Anda di halaman 1dari 7

2021 Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM) ISSN 2809-2767

Purwokerto, Indonesia, 06 Oktober 2021

Asuhan Keperawatan Gerontik Nyeri Akut pada


Ny. Y dengan Masalah Asam Urat di Desa
Wonosroyo, Watumalang, Wonosobo

Wahyu Gusmiarti1),*, Dwi Novitasari2), Madyo Maryoto3)


1,3
Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga, Fakultas Kesehatan Universitas Harapan Bangsa,
Kembaran, Banyumas 53182, Indonesia
2
Program Studi KeperawatanAnestesiologi Program Sarjana Terapan, Fakultas Kesehatan Universitas Harapan
Bangsa, Kembaran, Banyumas 53182, Indonesia
1 2 3
Wahyugusmiarti3@gmail.com *; dwinovitasari@uhb.ac.id ; madyomaryoto81@yahoo.com

ABSTRACT

The elderly are prone to gout. The large content of uric acid in the blood will cause the accumulation
of uric acid in the joints so that this accumulation makes the joints sore, sore, and inflamed. Nursing
problems experienced by elderly patients such as arthritis gout are acute pain. The purpose of the
study was to be able to carry out chronic pain gerontic nursing care for Ny. Y with uric acid problems
(Gout Athritis). The research method is a case study conducted in the village of Wonosroyo,
Watumalang, Wonosobo. The subject of this research is Mrs. Y with uric acid problems (Gout arthritis)
in Wonosroyo village, Watumalang, Wonosobo. This research method uses a case study conducted
for 5 days from March 25-29 2021 for 5x24 hours. on the application of nursing care to clients on the
first day and the third day has progress for the problems experienced, On the fourth and fifth days, the
acute pain nursing problem related to biological injury agents has been resolved.

Key Word: Nursing Care, Gout Arthritis, and Acute Pain

ABSTRAK

Lansia rentan mengalami asam urat. Kandungan asam urat yang besar di darah bakal
mengakibatkan penimbunan asam urat didalam persendian sehingga penimbunan inilah yang
membuat sendi sakit, perih, serta meradang. Permasalahan keperawatan yang dialami pada
penderita lanjut umur semacam arthritis gout merupakan nyeri akut. Tujuan penelitian ialah bisa
melaksanakan asuhan keperawatan gerontik nyeri kronis pada Ny. Y dengan permasalahan asam
urat (Gout Athritis). Metode penelitian ini adalah studi kasus yang dilaksanakan di desa Wonosroyo,
Watumalang, Wonosobo. Penelitian ini yang menjadi subjek adalah Ny. Y dengan permasalahan
asam urat (Gout athritis) di desa Wonosroyo, Watumalang, Wonosobo. Metode penelitian ini
menggunakan studi kasus yang dilakukan selama 5 hari dari tanggal 25-29 maret 2021 selama 5x24
jam. pada penerapan asuhan keperawatan kepada klien pada hari pertama dan hari ke tiga memiliki
kemajuan untuk masalah yang dialami, hari ke empat dan kelima masalah keperawatan nyeri akut
berhubungan dengan agen cidera biologis sudah teratasi..

Kata Kunci: Asuhan Keperawatan, Gout Artritis, dan Nyeri Akut

Gusmiarti, Novitasari, & Maryoto 1082


PENDAHULUAN Kerusakan yang terjadi mengindikasikan
Proses menua ialah sesi akhir manusia nyeri akut. Fakta bahwa nyeri ini terjadi
sehabis melewati tiga sesi umur dalam dan mencontohkan untuk menghindari
kehidupan semacam umur anak, umur kondisi serupa yang secara potensial
dewasa, serta umur tua kerap diucap menimbulkan nyeri jika kerusakan
dengan proses jadi tua. Masalah yang sebentar dan tidak ada penyakit sistematik
muncul baik secara fisik, sosial ekonomis, (Nugroho. 2012).
maupun mental dapat terjadi akibat dari
Menghindari stress, efek samping
proses menua. Kelemahan pada
penggunaan obat, infeksi, dan
kemampuan fisik saat lanjut usia, seperti
menghindari makanan yang banyak
kemunduran terutama kelemahan fisik.
mengandung purin seperti jerowan
Lansia mempunyai kerentanan terhadap
berguna untuk mengurangi rasa nyeri di
penyakit, salah satunya adalah penyakit
persendian pada penderita Arthritis Gout.
asam urat (Nugroho. 2012).
Mengatasi nyeri yang dirasakan oleh
Kandungan asam urat yang besar di pasien dan meminimalisir resiko infeksi
darah menimbulkan penimbunan asam dengan memberikan asuhan keperawatan
urat di persendian akibatkan penimbunan secara komprehensif merupakan peran
ini mengakibatkan sendi nyeri, meradang, seorang perawat yang dibutuhkan untuk
dan sakit. Tingginya kadar asam urat meningkatkan asuhan keperawatan
dalam darah menyebabkan penyakit sendi terhadap penderita Arthritis Gout dengan
gout (arthritis gout) (Sutanto, 2013). Gout diagnosa keperawatan nyeri akut.
memiliki indikasi utamanya antara lain Diharapkan keadaan penderita Arthritis
sendi mengalami peradangan, hal ini Gout dapat terkontrol dengan adanya
akibat penumpukan asam urat (uric acid) asuhan keperawatan itu (Maramis, 2016).
melebihi ambang normal. Gout terjadi
Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia
karena proses asam urat yang tinggi, atau
(KDM) diupayakan dengan memakai
zat sisa dari organ ginjal yang mengalami
metodologi proses keperawatan, dilandasi
penyusutan, serta gaya hidup yang tidak
etik keperawatan, berdasarkan standar
sehat misalnya mengkonsumsi alcohol
keperawatan, dalam lingkup tanggung
dan jeroan, kemudian efek samping dari
jawab serta wewenang keperawatan.
obat dan stress (Sutanto, 2013).
Praktek keperawatan yang langsung
Menurut World Health Organization diberikan pada klien ditatanan pelayanan
(WHO) (20190 data penderita Gout kesehatan meliputi pengkajian, diagnosa
Arthritis sebanyak 34,2%. Di Amerika keperawatan, perencanaan keperawatan,
Serikat ditemukan data 26,3% kasus dari pelaksanaan, dan evaluasi. Pendekatan
jumlah penduduk total. Provinsi Jawa utama pada pemberian asuhan
Tengah penyumbang kasus Arthritis Gout keperawatan salah satunya ialah proses
sekitar 2,6-47,2%. Dari penelitian keperawatan yang intinya digunakan
ditemukan kasus Gout 4,9% dengan untuk proses pengambilan keputusan dan
kandungan asam urat di darah >9mg/dl, menyelesaikan masalah (Nursalam,
0,1% dengan kandungan <7mg/dl, 0,5% di 2011).
kandungan 7-8,9%mg/dl. Setelah 5 tahun,
Berdasar uraian yang ada, penulis
kasus kumulatif Gout mencapai 22% pada
tertarik untuk membahas judul “asuhan
kandungan >9mg/dl (Rikedas. 2018).
keperawatan gerontik nyeri akut pada Ny.
Nyeri akut menjadi masalah Y dengan masalah asam urat (Gout
keperawatan yang muncul pada pasien Athritis) di desa Wonosroyo”.
penderita lansia Arthritis Gout. Kerusakan
Tujuan penelitian ini diharapkan penuli
jaringan potensial atau actual
mampu melakukan asuhan keperawatan
digambarkan menjadi sesuatu kerusakan
pada pasien gouth arthritis dan mampu
(Internasional Association for The Study of
untuk menegakkan diagnosa pada, serta
Pain); nyeri dirasakan dari skala ringan
dapat melakukan rencana keperawatan,
sampai skala berat dengan akhir yang
tindakan keperawatan, dan evaluasi
bisa diprediksi (Herdman, 2015).
dengan benar.

Gusmiarti, Novitasari, & Maryoto 1083


METODE PENELITIAN Nyeri biasanya timbul setelah klien
Jenis penelitian ini menggunakan melakukan aktivitas yang berat. Klien juga
metode deskriptif. Penelitian ini yang mengatakan bahwa sakit “asam urat” yang
menjadi subjek adalah Ny. Y dengan dialami telah berlangsung sejak 3 bulan
kasus asam urat (gout athritis) yang yang lalu. Klien mengatakan rutin
dilaksnakan di desa Wonosroyo, memeriksakan kesehatannya jika ada
Watumalang, Wonosobo, yang program poliklinik setiap sebulan sekali,
dilaksanakan selama 5 hari dari tanggal tetapi sakitnya kambuh lagi. Dari data
25-29 maret 2021 Pengumpulan data tersebut muncul masalah keperawatan
dilakukan dengan melakukan pengkajian Nyeri Akut.
hingga evaluasi.
Diagnosa Keperawatan
Pengalaman yang menyenangkan
HASIL DAN PEMBAHASAN yang muncul akibat kerusakan jaringan
Berdasarkan studi kasus yang aktual atau potensial yang digambarkan
dilakukan menggunakan proses sebagai kerusakan (Internasional
keperawatan dari pengkajian hingga Association for the study of pain) nyeri
evaluasi, diperoleh beberapa hal yang tiba-tiba dan skala ringan hingga
permasalah yang timbul pada kasus berat dengan akhir yang dapat diantisipasi
tersebut dalam tinjauan teori, penegakan (Herdman, 2015). Menurut Herdman
diagnosa keperawatan, intervensi atau (2015), nyeri akut dapat terjadi jika
rencana keperawatan, dan renspon dari terdapat tanda-tanda diaphoresis, dilatasi
klien yang perlu dilakukan pembahasan. pupil, ekspresi wajah (gelisah, manahan
Selama 5 hari penulis melakukan asuhan nyeri, melindungi daerah nyeri), keluhan
keperawatan pada Ny. Y, penulis tentang intensitas menggunakan standar
memprioritaskan masalah nyeri akut skala nyeri, perubahan selera makan,
berhubungan dengan agen cedera fisik sikap melindungi area nyeri. Batasan
karakteristik yang sudah dipenuhi pada
Peneliti memprioritaskan nyeri akut
kasus yaitu: Ny Y mengekspresikan wajah
karena nyeri merupakan masalah
nyeri ditandai dengan meringis kesakitan,
kebutuhan kenyamanan pada seseorang
keluhan tentang intensitas menggunakan
dan berperan dalam perlindungan tubuh,
standar skala nyeri di tandai dengan Ny Y
artinya nyeri tidak hanya berhubungan
mengatakan skala nyeri bernilai 5 dari 10,
dengan sistem saraf tetapi berhubungan
mengespresikan perilaku (gelisah,
juga dengan sistem pertahanan tubuh,
merengek) di tandai dengan merintih
proses inilah yang memelihara
kesakitan, diaphoresis ditandai dengan,
kelangsungan hidup tubuh manusia
perubahan selera makan di tandai dengan
(Potter & Perry, 2013).
mengatakan kurang nafsu makan karena
Pengkajian merasakan nyeri. Batasan karakteristik
Pengkajian dilakukan pada tanggal 25 yang tidak terpenuhi karena pengkajian
Maret 2021 meliputi pengkajian data menunjukkan delapan gejala, tetapi itu
(identitas, riwayat kesehatan dan kondisi sudah cukup karena penegakkan
fisik klien) dan pengkajian psikososial diagnose minimal tiga Batasan
(status mental, status sosial, perilaku karakteristik.
kesehatan, lingkungan, pemanfaatan
Peneliti menegakkan masalah
layanan kesehatan dan tingkat
keperawatan nyeri akut berdasarkan data
pengetahuan/ sikap) klien. Untuk
yang di temukan pada Ny Y, antara lain:
pemeriksaan tekanan darah pada pasien
mengatakan nyeri bertambah saat
terdapat 160/100, Setelah dilakukan
beraktivitas, nyeri seperti ditusuk-tusuk,
pengkajian pada Ny. Y, ditemukan data
Skala nyeri 5 dari 10, Nyeri hilang timbul.
berupa adanya keluhan nyeri pada kaki
Berdasarkan data tersebut maka penulis
bagian bawah. Klien mengatakan nyeri
merumuskan diagnosa keperawatan nyeri
seperti linu, dengan skala 5 dari 10. Nyeri
akut berhubungan dengan agen cedera
bertambah saat beraktivitas, berkurang
fisik.
saat istirahat dan diberi obat oles hangat.

Gusmiarti, Novitasari, & Maryoto 1084


Batas karakteristik pada diagnosis nyeri juga diharapkan dapat diidentifikasi
nyeri akut bisa berbentuk anoreksia, fakta dengan beberapa indikator seperti laporan
nyeri dengan memakai skala nyeri bagi adanya pengurangan nyeri, tidak adanya
penderita yang tidak bisa ekspresi wajah yang terlihat menahan
mengungkapkannya( misalnya Neonatal nyeri, ketegangan otot ringan, dan adanya
Infant Pain Scale, Pain Assesment penurunan tekanan darah ke saraf sedang
Checklist for Senior with Limited Ability to dari kisaran normal.
Communicate), ekspresi wajah nyeri(
Intervensi yang penulis rancang yaitu
misalnya nampak kacau, gerakan mata
Pain management (1400) karena nyeri
berpencar ataupun senantiasa pada satu
dapat berpengaruh besar terhadap
fokus, meringis), fokus pada diri sendiri,
emosional dan aktivitas pasien, dilakukan
laporan tentang sikap nyeri/ pergantian
tindakan tersebut supaya dapat
kegiatan( misalnya anggota keluarga,
mengurangi rasa nyeri, agar pasien
pemberi asuhan), serta pergantian pola
mendapatkan kenyamanannya kembali.
tidur. Sedangkan faktor yang
Hal ini sesuai dengan penelitian Syahriani,
berhubungan dengan diagnosis nyeri akut
(2015) manajemen nyeri yang digunakan
dapat berupa agen cidera fisik. Penderita
adalah relaksasi karena dilakukan
arthritis gout, faktor-faktor penghubung
pengalihan pola pikir pasien dan fokus
yang dapat diterapkan untuk klien lansia
pada pernafasan, pasien disarankan rileks
dengan diagnosis keperawatan nyeri akut
dan membuang beban yang memenuhi
adalah agen pencedera, gangguan
pikirannya dengan hal yang membuat
keturunan, gangguan daya tahan tubuh,
damai dan tenang, maka secara tidak
kondisi muskuloskeletal kronis, gangguan
langsung tehnik relaksasi dapat
pola istirahat, kelamin wanita, kompresi
mengurangi rasa nyerinya walaupun tidak
otot, mengangkat beban berat berulang,
menetap.
dan usia > 50 tahun.
Berdasar hasil penelitian sebelumnya
Intervensi Keperawatan
terkait relaksasi autogenic dapat
Selama melakukan asuhan di rumah
menurunkan nyeri yang dialami lansia
pasien, peneliti menggunakan pedoman
dengan hipertensi menunjukkan bahwal
asuhan keperawatan berdasarkan
relaksasi dapat menurunkan nyeri karena
Herdman & Kamitsuru (2015) untuk
diduga dapat meningkatkan relaksasi dan
menentukan diagnosis-diagnosis
meningkatkan hormone endorphin
keperawatan yang tepat bagi klien, serta
endogenous sehingga memodulasi nyeri
untuk menentukan rencana intervensi
yang dirasakan lansia (Novitasari;
keperawatan yang tepat, yang kemudian
Wirakhmi, 2018).
disesuaikan untuk diterapkan pada klien
lansia. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan yang
Lansia berisiko tinggi mengalami nyeri
sedang berjalan sesuai dengan indikator
akut yang mempunyai resiko serius dalam
intervensi yang dipilih, tetapi terdapat
aktivitas dan kegiatan hidup mereka
tindakan yang tidak dilaksanakan
dikarenakan terjadinya peningkatan
sepenuhnya diantaranya melakukan
insiden penyakit kronik, jatuh, dan
pengkajian nyeri secara komprehensif
masalah kesehatan lain yang
menurut Patasik, et al, (2013) nyeri adalah
berhubungan dengan proses penuaan.
hal yang sangat tidak menyenangkan dan
Penulis menyusun rencana asuhan
beragam pada setiap individu,
keperawatan manajemen nyeri (1400)
mendapatkan data subyektif dan objektif
dengan kriteria hasil kontrol nyeri (1605)
dari pasien untuk menilai seberapa berat
dan tingkat nyeri (2102). Diharapkan,
pengaruh nyeri yang dirasakan oleh
dalam waktu lima hari klien mampu
pasien tersebut. Pengkajian nyeri secara
melaporkan nyeri yang terkontrol, bisa
komprehensif dilakukan untuk mengetahui
mencerminkan hal yang menyebabkan
seberapa berat nyeri yang dirasakan oleh
dan menggunakan tindakan pencegahan
pasien menggunakan skala pengingat
nyeri, serta mampu mengenali apa saja
PQRST, dengan menanyakan kepada
yang ter-kait dengan gejala nyeri. Tingkat

Gusmiarti, Novitasari, & Maryoto 1085


pasien skala nyeri kapan nyeri mulai kejang otot atau terjadinya vasodilatasi
dirasakan, apa yang menyebabkan timbul, pembuluh darah.
apakah bertambah berat, nyeri yang
Mengajarkan tehnik non farmakologi
dirasakan seperti apa (tersayat-sayat,
nafas dalam jika nyeri muncul karena
tertusuk-tusuk, panas, tertimpa benda
bertujuan untuk mengurangi nyeri,
berat), pada bagian mana yang
meningkatkan relaksasi sehingga
merasakan nyeri, skala nyeri yang
mengurangi ketegangan otot. Cara
dirasakan berapa dari 1-10, kapan
melakukan relaksasi nafas dalam yaitu
nyerinya timbul, nyeri timbul karena apa,
memerintahkan pasien posisi fowler
harapan pasien terhadap nyeri.
selanjutnya menyuruh pasien merilekskan
Implementasi dilaksanakan sesuai pikiran setelah itu meletakkan tangan
indikator intervensi yang telah ditetapkan kanan di dada pasien dan tangan kiri pada
sebelumnya. Terdapat beberapa perut selanjutnya memerintahkan pasien
intervensi yang mampu dan tidak mampu supaya tarik nafas dalam-dalam melalui
penulis lakukan di lapangan dikarenakan hidung selanjutnya ditahan selama 3 detik
oleh beberapa kendala dan kurangnya dan meminta pasien untuk membuang
sarana untuk melakukan pemeriksaan pikiran-pikiran negatif tentang nyerinya
lebih lanjut mengenai penyakit yang buang besama dengan nafas melalui
dialami oleh klien. Berikut ini adalah mulut, nafas dalam dilakukan berulang
ringkasan penggambaran implementasi sebanyak 3 kali.
yang telah penulis lakukan kepada Ny Y
Evaluasi akhir didapatkan data bahwa
pada setiap diagnosis keperawatan yang
nyeri persendian pada klien sudah
telah ditentukan yaitu nyeri akut
membaik dan mereda apabila klien
berhubungan dengan agen cidera fisik.
meminum obat. Rencana keperawatan
Tindakan yang telah peneliti lakukan tindak lanjut mengatasi masalah ini adalah
untuk mengurangi nyeri yang dialami oleh dengan menganjurkan klien banyak
klien di antaranya adalah pemantauan istirahat dan membiasakan diri melakukan
tanda-tanda nyeri dengan cara mengukur teknik relaksasi napas dalam jika nyeri
tempat, karakter, durasi, frekuensi, datang kembali dan teratur minum obat
kualitas, keparahan nyeri dan faktor untuk proses penyembuhan.
pemicu nyeri. Penulis juga melakukan
Materi asuhan keperawatan gerontik,
kompres jahe kepada klien karena
penulis telah mempelajari beberapa teori
kompres jahe atau obat oles hangat yang
tentang tindakan untuk menangani nyeri
memberikan sensasi rasa hangat untuk
pada klien yang dapat dilakukan secara
mengurangi nyeri. Penulis juga
sederhana dan mandiri seperti kompres
memberikan anjuran kepada klien untuk
jahe, penulis dapat melakukan tindakan
konsisten mengecek kesehatan jika ada
tersebut karena lebih ekonomis bahan
program poliklinik yang dilaksanakan
baku yang tergolong murah mudah
sebulan sekali dan rajin meminum obat
didapat di rumah klien, sehingga penulis
untuk mengurangi atau mengatasi nyeri,
lebih menganjurkan melakukan
serta menawarkan bantuan bila klien
implementasi dengan teknik
sedang dalam keadaan tidak mampu
nonfarmakologi. Penanganan dengan obat
untuk melakukannya sendiri.
efektif untuk mengatasi nyeri daripada
Hasil penelitian didapatka bahwa dengan terapi alternatif nonfarmakologi.
kompres jahe hangat dapat mengurangi Tetapi, mengingat usia klien yang telah
nyeri pada gout artiritis, Kompres jahe lanjut, dikhawatirkan obat-obatan yang
hangat adalah pengobatan tradisional dikonsumsi akan makin memperburuk
atau terapi alternatif untuk mengurangi kondisi kesehatan anggota tubuh yang
nyeri gout athritis, selain itu jahe juga lainnya seperti hati dan ginjal.
memiliki efek farmakologis berupa sensasi
Martono & Pranaka (2014)
panas dan pedas, dimana panas ini dapat
menyebutkan bahwa terdapat beberapa
meredakan rasa sakit, kekakuan otot dan
hal yang perlu mendapatkan tindak lanjut
dokter dan tenaga kesehatan yang

Gusmiarti, Novitasari, & Maryoto 1086


lainnya, salah satunya adalah bahwa SIMPULAN
proses menjadi tua menyebabkan Evaluasi hasil dari kasus asuhan
perubahan farmakokinetik dan keperawatan yang diberikan selama 5
farmakodinamik, juga penurunan fungsi hari dengan masalah Asam urat (Gouth
dari berbagai organ, sehingga tingkat athritis) didapatkan adanya
keamanan obat dan efektivitas obat pada pembengkakan di bagian kaki dan
klien lanjut usia akan berubah terdapat kemerahan dibagian kaki, pasien
dibandingkan dengan klien yang masih merasakan nyeri yang tidak tertahankan
berusia muda. Pemberian obat yang serta adanya rasa panas diarea kaki, pada
rasional bagi golongan lanjut usia perlu saat penulis melakukan pengkajian dan
lebih sering dilakukan dan memberikan arahan untuk menghindari
dimasyarakatkan. makanan yang tinggi purin misalnya
seperti jeroan, kacang-kacangan dll, pada
Melihat kondisi Ny Y yang sekarang,
saat proses pengkajianpun pasien dapat
penulis dapat mengambil kesimpulan
mengikuti arahan dari penulis sehingga
bahwa beliau masih dalam keadaan yang
proses asuhan keperawatan yang
sehat dan mandiri meski dengan adanya
dilakukan penulis selama 5 hari dengan
penyakit gout yang dimiliki. Namun seiring
masalah keperawatan nyeri akut sudah
bertambahnya usia, bukan hal yang tidak
teratasi karena saat pengkajian
mungkin jika nantinya Ny Y akan
didapatkan data skor empat setelah
mengalami peningkatan dalam penurunan
dilakukan pengkajian selama 5x24 jam.
fungsi fisiologis akibat proses penuaan
sehingga berbagai penyakit yang lain juga
dapat muncul. Ini adalah kondisi yang SARAN
normal dalam proses menua. Perlu Pasien disarankan lebih
adanya penyesuaian rencana tindakan memperhatikan kondisi dan kebutuhan
seiring dengan meningkatnya usia klien yang diperlukan pada dirinya, dan
untuk memastikan agar tindakan-tindakan tetap untuk mengontrol asupan atau
keperawatan di waktu yang akan datang mengontrol makananya, dianjurkan
dapat realistis dan sesuai dengan kondisi juga untuk tetap melakukan apa yang
klien saat itu sehingga waktu dan tenaga sudah diajarkan oleh penulis.
(baik dari sisi perawat maupun klien) yang
diberikan nantinya tidak akan sia-sia dan
DAFTAR PUSTAKA
target tindakan juga dapat lebih mudah Aspiani, R.Y. 2014. Buku Ajar Asuhan
tercapai. Keperawatan Gerontik. Jakarta: Trans. Info
Evaluasi Keperawatan Media.
Evaluasi hari kelima nyeri sudah Herdman, T . H., & Kamitsuru, S. 2018.
teratasi dengan data yang diperoleh Diagnosis KeperawatanDefinisi &
Klasifikasi2015-2017 Edisi 10. Jakarta:
sebagai berikut Ny Y terkadang masih
EGC
merasakan nyeri walaupun tidak sering, Mansjoer, A. 2012. Kapita Selekta Kedokteran,
Ny Y melakukan tehnik nafas dalam jika edisi 4, Jakarta : Media
nyerinya muncul, nyeri berkurang, nyeri Maramis, R. l. 2016. Kebermakanaan hidup
timbul pada saat beraktivitas, nyeri seperti dan kecemsan dalam mengdahapi
ditusuk-tusuk, Ny Y merasakan nyeri pada kematianpada lansia di panti wedha
kaki, Skala nyeri ringan skala 2 dari 10, samarinda. ejournal Psikologi , 319- 332.
Nyeri hilang timbul, TD: 160/100 mmHg, Mubarak, I.W., et al., 2015. Buku Ajar Ilmu
N: 89 x/menit, S: 36,6 ℃, RR: 19x/menit. Keperawatan Dasar (Buku 1). Salemba
Medika : Jakarta.
Nugroho. 2012. Hubungan Dukungan Sosial
dengan Tingkat Sosial pada Lansia. Skripsi
tidak dipublikasikan, Fakultas Ilmu
kesehatan Muhammadiyah, Surakarta,
Indonesia
NANDA. (2015). Panduan Diagnosa
Keperawatan NANDA 2015-2017 Definisi
dan Klasifikasi. Philadhelpia.

Gusmiarti, Novitasari, & Maryoto 1087


Novianti.(2015). Hidup Sehat Tanpa Asam
Urat. Edisi 1.Yogyakarta: Buku pintar.
Novitasari, D; Wirakhmi, I.N. (2018).
Hubungan nyeri kepala dengan
kemampuan activity of daily living pada
penderita hipertensi di Kelurahan Mersi,
Purwokerto. Proceeding 2018 Enhanching
memory, reproduction, and quality of life in
elderly. LPPM Stikes Harapan Bangsa (1):
35-47
Nurarif, A.H. dan Kusuma. H. 2015. Aplikasi
Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC.
Jogjakarta: MediAction
Putri, S.Q.D. (2017). Pengaruh Pemberian
Kompres Jahe Terhadap Intensitas Nyeri Gout
Artritis Pada Lansia Di Pstw Budi Sejahtera
Kalimantan Selatan. Jurnal Keperawatan
dan Kesehatan Vol 5 No 2
Radharani, R. (2020). Kompres Jahe Hangat
dapat Menurunkan Intensitas Nyeri pada
Pasien Gout Artritis. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Sandi Husada. Volume 11,
Nomor 1, Juni 2020, pp;573-57
Riset Kesehatan Dasar. 2018. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI. Alfiyanti, Y.
2014. Metodelogi Penelitian Kualitatif
Dalam Reset Keperawatan.

Gusmiarti, Novitasari, & Maryoto 1088

Anda mungkin juga menyukai