 90 Sangat Tinggi
58 NSV 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 19 20 95 Sangat Tinggi
59 NIA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 16 20 80 Tinggi
60 USF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 19 20 95 Sangat Tinggi
Jumlah 57 59 58 53 55 57 59 56 55 56 54 59 49 37 48 41 39 46 55 59
Lampiran C. 9 Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik Aspek Pengetahuan

Konten Prosedural Epistemik


No Nama
Total Skor Nilai Total Skor Nilai Total Skor Nilai
1 MSR 5 83.33333 7 77.77778 5 100
2 MA 5 83.33333 5 55.55556 3 60
3 AJ 5 83.33333 9 100 5 100
4 AJS 5 83.33333 8 88.88889 2 40
5 RZ 6 100 8 88.88889 4 80
6 MA 5 83.33333 8 88.88889 4 80
7 MRN 6 100 7 77.77778 4 80
8 A 6 100 7 77.77778 5 100
9 NAA 5 83.33333 8 88.88889 4 80
10 RD 6 100 8 88.88889 4 80
11 NM 6 100 8 88.88889 3 60
12 SN 6 100 7 77.77778 3 60
14 IJS 6 100 8 88.88889 5 100
15 SN 5 83.33333 8 88.88889 4 80
16 AI 6 100 9 100 4 80
17 SWA 6 100 9 100 4 80
18 ESR 6 100 9 100 4 80
19 AIS 6 100 9 100 5 100
20 A 6 100 9 100 5 100
21 SFI 6 100 8 88.88889 5 100
22 SRA 6 100 9 100 5 100
23 SN 6 100 8 88.88889 4 80
24 MI 6 100 8 88.88889 4 80
25 UR 6 100 8 88.88889 4 80
26 ANI 6 100 9 100 5 100
27 SRN 6 100 9 100 3 60
28 NKA 6 100 9 100 4 80
29 H 6 100 9 100 4 80
30 NAA 6 100 9 100 5 100
31 MF 6 100 9 100 4 80
32 AH 6 100 9 100 5 100
33 NR 6 100 5 55.55556 2 40
34 NA 5 83.33333 7 77.77778 5 100
35 CGP 5 83.33333 7 77.77778 4 80
36 WA 5 83.33333 9 100 5 100
37 R 5 83.33333 7 77.77778 4 80
38 TP 5 83.33333 7 77.77778 3 60
39 AT 5 83.33333 8 88.88889 4 80
40 A 5 83.33333 9 100 5 100
41 EGE 5 83.33333 8 88.88889 5 100
42 N 5 83.33333 8 88.88889 4 80
43 MPD 5 83.33333 8 88.88889 5 100
44 S 5 83.33333 6 66.66667 5 100
45 ARS 5 83.33333 9 100 3 60
46 FRA 5 83.33333 8 88.88889 5 100
47 HNQ 5 83.33333 8 88.88889 5 100
48 AW 5 83.33333 6 66.66667 4 80
49 A 5 83.33333 7 77.77778 4 80
50 MRA 5 83.33333 5 55.55556 5 100
51 NAA 5 83.33333 7 77.77778 4 80
52 AFA 5 83.33333 9 100 5 100
53 AI 5 83.33333 9 100 5 100
54 MAP 5 83.33333 8 88.88889 5 100
55 MM 5 83.33333 9 100 5 100
56 FF 6 100 9 100 4 80
57 SP 5 83.33333 8 88.88889 5 100
58 NSV 5 83.33333 9 100 4 80
59 NIA 6 100 7 77.77778 4 80
60 USF 5 83.33333 8 88.88889 5 100
JUMLAH 322 5366.667 470 5222.222 252 5040
Rata-rata 89.4444444444444 87.037037037037 84
86

(89 , 44 +87 , 03+ 84)


Nilai rata – rata aspek pengetahuan = = 86,82 (Sangat
3
Tinggi)

Epistemik
Total Skor Nilai
5 100
3 60 Indikator Aspek Pengetahuan
5 100 Konten
87

Lampiran C. 10 Analisis Ketercapaian Soal Tiap Indikator

ANALISIS KETERCAPAIAN LITERASI SAINS TIAP INDIKATOR SOAL


84,99
14 37
√ 17 39
20 59
√ 18 46 Sangat Tinggi
√ 6 57
7 59
87,33
√ 16 41
√ 19 55 Sangat Tinggi

√ 15 48 80
Tinggi
2 2 4 1 2 3
Lampiran C. 11 Tabel Skor Literasi Sains Aspek Sikap

TABEL SKOR ANGKET ASPEK SIKAP


Item Pernyataan
NO Nama Skor
P1(-) P2(+) P3(+) P4(+) P5(-) P6(+) P7(-) P8(+) P9(+) P10(+) P11(-) P12(-) P13(-) P14(-) P15(+) P16(-) P17(-) P18(-) P19(+) P20(+)
1 MSR 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 54
2 MA 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 4 3 3 4 3 3 56
3 AJ 3 1 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 51
4 AJS 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 4 49
5 RZ 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 51
6 MA 3 4 4 4 1 4 1 4 4 4 1 1 1 1 4 1 1 1 3 4 51
7 MRN 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 49
8 A 4 4 4 4 1 4 1 4 4 4 1 1 1 4 4 1 4 1 4 4 59
9 NAA 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 51
10 RD 3 4 4 3 2 3 2 3 3 4 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 57
11 NM 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 56
12 SN 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 50
14 IJS 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 54
15 SN 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 54
16 AI 3 2 3 4 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 49
17 SWA 4 4 2 4 1 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 69
18 ESR 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 1 3 2 2 4 2 3 52
19 AIS 1 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 49
20 A 4 4 4 4 1 4 1 4 4 4 4 3 1 4 4 1 4 1 4 4 64
21 SFI 3 3 3 2 2 3 3 2 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 58
22 SRA 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 55
23 SN 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 53
24 MI 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 59
25 UR 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 51
26 ANI 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 54
27 SRN 2 3 3 3 2 4 2 3 3 3 2 2 2 2 4 1 2 2 4 3 52
28 NKA 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 48
29 H 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 60
30 NAA 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 57
31 MF 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 48
32 AH 3 3 3 4 2 2 1 1 3 3 4 2 3 3 4 2 2 1 3 3 52
33 NR 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 55
34 NA 1 3 4 3 1 3 2 3 4 4 3 1 2 2 3 1 2 2 3 3 50
35 CGP 3 4 4 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 4 2 1 4 4 3 2 54
36 WA 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 50
37 R 1 1 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 4 3 3 48
38 TP 1 4 3 4 2 4 1 3 4 4 1 1 2 2 3 2 2 2 3 3 51
39 AT 1 4 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 50
40 A 3 3 1 1 3 3 4 3 2 2 4 1 4 3 2 4 5 1 2 3 54
41 EGE 1 2 1 4 1 3 3 3 3 2 1 2 3 3 2 2 3 2 3 3 47
42 N 3 4 3 2 2 2 3 2 2 4 1 2 2 1 3 3 1 2 2 3 47
43 MPD 1 4 4 3 2 4 3 4 4 4 3 1 2 3 4 1 1 1 4 4 57
44 S 2 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 2 2 2 1 1 2 3 3 4 54
45 ARS 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 2 1 1 2 3 2 2 2 4 3 51
46 FRA 1 1 4 2 4 4 1 4 4 4 2 1 1 2 4 3 2 3 3 4 54
47 HNQ 1 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 47
48 AW 2 3 1 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 48
49 A 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 51
50 MRA 2 4 1 4 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 1 50
51 NAA 2 3 4 3 2 2 1 3 2 3 2 3 1 2 3 3 3 1 3 3 49
52 AFA 2 1 2 3 2 3 1 3 2 3 2 3 2 2 3 1 2 1 3 3 44
53 AI 4 3 3 2 1 3 1 2 4 3 2 2 2 2 3 3 2 3 4 3 52
54 MAP 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 1 1 1 2 2 5 4 2 3 47
55 MM 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 51
56 FF 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 51
57 SP 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 52
58 NSV 4 2 4 2 3 3 2 2 1 3 1 3 2 3 3 2 3 2 3 3 51
59 NIA 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 57
60 USF 2 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 56
Jumlah 148 171 174 168 119 176 131 172 168 179 140 132 123 141 172 136 152 144 175 179
89

Lampiran C. 12 Analisis Data Aspek Sikap

ANALISIS DATA KEMAMPUAN LITERASI SAINS APEK SIKAP

Data presentasi skor kemampuan literasi sains peserta didik aspek sikap dapat
diperoleh dengan rumus :

R
NP= × 100
SM

R 54
1. NP= × 100 = × 100 = 67,5
SM 80
R 56
2. NP= × 100 = × 100 = 70
SM 80
R 51
3. NP= × 100 = × 100 = 63,75
SM 80
R 49
4. NP= × 100 = × 100 = 61,25
SM 80
R 51
5. NP= × 100 = × 100 = 63,75
SM 80
R 51
6. NP= × 100 = × 100 = 63,75
SM 80
R 49
7. NP= × 100 = × 100 = 61,25
SM 80
R 59
8. NP= × 100 = × 100 = 73,75
SM 80
R 51
9. NP= × 100 = × 100 = 63,75
SM 80
R 57
10. NP= × 100 = × 100 = 71,25
SM 80
R 56
11. NP= × 100 = × 100 = 70
SM 80
R 50
12. NP= × 100 = × 100 = 62,5
SM 80
R 54
13. NP= × 100 = × 100 = 67,5
SM 80
R 54
14. NP= × 100 = × 100 = 67,5
SM 80
90

R 55
15. NP= × 100 = × 100 = 68,75
SM 80
R 49
16. NP= × 100 = × 100 = 61,25
SM 80
R 69
17. NP= × 100 = × 100 = 86,25
SM 80
R 52
18. NP= × 100 = × 100 = 65
SM 80
R 49
19. NP= × 100 = × 100 = 61,25
SM 80
R 64
20. NP= × 100 = × 100 = 80
SM 80
R 58
21. NP= × 100 = × 100 = 72,5
SM 80
R 55
22. NP= × 100 = × 100 = 68,75
SM 80
R 53
23. NP= × 100 = × 100 = 66,25
SM 80
R 59
24. NP= × 100 = × 100 = 73,75
SM 80
R 51
25. NP= × 100 = × 100 = 63,75
SM 80
R 54
26. NP= × 100 = × 100 = 67,5
SM 80
R 52
27. NP= × 100 = × 100 = 62
SM 80
R 48
28. NP= × 100 = × 100 = 60
SM 80
R 60
29. NP= × 100 = × 100 = 75
SM 80
R 57
30. NP= × 100 = × 100 = 71,25
SM 80
R 48
31. NP= × 100 = × 100 = 60
SM 80
R 52
32. NP= × 100 = × 100 = 65
SM 80
91

R 55
33. NP= × 100 = × 100 = 68,75
SM 80
R 50
34. NP= × 100 = × 100 = 62,5
SM 80
R 54
35. NP= × 100 = × 100 = 67,5
SM 80
R 50
36. NP= × 100 = × 100 = 62,5
SM 80
R 48
37. NP= × 100 = × 100 = 60
SM 80
R 51
38. NP= × 100 = × 100 = 63,75
SM 80
R 50
39. NP= × 100 = × 100 = 62,5
SM 80
R 54
40. NP= × 100 = × 100 = 67,5
SM 80
R 47
41. NP= × 100 = ×100 = 58,75
SM 80
R 47
42. NP= × 100 = ×100 = 58,75
SM 80
R 57
43. NP= × 100 = × 100 = 71,25
SM 80
R 54
44. NP= × 100 = × 100 = 67,5
SM 80
R 51
45. NP= × 100 = × 100 = 63,75
SM 80
R 54
46. NP= × 100 = × 100 = 67,5
SM 80
R 47
47. NP= × 100 = ×100 = 58,75
SM 80
R 48
48. NP= × 100 = × 100 = 60
SM 80
R 51
49. NP= × 100 = × 100 = 63,75
SM 80
R 50
50. NP= × 100 = × 100 = 62,5
SM 80
92

R 49
51. NP= × 100 = × 100 = 61,25
SM 80
R 44
52. NP= × 100 = ×100 = 55
SM 80
R 53
53. NP= × 100 = × 100 = 66,25
SM 80
R 47
54. NP= × 100 = ×100 = 58,75
SM 80
R 51
55. NP= × 100 = × 100 = 63,75
SM 80
R 51
56. NP= × 100 = × 100 = 63,75
SM 80
R 52
57. NP= × 100 = × 100 = 65
SM 80
R 51
58. NP= × 100 = × 100 = 63,75
SM 80
R 57
59. NP= × 100 = × 100 = 71,25
SM 80
R 56
60. NP= × 100 = × 100 = 70
SM 80
93

Lampiran C. 13 Presentase Kemampuan Literasi Sains Aspek Sikap


TABEL DATA PRESENTASE LITERASI SAINS PESERTA DIDIK
ASPEK SIKAP

NO Nama Nilai Literasi sains Kriteria


1 MSR 67, 5 Cukup
2 MA 70 Cukup
3 AJ 63,75 Cukup
4 AJS 61,25 Cukup
5 RZ 63,75 Cukup
6 MA 63,75 Cukup
7 MRN 61,25 Cukup
8 A 73,75 Cukup
9 NAA 63,75 Cukup
10 RD 71,25 Cukup
11 NM 70 Cukup
12 SN 62,5 Cukup
14 IJS 67,5 Cukup
15 SN 67,5 Cukup
16 AI 68,75 Cukup
17 SWA 61,25 Cukup
18 ESR 86,25 Baik
19 AIS 65 Cukup
20 A 80 Baik
21 SFI 72,5 Cukup
22 SRA 68,75 Cukup
23 SN 66,25 Cukup
24 MI 73,75 Cukup
25 UR 63,75 Cukup
26 ANI 67,5 Cukup
27 SRN 62 Cukup
28 NKA 60 Cukup
29 H 75 Cukup
30 NAA 71,25 Cukup
31 MF 60 Cukup
32 AH 65 Cukup
33 NR 68,75 Cukup
34 NA 62,5 Cukup
35 CGP 62,5 Cukup
36 WA 60 Cukup
37 R 63,75 Cukup
38 TP 62,5 Cukup
39 AT 67,5 Cukup
40 A 58,75 Cukup
41 EGE 58,75 Cukup
42 N 58,75 Cukup
43 MPD 71,25 Cukup
44 S 67,5 Cukup
45 ARS 63,75 Cukup
46 FRA 67,5 Cukup
47 HNQ 58,75 Cukup
48 AW 60 Cukup
49 A 63,75 Cukup
50 MRA 62,5 Cukup
51 NAA 61,25 Cukup
52 AFA 55 Cukup
53 AI 66,25 Cukup
54 MAP 58,75 Cukup
55 MM 63,75 Cukup
56 FF 63,75 Cukup
57 SP 65 Cukup
58 NSV 63,75 Cukup
59 NIA 71,25 Cukup
60 USF 70 Cukup
Rata - rata 70 Cukup
94

Nilai Literasi Sains Frekuensi Presentase Kategori


86 – 100 - - Sangat Baik
76 – 85 2 3,33% Baik
60 – 75 57 95% Cukup
55 – 59 1 1,6% Kurang
≤ 54 - - Kurang Sekali
95

Lampiran C. 14 Presentase Kemampuan Literasi Sains Aspek Sikap


Tiap Indikator

Peserta didik komitmen untuk


Menilai pendekatan ilmiah
menggunakan pendekatan ilmiah
untuk penyelidikan
dalam melakukan penelitian

Peserta didik menunjukan


kemampuan mengkritik sebagai
sarana untuk membuktikan
keabsahan gagasan dan ide
apapun

Peserta didik menunjukan


perhatian terhadap lingkungan
dan kehidupan yang
Persepsi dan kesadaran berkelanjutan
akan isu lingkungan
Peserta didik menunjukan sikap
untuk mengambil tindakan dan
mempromosikan perilaku ramah
lingkungan
Jumlah total

Anda mungkin juga menyukai