Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH BAHASA INDONESIA

TEKS HIKAYAT

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk pemenuhan tugas Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia pada Semester 1

Disusun oleh

1. Chelika Axel Priyandhira


2. Kumaira Qonitatudz Dzakiya
3. Raya Raissa Alodia
4. Vionina Eri Arsanti
5. Yuanita Meylina

SMA NEGERI 1 CAWAS

TAHUN PELAJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami ucapkan puji syukur serta nikmat kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas hidayah dan rahmat-Nya yang melimpah sehingga kami bisa
menyelesaikan Makalah Bahasa Indonesia yang berjudul “Teks Hikayat” dengan
lancar. Makalah ini kami susun atas beberapa aspirasi dari anggota kelompok dan
sumber referensi internet lainnya

Makalah ini dibuat untuk memenuhi persyaratan tugas mata pelajaran Bahasa
Indonesia di SMA Negeri 1 Cawas pada semester 1.

Tujuan dibuatnya makalah ini, yaitu untuk melaporkan serta sarana membaca
segala sesuatu yang ada kaitannya dengan isi teks hikayat.

Dalam penyusunan makalah bahasa Indonesia ini, tentu tak lepas dari
pengarahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka penulis ucapkan rasa
hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Pihak-pihak
yang terkait di antaranya sebagai berikut.

1. Ibunda Sri Rahayu, S.Pd. selaku Guru Pembimbing Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia.
2. Seluruh tim penulis yang ikut membantu.
3. Orang tua dan teman-teman penulis, terima kasih banyak atas dukungannya.

Karena kebaikan semua pihak yang telah penulis sebutkan tadi maka penulis
bisa menyelesaikan laporan penelitian sosial ini dengan sebaik-baiknya. Laporan
penelitian sosial yang dibuat oleh penulis memang masih jauh dari kesempurnaan,
tetapi penulis sudah berusaha sebaik mungkin. Sekali lagi terima kasih atas
dukungan dari segala belah pihak yang mendukung dan berkontribusi. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Cawas, 11 November 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan Penyusunan Makalah....................................................................6
1.4 Manfaat Penyusunan Makalah..................................................................6
BAB II KAJIAN TEORI..........................................................................................7
2.1 Pengertian Teks Hikayat............................................................................7
2.2 Struktur Teks Hikayat................................................................................8
2.3 Langkah-Langkah Membuat Sinopsis Teks Hikayat.................................9
2.4 Langkah-langkah Mengidentifikasi Teks Hikayat.....................................9
2.5 Langkah Mengidentifikasi Teks Hikayat.................................................10
2.6 Tujuan Teks Hikayat................................................................................10
2.7 Fungsi Teks Hikayat................................................................................11
2.8 Nilai-nilai Teks Hikayat..........................................................................12
2.9 Ciri Teks Hikayat.....................................................................................12
2.10 Jenis Teks Hikayat...................................................................................13
2.11 Karakteristik Teks Hikayat......................................................................14
2.12 Unsur Intrinsik Teks Hikayat...................................................................14
2.13 Unsur Ekstrinsik Teks Hikayat................................................................15
2.14 Kaidah Kebahasaan Teks Hikayat...........................................................16
2.15 Bentuk Teks Hikayat...............................................................................17
2.16 Bentuk Cerita Rakyat..............................................................................18
2.17 Persamaan Teks Hikayat dengan Cerpen................................................19
2.18 Perbedaan Teks Hikayat dengan Cerpen.................................................19
2.19 Contoh Teks Hikayat dan Analisisnya.....................................................19
BAB III PENUTUP...............................................................................................30
3.1 Kesimpulan..............................................................................................30

iii
3.2 Saran........................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................32
DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN.......................................................33

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hikayat, berasal dari bahasa Arab yang artinya cerita sastra, merupakan
bentuk narasi panjang yang bersumber dari tradisi Arab. Sama seperti dongeng,
hikayat penuh dengan unsur fantasi dan keajaiban.
Cerita hikayat merupakan bagian dari pembelajaran sastra, dalam
pengajaran sastra bertujuan untuk meningkatkan apresiasi sastra siswa. Pengajaran
sastra bertujuan untuk meningkatkan pegetahuan siswa dalam apresiasi sastra.
Secara umum, jenis karya sastra digolongkan ke dalam bentuk prosa, puisi, dan
drama yang dilaksanakan melalui kegiatan, mendengarkan, berbicara, menyimak,
dan menulis. Keempat aspek keterampilan ini saling berhubungan satu sama lain
dalam pembelajaran. Dalam proses pembelajaran tidak akan lepas dari dunia
pendidikan baik formal maupun nonformal. Pendidikan sendiri dapat menjadi
faktor penentu untuk membentuk baik dan buruknya kepribadiaan seseorang.
Pada hakikat sebuah sistem bahwa proses pembelajaran ditentukan oleh
banyaknya faktor yang menunjang keberhasilan dalam sebuah pembelajaraan.
Guru harus mempunyai kemampuaan dan keprofesionalan dalam dirinya, karena
guru merupakan acuan untuk tercapainya suatu pendidikan yang bermutu dan
menjadi panutan atau contoh bagi siswanya. Hal ini sesuai dengan Dick dan Cary
(Eriyanti 2009, hlm. 28) mengemukakan bahwa sebenarnya ada banyak faktor
yang menentukan keberhasilan proses pembelajaran, termasuk dalam proses
pembelajaran dalam keterampilan berbicara.
Proses pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor yaitu dosen,
mahasiswa, pendekatan, metode, dan bahan pengajaran serta banyak lagi fasilitas
yang lain termasuk lingkungan belajar. Pembelajaran tersebut tidak akan berhasil
apabila dalam pembelajaran minat siswa dalam belajar tidak dilakukan dengan
serius dan tidak adanya dorongan atau motivasi dalam diri siswa.
Menurut pendapat Iskandarwassid (2015, hlm. 136) motivasi merupakan
modal yang sangat penting untuk belajar. Tanpa ada motivasi proses belajar akan
kurang berhasil. Meskipun seorang peserta didik mempunyai kecakapan belajar
yang tinggi, ia akan kurang berhasil dalam belajarnya jika motivasinya lemah.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar siswa harus diberikan
motivasi dan dorongan agar siswa lebih giat belajar. Pembelajaran Bahasa
Indonesia memiliki keterampilan berbicara dan ilmu pengetahuaan sehingga
pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan keterampilan

v
komunikasi baik lisan maupun tulisan, keterampilan berbahasa, kemampuaan
berpikir kritis, mengungkapkan gagasan, perasaan, pendapat, dan memperluas
wawasan. Dalam kurikulum merdeka, siswa diharapkan mampu mengembangkan
kompetensi yang dimilikinya, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
Kurikulum merdeka yang memusatkan perhatian terhadap pengembangan
kompetensi, bahasa Indonesia diharapkan dapat menyesuaikan dengan kondisi di
lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia
terdapat beberapa materi tentang keterampilan berbicara salah satunya yaitu
menceritakan kembali isi cerita hikayat.
Dalam pembelajaran siswa diajak untuk mengapresiasi sebuah karya
sastra. Siswa diajak untuk membaca dan memahami karya sastra kemudian siswa
berbicara yaitu dengan menceritakan kembali cerita yang telah dibaca. Tarigan
(2013, hlm 3) mengatakan, “berbicara merupakan ketrampilan berbahasa yang
berkembang dengan kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan
menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuaan berbicara atau berujar
dipelajari melalui perkembangan kosa kata yang diperoleh oleh sang anak melalui
kegiatan menyimak dan membaca.
Sedangkan menurut Iskandarwassid (2015, hlm. 241) keterampilan
berbicara pada hakikatnya merupakan keterampilan memproduksi arus sistem
bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan, perasaan, dan
keinginan kepada orang lain.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa berbicara merupakan suatu alat untuk
mengomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun atau dikembangkan sesuai
kebutuhan pendengar atau penyimak. Keterampilan menceritakan kembali isi
cerita yang dibaca akan mudah dipahami jika dalam proses membaca siswa
memahami isi ceritanya, sehingga siswa akan mudah dalam menuangkan ide-ide
dan gagasanya kedalam bentuk lain.
Sementara itu proses pembelajaran yang terjadi memosisikan siswa
sebagai pendengar dongeng yang disampaikan guru setelah itu siswa
menceritakan kembali dongeng yang telah disampaikan oleh guru. Akibatnya
proses pembelajaran cenderung membosankan, ketrampilan siswa untuk berbicara
ekspresif tidak terlatih dengan optimal, dan klimaksnya siswa jadi malas dan
pasif.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis tentukan, maka dapat
dirumuskna permasalahan dalam penelitiaan ini adalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian teks hikayat?
2. Bagaimana susunan sistematika teks hikayat?

vi
3. Bagaimana cara menulis teks hikayat?
4. Apa tujuan dan manfaat dibuatnya teks hikayat?
5. Apa saja jenis teks hikayat?
6. Bagaimana kandungan kaidah kebahasaan yang ada pada teks hikayat?

1.3 Tujuan Penyusunan Makalah


Supaya bisa memecahkan permasalahan yang terdapat dalam latar
belakang dan rumusan masalah perlu ada tujuan yang jelas. Adapun
tujuan yang hendak dicapai adalah.
1. Untuk mengetahui kemampuaan penulis dalam merancang,
melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran menceritakan kembali
cerita hikayat;
2. Untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menceritakan
kembali mengenai susunan materi pada teks hikayat;
3. Untuk menguji kemampuan siswa dalam mengembangkan daya pikir
atau imajinasi, kemampuan membaca, berpikir kritis, dan berbicara;
4. sebagai sarana belajar tambahan peserta didik mengenai teks hikayat.
1.4 Manfaat Penyusunan Makalah
Manfaat yang diharapkan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Hasil penyusunan makalah ini diharapkan meningkatkan kreativitas
penulis dalam menceritakan kembali isi cerita hikayat.
2. Bagi Guru
Hasil penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat
praktis bagi guru sebagai fasilitator dan bahan ajar yang dapat
dipublikasikan kepada siswa.
3. Bagi Siswa
Hasil penelitiaan ini diharapkan memberikan manfaat dan motivasi
belajar peserta didik untuk meningkatkan kemampuan dalam
menceritakan kembali isi cerita hikayat.
Penelitiaan ini, diharapkan dapat memberikan manfaat dasar penulisan
sebagai bahan referensi dan sumbangan pemikiran untuk pembelajaran
menceritakan kembali isi cerita hikayat.

vii
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Teks Hikayat


Hikayat, berasal dari bahasa Arab yang artinya cerita sastra,
merupakan bentuk narasi panjang yang bersumber dari tradisi Arab. Sama
seperti dongeng, hikayat penuh dengan unsur fantasi dan keajaiban.
Berikut beberapa pengertian hikayat menurut ahli:
1. Sudjiman
Hikayat berbentuk jenis kisah rekaan. Di mana fiksi sering dipakai
dalam karya sastra Melayu lama. Di mana sastra melayu lama
mencerminkan tentang kepahlawanan dan keagungan.
2. Pertiwi
Hikayat sejenis dengan folklore. Folklore dapat dicerna sebagai
kisah yang tidak bergantung pada sebab akibat. Hal ini disebabkan
folklore memiliki teknik tersendiri untuk menikmati waktu dan lokasi
secara nyata dan berbeda.
3. Hooykass
Hikayat merupakan cerita roman yang disajikan dalam bahasa
Melayu.
4. Sugiarto
Kata hikayat berasal dari bahasa Arab yang artinya cerita atau
kisah. Pada masa awal kata ini digunakan dalam bahasa Melayu, makna
aslinya masih melekat. Dengan demikian, tidaklah mengherankan jika
semua karya berbentuk prosa dalam sastra Melayu lama umumnya
disebut hikayat.
5. Suherli
Pengertian hikayat adalah ragam jenis cerita rakyat dan termasuk
ke dalam teks narasi. Hikayat merupakan cerita Melayu klasik yang
menonjolkan unsur penceritaan berciri kemustahilan dan kesaktian
tokoh-tokohnya.

Hakikat hikayat adalah menciptakan dunia imajinatif yang menarik


melalui cerita naratif kompleks. Hikayat mencerminkan identitas
budaya dengan menyampaikan nilai, kepercayaan, dan mitologi yang
dipegang oleh suatu komunitas, serta menjadi bagian tak terpisahkan
dari warisan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Dalam setiap hikayat, terdapat tokoh sentral atau pahlawan yang


memiliki sifat luar biasa. Pahlawan ini dihadapkan pada petualangan

viii
dan konflik yang menguji kemampuannya, membawanya ke arah
perubahan, dan melibatkan pembaca atau pendengar dalam perjuangan
dan pencapaian pahlawan. Pahlawan dalam hikayat bukan hanya pusat
cerita, tetapi juga simbol kebaikan, keadilan, atau idealisme dalam
masyarakat. Perjuangan pahlawan menjadi sumber inspirasi bagi
pembaca atau pendengar, mendorong mereka untuk menemukan
kekuatan dan kemampuan tersembunyi dalam diri sendiri.

Hikayat merupakan bagian tak terpisahkan dari warisan budaya,


hidup dan memperkaya budaya suatu masyarakat. Penjagaan dan
pemeliharaan hikayat menjadi tanggung jawab untuk menjaga kekayaan
budaya dan meneruskannya kepada generasi mendatang.

2.2 Struktur Teks Hikayat


Sebagai salah satu karya sastra lama, hikayat memiliki struktur
tersendiri yang membedakannya dengan dengan jenis teks lainnya. Struktur
teks hikayat yang tepat adalah abstraksi, orientasi, komplikasi, evaluasi,
revolusi, hingga koda. Berikut ini penjelasan selengkapnya mengenai
struktur teks hikayat.
1. Abstraksi
Bagian abstraksi merupakan inti cerita yang akan dikembangkan
menjadi beberapa macam peristiwa. Bagian abstraksi ini pada
umumnya berisi gambaran secara garis besar mengenai isi cerita di
dalam teks hikayat.
2. Orientasi
Orientasi merupakan bagian teks hikayat yang berkaitan dengan
beberapa aspek seperti aspek tempat, waktu, dan suasana. Ketiga aspek
ini sangat mempengaruhi penulisan hikayat sehingga jalan ceritanya
lebih menarik dan mudah dipahami oleh pembaca.
3. Komplikasi
Struktur teks hikayat selanjutnya yaitu komplikasi atau puncak masalah
yang berisi urutan kejadian. Pada bagian ini, watak atau karakter asli
dari para tokohnya akan dikeluarkan atau ditunjukkan.
4. Evaluasi
Apabila bagian komplikasi sudah dituangkan secara menyeluruh, maka
struktur teks hikayat selanjutnya yaitu bagian evaluasi. Bagian ini
merupakan penyelesaian dari permasalahan yang dialami oleh tokoh di
mana konflik atau masalah yang dialami sudah mulai mereda.
5. Resolusi

ix
Struktur hikayat selanjutnya yaitu resolusi di mana pada bagian ini
terdapat solusi atau penyelesaian dari masalah yang diciptakan penulis.
Bagian resolusi pada teks hikayat ini mengarahkan pada koda.

6. Koda
Bagian terakhir dari teks hikayat yaitu koda yang berisi amanat atau
pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Pada bagian
ini, pembaca bisa menyimpulkan pesan moral yang terkandung di
dalam teks dan memetik pelajaran dari cerita tersebut.

2.3 Langkah-Langkah Membuat Sinopsis Teks Hikayat


1. Terlebih dahulu membaca naskah aslinya untuk mengetahui kesan
terpenting penulis secara umum.
2. Mencatat gagasan pokok atau menggaris bawahi gagasan utama yang
terpenting.
3. Tulislah ringkasan yang sesuai dengan gagasan utama yang ditemukan
sesuai dengan langkah kedua.
4. Gunakan kalimat yang jelas, mudah dipahami, efektif, dan menarik
untuk membuat rangkaian cerita singkat yang bisa menggambarkan apa
yang akan diceritakan dalam karangan aslinya.
5. Untuk menulis dialog atau monolog tokoh, cukup secara garis besarnya
saja.
6. Sinopsis yang dibuat tidak boleh menyimpang dari isi secara
keseluruhannya.

2.4 Langkah-langkah Mengidentifikasi Teks Hikayat


Menurut Artini dkk (2017, hlm. 71-73) menyatakan bahwa, langkah-
langkah mengidentifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam teks hikayat
sebagai berikut.
(1) Perhatikan dan baca dengan baik teks hikayat.
(2) Buatlah pertanyaan-pertanyaan untuk hal-hal yang belum kamu
mengerti dalam hikayat.
(3) Jawablah pertanyaan-pertanyaan tentang teks hikayat yang telah di
baca.
(4) Identifikasi pokok-pokok isi teks hikayat yang telah di baca.
(5) Carilah kata-kata yang tidak kamu pahami dalam teks hikayat yang
telah dibaca.
(6) Untuk menunjukkan pemahamanmu atas kata-kata sulit tersebut,
buatlah kalimatmu sendiri menggunakan kata-kata sulit tersebut!
(7) Baca kembali teks hikayat lalu identifikasi karakteristiknya.

x
(8) Baca kembali teks hikayat lalu identifikasi nilai-nilai yang bisa diambil
dari hikayat tersebut! Korelasikan dengan kondisi di kehiduan nyata
sekarang ini, apakah nilai-nilai itu masih terjadi dan/atau masih bisa
diterapkan!

2.5 Langkah Mengidentifikasi Teks Hikayat


Widya (2017, hlm. 20) menyatakan bahwa, kegiatan
mengidentifikasi nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam teks cerita
rakyat (hikayat), terdapat langkah-langkah yang secara runtut harus
dilakukan yaitu sebagai berikut.
1) Membaca teks cerita rakyat (hikayat).
2) Memahami isi teks cerita rakyat (hikayat).
3) Menentukan nilai-nilai kehidupan dalam teks cerita rakyat (hikayat).

Berdasarkan paparan di atas penulis dapat simpukan bahwa


langkah-langkah mengidentifikasi diawali dengan siswa membaca dan
memahami teks, selanjutnya siswa dituntut untuk dapat membuat
pertanyaan-pertanyaan yang masih belum dipahami, lalu identifikasi
pokok-pokok permasalahan dalam teks untuk mengetahui pemahamanmu,
dan selanjutnya identifikasi nilai-nilai yang terdapat dalam teks hikayat
tersebut.

2.6 Tujuan Teks Hikayat


Teks hijayat memiliki beberapa tujuan, antara lain:
a) Memberikan Pelajaran Moral
Hikayat seringkali mengandung nilai-nilai moral atau pelajaran hidup
yang dapat diambil oleh pembaca. Cerita-cerita dalam hikayat dapat
menyampaikan pesan moral yang mendalam.
b) Menginspirasi dan Membangkitkan Semangat
Hikayat kadang-kadang ditulis untuk menginspirasi pembaca atau
membantu mereka mengatasi tantangan hidup. Cerita tentang
kesuksesan atau keberanian seseorang dapat membangkitkan
semangat pembaca.
c) Menghibur
Beberapa hikayat ditulis untuk memberikan hiburan. Cerita-cerita
menarik dan penuh peristiwa dapat menjadi sumber kesenangan bagi
pembaca.
d) Menyampaikan Nilai Budaya

xi
Hikayat juga dapat digunakan untuk menyampaikan dan melestarikan
nilai-nilai budaya. Cerita-cerita tersebut mungkin mencerminkan
tradisi, adat, atau kepercayaan masyarakat tertentu.
e) Menyebarkan Informas
Teks hikayat dapat digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan
informasi tentang tokoh sejarah, kejadian bersejarah, atau fenomena
tertentu kepada pembaca.
f) Memberikan Wawasan tentang Kehidupan Sosial
Beberapa hikayat mencerminkan kehidupan sosial masyarakat pada
suatu periode tertentu. Ini dapat memberikan wawasan tentang
bagaimana masyarakat mengatasi masalah atau berkembang dari
waktu ke waktu.

2.7 Fungsi Teks Hikayat


1. Mengajarkan Nilai-Nilai Moral
Hikayat sering kali mengandung pesan moral atau pelajaran hidup yang
dapat diambil oleh pembaca. Cerita-cerita ini dapat menjadi sumber
inspirasi dan pedoman etika.
2. Melestarikan Budaya dan Tradisi
Hikayat dapat berfungsi sebagai wadah untuk melestarikan dan
menyebarkan budaya serta tradisi. Cerita-cerita dalam hikayat sering
mencerminkan nilai-nilai masyarakat dan kearifan lokal.
3. Menghibur Pembaca
Beberapa hikayat ditulis untuk memberikan hiburan. Cerita-cerita yang
menarik dan penuh petualangan dapat menjadi sumber kesenangan dan
hiburan bagi pembaca.
4. Memberikan Identitas dan Identifikasi
Hikayat dapat membantu pembaca merasa terhubung dengan sejarah dan
identitas budaya mereka. Cerita-cerita tentang tokoh-tokoh legendaris
atau peristiwa bersejarah dapat memperkuat rasa identitas masyarakat.
5. Menyampaikan Sejarah atau Mitos
Hikayat seringkali berisi cerita-cerita sejarah atau mitos yang
menjelaskan asal-usul suatu kebudayaan, bangsa, atau tradisi tertentu. Ini
membantu menyampaikan dan menjaga warisan sejarah.
6. Mengasah Keterampilan Bahasa
Hikayat dapat digunakan sebagai sarana untuk mengasah keterampilan
berbahasa. Gaya bahasa yang digunakan dalam hikayat seringkali kaya
dan berwarna, dapat membantu pengembangan keterampilan bahasa
pada pembaca.

xii
2.8 Nilai-nilai Teks Hikayat
Hikayat mengandung nilai-nilai tertentu. Nilai-nilai ini merupakan
unsur ekstrinsik yang mempengaruhi karya sastra dari luar cerita yaitu atas
pengaruh pengarangnya.

Biasanya, penulis tidak menuliskan nilai-nilai isi hikayat secara


eksplisit atau terang-terangan. Namun, nilai-nilai itu dapat ditemukan
ketika telah membaca keseluruhan hikayat.

Nilai-nilai ini dapat tampak pada karakter tokoh yang diciptakan


oleh pengarang di hikayat tersebut. Berikut macam-macam nilai pada
hikayat.

a. Nilai moral: Nilai moral adalah nilai yang berkaitan dengan akhlak, budi
pekerti, susila atau kepada baik buruk tingkah laku.
b. Nilai sosial: Nilai sosial adalah nilai yang berkaitan dengan norma yang
berada di dalam masyarakat, sehingga nilai ini juga dapat disebut sebagai
nilai kemasyarakatan.
c. Nilai budaya: Nilai budaya adalah nilai yang berkaitan dengan adat
istiadat.
d. Nilai edukasi: Nilai edukasi adalah nilai yang berkaitan dengan
pengubahan tingkah laku dari baik ke buruk (pengajaran). Nilai edukasi
juga dapat disebut sebagai nilai pendidikan.
e. Nilai religius: Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan tuntutan
agama sehingga dapat disebut juga sebagai nilai agama.

2.9 Ciri Teks Hikayat


a.Hikayat bersifat anonim atau tidak diketahui siapa pengarangnya.
b. Hikayat bersifat komunal atau milik bersama (masyarakat).
c. Hikayat bersifat istana sentris yaitu berkisah kehidupan istana.
d. Hikayat bersifat statis atau tetap, tidak berubah.
e. Hikayat bersifat tradisional yaitu meneruskan budaya, tradisi, dan
kebiasaan yang dianggap baik.
f. Hikayat bersifat magis, berisi khayalan yang indah dan kekuatan-
kekuatan.
g. Hikayat bersifat didaktis, yaitu menyampaikan nilai moral, dan
menghibur.
h. Dalam hikayat, bahasa yang digunakan adalah bahasa klise (diulang-
ulang).
i. Hikayat menggunakan kata arkhais, bahasa yang digunakan pada masa
lampau. Jarang dipakai/tidak lazim digunakan dalam komunikasi pada

xiii
masa kini. Contoh: hatta, maka, titah, upeti, bejana, syahdan serta juga
sebermula.
j. Bercerita kehidupan impian, tentang tokoh-tokoh baik dan jahat yang
dimenangkan oleh tokoh baik.
k. Hikayat memiliki akhir bahagia.

2.10 Jenis Teks Hikayat


Berdasarkan isinya hikayat terbagi menjadi 6, yaitu:
Jenis hikayat berdasarkan aspek isi artinya hikayat dibedakan berdasarkan
tema cerita yang dipilih. Ada Hikayat Biografi, Hikayat Peristiwa, Hikayat
Agama, Hikayat Sejarah, dan Hikayat Cerita (Romansa Percintaan).

1. Biografi
Hikayat biografi berfokus pada cerita tentang kehidupan seorang tokoh.
Tokoh yang diangkat dalam cerita bisa diambil dari tokoh nyata atau fiksi.

2. Peristiwa
Hikayat peristiwa menceritakan tentang sebuah peristiwa besar yang
pernah terjadi dengan penggambaran yang didramatisasi dengan
keajaiban-keajaiban dan mukjizat.

3. Agama
Hikayat agama bisa menceritakan tentang seorang tokoh agama, peristiwa
keagamaan, atau nilai-nilai hidup yang diajarkan dalam suatu agama.

4. Sejarah
Hikayat sejarah umumnya bercerita tentang tokoh atau kejadian
bersejarah. Walaupun kisahnya tentang sejarah, hikayat tetap bersifat fiksi
atau khayalan dari sang pujangga. Kisah dalam hikayat ini biasanya
dikaitkan dengan kisah sejarah yang pernah terjadi di suatu masa. Latar
belakang peristiwa dalam cerita juga bisa saja disesuaikan dengan kejadian
yang pernah terjadi dalam sejarah.

5. Cerita (Romansa Percintaan)


Seperti namanya, hikayat cerita menekankan pada kisah yang dikaitkan,
terutama tentang romansa percintaan. Selain itu, hikayat ini biasanya juga
disertai dengan latar belakang sejarah.

Berdasarkan asalnya, hikayat ini terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:


a. Melayu Asli.

xiv
Contohnya Hikayat Hang Tuah (bercampur unsur islam), Hikayat
Si Miskin (bercampur unsur islam), Hikayat Indera Bangsawan,
Hikayat Malim Deman.
b. Pengaruh Jawa.
Contohnya Hikayat Panji Semirang, Hikayat Cekel Weneng Pati,
Hikayat Indera Jaya (dari cerita Anglingdarma).
c. Pengaruh Hindu (India).
Contohnya Hikayat Sri Rama (dari cerita Ramayana), Hikayat
Perang Pandhawa (dari cerita Mahabarata), Hikayat Sang Boma
(dari cerita Mahabarata), dan Hikayat Bayan Budiman.
d. Pengaruh Arab-Persia.
Contohnya Hikayat Amir Hamzah (Pahlawan Islam), Hikayat
Bachtiar, dan Hikayat Seribu Satu Malam.

2.11 Karakteristik Teks Hikayat


a. Biasanya berisi cerita yang mengisahkan kehiduan dilingkungan suatu
kerajaan.
b. Tokoh memiliki kesaktian, dalam teks hikayat biasanya terdapat
pemeran yang memiliki kemampuan lebih daripadapemeran biasa
seperti di film superhero yang memiliki berbagai kekuatan super.
c. Tokoh yang ada tidak nyata.
d. Karya sastra yang tidak memiliki pembagian bab atau judul.
e. Pencerita anonim.
f. Perbedaan antara cerita nyata dengan imajinatif sulit dibedakan.
g. Kosakata yang tidak biasa disebutkan saat ini. Seperti tersebutlah,
menabalkan, dikahwinkan, dan gering.
h. Adanya pernyataan yang berulang-ulang.
i. Jalan cerita sulit dipahami.
j. Peristiwa sering tidak logis
k. Mengandung kemustahilan, teks hikayat mengandung hal-hal yang sulit
diterima oleh nalar pembaca.

2.12 Unsur Intrinsik Teks Hikayat


a) Alur (Plot)
Alur adalah jalan cerita berupa rangkaian peristiwa yang berhubungan
dan disusun secara kausalitas dan kronologis
b) Tokoh
Tokoh adalah pelaku atau partisipan yang terdapat dalam cerita.
c) Perwatakan

xv
Perwatakan adalah pemberian karakter atau watak terhadap setiap tokoh
yang terdapat pada sebuah cerita
d) Latar (Setting)
Latar adalah hal-hal yang berkaitan dengan tempat, waktu, dan suasana
dalam cerita tersebut
e) Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah Bahasa yang digunakan penulis dalam sebuah
cerita, termasuk majas dan diksi
f) Sudut Pandang (Point of View)
Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam sebuah cerita.
g) Tema
Tema adalah ide dasar atau gagasan pokok cerita
h) Amanat
Amanat adalah pesan atau hikmah yang terkandung dalam cerita.

2.13 Unsur Ekstrinsik Teks Hikayat


1. Biografi Pengarang
Latar belakang dan pengalaman hidup pengarang mempengaruhi hasil
tulisan. Jika pengarang memiliki pendidikan yang baik, cerita
cenderung mencerminkan pengetahuan dan pemahaman ilmu yang
dikuasai. Biografi pengarang juga memengaruhi pola tulisan dan
motivasi pengarang dalam menyampaikan sudut pandang kepada
pembaca.
2. Lingkungan Budaya
Lingkungan budaya tempat pengarang tumbuh dan hidup juga
berpengaruh dalam proses penulisan. Pengarang yang berasal dari
lingkungan pedesaan, misalnya, akan lebih leluasa dalam
menggambarkan cerita berdasarkan kondisi sosial dan kebudayaan di
desanya.
3. Lingkungan Sosial
Faktor lingkungan sosial juga memiliki peran penting dalam pengaruh
penulisan. Lingkungan sosial mampu mempengaruhi corak dan nuansa
karya sastra. Hikayat yang menceritakan tentang para wali, misalnya,
akan sangat dipengaruhi oleh konteks sosial pada zamannya.
4. Keadaan Zaman
Kondisi zaman juga mempengaruhi corak, alur, dan unsur lainnya
dalam sebuah hikayat. Setiap hikayat memiliki ciri khasnya sendiri
yang mencerminkan kondisi zaman ketika cerita itu diciptakan.
Misalnya, hikayat tentang para sahabat nabi memiliki konteks zaman
yang berbeda dengan hikayat tentang para wali di Nusantara.
5. Nilai Kehidupan

xvi
Kondisi zaman juga mempengaruhi corak, alur, dan unsur lainnya
dalam sebuah hikayat. Setiap hikayat memiliki ciri khasnya sendiri
yang mencerminkan kondisi zaman ketika cerita itu diciptakan.
Misalnya, hikayat tentang para sahabat nabi memiliki konteks zaman
yang berbeda dengan hikayat tentang para wali di Nusantara.

2.14 Kaidah Kebahasaan Teks Hikayat


a. Menggunakan kata-kata arkais
Kata Arkais yaitu kata-kata yang sudah jarang digunakan di Indonesia
atau bahkan asing bagi masyarakat karena hikayat memiliki umur yang
lebih tua dari Indonesia dan bahasa telah berkembang semenjak itu.
b. Menggunakan konjungsi temporal
Konjungsi adalah kata hubung. Sedangkan konjungsi temporal
merupakan kata penghubung yang digunakan untuk menyatakan
urutan kejadian.
c. Gaya Bahasa/Majas
Majas yaitu teknik yang digunakan di dalam teks hikayat agar isi
ceritanya lebih menarik dan menyenangkan para pembacanya. Selain
itu, penggunaan gaya bahasa di dalam teks hikayat akan membantu
memperluas dan memperkaya bahasa pada suatu karya sastra.
Majas yang biasa digunakan teks hikayat :
1) Simile
Simile atau majas perumpamaan adalah perbandingan dua hal
yang berbeda, tetapi dianggap memiliki kemiripan/persamaan.
Pengungkapan dengan perbandingan yang dinyatakan secara
langsung ini biasanya ditandai dengan penggunaan kata
hubung, seperti ibarat, bak, sebagai, umpama, laksana, penaka,
serupa, dan lain-lain.
Contoh:
a) Seperti air di daun keladi, perasaannya selalu berubah-ubah.
b) Tubuhnya seperti tiang yang tinggi menjulang.
2) Metafora
Metafora adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu
benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang sama
atau hampir sama. Umumnya, metafora adalah perumpamaan
yang diwakili oleh gabungan kata yang menimbulkan makna
baru.
Contoh:
a) Gadis itu menjadi buah bibir di kampung kami.
b) Raja siang keluar dari ufuk timur.
3) Hiperbola

xvii
Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung
pernyataan yang berlebih-lebihan jumlahnya, ukurannya atau
sifatnya dengan maksud memberi penekanan pada suatu
pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan
kesan, dan pengaruhnya.
Contoh:
a) Suara Anto menggelegar menembus angkasa.
b) Gedung-gedung perkotaan telah mencapai langit.
4) Personifikasi
Personifikasi atau penginsanan adalah gaya bahasa yang
melekat sifat-sifat insani/manusiawi kepada benda yang tidak
bernyawa atau ide yang abstrak.
Contoh:
a) Embusan angin di tepi pantai membelai rambutku.
b) Kupu-kupu aneka warna menari-nari mengitari bunga yang
sedang mekar.
5) Antonomasia
Antonomasia adalah sebuah ungkapan dengan gaya bahasa
yang menyatakan suatu hal dengan menjelaskan sifat atau
karakteristik dari hal tersebut. Dalam majas ini sifat atau
karakteristik tersebut dijadikan sebagai identitas pengganti
nama atau nama lain dari suatu hal yang dinyatakan dalam
kalimat.
Contoh:
a) Beauty and the beast, cerita tentang si buruk rupa menikah
dengan perempuan cantik.
b) Sukamuljo mencari ilmu di Kota Pelajar

2.15 Bentuk Teks Hikayat


a. Roman
Hikayat roman berisi tentang kisah cinta dan kisah rumah tangga,
misalnya “Hikayat Putroe Gambak Meuh”.
b. Epos
Seperti namanya, hikayat epos berkisah tentang kepahlawanan
seseorang. Salah satu contoh epos yang terkenal, yaitu “Hikayat
Ramayana”.
c. Tambeh
Hikayat tambeh bercerita tentang pedoman hidup. Maka dari itu,
kisahnya seringkali mengandung amanat yang bisa dipetik pembacanya.
Contohnya, seperti “Hikayat Tambek Tujoh Blah”
d. Chara

xviii
Chara merupakan bentuk hikayat yang berfokus pada seseorang tokoh
terpuji. Bentuk hikayat ini juga termasuk dalam jenis hikayat biografi.
Salah satu contohnya, yaitu “Hikayat Indera Bangsawan”.

2.16 Bentuk Cerita Rakyat


1. Dongeng
Dongeng merupakan cerita yang mengandung unsur khayalan atau
imajinasi, misalkan tokoh binatang yang bisa berbicara.

Dongeng ini hanyalah sebuah fiksi yang tidak benar-benar terjadi dan
hanya sebagai sarana hiburan. Tidak jarang orang tua akan menceritakan
dongeng kepada anak-anak sebelum tidur untuk mengajarkan imajinasi
pada otak anak.

2. Mitos
Mite adalah jenis cerita rakyat yang dianggap benar pada masa lalu. Mite
ini mengandung unsur ajaran yang bersifat suci dan dikaitkan dengan
teologi atau ritual dari kepercayaan agama di masyarakat. Tokoh utama
dalam mite ini bisa berupa dewa atau makhluk gaib yang perilakunya
seperti manusia.

3. Legenda
Legenda hampir sama dengan mite karena dianggap mengandung
kebenaran yang dipercayai. Namun legenda ini lebih bersifat keduniawian
daripada sakral.

Karakter utama dalam legenda adalah manusia meskipun juga terkadang


ada unsur makhluk ajaib. Legenda ini bisa berupa asal usul suatu tempat,
benda, atau fenomena alam.

4. Fabel
Cerita fabel adalah menceritakan tentang kehidupan binatang sebagai
karakter utamanya. Cerita ini tetap memiliki pesan moral atau ajaran bagi
masyarakat. Cerita fabel ini juga bisa sebagai sarana hiburan anak-anak
yang suka dengan dunia binatang.

5. Sage
Sage adalah satu di antara jenis cerita rakyat yang isinya menceritakan
tentang peristiwa sejarah yang telah bercampur dengan imajinasi atau
fantasi masyarakat. Sage bertemakan kisah sejarah tokoh yang memiliki
keberanian, kepahlawanan, kebaikan maupun kesaktian.

xix
Contoh sage: Si Pitung, Lutung Kasarung.

2.17 Persamaan Teks Hikayat dengan Cerpen


a. Keduanya berbentuk teks narasi fiksi
b. Mempunyai unsur intrinsik yang sama, yaitu tema, tokoh dan
penokohan, sudut pandang, latar, gaya bahasa, dan alur
c. Penggunaan gaya bahasa (majas) dan konjungsi yang menyatakan
urutan waktu dan urutan kejadian.

2.18 Perbedaan Teks Hikayat dengan Cerpen

No Aspek Hikayat Cerpen


1 Tokoh Dewa dan raja-raja Manusia biasa
2 Watak Hitam-putih,baik-jahat, Manusiawi, wajar
memiliki kesaktian, kekuatan,
keajaiban
3 Latar Kerajaan Tempat-tempat umum
4 Latar waktu Mulai lahir sampai dewasa atau Sesaat (misalnya:siang hari)
tua
5 Peristiwa Peristiwanya panjang Peristiwa pendek atau sesaat
6 Bahasa Naskah asli berbahasa Melayu Bahasa Indonesia
7 Pengarang Anonim, awalnya sastra lisan Ada nama pengarang naskah
yang disebarkan dari mulut ke tulis
mulut

2.19 Contoh Teks Hikayat dan Analisisnya


a) HIKAYAT MALIM DEMAN

Malim deman adalah putra raja dari bandan muar yang sangat
bijaksana, lagi sangat elok rupanya. Setelah besar, malim deman
bermimpi seorang wali Allah menyuruhnya pergi kerumah nenek
kebayan untuk mendapatkan puteri bungsu dari kayangan sebagai
istrinya. Dengan pengiring yang banyak, pergilah malim Deman ke
rumah nenek kebayan. Dengan bantuan nenek kebayan juga, ia
berhasil mencuri baju layang putri bungsu, sehingga puteri Bungsu
tidak dapat kembali ke kayangan. Nenek kebayan lalu mengawinkan
mereka.

Maka berapa lama, mereka pun kembali ke Bandar Muar. Jamuan


makanan besar-besaran lalu di adakan. Malim Deman juga ditabalkan

xx
menjadi raja. Tidak lama kemudian Malin Deman gering, lalu
mangkat. Sejak kematian ayahhanda, Malim Deman lali memerintah
negeri. Setiap hari ia asyik menyambung ayam saja. Dalam keadaan
yang demikian, Puteri Bungsu pun melahirkan seorang anak yang
diberi nama Malim Dewana. Akhirnya Malim Dewana besarlah, tetapi
Malim Deman tetap tidak mau kembali ke istana melihat puteranya.
Putri Bungsu sangat masyghul hatinya. Kebetulan pula ia menemukan
kembali baju layangnya. Maka ia pun terbang kembali kekayangan
dengan anaknya Malim Dewana.

Sepeninggal Puteri Bungsu, barulah Malim Deman menyesal.


Tujuh hari tujuh malam ia tidak beradu, tidak santap, leka dengan
menangis saja. Akhimya ia berazam pergi mendapatkan istri dan
anaknya kembali. Dengan susah payah, sampailah ia ke rumah nenek
kebayan dan bertanya dimana diperoleh burung borak yang dapat
membawanya kekayangan. Dengan bantuan nenek kebayan, tahulah ia
bahwa Puteri Terus Mata ada menyimpan burung borak. Raja jin
bersedia meminjamkan burung borak kepada Malim Deman dengan
syarat bahwa Malim Deman harus kawin dengan anaknya yaitu Puteri
Terus Mata. Malim Deman menyanggupi hal ini.

Sesampainya di kayangan didapatinya Puteri Bungsu akan


dikawinkan dengan Mambang Molek Malim Deman mengalahkan
Mambang Molek dalam menyambung ayam. Maka timbullah
pertikaman antara keduanya. Mambang Molek terbunuh. Sekali lagi
Malim Deman sekeluarga pun turun kembali ke dunia semula.
Perkawinan dengan Puteri Terus Mata lalu diadakan. Hatta Malim
Deman pun menjadi seorang raja yang sangat bijaksana lagi gagah
berani. Dan baginda katiga laki istri juga sangat sayang kepada
Puteranya

Analisis Hikayat Malim Deman


1) Unsur Intrinsik
a. Tema
Tema yang diambil dalam hikayat "Malim Deman" adalah
tentangKehidupan seorang raja.
b. Penokohan
1. Malim Deman: Bijaksana.
Bukti →"Malim Deman adalah putera raja dari Bandar Muar
yang sangat bijaksana, lagi sangat elok rupanya"
2. Nenek Kebayan: Penolong.

xxi
Bukti→ Dengan bantuan nenek kebayan juga, ia berasil
mencuri selendang putri bungsu.
3. Putri Bungsu Mudah tersinggung atau mudah marah.
Bukti→ "Puteri Bungsu sangat masyghul hatinya"
4. Raja Jin: Licik.
Bukti→ "Raja jin bersedia meminjamkan burung borak
kepada Malin Deman dengan syarat..."
5. Malim Dewana: Penurut.
Bukti → "Maka ia pun terbang kembali kekayangan dengan
anaknya Malim Dewana".
c. Latar/Setting
a) Latar Tempat :
Bandar Muar (“selang berapa lama, mereka pun kembali ke
Bandar Muar")
Rumah Nenek Kebayan ("akhirnya, sampailah ia kerumah
nenek Kebayan")
Kayangan ("sesampainya di kayangan didapatinya Puteri
Bungsu...")
b) Latar Suasana :
Suasana Menegangkan :
"Malim Deman mengalahkan mambang molek dengan
menyambung ayam, maka timbullah pertikaman antara
keduanya"
Suasana Senang:
"Sekali lagi Malim Deman sekeluarga pun turun kembali ke
dunia semula"
d. Alur
Maju
1. Eksposisi (Tahap perkenalan):
"Malim deman adalah putera raja dari Bandar Muar yang
sangat bijaksana, lagi sangat elok rupanya"
2. Penampilan Permasalahan:
"Setelah besar, Malim Deman bermimpi seorang wali Allah
menyuruhnya pergi kerumah nenek kebaya untuk
mendapatkan puteri bungsu dari kayangan sebagai istrinya"
3. Komplikasi (Tahap Permasalah):
"Puteri bungsu sangat masyghul hatinya. Kebetulan pula ia
menemukan kembali baju kayangan. Maka ia pun terbang
kembali ke kayangan dengan anaknya Malin Dewana"
4. Tahap Klimaks :
"Sesampainya di kayangan didapatinya Puteri Bungsu akan
dikawinkan dengan Mambang Molek. Malim Deman

xxii
mengalahkan Mambang dalam menyambung ayam. Maka
timbullah pertikaman antara keduanya"
5. Tahap Ketegangan Menurun:
"Sekali lagi Malim Deman sekeluarga pun turun ke dunia
semula".
e. Sudut Pandang
"Akhirnya, sampailah ia ke rumah nenek kebayan"
Dari data di atas digambarkan bahwa penulis menggunakan
Sudut pandang orang ketiga serba tahu.
f. Gaya Bahasa
Penggunaan bahasanya sulit di mengerti.
Menggunakan bahasa melayu kuno.
Menggunakan kata penghubung maka dalam awal kalimat,
contoh:"Maka berapa lama, mereka pun kembali ke Bandar
Muar".
g. Amanat
Keluarga itu sangat penting dalam kehidupan kita, jadi jangan
kita sia-siakan keluarga kita tersebut. Saling tolong-
menolonglah terhadap sesama, tetapi jangan tolong-menolong
dalam berbuat kejahatan. Janganlah kita mudah menyerah
dalam menghadapi suatu hal
h. Nilai Pendidikan
Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada
orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih.
i. Nilai Moral
Jangan kita terlalu memaksakan kehendak kita pada orang
lain. Kita harus bersikap bijaksana dalam menghadapi segala
hal di dalam hidup kita.
j. Nilai Budaya
Kita harus saling menghormati terhadap sesama.

b) HIKAYAT “SI MISKIN”

Karena sumpah Batara Indera, seorang raja keinderaan beserta


permaisurinya bibuang dari keinderaan sehingga sengsara hidupnya.
Itulah sebabnya kemudian ia dikenal sebagai si Miskin.

Si Miskin laki-bini dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing


itu berjalan mencari rezeki berkeliling di Negeri Antah Berantah di
bawah pemerintahan Maharaja Indera Dewa. Ke mana mereka pergi
selalu diburu dan diusir oleh penduduk secara beramai-ramai dengan
disertai penganiayaan sehingga bengkak-bengkak dan berdarah-darah

xxiii
tubuhnya. Sepanjang perjalanan menangislah si Miskin berdua itu
dengan sangat lapar dan dahaganya. Waktu malam tidur di hutan,
siangnya berjalan mencari rezeki. Demikian seterusnya.

Ketika isterinya mengandung tiga bulan, ia menginginkan makan


mangga yang ada di taman raja. Si Miskin menyatakan keberatannya
untuk menuruti keinginan isterinya itu, tetapi istri itu makin menjadi-
jadi menangisnya. Maka berkatalah si Miskin, “Diamlah. Tuan jangan
menangis. Biar Kakanda pergi mencari buah mempelam itu. Jikalau
dapat, Kakanda berikan kepada tuan.”

Si Miskin pergi ke pasar, pulangnya membawa mempelam dan


makanan-makanan yang lain. Setelah ditolak oleh isterinya, dengan
hati yang sebal dan penuh ketakutan, pergilah si Miskin menghadap
raja memohon mempelam. Setelah diperolehnya setangkai mangga,
pulanglah ia segera. Isterinya menyambut dengan tertawa-tawa dan
terus dimakannya mangga itu.

Setelah genap bulannya kandunga itu, lahirlah anaknya yang


pertama laki-laki bernama Marakarmah (anak di dalam kesukaran) dan
diasuhnya dengan penuh kasih sayang.

Ketika menggali tanah untuk keperluan membuat teratak sebagai


tempat tinggal, didapatnya sebuah tajau yang penuh berisi emas yang
tidak akan habis untuk berbelanja sampai kepada anak cucunya.
Dengan takdir Allah terdirilah di situ sebuah kerajaan yang komplet
perlengkapannya.

Si Miskin lalu berganti nama Maharaja Indera Angkasa dan


isterinya bernama Tuan Puteri Ratna Dewi. Negerinya diberi nama
Puspa Sari. Tidak lama kemudian, lahirlah anaknya yang kedua,
perempuan, bernama Nila Kesuma.

Maharaja Indera Angkasa terlalu adil dan pemurah sehingga


memasyurkan kerajaan Puspa Sari dan menjadikan iri hati bagi
Maharaja Indera Dewa di negeri Antah Berantah.Ketika Maharaja
Indera Angkasa akan mengetahui pertunangan putra-putrinya,
dicarinya ahli-ahli nujum dari Negeri Antah Berantah.
Atas bujukan jahat dari raja Antah Berantah, oleh para ahli nujum itu
dikatakan bahwa Marakarmah dan Nila Kesuma itu kelak hanyalah
akan mendatangkan celaka saja bagi orangtuanya.

xxiv
Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati Maharaja
Indera Angkasa. Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu
disuruhnya pergi selama-lamanya putra-putrinya itu.Tidak lama
kemudian sepeninggal putra-putrinya itu, Negeri Puspa Sari musnah
terbakar.

Sesampai di tengah hutan, Marakarmah dan Nila Kesuma


berlindung di bawah pohon beringin. Ditangkapnya seekor burung
untuk dimakan. Waktu mencari api ke kampung, karena disangka
mencuri, Marakarmah dipukuli orang banyak, kemudian dilemparkan
ke laut. Nila Kesuma ditemu oleh Raja Mengindera Sari, putera
mahkota dari Palinggam Cahaya, yang pada akhirnya menjadi isteri
putera mahkota itu dan bernama Mayang Mengurai.Akan nasib
Marakarmah di lautan, teruslah dia hanyut dan akhirnya terdampar di
pangkalan raksasa yang menawan Cahaya Chairani (anak raja Cina)
yang setelah gemuk akan dimakan. Waktu Cahaya Chairani berjalan–
jalan di tepi pantai, dijumpainya Marakarmah dalam keadaan terikat
tubuhnya. Dilepaskan tali-tali dan diajaknya pulang. Marakarmah dan
Cahaya Chairani berusaha lari dari tempat raksasa dengan menumpang
sebuah kapal. Timbul birahi nahkoda kapal itu kepada Cahaya
Chairani, maka didorongnya Marakarmah ke laut, yang seterusnya
ditelan oleh ikan nun yang membuntuti kapal itu menuju ke Palinggam
Cahaya. Kemudian, ikan nun terdampar di dekat rumah Nenek
Kebayan yang kemudian terus membelah perut ikan nun itu dengan
daun padi karena mendapat petunjuk dari burung Rajawali, sampai
Marakarmah dapat keluar dengan tak bercela.

Kemudian, Marakarmah menjadi anak angkat Nenek Kebayan


yang kehidupannya berjual bunga. Marakarmah selalu menolak
menggubah bunga. Alasannya, gubahan bunga Marakarmah dikenal
oleh Cahaya Chairani, yang menjadi sebab dapat bertemu kembali
antara suami-isteri itu.

Karena cerita Nenek Kebayan mengenai putera Raja Mangindera


Sari menemukan seorang puteri di bawah pohon beringin yang sedang
menangkap burung, tahulah Marakarmah bahwa puteri tersebut
adiknya sendiri, maka ditemuinyalah. Nahkoda kapal yang jahat itu
dibunuhnya. Selanjutnya, Marakarmah mencari ayah bundanya yang
telah jatuh miskin kembali. Dengan kesaktiannya diciptakannya
kembali Kerajaan Puspa Sari dengan segala perlengkapannya seperti
dahulu kala. Negeri Antah Berantah dikalahkan oleh Marakarmah,

xxv
yang kemudian dirajai oleh Raja Bujangga Indera (saudara Cahaya
Chairani).

Akhirnya, Marakarmah pergi ke negeri mertuanya yang bernama


Maharaja Malai Kisna di Mercu Indera dan menggantikan mertuanya
itu menjadi Sultan Mangindera Sari menjadi raja di Palinggam Cahaya.

Analisis Teks Hikayat Si Miskin


a. Tema
Kunci kesuksesan adalah kesabaran. Perjalanan hidup seseorang
yang mengalami banyak rintangan dan cobaan.
b. Alur
Menggunakan alur maju, karena penulis menceritakan peristiwa
tersebut dari awal permasalahan sampai akhir permasalahan.
c. Setting/ Latar
1) Setting Tempat : Negeri Antah Berantah, hutan, pasar, Negeri
Puspa Sari, Lautan, Tepi Pantai Pulau Raksasa, Kapal, Negeri
Palinggam Cahaya.
2) Setting Suasana : tegang, mencekam dan ketakutan, bahagia,
menyedihkan
d. Sudut Pandang Pengarang
Orang ketiga serba tahu.
e. Amanat
1) Seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang adil dan
pemurah.
2) Janganlah mudah terpengaruh dengan kata-kata oran lain
3) Hadapilah semua rintangan dan cobaan dalam hidup dengan
sabar dan rendah hati.
4) Jangan memandang seseorang dari tampak luarnya saja, tapi
lihatlah ke dalam hatinya.
5) Hendaknya kita dapat menolong sesama yang mengalami
kesukaran.
6) Janganlah kita mudah menyerah dalam menghadapi suatu hal.
7) Hidup dan kematian, bahagia dan kesedihan, semua berada di
tanan Tuhan, manusia hanya dapat menjalani takdir yang telah
ditentukan.
f. Nilai Moral
1) Kita harus bersikap bijaksana dalam menghadapi segala hal di
dalam hidup kita.
2) Jangan kita terlalu memaksakan kehendak kita pada orang lain.
g. Nilai Budaya

xxvi
1) Sebagai seorang anak kita harus menghormati orangtua.
2) Hendaknya seorang anak dapat berbakti pada orang tua.
h. Nilai Sosial
1) Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada
orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih.
2) Hendaknya kita mau berbagi untuk meringankan beban orang
lain.
i. Nilai Religius
1) Jangan mempercayai ramalan yang belum tentu kebenarannya.
2) Percayalah pada Tuhan bahwa Dialah yang menentukan nasib
manusia.
j. Nilai Pendidikan
1) Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada
orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih.
2) Jangan mempercayai ramalan yang belum tentu kebenarannya.
c) HIKAYAT JAYA LENGKARA
Terkisah sebuah cerita seorang raja yang terlalu besar kerajaannya,
Saeful Muluk namanya, Ajam Saukat nama kerajaanya. Adapun raja ini
telah berkawin dengan Putri Sukanda Rum. Tetapi oleh karena
permaisurinya tidak beranak, ia berkawin dengan Putri Sukanda baying-
bayang. Hatta berapa lamanya, Puteri Sukanda bayang-bayangpun
beranak anak kembar yang diberi nama Makdam dan Makdim.
Permaisuri takut kehilangan kasih sayang raja sama sekali, lalu berdoa
meminta anak. Doanya dikabulkan. Hatta berapa lamanya, ia pun
beranaklah seorang anak laki-laki yang terlalu baik rupanya. Anak itu
ialah Jaya Lengkara. Adapun semasa Jaya Langkara jadi itu, negeri pun
terlalu makmur, makanan murah dan banyak pedagang yang datang
pergi. Segala ahli nujum, hulubalang dan rakyat sekalian juga
mengucap syukur kepada Alloh.
Kemudian raja menyuruh anaknya yang lain ,Makdam dan Makdim
pergi bertanyakan nasib Jaya Langkara pada seorang kadi. Kadi itu
meramalkan bahwa Jaya Langkara akan menjadi raja besar yang terlalu
banyak sakti dan segala raja-raja besar tiada yang dapat melawannya
dan segala margastua juga tunduk kepadanya dengan khidmat.
Mendengar ramalan yang demikian, Makdam dan Makdim menjadi
sakit hatinya. Mereka berdusta kepada ayahanda mereka dengan
mengatakan, jikalau Jaya Langkara ada dalam negeri, negeri akan
binasa, beras padi juga akan menjadi mahal. Raja termakan fitnah ini
dan membuang Jaya Langkara dengan bundayanya dari negeri.
Naga guna menyelamatkan Jaya Langkara. Bersama-sama mereka
akan pergi ke negeri Peringgi. Jaya Langkara menewaskan seorang ajar-

xxvii
ajar dan memaksanya masuk islam. Dengan bantuan raja jin yang sudah
masuk islam, ia membebaskan Makdam dan Makdim dari penjara.
Ratna Kasina dan Ratna Dewi dikawinkan dengan Makdam.Bunga
Kumkuma putih juga sudah diperolehnya.
Mangkubumi mesir coba mengambil bunga itu dari jaya langkara
dan ditewaskan. Jaya Langkara mengampuni dia, bila mendengar
sebab-sebab ia ingin mendapat kan bunga itu. Jaya Langkara pergi ke
Mesir dan memohon supaya puteri Ratna Dewi dikawinkan dengan
Makdim. Permaohonan nya diterima dengan baik oleh raja Mesir.
Bersama –sama dengan Ratna Kasina, Jaya Langkara berangkat ke
negeri Ajam Saukat dan menyembuhkan penyakit raja yang tak lain
adalah ayahnya. Selang berapa lamanya, Jaya Langkara kembali ke
hutan untuk mencari bundanya.Ratna Kasina menyusul tidak lama
kemudian, karena tidak tahan di ganggu oleh Makdam dan Makdim
yang sudah ke negeri Ajam Saukat. Karena berahi mereka akan putri
Ratna Kasina, Makdam dan Makdim coba membunuh Jaya Langkara.
Naga guna menyelamatkan dan membawanya bersama-sama dengan
Puteri Ratna Kasina ke negeri Madinah. Raja Madinah sangat
bergembira. Jaya Langkara dikawinkan dengan puteri Ratna Kasina.
Raja Madinah sendiri juga berkawin dengan bunda jaya langkara. Hatta
berapa lamanya. Jaya Langkara pun menjadi raja, negeri Madinah pun
terlalu makmur dan besar kerajaannya. Segala raja besar pun
menghantar upeti ke madinah setiap tahun.
Analisis Teks Hikayat Jaya Lengkara
1. Tema
Perebutan tahta dan kedengkian saudara Jaya lengkara di kerajaan Ajam
Saukat.
2. Penokohan:
a.Saeful Muluk→ mudah terpengaruh ( mempercayai fitnah Makdam dan
makdim terhadap Jaya Lengkara. )
b. Putri Sukanda Rum.
c.Putri Sukanda bayang-bayang.
d. Makdam dan Makdim→pemfitnah, irihati ( memfitnah Jaya
lengkara karena iri hati. )
e.Jaya Lengkara→suka menolong, pemaaf ( walaupun telah difitnah oleh
Makdam dan Makdim tapi Jaya Lengkar tetap memaafkannya).
Bijaksana ( memimpin kerajaan dengan bijaksana). Tabah, sabar (Jaya
Lengkara tetap tabah menerima segala cobaan yang menimpanya)
f. Ratna Dewi.

xxviii
g. Ratna Kasina.
h. Naga→ penolong (menolong Jaya Lengkara yang tengah
kesusahan).
i. Mangkubumi Mesir→jahat ( mencoba merampas bunga Kumkuma
Putih).
j. Raja Madinah→ baik hati (menerima kedatangan Jaya Lengkara dan
menikahkannya dengan Ratna Kasina).
3. Latar:
a. Tempat:
Ajam Saukat (…..di Kerajaan Ajam Saukat).
Negeri Peringgi (…..mereka kenNegeri Peringgi).
Mesir ( Jaya Lengkara pergi ke Mesir).
Hutan (….pergi ke hutan untuk mencari bundanya).
Madinah (….bersama dengan Ratna Kasina pergi ke Madinah).
b. Suasana:
Menyedihkan (raja mengusir jaya lengkara dan Ibunya).
Bahagia (Raja Madinah sangat bahagia).
c. Alat :
Bunga Kumkuma Putih (bunga Kumkuma Putih juga sudah
diperolehnya).
Upeti (Segala raja besar pun menghantet upeti ke Madinah setiap
tahun).
4. Sudut Pandang
Orang ketiga serba tahu.
5. Alur
Maju, berikut tahapan alur :
a.Pengenalan: raja mendapatkan anak dari kedua istrinya yaitu Makdam
dan Makdim, Jaya Lengkara.
b. Konflik : raja menyuruh Makdam dam Makdim ke seorang Kadi
untuk menanyakan nasib jaya Lengkara.
c.Penanjakan: Makdam dan Makdim berdusta kepada ayahnya dan
memfinah Jaya Lengkara. Hingga akirnya Jaya lenkara dan ibunya
diusir dari kerajaan.

xxix
d. Klimaks: ketika bunga Kumkuma telah didapatkan oleh jaya
Lengkara, magkubumi Mesir mencoba untuk merbut dri tangan Jaya
Lengkara.
e.Anti klimaks: Jaya Lengkar pergi ke hutan untuk mencari ibunya,
kemudian Ratna Kasina meenyusul karena tidak tahan diganggu oleh
Makdam dan Makdim. Makdam dan Makdim yang marah kepada jaya
Lengkara mencoba untuk membunuhnya.
f. Ending: jaya Lengkar diselamatkan oleh naga dan dibawa ke Madinah.
Dan dikawinkan dengan Ratna Kasina serta dijadikan raja. Negeri
Madinah pun makmur dan besar.
6. Amanat:
a.Iri hati dan dengki akan mengkalahkan dan mencelakakan diri sendiri.
b. Meneggakan keadilan dan kebenaran harus dilakukan untuk
mensejahterakan rakyat.
c.Memaafkan kesalahan orang lain adalah salah satu bentuk menciptakan
kedaimaan.
7. Nilai:
a.Agama:
1) Jangan suka memfitnah orang lain.
2) Jangan iri kepada orang lain.
3) Berdo’alah dengan sungguh-sungguh.
4) Jangan mudah percaya dengan ramalan.
b. Sosial:
Tolong-menolonglah dengan sesama.
c.Moral:
1) Jangan menjadi seorang pendendam.
2) Jangan iri kepada orang lain.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

xxx
Hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi
cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis,
biografis, atau gabungan sifat-sifat itu.
Cerita hikayat memiliki banyak isi manfaat, tujuan, karakteristik, dan lain
sebagainya.Cerita hikayat dapat membuat kita terinspirasi dikarenakan amanat
yang terkandung, hal tersebut dapat berdampak baik pada kehidupan kita.
Banyak pelajaran yang dapat kita petik dari cerita hikayat yang kita baca.
Setiap cerita hikayat pasti memilikiamanat yang berbeda – beda.
Cerita hikayat juga lebih menarik daripada novel, komik,dan sejenisnya.
Karena cerita hikayat biasanya diambil dari kisah nyata atau kehidupan sehari-
hari dan memiliki nilai moral , nilai kebudayaan yang sangat kental.
Maka kita sebagai anak muda zaman sekarang , kita harus bisa
melestarikan atau mengembangkan cerita hikayat yang lambat laun
mengalami kepunahan, padahal cerita hikayat sangat bermanfaat bagi
kehidupan kita. Jika bukan kita sebagai anak muda lalu siapa lagi yang akan
melestarikan teks hikayat ini!

3.2 Saran
1. Bagi Gurua.
a) Guru pengampu mata pelajaran khususnya bahasa Indonesia harus
mampu dan menguasai materi yang akan disampaikan kepada peserta
didiknya seperti nenentukan nilai-nilai dan penggunaan gaya bahasa
yang terkandung pada hikayat dan cerpen.
b) Mampu menentukan dan membedakan gaya bahasa atau majas-majas
yang terdapat pada hikayat dan cerpen, seperti. Majas hiperbola,
personifikasi, metafora, dan perbandingan.
c) Guru hendaknya dapat melaksanakan pembelajaran dengan efektif,
kreatif dan menyenangkan sehingga siswa semangat dan mampu
menentukan konjungsi yang terdapat pada hikayat dan cerpen, seperti.
Konjungsi koordinatif, subordinatif, dan korelatif.
2. Bagi Siswa
a) Siswa diharapkan lebih giat untuk belajar terutama dalam menentukan
nilai ekstrinsik pada hikayat dan cerpen, sehingga dapat menentukan
nilai-nilai dan penggunaan bahasa pada hikayat dan cerpen.
b) Siswa diharapkan mampu mengaplikasikan nilai-nilai dan penggunaan
bahasa yang terkandung pada hikayat
c) Siswa diharapkan dapat mempelajari teks hikayat yang ada di
Indonesia dengan beberapa sumber referensi pada media internet
d) Siswa dapat memahami apa saja yang terdapat pada teks hikayat baik
struktur, kaidah kebahasaan ataupun yang lainnya

xxxi
xxxii
DAFTAR PUSTAKA

Indonesia CNN Tim. 2023.Hikayat: Pengertian, Tujuan, Ciri-


Ciri, dan Contoh.Jakarta:CNN Indonesia.
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230502115722
-569-944216/hikayat-pengertian-tujuan-ciri-ciri-dan-
contoh
Nanda S. 2023. Hikayat: Pengertian, Karakteristik, Jenis,
Bentuk dan Contoh. Jakarta.
https://www.brainacademy.id/blog/teks-hikayat
Operation G.2022. Revolusi Belajar Kosep Dasar dan The
King. Jakarta:Ganesha Operation
Qotrun A. Metodologi Penelitian:Pengertian,Jenis,Manfaat,dan
Tujuan.Gramedia:penelitian.https://www.gramedia.com/li
terasi/metodologi-penelitian/
Suherli, Maman Suryaman, Aji Septiaji, Istiqomah. 2017.
Bahasa Indonesia Kelas X Edisi Revisi. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tasya E . 2023. 7 Contoh Teks Hikayat dan Ciri-Cirinya.
Detikedu:Edukasi.
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6791132/7-
contoh-teks-hikayat-beserta-pengertian-dan-ciri-cirinya

xxxiii
DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Pertanyaan: Apa pengertian teks hikayat?
Jawaban:
Teks hikayat adalah jenis teks yang mengisahkan cerita tentang perjalanan
tokoh atau kejadian yang fantastis.
2. Pertanyaan: Ciri apa yang sering ditemukan dalam teks hikayat?
Jawaban:
Ciri-ciri kebahasaan khas, seperti penggunaan kata-kata berbunga dan
gaya bahasa yang khas.
3. Pertanyaan: Apa yang dimaksud dengan tokoh utama dalam hikayat?
Jawaban:
Tokoh utama adalah karakter utama yang menjadi pusat cerita dan
mengalami perkembangan atau konflik utama.
4. Pertanyaan: Bagaimana umumnya cerita hikayat dimulai?
Jawaban:
Cerita hikayat biasanya dimulai dengan "Pada suatu
hari" atau pegantar serupa yang mengenalkan latar belakang.
5. Pertanyaan: Mengapa tokoh pembantu penting dalam hikayat?
Jawaban:
Tokoh pembantu memberikan dukungan atau konflik tambahan dalam
cerita dan membantu mengembangkan alur.
6. Pertanyaan: Apa yang dimaksud dengan nilai moral dalam teks hikayat?
Jawaban:
Nilai moral adalah pesan atau pelajaran yang dapat diambil dari cerita,
mengajarkan kebaikan atau menggambarkan akibat dari perbuatan.
7. Pertanyaan: Bagaimana biasanya cerita hikayat diakhiri?
Jawaban:
Cerita hikayat biasanya diakhiri dengan penyelesaian yang memberikan
solusi terhadap konflik utama dan kesimpulan.
8. Pertanyaan: Apa peran setting (tempat dan waktu) dalam teks hikayat?
Jawaban:
Setting memberikan latar belakang dan suasana cerita, menciptakan
konteks bagi peristiwa yang terjadi.
9. Pertanyaan: Mengapa cerita hikayat seringkali mengandung unsur
keajaiban atau hal yang fantastis
Jawaban:
Unsur keajaiban menambahkan daya tarik dan imajinasi, membuat cerita
lebih menarik bagi pembaca.
10. Pertanyaan: Sebutkan satu contoh hikayat yang populer!
Jawaban:
Contoh hikayat yang populer adalah "Bawang Merah Bawang Putih."

xxxiv
11. Pertanyaan: Apa perbedaan antara hikayat dan cerpen?
Jawaban:
Hikayat cenderung lebih panjang dan melibatkan tokoh-tokoh mitis,
sementara cerpen lebih fokus pada karakter manusia dan cerita pendek.
12. Pertanyaan: Apa unsur-unsur intrinsik dalam sebuah hikayat?
Jawaban:
Unsur-unsur intrinsik meliputi tema, alur, tokoh, latar, dan gaya bahasa
yang membentuk struktur dan makna dalam hikayat.
13. Pertanyaan: Bagaimana struktur umum sebuah hikayat?
Jawaban:
Hikayat umumnya memiliki pengenalan (eksposisi), konflik, klimaks, dan
penyelesaian (resolusi) sebagai bagian-bagian utamanya.
14. Pertanyaan: Apa fungsi dari tokoh antagonis dalam hikayat?
Jawaban:
Tokoh antagonis menciptakan konflik dalam cerita, menantang tokoh
utama, dan memicu perkembangan plot.
15. Pertanyaan: Bagaimana hikayat dapat mencerminkan nilai-nilai budaya?
Jawaban:
Hikayat sering kali mencerminkan nilai-nilai budaya melalui cerita, tradisi,
dan norma-norma yang tercermin dalam kehidupan tokoh atau setting
cerita.
16. Pertanyaan: Apa peran latar tempat dan waktu dalam hikayat?
Jawaban:
Latar tempat dan waktu memberikan konteks bagi pembaca, menciptakan
atmosfer, dan memengaruhi perkembangan cerita.
17. Pertanyaan: Mengapa moral atau pesan pembelajaran sering kali
disisipkan dalam hikayat?
Jawaban:
Penyisipan moral atau pesan pembelajaran bertujuan untuk memberikan
nilai edukatif kepada pembaca, seraya menghibur.
18. Pertanyaan: Bagaimana gaya bahasa dapat memperkaya hikayat?
Jawaban:
Gaya bahasa seperti metafora, simile, atau perumpamaan dapat menambah
keindahan dan mendalamkan makna dalam hikayat.
19. Pertanyaan: Apa dampak dari hikayat terhadap budaya dan masyarakat?
Jawaban:
Hikayat dapat menjadi sarana mempertahankan dan menyebarkan nilai-
nilai budaya, juga memengaruhi pemikiran dan moral masyarakat.
20. Pertanyaan: Apa peran tokoh mitis dalam hikayat dan bagaimana mereka
dapat memperkaya cerita?
Jawaban:

xxxv
Tokoh mitis sering kali membawa unsur keajaiban dan magis, menambah
dimensi mistis dan mendalamkan plot hikayat.
21. Pertanyaan: Jelaskan definisi dari teks hikayat sesuai dengan
pemahamanmu!
Jawaban:
Teks hikayat merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa lama
dengan isi yaitu berupa sejarah, kisah, hingga juga dongeng.
22. Pertanyaan: Jelaskan secara singkat ciri-ciri apa saja yang dimiliki oleh
teks hikayat!
Jawaban:
Ciri Teks Hikayat
-Anonim yaitu pengarang dari teks hikayat tidak dikenal.
- Isi cerita memiliki latar belakang istana sentris atau berpusat pada
kehidupan kerajaan serta keluarganya.
- Memiliki sifat pralogis yang tidak sama dengan pemahaman yang
dimiliki oleh logika secara umum. Banyak juga yang menyebutnya dengan
nama fantastis. Bahasa yang digunakan di dalam teks bermakna klise atau
bahasanya sering diulang.
- Tradisional yaitu sifat dari teks hikayat lebih meneruskan kebiasaan
maupun tradisi yang di dalam masyarakat dianggap baik.
- Teks berisi tentang kisah universal yang dialami oleh manusia. Seperti
misalnya peperangan yang terjadi antara pihak baik dan buruk, lalu pihak
yang baik berhasil memenangkannya.
23. Pertanyaan: Sebutkan apa saja langkah yang perlu untuk diperhatikan
sebelum menceritakan isi dari sebuah teks hikayat!
Jawaban:
Langkah yang diperhatikan dalam meneritakan teks hikayat
- Mencari teks hikayat yang ingin untuk dibaca.- Membaca keseluruhan
dari isi teks hikayat tersebut.
- Memahami apa saja isi yang ada di dalam teks hikayat dengan baik dan
menyeluruh.
- Mencatat berbagai nilai yang terkandung di dalam teks hikayat tersebut.
- Menyusun kembali teks hikayat dengan memperhatikan isi serta nilai
yang ada di dalamnya.
24. Pertanyaan: Jelaskan secara singkat apa perbedaan yang dimiliki oleh
amanat dan nilai!
Jawaban:
Amanat merupakan pesan yang disampaikan oleh pengarang melalui karya
yang dibuatnya.Sedangkan nilai adalah tuntunan yang dimiliki dalam
sebuah kehidupan seseorang dan mempengaruhi perilaku yang mereka
miliki.

xxxvi
25. Perhatikan potongan teks hikayat dibawah ini!
Maka kata Indera Bangsawan, “Hamba ini tiada bernama dan tiada tahu
akan bapak Hamba, karena diam dalam hutan rimba belantara. Adapun
sebabnya hamba kemari ini karena hamba mendengar khabar anak raja
sembilan orang hendak datang membunuh buraksa dan merebut tuan
hamba dari padanya itu, itulah maka hamba datang kemari hendak melihat
tamasya anak raja itu.Mengasihani hamba dan pada bicara akal hamba
akan anak raja-raja yang sembilan itu tiadalah dapat membunuh buraksa
itu. Jika lain daripada Indera Bangsawan tiada dapat membunuh akan
buraksa itu.
Pertanyaan: Apa amanat yang tersirat dalam kutipan sastra klasik
tersebut?
Jawaban:
Hendaklah menolong orang dalam kesulitan tanpa melihat suatu jabatan.
26. Perhatikan potongan teks hikayat dibawah ini!
Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah mencanangkan bahwa barang
siapa yang dapat membunuh Buraksa itu akan dinikahkan dengan anak
perempuannya yang terlalu elok parasnya itu. Sembilan orang anak raja
sudah berada di dalam negeri itu.
Pertanyaan: Ciri yang dominan dari kutipan hikayat di atas adalah…
Jawaban:
Istana sentris karena terdapat suatu jabatan yang ada pada istana yakni
Raja.
Pertanyaan: Apa unsur intrinsik dalam teks hikayat yang berupa pemberian
watak, sifat, atau karakter tokoh disebut….
Jawaban:
Penokohan ,merupakan unsur yang menjelaskan pemberian watak pada
seorang tokoh.
27. Bacalah kutipan hikayat berikut!
Setelah waktu yang ditentukan, baginda Raja ingin membuktikan
Abunawas mampu mengangkat dan memindahkan masjid itu.
Pertanyaan: Ciri yang dominan dari kutipan hikayat tersebut adalah ...
Jawaban:
Kesaktian/kemustahilan, hal ini dikarenakan kemustahilan akan tokoh
Abunawas yang mampu mengangkat dan memindahkan masjid.
28. Perhatikan cuplikan teks hikayat berikut ini!
Maka tiadalah terjawab oleh laki-laki itu. Maka disuruh oleh
Masyhudulhakk jauhkan laki-laki Bedawi itu. Setelah itu maka
dipanggilnya pula orang tua itu. Maka kata Masyhudulhakk, "Hai orang
tua, sungguhlah perempuan itu istrimu sebenar-benamya?"
Pertanyaan: Konjungsi yang menyatakan urutan waktu atau peristiwa pada
penggalan teks hikayat di atas adalah…

xxxvii
Jawaban:
Konjungsi temporal pada cuplikan teks diatas adalah “setelah itu.”
29. Pertanyaan: Teks hikayat banyak menggunakan kata arkais. Yang
dimaksud kata arkais adalah ...
Jawaban:
Kata arkais meupakan kata-kata yang sudah jarang digunakan dapat juga
disebut kata kuno.
Perhatikan potongan teks berikut untuk soal no 30-!
Dahulu kala, hiduplah seorang gadis di wilayah Sumatra Selatan.
Konon kabarnya, dahulu kala hiduplah seorang gadis dari keluarga
sederhana bernama Juani. Juani merupakan gadis kampung yang elok
rupawan, berkulit kuning langsat dan rambut panjangnya yang hitam lebat.
Keelokan rupa Gadis Juani sudah begitu terkenal di kalangan masyarakat.
Sehingga wajar kiranya jika banyak bujang yang berharap bisa duduk
bersanding dengannya. Namun apalah daya, Gadis Juani belum mau
menentukan pilihan hati kepada satu bujang pun di kampungnya. Hingga,
pada suatu masa, bapak Gadis Juani terpaksa menerima pinangan dari
Bujang Juandan, karena terjerat hutang dengan keluarga Bujang Juandan.
Bujang Juandan adalah pemuda dari keluarga kaya raya, namun yang
menjadi masalah adalah Bujang Juandan bukanlah pemuda tampan.
Bahkan tidak sekadar kurang tampan, Bujang Juandan pun menderita
penyakit kulit di sekujur tubuhnya, sehingga ia pun dikenal sebagai
Bujang Kurap.
Mendengar kabar itu, Gadis Juani pun bersedih hati. Ia hendak
menolak namun tak kuasa karena kasihan kepada bapaknya. Berhari-hari
ia menangisi nasibnya yang begitu malang. Namun apa hendak dikata,
pesta pernikahan pun sudah mulai dipersiapkan. Orang sekampung ikut
sibuk menyiapkan upacara perkawinan Gadis Juani dan Bujang Juandan.
Akhirnya malam perkawinan itu pun tiba, Gadis Juani yang cantik
dipakaikan aesan penganten yang begitu anggun menunggu di kamar
tidurnya sambil berurai air mata.
Ketika orang serumah turun menyambut kedatangan arak-arakan
rombongan Bujang Juandan, hati Gadis Juani semakin hancur. Di tengah
kekalutan pikiran, ia pun mengambil keputusan, dengan berurai air mata
ia keluar lewat pintu belakang dan berlari menuju sungai. Akhirnya
dengan berurai air mata Gadis Juani pun mengakhiri hidupnya dengan
terjun ke sungai. Kematiannya yang penuh derita menjadikannya arwah
penunggu sungai yang dikenal sebagai Antu Ayek yang sering mencari
korban anak-anak.

30. Pertanyaan: Menurut latar tempat yang digambarkan berasal dari manakah
teks hikayat yang berjudul “Antu Ayek”?

xxxviii
Jawaban:
Menurut latar tempat yang digambarkan sesuai dengan asal teks hikayat
“Antu Ayek” berasal dari daerah Sumatra Selatan.
31. Pertanyaan: Apa saja nilai moral yang terkandung pada teks hikayat Antu
Ayek?
Jawaban:
Nilai moral pada teks hikayat Antu Ayek
a. Paksaan hanya akan membawa kepada kesedihan
b. Janganlah mengutang jikalau sekiranya tidakdapat
mengembalikannya karena akanmembawa dampak yang buruk
c. Janganlah kecewa atau sedih secara berlebihan karena sudah diatur
dalam agama dan juga dapat membawa kepada hal-hal yang tidak
diinginkan
d. Janganlah kita sombong dengan apa yang kita miliki
e. Jangan terlalu memilih-milih pasangan karena memiliki kriteria
yang terlalu tinggi. Sejatinya, tidak ada seseorang yang sempurna di
dunia ini.
32. Pertanyaan: Adakah nilai budaya yang terkandung pada teks hikayat
berjudul Antu Ayek?
Jawaban:
Nilai budaya pada teks hikayat Antu Ayek
a. Arak-arakann
b. Persiapan pesta pernikahan.
33. Pertanyaan: Adakah nilai agama yang terkandung pada teks hikayat
berjudul Antu Ayek?
Jawaban:
Nilai agama pada teks hikayat Antu Ayek adalah pesan untuk dapat
mengikhlaskan sesuatu.
34. Pertanyaan: Adakah nilai sosial yang terkandung pada teks hikayat antu
ayek?
Jawaban:
Nilai sosial pada teks hikayat Antu Ayek
a. Bergotong royong
b. Membantu satu sama lain dalam mengurus sesuatu.
35. Pertanyaan: Dari nilai-nilai yang disebutkan sebelumnya, bagaimana nilai
tersebut dapat ditemukan?
Jawaban:
Dari teks hikayat “Antu Ayek” pembaca dapat menemukan nilai moral,
nilai budaya, nilai agama dan nilai sosial dengan cara membaca dan
memahami alur cerita karena makna yang terkandung adalah nilai tersirat
dikarenakan pembaca perlu memahami terlebih dahulu makna implisit
yang terkandung.

xxxix
xl

Anda mungkin juga menyukai