Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

SEL HEWAN

Dosen Pengampu : Enni Halimatussa’ diyah Pakpahan, M,Pd


Disusun Oleh :
Kelompok II Farmasi B

1. Ananda Saharani (233307030176)

2. Donna sipayung (233307030202)

3. Ester Permai Sari Br Butar Butar (233307030222)

4. Grace Nurdelila Maduwu (233307030294)

5. lmi rustiani (233307030225)

6. Naomi Gloria Br.Sitorus (233307030242)

7. Nabila syafira gunawan (233307030228)

8. Nelvin sri putri laia (233307030295)

9. Nurlatifah amanda gultom (233307030175)

10. Putri wulanda sari (233307030230)

11. Ria rebriana harahap (233307030210)

12. Sri rezeki aprilia harahap (233307030200)

PROGRAM STUDI FARMAS

FAKULTAS KEDOKTERAN, KEDOKTERAN GIGI,

DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
kelompok kami yang berjudul "Sel Hewan" dapat selesai dengan sangat baik dan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu mata kuliah Biologi sel,
makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Sel Hewan. Kami mengucapkan
Terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Biologi sel ibu Enni Halimatussa Divah
Pakpahan S.Pd.,M.Pd. Tugas yang diberikan ini dapat menambah wawasan kami terkait
dengan topik yang diberikan
Kami juga mengucapkan Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam proses penyusunan makalah ini Kami menyadari bahwa makalah yang kami
tulis ini masih jauh dari kata sempurna oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik serta
saran apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini Kami berharap agar makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Agustus 2023

Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Biologi merupakan ilmu yang mempelajari seluruh aspek kehidupan. Dalam kehidupan
sehari-hari biologi mengambil peran yang sangat penting. Untuk itulah kita mempelajari biologi
khususnya mengenai sel. Hal ini dikarenakan sel merupakan dasar dari sebuah kehidupan. Sel-sel
tersebut membentuk suatu kesatuan untuk membentuk kehidupan. Kita bisa melihat bahwa alam
semesta ini begitu luas, namun apabila kita selidiki lebih dalam lagi ternyata terdapat kehidupan yang
lebih kecil dan lebih sederhana dari yang kita bayangkan.
Dari masa ke masa dilakukan penelitian dan penemuan mengenai sel dimulai dari penemuan
Robert Hook dengan sel gabusnya pada tahun 1665 sampai sekarang pun masih dilakukan penelitian
yang bahkan sudah mencapai pada tahap genetik.
Berangkat dari perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat di segala bidang aspek
keilmuan menghasilkan pemikiran-pemikiran baru dengan teori-teori baru yang dihasilkan, dan
mampu menjawab serta menutupi pendapat atau teori-teori sebelumnya. Ini menunjukkan sifat ilmu
pengetahuan yang selalu dinamis dengan perubahan-perubahannya. Ilmu pengetahuan zaman era
global ini sudah semakin canggih, dengan penemuan-penemuan baru yang dihasilkan dapat digunakan
untuk menutupi hal-hal kecil dalam diri manusia. Meski demikian, dengan semakin merambatnya
ilmu pengetahuan dan teknologi yang sekarang ini, ternyata masih belum bisa menyaingi apa yang
ada dalam tubuh kita.
Semua tubuh organisme terusun atas sel-sel. Mulai dari sayap kupu-kupu hingga mahkkota
bunga yang berwarna-warni. Sel memiliki ukuran yang sangat kecil dan tak bisa dilihat dengan kasat
mata. Untuk ukuran sekecil itu, sel tergolong sangat luar biasa. Sel seperti sebuah pabrik yang
senantiasa bekerja agar proses kehidupan terus berlangsung. Sebagai suatu pabrik kehidupan, sel
memiliki karakteristik yang dapat membedakan dimana ia tumbuh dan berkembang. Dengan
mengetahui komponen sel, kita akan dapat memahami fungsi sel bagi kehidupan itu sendiri.

Dalam makalah ini, pembahasan mengenai sel hanya akan lebih menekankan pada struktur
dan fungsi sel hewan. Seperti yang telah diketahui, susunan sel hewan merupakan susunan sel yang
dimiliki oleh manusia, sehingga pembahasan tersebut akan dapat mengaacu pada diri kita sendiri dan
sekitarnya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disusun rumusan masalah yang akan menjadi fokus
pembahasan dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut.
1. Bagaimana karakteristik sel hewan?
2. Bagaimana struktur dan fungsi organel-organel sel hewan?

1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik dari sel hewan.
2. Untuk mengetahui bagaimana struktur dan fungsi dari sel hewan.

1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini ialah sebagai berikut.
1. Melalui pembuatan makalah ini diharapkan bagi siswa agar mampu mempresentasikan dan
memahami mulai dari karakteristik, struktur dan fungsi sel hewan serta susunan organel sel
hewan.
2. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan yang lebih
mengenai sel hewan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Sel Hewan


Sel hewan merupakan nama umum dari sel eukariotik yang menyusun jaringan hewan. Sel
hewan berbeda dengan sel eukariotik lainnya, seperti sel tumbuhan karena tidak mempunyai dinding
sel dan kloroplas.
Sel hewan memiliki bentuk yang bervariasi karena tidak memiliki dinding sel yang keras.
Protoplasmanya hanya dilindungi oleh membran tipis dan tidak kuat. Ada beberapa sel hewan
(khususnya hewan bersel satu) yang terlindungi oleh cangkok keras dan kuat. Cangkok ini umumnya
tersusun dari zat kersik dan partikel serta banyak terdapat pada Euglena dan Radiolaria.
Pada umumnya, sel hewan tidak mempunyai vakuola. Jika terdapat vakuola, ukurannya pun
sangat kecil. Amoeba dan Paramecium adalah beberapa jenis hewan bersel satu yang memiliki
vakuola. Vakuola terbagi menjadi 2 macam, yaitu vakuola kontraktil (alat osmoregulasi) dan vakuola
nonkontraktil (penyimpanan makanan). Sementara itu, bagian terbesar pada sel hewan adalah nukleus.
Di dalam satu sel hewan terdapat dua sentriol. Kedua sentriol tersebut ada dalam satu tempat yang
disebut sentrosom. Pada saat terjadi pembelahan sel, setiap sentriol memisahkan diri menuju kutub
berlawanan dan memancarkan benang-benang gelendong pembelahan yang akan menjerat kromosom.

2.2 Struktur dan Fungsi Sel Hewan

1.Membran Sel
Membran sel adalah bagian yang membatasi sel dengan lingkungan luar, bentuknya
seperti plasma sehingga disebut juga dengan membran plasma.Membran sel bersifat
semipermeabel dengan struktur yang sangat fluid dan dinamis. Selain itu, membran sel sangat
tipis dan hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop elektron. susunan membran sel
berlapis dengan pola beraturan yang terdiri dari lipid serta protein. Seperti yang sudah
disebutkan sebelumnya, fungsi membran sel sangat penting hingga tak bisa dipisahkan dari
proses kehidupan.
Apa fungsi dari membran sel?
Fungsi membran sel sangat kompleks, tidak hanya sebagai kulit terluar yang
membungkus sel dan membuat struktur sel menjadi statis saja. Berikut ini akan dijabarkan
fungsi-fungsi dari membran sel:

 Sebagai pembatas antara lingkungan di dalam sel dan lingkungan luar sel.

 Mengatur permeabilitas terhadap senyawa-senyawa atau ion yang lewat di membran.

 Reseptor molekul khusus, seperti hormon, antigen metabolisme, serta reseptor untuk
bakteri atau virus. Membran sel juga berfungsi sebagai reseptor yang berkaitan
dengan perubahan lingkungan (eksternal) seperti suhu, intensitas cahaya, dan lain-
lain.

 Jalan keluar masuknya zat dari luar ke dalam sel dan sebaliknya.

 Sebagai penyedia enzim.

 Berperan pada transduksi energi (perubahan satu jenis energi ke bentuk lainnya),
misalnya energi matahari yang ditangkap sel tumbuhan diubah menjadi energi kimia.

Apa sifat dari membran sel?


Berikut ini adalah sifat-sifat dari membran sel atau membran plasma:

 Selektif Permeabel: sifat pada membran sel ini diperoleh dari dwilapis lipid dan
proteinnya.

 Fluiditas membran: sifat ini ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu pergerakan
fosfolipid, asam lemak yang tidak jenuh, adanya kolesterol, dan keterikatan protein
pada filamen sitoskeleton.
 Dinamis: bagian dinamis pada membran sel adalah molekul-molekulnya, yaitu
fosfolipid dan protein.

 Mosaik: hal ini karena letak komponen protein yang tidak teratur. Sifat mosaik pada
membran membuat transportasi zat lebih mudah.

 Asimetris: penyusun-penyusun membran sel memiliki ukuran dan bentuk yang


berbeda-beda agar dapat memudahkan membran sel sebagai reseptor molekul dan
perubahan lingkungan luar.

Apa saja struktur membran sel?


Struktur membran sel mirip dengan lembaran tipis dengan komponen penyusun berupa lipid,
protein, dan karbohidrat. Di bawah ini adalah penjelasan terkait struktur membran sel:

1. Lipid
Struktur lipid membran memiliki bentuk tak simetris dan ukurannya panjang. Struktur
komponen membran sel ini tersusun dari molekul amfipatik karena memiliki daerah
hidrofilik dan hidrofobik.
2. Karbohidrat
Selanjutnya adalah struktur membran sel karbohidrat yang terdiri dari glikolipid dan
glikoprotein. Glikolipid adalah karbohidrat yang menempel pada lemak dan
glikoprotein adalah karbohidrat pada protein.
3. Protein
Struktur protein pada membran sel dapat dilihat dari tingkatannya. Berikut ini
struktur-struktur protein membran sel:
1. Primer: urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan oleh ikatan
peptida.
2. Sekunder: struktur tiga dimensi lokal dari jumlah asam amino dan protein.
3. Tersier: gabungan dari berbagai ragam struktur sekunder.
4. Kuartener: paling banyak tersusun dari insulin dan enzim rubisco.
4. Sitoskeleton
Sitoskeleton atau disebut dengan kerangka membran memiliki struktur yang tidak
berhubungan langsung dengan organel sel lain, namun berhubungan dengan protein
integral di dasar. Bagian kerangka membran ini terdiri dari filamen, intermediet, dan
mikrofilamen.
5. Kolesterol
Kolesterol adalah metabolit yang mengandung lemak sterol di membran sel dan
disirkulasi ke plasma darah.

Komponen penyusun membran sel


Komponen penyusun membran diperoleh setelah peneliti melakukan analisis kimiawi,
diperoleh hasil bahwa membran sel tersusun dari lipid, protein, dan karbohidrat. Berikut ini
penjelasan lengkapnya tentang komponen penyusun membran sel:

 Lipid Membran
Komponen pertama penyusun membran sel adalah lipid membran. Lipid membran
tersusun dari fosfolipid, glikolipid, dan kolesterol.
1. Fosfolipid: ester asam lemak dengan gliserol dengan asam fosfat dan nitrogen.
2. Glikolipid: lipid yang mengandung gula.
o Kolesterol: golongan sterol yang banyak ditemukan di membran sel.

 Protein Membran
Komponen kedua adalah protein membran yang tersusun dari protein integral dan
protein perifer.
1. Protein integral (protein intrinsik): protein yang merintangi lapisan lipid dwilapis.
2. Protein perifer (protein ekstrinsik): protein yang mengandung banyak asam amino
dengan rantai samping hidrofilik, permukaannya polar lipid dwilapis, dan
menyebabkan adanya interaksi dengan lingkungan air.

 Karbohidrat Membran
Komponen terakhir adalah karbohidrat membran yang terikat secara kovalen.
Karbohidrat membran adalah monosakarida atau oligosakarida pendek.

Bagaimana sistem kerja membran sel?


Transportasi lewat membran sel sangat penting untuk kelangsungan hidup sel Secara umum,
ada dua macam proses transpor yang melalui membran sel, yaitu transpor aktif dan pasif.
Berikut ini penjelasan tentang sistem kerja membran sel:
1. Transpor Aktif
Transpor aktif adalah pergerakan senyawa yang menembus membran sel dari daerah
dengan konsentrasi rendah ke daerah yang konsentrasinya lebih tinggi. Energi yang
diperlukan untuk aktivitas transpor aktif ini adalah ATP. Berikut ini merupakan
mekanisme transpor aktif:
1. Proses perubahan carrier X menjadi Xo menggunakan sistem energi. Bergerak
menuju ke bagian yang lebih dalam karena ada perubahan lingkungan yang
membuat disosiasi lebih cepat.
2. Mekanisme kedua terjadi karena adanya perubahan kimia, seperti peristiwa
fosforilasi. Pada mekanisme ini akan segera diubah kembali menjadi struktur
awal ketika dilepaskan ke dalam sel.
2. Transpor Pasif
Gerakan suatu zat dengan proses transpor pasif pada membran sel cukup sederhana.
Transpor pasif bisa terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi di dalam dan luar sel.
Beberapa proses yang menunjukkan adanya transpor pasif pada membran sel antara
lain:
1. Difusi: perpindahan substansi tertentu dari konsentrasi tinggi ke rendah.
Proses ini tidak membutuhkan energi. Tahapan difusi pada membran sel
dimulai dengan pengenalan dari molekul metabolit ke dalam sel dengan
protein carrier, kemudian diikat, lalu bergerak ke bagian yang lebih dalam ke
dalam sel, dan terakhir melepas metabolit ke dalam sel.
2. Osmosis: proses keluar masuknya air lewat membran sel yang sifatnya selektif
permeabel. Air bergerak dari larutan yang konsentrasinya rendah ke tinggi.
2. Sitoplasma

Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus membran plasma. Sitoplasma terdiri
dari air, protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin. Sitoplasma berfungsi sebagai
tempat penyimpanan bahan kimia sel yang penting bagi metabolisme sel, seperti enzim-
enzim, ion-ion, gula, lemak dan protein. Pada sel eukariota, sitoplasma adalah bagian non-
nukleus dari protoplasma. Pada sitoplasma terdapat sitoskeleton, berbagai organel dan
vesikuli, serta sitosol yang berupa cairan tempat organel melayang-layang di dalamnya.
Sitosol mengisi ruang sel yang tidak ditempati organel dan vesikula dan menjadi tempat
banyak reaksi biokimiawi serta perantara transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti sel.
Sitoplasma bersifat koloid. Ukuran partikel yang terlarut adalah 0,001-0,1 mikron dan
bersifat transparan. Sitoplasma terdapat di dalam sel tapi berada di luar nukleus dan organel-
organel sel. Perlu diketahui, sitoplasma merupakan bagian sel berupa cairan berbentuk
layaknya gel. Organel ini memiliki dua proses fase bentuk, yaitu fase sol (padat) dan fase gel
(cair). Cairan sitoplasma dapat ditemukan di dalam nukleus dan disebut dengan istilah
nukleoplasma.

Sitoplasma ini bersifat koloid komplek yang artinya tidak cair, tapi juga tidak padat.
Sitoplasma mampu berubah-ubah bentuk tergantung konsentrasi air yang terkandung di
dalamnya. Pada dasarnya, apabila konsentrasi air rendah, maka sitoplasma akan berubah
menjadi padat lembek. Sementara saat mengandung air dengan konsentrasi tinggi, maka gel
akan berubah menjadi lebih encer sehingga disebut sol. Organel sitoplasma berperan sebagai
sumber bahan kimia sel dan juga tempat berlangsungnya metabolisme sel hewan.
Beberapa fungsi sitoplasma pada sel hewan;

 Sebagai pelarut senyawa dan protein yang ada di dalam sel.


 Sebagai wadah metabolisme sel.
 Sebagai sumber bahan kimia yang dibutuhkan oleh sel.

Ciri-Ciri Sitoplasma

Ciri-ciri sitoplasma sebagai berikut:

 Terdiri dari beberapa organel. Di antaranya ribosom, mitokondria, dan komplek


golgi.
 Memiliki sifat yang berubah-ubah. Sebab, terdapat fase sol yang berbentuk cair
dan fase gel yang berbentuk padat. Bentuknya akan tergantung pada kondisi
sel.
 Sitosol yang terdapat pada sitoplasma terdiri dari beberapa komponen. Di
antaranya air, protein, asam amino , asam lemak , gula, vitamin, ion, dan
nukleotida.
 Sitoplasma memiliki pewarna yang bersifat diferensial. Artinya, bisa berubah
sesuai dengan fungsinya.
 Terdiri dari beberapa bagian, termasuk matriks sitoplasma, organel sel, dan
inklusio sitoplasma.
 Jumlah sitoplasma terdapat pada tumbuhan lebih banyak ketimbang
pada hewan .

Struktur Sitoplasma

Sitoplasma terdiri dari tiga struktur utama. Ketiganya yaitu:

1. Matrik Sitoplasma
Ini berbentuk cairan homogen. Fungsinya adalah menyusun sel dengan mencampur
dua atau lebih zat homogen. Cirinya dapat berubah fase, sensitif terhadap rangsangan
dari luar, dan bisa memindahkan rangsangan atau impuls. Matrik sitoplasma dapat
memantulkan cahaya dan diimplementasikan dalam bentuk kerucut. Dapat berfungsi
sebagai larutan penyangga yang berbentuk zigzag dan bisa bergerak bebas di dalam
sel.

2. Organel Sel
Organel sel terdapat pada sitoplasma. Fungsinya terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
A. Organel Aktif

Adapun yang termasuk ke dalam organel aktif, di antaranya:

 Mitokondria. Organel ini berfungsi untuk membantu proses oksidasi dan


mualisasi.
 Plastida. Organel ini berfungsi dalam proses fotosintesis tanaman .
 Vakuola. Organel ini berfungsi menyimpan zat makanan.
 Badan golgi. Organel ini berfungsi dalam proses sekresi dan sintesis
polisakarida.
 Ribosom. Organel ini berfungsi sebagai tempat berlangsungnya sintesis protein.
 Lisosom. Organel ini berperan dalam proses kematian sel.
 Retikulum endoplasma kasar. Organel ini terdapat pada sel eukariotik.
Fungsinya sebagai wadah sintesis protein.
 Retikulum endoplasma halus. Organel ini berfungsi dalam beberapa proses
metabolisme. Ini termasuk sintesis lipid, metabolisme karbohidrat,
penyimpanan ion kalsium dan detoksifikasi sel.

B. Organel Tidak Aktif

Ini disebut dengan sentriol. Strukturnya berbentuk seperti tabung dan banyak terdapat
di dalam sel eukariota. Senitrol terlibat dalam pembelahan sel dan pembentukan silia
serta flagela. Selain senitrol, organel tidak aktif terdiri dari mikrotubulus. Ini terdapat
dalam semua sel eukariot sitoplasma. Mitrotubulus berbentuk menyerupai silinder
panjang berongga dengan diameter luar 25 nanometer dan diameter dalam 12
nanometer. Selanjutnya ada fibril. Ini adalah organel sel yang terdiri dari sekumpulan
struktur berbentuk benang atau filamen. Terakhir, mikrobodi. Ini adalah organel sel
yang dibatasi oleh membran tunggal yang mengandung crystalline nucleoid.
Crystalline nucleoid adalah bentuk kristalin dari urat oksidase, yaitu jenis enzim yang
terdapat pada matriks.

3. Inklusio Sitoplasma
Ini bisa disebut dengan paraplasma atau dentoplasma. Ini dihasilkan dari aktivitas atau
metabolisme sel. Strukturnya bisa berupa lemak, pigmen, glukogen, butiran minyak,
dan butiran sekresi.
3.Retikulum Endoplasma

Retikulum endoplasma (ER) pada sel hewan merupakan jaringan tubulus membran
yang luas dan berkesinambungan secara morfologis dan sisterna pipih. RE adalah organel
multifungsi; sintesis lipid membran, protein membran dan sekretorik, dan regulasi kalsium
intraseluler merupakan hal yang menonjol di antara berbagai fungsinya. Banyak dari fungsi-
fungsi ini tidak terdistribusi secara homogen di seluruh ER namun terbatas pada subkawasan
atau domain ER yang berbeda. Tinjauan ini menjelaskan organisasi struktural dan fungsional
RE dan menyoroti sifat dinamis jaringan RE dan mekanisme yang mendukung posisi
membran RE di dalam sel. Selain itu, kami menguraikan proses yang terlibat dalam
pembentukan dan pemeliharaan distribusi anisotropik protein residen

Terdapat beberapa fungsi retikulum endoplasma sebagai berikut:

 Sebagai alat transportasi untuk zat yang ada di dalam


 Berfungsi untuk mendukung sintesis protein dan menyalurkan bahan genetika yang
ada di antara inti sel dengan sitoplasma
 Dapat menjadi kalsium
 Dapat memodifikasi protein yang disintesis ribosom

Jenis-Jenis Retikulum Endoplasma


Retikulum endoplasma dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

 Retikulum endoplasma kasar. Merupakan retikulum endoplasma yang memiliki


tekstur kasar karena di permukaannya terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom
dan berperan dalam sintesis protein. Fungsi utamanya adalah sebagai tempat untuk
melakukan proses sintesis protein.
 Retikulum endoplasma halus. Merupakan retikulum endoplasma yang memiliki
tekstur halus. Fungsinya adalah untuk membantu proses metabolisme karbohidrat,
detoksifikasi obat, dan tempat melekatnya reseptor pada protein membran sel.
 Retikulum endoplasma sarkoplasmik adalah jenis retikulum endoplasma halus yang
bisa ditemukan pada otot licin dan otot lurik.

Retikulum Endoplasma pada Hewan


Retikulum endoplasma pada hewan berupa jaringan kantong yang berperan penting dalam
mengolah dan mengangkut berbagai jenis senyawa kimia. Retikulum endoplasma pada sel
hewan merupakan organel multifungsi yang mensintesis membran lipid, protein, dan
mengatur kalsium intraseluler.

4. Mitokondria
mitokondria berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu mitos yang berarti “benang” dan
chondros yang artinya “butir”.
Mitokondria adalah organel sel berbentuk elips yang memiliki dua membran. Ukuran
mitokondria sangat beragam, tergantung pada jenis selnya. Rata-rata ukuran organel ini
sekitar 0,3 µm hingga 40 µm. Mikondria mengandung cairan atau matriks berupa lemak,
protein, DNA sirkuler, dan ribosom. Mitokondria juga ada dalam semua sel eukariotik dan
tersebar merata di dalam sitoplasma, nukleus, atau tepi sel. Jumlah mitokondria pada sel
hewan biasanya lebih banyak dari sel tumbuhan, karena peran mitokondria sebagai penghasil
energi tumbuhan digantikan oleh kroloplas.

Struktur Mitokondria

Oman Karmana dalam buku Biologi menjelaskan, mitokondria tersusun atas dua sistem
membran, yaitu membran luar dan membran dalam. Kedua membran ini memiliki sifat yang
kuat, fleksibel, dan stabil.

 Membran luar: merupakan membran pembungkus mitokondria yang terletak di


bagian luar serta dapat ditembus air dan ion. Membran ini mengandung banyak
protein dan enzim.
 Membran dalam: bagian dalam mitokondria yang terdiri dari lembaran berlipat-lipat
(krista) dan ruang kosong antara lipatan membran dalam (matriks). Di dalam matriks
tersimpan DNA kecil (DNA mitokondria).

Fungsi Mitokondria pada Sel Hewan

1. Menghasilkan energi
Fungsi utama mitokondria pada sel hewan adalah sebagai penghasil energi. Setiap asupan
makanan yang masuk ke dalam tubuh hewan akan dipecah dalam molekul yang lebih
sederhana, kemudian diolah menjadi molekul ATP (energi) yang dibutuhkan tubuh. Proses ini
dinamakan dengan fosforilasi.
2. Membangun bagian tertentu dalam tubuh
Mitokondria membantu proses produksi bagian tertentu dalam darah dan hormon hewan.
Mitokondria biasanya ikut membentuk hormon testosteron dan esterogen yang dapat
meningkatkan kinerja tubuh.
3. Menjaga konsentrasi ion kalsium
Mitokondria memiliki fungsi untuk menjaga keseimbangan konsentrasi ion kalsium pada
hewan agar tercukupi dengan baik dalam berbagai bagian sel tertentu. Mitokondria juga
berperan sebagai tangka penyimpanan ion kalsium yang dapat digunakan kapan saja.
4. Membantu proses kematian sel
Fungsi mitokondria selanjutnya adalah membantu proses kematian sel yang sudah rusak atau
berkembang secara berlebihan dalam tubuh agar tidak mengganggu sistem kerja tubuh.
Proses ini disebut dengan istilah apoptosis. Mitokondria sangat berguna untuk menjaga
keseimbangan fungsi organ dan mencegah perkembangan organisme yang dapat mengganggu
tubuh.
5. Melakukan detoksifikasi amonia
Fungsi detoksifikasi ini dapat bekerja secara efektif jika letak mitokondria berada dalam sel
hati. Dalam hal ini, kandungan enzim dalam mitokondria membantu detoksifikasi amonia
yang berbahaya bagi tubuh.

5. Mikrofilamen

Mikrofilamen atau filamen aktin adalah suatu bagian kerangka (Sitoskeleton) berbentuk
batang padat dengan diameter kurang lebih 7nm yang mengandung protein globular dan
protein aktin.

Mikrofilamen berada dalam sel eukariotik. Pada sitoskeleton mikrofilamen berperan sebagai
penahan ketegangan (gaya tarik), hal tersebut berlawanan dengan fungsi mikrotubulus yaitu
sebagai penahan gaya tekan.Mikrofilamen dapat membentuk korteks (lapisan luar sitoplasma)
del dengan ketebalan setengah padat seperti gel, hal tersebut berbeda dengan sitoplasma yang
memiliki bentuk lebih cair. Pada sel hewan yang terspesialisasi, mikrofilamen secara khusus
berfungsi mengangkut bahan melalui membran plasma, sinar mikrofilamen membenruk
mikrofilm dan proyeksi yang memperbesar permukaan sel. Mikrofilamen berfungsi penting
dalam efek terhadap pergerakan sel, khususnya bagian dari kontraksi sel otot.Ribuan filamen
tersusun paralel dalam sel otot yang lebih tebal dengan filamen yang lebih tebal dibandingkan
protein myosin. Kontraksi otot terjadi akibat mikrofilamen dan myosin hingan satu sama lain
yang mengurangi sel. Kerja mikrofilik dapat menyebabkan gerakan seperti aliran sitoplasma
dan amuba yaitu pergerakan sel individu, jamur dan hewan yang menggunakan protoplasma
yang mengalir dari sel yang membentuk jenis pseudopod dan kemudian dari sel yang maju ke
pseudopod yang menghasilkan gerajan sel di permukaan. Mikrofilm di ekspos melalui
mikroskop fluoresensi menggunakan anti-antibode yang didapatkan dari inang aktin hewan
atau melalui analog fluoroksin fluoresen yang merupakan ikatan molekul aktin (Lit-actin).

Fungsi Mikrofilamen

Mikrofilamen memiliki berabgai fungsi sebagai berikut:

 Berperan dalam perubahan sel otot kontraktil


 Membentuk subset dari membran plasma untuk mendukung bentuk sel
 Menahan ketegangan atau kekakuan
 Mempertahankan bentuk sel
 Siklus atau pergerakan komponen sitoplasma dalam sel
 Gerakan amuboid dan fagositosis
 Berfungsi mengakhiri jalan yang di miliki
 Kontraksi otot diganti oleh serat yang lebih tinggi dari miosin

Ciri–Ciri Mikrofilamen

Berikut ini cir-ciri mikrofilamen, antara lain:

 Bagian dalam sel mikrofilamen berkumpul di pinggiran bawah permukaan luar


 Filamen aktin dapat ditemukan sebagai jaring-jaring trimata kaku
 Bersifat fleksibel
 Filamen organel sangat tipis yang berfungsi membentuk proyeksi kecil cipermukaan
sel disebut mikrovilli
 Membentuk tonjolan besar yang memungkinkan sel dapat bergerak seperti amoeba
 Jaringan protein pada mikrofilamen membentuk jalinan tiga dimensi yang berfungsi
mendukung pembentukan sel
 Padal sel otot, filamen aktin dan filamen miosin bergabung agar otot bisa berkontraksi
 Memiliki 2 bentuk jalinan korteks mikrofilamen yaitu semipadat (gel) dan cair (sol).
 Mikrofilamen terdiri dari polimer linear dari subunit mikrovili
 Mikrofilamen mirip mikrotubulus hanya saja srukturnya lebih lembut
 Mikrofilamen ditemukan dalam sel eukariotik
 Mikrofilamen termasuk organel sitoskeleton dengan mikrotubulus dan filamen
intermediat.

Struktur Mikrofilament

Mikrofilament memiliki struktur rantai ganda protien yang bertautan dan tipis, termasuk
protein miosin dan akrin (protein globular). Mikrofilamen memiliki ukuran berdiameter 7nm
dan berada dalam sel eukariotik, serta menyebar dibawah membran plasma. Mikrofilament
memiliki bentuk seperti batang padat berisi rantai aktin bulat, halus dan tipis dengan panjang
mikrofilamen bervariasi. Mikrofilamen terdiri dari molekul-molekul. Ribuan filamen-filamen
tersebut disusun secara paralel dalam sel otot yang lebih tebal dengan filamen yang lebih
tebal dibandingkan protein myosin. Mikrofilamen mengandung banyak enzim oksidase dan
katalase.

6. Lisosom

Lisosom merupakan organel sel berbentuk kantung yang diselubungi oleh membran tunggal.
Lisosom memiliki enzim-enzim hidrolitik yang digunakan oleh sel hewan untuk mencerna
makanan menjadi makromolekul. Mengutip buku Biologi Sel oleh Rahmadina dan
Husnarika, organel sel ini ditemukan pada tahun 1950 oleh Christian de Duve. Lisosom
terdapat di sel eukariotik, dengan bentuk yang agak bulat berdiameter 1,5 µm dan dibatasi
oleh membran tunggal. Namun terkadang ditemukan juga lisosom dengan ukuran yang sangat
kecil.
Fungsi Lisosom

Lisosom memiliki beberapa fungsi yang dapat dikategorikan ke dalam 3 kelompok,


yaitu:

 Mencerna zat-zat makanan. Pada kategori ini, lisosom bekerja menghancurkan zat-zat
makanan asing yang masuk/berada di dalam sitoplasma.
 Autofagi, yaitu penguraian atau degradasi terhadap bagian sel yang sudah tidak
berfungsi.
 Autolisis, yaitu menghancurkan sel sendiri.
 Memproses pencernaan makanan dan benda asing yang masuk dalam sel di tubuh
hewan. Sebagai contoh seekor ular memangsa hewan yang berukuran lebih besar dari
tubuhnya.

Struktur Lisosom

 Struktur lisosom berbentuk agak bulat dengan adanya pembatas membran tunggal
yang memiliki ukuran sekitar 1,5 mikron.
 Lisosom memiliki wnzim-enzim hidrolitik yang bisa memecah polisakarida, lipid,
fosfolipid, serta protein.
 Lisosom memiliki fungsi pada imunitas serta dalam pencernaan intrasel misalnya
pada protozoa dan sel darah putih.

Selain itu, lisosom juga memiliki peran yang sangat penting dalam matinya sel-sel. Lisosom
dapat ditemukan banyak pada sel darah, seperti di leukosit, limfosit, dan monosit. Pada sel
darah, lisosom berfungsi mensintesis enzim-enzim hidrolitik yang memiliki fungsi
mencernakan bakteri-bakteri patogen yang bisa menyerang tubuh.

Lisosom juga berfungsi menghancurkan sel yang mati atau luka lalu digantikan dengan yang
baru atau disebut dengan Autofagus.
Sebagai contoh pada kecebong, lisosom banyak terdapat pada sel-sel ekor kecebong. Secara
bertahap ekor tersebut akan diserap dan akhirnya mati atau hilang. Proses penyerapan
tersebut digunakan untuk pertumbuhan sel-sel baru pada katak pada masa pertumbuhan.

Begitu juga yang terjadi pada selaput diantara jari-jari tangan dan kaki manusia ketika masih
berwujud embrio. Selaput-selaput tersebut akan hilang setelah embrio tersebut lahir.

Lisosom dapat ditemukan pada hampir semua sel, kecuali pada sel darah merah dan pada
mamalia, serta pada sel kulit yang sepenuhnya mengalami penebalan (keratinisasi).

7. Peroksikom

Peroksisom adalah salah satu jenis organel sel yang terbungkus membran tunggal dari lipid
terlapisi dan mengandung protein pencerap (reseptor). Peroksisom berfungsi untuk
menurunkan oksigen yang berada dalam sel dan melakukan reaksi oksidatif. Selain itu,
peroksisom juga memiliki kandungan enzim yang mentransfer hidrogen dari berbagai
substart menuju ke oksigen, lalu menghasilkan hidrogen peroksida sebagai produk sampingan
dan selanjutnya menjadi sumber nama pada organel tersebut.

Ciri Ciri Peroksisom

 Organel yang ditemukan di seluruh hampi sel eukariotik


 Dilindungi atau terbungkus membran tunggal
 Kantung peroksisom memiliki lapisan membran yang berisi enzim katalase dan
hydrolase
 Dalam peroksisom terdapat banyak enzim yaitu sekitar 50 enzim
 Selain enzim katalase, enzim-enzim tersebut berfungsi untuk mengoksidasi substrat
guna menghasilkan hydrogen peroksida (H2O2).
 Peroksisom banyak ditemukan pada sel hewan, seperti dibagian hati, ginjal, dan
jantung.

Fungsi Peroksisom

 Peroksisom memiliki fungsi utama untuk menyederhanakan asam lemak yang


panjang melalui betaoksidasi. Dalam sel hewan, asam lemak yang ditimbulkan akan
panjang membentuk rantai medium, lalu setelah itu dibawa ke mitokondria dan
terakhir dipecah menjadi karbon dioksida dan air. Selain itu, peroksisom memiliki
beberapa fungsi lain seperti dibawah ini:
 Peroksisom sebagai penghasil enzim katalase dan oksidase yang memiliki fungsi
untuk memindahkan hidrogen dari substrat dapat berreaksi dengan oksigen dan dapat
menghasilkan hidrogen peroksida atau H202 sebagai pengasil lainnya.
 Peroksisom berfungsi sebagai bahan bakar respirasi sel yang dihasilkan oleh
perpecahan asam lemak menjadi molekul kecil.
 Dalam sel hati, peroksisom berfungsi untuk menetralisir racun yang ditimbulkan oleh
alkohol dan senyawa kimia berbahaya lainnya.
Struktur Peroksisom

Struktur peroksisom tidak mudah ditemukan karena memiliki ukuran terlalu kecil antara
perbedaan kepadan dengan lisosom. Karena itulah dilakukan injeksi menggunakan Triton
WR – 1339 dan dilanjutnya dengan mikroskop electron (Bianch serta Sheeler, 1980 ;
Kleinsmith dan juga Kish, 1988). Berdasarkan injeksi tersebut menunjukkan jika peroksisom
memiliki karakter unik, yaitu berbentuk kecil seperti bola, dengan ukuran antara mitokondria
dan ribosom. Peroksisom memiliki ukuran kecil, yaitu sekitar 0.2 – 2 µm, karena itulah di
kelompokkan dalam benda-benda mikro. Peroksisom memiliki struktur kristal-kristal pada
dan pekat yang terbungkus satu lapis membran unit.

8. Ribosom

Ribosom adalah organel sel yang memiliki tekstur padat dengan ukuran kecil, yaitu diameter
sekitar 20 nm. Organel ini terdiri dari 65% RNA ribosom dan 35% protein ribosom atau
ribonukleoprotein. Ribosom pada sel hewan menerjemahkan RNA untuk membentuk rantai
polipeptida atau protein dengan menggunakan asam amino saat proses translasi. Ribosom
terikat pada retikulum endoplasma kasar atau membran inti sel yang berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya proses sintesis protein.

Ciri-ciri ribosom

 Menghasilkan protein.
 Berbentuk seperti butiran kecil dengan diameter 20 hingga 22 nm.
 Terdapat di reticulum endoplasma kasar dan tersebar di sitoplasma.
 Merupakan organel terkecil dalam sel.
 Terdapat pada tumbuhan, hewan, prokrariotik, dan eukariotik.
 Terdiri dari 65% RNS ribosom dan 35% protein ribosom.
fungsi ribosom

 Tempat sintesis protein

Ribosom berperan penting dalam proses sintesis. Ribosom berfungsi efektif dalam
menerjemahkan mRNA yang akan berubah menjadi protein. Ribosom juga dapat melakukan
proses sintesis protein enzim secara bebas, sehingga berfungsi sebagai katalisator dalam
cairan sitosol.

 Translasi

Pada saat proses pembentukan protein, ribosom melakukan translasi. Fungsi ribosom ini
adalah untuk menerjemahkan urutan nukleodita yang terkandung dalam molekul mRNA dan
merubahnya menjadi rangkaian asam amino sebagai penyusun protein. Dalam proses
translasi, mRNA yang menjadi salinan urutan DNA menyusun gen dalam bentuk kerangka
baca terbuka. mRNA juga memiliki informasi urutan asam amino.

 Transkripsi

Fungsi transkripsi adalah penyalinan teks DNA dan diubah menjadi RNA. Salah satu dari
beberapa rangkaian DNA akan mengalami proses transkripsi yang akan menghasilkan RNA.
Saat proses ini terjadi, sebetulnya komponen yang mengalami perubahan hanya basa nitrogen
timina pada DNA, kemudian digantikan dengan urasil RNA.

Jenis Ribosom

Ribosom dibagi menjadi 2 kategori yaitu ribosom bebas dan ribosom terikat, kedua jenis
tersebut memiliki fungsi yang sama yaitu mensintesis protein dalam sitoplasma untuk
membantu sel menjalankan aktivitas yang berlangsung didalamnya. Berikut penjelasan jenis-
jenis ribosom:

 Ribosom Bebas , yaitu struktur sel ribosom yang tersebar luas pada bagian sitoplasma.
 Ribosom Terikat, yaitu struktur ribosom yang umumnya menempel pada bagian RE
(Retikulum Endosplasma) atau RER (Retikulum Endoplasma Kasar).
9. Sentriol

Sentriol adalah organel silinder yang terdiri dari mikrotubulus, yaitu molekul
berbentuk tabung atau untaian protein. Biasanya ditemukan dalam sel eukariotik.
Di dalam sel, sentriol membantu dalam pembelahan sel dengan memfasilitasi
pemisahan kromosom. Sederhananya, kromosom menggunakan mikrotubulus sentriol
sebagai jalan raya selama proses pembelahan sel. Sentriol ditemukan di semua sel
hewan dan hanya beberapa spesies sel tumbuhan yang lebih rendah. Dua sentriol,
sentriol induk dan sentriol anak, ditemukan di dalam sel dalam struktur yang disebut
sentrosom.Kebanyakan sentriol terdiri dari sembilan set mikrotubulus triplet, dengan
pengecualian beberapa spesies, seperti kepiting yang memiliki sembilan set
mikrotubulus doublet. Ada beberapa spesies lain yang menyimpang dari struktur
sentriol standar. Mikrotubulus terdiri dari satu jenis protein globular yang disebut
tubulin.

Struktur Sentriol

Sentriol ini mempunyai panjang 0,3 – 0,5 µm, lebar 0,2 µm serta berdiameter 0,15
µm. Fungsinya ialah untuk membentuk sebuah benang spindel guna memisahkan sel
kromosom. Tiap 9 mikrotubula sentriol, itu terdiri atas 3 buah sub unit mikrotubula
yang dinamakan dengan unit A, B, serta C. Di dalam pengurutan nama tersebut,
dimulai dari sub unit yang letaknya paling dalam, mempunyai diameter sekitar 200 –
260.
Selain dari itu, untuk sub struktur tubula A, B, serta C mempunyai ukuran
yang sama untuk sub struktur lainnya. Maksudnya, bahwa tiap-tiap sub struktur A di
dalam komponen akan sama dengan sub struktur A di komponen lainnya. Hal ini,
berlaku juga untuk sub unit B serta C.
Fungsi Sentriol

Fungsi penting sentriol:

 Meskipun tidak memiliki DNA, sentriol mampu membentuk sentriol baru.


 Mereka dapat diubah menjadi badan basal.
 Badan basal menimbulkan flagela dan silia.
 Mereka membantu pembelahan sel dengan membentuk pusat pengorganisasian
mikrotubulus.
 Dari dua sentriol, sentriol distal membentuk ekor atau filamen aksial.
10. Mikrotubulus

Mikrotubulus adalah organel dalam sitoplasma yang berbentuk silinder panjang


berongga. Terdiri dari protein globular bulat yang disebut tubulin, dengan diameter
sekitar 12 nm dan diameter luar sekitar 25 nm. Mikrotubulus dapat membentuk
silinder berongga dalam kondisi tertentu. Selain itu, mikrotubulus bersifat kaku dan
tidak dapat mengubah bentuknya.
Jenis mikrotubulus dan fungsinya Mikrotubulus terbagi menjadi 3 jenis bagian dengan
fungsinya masing-masing, yaitu: Mikrotubulus polar Mikrotubulus astral
Mikrotubulus kinetokor Mikrotubulus polar Mikrotubulus polar fungsinya yang tidak
menempel pada kinetokor dapat membantu mengumpulkan kromosom melalui
interaksi lateral dengan kinetokor.
Mikrotubulus astral Mikrotubulus astral fungsinya membantu sentrosom
mengorientasikan diri menjauh satu sama lain dalam sel. Namun, mikrotubulus astral
ini tidak berinteraksi dengan gelendong mitosis itu sendiri. Fungsi mikrotubulus astral
lainnya adalah untuk membantu sitokinesis. Mikrotubulus astral berinteraksi dengan
protein motor di membran sel untuk menarik spindel dan seluruh sel terpisah begitu
kromosom telah direplikasi. Mikrotubulus kinetokor Mikrotubulus kinetokor
fungsinya membentuk koneksi langsung dengan kinetokor pada spindel mitosis.

Struktur Mikrotubulus

Mikrotubulus terbuat dari subunit yang disebut tubulin. Setiap tubulin terbuat dari
tubulin alfa dan beta yang melekat satu sama lain. Ini, tubulin adalah heterodimer.

Mikrotubulus memainkan peran penting dalam semua sel eukariotik. Sel-sel ini
melepaskan protein tubulin dengan cara normal yang melibatkan transkripsi gen yang
mengkode tubulin, yang menghasilkan RNA dan diikuti oleh transkripsi mRNA untuk
menghasilkan protein. Lumen adalah ruang dalam silinder mikrotubulus berongga.

11. Badan Golgi

Badan Golgi merupakan jenis organel sel yang dapat kamu temukan pada tumbuhan
atau pun hewan. Badan Golgi disebut juga dengan kompleks Golgi atau aparatus
Golgi. Bagian organel sel ini pertama kali ditemukan oleh ahli histologi bernama
Camillo Golgi.
Badan Golgi adalah organel polimorfik yang tersusun dari membran berbentuk pipih,
berupa pembuluh, dan terdapat gelembung kecil yang bentuknya mirip mangkok.
Jumlah Badan Golgi beragam, mulai dari satu hingga ratusan untuk tiap sel. Secara
umum, Badan Golgi akan bersambung-sambung pada sel hewan, tetapi tidak di sel
tumbuhan.

Fungsi Badan Golgi pada Sel Hewan

 Mengemas bahan-bahan sekresi yang akan dikeluarkan dari sel.


 Memproses protein yang sudah disintesis oleh ribosom dari Retikulum Endoplasma.
 Melakukan sintesis polisakarida tertentu.
 Memilih protein untuk beberapa lokasi dalam sel.
 Memperbanyak elemen membran yang baru bagi membran plasma.
 Memproses kembali komponen-komponen membran plasma yang sudah memasuki
sitosol selama endositosis.

Apa Saja Ciri-ciri Badan Golgi?

Agar mudah untuk membedakan Badan Golgi dan organel sel lainnya, berikut ini
adalah ciri-ciri Badan Golgi yang wajib kamu pahami:

 Bentuk Badan Golgi pada sel eukariotik berbeda-beda, terutama pada susuna kantong
yang pipih.
 Badan Golgi memiliki susunan kantong-kantong pipih.
 Pada lempengan kantong-kantong atau sisterna pada Badan Golgi dikelilingi oleh
membran tunggal.
 Lebar sisterna bervariasi, mulai dari 500 sampai 1000 nm.

Struktur Badan Golgi

Struktur Badan Golgi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sakula, vesikel sekretoris, dan
mikrovesikel atau disebut dengan vesikel transfer. Berikut ini penjelasan struktur
Badan Golgi dan bagian-bagiannya lebih lengkap:

1. Sakula

Sakula adalah gelembung yang bentuknya gepeng mirip cakram dan bertumpuk-
tumpuk yang bisa dipisahkan oleh celah yang sempit. Pada Badan Golgi, kedua
permukaan Sakula tidak sama, salah satunya cembung, dan sisi lainnya cekung.

Di Sakula terdapat gelembung-gelembung yang nantinya akan dilepaskan menjadi


butir-butir sekresi dari permukaan cekung dari sakula.

2. Vesikel Sekretoris

Bagian Badan Golgi selanjutnya adalah vesikel sekretoris. Ini adalah gelembung dari
sakula yang ada di bagian tepi. Bagian ini adalah vesikel besar yang langsung
berhadapan dengan membran plasma. Nantinya, vesikel sekretoris akan memproses
protein pada lumen sakulus yang tersangkut.
3. Mikrovesikel atau Vesikel Transfer

Bagian terakhir adalah mikrovesikel, yang ukurannya hanya 40 mm, dengan bentuk
menyerupai gelembung. Vesikel ini berasal dari retikulum dan terhubung dengan
sakula. Pada bagian ini, merupakan bagian pertama Badan Golgi dan berperan penting
dalam proses yang terjadi di organel sel ini.

12. Nukleus

Nukleus adalah organel yang mengatur dan mengendalikan aktivitas sel


hewan. Mulai dari metabolisme hingga pembelahan sel, nucleus memiliki peran
penting dalam sel. Nukleus mengandung materi nucleus dalam bentuk nucleus DNA
yang membentuk kromosom. Organel ini terdapat dalam sel eukariotik dan memiliki
beberapa komponen, termasuk nucleus inti, nukleoplasma, kromosom, dan nucleuss.

Struktur nucleus
Struktur dari nukleus sendiri memiliki 4 buah penyusun yang terdiri dari
membran inti, nukleoplasma, kromosom, dan nukleous. Nukleus memiliki kegunaan
untuk menjaga kesatuan berbagai gen yang ada sekaligus untuk mengontrol aktivitas
sel dengan cara mengelola ekspresi gen.

Fungsi Nukleus
1. Penyimpanan Informasi Genetik

Fungsi nukleus yang pertama, yakni untuk menyimpan berbagai informasi genetik.
Hal ini dapat terjadi karena membran inti yang ada pada nukleus dapat menyimpan
serta mempertahankan DNA yang ada di dalamnya. Seluruh informasi pada mahluk
hidup akan tersimpan di nukleus sehingga tiap penelitian memerlukan nukleus untuk
mengidentifikasi informasi genetik dari mahluk hidup tersebut.

2. Sebagai Pengontrol Pertumbuhan Sel

Selain mengontrol seluruh kegiatan dari sel sel lain, nukleus yang ada pada tumbuhan
juga memiliki fungsi untuk mengatur pertumbuhan sel-sel lain yang ada di dalam
tubuh tumbuhan. Di dalam tumbuhan, ada hingga beribu-ribu atau bahkan berjuta-juta
sel dan seluruh sel tersebut diatur oleh nukleus supaya dapat bekerja dengan baik.
13. Nukleolus
Nukleolus ini bisa dikatakan sebagai anak inti sel, alias bagian dari
nukleus.Nukleolus juga dapat dikatakan sebagai subdominan nukleus yang menyusun
sub-unit ribosom dalam sel eukariotik.

Struktur Nukleolus
 Pusat fibrillar: Tempat di mana protein ribosom terbentuk atau tempat dimana rDNA
berlangsung.
 Komponen granular: Sebelum ribosom terbentuk, komponen ini memiliki rRNA yang
mengikat protein ribosom.
 Komponen fibrillar padat: Memiliki RNA transkripsi baru yang terhubung ke protein
ribosom.
 Vakuola nukleolus: Hanya ada di sel tumbuhan.

Ukuran nukleolus tergantung dari jumlah komponen granular saat penyalinan


ribosom.
Saat sedang mensintesis protein, ukuran nukleolus mencapai 25% dari seluruh volume
nukleus.

Fungsi Nukleolus

Di dalam struktur sel hewan, terdapat nukleolus atau anak inti sel yang terletak di
dalam nukleus.
Anak inti sel ini bertanggung jawab atas fungsi sel secara keseluruhan.
Fungsi nukleolus pada sel hewan juga bertanggung jawab untuk pembentukan protein
dan sintesis ribosom.
14. Nukleoplasma

Nukleoplasma adalah cairan kental di dalam inti sel atau nukleus yang mengandung
banyak protein dan zal lainnya, seperti mineral, DNA, dan RNA. Selain berfungsi
sebagai tempat untuk mengolah berbagai enzim, bagian yang disebut dengan
karioplasma ini juga berperan dalam membantu menjaga bentuk dan struktur inti sel.

berfungsi sebagai tempat untuk mengolah berbagai enzim, bagian yang disebut
dengan karioplasma ini juga berperan dalam membantu menjaga bentuk dan struktur
inti sel.

15. Membran Inti


Membran inti merupakan komponen struktural utama nukleus yang melapisi seluruh
organel tersebut. Selain itu, membran inti juga berfungsi sebagai penghalang antara
sitoplasma dan inti sel. Membran inti memiliki sifat non-permeabel, yang artinya
tidak semua zat dapat melalui membran ini baik dalam bentuk padat maupun cair.
Oleh karena itu, sebagian besar molekul yang ingin masuk atau keluar dari nukleus
memerlukan pori inti.
Fungsi
Fungsinya sebagai pelindung isi sel dan mengatur keluar masuknya zat dari dan ke
dalam sel.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan mengenai pembahasan sel hewan yaitu sebagai berikut.
1. Sel hewan memiliki karakteristik yang berbeda dengan sel lainnya seperti sel tumbuhan. Hal
tersebut dapat dilihat dari karakteristik yang dimilikinya, seperti tidak mempunyai dinding sel dan
vakuola. Dengan tidak mempunyai dinding sel tersebut, maka bentuk sel hewan tidak tetap atau dapat
berubah-berubah.
2. Struktur penyusun sel hewan terdiri dari 3 bagian utama, yaitu membran sel (membran plasma),
inti sel (nukleus), dan sitoplasma. Setiap bagian-bagian sel tersebut memiliki tugas dan fungsi
masing-masing yang saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya.

3.2 Saran
Materi mengenai sel hewan ini memang terbilang cukup luas, maka dari itu diperlukan
pemahaman dan penguasaan materi lebih mendalam lagi agar siswa tidak hanya dapat memahami
setengah-setengah dari materi tersebut. Maka dari itu diperlukan perangkat pendukung yang
lebih lengkap agar materi mudah dipahami oleh siswa.
Daftar Pustaka
Prawirohartono Slamet, Suhargono Hardisumarto. 1999. Sains Biologi. Jakarta: Bumi Aksara
Campbell. 2002. Biologi edisi kelima jilid I. Jakarta: Erlangga
Campbell Neil A. dan Reece Jane B., 2008, Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1, Jakarta:
Erlangga,
222-226
Alberts, B., Johnson, A., Lewis, J., Raff, M., Roberts, K., & Walter, P. (2014). Molecular
Biology of the Cell. Garland Science.
BIOLOGI SEL dr.Juwono , dr Achmad Zulfa Juniarto
BIOLOGI SEL EDISI 6 Prof.Subowo, dr.,MSc,PhD
BUKU BIOLOGI SMA XI, DAryulina, Ph.D.; Choirul Muslim, Ph.D
Campbell, Neil A., dkk. 2008. Biologi Jilid I. Jakarta: Erlangga
Cooper, G. M., & Hausman, R. E. (2016). The Cell: A Molecular Approach.
Sinauer Associates.
Curtis, Helena, Bernes. 1989. Biology Fifth Edition Worth Publishers. Inc
De Robertis, E.D.P.; Nowinski, W. W.; Saez, F.A. Cell Biology. W.B
Harry Murti, dkk.2007. Regulasi Siklus Sel: Kunci Sukses Somatic Cell Nuclear Transfer.
cdk vol. 34 no. 6/159 Nov - Des.
Karp. G. 2007. Cell and Molecular Biology Concepts and Experiments. Inc Marufah. 2010.
Struktur Sel. Yogyakarta. Deepublish.
Saundres Company. Philadelphia. London. Toronto. 5th Ed.1975.
Silbernagl, Stefan. 2000. Atlas Berwarna dan Teks Fisiologi. Edisi pertama. Stuttgat,
Germany. Hal: 1-21.
Silbernagl, Stefan. 2007. Atlas Berwarna dan Teks Patofisiologi. Edisi pertama.
Stuttgat,Germany
Isnaeni.Wiwi,2006, FisiologiHewan,Yogyakarta:Kanisius
Pratiwi. D. A, 2007, Biologi Untuk SMA Kelas XI, Jakarta: Erlangga
Tenser. Amy, 2003, Bahan Ajar, Malang: Dirjen Dikti

Anda mungkin juga menyukai