Anda di halaman 1dari 9

Bagi para pencari kerja, mungkin tidak asing dengan serangkaian soal-soal yang disajikan dalam mengikuti psikotes

saat melakukan tes kerja di beberapa perusahaan. Sebagian orang kadang merasa bahwa psikotes adalah sebuah ganjalan menuju pekerjaan impiannya, sehingga seringkali mengkambing hitamkan tahap ini jika tidak berhasil. Kata orang, tak kenal maka tak sayang, berikut beberapa alat tes yang yang biasanyanya digunakan oleh para psikolog : Tes Kemampuan Kognitif Tes berbentuk Paper and pencil untuk mengukur kemampuan mental secara umum atau intelegensi. Tes semacam ini bisanya dikategorikan dalam : Tes Intelegensi Umum Tes Bakat (aptitude test): Mengukur aspek verbal (bahasa), mechanical (mekanik), numerical (hitungan), spatial (daya bayang ruang), dll Karena yang diukur adalah kemampuan mental (mental ability), maka tes ini ditujukan untuk memilah-milah orang dalam kelompok tertentu (biasanya berdasarkan potensi intelegensi atau IQ) sehingga tidak heran untuk setiap sub tes dibatasi oleh waktu yang sangat ketat dan kecepatan berpikir memainkan peran yang cukup penting disini. Jika tester atau instruktur sudah memegang stopwatch berarti Anda harus mengerjakan secepat-cepatnya namun juga dituntut ketelitian yang tinggi agar hasilnya maksimal. Jangan khawatir, tes semacam ini tidak mengenal pengurangan nilai jika ada jawaban salah seperti yang terjadi pada tes masuk universitas. Tes Kepribadian Salah satu metode seleksi yang banyak digunakan untuk mengukur karakteristik kepribadian pencari kerja dan mencari kesesuaiannya dengan jenis pekerjaan. Tes ini banyak macamnya, mulai dari inventory (personality questionnaire)juga tes grafis atau menggambar sesuatu. Dalam inventory, Anda akan diminta merespon serangkaian pernyataan lalu menjawabnya berdasarkan preferensi atau pilihan pribadi Anda terhadap suatu hal. Tes Grafis adalah salah satu tes yang paling banyak membingungkan peserta tes. Kerap kali peserta memiliki pemahaman yang salah mengenai tes ini sehingga tidak mendengarkan penjelasan tester dengan hati-hati. Peserta terkadang mendapat informasi harus menggambar begini-begitu sehingga gambar peserta satu dengan lainnya memiliki tema yang sama. Meski dari sisi grafologi hal ini tetap dapat diinterpretasi oleh psikolog, akan sangat membantu apabila masing-masing peserta menggambar sesuai keinginan pribadinya tanpa diintervensi oleh masukan yang belum tentu dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Diskusi Kelompok Dalam diskusi kelompok, peserta tes di tempatkan dalam beberapa kelompok, terdiri dari 4-7 orang, lalu diberi sebuah studi kasus yang berhubungan dengan pekerjaan untuk dibahas bersama. Selama proses diskusi berlangsung, perilaku peserta akan diobservasi untuk melihat kemampuan komunikasi maupun bagaimana seseorang menampilkan dirinya dalam sebuah interaksi sosial. Diskusi kelompok atau yang beken dengan nama LGD (Leaderless Group Discussion) cukup efektif jika digunakan untuk posisi supervisor ke atas atau management trainee karena potensi kepemimpinan seseorang juga dapat diobservasi melalui proses ini. Wawancara Tujuan wawancara pada dasarnya untuk melengkapi berbagai data yang telah diambil sebelumnya serta sebagai cross check jika ada data yang dinilai perlu diperjelas. Bisa dikatakan untuk melengkapi potongan puzzle dari gambaran seseorang agar dapat dilihat secara utuh untuk diambil sebagai suatu kesimpulan. Peserta diminta menceritakan dirinya atau peristiwa-peristiwa yang dialaminya baik dalam konteks pekerjaan ataupun kehidupan pribadinya. Wawancara sendiri banyak macamnya, salah satunya : Berdasarkan jenis pertanyaan : Unstructure : wawancara yang tidak terstuktur sesuai namanya tidak memiliki alur yang jelas, intinya : sukasuka pewawancara. Variasi pertanyaannya bisa sangat luas mulai dari hal-hal teknis sampai dengan pertanyaan yang terkesan tidak ada relevansinya sama sekali dengan pekerjaan. Focused Question : wawancara jenis ini fokus hanya pada beberapa pertanyaan yang memiliki relevansi tinggi dengan kompetensi kritikal dari kandidat. Misalnya hanya fokus pada masalah leadership, pengambilan keputusan, atau kemampuan menjual saja, tergantung kebutuhan dari pekerjaan atau perusahaan tersebut. Biasanya kandidat akan bertemu dengan interviewer lain guna melengkapi data yang diperlukan dan kemungkinan menggunakan teknik interview yang berbeda. Behavioral Event : Wawancara jenis ini fokus pada perilaku yang ditampilkan oleh peserta pada pengalaman kerja sebelumnya. Mottonya : past experiences predict future performance. Pewawancara akan fokus pada

keadaan atau kejadian pada situasi tertentu, lalu apa tindakan yang dilakukan oleh peserta ketika merespon keadaan tersebut, dan seperti apa hasil yang diperoleh dari tindakannya. Sebaiknya peserta berfokus pada pengalaman yang telah terjadi sehingga dapat memberikan gambaran dari hasil atau prestasi yang telah dicapainya, karena tanpa adanya suatu hasil maka sehebat apapun tindakan atau keputusan yang dibuatnya pada masa lalu akan sulit dinilai efektivitasnya. Job Related : wawancara ini berisi serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan pekerjaan secara langsung serta aspek-aspek teknis dari pekerjaan tersebut. Berdasarkan interviewer : User : Terdiri dari atasan, biasanya levelnya sudah manajerial. Pertanyaan user akan sangat tergantung pada kemampuan atau teknik interview yang dikuasai user. Jika cukup terlatih, selain menggali kemampuan teknis pekerjaan, maka aspek pribadi dan motivasi serta kompetensi yang bersifat soft skills juga akan menjadi pertimbanganuser. Wawancara dengan user juga memberi kesempatan pada kedua belah pihak untuk menimbang kecocokan satu sama lain serta merasakan chemistry yang timbul karena kedua orang ini akan bekerja sama dalam sebuah tim. HRD/Psikolog : Pihak ini akan lebih banyak menggali kompetensi soft skills peserta, kepribadian dan motivasi dihubungkan dengan persyaratan dari suatu jabatan. Jarang sekali HRD atau psikolog menggali secara mendalam aspek teknis sebuah pekerjaan kecuali jika ia cukup menguasai atau berpengalaman di bidang tersebut. Untuk posisi managerial, Head of Division atau bahkan Direktur Utama menyempatkan diri untuk bertemu dengan kandidat. Karena aspek teknis dan kompetensi soft skillssudah dianggap aman dan digali melalui wawancara dengan user/HRD, para Direktur seringkali hanya ingin berhadapan muka dengan calon karyawannya, just get the right feeling.

Jenis-jenis psikotest. 1. Tes IQ: biasanya contoh soal-soal ini dapat mudah didapatkan di toko buku. Tes kecerdasan ini melibatkan serangkaian soal matematika dalam istilah tesnya tes verbal dan non verbal. Angka dan bahasa merupakan bagian dari tes ini. Jika Anda senang dengan teka teki silang dan hitungan secara cepat maka Anda beruntung bisa lulus. Namun tes IQ memang dibuat standar agar bisa dilakukan setiap orang. 2. Tes Kepribadian. Di dalam tes ini Anda akan dihadapkan kepada serangkaian pertanyaan mengenai berbagai dilema dalam pekerjaan, seperti bagaimana menghadapi konflik, bagaimana bekerja sama dan bagaimana solusi jika menghadapi suatu dilema. Dari sini dapat dikaji, seberapa jauh kemampuan Anda bekerja dalam tim dan apakah Anda termasuk orang yang hangat dalam pergaulan dan tidak kaku. 3. Tes Kemampuan. Anda akan diuji serangkaian tugas di bawah tekanan tinggi, apakah Anda masih bisa melakukannya. Biasanya tes kemampuan ini mengkondisikan Anda dalam suasana penuh tekanan tetapi harus menyelesaikan soal dengan cepat. Bisa bentuknya angka atau permainana kata-kata. Bisa pula berupa grafik dan bentuk-bentuk tiga dimensi. 4. Tes Kreatifitas. Biasanya Anda akan diminta menulis atau menggambarkan sesuatu. Pada salah satu tes Anda diminta melanjutkan gambar dari enam kotak yang sudah ada. Lanjutkan dengan ilustrasi yang baik semaksimal mungkin. Satu lagi tes final biasanya Anda diminta menggambar. Saya sarankan gambarlah orang yang sedang aktif bertindak, misalnya sedang lari sehingga terlihat aktif. Kata psikolog, orang yang seperti itu termasuk dinamis dan kreatif. Itu pendapat psikolog. Bagi anda yang dipanggil untuk menjalani psikotes, sebaiknya anda memperhatikan beberapa saran dan tips di bawah ini. Sebelum Tes 1. Anda harus yakin terlebih dulu, bahwa posisi/pekerjaan yang akan dimasuki lewat psikotes itu benar-

benar sesuai dengan kemampuan anda, dan sebaiknya juga sesuai dengan keinginan anda. 2. Persiapkan diri dengan istirahat yang cukup. Seringkali, seseorang sebenarnya mampu mengerjakan tes. Namun, ketegangan atau kondisi tubuh yang tidak prima, dapat membuat hasil tes menjadi jelek. Oleh karena itu, anda harus beristirahat satu atau dua hari sebelumnya agar kondisi fisik menjadi prima. 3. Pastikan anda sudah tahu tempat tes. Disarankan beberapa hari sebelum tes, anda sudah mengetahui tempatnya, bahkan sudah melihat tempatnya. 4. Baca kembali surat lamaran dan CV anda, karena ada beberapa tes yang menanyakan hal-hal yang terkait dengan surat lamaran dan CV anda. Jangan sampai jawabannya berbeda dengan CV anda. 5. Sebaiknya anda berlatih berbagai soal psikotes, sehingga anda menjadi benar-benar siap menghadapi psikotes dengan hasil maksimal. 6. Sebelum berangkat ke tempat tes, berdoalah terlebih dulu sesuai keyakinan anda. 7. Usahakan untuk tiba sepuluh menit lebih awal, dan jangan terlambat. Juga sebelum berangkat, jangan lupa untuk makan dan minum secukupnya agar kondisi fisik tetap prima. 8. Walaupun tidak diminta, jangan lupa untuk membawa peralatan tulis-menulis (pensil, penghapus, pena, dsb-nya) dan membawa jam (penunjuk waktu). Pada Saat Tes 1. Umumnya, pada setiap lembar jawaban/soal psikotes, anda diminta mengisi isian nama, tanggal, dsbnya. Begitu anda diperbolehkan untuk mulai mengisi, jangan lupa dan jangan menunda untuk mengisinya, serta isilah dengan lengkap dan rapi. 2. Dengarkan baik-baik setiap ucapan/pengarahan dari pengawas tes, dan ikuti semua arahan/petunjuknya. Demikian juga petunjuk yang ada di setiap soal tes, jangan lupa untuk membaca petunjuk tersebut terlebih dulu, barulah anda mengerjakan soal tes-nya. Jadi jangan langsung mengisi/menjawab soal yang ada, tanpa membaca/mengetahui cara/petunjuk pengisiannya. 3. Jangan enggan untuk bertanya ke pengawas tes. Bila ada sedikit saja yang anda tidak mengerti mengenai soal tersebut, maka langsung tanyakan ke pengawas tes yang ada. Dan jangan pernah bertanya ke peserta di kanan-kiri anda, tetapi bertanyalah ke pengawas tes yang ada. 4. Jangan melihat jawaban orang lain, karena akan membuat hasil anda bertentangan dengan kondisi pribadi yang sesungguhnya. Isilah apa adanya. Untuk jenis-jenis soal tertentu, jawablah yang mudah terlebih dulu. nambah lagi : Salah satu cara lembaga atau perusahaan untuk menguji calon karyawannya adalah dengan mengajukan sejumlah tes psikologi dikenal dengan psikotest. Test ini sangat menentukan masa depan calon karyawan dan secara teoritis untuk mengetahui potensi calon pegawai. Pada umumnya model psikotest ini relatif tidak berubah karena memang dibuat secara standar tidak hanya nasional tetapi juga internasional. Untuk memasuki lembaga media massa juga psikotest memiliki standar hampir sama dengan perusahaan lainnya. Tulisan ini masih akan berkembang, namun ada beberapa prinsip yang perlu dipersiapkan dalam menghadapi psikotest ini. http://ulax.wordpress.com/2009/05/07/jenis-jenis-psikotest-dan-tips-tipsnya/

Jenis-jenis psikotest
1. Tes IQ: biasanya contoh soal-soal ini dapat mudah didapatkan di toko buku. Tes kecerdasan ini melibatkan serangkaian soal matematika dalam istilah tesnya tes verbal dan non verbal. Angka dan bahasa merupakan bagian dari tes ini. Jika Anda senang dengan teka teki silang dan hitungan secara cepat maka Anda beruntung bisa lulus. Namun tes IQ memang dibuat standar agar bisa dilakukan setiap orang. 2. Tes Kepribadian. Di dalam tes ini Anda akan dihadapkan kepada serangkaian pertanyaan mengenai berbagai dilema dalam pekerjaan, seperti bagaimana menghadapi konflik, bagaimana bekerja sama dan

bagaimana solusi jika menghadapi suatu dilema. Dari sini dapat dikaji, seberapa jauh kemampuan Anda bekerja dalam tim dan apakah Anda termasuk orang yang hangat dalam pergaulan dan tidak kaku. 3. Tes Kemampuan. Anda akan diuji serangkaian tugas di bawah tekanan tinggi, apakah Anda masih bisa melakukannya. Biasanya tes kemampuan ini mengkondisikan Anda dalam suasana penuh tekanan tetapi harus menyelesaikan soal dengan cepat. Bisa bentuknya angka atau permainana kata-kata. Bisa pula berupa grafik dan bentuk-bentuk tiga dimensi. 4. Tes Kreatifitas. Biasanya Anda akan diminta menulis atau menggambarkan sesuatu. Pada salah satu tes Anda diminta melanjutkan gambar dari enam kotak yang sudah ada. Lanjutkan dengan ilustrasi yang baik semaksimal mungkin. Satu lagi tes final biasanya Anda diminta menggambar. Saya sarankan gambarlah orang yang sedang aktif bertindak, misalnya sedang lari sehingga terlihat aktif. Kata psikolog, orang yang seperti itu termasuk dinamis dan kreatif. Itu pendapat psikolog. Bagi anda yang dipanggil untuk menjalani psikotes, sebaiknya anda memperhatikan beberapa saran dan tips di bawah ini. Sebelum Tes 1. Anda harus yakin terlebih dulu, bahwa posisi/pekerjaan yang akan dimasuki lewat psikotes itu benarbenar sesuai dengan kemampuan anda, dan sebaiknya juga sesuai dengan keinginan anda. 2. Persiapkan diri dengan istirahat yang cukup. Seringkali, seseorang sebenarnya mampu mengerjakan tes. Namun, ketegangan atau kondisi tubuh yang tidak prima, dapat membuat hasil tes menjadi jelek. Oleh karena itu, anda harus beristirahat satu atau dua hari sebelumnya agar kondisi fisik menjadi prima. 3. Pastikan anda sudah tahu tempat tes. Disarankan beberapa hari sebelum tes, anda sudah mengetahui tempatnya, bahkan sudah melihat tempatnya. 4. Baca kembali surat lamaran dan CV anda, karena ada beberapa tes yang menanyakan hal-hal yang terkait dengan surat lamaran dan CV anda. Jangan sampai jawabannya berbeda dengan CV anda. 5. Sebaiknya anda berlatih berbagai soal psikotes, sehingga anda menjadi benar-benar siap menghadapi psikotes dengan hasil maksimal. 6. Sebelum berangkat ke tempat tes, berdoalah terlebih dulu sesuai keyakinan anda. 7. Usahakan untuk tiba sepuluh menit lebih awal, dan jangan terlambat. Juga sebelum berangkat, jangan lupa untuk makan dan minum secukupnya agar kondisi fisik tetap prima. 8. Walaupun tidak diminta, jangan lupa untuk membawa peralatan tulis-menulis (pensil, penghapus, pena, dsb-nya) dan membawa jam (penunjuk waktu). Pada Saat Tes

1. Umumnya, pada setiap lembar jawaban/soal psikotes, anda diminta mengisi isian nama, tanggal, dsbnya. Begitu anda diperbolehkan untuk mulai mengisi, jangan lupa dan jangan menunda untuk mengisinya, serta isilah dengan lengkap dan rapi. 2. Dengarkan baik-baik setiap ucapan/pengarahan dari pengawas tes, dan ikuti semua arahan/petunjuknya. Demikian juga petunjuk yang ada di setiap soal tes, jangan lupa untuk membaca petunjuk tersebut terlebih dulu, barulah anda mengerjakan soal tes-nya. Jadi jangan langsung mengisi/menjawab soal yang ada, tanpa membaca/mengetahui cara/petunjuk pengisiannya. 3. Jangan enggan untuk bertanya ke pengawas tes. Bila ada sedikit saja yang anda tidak mengerti mengenai soal tersebut, maka langsung tanyakan ke pengawas tes yang ada. Dan jangan pernah bertanya ke peserta di kanan-kiri anda, tetapi bertanyalah ke pengawas tes yang ada. 4. Jangan melihat jawaban orang lain, karena akan membuat hasil anda bertentangan dengan kondisi pribadi yang sesungguhnya. Isilah apa adanya. Untuk jenis-jenis soal tertentu, jawablah yang mudah terlebih dulu. nambah lagi : Salah satu cara lembaga atau perusahaan untuk menguji calon karyawannya adalah dengan mengajukan sejumlah tes psikologi dikenal dengan psikotest. Test ini sangat menentukan masa depan calon karyawan dan secara teoritis untuk mengetahui potensi calon pegawai. Pada umumnya model psikotest ini relatif tidak berubah karena memang dibuat secara standar tidak hanya nasional tetapi juga internasional. Untuk memasuki lembaga media massa juga psikotest memiliki standar hampir sama dengan perusahaan lainnya. Tulisan ini masih akan berkembang, namun ada beberapa prinsip yang perlu dipersiapkan dalam menghadapi psikotest ini.

1.Tes Intelektual, terdiri dari : - CFIT (Culture Fair Intelegence Test) = untuk mengungkap kemampuan mental umum - TIU (Tes Intelegensi Umum) = untuk mengungkap kemampuan mental umum - TKD (Tes Kemampuan Dasar) = untuk mengukur kemampuan dasar individu - AA (Army Alpha) = untuk mengetahui daya tangkap / daya konsentrasi orang - ADKUDAG (Administrasi dan Keuangan) = untuk mengetahui kemampuan administrasi dan keuangan - IST (Tes inteligensi) yang terdiri dari 9 subtes didasarkan pada anggapan bahwa strutktur inteligensi tertentu cocok dengan pekerjaan atau profesi tertentu. 2.Tes Kepribadian - EPPS (Edwards Personal Preference Schedule) = untuk mengukur kepribadian orang dilihat dari kebutuhan-kebutuhan yang mendorongnya (16 faktor) - DAM&BAUM = Draw A Man Tes (Tes Gambar Orang) ; untuk

mengetahui tanggung jawab, kepercayaan diri, kestabilan dan ketahanan kerja - WARTEGG = untuk mengetahui emosi, imajinasi, intelektual dan aktifitas subjek - Tes Pauli = untuk mengukur sikap kerja dan prestasi kerja (daya tahan, keuletan, sikap terhadap tekanan, daya penyesuaian, ketekunan, konsistensi, kendali diri) - KRAEPLIEN = untuk mengungkap ketelitian,kecepatan, kestabilan dan ketahanan kerja - RM (The Rothwell Miller) = untuk mengetahui minat seseorang terhadap jenis pekerjaan - PAPI Kostick = untuk menjabarkan kepribadian dalam 20 aspek yang masing-masing mewakili need atau role tertentu, tinggi rendahnya need atau role tertentu mempunyai arti yang spesifik. Konfigurasi yang diperoleh adalah gambaran dari pilihan testee yang bermuatan need atau role; dan dibandingkan dengan need atau role lain dalam keseluruhan sistem kepribadian berdasarkan persepsi testee atas dirinya sendiri. *. Wartegg Test Pernahkah anda ikut psikotest dan disuruh menggambar atau melengkapi gambar delapan kotak diatas (Wartegg Test) Pada saat Anda menjalankan Wartegg Test, Anda akan diberi selembar kertas yg berisi 8 kotak yg ada stimulus2 nya, kemudian Anda akan diberikan perintah untuk melengkapi dari gambar yg ada di kotak tersebut. Isi dari masing2 gambar : gbr 1. berupa titik ditengah kotak : ini menyangkut hal2 yg berhubungan dengan penyesuaian diri yaitu bagaimana seseorang menempatkan diri dlm lingkungan gbr 2. berupa ~ tp berada di kotak sebelah kiri : menunjukkan fleksibilitas perasaan. gbr 3. berupa 3 garis horisontal dr pendek, sedang tinggi sejajar: mengukur hasrat untuk maju/ ambisi gbr 4. berupa kotak kecil di sebelah kanan : mengukur bagaimana seseorang mengatasi kesulitan gbr 5. seperti huruf T tp miring (susah gambarin nya) : mengukur bagaimana cara bertindak. gbr 6. berupa garis horisontal ; vertikal : mengukur cara berpikir / analisa; sintesa gbr 7. berupa titik2 : menyangkut kehidupan dan perasaan ( apakah

sudah stabil, kekanakan) gbr 8. berupa lengkungan : mengenai kehidupan sosial/ hubungan sosial Jika anda pernah bertanya-tanya apa fungsi test melengkapi gambar diatas dan apakah test diatas sebenarnya adalah untuk mencari tahu siapa diantara peserta yang paling pintar menggambar.

Ternyata test diatas bukan untuk mengetahui kemampuan menggambar Anda melainkan hal tersebut merupakan salah satu cara dari beberapa cara yang lain yang digunakan oleh psikolog untuk mengetahui kepribadian Anda dari cara Anda menggambar. Test Wartegg mengharuskan peserta untuk melengkapi gambar yang terdiri dari 8 gambar, 4 diantaranya berupa garis lurus (Gambar III, IV, V, dan VI) dan empat lainnya berupa garis lengkung (Gambar I, II, VII, VIII). Menurut informasi dari buku, internet menyatakan bahwa garis melengkung sebaiknya diisi dengan mahkluk hidup dan garis lurus diisi dengan benda mati. Apakah ini benar ? Selain itu menurut informasi yang didapat juga menyatakan, dari cara Anda menggambar akan terlihat apakah Anda seorang yang keras kepala, tidak terorganisir,dll. Semuanya terlihat dari kebersihan, kerapian, tekanan pensil dan sebagainya. Test ini juga mampu untuk mengungkapkan kemampuan IQ anda, dari hasil apa yang Anda gambar. * BAUM Test Draw A Man Tes (Tes Gambar Orang) ; untuk mengetahui tanggung jawab, kepercayaan diri, kestabilan dan ketahanan kerja. BAUM Test termasuk dlm test Grafis. Mungkin Anda pernah menjalani test dimana Anda diberi kertas kosong dan diminta untuk menggambar pohon, dan dikertas lainnya diminta menggambar orang. Yang dinilai bagus atau tidaknya gambar tersebut, melainkan besar-kecil gambar, tarikan garis (tegas atau tidak atau patah2), letak gambar (kanan-kiri, atas-bawah, atau center). Biasanya

Anda juga diminta untuk memberikan keterangan pohon apa yang digambar, kalau orang ( dia lagi melakukan apa dan jenis kelaminnya apa). Tiap2 gambar ada artinya. * Tes KRAEPPELIN dan PAULI tdk ada perbedaan semua berisikan kertas dan angka yg membedakan hanya cara dan jumlah isinya..dan KRAEPPELIN memiliki jumlah deret angka yg lbh banyak, biasanya sang psikolog hanya menginstruksikan pindah pada waktu tertentu dan berbeda2 utk melihat daya tahan otak dan konsistensi. . Pada saat Anda menjalankan test ini pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana para psikolog itu memeriksa hasil test ? Karena tulisan yang dibuat mungkin kecil, berantakan, dan banyak. Ternyata dari informasi yang didapat dari buku, internet dan orang-orang psikolog bahwa mereka mempunyai teknik tertentu dalam memeriksa hasil test ini, yaitu dengan mengabaikan kolom2 tertentu dan mengecek kolom2 tertentu juga. Namun demikian, tes psikolog hanyalah merupakan suatu alat buatan manusia untuk mengetahui kepribadian seseorang secara umum saja. (Menurut saya taksiran). Kesimpulan yang dihasilkannya boleh jadi berbeda dengan kepribadian yang sesungguhnya. Hal ini diakui oleh para psikolog sendiri bahwa tidak ada satu pun tes di dunia ini yang benar-benar akurat dapat menilai kemampuan dan kepribadian seseorang. ============= Psychology Today Edwards Personal Preference Schedule (EPPS) is used to measures the rating of individuals in fifteen normal needs or motives. On the EPPS there are nine statements used for each scale. Social Desirability ratings have been done for each item, and the pairing of items attempts to match items of approximately equal social desirability. The EPPS has been designed primarily for personal counselling, but has found its way into recruitment as well. The EPPS is very suitable for these purposes. Draw-A-Person Test (DAP, DAP test, or Goodenough-Harris Draw-A-Person Test) is used to evaluate children and adolescents for a variety of purposes. To evaluate intelligence, the test administrator uses the Draw-a-Person. The purpose of the test is to assist professionals in inferring childrens cognitive developmental levels with little or no influence of other factors such as language barriers or special needs. PAPI (Personality and Preference Inventory) is a personality measure which was specifically designed to elicit behaviours and preferences which are appropriate to the

workplace. It is an applied, workplace instrument and this is reflected by the conceptual model of personality it seeks to measure. The PAPI Role scales measure the individuals perception of himself or herself in the work environment and look at areas such as integrative planning and attention to detail. The Need scales probe the deeper inherent tendencies of an individuals behaviour such as the need to belong to groups and finish a task. PAPI is available in two different formats: PAPI-I and PAPI-N. PAPI-I is recognisable from the way that it presents questions in a forced-choice format. PAPI-I is thus suitable for assessment situations which do not require comparative judgements and where individuals are more likely to appreciate the benefit of presenting themselves honestly, such as Career development, Personal development, Coaching and mentoring, Counselling, Work problem diagnosis, Team building, Identifying training needs. PAPI-N is recognisable from the way it presents questions as single statements, each accompanied by a rating scale. Normative questionnaires are suitable for assessment situations where there is a need to make judgements about a person in order to compare them with others. PAPI-N is thus suitable for assessment situations which require comparative judgements to be made about people and where, as a consequence, individuals might see the benefit of presenting themselves in the best possible light, such as selection between candidates for a post, matching a candidate against a PAPI template for a specific job

Anda mungkin juga menyukai