Biologi Sel
Biologi Sel
SEL HEWAN
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
kelompok kami yang berjudul "Sel Hewan" dapat selesai dengan sangat baik dan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu mata kuliah Biologi sel,
makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Sel Hewan. Kami mengucapkan
Terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Biologi sel ibu Enni Halimatussa Divah
Pakpahan S.Pd.,M.Pd. Tugas yang diberikan ini dapat menambah wawasan kami terkait
dengan topik yang diberikan
Kami juga mengucapkan Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam proses penyusunan makalah ini Kami menyadari bahwa makalah yang kami
tulis ini masih jauh dari kata sempurna oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik serta
saran apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini Kami berharap agar makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam makalah ini, pembahasan mengenai sel hanya akan lebih menekankan pada struktur
dan fungsi sel hewan. Seperti yang telah diketahui, susunan sel hewan merupakan susunan sel yang
dimiliki oleh manusia, sehingga pembahasan tersebut akan dapat mengaacu pada diri kita sendiri dan
sekitarnya.
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik dari sel hewan.
2. Untuk mengetahui bagaimana struktur dan fungsi dari sel hewan.
1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini ialah sebagai berikut.
1. Melalui pembuatan makalah ini diharapkan bagi siswa agar mampu mempresentasikan dan
memahami mulai dari karakteristik, struktur dan fungsi sel hewan serta susunan organel sel
hewan.
2. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan yang lebih
mengenai sel hewan.
BAB II
PEMBAHASAN
1.Membran Sel
Membran sel adalah bagian yang membatasi sel dengan lingkungan luar, bentuknya
seperti plasma sehingga disebut juga dengan membran plasma.Membran sel bersifat
semipermeabel dengan struktur yang sangat fluid dan dinamis. Selain itu, membran sel sangat
tipis dan hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop elektron. susunan membran sel
berlapis dengan pola beraturan yang terdiri dari lipid serta protein. Seperti yang sudah
disebutkan sebelumnya, fungsi membran sel sangat penting hingga tak bisa dipisahkan dari
proses kehidupan.
Apa fungsi dari membran sel?
Fungsi membran sel sangat kompleks, tidak hanya sebagai kulit terluar yang
membungkus sel dan membuat struktur sel menjadi statis saja. Berikut ini akan dijabarkan
fungsi-fungsi dari membran sel:
Sebagai pembatas antara lingkungan di dalam sel dan lingkungan luar sel.
Reseptor molekul khusus, seperti hormon, antigen metabolisme, serta reseptor untuk
bakteri atau virus. Membran sel juga berfungsi sebagai reseptor yang berkaitan
dengan perubahan lingkungan (eksternal) seperti suhu, intensitas cahaya, dan lain-
lain.
Jalan keluar masuknya zat dari luar ke dalam sel dan sebaliknya.
Berperan pada transduksi energi (perubahan satu jenis energi ke bentuk lainnya),
misalnya energi matahari yang ditangkap sel tumbuhan diubah menjadi energi kimia.
Selektif Permeabel: sifat pada membran sel ini diperoleh dari dwilapis lipid dan
proteinnya.
Fluiditas membran: sifat ini ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu pergerakan
fosfolipid, asam lemak yang tidak jenuh, adanya kolesterol, dan keterikatan protein
pada filamen sitoskeleton.
Dinamis: bagian dinamis pada membran sel adalah molekul-molekulnya, yaitu
fosfolipid dan protein.
Mosaik: hal ini karena letak komponen protein yang tidak teratur. Sifat mosaik pada
membran membuat transportasi zat lebih mudah.
1. Lipid
Struktur lipid membran memiliki bentuk tak simetris dan ukurannya panjang. Struktur
komponen membran sel ini tersusun dari molekul amfipatik karena memiliki daerah
hidrofilik dan hidrofobik.
2. Karbohidrat
Selanjutnya adalah struktur membran sel karbohidrat yang terdiri dari glikolipid dan
glikoprotein. Glikolipid adalah karbohidrat yang menempel pada lemak dan
glikoprotein adalah karbohidrat pada protein.
3. Protein
Struktur protein pada membran sel dapat dilihat dari tingkatannya. Berikut ini
struktur-struktur protein membran sel:
1. Primer: urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan oleh ikatan
peptida.
2. Sekunder: struktur tiga dimensi lokal dari jumlah asam amino dan protein.
3. Tersier: gabungan dari berbagai ragam struktur sekunder.
4. Kuartener: paling banyak tersusun dari insulin dan enzim rubisco.
4. Sitoskeleton
Sitoskeleton atau disebut dengan kerangka membran memiliki struktur yang tidak
berhubungan langsung dengan organel sel lain, namun berhubungan dengan protein
integral di dasar. Bagian kerangka membran ini terdiri dari filamen, intermediet, dan
mikrofilamen.
5. Kolesterol
Kolesterol adalah metabolit yang mengandung lemak sterol di membran sel dan
disirkulasi ke plasma darah.
Lipid Membran
Komponen pertama penyusun membran sel adalah lipid membran. Lipid membran
tersusun dari fosfolipid, glikolipid, dan kolesterol.
1. Fosfolipid: ester asam lemak dengan gliserol dengan asam fosfat dan nitrogen.
2. Glikolipid: lipid yang mengandung gula.
o Kolesterol: golongan sterol yang banyak ditemukan di membran sel.
Protein Membran
Komponen kedua adalah protein membran yang tersusun dari protein integral dan
protein perifer.
1. Protein integral (protein intrinsik): protein yang merintangi lapisan lipid dwilapis.
2. Protein perifer (protein ekstrinsik): protein yang mengandung banyak asam amino
dengan rantai samping hidrofilik, permukaannya polar lipid dwilapis, dan
menyebabkan adanya interaksi dengan lingkungan air.
Karbohidrat Membran
Komponen terakhir adalah karbohidrat membran yang terikat secara kovalen.
Karbohidrat membran adalah monosakarida atau oligosakarida pendek.
Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus membran plasma. Sitoplasma terdiri
dari air, protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin. Sitoplasma berfungsi sebagai
tempat penyimpanan bahan kimia sel yang penting bagi metabolisme sel, seperti enzim-
enzim, ion-ion, gula, lemak dan protein. Pada sel eukariota, sitoplasma adalah bagian non-
nukleus dari protoplasma. Pada sitoplasma terdapat sitoskeleton, berbagai organel dan
vesikuli, serta sitosol yang berupa cairan tempat organel melayang-layang di dalamnya.
Sitosol mengisi ruang sel yang tidak ditempati organel dan vesikula dan menjadi tempat
banyak reaksi biokimiawi serta perantara transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti sel.
Sitoplasma bersifat koloid. Ukuran partikel yang terlarut adalah 0,001-0,1 mikron dan
bersifat transparan. Sitoplasma terdapat di dalam sel tapi berada di luar nukleus dan organel-
organel sel. Perlu diketahui, sitoplasma merupakan bagian sel berupa cairan berbentuk
layaknya gel. Organel ini memiliki dua proses fase bentuk, yaitu fase sol (padat) dan fase gel
(cair). Cairan sitoplasma dapat ditemukan di dalam nukleus dan disebut dengan istilah
nukleoplasma.
Sitoplasma ini bersifat koloid komplek yang artinya tidak cair, tapi juga tidak padat.
Sitoplasma mampu berubah-ubah bentuk tergantung konsentrasi air yang terkandung di
dalamnya. Pada dasarnya, apabila konsentrasi air rendah, maka sitoplasma akan berubah
menjadi padat lembek. Sementara saat mengandung air dengan konsentrasi tinggi, maka gel
akan berubah menjadi lebih encer sehingga disebut sol. Organel sitoplasma berperan sebagai
sumber bahan kimia sel dan juga tempat berlangsungnya metabolisme sel hewan.
Beberapa fungsi sitoplasma pada sel hewan;
Ciri-Ciri Sitoplasma
Struktur Sitoplasma
1. Matrik Sitoplasma
Ini berbentuk cairan homogen. Fungsinya adalah menyusun sel dengan mencampur
dua atau lebih zat homogen. Cirinya dapat berubah fase, sensitif terhadap rangsangan
dari luar, dan bisa memindahkan rangsangan atau impuls. Matrik sitoplasma dapat
memantulkan cahaya dan diimplementasikan dalam bentuk kerucut. Dapat berfungsi
sebagai larutan penyangga yang berbentuk zigzag dan bisa bergerak bebas di dalam
sel.
2. Organel Sel
Organel sel terdapat pada sitoplasma. Fungsinya terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
A. Organel Aktif
Ini disebut dengan sentriol. Strukturnya berbentuk seperti tabung dan banyak terdapat
di dalam sel eukariota. Senitrol terlibat dalam pembelahan sel dan pembentukan silia
serta flagela. Selain senitrol, organel tidak aktif terdiri dari mikrotubulus. Ini terdapat
dalam semua sel eukariot sitoplasma. Mitrotubulus berbentuk menyerupai silinder
panjang berongga dengan diameter luar 25 nanometer dan diameter dalam 12
nanometer. Selanjutnya ada fibril. Ini adalah organel sel yang terdiri dari sekumpulan
struktur berbentuk benang atau filamen. Terakhir, mikrobodi. Ini adalah organel sel
yang dibatasi oleh membran tunggal yang mengandung crystalline nucleoid.
Crystalline nucleoid adalah bentuk kristalin dari urat oksidase, yaitu jenis enzim yang
terdapat pada matriks.
3. Inklusio Sitoplasma
Ini bisa disebut dengan paraplasma atau dentoplasma. Ini dihasilkan dari aktivitas atau
metabolisme sel. Strukturnya bisa berupa lemak, pigmen, glukogen, butiran minyak,
dan butiran sekresi.
3.Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma (ER) pada sel hewan merupakan jaringan tubulus membran
yang luas dan berkesinambungan secara morfologis dan sisterna pipih. RE adalah organel
multifungsi; sintesis lipid membran, protein membran dan sekretorik, dan regulasi kalsium
intraseluler merupakan hal yang menonjol di antara berbagai fungsinya. Banyak dari fungsi-
fungsi ini tidak terdistribusi secara homogen di seluruh ER namun terbatas pada subkawasan
atau domain ER yang berbeda. Tinjauan ini menjelaskan organisasi struktural dan fungsional
RE dan menyoroti sifat dinamis jaringan RE dan mekanisme yang mendukung posisi
membran RE di dalam sel. Selain itu, kami menguraikan proses yang terlibat dalam
pembentukan dan pemeliharaan distribusi anisotropik protein residen
4. Mitokondria
mitokondria berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu mitos yang berarti “benang” dan
chondros yang artinya “butir”.
Mitokondria adalah organel sel berbentuk elips yang memiliki dua membran. Ukuran
mitokondria sangat beragam, tergantung pada jenis selnya. Rata-rata ukuran organel ini
sekitar 0,3 µm hingga 40 µm. Mikondria mengandung cairan atau matriks berupa lemak,
protein, DNA sirkuler, dan ribosom. Mitokondria juga ada dalam semua sel eukariotik dan
tersebar merata di dalam sitoplasma, nukleus, atau tepi sel. Jumlah mitokondria pada sel
hewan biasanya lebih banyak dari sel tumbuhan, karena peran mitokondria sebagai penghasil
energi tumbuhan digantikan oleh kroloplas.
Struktur Mitokondria
Oman Karmana dalam buku Biologi menjelaskan, mitokondria tersusun atas dua sistem
membran, yaitu membran luar dan membran dalam. Kedua membran ini memiliki sifat yang
kuat, fleksibel, dan stabil.
1. Menghasilkan energi
Fungsi utama mitokondria pada sel hewan adalah sebagai penghasil energi. Setiap asupan
makanan yang masuk ke dalam tubuh hewan akan dipecah dalam molekul yang lebih
sederhana, kemudian diolah menjadi molekul ATP (energi) yang dibutuhkan tubuh. Proses ini
dinamakan dengan fosforilasi.
2. Membangun bagian tertentu dalam tubuh
Mitokondria membantu proses produksi bagian tertentu dalam darah dan hormon hewan.
Mitokondria biasanya ikut membentuk hormon testosteron dan esterogen yang dapat
meningkatkan kinerja tubuh.
3. Menjaga konsentrasi ion kalsium
Mitokondria memiliki fungsi untuk menjaga keseimbangan konsentrasi ion kalsium pada
hewan agar tercukupi dengan baik dalam berbagai bagian sel tertentu. Mitokondria juga
berperan sebagai tangka penyimpanan ion kalsium yang dapat digunakan kapan saja.
4. Membantu proses kematian sel
Fungsi mitokondria selanjutnya adalah membantu proses kematian sel yang sudah rusak atau
berkembang secara berlebihan dalam tubuh agar tidak mengganggu sistem kerja tubuh.
Proses ini disebut dengan istilah apoptosis. Mitokondria sangat berguna untuk menjaga
keseimbangan fungsi organ dan mencegah perkembangan organisme yang dapat mengganggu
tubuh.
5. Melakukan detoksifikasi amonia
Fungsi detoksifikasi ini dapat bekerja secara efektif jika letak mitokondria berada dalam sel
hati. Dalam hal ini, kandungan enzim dalam mitokondria membantu detoksifikasi amonia
yang berbahaya bagi tubuh.
5. Mikrofilamen
Mikrofilamen atau filamen aktin adalah suatu bagian kerangka (Sitoskeleton) berbentuk
batang padat dengan diameter kurang lebih 7nm yang mengandung protein globular dan
protein aktin.
Mikrofilamen berada dalam sel eukariotik. Pada sitoskeleton mikrofilamen berperan sebagai
penahan ketegangan (gaya tarik), hal tersebut berlawanan dengan fungsi mikrotubulus yaitu
sebagai penahan gaya tekan.Mikrofilamen dapat membentuk korteks (lapisan luar sitoplasma)
del dengan ketebalan setengah padat seperti gel, hal tersebut berbeda dengan sitoplasma yang
memiliki bentuk lebih cair. Pada sel hewan yang terspesialisasi, mikrofilamen secara khusus
berfungsi mengangkut bahan melalui membran plasma, sinar mikrofilamen membenruk
mikrofilm dan proyeksi yang memperbesar permukaan sel. Mikrofilamen berfungsi penting
dalam efek terhadap pergerakan sel, khususnya bagian dari kontraksi sel otot.Ribuan filamen
tersusun paralel dalam sel otot yang lebih tebal dengan filamen yang lebih tebal dibandingkan
protein myosin. Kontraksi otot terjadi akibat mikrofilamen dan myosin hingan satu sama lain
yang mengurangi sel. Kerja mikrofilik dapat menyebabkan gerakan seperti aliran sitoplasma
dan amuba yaitu pergerakan sel individu, jamur dan hewan yang menggunakan protoplasma
yang mengalir dari sel yang membentuk jenis pseudopod dan kemudian dari sel yang maju ke
pseudopod yang menghasilkan gerajan sel di permukaan. Mikrofilm di ekspos melalui
mikroskop fluoresensi menggunakan anti-antibode yang didapatkan dari inang aktin hewan
atau melalui analog fluoroksin fluoresen yang merupakan ikatan molekul aktin (Lit-actin).
Fungsi Mikrofilamen
Ciri–Ciri Mikrofilamen
Struktur Mikrofilament
Mikrofilament memiliki struktur rantai ganda protien yang bertautan dan tipis, termasuk
protein miosin dan akrin (protein globular). Mikrofilamen memiliki ukuran berdiameter 7nm
dan berada dalam sel eukariotik, serta menyebar dibawah membran plasma. Mikrofilament
memiliki bentuk seperti batang padat berisi rantai aktin bulat, halus dan tipis dengan panjang
mikrofilamen bervariasi. Mikrofilamen terdiri dari molekul-molekul. Ribuan filamen-filamen
tersebut disusun secara paralel dalam sel otot yang lebih tebal dengan filamen yang lebih
tebal dibandingkan protein myosin. Mikrofilamen mengandung banyak enzim oksidase dan
katalase.
6. Lisosom
Lisosom merupakan organel sel berbentuk kantung yang diselubungi oleh membran tunggal.
Lisosom memiliki enzim-enzim hidrolitik yang digunakan oleh sel hewan untuk mencerna
makanan menjadi makromolekul. Mengutip buku Biologi Sel oleh Rahmadina dan
Husnarika, organel sel ini ditemukan pada tahun 1950 oleh Christian de Duve. Lisosom
terdapat di sel eukariotik, dengan bentuk yang agak bulat berdiameter 1,5 µm dan dibatasi
oleh membran tunggal. Namun terkadang ditemukan juga lisosom dengan ukuran yang sangat
kecil.
Fungsi Lisosom
Mencerna zat-zat makanan. Pada kategori ini, lisosom bekerja menghancurkan zat-zat
makanan asing yang masuk/berada di dalam sitoplasma.
Autofagi, yaitu penguraian atau degradasi terhadap bagian sel yang sudah tidak
berfungsi.
Autolisis, yaitu menghancurkan sel sendiri.
Memproses pencernaan makanan dan benda asing yang masuk dalam sel di tubuh
hewan. Sebagai contoh seekor ular memangsa hewan yang berukuran lebih besar dari
tubuhnya.
Struktur Lisosom
Struktur lisosom berbentuk agak bulat dengan adanya pembatas membran tunggal
yang memiliki ukuran sekitar 1,5 mikron.
Lisosom memiliki wnzim-enzim hidrolitik yang bisa memecah polisakarida, lipid,
fosfolipid, serta protein.
Lisosom memiliki fungsi pada imunitas serta dalam pencernaan intrasel misalnya
pada protozoa dan sel darah putih.
Selain itu, lisosom juga memiliki peran yang sangat penting dalam matinya sel-sel. Lisosom
dapat ditemukan banyak pada sel darah, seperti di leukosit, limfosit, dan monosit. Pada sel
darah, lisosom berfungsi mensintesis enzim-enzim hidrolitik yang memiliki fungsi
mencernakan bakteri-bakteri patogen yang bisa menyerang tubuh.
Lisosom juga berfungsi menghancurkan sel yang mati atau luka lalu digantikan dengan yang
baru atau disebut dengan Autofagus.
Sebagai contoh pada kecebong, lisosom banyak terdapat pada sel-sel ekor kecebong. Secara
bertahap ekor tersebut akan diserap dan akhirnya mati atau hilang. Proses penyerapan
tersebut digunakan untuk pertumbuhan sel-sel baru pada katak pada masa pertumbuhan.
Begitu juga yang terjadi pada selaput diantara jari-jari tangan dan kaki manusia ketika masih
berwujud embrio. Selaput-selaput tersebut akan hilang setelah embrio tersebut lahir.
Lisosom dapat ditemukan pada hampir semua sel, kecuali pada sel darah merah dan pada
mamalia, serta pada sel kulit yang sepenuhnya mengalami penebalan (keratinisasi).
7. Peroksikom
Peroksisom adalah salah satu jenis organel sel yang terbungkus membran tunggal dari lipid
terlapisi dan mengandung protein pencerap (reseptor). Peroksisom berfungsi untuk
menurunkan oksigen yang berada dalam sel dan melakukan reaksi oksidatif. Selain itu,
peroksisom juga memiliki kandungan enzim yang mentransfer hidrogen dari berbagai
substart menuju ke oksigen, lalu menghasilkan hidrogen peroksida sebagai produk sampingan
dan selanjutnya menjadi sumber nama pada organel tersebut.
Fungsi Peroksisom
Struktur peroksisom tidak mudah ditemukan karena memiliki ukuran terlalu kecil antara
perbedaan kepadan dengan lisosom. Karena itulah dilakukan injeksi menggunakan Triton
WR – 1339 dan dilanjutnya dengan mikroskop electron (Bianch serta Sheeler, 1980 ;
Kleinsmith dan juga Kish, 1988). Berdasarkan injeksi tersebut menunjukkan jika peroksisom
memiliki karakter unik, yaitu berbentuk kecil seperti bola, dengan ukuran antara mitokondria
dan ribosom. Peroksisom memiliki ukuran kecil, yaitu sekitar 0.2 – 2 µm, karena itulah di
kelompokkan dalam benda-benda mikro. Peroksisom memiliki struktur kristal-kristal pada
dan pekat yang terbungkus satu lapis membran unit.
8. Ribosom
Ribosom adalah organel sel yang memiliki tekstur padat dengan ukuran kecil, yaitu diameter
sekitar 20 nm. Organel ini terdiri dari 65% RNA ribosom dan 35% protein ribosom atau
ribonukleoprotein. Ribosom pada sel hewan menerjemahkan RNA untuk membentuk rantai
polipeptida atau protein dengan menggunakan asam amino saat proses translasi. Ribosom
terikat pada retikulum endoplasma kasar atau membran inti sel yang berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya proses sintesis protein.
Ciri-ciri ribosom
Menghasilkan protein.
Berbentuk seperti butiran kecil dengan diameter 20 hingga 22 nm.
Terdapat di reticulum endoplasma kasar dan tersebar di sitoplasma.
Merupakan organel terkecil dalam sel.
Terdapat pada tumbuhan, hewan, prokrariotik, dan eukariotik.
Terdiri dari 65% RNS ribosom dan 35% protein ribosom.
fungsi ribosom
Ribosom berperan penting dalam proses sintesis. Ribosom berfungsi efektif dalam
menerjemahkan mRNA yang akan berubah menjadi protein. Ribosom juga dapat melakukan
proses sintesis protein enzim secara bebas, sehingga berfungsi sebagai katalisator dalam
cairan sitosol.
Translasi
Pada saat proses pembentukan protein, ribosom melakukan translasi. Fungsi ribosom ini
adalah untuk menerjemahkan urutan nukleodita yang terkandung dalam molekul mRNA dan
merubahnya menjadi rangkaian asam amino sebagai penyusun protein. Dalam proses
translasi, mRNA yang menjadi salinan urutan DNA menyusun gen dalam bentuk kerangka
baca terbuka. mRNA juga memiliki informasi urutan asam amino.
Transkripsi
Fungsi transkripsi adalah penyalinan teks DNA dan diubah menjadi RNA. Salah satu dari
beberapa rangkaian DNA akan mengalami proses transkripsi yang akan menghasilkan RNA.
Saat proses ini terjadi, sebetulnya komponen yang mengalami perubahan hanya basa nitrogen
timina pada DNA, kemudian digantikan dengan urasil RNA.
Jenis Ribosom
Ribosom dibagi menjadi 2 kategori yaitu ribosom bebas dan ribosom terikat, kedua jenis
tersebut memiliki fungsi yang sama yaitu mensintesis protein dalam sitoplasma untuk
membantu sel menjalankan aktivitas yang berlangsung didalamnya. Berikut penjelasan jenis-
jenis ribosom:
Ribosom Bebas , yaitu struktur sel ribosom yang tersebar luas pada bagian sitoplasma.
Ribosom Terikat, yaitu struktur ribosom yang umumnya menempel pada bagian RE
(Retikulum Endosplasma) atau RER (Retikulum Endoplasma Kasar).
9. Sentriol
Sentriol adalah organel silinder yang terdiri dari mikrotubulus, yaitu molekul
berbentuk tabung atau untaian protein. Biasanya ditemukan dalam sel eukariotik.
Di dalam sel, sentriol membantu dalam pembelahan sel dengan memfasilitasi
pemisahan kromosom. Sederhananya, kromosom menggunakan mikrotubulus sentriol
sebagai jalan raya selama proses pembelahan sel. Sentriol ditemukan di semua sel
hewan dan hanya beberapa spesies sel tumbuhan yang lebih rendah. Dua sentriol,
sentriol induk dan sentriol anak, ditemukan di dalam sel dalam struktur yang disebut
sentrosom.Kebanyakan sentriol terdiri dari sembilan set mikrotubulus triplet, dengan
pengecualian beberapa spesies, seperti kepiting yang memiliki sembilan set
mikrotubulus doublet. Ada beberapa spesies lain yang menyimpang dari struktur
sentriol standar. Mikrotubulus terdiri dari satu jenis protein globular yang disebut
tubulin.
Struktur Sentriol
Sentriol ini mempunyai panjang 0,3 – 0,5 µm, lebar 0,2 µm serta berdiameter 0,15
µm. Fungsinya ialah untuk membentuk sebuah benang spindel guna memisahkan sel
kromosom. Tiap 9 mikrotubula sentriol, itu terdiri atas 3 buah sub unit mikrotubula
yang dinamakan dengan unit A, B, serta C. Di dalam pengurutan nama tersebut,
dimulai dari sub unit yang letaknya paling dalam, mempunyai diameter sekitar 200 –
260.
Selain dari itu, untuk sub struktur tubula A, B, serta C mempunyai ukuran
yang sama untuk sub struktur lainnya. Maksudnya, bahwa tiap-tiap sub struktur A di
dalam komponen akan sama dengan sub struktur A di komponen lainnya. Hal ini,
berlaku juga untuk sub unit B serta C.
Fungsi Sentriol
Struktur Mikrotubulus
Mikrotubulus terbuat dari subunit yang disebut tubulin. Setiap tubulin terbuat dari
tubulin alfa dan beta yang melekat satu sama lain. Ini, tubulin adalah heterodimer.
Mikrotubulus memainkan peran penting dalam semua sel eukariotik. Sel-sel ini
melepaskan protein tubulin dengan cara normal yang melibatkan transkripsi gen yang
mengkode tubulin, yang menghasilkan RNA dan diikuti oleh transkripsi mRNA untuk
menghasilkan protein. Lumen adalah ruang dalam silinder mikrotubulus berongga.
Badan Golgi merupakan jenis organel sel yang dapat kamu temukan pada tumbuhan
atau pun hewan. Badan Golgi disebut juga dengan kompleks Golgi atau aparatus
Golgi. Bagian organel sel ini pertama kali ditemukan oleh ahli histologi bernama
Camillo Golgi.
Badan Golgi adalah organel polimorfik yang tersusun dari membran berbentuk pipih,
berupa pembuluh, dan terdapat gelembung kecil yang bentuknya mirip mangkok.
Jumlah Badan Golgi beragam, mulai dari satu hingga ratusan untuk tiap sel. Secara
umum, Badan Golgi akan bersambung-sambung pada sel hewan, tetapi tidak di sel
tumbuhan.
Agar mudah untuk membedakan Badan Golgi dan organel sel lainnya, berikut ini
adalah ciri-ciri Badan Golgi yang wajib kamu pahami:
Bentuk Badan Golgi pada sel eukariotik berbeda-beda, terutama pada susuna kantong
yang pipih.
Badan Golgi memiliki susunan kantong-kantong pipih.
Pada lempengan kantong-kantong atau sisterna pada Badan Golgi dikelilingi oleh
membran tunggal.
Lebar sisterna bervariasi, mulai dari 500 sampai 1000 nm.
Struktur Badan Golgi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sakula, vesikel sekretoris, dan
mikrovesikel atau disebut dengan vesikel transfer. Berikut ini penjelasan struktur
Badan Golgi dan bagian-bagiannya lebih lengkap:
1. Sakula
Sakula adalah gelembung yang bentuknya gepeng mirip cakram dan bertumpuk-
tumpuk yang bisa dipisahkan oleh celah yang sempit. Pada Badan Golgi, kedua
permukaan Sakula tidak sama, salah satunya cembung, dan sisi lainnya cekung.
2. Vesikel Sekretoris
Bagian Badan Golgi selanjutnya adalah vesikel sekretoris. Ini adalah gelembung dari
sakula yang ada di bagian tepi. Bagian ini adalah vesikel besar yang langsung
berhadapan dengan membran plasma. Nantinya, vesikel sekretoris akan memproses
protein pada lumen sakulus yang tersangkut.
3. Mikrovesikel atau Vesikel Transfer
Bagian terakhir adalah mikrovesikel, yang ukurannya hanya 40 mm, dengan bentuk
menyerupai gelembung. Vesikel ini berasal dari retikulum dan terhubung dengan
sakula. Pada bagian ini, merupakan bagian pertama Badan Golgi dan berperan penting
dalam proses yang terjadi di organel sel ini.
12. Nukleus
Struktur nucleus
Struktur dari nukleus sendiri memiliki 4 buah penyusun yang terdiri dari
membran inti, nukleoplasma, kromosom, dan nukleous. Nukleus memiliki kegunaan
untuk menjaga kesatuan berbagai gen yang ada sekaligus untuk mengontrol aktivitas
sel dengan cara mengelola ekspresi gen.
Fungsi Nukleus
1. Penyimpanan Informasi Genetik
Fungsi nukleus yang pertama, yakni untuk menyimpan berbagai informasi genetik.
Hal ini dapat terjadi karena membran inti yang ada pada nukleus dapat menyimpan
serta mempertahankan DNA yang ada di dalamnya. Seluruh informasi pada mahluk
hidup akan tersimpan di nukleus sehingga tiap penelitian memerlukan nukleus untuk
mengidentifikasi informasi genetik dari mahluk hidup tersebut.
Selain mengontrol seluruh kegiatan dari sel sel lain, nukleus yang ada pada tumbuhan
juga memiliki fungsi untuk mengatur pertumbuhan sel-sel lain yang ada di dalam
tubuh tumbuhan. Di dalam tumbuhan, ada hingga beribu-ribu atau bahkan berjuta-juta
sel dan seluruh sel tersebut diatur oleh nukleus supaya dapat bekerja dengan baik.
13. Nukleolus
Nukleolus ini bisa dikatakan sebagai anak inti sel, alias bagian dari
nukleus.Nukleolus juga dapat dikatakan sebagai subdominan nukleus yang menyusun
sub-unit ribosom dalam sel eukariotik.
Struktur Nukleolus
Pusat fibrillar: Tempat di mana protein ribosom terbentuk atau tempat dimana rDNA
berlangsung.
Komponen granular: Sebelum ribosom terbentuk, komponen ini memiliki rRNA yang
mengikat protein ribosom.
Komponen fibrillar padat: Memiliki RNA transkripsi baru yang terhubung ke protein
ribosom.
Vakuola nukleolus: Hanya ada di sel tumbuhan.
Fungsi Nukleolus
Di dalam struktur sel hewan, terdapat nukleolus atau anak inti sel yang terletak di
dalam nukleus.
Anak inti sel ini bertanggung jawab atas fungsi sel secara keseluruhan.
Fungsi nukleolus pada sel hewan juga bertanggung jawab untuk pembentukan protein
dan sintesis ribosom.
14. Nukleoplasma
Nukleoplasma adalah cairan kental di dalam inti sel atau nukleus yang mengandung
banyak protein dan zal lainnya, seperti mineral, DNA, dan RNA. Selain berfungsi
sebagai tempat untuk mengolah berbagai enzim, bagian yang disebut dengan
karioplasma ini juga berperan dalam membantu menjaga bentuk dan struktur inti sel.
berfungsi sebagai tempat untuk mengolah berbagai enzim, bagian yang disebut
dengan karioplasma ini juga berperan dalam membantu menjaga bentuk dan struktur
inti sel.
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan mengenai pembahasan sel hewan yaitu sebagai berikut.
1. Sel hewan memiliki karakteristik yang berbeda dengan sel lainnya seperti sel tumbuhan. Hal
tersebut dapat dilihat dari karakteristik yang dimilikinya, seperti tidak mempunyai dinding sel dan
vakuola. Dengan tidak mempunyai dinding sel tersebut, maka bentuk sel hewan tidak tetap atau dapat
berubah-berubah.
2. Struktur penyusun sel hewan terdiri dari 3 bagian utama, yaitu membran sel (membran plasma),
inti sel (nukleus), dan sitoplasma. Setiap bagian-bagian sel tersebut memiliki tugas dan fungsi
masing-masing yang saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya.
3.2 Saran
Materi mengenai sel hewan ini memang terbilang cukup luas, maka dari itu diperlukan
pemahaman dan penguasaan materi lebih mendalam lagi agar siswa tidak hanya dapat memahami
setengah-setengah dari materi tersebut. Maka dari itu diperlukan perangkat pendukung yang
lebih lengkap agar materi mudah dipahami oleh siswa.
Daftar Pustaka
Prawirohartono Slamet, Suhargono Hardisumarto. 1999. Sains Biologi. Jakarta: Bumi Aksara
Campbell. 2002. Biologi edisi kelima jilid I. Jakarta: Erlangga
Campbell Neil A. dan Reece Jane B., 2008, Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1, Jakarta:
Erlangga,
222-226
Alberts, B., Johnson, A., Lewis, J., Raff, M., Roberts, K., & Walter, P. (2014). Molecular
Biology of the Cell. Garland Science.
BIOLOGI SEL dr.Juwono , dr Achmad Zulfa Juniarto
BIOLOGI SEL EDISI 6 Prof.Subowo, dr.,MSc,PhD
BUKU BIOLOGI SMA XI, DAryulina, Ph.D.; Choirul Muslim, Ph.D
Campbell, Neil A., dkk. 2008. Biologi Jilid I. Jakarta: Erlangga
Cooper, G. M., & Hausman, R. E. (2016). The Cell: A Molecular Approach.
Sinauer Associates.
Curtis, Helena, Bernes. 1989. Biology Fifth Edition Worth Publishers. Inc
De Robertis, E.D.P.; Nowinski, W. W.; Saez, F.A. Cell Biology. W.B
Harry Murti, dkk.2007. Regulasi Siklus Sel: Kunci Sukses Somatic Cell Nuclear Transfer.
cdk vol. 34 no. 6/159 Nov - Des.
Karp. G. 2007. Cell and Molecular Biology Concepts and Experiments. Inc Marufah. 2010.
Struktur Sel. Yogyakarta. Deepublish.
Saundres Company. Philadelphia. London. Toronto. 5th Ed.1975.
Silbernagl, Stefan. 2000. Atlas Berwarna dan Teks Fisiologi. Edisi pertama. Stuttgat,
Germany. Hal: 1-21.
Silbernagl, Stefan. 2007. Atlas Berwarna dan Teks Patofisiologi. Edisi pertama.
Stuttgat,Germany
Isnaeni.Wiwi,2006, FisiologiHewan,Yogyakarta:Kanisius
Pratiwi. D. A, 2007, Biologi Untuk SMA Kelas XI, Jakarta: Erlangga
Tenser. Amy, 2003, Bahan Ajar, Malang: Dirjen Dikti