Anda di halaman 1dari 2

TUGAS 1 Etika Akademik dan Plagiarisme

Bahasa Indonesia Kelas 17


Kelompok 3:
1. Dewa Ayu Made Dhira Pradnyasari
2. Arif Rahman Syukur
3. Dihan Muhammad Khaydar
4. Delia Mayangarum
5. Rihhadatul Aisy Nadhilah

Etika akademik merupakan bentuk moral yang sangat melekat dengan pelaku akademis,
didalamnya terkandung nilai moral kejujuran, keterbukaan, obyektifitas, saling menghormati,
dan tidak mendiskriminasi. Sebagai pelaku akademis, dekat kaitannya dengan penelitian yang
memerlukan penyusunan sebuah karya tulis ilmiah serta diperlukannya referensi untuk dapat
memvalidasi bahwa penelitian tersebut merupakan penelitian yang terbukti kebenarannya.
Karena diperlukannya ilmu-ilmu atau penelitian lain, etika mencantumkan sitasi dari tulisan atau
pandangan yang telah dikutip merupakan wujud dari rasa saling menghormati dan apabila
sebaliknya yaitu tidak mencantumkan sitasi maka dianggap sebagai mencuri hasil pemikiran
orang lain yang menyebabkan adanya ketidakjujuran/plagiarisme. Faktanya pelanggaran etika
akademik masih sering ditemukan, penyebab dari hal tersebut adalah kurangnya pemahaman
mengenai hak cipta tulisan, sifat individu seperti malas dan tidak hormat, kurangnya
pengawasan, dan kemajuan teknologi.

Plagiarisme berhubungan dengan moralitas. Pendapat saya mengenai pernyataan


plagiarisme berhubungan dengan moralitas adalah saya sangat setuju dengan pernyataan tersebut
dikarenakan seseorang yang memiliki moral yang baik tentunya tidak akan melakukan
plagiarisme. Dengan kata lain jika seseorang memiliki moral yang baik akan berusaha
menghindari perilaku yang merugikan dirinya sendiri dan orang lain.

Menurut Soelistyo (2011), terdapat beberapa jenis plagiarisme. Jenis pertama adalah
plagiarisme kata demi kata (word for word plagiarism) yang terjadi ketika penulis menggunakan
kata-kata dari penulis lain secara persis tanpa merubah susunan apapun dan tanpa menyebutkan
sumber tulisan tersebut. Kedua adalah plagiarisme atas sumber (plagiarism of source) dimana
plagiarisme ini terjadi ketika seorang penulis menggunakan gagasan orang lain tanpa
memberikan pengakuan yang cukup berupa pencantuman sumber gagasan secara jelas. Ketiga,
plagiarisme kepengarangan (plagiarism of authorship), terjadi ketika seorang penulis mengakui
dan atau mengklaim karya orang ataupun penulis lain sebagai miliknya. Terakhir, self plagiarism
yaitu plagiarisme yang terjadi ketika seorang penulis mengirimkan satu karya atau tulisannya ke
berbagai saluran publikasi. selain itu, kondisi tersebut dapat terjadi ketika kita melakukan
pengambilan karya pribadi tanpa melakukan perubahan apapun.

Dalam aktivitas plagiarisme, hal ini sangat dilarang karena merupakan salah satu
kegiatan mencuri ide atau karya orang lain tanpa pikir panjang dan dengan mudahnya copy paste
dari hasil ide seseorang. Terdapat beberapa tips agar terhindar dari plagiarisme, yang pertama
yakni mengenali apa itu plagiarisme, sehingga kita tahu betul bahwa apa yang kita lakukan
bukan tindakan plagiarisme. Kedua, pahami konteks dimana kita benar-benar bisa tahu apa yang
kita tulis. Ketiga, gunakan bahasa sendiri dari sini akan terlihat jelas bahwa bahasa yang kita
gunakan akan ada perbedaan dari bahasa orang lain yang mungkin kita gunakan sebagai
referensi. Keempat, Cantumkan sumber yang jelas sehingga pembaca bisa mengidentifikasi dari
mana referensi yang kita gunakan dan bisa diketahui nantinya apakah kita plagiarisme dari
sumber yang kita gunakan. Kelima, Cek hasil tulisan dengan tool cek plagiarisme, dengan
bantuan ini maka kita akan bisa terhindar dari plagiarisme.

Dari beberapa cara menghindari plagiarisme, yang paling mudah dilakukan adalah
dengan kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung merupakan kutipan yang
secara langsung diambil dari sumber tanpa mengurangi atau menambahkan pendapat dan kalimat
pribadi pada penulisannya. Sedangkan kutipan tidak langsung berarti pada penulisannya ada
penambahan atau pengurangan kalimat asli yang tertera pada sumber menjadi kalimat yang
tertulis pada tulisan yang dibuat. Pengembangan kalimat tersebut didasari oleh pendapat
berdasarkan fakta yang ada. Namun, tidak mengubah dan tetap memiliki inti yang sama dengan
kalimat yang dikutip. Dalam pereferensian, kutipan langsung dan tidak langsung digunakan
sebagai landasan teori dan sumber isi pada tulisan yang dibuat penulis. Selain itu, kutipan dari
sumber yang bagus dan terpercaya juga digunakan sebagai bukti pendukung yang akan
memperkuat pendapat penulis terhadap kasus dan ide yang tengah ditulis. Sehingga, tulisan yang
dibuat akan memperlihatkan kualitas yang lebih baik.

Penerapan etika akademik memerlukan kedisiplinan dan kesadaran dari penulis dan
akademisi sendiri. Dengan adanya etika akademik, diharapkan para penulis lebih cerdas dalam
menciptakan berbagai tulisan yang bagus dan menarik, serta tidak mengandung plagiasi terhadap
tulisan yang sudah ada. Sehingga, terciptanya berbagai karya dan tulisan yang inovatif dan murni
tanpa adanya plagiarisme.

Anda mungkin juga menyukai