Teks Hikayat
Teks Hikayat
TEKS HIKAYAT
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk pemenuhan tugas Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia pada Semester 1
Disusun oleh
Pertama-tama kami ucapkan puji syukur serta nikmat kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas hidayah dan rahmat-Nya yang melimpah sehingga kami bisa
menyelesaikan Makalah Bahasa Indonesia yang berjudul “Teks Hikayat” dengan
lancar. Makalah ini kami susun atas beberapa aspirasi dari anggota kelompok dan
sumber referensi internet lainnya
Makalah ini dibuat untuk memenuhi persyaratan tugas mata pelajaran Bahasa
Indonesia di SMA Negeri 1 Cawas pada semester 1.
Tujuan dibuatnya makalah ini, yaitu untuk melaporkan serta sarana membaca
segala sesuatu yang ada kaitannya dengan isi teks hikayat.
Dalam penyusunan makalah bahasa Indonesia ini, tentu tak lepas dari
pengarahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka penulis ucapkan rasa
hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Pihak-pihak
yang terkait di antaranya sebagai berikut.
1. Ibunda Sri Rahayu, S.Pd. selaku Guru Pembimbing Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia.
2. Seluruh tim penulis yang ikut membantu.
3. Orang tua dan teman-teman penulis, terima kasih banyak atas dukungannya.
Karena kebaikan semua pihak yang telah penulis sebutkan tadi maka penulis
bisa menyelesaikan laporan penelitian sosial ini dengan sebaik-baiknya. Laporan
penelitian sosial yang dibuat oleh penulis memang masih jauh dari kesempurnaan,
tetapi penulis sudah berusaha sebaik mungkin. Sekali lagi terima kasih atas
dukungan dari segala belah pihak yang mendukung dan berkontribusi. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan Penyusunan Makalah....................................................................6
1.4 Manfaat Penyusunan Makalah..................................................................6
BAB II KAJIAN TEORI..........................................................................................7
2.1 Pengertian Teks Hikayat............................................................................7
2.2 Struktur Teks Hikayat................................................................................8
2.3 Langkah-Langkah Membuat Sinopsis Teks Hikayat.................................9
2.4 Langkah-langkah Mengidentifikasi Teks Hikayat.....................................9
2.5 Langkah Mengidentifikasi Teks Hikayat.................................................10
2.6 Tujuan Teks Hikayat................................................................................10
2.7 Fungsi Teks Hikayat................................................................................11
2.8 Nilai-nilai Teks Hikayat..........................................................................12
2.9 Ciri Teks Hikayat.....................................................................................12
2.10 Jenis Teks Hikayat...................................................................................13
2.11 Karakteristik Teks Hikayat......................................................................14
2.12 Unsur Intrinsik Teks Hikayat...................................................................14
2.13 Unsur Ekstrinsik Teks Hikayat................................................................15
2.14 Kaidah Kebahasaan Teks Hikayat...........................................................16
2.15 Bentuk Teks Hikayat...............................................................................17
2.16 Bentuk Cerita Rakyat..............................................................................18
2.17 Persamaan Teks Hikayat dengan Cerpen................................................19
2.18 Perbedaan Teks Hikayat dengan Cerpen.................................................19
2.19 Contoh Teks Hikayat dan Analisisnya.....................................................19
BAB III PENUTUP...............................................................................................30
3.1 Kesimpulan..............................................................................................30
iii
3.2 Saran........................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................32
DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN.......................................................33
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
Hikayat, berasal dari bahasa Arab yang artinya cerita sastra, merupakan
bentuk narasi panjang yang bersumber dari tradisi Arab. Sama seperti dongeng,
hikayat penuh dengan unsur fantasi dan keajaiban.
Cerita hikayat merupakan bagian dari pembelajaran sastra, dalam
pengajaran sastra bertujuan untuk meningkatkan apresiasi sastra siswa. Pengajaran
sastra bertujuan untuk meningkatkan pegetahuan siswa dalam apresiasi sastra.
Secara umum, jenis karya sastra digolongkan ke dalam bentuk prosa, puisi, dan
drama yang dilaksanakan melalui kegiatan, mendengarkan, berbicara, menyimak,
dan menulis. Keempat aspek keterampilan ini saling berhubungan satu sama lain
dalam pembelajaran. Dalam proses pembelajaran tidak akan lepas dari dunia
pendidikan baik formal maupun nonformal. Pendidikan sendiri dapat menjadi
faktor penentu untuk membentuk baik dan buruknya kepribadiaan seseorang.
Pada hakikat sebuah sistem bahwa proses pembelajaran ditentukan oleh
banyaknya faktor yang menunjang keberhasilan dalam sebuah pembelajaraan.
Guru harus mempunyai kemampuaan dan keprofesionalan dalam dirinya, karena
guru merupakan acuan untuk tercapainya suatu pendidikan yang bermutu dan
menjadi panutan atau contoh bagi siswanya. Hal ini sesuai dengan Dick dan Cary
(Eriyanti 2009, hlm. 28) mengemukakan bahwa sebenarnya ada banyak faktor
yang menentukan keberhasilan proses pembelajaran, termasuk dalam proses
pembelajaran dalam keterampilan berbicara.
Proses pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor yaitu dosen,
mahasiswa, pendekatan, metode, dan bahan pengajaran serta banyak lagi fasilitas
yang lain termasuk lingkungan belajar. Pembelajaran tersebut tidak akan berhasil
apabila dalam pembelajaran minat siswa dalam belajar tidak dilakukan dengan
serius dan tidak adanya dorongan atau motivasi dalam diri siswa.
Menurut pendapat Iskandarwassid (2015, hlm. 136) motivasi merupakan
modal yang sangat penting untuk belajar. Tanpa ada motivasi proses belajar akan
kurang berhasil. Meskipun seorang peserta didik mempunyai kecakapan belajar
yang tinggi, ia akan kurang berhasil dalam belajarnya jika motivasinya lemah.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar siswa harus diberikan
motivasi dan dorongan agar siswa lebih giat belajar. Pembelajaran Bahasa
Indonesia memiliki keterampilan berbicara dan ilmu pengetahuaan sehingga
pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan keterampilan
v
komunikasi baik lisan maupun tulisan, keterampilan berbahasa, kemampuaan
berpikir kritis, mengungkapkan gagasan, perasaan, pendapat, dan memperluas
wawasan. Dalam kurikulum merdeka, siswa diharapkan mampu mengembangkan
kompetensi yang dimilikinya, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
Kurikulum merdeka yang memusatkan perhatian terhadap pengembangan
kompetensi, bahasa Indonesia diharapkan dapat menyesuaikan dengan kondisi di
lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia
terdapat beberapa materi tentang keterampilan berbicara salah satunya yaitu
menceritakan kembali isi cerita hikayat.
Dalam pembelajaran siswa diajak untuk mengapresiasi sebuah karya
sastra. Siswa diajak untuk membaca dan memahami karya sastra kemudian siswa
berbicara yaitu dengan menceritakan kembali cerita yang telah dibaca. Tarigan
(2013, hlm 3) mengatakan, “berbicara merupakan ketrampilan berbahasa yang
berkembang dengan kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan
menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuaan berbicara atau berujar
dipelajari melalui perkembangan kosa kata yang diperoleh oleh sang anak melalui
kegiatan menyimak dan membaca.
Sedangkan menurut Iskandarwassid (2015, hlm. 241) keterampilan
berbicara pada hakikatnya merupakan keterampilan memproduksi arus sistem
bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan, perasaan, dan
keinginan kepada orang lain.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa berbicara merupakan suatu alat untuk
mengomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun atau dikembangkan sesuai
kebutuhan pendengar atau penyimak. Keterampilan menceritakan kembali isi
cerita yang dibaca akan mudah dipahami jika dalam proses membaca siswa
memahami isi ceritanya, sehingga siswa akan mudah dalam menuangkan ide-ide
dan gagasanya kedalam bentuk lain.
Sementara itu proses pembelajaran yang terjadi memosisikan siswa
sebagai pendengar dongeng yang disampaikan guru setelah itu siswa
menceritakan kembali dongeng yang telah disampaikan oleh guru. Akibatnya
proses pembelajaran cenderung membosankan, ketrampilan siswa untuk berbicara
ekspresif tidak terlatih dengan optimal, dan klimaksnya siswa jadi malas dan
pasif.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis tentukan, maka dapat
dirumuskna permasalahan dalam penelitiaan ini adalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian teks hikayat?
2. Bagaimana susunan sistematika teks hikayat?
vi
3. Bagaimana cara menulis teks hikayat?
4. Apa tujuan dan manfaat dibuatnya teks hikayat?
5. Apa saja jenis teks hikayat?
6. Bagaimana kandungan kaidah kebahasaan yang ada pada teks hikayat?
vii
BAB II
KAJIAN TEORI
viii
dan konflik yang menguji kemampuannya, membawanya ke arah
perubahan, dan melibatkan pembaca atau pendengar dalam perjuangan
dan pencapaian pahlawan. Pahlawan dalam hikayat bukan hanya pusat
cerita, tetapi juga simbol kebaikan, keadilan, atau idealisme dalam
masyarakat. Perjuangan pahlawan menjadi sumber inspirasi bagi
pembaca atau pendengar, mendorong mereka untuk menemukan
kekuatan dan kemampuan tersembunyi dalam diri sendiri.
ix
Struktur hikayat selanjutnya yaitu resolusi di mana pada bagian ini
terdapat solusi atau penyelesaian dari masalah yang diciptakan penulis.
Bagian resolusi pada teks hikayat ini mengarahkan pada koda.
6. Koda
Bagian terakhir dari teks hikayat yaitu koda yang berisi amanat atau
pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Pada bagian
ini, pembaca bisa menyimpulkan pesan moral yang terkandung di
dalam teks dan memetik pelajaran dari cerita tersebut.
x
(8) Baca kembali teks hikayat lalu identifikasi nilai-nilai yang bisa diambil
dari hikayat tersebut! Korelasikan dengan kondisi di kehiduan nyata
sekarang ini, apakah nilai-nilai itu masih terjadi dan/atau masih bisa
diterapkan!
xi
Hikayat juga dapat digunakan untuk menyampaikan dan melestarikan
nilai-nilai budaya. Cerita-cerita tersebut mungkin mencerminkan
tradisi, adat, atau kepercayaan masyarakat tertentu.
e) Menyebarkan Informas
Teks hikayat dapat digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan
informasi tentang tokoh sejarah, kejadian bersejarah, atau fenomena
tertentu kepada pembaca.
f) Memberikan Wawasan tentang Kehidupan Sosial
Beberapa hikayat mencerminkan kehidupan sosial masyarakat pada
suatu periode tertentu. Ini dapat memberikan wawasan tentang
bagaimana masyarakat mengatasi masalah atau berkembang dari
waktu ke waktu.
xii
2.8 Nilai-nilai Teks Hikayat
Hikayat mengandung nilai-nilai tertentu. Nilai-nilai ini merupakan
unsur ekstrinsik yang mempengaruhi karya sastra dari luar cerita yaitu atas
pengaruh pengarangnya.
a. Nilai moral: Nilai moral adalah nilai yang berkaitan dengan akhlak, budi
pekerti, susila atau kepada baik buruk tingkah laku.
b. Nilai sosial: Nilai sosial adalah nilai yang berkaitan dengan norma yang
berada di dalam masyarakat, sehingga nilai ini juga dapat disebut sebagai
nilai kemasyarakatan.
c. Nilai budaya: Nilai budaya adalah nilai yang berkaitan dengan adat
istiadat.
d. Nilai edukasi: Nilai edukasi adalah nilai yang berkaitan dengan
pengubahan tingkah laku dari baik ke buruk (pengajaran). Nilai edukasi
juga dapat disebut sebagai nilai pendidikan.
e. Nilai religius: Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan tuntutan
agama sehingga dapat disebut juga sebagai nilai agama.
xiii
masa kini. Contoh: hatta, maka, titah, upeti, bejana, syahdan serta juga
sebermula.
j. Bercerita kehidupan impian, tentang tokoh-tokoh baik dan jahat yang
dimenangkan oleh tokoh baik.
k. Hikayat memiliki akhir bahagia.
1. Biografi
Hikayat biografi berfokus pada cerita tentang kehidupan seorang tokoh.
Tokoh yang diangkat dalam cerita bisa diambil dari tokoh nyata atau fiksi.
2. Peristiwa
Hikayat peristiwa menceritakan tentang sebuah peristiwa besar yang
pernah terjadi dengan penggambaran yang didramatisasi dengan
keajaiban-keajaiban dan mukjizat.
3. Agama
Hikayat agama bisa menceritakan tentang seorang tokoh agama, peristiwa
keagamaan, atau nilai-nilai hidup yang diajarkan dalam suatu agama.
4. Sejarah
Hikayat sejarah umumnya bercerita tentang tokoh atau kejadian
bersejarah. Walaupun kisahnya tentang sejarah, hikayat tetap bersifat fiksi
atau khayalan dari sang pujangga. Kisah dalam hikayat ini biasanya
dikaitkan dengan kisah sejarah yang pernah terjadi di suatu masa. Latar
belakang peristiwa dalam cerita juga bisa saja disesuaikan dengan kejadian
yang pernah terjadi dalam sejarah.
xiv
Contohnya Hikayat Hang Tuah (bercampur unsur islam), Hikayat
Si Miskin (bercampur unsur islam), Hikayat Indera Bangsawan,
Hikayat Malim Deman.
b. Pengaruh Jawa.
Contohnya Hikayat Panji Semirang, Hikayat Cekel Weneng Pati,
Hikayat Indera Jaya (dari cerita Anglingdarma).
c. Pengaruh Hindu (India).
Contohnya Hikayat Sri Rama (dari cerita Ramayana), Hikayat
Perang Pandhawa (dari cerita Mahabarata), Hikayat Sang Boma
(dari cerita Mahabarata), dan Hikayat Bayan Budiman.
d. Pengaruh Arab-Persia.
Contohnya Hikayat Amir Hamzah (Pahlawan Islam), Hikayat
Bachtiar, dan Hikayat Seribu Satu Malam.
xv
Perwatakan adalah pemberian karakter atau watak terhadap setiap tokoh
yang terdapat pada sebuah cerita
d) Latar (Setting)
Latar adalah hal-hal yang berkaitan dengan tempat, waktu, dan suasana
dalam cerita tersebut
e) Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah Bahasa yang digunakan penulis dalam sebuah
cerita, termasuk majas dan diksi
f) Sudut Pandang (Point of View)
Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam sebuah cerita.
g) Tema
Tema adalah ide dasar atau gagasan pokok cerita
h) Amanat
Amanat adalah pesan atau hikmah yang terkandung dalam cerita.
xvi
Kondisi zaman juga mempengaruhi corak, alur, dan unsur lainnya
dalam sebuah hikayat. Setiap hikayat memiliki ciri khasnya sendiri
yang mencerminkan kondisi zaman ketika cerita itu diciptakan.
Misalnya, hikayat tentang para sahabat nabi memiliki konteks zaman
yang berbeda dengan hikayat tentang para wali di Nusantara.
xvii
Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung
pernyataan yang berlebih-lebihan jumlahnya, ukurannya atau
sifatnya dengan maksud memberi penekanan pada suatu
pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan
kesan, dan pengaruhnya.
Contoh:
a) Suara Anto menggelegar menembus angkasa.
b) Gedung-gedung perkotaan telah mencapai langit.
4) Personifikasi
Personifikasi atau penginsanan adalah gaya bahasa yang
melekat sifat-sifat insani/manusiawi kepada benda yang tidak
bernyawa atau ide yang abstrak.
Contoh:
a) Embusan angin di tepi pantai membelai rambutku.
b) Kupu-kupu aneka warna menari-nari mengitari bunga yang
sedang mekar.
5) Antonomasia
Antonomasia adalah sebuah ungkapan dengan gaya bahasa
yang menyatakan suatu hal dengan menjelaskan sifat atau
karakteristik dari hal tersebut. Dalam majas ini sifat atau
karakteristik tersebut dijadikan sebagai identitas pengganti
nama atau nama lain dari suatu hal yang dinyatakan dalam
kalimat.
Contoh:
a) Beauty and the beast, cerita tentang si buruk rupa menikah
dengan perempuan cantik.
b) Sukamuljo mencari ilmu di Kota Pelajar
xviii
Chara merupakan bentuk hikayat yang berfokus pada seseorang tokoh
terpuji. Bentuk hikayat ini juga termasuk dalam jenis hikayat biografi.
Salah satu contohnya, yaitu “Hikayat Indera Bangsawan”.
Dongeng ini hanyalah sebuah fiksi yang tidak benar-benar terjadi dan
hanya sebagai sarana hiburan. Tidak jarang orang tua akan menceritakan
dongeng kepada anak-anak sebelum tidur untuk mengajarkan imajinasi
pada otak anak.
2. Mitos
Mite adalah jenis cerita rakyat yang dianggap benar pada masa lalu. Mite
ini mengandung unsur ajaran yang bersifat suci dan dikaitkan dengan
teologi atau ritual dari kepercayaan agama di masyarakat. Tokoh utama
dalam mite ini bisa berupa dewa atau makhluk gaib yang perilakunya
seperti manusia.
3. Legenda
Legenda hampir sama dengan mite karena dianggap mengandung
kebenaran yang dipercayai. Namun legenda ini lebih bersifat keduniawian
daripada sakral.
4. Fabel
Cerita fabel adalah menceritakan tentang kehidupan binatang sebagai
karakter utamanya. Cerita ini tetap memiliki pesan moral atau ajaran bagi
masyarakat. Cerita fabel ini juga bisa sebagai sarana hiburan anak-anak
yang suka dengan dunia binatang.
5. Sage
Sage adalah satu di antara jenis cerita rakyat yang isinya menceritakan
tentang peristiwa sejarah yang telah bercampur dengan imajinasi atau
fantasi masyarakat. Sage bertemakan kisah sejarah tokoh yang memiliki
keberanian, kepahlawanan, kebaikan maupun kesaktian.
xix
Contoh sage: Si Pitung, Lutung Kasarung.
Malim deman adalah putra raja dari bandan muar yang sangat
bijaksana, lagi sangat elok rupanya. Setelah besar, malim deman
bermimpi seorang wali Allah menyuruhnya pergi kerumah nenek
kebayan untuk mendapatkan puteri bungsu dari kayangan sebagai
istrinya. Dengan pengiring yang banyak, pergilah malim Deman ke
rumah nenek kebayan. Dengan bantuan nenek kebayan juga, ia
berhasil mencuri baju layang putri bungsu, sehingga puteri Bungsu
tidak dapat kembali ke kayangan. Nenek kebayan lalu mengawinkan
mereka.
xx
menjadi raja. Tidak lama kemudian Malin Deman gering, lalu
mangkat. Sejak kematian ayahhanda, Malim Deman lali memerintah
negeri. Setiap hari ia asyik menyambung ayam saja. Dalam keadaan
yang demikian, Puteri Bungsu pun melahirkan seorang anak yang
diberi nama Malim Dewana. Akhirnya Malim Dewana besarlah, tetapi
Malim Deman tetap tidak mau kembali ke istana melihat puteranya.
Putri Bungsu sangat masyghul hatinya. Kebetulan pula ia menemukan
kembali baju layangnya. Maka ia pun terbang kembali kekayangan
dengan anaknya Malim Dewana.
xxi
Bukti→ Dengan bantuan nenek kebayan juga, ia berasil
mencuri selendang putri bungsu.
3. Putri Bungsu Mudah tersinggung atau mudah marah.
Bukti→ "Puteri Bungsu sangat masyghul hatinya"
4. Raja Jin: Licik.
Bukti→ "Raja jin bersedia meminjamkan burung borak
kepada Malin Deman dengan syarat..."
5. Malim Dewana: Penurut.
Bukti → "Maka ia pun terbang kembali kekayangan dengan
anaknya Malim Dewana".
c. Latar/Setting
a) Latar Tempat :
Bandar Muar (“selang berapa lama, mereka pun kembali ke
Bandar Muar")
Rumah Nenek Kebayan ("akhirnya, sampailah ia kerumah
nenek Kebayan")
Kayangan ("sesampainya di kayangan didapatinya Puteri
Bungsu...")
b) Latar Suasana :
Suasana Menegangkan :
"Malim Deman mengalahkan mambang molek dengan
menyambung ayam, maka timbullah pertikaman antara
keduanya"
Suasana Senang:
"Sekali lagi Malim Deman sekeluarga pun turun kembali ke
dunia semula"
d. Alur
Maju
1. Eksposisi (Tahap perkenalan):
"Malim deman adalah putera raja dari Bandar Muar yang
sangat bijaksana, lagi sangat elok rupanya"
2. Penampilan Permasalahan:
"Setelah besar, Malim Deman bermimpi seorang wali Allah
menyuruhnya pergi kerumah nenek kebaya untuk
mendapatkan puteri bungsu dari kayangan sebagai istrinya"
3. Komplikasi (Tahap Permasalah):
"Puteri bungsu sangat masyghul hatinya. Kebetulan pula ia
menemukan kembali baju kayangan. Maka ia pun terbang
kembali ke kayangan dengan anaknya Malin Dewana"
4. Tahap Klimaks :
"Sesampainya di kayangan didapatinya Puteri Bungsu akan
dikawinkan dengan Mambang Molek. Malim Deman
xxii
mengalahkan Mambang dalam menyambung ayam. Maka
timbullah pertikaman antara keduanya"
5. Tahap Ketegangan Menurun:
"Sekali lagi Malim Deman sekeluarga pun turun ke dunia
semula".
e. Sudut Pandang
"Akhirnya, sampailah ia ke rumah nenek kebayan"
Dari data di atas digambarkan bahwa penulis menggunakan
Sudut pandang orang ketiga serba tahu.
f. Gaya Bahasa
Penggunaan bahasanya sulit di mengerti.
Menggunakan bahasa melayu kuno.
Menggunakan kata penghubung maka dalam awal kalimat,
contoh:"Maka berapa lama, mereka pun kembali ke Bandar
Muar".
g. Amanat
Keluarga itu sangat penting dalam kehidupan kita, jadi jangan
kita sia-siakan keluarga kita tersebut. Saling tolong-
menolonglah terhadap sesama, tetapi jangan tolong-menolong
dalam berbuat kejahatan. Janganlah kita mudah menyerah
dalam menghadapi suatu hal
h. Nilai Pendidikan
Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada
orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih.
i. Nilai Moral
Jangan kita terlalu memaksakan kehendak kita pada orang
lain. Kita harus bersikap bijaksana dalam menghadapi segala
hal di dalam hidup kita.
j. Nilai Budaya
Kita harus saling menghormati terhadap sesama.
xxiii
tubuhnya. Sepanjang perjalanan menangislah si Miskin berdua itu
dengan sangat lapar dan dahaganya. Waktu malam tidur di hutan,
siangnya berjalan mencari rezeki. Demikian seterusnya.
xxiv
Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati Maharaja
Indera Angkasa. Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu
disuruhnya pergi selama-lamanya putra-putrinya itu.Tidak lama
kemudian sepeninggal putra-putrinya itu, Negeri Puspa Sari musnah
terbakar.
xxv
yang kemudian dirajai oleh Raja Bujangga Indera (saudara Cahaya
Chairani).
xxvi
1) Sebagai seorang anak kita harus menghormati orangtua.
2) Hendaknya seorang anak dapat berbakti pada orang tua.
h. Nilai Sosial
1) Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada
orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih.
2) Hendaknya kita mau berbagi untuk meringankan beban orang
lain.
i. Nilai Religius
1) Jangan mempercayai ramalan yang belum tentu kebenarannya.
2) Percayalah pada Tuhan bahwa Dialah yang menentukan nasib
manusia.
j. Nilai Pendidikan
1) Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada
orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih.
2) Jangan mempercayai ramalan yang belum tentu kebenarannya.
c) HIKAYAT JAYA LENGKARA
Terkisah sebuah cerita seorang raja yang terlalu besar kerajaannya,
Saeful Muluk namanya, Ajam Saukat nama kerajaanya. Adapun raja ini
telah berkawin dengan Putri Sukanda Rum. Tetapi oleh karena
permaisurinya tidak beranak, ia berkawin dengan Putri Sukanda baying-
bayang. Hatta berapa lamanya, Puteri Sukanda bayang-bayangpun
beranak anak kembar yang diberi nama Makdam dan Makdim.
Permaisuri takut kehilangan kasih sayang raja sama sekali, lalu berdoa
meminta anak. Doanya dikabulkan. Hatta berapa lamanya, ia pun
beranaklah seorang anak laki-laki yang terlalu baik rupanya. Anak itu
ialah Jaya Lengkara. Adapun semasa Jaya Langkara jadi itu, negeri pun
terlalu makmur, makanan murah dan banyak pedagang yang datang
pergi. Segala ahli nujum, hulubalang dan rakyat sekalian juga
mengucap syukur kepada Alloh.
Kemudian raja menyuruh anaknya yang lain ,Makdam dan Makdim
pergi bertanyakan nasib Jaya Langkara pada seorang kadi. Kadi itu
meramalkan bahwa Jaya Langkara akan menjadi raja besar yang terlalu
banyak sakti dan segala raja-raja besar tiada yang dapat melawannya
dan segala margastua juga tunduk kepadanya dengan khidmat.
Mendengar ramalan yang demikian, Makdam dan Makdim menjadi
sakit hatinya. Mereka berdusta kepada ayahanda mereka dengan
mengatakan, jikalau Jaya Langkara ada dalam negeri, negeri akan
binasa, beras padi juga akan menjadi mahal. Raja termakan fitnah ini
dan membuang Jaya Langkara dengan bundayanya dari negeri.
Naga guna menyelamatkan Jaya Langkara. Bersama-sama mereka
akan pergi ke negeri Peringgi. Jaya Langkara menewaskan seorang ajar-
xxvii
ajar dan memaksanya masuk islam. Dengan bantuan raja jin yang sudah
masuk islam, ia membebaskan Makdam dan Makdim dari penjara.
Ratna Kasina dan Ratna Dewi dikawinkan dengan Makdam.Bunga
Kumkuma putih juga sudah diperolehnya.
Mangkubumi mesir coba mengambil bunga itu dari jaya langkara
dan ditewaskan. Jaya Langkara mengampuni dia, bila mendengar
sebab-sebab ia ingin mendapat kan bunga itu. Jaya Langkara pergi ke
Mesir dan memohon supaya puteri Ratna Dewi dikawinkan dengan
Makdim. Permaohonan nya diterima dengan baik oleh raja Mesir.
Bersama –sama dengan Ratna Kasina, Jaya Langkara berangkat ke
negeri Ajam Saukat dan menyembuhkan penyakit raja yang tak lain
adalah ayahnya. Selang berapa lamanya, Jaya Langkara kembali ke
hutan untuk mencari bundanya.Ratna Kasina menyusul tidak lama
kemudian, karena tidak tahan di ganggu oleh Makdam dan Makdim
yang sudah ke negeri Ajam Saukat. Karena berahi mereka akan putri
Ratna Kasina, Makdam dan Makdim coba membunuh Jaya Langkara.
Naga guna menyelamatkan dan membawanya bersama-sama dengan
Puteri Ratna Kasina ke negeri Madinah. Raja Madinah sangat
bergembira. Jaya Langkara dikawinkan dengan puteri Ratna Kasina.
Raja Madinah sendiri juga berkawin dengan bunda jaya langkara. Hatta
berapa lamanya. Jaya Langkara pun menjadi raja, negeri Madinah pun
terlalu makmur dan besar kerajaannya. Segala raja besar pun
menghantar upeti ke madinah setiap tahun.
Analisis Teks Hikayat Jaya Lengkara
1. Tema
Perebutan tahta dan kedengkian saudara Jaya lengkara di kerajaan Ajam
Saukat.
2. Penokohan:
a.Saeful Muluk→ mudah terpengaruh ( mempercayai fitnah Makdam dan
makdim terhadap Jaya Lengkara. )
b. Putri Sukanda Rum.
c.Putri Sukanda bayang-bayang.
d. Makdam dan Makdim→pemfitnah, irihati ( memfitnah Jaya
lengkara karena iri hati. )
e.Jaya Lengkara→suka menolong, pemaaf ( walaupun telah difitnah oleh
Makdam dan Makdim tapi Jaya Lengkar tetap memaafkannya).
Bijaksana ( memimpin kerajaan dengan bijaksana). Tabah, sabar (Jaya
Lengkara tetap tabah menerima segala cobaan yang menimpanya)
f. Ratna Dewi.
xxviii
g. Ratna Kasina.
h. Naga→ penolong (menolong Jaya Lengkara yang tengah
kesusahan).
i. Mangkubumi Mesir→jahat ( mencoba merampas bunga Kumkuma
Putih).
j. Raja Madinah→ baik hati (menerima kedatangan Jaya Lengkara dan
menikahkannya dengan Ratna Kasina).
3. Latar:
a. Tempat:
Ajam Saukat (…..di Kerajaan Ajam Saukat).
Negeri Peringgi (…..mereka kenNegeri Peringgi).
Mesir ( Jaya Lengkara pergi ke Mesir).
Hutan (….pergi ke hutan untuk mencari bundanya).
Madinah (….bersama dengan Ratna Kasina pergi ke Madinah).
b. Suasana:
Menyedihkan (raja mengusir jaya lengkara dan Ibunya).
Bahagia (Raja Madinah sangat bahagia).
c. Alat :
Bunga Kumkuma Putih (bunga Kumkuma Putih juga sudah
diperolehnya).
Upeti (Segala raja besar pun menghantet upeti ke Madinah setiap
tahun).
4. Sudut Pandang
Orang ketiga serba tahu.
5. Alur
Maju, berikut tahapan alur :
a.Pengenalan: raja mendapatkan anak dari kedua istrinya yaitu Makdam
dan Makdim, Jaya Lengkara.
b. Konflik : raja menyuruh Makdam dam Makdim ke seorang Kadi
untuk menanyakan nasib jaya Lengkara.
c.Penanjakan: Makdam dan Makdim berdusta kepada ayahnya dan
memfinah Jaya Lengkara. Hingga akirnya Jaya lenkara dan ibunya
diusir dari kerajaan.
xxix
d. Klimaks: ketika bunga Kumkuma telah didapatkan oleh jaya
Lengkara, magkubumi Mesir mencoba untuk merbut dri tangan Jaya
Lengkara.
e.Anti klimaks: Jaya Lengkar pergi ke hutan untuk mencari ibunya,
kemudian Ratna Kasina meenyusul karena tidak tahan diganggu oleh
Makdam dan Makdim. Makdam dan Makdim yang marah kepada jaya
Lengkara mencoba untuk membunuhnya.
f. Ending: jaya Lengkar diselamatkan oleh naga dan dibawa ke Madinah.
Dan dikawinkan dengan Ratna Kasina serta dijadikan raja. Negeri
Madinah pun makmur dan besar.
6. Amanat:
a.Iri hati dan dengki akan mengkalahkan dan mencelakakan diri sendiri.
b. Meneggakan keadilan dan kebenaran harus dilakukan untuk
mensejahterakan rakyat.
c.Memaafkan kesalahan orang lain adalah salah satu bentuk menciptakan
kedaimaan.
7. Nilai:
a.Agama:
1) Jangan suka memfitnah orang lain.
2) Jangan iri kepada orang lain.
3) Berdo’alah dengan sungguh-sungguh.
4) Jangan mudah percaya dengan ramalan.
b. Sosial:
Tolong-menolonglah dengan sesama.
c.Moral:
1) Jangan menjadi seorang pendendam.
2) Jangan iri kepada orang lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
xxx
Hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi
cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis,
biografis, atau gabungan sifat-sifat itu.
Cerita hikayat memiliki banyak isi manfaat, tujuan, karakteristik, dan lain
sebagainya.Cerita hikayat dapat membuat kita terinspirasi dikarenakan amanat
yang terkandung, hal tersebut dapat berdampak baik pada kehidupan kita.
Banyak pelajaran yang dapat kita petik dari cerita hikayat yang kita baca.
Setiap cerita hikayat pasti memilikiamanat yang berbeda – beda.
Cerita hikayat juga lebih menarik daripada novel, komik,dan sejenisnya.
Karena cerita hikayat biasanya diambil dari kisah nyata atau kehidupan sehari-
hari dan memiliki nilai moral , nilai kebudayaan yang sangat kental.
Maka kita sebagai anak muda zaman sekarang , kita harus bisa
melestarikan atau mengembangkan cerita hikayat yang lambat laun
mengalami kepunahan, padahal cerita hikayat sangat bermanfaat bagi
kehidupan kita. Jika bukan kita sebagai anak muda lalu siapa lagi yang akan
melestarikan teks hikayat ini!
3.2 Saran
1. Bagi Gurua.
a) Guru pengampu mata pelajaran khususnya bahasa Indonesia harus
mampu dan menguasai materi yang akan disampaikan kepada peserta
didiknya seperti nenentukan nilai-nilai dan penggunaan gaya bahasa
yang terkandung pada hikayat dan cerpen.
b) Mampu menentukan dan membedakan gaya bahasa atau majas-majas
yang terdapat pada hikayat dan cerpen, seperti. Majas hiperbola,
personifikasi, metafora, dan perbandingan.
c) Guru hendaknya dapat melaksanakan pembelajaran dengan efektif,
kreatif dan menyenangkan sehingga siswa semangat dan mampu
menentukan konjungsi yang terdapat pada hikayat dan cerpen, seperti.
Konjungsi koordinatif, subordinatif, dan korelatif.
2. Bagi Siswa
a) Siswa diharapkan lebih giat untuk belajar terutama dalam menentukan
nilai ekstrinsik pada hikayat dan cerpen, sehingga dapat menentukan
nilai-nilai dan penggunaan bahasa pada hikayat dan cerpen.
b) Siswa diharapkan mampu mengaplikasikan nilai-nilai dan penggunaan
bahasa yang terkandung pada hikayat
c) Siswa diharapkan dapat mempelajari teks hikayat yang ada di
Indonesia dengan beberapa sumber referensi pada media internet
d) Siswa dapat memahami apa saja yang terdapat pada teks hikayat baik
struktur, kaidah kebahasaan ataupun yang lainnya
xxxi
xxxii
DAFTAR PUSTAKA
xxxiii
DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Pertanyaan: Apa pengertian teks hikayat?
Jawaban:
Teks hikayat adalah jenis teks yang mengisahkan cerita tentang perjalanan
tokoh atau kejadian yang fantastis.
2. Pertanyaan: Ciri apa yang sering ditemukan dalam teks hikayat?
Jawaban:
Ciri-ciri kebahasaan khas, seperti penggunaan kata-kata berbunga dan
gaya bahasa yang khas.
3. Pertanyaan: Apa yang dimaksud dengan tokoh utama dalam hikayat?
Jawaban:
Tokoh utama adalah karakter utama yang menjadi pusat cerita dan
mengalami perkembangan atau konflik utama.
4. Pertanyaan: Bagaimana umumnya cerita hikayat dimulai?
Jawaban:
Cerita hikayat biasanya dimulai dengan "Pada suatu
hari" atau pegantar serupa yang mengenalkan latar belakang.
5. Pertanyaan: Mengapa tokoh pembantu penting dalam hikayat?
Jawaban:
Tokoh pembantu memberikan dukungan atau konflik tambahan dalam
cerita dan membantu mengembangkan alur.
6. Pertanyaan: Apa yang dimaksud dengan nilai moral dalam teks hikayat?
Jawaban:
Nilai moral adalah pesan atau pelajaran yang dapat diambil dari cerita,
mengajarkan kebaikan atau menggambarkan akibat dari perbuatan.
7. Pertanyaan: Bagaimana biasanya cerita hikayat diakhiri?
Jawaban:
Cerita hikayat biasanya diakhiri dengan penyelesaian yang memberikan
solusi terhadap konflik utama dan kesimpulan.
8. Pertanyaan: Apa peran setting (tempat dan waktu) dalam teks hikayat?
Jawaban:
Setting memberikan latar belakang dan suasana cerita, menciptakan
konteks bagi peristiwa yang terjadi.
9. Pertanyaan: Mengapa cerita hikayat seringkali mengandung unsur
keajaiban atau hal yang fantastis
Jawaban:
Unsur keajaiban menambahkan daya tarik dan imajinasi, membuat cerita
lebih menarik bagi pembaca.
10. Pertanyaan: Sebutkan satu contoh hikayat yang populer!
Jawaban:
Contoh hikayat yang populer adalah "Bawang Merah Bawang Putih."
xxxiv
11. Pertanyaan: Apa perbedaan antara hikayat dan cerpen?
Jawaban:
Hikayat cenderung lebih panjang dan melibatkan tokoh-tokoh mitis,
sementara cerpen lebih fokus pada karakter manusia dan cerita pendek.
12. Pertanyaan: Apa unsur-unsur intrinsik dalam sebuah hikayat?
Jawaban:
Unsur-unsur intrinsik meliputi tema, alur, tokoh, latar, dan gaya bahasa
yang membentuk struktur dan makna dalam hikayat.
13. Pertanyaan: Bagaimana struktur umum sebuah hikayat?
Jawaban:
Hikayat umumnya memiliki pengenalan (eksposisi), konflik, klimaks, dan
penyelesaian (resolusi) sebagai bagian-bagian utamanya.
14. Pertanyaan: Apa fungsi dari tokoh antagonis dalam hikayat?
Jawaban:
Tokoh antagonis menciptakan konflik dalam cerita, menantang tokoh
utama, dan memicu perkembangan plot.
15. Pertanyaan: Bagaimana hikayat dapat mencerminkan nilai-nilai budaya?
Jawaban:
Hikayat sering kali mencerminkan nilai-nilai budaya melalui cerita, tradisi,
dan norma-norma yang tercermin dalam kehidupan tokoh atau setting
cerita.
16. Pertanyaan: Apa peran latar tempat dan waktu dalam hikayat?
Jawaban:
Latar tempat dan waktu memberikan konteks bagi pembaca, menciptakan
atmosfer, dan memengaruhi perkembangan cerita.
17. Pertanyaan: Mengapa moral atau pesan pembelajaran sering kali
disisipkan dalam hikayat?
Jawaban:
Penyisipan moral atau pesan pembelajaran bertujuan untuk memberikan
nilai edukatif kepada pembaca, seraya menghibur.
18. Pertanyaan: Bagaimana gaya bahasa dapat memperkaya hikayat?
Jawaban:
Gaya bahasa seperti metafora, simile, atau perumpamaan dapat menambah
keindahan dan mendalamkan makna dalam hikayat.
19. Pertanyaan: Apa dampak dari hikayat terhadap budaya dan masyarakat?
Jawaban:
Hikayat dapat menjadi sarana mempertahankan dan menyebarkan nilai-
nilai budaya, juga memengaruhi pemikiran dan moral masyarakat.
20. Pertanyaan: Apa peran tokoh mitis dalam hikayat dan bagaimana mereka
dapat memperkaya cerita?
Jawaban:
xxxv
Tokoh mitis sering kali membawa unsur keajaiban dan magis, menambah
dimensi mistis dan mendalamkan plot hikayat.
21. Pertanyaan: Jelaskan definisi dari teks hikayat sesuai dengan
pemahamanmu!
Jawaban:
Teks hikayat merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa lama
dengan isi yaitu berupa sejarah, kisah, hingga juga dongeng.
22. Pertanyaan: Jelaskan secara singkat ciri-ciri apa saja yang dimiliki oleh
teks hikayat!
Jawaban:
Ciri Teks Hikayat
-Anonim yaitu pengarang dari teks hikayat tidak dikenal.
- Isi cerita memiliki latar belakang istana sentris atau berpusat pada
kehidupan kerajaan serta keluarganya.
- Memiliki sifat pralogis yang tidak sama dengan pemahaman yang
dimiliki oleh logika secara umum. Banyak juga yang menyebutnya dengan
nama fantastis. Bahasa yang digunakan di dalam teks bermakna klise atau
bahasanya sering diulang.
- Tradisional yaitu sifat dari teks hikayat lebih meneruskan kebiasaan
maupun tradisi yang di dalam masyarakat dianggap baik.
- Teks berisi tentang kisah universal yang dialami oleh manusia. Seperti
misalnya peperangan yang terjadi antara pihak baik dan buruk, lalu pihak
yang baik berhasil memenangkannya.
23. Pertanyaan: Sebutkan apa saja langkah yang perlu untuk diperhatikan
sebelum menceritakan isi dari sebuah teks hikayat!
Jawaban:
Langkah yang diperhatikan dalam meneritakan teks hikayat
- Mencari teks hikayat yang ingin untuk dibaca.- Membaca keseluruhan
dari isi teks hikayat tersebut.
- Memahami apa saja isi yang ada di dalam teks hikayat dengan baik dan
menyeluruh.
- Mencatat berbagai nilai yang terkandung di dalam teks hikayat tersebut.
- Menyusun kembali teks hikayat dengan memperhatikan isi serta nilai
yang ada di dalamnya.
24. Pertanyaan: Jelaskan secara singkat apa perbedaan yang dimiliki oleh
amanat dan nilai!
Jawaban:
Amanat merupakan pesan yang disampaikan oleh pengarang melalui karya
yang dibuatnya.Sedangkan nilai adalah tuntunan yang dimiliki dalam
sebuah kehidupan seseorang dan mempengaruhi perilaku yang mereka
miliki.
xxxvi
25. Perhatikan potongan teks hikayat dibawah ini!
Maka kata Indera Bangsawan, “Hamba ini tiada bernama dan tiada tahu
akan bapak Hamba, karena diam dalam hutan rimba belantara. Adapun
sebabnya hamba kemari ini karena hamba mendengar khabar anak raja
sembilan orang hendak datang membunuh buraksa dan merebut tuan
hamba dari padanya itu, itulah maka hamba datang kemari hendak melihat
tamasya anak raja itu.Mengasihani hamba dan pada bicara akal hamba
akan anak raja-raja yang sembilan itu tiadalah dapat membunuh buraksa
itu. Jika lain daripada Indera Bangsawan tiada dapat membunuh akan
buraksa itu.
Pertanyaan: Apa amanat yang tersirat dalam kutipan sastra klasik
tersebut?
Jawaban:
Hendaklah menolong orang dalam kesulitan tanpa melihat suatu jabatan.
26. Perhatikan potongan teks hikayat dibawah ini!
Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah mencanangkan bahwa barang
siapa yang dapat membunuh Buraksa itu akan dinikahkan dengan anak
perempuannya yang terlalu elok parasnya itu. Sembilan orang anak raja
sudah berada di dalam negeri itu.
Pertanyaan: Ciri yang dominan dari kutipan hikayat di atas adalah…
Jawaban:
Istana sentris karena terdapat suatu jabatan yang ada pada istana yakni
Raja.
Pertanyaan: Apa unsur intrinsik dalam teks hikayat yang berupa pemberian
watak, sifat, atau karakter tokoh disebut….
Jawaban:
Penokohan ,merupakan unsur yang menjelaskan pemberian watak pada
seorang tokoh.
27. Bacalah kutipan hikayat berikut!
Setelah waktu yang ditentukan, baginda Raja ingin membuktikan
Abunawas mampu mengangkat dan memindahkan masjid itu.
Pertanyaan: Ciri yang dominan dari kutipan hikayat tersebut adalah ...
Jawaban:
Kesaktian/kemustahilan, hal ini dikarenakan kemustahilan akan tokoh
Abunawas yang mampu mengangkat dan memindahkan masjid.
28. Perhatikan cuplikan teks hikayat berikut ini!
Maka tiadalah terjawab oleh laki-laki itu. Maka disuruh oleh
Masyhudulhakk jauhkan laki-laki Bedawi itu. Setelah itu maka
dipanggilnya pula orang tua itu. Maka kata Masyhudulhakk, "Hai orang
tua, sungguhlah perempuan itu istrimu sebenar-benamya?"
Pertanyaan: Konjungsi yang menyatakan urutan waktu atau peristiwa pada
penggalan teks hikayat di atas adalah…
xxxvii
Jawaban:
Konjungsi temporal pada cuplikan teks diatas adalah “setelah itu.”
29. Pertanyaan: Teks hikayat banyak menggunakan kata arkais. Yang
dimaksud kata arkais adalah ...
Jawaban:
Kata arkais meupakan kata-kata yang sudah jarang digunakan dapat juga
disebut kata kuno.
Perhatikan potongan teks berikut untuk soal no 30-!
Dahulu kala, hiduplah seorang gadis di wilayah Sumatra Selatan.
Konon kabarnya, dahulu kala hiduplah seorang gadis dari keluarga
sederhana bernama Juani. Juani merupakan gadis kampung yang elok
rupawan, berkulit kuning langsat dan rambut panjangnya yang hitam lebat.
Keelokan rupa Gadis Juani sudah begitu terkenal di kalangan masyarakat.
Sehingga wajar kiranya jika banyak bujang yang berharap bisa duduk
bersanding dengannya. Namun apalah daya, Gadis Juani belum mau
menentukan pilihan hati kepada satu bujang pun di kampungnya. Hingga,
pada suatu masa, bapak Gadis Juani terpaksa menerima pinangan dari
Bujang Juandan, karena terjerat hutang dengan keluarga Bujang Juandan.
Bujang Juandan adalah pemuda dari keluarga kaya raya, namun yang
menjadi masalah adalah Bujang Juandan bukanlah pemuda tampan.
Bahkan tidak sekadar kurang tampan, Bujang Juandan pun menderita
penyakit kulit di sekujur tubuhnya, sehingga ia pun dikenal sebagai
Bujang Kurap.
Mendengar kabar itu, Gadis Juani pun bersedih hati. Ia hendak
menolak namun tak kuasa karena kasihan kepada bapaknya. Berhari-hari
ia menangisi nasibnya yang begitu malang. Namun apa hendak dikata,
pesta pernikahan pun sudah mulai dipersiapkan. Orang sekampung ikut
sibuk menyiapkan upacara perkawinan Gadis Juani dan Bujang Juandan.
Akhirnya malam perkawinan itu pun tiba, Gadis Juani yang cantik
dipakaikan aesan penganten yang begitu anggun menunggu di kamar
tidurnya sambil berurai air mata.
Ketika orang serumah turun menyambut kedatangan arak-arakan
rombongan Bujang Juandan, hati Gadis Juani semakin hancur. Di tengah
kekalutan pikiran, ia pun mengambil keputusan, dengan berurai air mata
ia keluar lewat pintu belakang dan berlari menuju sungai. Akhirnya
dengan berurai air mata Gadis Juani pun mengakhiri hidupnya dengan
terjun ke sungai. Kematiannya yang penuh derita menjadikannya arwah
penunggu sungai yang dikenal sebagai Antu Ayek yang sering mencari
korban anak-anak.
30. Pertanyaan: Menurut latar tempat yang digambarkan berasal dari manakah
teks hikayat yang berjudul “Antu Ayek”?
xxxviii
Jawaban:
Menurut latar tempat yang digambarkan sesuai dengan asal teks hikayat
“Antu Ayek” berasal dari daerah Sumatra Selatan.
31. Pertanyaan: Apa saja nilai moral yang terkandung pada teks hikayat Antu
Ayek?
Jawaban:
Nilai moral pada teks hikayat Antu Ayek
a. Paksaan hanya akan membawa kepada kesedihan
b. Janganlah mengutang jikalau sekiranya tidakdapat
mengembalikannya karena akanmembawa dampak yang buruk
c. Janganlah kecewa atau sedih secara berlebihan karena sudah diatur
dalam agama dan juga dapat membawa kepada hal-hal yang tidak
diinginkan
d. Janganlah kita sombong dengan apa yang kita miliki
e. Jangan terlalu memilih-milih pasangan karena memiliki kriteria
yang terlalu tinggi. Sejatinya, tidak ada seseorang yang sempurna di
dunia ini.
32. Pertanyaan: Adakah nilai budaya yang terkandung pada teks hikayat
berjudul Antu Ayek?
Jawaban:
Nilai budaya pada teks hikayat Antu Ayek
a. Arak-arakann
b. Persiapan pesta pernikahan.
33. Pertanyaan: Adakah nilai agama yang terkandung pada teks hikayat
berjudul Antu Ayek?
Jawaban:
Nilai agama pada teks hikayat Antu Ayek adalah pesan untuk dapat
mengikhlaskan sesuatu.
34. Pertanyaan: Adakah nilai sosial yang terkandung pada teks hikayat antu
ayek?
Jawaban:
Nilai sosial pada teks hikayat Antu Ayek
a. Bergotong royong
b. Membantu satu sama lain dalam mengurus sesuatu.
35. Pertanyaan: Dari nilai-nilai yang disebutkan sebelumnya, bagaimana nilai
tersebut dapat ditemukan?
Jawaban:
Dari teks hikayat “Antu Ayek” pembaca dapat menemukan nilai moral,
nilai budaya, nilai agama dan nilai sosial dengan cara membaca dan
memahami alur cerita karena makna yang terkandung adalah nilai tersirat
dikarenakan pembaca perlu memahami terlebih dahulu makna implisit
yang terkandung.
xxxix
xl