Anda di halaman 1dari 59

Panduan Pengembangan Keagamaan Islam

Melalui Rohis Di Sekolah


Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
All Rights Reserved

Tim Penyusun
Pembina
Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP., M.T.
Dr. H. Rohmat Mulyana Sapdi, M.Pd.
Dr. H. Amrullah, M.Si.

Pengarah
H. M. Adib Abdushomad, M.Ag., M.Ed., Ph.D.

Anggota
M. Arif Fathullah, S.Pd.
Ida Farida, S.Ag.
Solla Taufiq, S.H.I.
Apriyadi Wardoyo, S.Sos., M.M.
Syamsudin Prasetyo, M.A., M.Soc.,Policy

Penulis
Sudarjat, M.Pd.
Mustahdi, M.Ag.
Dr. Abdul Muis, M.Pd.I
Dr. Hery Nugroho, M.S.I.

Penelaah
Abdul Munir
Tjipto Prakosa

Layouter & Desain Cover


Miftahul Abshor

Kementerian Agama RI
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Direktorat Pendidikan Agama Islam
Subdirektorat Pendidikan Agama Islam pada SMA/SMALB/SMK
Panduan Pengembangan Direktorat Pendidikan Agama Islam
Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah Kementerian Agama RI

KATA SAMBUTAN

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun


2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah menyebutkan bahwa salah satu bentuk kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah bisa berupa kegiatan keagamaan. Dasar aturan
tersebut memiliki relasi yang amat kuat dengan keberadaan mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI & BP) yang diberikan di
sekolah.
Kementerian Agama dalam hal ini Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
selaku instansi yang bertanggung jawab terhadap peningkatan mutu PAI
& BP, sangat merespon positif kegiatan-kegiatan keagamaan khususnya
keagamaan Islam yang diselenggarakan di sekolah. Kegiatan keagamaan
Islam tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari muatan
pembelajaran PAI & BP yang diajarkan di kelas. Kegiatan keagamaan Islam
merupakan sarana implementasi nilai-nilai maupun konsep-konsep yang
diterima melalui pembelajaran di kelas.
Berkenaan dengan kegiatan keagamaan Islam di sekolah, keberadaan
organisasi rohani Islam (Rohis) tidak bisa diabaikan begitu saja. Rohis sebagai
salah satu wadah aktualisasi peserta didik muslim perlu mendapatkan
afirmasi dan bimbingan agar eksistensinya mampu memberikan kontribusi
nyata bagi segenap civitas sekolah, khususnya dengan mempraktikkan
ajaran Islam yang penuh cinta dan kedamaian, menghargai perbedaan,
toleran, dan memiliki komitmen kebangsaan yang kuat.
Pengurus dan anggota Rohis adalah para agen moderasi beragama
yang membawa misi Islam rahmatan lil’alamin. Oleh karenanya, setiap
aktivitas Rohis dan anggotanya perlu dipandu agar pelaksanaannya tidak
terdistorsi oleh pemikiran maupun ideologi yang kontraproduktif terhadap
peran strategis Rohis itu sendiri. Di situlah saya melihat distingsi dari
buku Panduan Pengembangan Keagamaan Islam melalui Rohis di Sekolah.
Coveragenya tidak saja bagi siswa yang aktif sebagai pengurus Rohis,
tetapi juga para anggotanya. Mereka diharapkan dapat menjadi duta
(ambassador) ajaran Islam yang merahmati alam.
Buku Panduan Pengembangan Keagamaan Islam melalui Rohis di
Sekolah hadir sebagai salah satu wujud kepedulian Kementerian Agama

i
Direktorat Pendidikan Agama Islam Panduan Pengembangan
Kementerian Agama RI Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah

terhadap pembinaan Rohis. Panduan ini diharapkan dapat menjadi acuan


dalam pengembangan kegiatan Rohis, sehingga Rohis dapat mengelola
kegiatannya dengan lebih profesional dan mencapai target sebagaimana
yang diinginkan. Semoga panduan ini dapat memenuhi ekspektasi dan
menjadi jawaban atas tantangan serta kebutuhan peningkatan mutu PAI
& BP di sekolah.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam

Muhammad Ali Ramdhani

ii
Panduan Pengembangan Direktorat Pendidikan Agama Islam
Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah Kementerian Agama RI

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah
Swt., karena berkat limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya, kita semua
dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari dengan baik.
Shalawat dan salam semoga tetap terlimpah curahkan kepada panutan
umat manusia, Nabi Muhammad Saw. yang syafaatnya selalu kita harapkan
kelak di hari akhir.
Islam merupakan agama penebar kasih sayang untuk semesta,
(rahmatan lil ‘alamin). Islam rahmatan lil ‘alamin akan lahir dari sikap para
pemeluknya yang memiliki kemuliaan akhlak sebagaimana tujuan diutusnya
Rasulullah saw.
Indonesia sebagai negara besar dan mayoritas penduduknya beragama
Islam memiliki potensi untuk menjadi negara adikuasa yang menjadi
pengayom dan penebar kasih sayang pada bangsa-bangsa lain.
Kemajemukan bangsa Indonesia menjadi modal penting untuk
terwujudnya kedamaian dan kasih sayang sesama manusia dan semesta.
Perbedaan merupakan dasar dari keserasian, keindahan dan kebahagiaan
ketika mampu diterima sebagai sebuah perbedaan. Perbedaan pula dapat
menjadi malapetaka besar, ketika manusia yang berbeda mengedepankan
egonya, merasa paling benar, merasa berkuasa yang akhirnya memaksa
manusia yang lain untuk tunduk pada kehendaknya.
Dalam rangka mengelola perbedaan agar menghasilkan keserasian
dan keindahan perlu penanaman nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin pada
peserta didik sebagai generasi penerus bangsa.
Akhirnya semoga ikhtiar ini mendapat ridlo dari Allah SWT. Dengan
ridho Allah segala ikhtiar kita akan dipermudah dan dilancarkan serta
tujuannya dapat berhasil dengan optimal.

iii
Direktorat Pendidikan Agama Islam Panduan Pengembangan
Kementerian Agama RI Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah

DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN.................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iv

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................. 1
A. Latar belakang................................................................................1
B. Dasar Hukum..................................................................................3
C. Tujuan...............................................................................................5
D. Sasaran.............................................................................................5

BAB 2 KONSEP DASAR PENGEMBANGAN KEAGAMAAN


ISLAM DI SEKOLAH....................................................... 7
A. Sikap Beragama yang Moderat...................................................7
B. Islam Rahmatan lil ‘alamin (ISRA).............................................. 11
C. Ekstrakurikuler Rohani Islam (ROHIS).................................... 12

BAB 3 STRATEGI PENGEMBANGAN


NILAI KEAGAMAAN ISLAM DI SEKOLAH ............17
A. Kegiatan Pembiasaan Islam Rahmatan lil ‘alamin................. 18
B. Peringatan Hari Besar................................................................ 19
C. Kajian Keilmuan .......................................................................... 19
D. Pentas Seni dan Kreativitas...................................................... 20
E. Perkemahan Rohis ...................................................................... 21
F. Kompetisi Keagamaan................................................................ 21
G. Pekan Moderasi ......................................................................... 22
H. Kegiatan Ramadhan................................................................... 22

iv
Panduan Pengembangan Direktorat Pendidikan Agama Islam
Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah Kementerian Agama RI

BAB 4 KURIKULUM PENGEMBANGAN


KEAGAMAAN ISLAM MELALUI ROHIS.................23
A. Nilai-Nilai Islam Rahmatan lil Alamin...................................... 23
B. Nilai-Nilai Moderasi Islam......................................................... 27
C. Silabus Pengembangan Nilai Keagamaan Islam melalui
Kegiatan Rutin................................................................................... 30
D. Silabus Pengembangan Nilai Keagamaan Islam melalui
Kegiatan Insidental........................................................................... 30

BAB 5 MONITORING DAN EVALUASI................................33


A. Strategi Monitoring dan Evaluasi............................................ 33
B. Metode Monitoring dan Evaluasi............................................ 34
C. Pelaksana Monitoring dan Evaluasi........................................ 35
D. Pelaporan dan Tindak Lanjut Hasil Monitoring dan Evaluasi.. 36

BAB 6 PENUTUP........................................................................37
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................39
A. INSTRUMEN MONITORING................................................... 39

v
Direktorat Pendidikan Agama Islam Panduan Pengembangan
Kementerian Agama RI Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah

vi
Panduan Pengembangan Direktorat Pendidikan Agama Islam
Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah Kementerian Agama RI

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam
pembentukan karakter siswa di sekolah. Di era digital sekarang, kehadiran
teknologi dan informasi yang semakin cepat berdampak positif bagi peserta
didik dalam mendapatkan informasi. Selain itu juga berdampak negatif
bagi perilaku peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,
penting bagi sekolah untuk membentuk sebuah organisasi yang dapat
menjadi sarana pengembangan nilai-nilai keagamaan Islam bagi peserta
didik. Diantaranya adalah Rohis (Rohani Islam).
Rohis merupakan organisasi yang bergerak di bidang keagamaan
Islam di lingkungan sekolah. Melalui Rohis, peserta didik dapat belajar
tentang berbagai hal yang berkaitan dengan Islam, seperti pendalaman
elemen al-Qur’an, hadis, akidah, akhlak, fiqih, dan sejarah peradaban
Islam. Tidak hanya teori keagamaan Islam, tetapi juga praktiknya baik
yang berhubungan dengan Allah Swt. (hablu min Allah) dan hubungannya
dengan sesama manusia (habl min al-nas).
Kehadiran Rohis di sekolah sangat penting dalam membentuk karakter
siswa. Melalui kegiatan Rohis, siswa dapat memperdalam pemahaman
tentang ajaran Islam dan praktik ibadah yang benar, sehingga dapat
menjadi pijakan moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Islam,
karakter yang baik ditekankan sebagai bagian dari keimanan yang kuat.
Karakter yang baik akan membantu siswa untuk menjadi pribadi yang
mandiri, bertanggung jawab, memiliki rasa empati, dan mampu berinteraksi
dengan lingkungannya dengan baik.
Tidak semua siswa memiliki akses yang sama terhadap pendidikan
agama Islam di rumah. Kehadiran Rohis di sekolah dapat menjadi alternatif
untuk menjembatani keterbatasan pendidikan agama Islam di rumah.
Melalui kegiatan Rohis, siswa dapat memperdalam pemahaman tentang
ajaran Islam dan praktik ibadah yang benar, serta mempelajari nilai-nilai
keagamaan yang penting. Hal ini akan membantu siswa untuk tetap
mendapatkan pendidikan agama Islam yang berkualitas dan mendalam

1
Direktorat Pendidikan Agama Islam Panduan Pengembangan
Kementerian Agama RI Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah

meskipun tidak mendapatkannya di rumah.


Kehadiran Rohis di sekolah juga dapat membantu menjaga kelestarian
budaya Islam. Melalui kegiatan Rohis, siswa dapat mempelajari tentang
tradisi dan budaya Islam yang kaya dan beragam, sehingga dapat
memperkuat identitas keagamaan mereka dan mencegah pengaruh budaya
asing yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini akan membantu siswa
untuk berakhlak mulia dan menjaga kelestarian budaya Islam sebagai
warisan yang harus dijaga dan dilestarikan.
Di era globalisasi seperti sekarang, siswa dihadapkan juga pada
berbagai perbedaan budaya, agama, dan suku bangsa. Kehadiran Rohis
di sekolah dapat membantu siswa untuk menjadi lebih terbuka terhadap
perbedaan tersebut, sehingga dapat memperkuat toleransi dan kerukunan
antar umat beragama. Melalui kegiatan Rohis yang mengajarkan nilai-nilai
keagamaan yang universal, siswa dapat memahami bahwa keberagaman
adalah anugerah yang harus dihargai dan dijaga.
Kehadiran Rohis di sekolah dapat menjadi sarana pembinaan karakter
yang holistik dan menyeluruh. Melalui kegiatan Rohis, siswa dapat
memperoleh pengalaman yang bermanfaat dan membangun keterampilan
yang dapat membantu mereka menjadi pribadi yang lebih baik dan
mandiri. Selain itu, kegiatan Rohis juga dapat membantu siswa untuk
mengembangkan potensi diri mereka dalam berbagai bidang, seperti
kepemimpinan, kreativitas, dan kegiatan sosial.
Namun demikian, dalam beberapa tahun terakhir, Rohis di Indonesia
seringkali dikaitkan dengan gerakan radikalisme dan intoleransi agama.
Hal ini disebabkan oleh beberapa kasus di mana Rohis dijadikan sebagai
sarana untuk menyebarkan pemikiran-pemikiran radikal dan intoleransi
agama yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
Suwendi melaporkan bahwa terdapat radikalisasi yang serius yang
terjadi di lingkungan sekolah dan perguruan tinggi umum. Hasil dari
penelitian PPIM pada tahun 2016 menunjukkan bahwa setidaknya 18%
guru Pendidikan Agama Islam di sekolah tersebut percaya bahwa Indonesia
dapat diubah menjadi sistem khilafah melalui pemberontakan, perlawanan,
peperangan, dan terorisme. Studi penelitian LAKIP pada tahun 2010 juga
menemukan bahwa dari 25,7% siswa/siswi SMA/SMK di Jabodetabek
yang mengenal organisasi radikal, ada 12,1% dari mereka yang menyetujui
agenda-agenda dari organisasi radikal. (Dirjen Pendis: 2017).
Melihat kenyataan tersebut, Rohis dalam implementasinya perlu
memperkuat moderasi beragama dan profil pelajar Pancasila. Adapun

2
Panduan Pengembangan Direktorat Pendidikan Agama Islam
Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah Kementerian Agama RI

nilai-nilai moderasi beragama, yaitu tengah-tengah (tawasuth), tegak


lurus (I’tidal), toleransi (tasamuh), musyawarah (Syuraa), perbaikan (Islah),
kepeloporan (Qudwah), cinta tanah air (Muwathanah), anti kekerasan (Al
La’unf), ramah budaya (I’tiraf Al “urf). Sedangkan profil pelajar Pancasila
mengacu pada pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari.
Dengan memperkuat kegiatan Rohis, diharapkan siswa dapat terus
belajar dan memperdalam ajaran agama Islam, membangun karakter dan
kepribadian yang baik, serta mampu mengaplikasikan nilai-nilai keagamaan
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, dengan adanya Rohis yang aktif
dan efektif, diharapkan siswa juga dapat terlibat dalam kegiatan-kegiatan
sosial keagamaan yang dapat membantu meningkatkan kualitas hidup
masyarakat sekitar. Oleh karena itu, keberadaan Rohis sangat penting
dalam mengembangkan nilai-nilai keagamaan Islam di sekolah.
Dalam buku panduan ini, akan dibahas mengenai bagaimana
pengembangan nilai-nilai keagamaan Islam dapat dilakukan melalui
kegiatan Rohis di sekolah. Dengan memperkuat nilai-nilai keagamaan
Islam, nilai-nilai moderasi beragama, serta profil pelajar pancasila melalui
kegiatan Rohis, diharapkan siswa dapat mengembangkan karakter dan
kepribadian yang lebih baik, serta memiliki pemahaman yang lebih baik
tentang agama Islam sebagai pedoman hidup yang baik dan benar.
Panduan ini juga akan membahas berbagai macam kegiatan Rohis yang
dapat dilakukan di sekolah untuk mengembangkan nilai-nilai keagamaan
Islam, mulai dari kegiatan keagamaan seperti shalat berjamaah, pengajian,
dan kajian kitab suci, hingga kegiatan sosial seperti penggalangan dana
untuk membantu sesama, serta kegiatan-kegiatan lain yang mendukung
pengembangan nilai-nilai keagamaan Islam.
Diharapkan buku panduan ini dapat memberikan panduan yang
bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi para guru dan peserta didik yang
ingin memperkuat nilai-nilai keagamaan Islam di sekolah melalui kegiatan
Rohis. Selain itu, buku panduan ini juga dapat menjadi inspirasi bagi
pengembangan kegiatan Rohis di sekolah-sekolah lainnya.

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. Undang-Undang No. 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen;

3
Direktorat Pendidikan Agama Islam Panduan Pengembangan
Kementerian Agama RI Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah

3. Peraturan Presiden RI No.87 tahun 2017 tentang Pendidikan


Penguatan Karakter;
4. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan
Agama dan Pendidikan Keagamaan;
5. Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 16 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah;
6. Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 211 Tahun 2011 tentang
Panduan Pengembangan Standar Nasional Pendidikan Agama
Islam pada Sekolah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 Tentang Standar
Nasional Pendidikan;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
9. Peraturan Dirjen Pendidikan Islam No. Dj.I/12A Tahun 2009
Tentang Penyelenggaraan Kegiatan Ekstra Kurikuler Pendidikan
agama Islam (PAI) pada Sekolah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2020 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter
pada satuan pendidikan formal;
12. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2022 tentang Standar
Kompetensi Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini Jenjang
Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah;
13. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2022 tentang Standar Proses
pada Pendidikan Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang
Menengah;
14. Keputusan Kepala BSKAP Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 033/H/KR/2022
tentang Perubahan atas Keputusan Kepala BSKAP Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia
Nomor 008/H/2022 tentang Capaian Pembelajaran pada
Pendidikan Pendidikan Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan
Jenjang Menengah.

4
Panduan Pengembangan Direktorat Pendidikan Agama Islam
Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah Kementerian Agama RI

C. Tujuan
Buku panduan pengembangan nilai keagamaan Islam melalui Rohis
bertujuan:
1. Menjadi acuan bagi para pihak dalam penyelenggaraan PAI di
sekolah terutama dalam pelaksanaan kegiatan Rohis di sekolah;
2. Menjadi acuan bagi penyelenggara PAI dan peserta didik di sekolah
dalam melaksanakan kegiatan Rohis;
3. Sebagai acuan untuk menyelenggarakan ekstrakurikuler Rohis.

D. Sasaran
Sasaran panduan ini adalah:
1. Kasubdit PAI di lingkungan Direktorat PAI Dirjen Pendidikan Islam
Kemenag
2. Kabid PAI/PAKIS Kanwil Kemenag Provinsi
3. Kasi PAI/PAKIS Kantor Kemenag Kabupaten/Kota
4. Kepala sekolah;
5. Guru Pembina Rohis;
6. Guru PAI;
7. Pengurus Rohis.

5
Direktorat Pendidikan Agama Islam Panduan Pengembangan
Kementerian Agama RI Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah

6
Panduan Pengembangan Direktorat Pendidikan Agama Islam
Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah Kementerian Agama RI

BAB 2
KONSEP DASAR
PENGEMBANGAN KEAGAMAAN ISLAM DI
SEKOLAH

A. Sikap Beragama yang Moderat


Moderat adalah sebuah kata sifat, turunan dari kata moderation, yang
berarti tidak berlebih-lebihan atau sedang. Kata moderasi sendiri berasal
dari bahasa Latin moderâtio, yang berarti ke-sedang-an, tidak kelebihan, dan
tidak kekurangan, alias seimbang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), kata moderasi didefinisikan sebagai pengurangan kekerasan, atau
penghindaran keekstreman.
Ketika kata moderasi disandingkan dengan kata beragama, menjadi
moderasi beragama, istilah tersebut berarti merujuk pada sikap mengurangi
kekerasan, atau menghindari keekstreman dalam cara pandang, sikap, dan
praktik beragama
Di tengah kompleksitas permasalahan yang dihadapi umat manusia,
tidak terkecuali para pelajar yang berkaitan langsung dengan dunia yang
semakin terhubung, moderasi beragama (sikap beragama yang moderat)
sangat diperlukan sebagai solusi, agar dapat menjadi kunci penting untuk
menciptakan kehidupan keagamaan yang rukun, harmoni, damai, serta
keseimbangan, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat,
bernegara maupun kehidupan beragama.
Dalam era dimana perbedaan keyakinan agama seringkali menjadi
sumber konflik dan ketegangan, pendekatan moderat dalam beragama
menawarkan jalan tengah yang membangun jembatan, menggantikan
kesenjangan dengan inklusivitas, dan menggugah semangat dialog yang
bermakna.
Lebih dari sekadar menerima perbedaan, sikap beragama yang moderat
juga mendorong dialog terbuka dan saling pengertian bukan hanya dalam
lingkup komunitas tertentu, bahkan antara berbagai komunitas agama.
Dalam komunikasi yang terbuka, orang dapat mempelajari dan menghargai

7
Direktorat Pendidikan Agama Islam Panduan Pengembangan
Kementerian Agama RI Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah

nilai-nilai yang dipegang oleh orang lain, membangun kesamaan dan


memperkuat ikatan manusiawi yang mengatasi batas-batas agama.
Melalui dialog ini, sikap moderat membentuk fondasi kerukunan, di mana
konflik dikurangi dan kesalahpahaman diatasi oleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang keyakinan dan praktik agama masing-masing.
Sikap beragama yang moderat dapat diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari melalui nilai-nilai berikut:
1. Moderat
2. Tegak lurus
3. Toleransi
4. Musyawarah
5. Perbaikan
6. Kepeloporan
7. Cinta Tanah Air
8. Anti Kekerasan
9. Ramah Budaya
Sikap moderasi beragama sebagaimana 9 butir d atas sesungguhnya
adalah jati diri kita sendiri, jati diri bangsa Indonesia. Indonesia adalah
negeri yang sangat agamis, umat beragama di Indonesia ini amat santun,
toleran, dan terbiasa bergaul dengan berbagai latar keragaman etnis,
suku, dan budaya. Toleransi ini pekerjaan rumah (PR) bersama kita semua,
termasuk para pelajar, karena kalau intoleransi dan ekstremisme dibiarkan
tumbuh berkembang, cepat atau lambat keduanya akan merusak sendi-
sendi ke-Indonesia-an kita. Itulah mengapa moderasi beragama menjadi
sangat penting dijadikan sebagai cara pandang, sikap, dan perilaku, dalam
beragama dan bernegara.
Moderasi beragama merupakan perekat antara semangat beragama
dengan komitmen berbangsa dan bernegara. Yakinlah bahwa bagi kita,
bagi bangsa Indonesia, beragama pada hakikatnya adalah ber Indonesia
dan ber Indonesia itu pada hakikatnya adalah beragama.
Moderasi beragama harus kita jadikan sebagai sarana mewujudkan
kemaslahatan kehidupan beragama dan berbangsa yang rukun, harmonis,
damai, toleran, serta taat konstitusi, sehingga kita bisa benar-benar
menggapai cita-cita bersama menuju Indonesia maju. Untuk itu, melalui
moderasi beragama, mari kita jaga persatuan dan kesatuan negara Republik
Indonesia ini, yang telah diperjuangkan dengan penuh pengorbanan,
termasuk oleh tokoh dan umat beragama, para pahlawan kita.

8
Panduan Pengembangan Direktorat Pendidikan Agama Islam
Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah Kementerian Agama RI

Sikap beragama yang moderat dirumuskan kementerian agama RI


dengan istilah moderasi beragama yang menetapkan 9 nilai moderasi
beragama. Kesembilan nilai tersebut beserta indikatornya dapat dilihat
pada tabel berikut:

No Nilai Indikator
1 Tawasuth 1. Mengutamakan sifat pertengahan dalam segala hal
(Tengah-tengah)
2. Tidak ekstrem kiri dan kanan
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan
kewajiban;
4. Menjaga keseimbangan dunia dan akhirat;
5. Menjaga keseimbangan ibadah ritual dan sosial;
6. Menjaga keseimbangan doktrin dan ilmu
2 Itidal 1. Menempatkan sesuatu pada tempatnya
(Proporsional)
2. Tidak berat sebelah
3. Proporsional dalam menilai sesuatu
4. Berlaku konsisten
5. Menjaga keseimbangan antara hak dan
kewajiban
6. Mempertahankan hak pribadi dan memberikan
hak orang lain.
3 Tasamuh 1. Menghormati perbedaan Suku, Agama, Ras, dan
(Toleransi) Antar Golongan (SARA)
2. Menerima perbedaan sebagai fitrah manusia
3. Tidak fanatik buta terhadap kelompok sendiri
4. Menerima kebenaran dari kelompok lain
5. Menghargai ritual dan hari besar agama lain
4 Syura 1. Membahas dan menyelesaikan urusan secara
(Musyawarah) bersama
2. Mau mengakui pendapat orang lain
3. Tidak memaksakan pendapat pribadi
4. Menghormati dan mematuhi keputusan
bersama

9
Direktorat Pendidikan Agama Islam Panduan Pengembangan
Kementerian Agama RI Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah

5 Islah (Perbaikan) 5. Berusaha memperbaiki keadaan


6. Mau melakukan perubahan yang lebih baik
7. Mengutamakan kepentingan bersama
8. Mau mendamaikan perselisihan untuk kebaikan
bersama
6 Qudwah 1. Bisa menjadi contoh/teladan
(Kepeloporan)
2. Mau berintrospeksi
3. Tidak suka menyalahkan orang lain
4. Memulai langkah baik dari diri sendiri
5. Menjadi pelopor dalam kebaikan seperti
menjaga kelestarian lingkungan
7 Al-Muwathonah 1. Menghormati simbol-simbol negara
(Cinta Tanah Air)
2. Siap sedia membela negara dari serangan fisik
maupun non-fisik sesuai ketentuan yang berlaku
3. Mempunyai rasa persaudaraan dengan sesama
warga negara
4. Mengakui wilayah negaranya sebagai satu kesatuan
5. Mengakui kedaulatan negara lain
8 La ‘Unf (Anti 1. Cinta damai
Kekerasan)
2. Mengutamakan cara damai dalam
menyelesaikan masalah atau mengatasi
perselisihan
3. Tidak mentolelir tindak kekerasan
4. Tidak main hakim sendiri
5. Menyerahkan urusan kepada yang berwajib
9 Urf (Ramah 1. Menghayati nilai-nilai yang berkembang di
Budaya) masyarakat
2. Melestarikan adat dan budaya
3. Menghormati tradisi yang dijalankan oleh
masyarakat setempat
4. Tak mudah menuduh bid’ah dan sesat
5. Bisa menempatkan diri di manapun berada

10
Panduan Pengembangan Direktorat Pendidikan Agama Islam
Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah Kementerian Agama RI

B. Islam Rahmatan lil ‘alamin (ISRA)


Konsep Islam Rahmatan lil ‘alamin yang selanjutnya disingkat ISRA adalah
sebuah prinsip utama dalam Islam yang menggarisbawahi pentingnya
menampilkan rahmat, kasih sayang dan kebaikan kepada seluruh alam
semesta dalam kehidupan sehari-hari. Ungkapan Islam Rahmatan lil ‘alamin
diambil dari Qs. Al-Anbiya ayat 107, di mana Allah menyatakan bahwa
Nabi Muhammad Saw. diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Dalam konteks ini, “Rahmatan” mengacu pada rahmat dan belas kasih
yang diberikan Allah kepada umat manusia dan seluruh ciptaan-Nya. Nabi
Muhammad Saw. diutus sebagai uswah hasanah yang membawa rahmat
bagi seluruh umat manusia dan alam semesta.
Prinsip “lil ‘alamin” menunjukkan bahwa rahmat ini ditujukan untuk
kebaikan semua makhluk, tidak terbatas pada kelompok tertentu, agama
tertentu atau bangsa tertentu. Sehingga dengan demikian, konsep
Islam Rahmatan lil ‘alamin mengajarkan kepada umat muslim untuk
menjunjung tinggi nilai-nilai kasih sayang dalam kehidupan sehari-hari,
mempraktikkannya sehingga kemudian berdampak kepada diri dan
lingkungan sekitar.
Sebagai sebuah konsep, ISRA diharapkan mampu memberikan
ruang yang luas kepada umat muslim terutama generasi muda, untuk
mengekspresikan dan menampilkan Islam yang ramah, Islam yang damai,
Islam wasathiyah yang bukan sebatas pada tataran konseptual, namun juga
aplikasi atau praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun yang dimaksud dengan nilai-nilai ISRA dalam panduan ini
mencakup:
1. Keadilan
2. Kemanusiaan
3. Kasih Sayang
4. Kebijaksanaan
5. Kerjasama
6. Keteladanan
7. Keseimbangan
8. Kepedulian Sosial
9. Keterbukaan
Nilai-nilai inilah yang kemudian dirumuskan menjadi target
Pengembangan Keagamaan Islam melalui Rohis di sekolah. Secara lebih

11
Direktorat Pendidikan Agama Islam Panduan Pengembangan
Kementerian Agama RI Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah

rinci, tujuan program Pengembangan Keagamaan Islam melalui Rohis di


sekolah dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Terbentuknya budaya sekolah yang menjunjung nilai-nilai keadilan;
2. Terwujudnya kesadaran peserta didik untuk menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan;
3. Terwujudnya sikap saling menyayangi antar sesama juga terhadap
alam semesta sebagai implementasi dari kesadaran sebagai
khalifatullah;
4. Terwujudnya sikap bijaksana dalam pengambilan segala keputusan
di sekolah;
5. Terbentuknya budaya kerjasama dalam kehidupan sekolah;
6. Terwujudnya kesadaran pada seluruh warga sekolah untuk
memberikan keteladanan kepada masyarakat;
7. Terwujudnya sikap seimbang dalam menetapkan sebuah tujuan
atau keputusan;
8. Terwujudnya budaya peduli sosial dan lingkungan hidup;
9. Terwujudnya budaya keterbukaan, saling memahami dan menerima
perbedaan.

C. Ekstrakurikuler Rohani Islam (ROHIS)


1. Definisi Rohis
Organisasi kegiatan kerohanian Islam (ROHIS) yang dimaksud
dalam buku ini adalah sub-organisasi dari Organisasi Siswa
Intra Sekolah (OSIS) di SMA/SMK. Organisasi kerohanian Islam
melakukan kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan kegiatan
pendukung dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti, serta sebagai bagian integral dari Kurikulum Merdeka.
Kegiatan ROHIS dapat berkontribusi pada kegiatan pendidikan,
pembinaan dan pengmbangan potensi peserta didik agar menjadi
muslim yang moderat, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlakul karimah, kreatif, mandiri, berkebhinekaan
global, bergotong royong serta benalar kritis.
2. Keorganisasian
ROHIS merupakan salah satu wadah bagi peserta didik untuk
menjalankan aktivitas keagamaan di sekolah melalui organisasi,
sehingga perlu mendapatkan perhatian dan dukungan yang besar
dari seluruh pengurus ROHIS, pembina dan stakeholder sekolah.

12
Panduan Pengembangan Direktorat Pendidikan Agama Islam
Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah Kementerian Agama RI

Adapun pengelolaan ROHIS di sekolah tentu sangat beragam,


menyesuaikan dengan kebutuhan dan daya dukung serta sarana
dan prasarana masing-masing sekolah. Sehingga dengan demikian,
pengembangan ROHIS disesuaikan dengan sumberdaya yang ada.
Namun demikian, struktur keorganisasian ROHIS sedapat mungkin
disusun dengan memenuhi unsur-unsur baik unsur utama maupun
pendukung dalam rangka menjalankan roda organisasi.
Struktur organisasi ROHIS sedikitnya memuat beberapa unsur
berikut:
a. Dewan penasihat
Dewan penasihat bertugas memberikan arahan, bimbingan
dan pertimbangan kepada pengurus harian. Dewan penasihat
terdiri dari unsur pengawas PAI pada sekolah dan kepala
sekolah yang dapat memberikan kontribusi nyata dalam
pengembangan ROHIS di sekolah.
Adapun tugas dan kewenangan Dewan Penasehat adalah:
1) Menetapkan Dewan Pembina
2) Melakukan monitoring dan evaluasi pengembangan nilai
keagamaan Islam sesuai dengan pedoman ini.
b. Dewan Pembina
Dewan pembina terdiri dari wakil kepala urusan kesiswaan
dan guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Dewan
pembina bertugas memberikan pembinaan, saran/nasihat
kepada pengurus harian sehingga pengembangan ROHIS
di sekolah dapat terwujud dan tercapai dengan baik. Selain
itu dewan pembina juga bertugas melakukan pembinaan
secara berkala kepada seluruh anggota ROHIS dalam rangka
memajukan dan mengembangan organisasi ROHIS di sekolah.
Adapun tugas dan kewenangan Dewan Pembina adalah:
1) Melakukan pembinaan secara intensif.
2) Mendampingi pengurus harian dalam melaksanakan
pedoman ini.
c. Pengurus Harian
Pengurus harian adalah lembaga eksekutif penggerak utama
roda organisasi ROHIS. Pengurus harian bisa terdiri dari ketua

13
Direktorat Pendidikan Agama Islam Panduan Pengembangan
Kementerian Agama RI Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah

umum, ketua I, Ketua II, Sekretaris, bendahara dan koordinator


bidang.
Bidang-Bidang
1) Bidang Kaderisasi
Tugas dari bidang ini antara lain: identifikasi dan seleksi
kader, pelatihan dan pengembangan kader, pembinaan
dan pendampingan kader, evaluasi dan pemantauan,
pengaturan dan pemetaan karir serta membangun budaya
organisasi.
2) Bidang Dakwah
Bidang ini bertugas mengelola kegiatan syiar dan dakwah
secara umum guna meningkatkan sumber daya manusia
yang berkualitas. Misal seperti istighosah, khatmil quran
Jumat legi, kultum setelah salat fardu dan lain sebagainya
3) Bidang Hubungan Masyarakat
Bidang hubungan masyarakat bertugas melaksanakan
ragam aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan
kemasyarakatan seperti publikasi kegiatan, dokumentasi
kegiatan, membangun komunikasi dengan organisasi
lainnya dan lain sebagainya.
4) Bidang Konten Digital dan Media
Bidang konten digital dan media ini bertugas membangun
dan membuat konten digital sebagai sarana dakwah dan
publikasi ROHIS baik di lingkungan sekolah maupun
lingkup yang lebih luas. Bidang ini juga menjadi wadah bagi
anggota ROHIS untuk mengembangkan minat dan bakat
khususnya yang tertarik pada konten digital.
5) Bidang Pendidikan
Bidang pendidikan berfokus pada kegiatan yang
mendukung peningkatan prestasi baik akademik maupun
non akademik anggota ROHIS, seperti studi tiru dengan
sekolah lain, mengikuti kompetisi keagamaan islam dan
sejenisnya.
6) Bidang Sarana dan Prasarana
Bidang ini bertugas menyediakan dan merawat

14
Panduan Pengembangan Direktorat Pendidikan Agama Islam
Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah Kementerian Agama RI

sarana dan fasilitas yang dimiliki oleh ROHIS, serta


mengembangkannya untuk kemaslahatan bersama, misal
seperti pengadaan perpustakaan, pemeliharaan aset
masjid, dan lain sebagainya.
d. Pembinaan
Sebagai sebuah sub organisasi, ROHIS memiliki peran dan
posisi penting terutama dalam rangka menanamkan nilai-nilai
keislaman kepada seluruh anggotanya. Keberadaan ROHIS
adalah ruh nilai-nilai spiritual kehidupan peserta didik di
sekolah.
Sehingga dalam rangka mewujudkan Islam yang moderat,
perlu ditetapkan rancangan pembinaan yang meliputi materi
yang ada dalam ROHIS, pembina serta keanggotaan ROHIS di
sekolah.
1) Materi
Materi yang ada dalam ROHIS berpedoman pada Al Quran
dan hadits sebagai sumber utama hukum Islam
2) Pembina
Pembina ROHIS adalah guru Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti atau guru mata pelajaran lain yang beragama
Islam, ditunjuk oleh sekolah dengan memperhatikan hal-
hal berikut:
a)
Berpegang teguh pada Pancasila dan UUD 1945
b)
Memahami ilmu agama Islam dan praktiknya dalam
kehidupan sehari-hari sesuai dengan nilai Islam
rahmatan lil ‘alamin
c) Berkomitmen untuk membimbing anggota ROHIS
berpedoman pada panduan ini dengan menandatangani
pakta integritas
3) Anggota
Anggota ROHIS adalah seluruh peserta didik yang
beragama Islam yang ada di sekolah, terbagi menjadi dua
yaitu:
a) Anggota aktif, adalah anggota yang terdaftar sebagai
peserta ekstra kurikuler
b) Anggota pasif, adalah seluruh peserta didik yang
beragama Islam

15
Direktorat Pendidikan Agama Islam Panduan Pengembangan
Kementerian Agama RI Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah

16
Panduan Pengembangan Direktorat Pendidikan Agama Islam
Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah Kementerian Agama RI

BAB 3
STRATEGI PENGEMBANGAN
NILAI KEAGAMAAN ISLAM DI SEKOLAH

Nilai-nilai Islam yang penuh kasih sayang terhadap semesta (rahmatan


lil ‘alamin) perlu tertanam menjadi sebuah budaya dalam kehidupan peserta
didik. Kebudayaan tercipta dari terbentuknya karakter yang merupakan
hasil dari kebiasaan yang terus menerus. Kebiasaan yang terus menerus
terlahir dari ucapan dan perbuatan yang merupakan lanjutan dari cara
pandang dan berpikir seseorang.
Indonesia yang secara kodrati terhimpun dari begitu banyak perbedaan
memiliki potensi kemajuan dan kemunduran yang sama besar. Pengelolaan
sikap dalam menghadapi perbedaan itulah yang akan menentukan masa
depan Indonesia. Rasulullah berpesan bahwa perbedaan umatku adalah
rahmat (kasih sayang Allah). Dari pesan rasulullah ini dapat dikatakan
bahwa Indonesia memiliki potensi kemajuan yang luar biasa, tergantung
bagaimana bangsa ini dapat mengelola perbedaan agar menjadi pasangan
yang harmonis.
Dalam rangka ikhtiar menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang adil
dan penuh keberkahan, maka perlu sebuah strategi membentuk karakter
generasi penerus bangsa yang dapat memahami nilai-nilai ajaran Islam
rahmatan lil ‘alamin, menjadi penebar kasih sayang bukan hanya kepada
manusia tetapi pada seluruh makhluk Allah di semesta ini. Untuk itu,
strategi pengembangan nilai keagamaan Islam di sekolah menjadi penting
dan memerlukan strategi implementasi yang menyesuaikan dengan
lingkungan sosial peserta didik.
Pengembangan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin perlu memperhatikan
perkembangan peserta didik, maka strategi yang dikembangkan perlu
memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan sebagai berikut:
1. Bermakna
Kegiatan dirancang dalam konteks kedekatan dengan kehidupan
sehari-hari sehingga menjadi bermakna bagi peserta didik.
Kebermaknaan kegiatan dapat ditangkap oleh peserta didik
sebagai kebermanfaatan dalam rancangan mereka meniti cita-cita

17
Direktorat Pendidikan Agama Islam Panduan Pengembangan
Kementerian Agama RI Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah

dan harapan mereka di masa depan. Strategi pengembangan yang


dilaksanakan perlu mempertimbangkan kebutuhan peserta didik
sehingga bersifat manfaat praktis bagi mereka.
2. Menyenangkan
Strategi pengembangan nilai keagamaan Islam juga harus
memenuhi prinsip kegiatan yang menyenangkan. Penguatan nilai-
nilai keagamaan Islam harus ditanamkan kepada peserta didik
dalam situasi yang menyenangkan dan bahagia.
3. Kekinian
Dalam rangka menyesuaikan tuntutan zaman dan kondisi sosio
cultur peserta didik pada masa ini, maka pengembangan nilai-nilai
keagamaan Islam perlu memenuhi prinsip kekinian, yakni dengan
mengikuti trend yang sedang berlaku pada peserta didik, misalnya
melalui game, melibatkan teknologi informasi dengan segala
atributnya.
Selanjutnya, strategi pengembangan nilai Islam rahmatan lil ‘alamin
pada peserta didik dapat dilakukan dengan beberapa kegiatan berikut:

A. Kegiatan Pembiasaan Islam Rahmatan lil ‘alamin


Kebiasaan adalah perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang yang
jika sudah membudaya disebutlah karakter. Nilai keagamaan Islam adalah
karakter yang hendak ditumbuhkembangkan pada peserta didik Indonesia
agar menjadi anak bangsa yang penuh cinta kasih pada semesta (rahmatan
lil’alamiin).
Tujuan dari kegiatan pembiasaan Islam rahmatan lil ‘alamin antara lain:
1. Membudayakan kesadaran melaksanakan ibadah kepada Allah;
2. Membudayakan kebiasaan muhasabah diri;
3. Membudayakan kebiasaan hidup bersih;
4. Membudayakan kebiasaan hidup damai dalam perbedaan;
5. Membudayakan kebiasaan peduli kepada sesama;
6. Membudayakan kebiasaan hidup jujur, adil dan bijaksana.
Untuk menumbuhkan nilai-nilai karakter tersebut, sekolah perlu
melakukan pembiasaan-pembiasaan baik pada peserta didiknya.
Beberapa kegiatan pembiasaan yang dapat dilaksanakan oleh sekolah
melalui Rohis antara lain: pengajian pagi, pembacaan Asmaul Husna, doa

18
Panduan Pengembangan Direktorat Pendidikan Agama Islam
Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah Kementerian Agama RI

sebelum dan sesudah belajar, khatmul Quran, dhuha bersama, praktik


moderasi (menghargai perbedaan), Senyum Sapa Salam, infak harian,
penggalangan dana sosial, pengelolaan sampah, merawat taman kelas dan
lain-lain.
Dalam pelaksanaannya, pembiasaan-pembiasaan ini dapat diinisiasi
oleh Rohis dan guru PAI sebagai leading sector pembinaan keagamaan di
sekolah.

B. Peringatan Hari Besar


Strategi selanjutnya dapat dilaksanakan melalui peringatan hari-hari
besar Islam. Bentuk kegiatan dapat dilakukan dengan menyelenggarakan
tabligh akbar, bakti sosial, pameran, atau bentuk-bentuk lain yang
memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.
Tema-tema yang diambil dapat mengacu pada penanaman nilai-nilai
Islam Rahmatan Lil ‘alamin dan sikap beragama yang moderat.
Tujuan dari kegiatan peringatan hari besar antara lain:
1. Menanamkan kesadaran akan peran para pendahulu dalam
mengembangkan ajaran Islam;
2. Memberikan ruang ekspresi dan pengalaman peserta didik dalam
menyelenggarakan event keagamaan;
3. Melatih sikap kerjasama dan gotong royong peserta didik;
4. Menanamkan dan mengembangkan sikap empati dan peduli
peserta didik terhadap sesama.

C. Kajian Keilmuan
Kajian keilmuan adalah kegiatan pertemuan rutin mingguan/bulanan
yang dilakukan oleh Rohis untuk membahas tema-tema keagamaan dan
tema-tema aktual. Tujuan kegiatan kajian keilmuan antara lain:
1. Meningkatkan pemahaman peserta didik terkait keilmuan dasar
Islam;
2. Meningkatkan pemahaman peserta didik tentang tema-tema
aktual yang terjadi dalam kehidupan;
3. Meningkatkan pemahaman peserta didik tentang nilai-nilai Islam
rahmatan lil ‘alamin;
4. Meningkatkan pemahaman peserta didik tentang sikap beragama
yang moderat dan penuh kasih sayang;

19
Direktorat Pendidikan Agama Islam Panduan Pengembangan
Kementerian Agama RI Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah

5. Meningkatkan pemahaman peserta didik dalam praktik kehidupan


beragama dalam bingkai kehidupan berbangsa dan bernegara;
6. Meningkatkan pemahaman peserta didik dalam praktik berakhlak
terhadap Allah, diri sendiri, sesama manusia, dan alam semesta.
Dalam rangka mengembangkan sikap keagamaan yang moderat
dan rahmatan lil ‘alamin pada peserta didik di sekolah, Direktorat
PAI mengeluarkan silabus pembinaan yang menjadi acuan capaian
pembelajaran.
Silabus pembinaan merupakan capaian-capaian esensial yang perlu
dicapai oleh peserta didik melalui kegiatan pengembangan nilai-nilai
keagamaan melalui Rohis di sekolah. Capaian-capaian tersebut meliputi
kompetensi yang berkaitan dengan:
1. Praktik shalat
2. Baca Tulis Al-Quran
3. Adab ilmu atau adab belajar
4. Budaya bertanya atau melakukan penelitian
5. Wawasan Kebangsaan
6. Tafsir Al-Quran
7. Kajian Hadits
8. Fiqih empat mazhab
9. Fiqih lingkungan
10. Fiqih kontemporer
Contoh silabus pengembangan dapat dilihat pada bab 4 buku panduan ini.

D. Pentas Seni dan Kreativitas


Pentas Seni dan Kreativitas merupakan kegiatan pentas/pameran yang
memfasilitasi kreativitas peserta didik dalam mengimplementasikan nilai-
nilai keagamaan dalam bentuk karya. Pentas seni dan kreativitas dapat
dilakukan Rohis atau sekolah dalam rangka peringatan hari-hari penting
atau moment lainnya.
Tujuan kegiatan Pentas Seni dan Kreativitas (PENTAS PAI) antara lain:
1. Memfasilitasi ruang ekspresi seni dan kreativitas peserta didik
dalam bidang keagamaan
2. Melatih peserta didik untuk memaksimalkan potensi seni dan
kreativitas dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada
Allah SWT

20
Panduan Pengembangan Direktorat Pendidikan Agama Islam
Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah Kementerian Agama RI

3. Melestarikan budaya keagamaan yang menjadi warisan budaya


para ulama terdahulu
4. Dalam pelaksanaannya, program ini dapat berbentuk kegiatan
festival dakwah melalui media sosial, festival film pendek atau
festival budaya yang menyajikan keragaman budaya keagamaan
yang ada di sekolah.

E. Perkemahan Rohis
Perkemahan Rohis merupakan kegiatan perkemahan bernuansa islami
dengan tujuan utama menanamkan sikap kepedulian terhadap lingkungan.
Melalui kegiatan perkemahan, peserta didik dibina dan dilatih untuk
memiliki sikap peduli terhadap kelestarian lingkungan hidup.
Tujuan kegiatan Perkemahan Rohis antara lain:
1. Melatih kemandirian peserta didik;
2. Melatih kemampuan bertahan hidup di alam bebas;
3. Melatih dan meningkatkan rasa cinta dan kepedulian pada
lingkungan;
4. Melatih jiwa kerjasama dan gotong royong;
5. Melatih mental pejuang yang tidak mudah menyerah pada peserta
didik;
6. Melatih keterampilan menyelesaikan masalah pada peserta didik.
Kegiatan yang dapat dilaksanakan selama perkemahan rohis dapat
berupa:
1. Pembiasaan ibadah ritual seperti shalat berjama’ah, shalat dhuha,
membaca ayat suci Al-Quran, shalat tahajud;
2. Kepedulian terhadap sesama, misalnya kunjungan ke panti asuhan
dan panti sosial;
3. Kepedulian terhadap alam, misalnya gerakan menanam pohon,
gerakan bersih sungai, gerakan bersih lingkungan, pengelolaan
sampah, workshop daur ulang sampah atau bentuk lainnya yang
berkaitan dengan lingkungan hidup.

F. Kompetisi Keagamaan
Kompetisi keagamaan merupakan kegiatan lomba keagamaan untuk
mengukur keterampilan PAI. Tujuan kegiatan Kompetisi keagamaan antara
lain:
1. Membangkitkan motivasi berprestasi peserta didik di bidang

21
Direktorat Pendidikan Agama Islam Panduan Pengembangan
Kementerian Agama RI Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah

keagamaan;
2. Menyalurkan bakat dan minat peserta didik dalam bidang
keagamaan;
3. Meningkatkan kualitas pembinaan peserta didik dalam bidang
keagamaan;
4. Melatih jiwa sportif dalam berkompetisi.
Mata lomba yang dapat dilaksanakan dalam kompetisi keagamaan
antara lain : MTQ, Debat, MHQ, Pidato, LCC, Cerita Pendek Islami, Karya
Tulis Ilmiah, Kreasi Busana, Kreasi Kuliner, Science dan Teknologi, lomba
karikatur islami, lomba animasi, lomba inovasi game islami, lomba seni
islami dll)

G. Pekan Moderasi
Pekan Moderasi merupakan program sekolah yang diinisiasi Rohis dan
guru PAI untuk membina para peserta didik dalam mengimplementasikan
nilai-nilai moderat dalam beragama.
Tujuan kegiatan pekan moderasi antara lain:
1. Menanamkan pemahaman bahwa perbedaan adalah sunnatullah;
2. Meningkatkan kesadaran bahwa keharmonisan dan kedamaian
terlahir dari penerimaan terhadap perbedaan;
3. Membiasakan peserta didik hidup damai dan harmonis dalam
perbedaan;
4. Membiasakan peserta didik mengelola segala bentuk perbedaan
menjadi kemanfaatan untuk semesta.
Pekan moderasi dapat diisi dengan berbagai kegiatan yang
mengkampanyekan pentingnya sikap saling menghargai perbedaan.
Kegiatan-kegiatan yang dapat digelar pada pekan moderasi misalnya
seminar tentang keberagaman dan toleransi, expo budaya, dan lomba-
lomba bernuansa menghargai perbedaan.

H. Kegiatan Ramadhan
Kegiatan Ramadhan adalah kegiatan pembinaan keagamaan yang
diselenggarakan oleh sekolah selama bulan Ramadhan.
Tujuan dari kegiatan Ramadhan antara lain:
1. Melatih/meningkatkan kebiasaan membaca Al-Quran

22
Panduan Pengembangan Direktorat Pendidikan Agama Islam
Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah Kementerian Agama RI

2. Melatih/meningkatkan kebiasaan bersedekah


3. Melatih/meningkatkan kebiasaan qiyamul lail
4. Melatih/meningkatkan kebiasaan thalabul ‘ilmi
5. Melatih/meningkatkan sikap peduli terhadap sesama
Untuk mencapai tujuan tersebut, kegiatan Ramadhan dapat berupa
kegiatan Pesantren Ramadhan, pesantren kilat, santunan, Catatan amaliah
Ramadhan, Bazaar baju/sembako murah dan lain-lain.

23
Direktorat Pendidikan Agama Islam Panduan Pengembangan
Kementerian Agama RI Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah

24
Panduan Pengembangan Direktorat Pendidikan Agama Islam
Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah Kementerian Agama RI

BAB 4
KURIKULUM PENGEMBANGAN
KEAGAMAAN ISLAM MELALUI ROHIS

Untuk mencapai tujuan panduan ini, maka perlu disusun kurikulum


pengembangan nilai keagamaan Islam di sekolah melalui ekstrakurikuler
Rohis. Kurikulum ini berupa silabus yang memuat tujuan, strategi/metode
yang digunakan serta evaluasi yang dilakukan.
Adapun capaian pengembangan nilai keagamaan Islam melalui ROHIS
adalah anggota ROHIS (seluruh peserta didik muslim) mampu memahami
Islam rahmatan lil ‘alamin dan memiliki sikap beragama yang moderat.
Penjelasan lebih lanjut terkait materi tersebut dapat diuraikan pada tabel
berikut.

A. Nilai-Nilai Islam Rahmatan lil Alamin

No Nilai Dasar Tujuan dan Capaian Kegiatan Profil Pelajar


Pengembangan Pancasila

1 Keadilan Memastikan Mengadakan kegiatan Beriman dan


perlakuan yang adil diskusi mengenai bertakwa serta
terhadap semua isu-isu keadilan sosial, berakhlak mulia
individu tanpa mengajarkan prinsip
memihak atau kesetaraan dan
mendiskriminasi penghargaan terhadap
perbedaan, mengatur
sistem penilaian yang
objektif dan transparan

25
Direktorat Pendidikan Agama Islam Panduan Pengembangan
Kementerian Agama RI Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah

2 Kemanusiaan Mengembangkan Mengadakan Berkebhineka-


empati, pengertian, kegiatan sosial an global
dan perhatian seperti penggalangan
terhadap sesama dana untuk korban
manusia bencana, melibatkan
siswa dalam proyek
pelayanan masyarakat,
mengajarkan nilai-
nilai kebaikan dan
kepedulian terhadap
orang lain

3 Kasih Sayang Menanamkan Melibatkan siswa dalam Beriman, ber-


rasa kasih sayang, program penjagaan takwa kepada
perhatian, dan lingkungan, menjaga Tuhan YME dan
kepedulian kepada hewan peliharaan di berakhlak mulia
semua makhluk sekolah, mengadakan
hidup kunjungan ke panti
jompo atau panti
asuhan, mengajarkan
nilai-nilai saling
menghormati dan
saling membantu

4 Kebijaksan- Mengembangkan Mengajarkan Bernalar kritis


aan kemampuan siswa untuk
dalam membuat mempertimbangkan
keputusan yang pro dan kontra sebelum
bijaksana dan mengambil keputusan,
bertanggung jawab melibatkan siswa dalam
diskusi mengenai
masalah kompleks
untuk mencapai
solusi yang terbaik,
mengajarkan nilai-nilai
pemikiran kritis dan
refleksi diri

26
Panduan Pengembangan Direktorat Pendidikan Agama Islam
Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah Kementerian Agama RI

5 Kerjasama Membentuk Mengadakan proyek Gotong royong


kemampuan untuk kelompok di mana
bekerja sama dan siswa harus saling
berkolaborasi bekerja sama untuk
dengan orang lain mencapai tujuan
bersama, melibatkan
siswa dalam kegiatan
ekstrakurikuler
atau klub yang
membutuhkan
kerjasama tim,
mengajarkan nilai-nilai
komunikasi efektif dan
mendengarkan aktif

6 Keteladanan Menanamkan nilai- Mengajarkan siswa Mandiri


nilai positif melalui untuk memilih tokoh
teladan dan contoh teladan yang inspiratif
yang baik dan menganalisis
nilai-nilai yang
mereka perjuangkan,
melibatkan siswa dalam
kegiatan pengabdian
masyarakat yang
dipimpin oleh para
panutan, mengajarkan
nilai-nilai integritas dan
kejujuran

7 Keseimban- Membantu peserta Mengajarkan siswa


gan didik mencapai pentingnya waktu
keseimbangan istirahat dan kegiatan
dalam kehidupan fisik seperti olahraga,
mereka, baik secara menyediakan ruang
fisik, emosional, konseling atau sesi
maupun akademik curhat untuk mengelola
emosi, mengajarkan
siswa mengatur waktu
dan mengelola tugas
mereka dengan baik

27
Direktorat Pendidikan Agama Islam Panduan Pengembangan
Kementerian Agama RI Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah

8 Kepedulian Mendorong peserta Melibatkan siswa dalam Gotong royong


Sosial didik untuk peduli program pengabdian
dan membantu masyarakat seperti
masyarakat sekitar kegiatan membersihkan
lingkungan,
mengunjungi
panti asuhan,
atau mengadakan
kampanye sosial untuk
masalah yang relevan,
mengajarkan nilai-nilai
kepedulian, tanggung
jawab sosial, dan
solidaritas.

9 Keterbukaan Mengembangkan Mengadakan diskusi Bernalar kritis


sikap terbuka terbuka tentang
terhadap isu-isu sosial dan
perbedaan, budaya, mengundang
pemahaman, dan pembicara tamu
pandangan orang dengan latar belakang
lain yang beragam untuk
berbagi pengalaman
mereka, mengajarkan
nilai-nilai toleransi,
penghormatan,
dan menghargai
keanekaragaman

Dalam melaksanakan ragam alternatif kegiatan-kegiatan tersebut


di atas, penting bagi sekolah untuk menciptakan lingkungan yang
mendukung dan mendorong perkembangan sikap-sikap Islam rahmatan lil
‘alamin. Kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua juga dapat membantu
dalam menumbuhkan sikap-sikap tersebut dengan lebih efektif, terutama
dalam kehidupan siswa sehari-hari di sekolah.

28
Panduan Pengembangan Direktorat Pendidikan Agama Islam
Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah Kementerian Agama RI

B. Nilai-Nilai Moderasi Islam

Tujuan dan Capaian Profil Pelajar


No Nilai Dasar Kegiatan
Pengembangan Pancasila

1 Moderat Mengembangkan Mengadakan pelatihan Berkebhine-


sikap moderat dan manajemen emosi dan kaan Global
seimbang dalam stress, mengajarkan strategi
berpikir, bertindak, penyelesaian konflik yang
dan berinteraksi adil dan damai, mengadakan
dengan orang lain kegiatan diskusi yang
mempromosikan
pemahaman dan
penghargaan terhadap
sudut pandang yang
beragam

2 Tegak Menumbuhkan Mengajarkan pentingnya Mandiri


lurus sikap konsisten, berkomitmen pada
adil, dan jujur nilai-nilai etika dan
dalam tindakan dan integritas, melibatkan
perkataan. siswa dalam kegiatan
pembinaan kepribadian
yang mengutamakan
kejujuran dan tanggung
jawab, memberikan contoh
teladan dalam tindakan dan
keputusan

3 Toleransi Mengembangkan Mengadakan kunjungan Berkebhine-


sikap terbuka, ke tempat ibadah berbeda, kaan global
menghargai, mengajarkan nilai-nilai
dan menerima saling menghormati
perbedaan budaya, dan menghargai
agama, dan keanekaragaman,
pandangan. mengadakan proyek
kolaboratif yang melibatkan
siswa dengan latar belakang
budaya yang berbeda

29
Direktorat Pendidikan Agama Islam Panduan Pengembangan
Kementerian Agama RI Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah

4 Musyawa- Mendorong Melibatkan siswa dalam


rah partisipasi aktif, kegiatan kelompok untuk
pengambilan merencanakan acara
keputusan bersama, sekolah, mengadakan forum
dan pemecahan diskusi mengenai isu-isu
masalah melalui sekolah yang relevan,
dialog yang inklusif. melibatkan siswa dalam
pembentukan kelompok
pengambil keputusan

5 Perbaikan Mengembangkan Melibatkan siswa dalam Kreatif


kemampuan untuk program lingkungan hidup
memperbaiki diri, seperti pengurangan
lingkungan, dan limbah atau penghijauan,
masyarakat secara mengadakan kampanye
berkelanjutan. kesadaran sosial untuk
masalah sosial yang relevan,
mengajarkan siswa tentang
konsep pembangunan
berkelanjutan.

6 Kepelopo- Menumbuhkan Melibatkan siswa Mandiri


ran sikap pemimpin dalam organisasi
yang bertanggung siswa atau kegiatan
jawab, inspiratif, ekstrakurikuler yang
dan mempengaruhi melatih kepemimpinan,
positif bagi orang mengajarkan keterampilan
lain. komunikasi dan kerjasama,
memberikan kesempatan
bagi siswa untuk memimpin
proyek atau kegiatan di
sekolah

30
Panduan Pengembangan Direktorat Pendidikan Agama Islam
Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah Kementerian Agama RI

7 Cinta Meningkatkan rasa Mengadakan kegiatan Berkebhine-


Tanah Air cinta, penghargaan, peringatan hari kaan global
dan tanggung jawab kemerdekaan, mengajarkan
terhadap tanah air. sejarah dan budaya
Indonesia, melibatkan
siswa dalam proyek yang
menggali potensi lokal
dan tradisi, mengadakan
kunjungan ke tempat-
tempat bersejarah atau
institusi pemerintahan

8 Anti Mendorong Mengadakan program


kekerasan sikap menolak anti-bullying dan kampanye
kekerasan dan kekerasan di sekolah,
mempromosikan mengajarkan strategi
perdamaian dalam penyelesaian konflik yang
interaksi sosial. damai dan non-kekerasan,
mengadakan pelatihan
keterampilan komunikasi
yang positif

9 Ramah Mengembangkan Mengadakan pameran Berkebhine-


Budaya sikap penghargaan, budaya di sekolah, kaan global
kepekaan, dan mengajarkan nilai-nilai
penghormatan kesopanan dan etika dalam
terhadap budaya berinteraksi dengan budaya
dan adat istiadat yang berbeda, mengadakan
yang berbeda. pertunjukan seni dan tarian
tradisional

Penting untuk menciptakan lingkungan sekolah yang mendukung dan


menerapkan sikap-sikap tersebut di atas. Guru dapat merancang ragam
kegiatan lain yang melibatkan siswa secara aktif, membangun kerjasama
dengan orang tua, dan menjadikan sikap-sikap ini sebagai bagian dari
kurikulum dan kehidupan sehari-hari di sekolah.

31
Direktorat Pendidikan Agama Islam Panduan Pengembangan
Kementerian Agama RI Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah

C. Silabus Pengembangan Nilai Keagamaan Islam melalui Kegiatan


Rutin

No Program Capaian Alternatif Kegiatan

1 Pembiasaan 1. Terbiasa melaksanakan ibadah Pembiasaan shalat


sehari-hari kepada Allah dengan penuh berjama’ah, muhasabah,
kesadaran; tukar nasib, bakti sosial,
2. Terbiasa melakukan muhasabah warung kejujuran, piket
diri; kelas/mushola.
3. Terbiasa hidup bersih;
4. Terbiasa hidup damai dalam
perbedaan;
5. Terbiasa peduli kepada sesama;
6. Terbiasa hidup jujur, adil dan
bijaksana.

2 Kajian Keilmuan 1. Mampu mempraktikkan shalat Kajian mingguan


dengan benar. (Pembina Rohis dapat
2. Mampu baca tulis Al-Quran mengembangkan
dengan benar dan fasih capaian pengembangan
ke dalam program kajian
yang lebih detail)

D. Silabus Pengembangan Nilai Keagamaan Islam melalui Kegiatan


Insidental

No Program Capaian Alternatif Kegiatan

1 Peringatan 1. Memahami peran Peringatan Maulid


hari besar para pendahulu dalam Nabi, Peringatan Isra
mengembangkan ajaran Islam; Miraj, peringatan
2. Menunjukkan sikap Tahun baru Islam
keteladanan terhadap tokoh-
tokoh Islam;
3. Mampu menyelenggarakan
event keagamaan;
4. Memiliki sikap kerjasama dan
gotong royong;
5. Terbiasa bersikap empati dan
peduli terhadap sesama.

32
Panduan Pengembangan Direktorat Pendidikan Agama Islam
Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah Kementerian Agama RI

2 Pentas 1. Terbiasa menghargai karya Pentas Seni Islami


seni dan seni dan kreativitas Gebyar budaya Islami
kreativitas 2. Terampil membuat karya
dalam rangka meningkatkan Expo Islami
keimanan dan ketakwaan
kepada Allah SWT
3. Mampu melestarikan budaya
keagamaan yang menjadi
warisan budaya para ulama
terdahulu

3 Perkemahan 4. Terbiasa hidup mandiri; Kegiatan selama


Rohis 5. Mampu bertahan hidup di perkemahan rohis
alam bebas; dapat berupa:
6. Tumbuh dan berkembangnya 1. Pembiasaan
rasa cinta dan kepedulian pada ibadah ritual.
lingkungan; 2. Kepedulian
7. Tumbuh dan berkembangnya terhadap
jiwa kerjasama dan gotong sesama.
royong; 3. Kepedulian
8. Tumbuh dan berkembangnnya terhadap alam.
mental pejuang yang tidak
mudah menyerah;
9. Terampil menyelesaikan
masalah.

4 Kompetisi 1. Memiliki motivasi berprestasi Lomba MTQ, Debat,


Keagamaan di bidang keagamaan; MHQ, Pidato, LCC,
2. Memahami bakat dan minat Cerita Pendek Islami,
dalam bidang keagamaan; Karya Tulis Ilmiah,
3. Terbiasa meningkatkan potensi Kreasi Busana, Kreasi
dan bakat yang dimiliki; Kuliner, Science dan
4. Terbiasa berjiwa sportif dalam Teknologi, lomba
berkompetisi. karikatur islami,
lomba animasi, lomba
inovasi game islami,
lomba seni islami

33
Direktorat Pendidikan Agama Islam Panduan Pengembangan
Kementerian Agama RI Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah

5 Pekan 1. Memahami dan menyadari Seminar tentang


Moderasi bahwa perbedaan adalah keberagaman dan
sunnatullah; toleransi, expo
2. Memiliki kesadaran bahwa budaya, dan lomba-
keharmonisan dan kedamaian lomba bernuansa
terlahir dari penerimaan menghargai
terhadap perbedaan; perbedaan
3. Terbiasan hidup damai dan
harmonis dalam perbedaan;
4. Terbiasa mengelola segala
bentuk perbedaan menjadi
kemanfaatan untuk semesta.

6 Kegiatan 1. Terbiasa membaca Al-Quran Pesantren Ramadhan,


Ramadan 2. Terbiasa bersedekah pesantren kilat,
3. Terbiasa qiyamul lail santunan, Catatan
4. Terbiasa thalabul ‘ilmi amaliah Ramadhan,
5. Menunjukkan kebiasaan sikap Bazaar baju/sembako
peduli terhadap sesama murah

34
Panduan Pengembangan Direktorat Pendidikan Agama Islam
Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah Kementerian Agama RI

BAB 5
MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dan Evaluasi (Monev) adalah dua kata yang memiliki aspek
kegiatan yang berbeda tetapi saling berkaitan. Monitoring merupakan
kegiatan untuk mengetahui apakah program yang dibuat itu berjalan
dengan baik sebagaimana mestinya sesuai dengan yang direncanakan,
adakah hambatan yang terjadi dan bagaimana para pelaksana program itu
mengatasi hambatan tersebut. Sedangkan evaluasi merupakan pengukuran
atas ketercapaian keberhasilan suatu kegiatan.
Keberhasilan suatu program atau kegiatan dapat dilihat dari apa yang
direncanakan dengan apa yang dilakukan, serta seberapa besar tingkat
ketercapaian tersebut, tentu saja melalui alat ukur yang sudah ditentukan.
Apakah hasil yang diperoleh berkesesuaian dengan hasil perencanaan
yang dilakukan atau sebaliknya. Kegiatan monitoring dan evaluasi (monev)
dilakukan dalam rangka penjaminan mutu suatu kegiatan.
Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan pengembangan
nilai keagamaan Islam melalui Rohis di sekolah bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana efektivitas implementasi pedoman dalam penerapannya di
satuan pendidikan. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keterukuran
keberhasilan kegiatan pengembangan nilai keagamaan Islam melalui Rohis
di sekolah tersebut.
Monitoring dan evaluasi pada prinsipnya merupakan strategi untuk
mengetahui apakah pelaksanaan program pengembangan nilai keagamaan
Islam melalui Rohis di sekolah telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Di samping itu kegiatan monitoring dan evaluasi ini dapat mengidentifikasi
masalah yang muncul untuk selanjutnya diberikan rekomendasi untuk
perbaikan. Proses analisis dalam evaluasi diarahkan pada penyusunan
kesimpulan tentang keberhasilan program pengembangan nilai keagamaan
Islam melalui Rohis di sekolah.

35
Direktorat Pendidikan Agama Islam Panduan Pengembangan
Kementerian Agama RI Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah

A. Strategi Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi pada kegiatan Pengembangan Nilai
Keagamaan Islam melalui Rohis di sekolah dilakukan sebagai bagian dari
pengendalian dan penjaminan mutu program. Monitoring dan Evaluasi
pada kegiatan ini dilakukan secara langsung dan secara tidak langsung
(melalui kegiatan kementerian).
1. Monitoring dan Evaluasi secara langsung.
Monitoring dan evaluasi secara langsung dilakukan dengan melihat
langsung ke satuan pendidikan. Monitoring dan evaluasi secara
langsung dapat dilakukan untuk memantau bagaimana pelaksanaan
kegiatan pengembangan nilai keagamaan dilaksanakan di satuan
pendidikan.
Dalam monitoring dan evaluasi secara langsung, monever
memantau perencanaan, pelaksanaan dan ketercapaian capaian
pengembangan. Untuk itu diperlukan instrumen yang baku yang
ditetapkan secara nasional. Hasil monitoring dan evaluasi harus
dapat ditabulasi dan dianalisis secara nasional, sehingga diperoleh
index keberagamaan peserta didik secara nasional.
2. Monitoring dan Evaluasi secara tidak langsung
Monitoring dan evaluasi secara tidak langsung dapat dilakukan
dengan memantau kegiatan-kegiatan Rohis yang diselenggarakan
oleh kementerian. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain; Pentas
PAI, Kemah Rohis, Guru Berprestasi, Kepala Daerah Peduli PAI.
Monitoring dan evaluasi melalui kegiatan PENTAS PAI yang
diselenggarakan kementerian, dilakukan dengan melihat
keterlibatan peserta didik dalam event tersebut. Selain itu,
monitoring dan evaluasi pengembangan nilai keagamaan Islam
pada PENTAS PAI dapat dilihat dari index capaian pengembangan
nilai yang ditentukan pada pedoman ini.
Monitoring dan evaluasi melalui kegiatan Kemah Rohis, dilakukan
dengan cara melihat kualitas utusan masing-masing daerah dalam
pencapaian capaian kegiatan yang ditentukan pemerintah.
Monitoring dan evaluasi dalam kegiatan guru berprestasi dan
kepala daerah peduli PAI dilakukan dengan memasukkan index
keberhasilan kandidat dalam menyelenggarakan program
pengembangan nilai keagamaan Islam di satuan pendidikan atau
wilayah masing-masing dalam salah satu kriteria penilaian.

36
Panduan Pengembangan Direktorat Pendidikan Agama Islam
Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah Kementerian Agama RI

B. Metode Monitoring dan Evaluasi


Metode monitoring dan evaluasi dilaksanakan dengan beberapa
metode, antara lain:
1. Observasi
Observasi dilakukan dengan cara melihat langsung bagaimana
implementasi program pengembangan nilai keagamaan Islam
dilaksanakan di satuan pendidikan. Selain itu, observasi juga
dilakukan untuk melihat secara langsung bagaimana budaya
satuan pendidikan yang menunjukkan ketercapaian capaian
pengembangan yang ditentukan oleh pemerintah.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan bertanya kepada peserta didik,
guru, kepala sekolah, dan orang tua terkait dengan implementasi
pengembangan nilai keagamaan Islam dilaksanakan di satuan
pendidikan.
3. Angket
Angket merupakan instrumen yang diisi oleh peserta didik,
guru, kepala sekolah dan orang tua yang berisi pendapat mereka
terhadap implementasi program pengembangan nilai keagamaan
Islam di satuan pendidikan.

C. Pelaksana Monitoring dan Evaluasi


Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan secara berjenjang
sesuai dengan tupoksi masing-masing. Pelaksana monitoring dan evaluasi
terdiri dari:
1. Tingkat Pusat
Pelaksana monitoring dan evaluasi tingkat nasional adalah tim yang
ditunjuk oleh direktorat untuk memantau keterlaksanaan program
secara nasional, meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Tim monitoring melaporkan hasil monitoring melalui sistem yang
akan disiapkan dan disampaikan kemudian oleh direktorat.
2. Tingkat Wilayah
Pelaksana monitoring dan evaluasi tingkat wilayah adalah tim yang
ditunjuk oleh kepala kantor wilayah kementerian agama untuk
memantau keterlaksanaan program di provinsi masing-masing,

37
Direktorat Pendidikan Agama Islam Panduan Pengembangan
Kementerian Agama RI Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah

meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Tim monitoring


melaporkan hasil monitoring melalui sistem yang akan disiapkan
dan disampaikan kemudian oleh direktorat.
3. Tingkat Daerah
Pelaksana monitoring dan evaluasi tingkat daerah adalah tim yang
ditunjuk oleh kepala kantor kementerian agama kabupaten/kota
untuk memantau keterlaksanaan program di kabupaten/kota
masing-masing, meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Tim monitoring melaporkan hasil monitoring melalui sistem yang
akan disiapkan dan disampaikan kemudian oleh direktorat.

D. Pelaporan dan Tindak Lanjut Hasil Monitoring dan Evaluasi


Pelaporan hasil monitoring dan evaluasi dilakukan secara langsung
oleh tim monitoring dengan mengisi instrumen pada aplikasi yang dibuat
oleh direktorat. Laporan hasil monitoring paling sedikit memuat:
1. Identitas satuan pendidikan (nama, alamat, jumlah siswa, jumlah
kelas, jumlah guru PAI, jumlah siswa berdasar agama)
2. Petugas monitoring
3. Waktu monitoring
4. Hasil monitoring (perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi)
5. Kesimpulan dan rekomendasi
Tindak lanjut dari hasil monitoring dilakukan dengan cara merekapitulasi
dan menganalisis data hasil monitoring yang dilakukan oleh tim yang
ditunjuk direktorat untuk menghasilkan index keberagamaan peserta
didik secara nasional dan selanjutnya dilaporkan kepada direktorat untuk
dijadikan pertimbangan dalam program direktorat selanjutnya.

38
Panduan Pengembangan Direktorat Pendidikan Agama Islam
Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah Kementerian Agama RI

BAB 6
PENUTUP

Program pengembangan nilai keagamaan Islam di satuan pendidikan


perlu dilakukan dengan serius agar terbentuk karakter peserta didik muslim
yang memiliki sikap beragama yang moderat dan memiliki kecintaan
kepada tanah air yang tinggi.
Index keberagamaan yang merupakan salah satu dari program prioritas
kementerian agama perlu segera diwujudkan agar pengelolaan pendidikan
agama dan keagamaan di satuan pendidikan dapat dievaluasi secara akurat.
Index keberagamaan adalah wajah dari sikap beragama anak bangsa.
Program pengembangan nilai keagamaan Islam yang rahmatan lil
‘alamin dan sikap beragama yang moderat merupakan ikhtiar untuk
menjaga keutuhan bangsa dan melestarikan budaya damai yang dibangun
oleh para ulama Indonesia terdahulu.
Akhirnya semoga panduan ini, dapat menjadi bagian penting dalam
mewujudkan wajah Islam yang menjadi rahmat bagi sekalian alam.
Panduan ini merupakan dokumen hidup yang bersifat dinamis, sehingga
dapat ditinjau ulang dan disempurnakan.

39
Direktorat Pendidikan Agama Islam Panduan Pengembangan
Kementerian Agama RI Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah

40
Panduan Pengembangan Direktorat Pendidikan Agama Islam
Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah Kementerian Agama RI

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Format 1: INSTRUMEN MONITORING


PROGRAM PENGEMBANGAN KEAGAMAAN ISLAM MELALUI
ROHIS DI SEKOLAH

IDENTITAS PETUGAS
Nama : ...........................................................
NIP : ...........................................................
Unit Kerja : ...........................................................
No HP / Email : ...........................................................

IDENTITAS SATUAN PENDIDIKAN


Nama Satuan Pendidikan : ...........................................................
Alamat : ...........................................................
Jumlah Rombel : ...........................................................
Jumlah Siswa : ...........................................................
Jumlah Guru PAI : ...........................................................
Jumlah Siswa berdasar Agama:

Islam Kristen Katolik Hindu Budha Konghucu

41
Direktorat Pendidikan Agama Islam Panduan Pengembangan
Kementerian Agama RI Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah

INSTRUMEN MONITORING
Petunjuk pengisian : Berikan tanda centang (√) pada kolom kriteria.

KRITERIA
NO UNSUR YANG DINILAI
1 2 3 4

A PERENCANAAN

1 Memiliki dokumen SK Rohis dan Fakta Integritas

2 Memiliki dokumen program kerja Rohis

3 Memiliki dokumen laporan program kerja Rohis

4 Memiliki dokumen program pengembangan nilai


keagamaan

5 Memiliki dokumen laporan program pengembangan


nilai keagamaan

6 Program pengembangan nilai keagamaan dalam


program sekolah (RKAS)

7 Sarana prasarana keagamaan

B PELAKSANAAN PROGRAM

1 Kegiatan pembiasaan

2 Kajian keilmuan

3 Peringatan Hari Besar

4 Pentas seni dan kreativitas

5 Perkemahan Rohis

6 Kompetisi Keagamaan

7 Pekan Moderasi

8 Kegiatan Ramadhan

C ANGGARAN DAN PEMBIAYAAN

1 BOS

2 Iuran Anggota

3 Bantuan Pemerintah

42
Panduan Pengembangan Direktorat Pendidikan Agama Islam
Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah Kementerian Agama RI

KRITERIA
NO UNSUR YANG DINILAI
1 2 3 4

4 Infak dan Sedekah

5 Sumber Lainnya (......................................................)

C KENDALA YANG DIHADAPI

D SOLUSI YANG DILAKUKAN

*Keterangan Angka: 4 = Sangat Baik, 3 = Baik, 2 = Cukup, 1 = Kurang

……………………………….
Kepala Satuan Pendidikan Petugas

…………………………….. …………………………

43
Direktorat Pendidikan Agama Islam Panduan Pengembangan
Kementerian Agama RI Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah

Format 2: ANGKET SIKAP KEBERAGAMAAN PESERTA DIDIK


(Diisi oleh peserta didik dapat dilakukan secara manual atau online)

IDENTITAS RESPONDEN
Nama : ...........................................................
Kelas : ...........................................................

INSTRUMEN PENILAIAN
Petunjuk pengisian :
Berikan tanda centang (√) pada kolom kriteria sesuai dengan pendapat
Anda
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
N : Netral/Tidak menjawab
S : Setuju
SS : Sangat Setuju

KRITERIA
NO URAIAN SIKAP
STS TS N S SS
Saya lebih suka menemukan jalan tengah
1
dalam menghadapi masalah atau perbedaan
pendapat.
Saya biasanya tidak berlebihan dalam menga-
2
tasi perasaan saya dalam situasi sulit

Saya berusaha mencari keseimbangan dalam


3
berbagai aspek kehidupan, sehingga tidak
terlalu condong pada satu sisi saja
Saya berusaha menjaga keseimbangan antara
4
mengemukakan hak-hak saya dengan melak-
sanakan kewajiban-kewajiban yang ada
Saya berusaha membagi waktu antara uru-
5
san dunia dan akhirat, sehingga keduanya
mendapatkan perhatian yang layak

44
Panduan Pengembangan Direktorat Pendidikan Agama Islam
Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah Kementerian Agama RI

Saya merasa perlu menjaga keseimbangan


6
antara meraih kesuksesan di dunia dengan
mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat
Saya berusaha menjaga keseimbangan antara
7
menjalankan ibadah ritual dan meluangkan
waktu untuk berinteraksi sosial dengan keluar-
ga dan teman-teman
Bagi saya, penting untuk menjaga hubungan
8
baik dengan sesama manusia, sekaligus tetap
konsisten dalam menjalankan kewajiban iba-
dah kepada Tuhan
Saya meyakini bahwa pemahaman ilmu
9
agama dapat diperdalam melalui ilmu pengeta-
huan
Saya berusaha memadukan ajaran agama
10
dengan pengetahuan yang saya peroleh,
sehingga memiliki pandangan yang lebih luas
dan menyeluruh
Saya berupaya menjaga agar lingkungan seki-
11
tar tetap rapi dan teratur dengan meletakkan
benda-benda pada tempatnya
Saya berusaha untuk tidak memihak pada
12
kedua belah pihak sebelum memahami secara
utuh.
Saya berusaha memberikan penilaian yang
13
adil dan seimbang terhadap suatu situasi atau
permasalahan
Saya berusaha untuk konsisten dalam tinda-
14
kan dan pendekatan saya terhadap berbagai
situasi
Saya memahami bahwa memiliki hak juga
15
berarti memiliki kewajiban terhadap sesama
dan lingkungan
Saya berusaha untuk tidak hanya fokus pada
16
hak-hak pribadi tetapi juga memberikan hak
yang pantas kepada orang lain
Saya berupaya berbicara dan bertindak
17
dengan hormat terhadap semua orang tanpa
memandang perbedaan latar belakang mereka
Saya meyakini bahwa perbedaan antara
18
manusia adalah sesuatu yang alami dan harus
diterima dengan lapang dada
Saya merasa penting untuk tidak hanya
19
mendengar pandangan dari kelompok saya,
tetapi juga mempertimbangkan pandangan
dari kelompok lain

45
Direktorat Pendidikan Agama Islam Panduan Pengembangan
Kementerian Agama RI Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah

Saya merasa terbuka terhadap ide-ide dan


20
pandangan yang berbeda dari yang saya yaki-
ni, jika dianggap benar dan bermanfaat
Saya merasa penting untuk menghormati dan
21
memahami ritual serta hari besar agama lain,
sebagai bentuk penghargaan terhadap keper-
cayaan orang lain
Saya merasa penting untuk membahas masa-
22
lah bersama dengan teman atau rekan tim
sebelum mengambil keputusan penting
Saya berupaya untuk mendengarkan dengan
23
baik dan terbuka terhadap pendapat orang
lain, terlepas dari apakah saya setuju atau
tidak
Saya berusaha untuk tidak memaksa pendapat
24
atau kehendak pribadi pada kelompok, teruta-
ma jika ada alternatif yang lebih baik
Setelah bersama-sama mencapai keputusan,
25
saya merasa penting untuk menghormati dan
mematuhi keputusan tersebut
Saya berupaya mencari cara untuk mengatasi
26
masalah dan membuat perubahan positif
dalam situasi yang sulit
Saya merasa terbuka terhadap gagasan untuk
27
melakukan perubahan yang dapat membawa
hasil yang lebih baik
Saya berupaya untuk tidak hanya memikir-
28
kan diri sendiri, tetapi juga memperhatikan
dampak keputusan saya pada orang lain
Saya berusaha untuk menjembatani perselisi-
29
han dengan cara yang damai dan konstruktif,
demi mencapai kesepakatan yang mengun-
tungkan semua pihak
Saya berusaha untuk berperilaku positif agar
30
bisa menjadi contoh yang baik bagi teman-
teman sekelas dan rekan-rekan sebaya
Saya merasa penting untuk merenungkan diri
31
sendiri dan memikirkan apa yang dapat saya
perbaiki dari diri saya
Saya berusaha untuk bertanggung jawab
32
atas tindakan dan keputusan saya, daripada
menyalahkan orang lain atas kesalahan atau
masalah yang terjadi
Saya berupaya untuk memulai tindakan positif
33
dan kebaikan dari diri saya sendiri, sebelum
mengharapkan orang lain untuk melakukannya

46
Panduan Pengembangan Direktorat Pendidikan Agama Islam
Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah Kementerian Agama RI

Saya merasa penting untuk menjadi teladan


34
dalam menjaga lingkungan dengan tindakan
nyata seperti daur ulang dan mengurangi
pemakaian plastik
Saya berusaha untuk menjaga sikap hormat
35
terhadap simbol-simbol negara dan selalu
memperlakukan mereka dengan layak
Saya merasa kewajiban untuk bersedia mem-
36
bela negara dari ancaman fisik atau non-fisik
sesuai dengan peraturan yang berlaku
Saya berupaya untuk saling mendukung dan
37
menjaga kebersamaan dengan sesama warga
negara, sebagai bentuk persatuan dan keber-
samaan
Saya merasa bahwa wilayah negara adalah
38
satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, dan
saya mengakui pentingnya menjaga integritas
wilayah tersebut
Saya berusaha untuk memahami dan meng-
39
hormati kedaulatan negara lain, serta menjaga
hubungan yang baik dengan mereka
Saya menganggap perdamaian sebagai nilai
40
yang sangat penting dan berusaha untuk men-
dorong suasana damai di sekitar saya
Saya merasa penting untuk mencari solusi
41
damai dalam mengatasi masalah, daripada
mengambil jalan konfrontasi atau kekerasan
Saya berusaha untuk menghindari dan tidak
42
mendukung tindakan kekerasan dalam apapun
bentuknya
Saya menyadari bahwa tidaklah benar untuk
43
melakukan tindakan main hakim sendiri,
dan saya berusaha untuk menghindari sikap
semacam itu
Saya berupaya untuk melaporkan atau
44
menyerahkan urusan yang memerlukan pen-
anganan hukum kepada pihak yang berwajib
Saya berusaha untuk mengambil hikmah dari
45
nilai-nilai yang ada dalam masyarakat kita
Saya perlu melestarikan adat dan budaya yang
46
ada di tengah-tengah masyarakat baik yang
sesuai dengan pemikiran saya maupun yang
tidak sesuai
Saya akan menghormati dan menghargai
47
tradisi yang dijalankan oleh masyarakat di
sekitar kita

47
Direktorat Pendidikan Agama Islam Panduan Pengembangan
Kementerian Agama RI Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah

Saya berusaha untuk tidak mudah menuduh


48
suatu amalan atau keyakinan sebagai bid’ah
atau sesat tanpa pemahaman yang cukup
Saya berusaha untuk bisa menyesuaikan diri
49
dan tetap menghormati nilai-nilai di tempat
yang berbeda dari lingkungan asal saya
Saya merasa penting untuk bisa beradaptasi
50
dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di
lingkungan baru di mana saya berada
JUMLAH

48
Panduan Pengembangan Direktorat Pendidikan Agama Islam
Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah Kementerian Agama RI

Format 3: PAKTA INTEGRITAS PEMBINA ROHIS

PAKTA INTEGRITAS
Dengan mengharap ridho Allah yang maha pengasih dan maha penyayang,
saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : …………………………………….
NIP/NUPTK : …………………………………….
Tempat, Tanggal Lahir : …………………………………….
Unit Kerja : …………………………………….
Jabatan : Pembina Rohis
Menyatakan sebagai berikut:
6. Siap melaksanakan tugas sebagai Pembina ROHIS di SMA/SMK
……………………… dengan berpedoman pada Pedoman Pengembangan
Nilai Keagamaan Islam Melalui ROHIS di sekolah yang dikeluarkan oleh
Kementerian Agama RI
7. Siap menjadi teladan peserta didik untuk mengimplementasikan nilai-nilai
Islam rahmatan lil ‘alamin dalam kehidupan di lingkungan sekolah dan
masyarakat.
8. Dalam pelaksanaan tugas saya sebagai pembina ROHIS tersebut, saya
siap di monitoring dan evaluasi baik secara internal (satuan pendidikan)
maupun eksternal (Kementerian Agama) demi terwujudnya kehidupan
beragama yang damai dan bahagia.
9. Jika dalam pelaksanaan tugas saya sebagai pembina ROHIS terdapat
kekeliruan yang dinilai fatal oleh sekolah ataupun pihak terkait, saya siap
bertanggung jawab secara hukum dan menurut perundang-undangan
yang berlaku.
Demikian pakta integritas ini saya buat dan saya tandatangani dengan penuh
kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun.
…………………………….
Pembuat Pernyataan
Materai 10.000
……………………….

49
Direktorat Pendidikan Agama Islam Panduan Pengembangan
Kementerian Agama RI Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah

Format 4:
Pedoman Pengisian Instrumen Oleh Petugas Monev

No Kriteria Isian Panduan Pengisian

A. IDENTITAS

1 Identitas Petugas Diisi sesuai dengan identitas petugas

2 Identitas Sekolah Diisi sesuai dengan Identitas sekolah

B. PERENCANAAN

1 Memiliki dokumen SK Rohis 1 : Tidak memiliki


2 : Ada, tidak sesuai pedoman
3 : Ada, sebagian besar sesuai pedoman
4 : Ada, sesuai pedoman

2 Memiliki dokumen program 1 : Tidak memiliki


kerja Rohis
2 : Ada, tidak sesuai pedoman
3 : Ada, sebagian besar sesuai pedoman
4 : Ada, sesuai pedoman

3 Memiliki dokumen laporan 1 : Tidak memiliki


program kerja Rohis
2 : Ada, tidak sesuai pedoman
3 : Ada, sebagian besar sesuai pedoman
4 : Ada, sesuai pedoman

4 Memiliki dokumen program 1 : Tidak memiliki


pengembangan nilai keag-
amaan 2 : Ada, tidak sesuai pedoman
3 : Ada, sebagian besar sesuai pedoman
4 : Ada, sesuai pedoman

5 Memiliki dokumen laporan 1 : Tidak memiliki


program pengembangan
nilai keagamaan 2 : Ada, tidak sesuai pedoman
3 : Ada, sebagian besar sesuai pedoman
4 : Ada, sesuai pedoman

50
Panduan Pengembangan Direktorat Pendidikan Agama Islam
Keagamaan Islam Melalui Rohis Di Sekolah Kementerian Agama RI

6 Program pengembangan 1 : Tidak ada


nilai keagamaan dalam pro-
gram sekolah (RKAS) 2 : Ada, belum memadai
3 : Ada, cukup memadai
4 : Ada, sangat memadai

7 Sarana prasarana keagamaan 1 : Tidak ada


(Masjid, alat peraga keag- 2 : Ada, belum memadai
amaan)
3 : Ada, cukup memadai
4 : Ada, sangat memadai

B. PELAKSANAAN

1 Kegiatan pembiasaan 1 : Tidak dapat menunjukkan bukti fisik


2 : menunjukkan sebagian kecil dokumen
3 : menunjukkan sebagian besar dokumen
4 : menunjukkan dokumen lengkap (peren-
canaan, pelaksanaan dan pelaporan)

2 Kajian keilmuan 1 : Tidak dapat menunjukkan bukti fisik


2 : menunjukkan sebagian kecil dokumen
3 : menunjukkan sebagian besar dokumen
4 : menunjukkan dokumen lengkap (peren-
canaan, pelaksanaan dan pelaporan)

3 Peringatan Hari Besar 1 : Tidak dapat menunjukkan bukti fisik


2 : menunjukkan sebagian kecil dokumen
3 : menunjukkan sebagian besar dokumen
4 : menunjukkan dokumen lengkap (peren-
canaan, pelaksanaan dan pelaporan)

4 Pentas seni dan kreativitas 1 : Tidak dapat menunjukkan bukti fisik


2 : menunjukkan sebagian kecil dokumen
3 : menunjukkan sebagian besar dokumen
4 : menunjukkan dokumen lengkap (peren-
canaan, pelaksanaan dan pelaporan)

51

Anda mungkin juga menyukai