Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Ners Volume 7 Nomor 2 Tahun 2023 Halaman 1527 - 1533

JURNAL NERS
Research & Learning in Nursing Science
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECENDERUNGAN


MUNCULNYA KENAKALAN REMAJA DI SEKOLAH PADA SISWA
SMAN 4 KOTA JAMBI

Okti Maghfirawati1, Kamariyah2, Luri Mekeama3, Suryadi Imran4


1,2,3
Program Studi Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Jambi
oktimaghfirawati19@gmail.com1, cocomzfahri@gmail.com2,
luri_mekeama@unja.ac.id3, surydiimran72@gmail.com4

Abstrak

Pola asuh merupakan proses interaksi antara orang tua dan anak dalam mendukung perkembangan fisik, emosi,
sosial, intelektual, dan spiritual sejak anak dalam kandungan sampai dewasa. Jika pola asuh yang diberikan
tidak dapat membangun konsep diri yang positif, maka dapat menghasilkan karakter diri yang tidak baik dan
dapat terjerumus dalam kenakalan remaja. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh
orang tua dengan kecenderungan munculnya kenakalan remaja di sekolah pada siswa SMAN 4 Kota Jambi.
Metode penelitian deskriptif kuantitatif menggunakan pendekatan cross-sectional. Analisis yang digunakan
adalah analisis univariat dan bivariat spearman’s rho. Hasil penelitian pola asuh sebagian besar responden
adalah pola asuh otoriter sebanyak 65 orang (65,7%), jenis kenakalan remaja yang cenderung dilakukan
sebagian besar responden adalah kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain sebanyak
60 orang (60,6%), melalui uji spearman’s rho dapat disimpulkan terdapat hubungan antara pola asuh orang tua
dengan kecenderungan munculnya kenakalan remaja di sekolah pada siswa SMAN 4 Kota Jambi (p=0,006)

Kata kunci : Pola Asuh, kenakalan, remaja, sekolah

Abstract

Parenting is a process of interaction between parents and children in supporting physical, emotional, social,
intellectual, and spiritual development from the child in the womb to adulthood. If the parenting style provided
cannot build a positive self-concept, it can produce a bad character and can fall into juvenile delinquency. The
purpose of the study was to determine the relationship between parenting style and the tendency of juvenile
delinquency in schools in students of SMAN 4 Jambi City. Quantitative descriptive research
method using cross-sectional approach. The analyses used were univariate and
bivariate spearman's rho analysis. The results of the parenting research of most respondents were
authoritarian parenting as many as 65 people (65.7%), the type of juvenile delinquency that most respondents
tend to do is social delinquency that does not cause victims on the part of others as many as 60 people (60.6%),
through the spearman's rho test can be concluded there is a relationship between parenting and the tendency of
juvenile delinquency in schools in students of SMAN 4 Jambi City (p = 0.006)

Keywords : Parenting, delinquency, juvenile, school

@Jurnal Ners Prodi Sarjana Keperawatan & Profesi Ners FIK UP 2023

Corresponding author :
Address : Kota Jambi
Email : oktimaghfirawati19@gmail.com
Phone : 081379849129

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


1528| HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECENDERUNGAN MUNCULNYA KENAKALAN REMAJA
DI SEKOLAH PADA SISWA SMAN 4 KOTA JAMBI

PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan peralihan antara 469 perkaranya diselesaikan dengan cara diversi
masa kanak- kanak ke masa dewasa. Pada masa sementara 339 anak lainnya menjalani putusan
ini, remaja mengalami perkembangan mencapai pengadilan. (PPPA, 2020)
kematangan fisik, mental, sosial dan emosional. Berdasarkan jumlah kasus kenakalan
Masa remaja disebut juga masa untuk remaja Ditreskrimum POLDA Jambi dan jajaran,
menemukan identitas diri (self identity). ketika didapatkan hasil jumlah kasus pada tahun 2020
remaja gagal menemukan identitas dirinya, dia sebanyak 29 kasus, pada tahun 2021 sebanyak 50
akan mengalami krisis identitas atau identity kasus, dan melonjak naik pada tahun 2022 yaitu
confusion. (Daud et al., 2021) sebanyak 66 kasus. Menurut rekapitulasi data
Remaja yang mengalami krisis identitas penerimaan surat pemberitahuan dimulainya
akan mendatangkan konflik baru pada remaja penyidikan (SPDP) pelaku anak Kejaksaan Tinggi
karena reaksi dan ekspresi emosional yang masih Jambi, sepanjang tahun 2019-2022 tercatat
labil dan belum terkendali. Pada masa ini remaja sebanyak 24 perkara. Dengan rincian 2 perkara
akan mengalami pemberontakan, sebagian besar pada tahun 2019 mengenai kasus narkotika, 11
remaja akan menjadi lebih menentang otoritas. perkara pada tahun 2020, kemudian menurun
Remaja yang sedang membentuk konsep diri dan menjadi 3 perkara pada tahun 2021 mengenai
identitas dirinya akan membangun kemandirian kasus narkotika dan perlindungan anak, lalu
dari orang tuanya, kadang-kadang terlibat konflik jumlahnya meningkat kembali pada tahun 2022
verbal emosional dengan keluarga atau perilaku menjadi 8 perkara.
pemberontakan lainya. Sehingga, perilaku yang Berdasarkan hasil penelitian terdahulu
dicerminkan dapat mengacu pada tindakan- oleh Sebriend dan Pratama pada tahun 2021 di
tindakan penyimpangan seperti kenakalan yang SMA X Kabupaten Pasaman dengan jumlah
dilakukan oleh remaja. populasi 100 responden. Terdapat hubungan pada
Kenakalan remaja merupakan pola asuh authoritarian dengan kenakalan remaja,
pelanggaran yang dilakukan oleh anak remaja pola asuh ini cenderung memberikan batasan
yang bersifat melawan hukum, anti sosial, anti hingga orang tua tidak segan melakukan
asusila, dan menyalahi norma-norma agama. kekerasan. (Sebriend, 2021)
Fenomena kenakalan remaja ini kerap ditemukan Menanggapi fenomena kenakalan remaja
dikalangan pelajar yang ada di sekolah, yang tersebut, pemerintah telah membentuk berbagai
perbuatan atau tingkah lakunya dilakukan oleh program dan kegiatan yang disebar ke instansi
seorang remaja baik secara sendirian maupun berkaitan tugas. Salah satu program yang menjadi
secara kelompok yang sifatnya melanggar aturan upaya preventif untuk mengatasi kenakalan
di sekolah. (Karlina, 2020) remaja dilaksanakan melalui peraturan presiden
Menurut data World Health Organization Nomor 62 tahun 2010 tentang Badan
( WHO ) tahun 2020 menyatakan kenakalan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
remaja telah menjadi isu kesehatan warga di (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
dunia. Seperti kekerasan fisik, sosial dan seksual, Nasional., 2012). Dalam rangka melaksanakan
perundungan, hingga pembunuhan. Pada tahun amanat undang-undang dan merespon
2020 telah terjadi 200 ribu pembunuhan permasalahan remaja. BKKBN mengembangkan
dikalangan remaja. Sebanyak 84% kasus program Pusat Informasi dan Konseling (PIK-R)
melibatkan laki-laki usia muda. Dari data diatas merupakan salah satu wadah yang dikembangkan
kenakalan remaja banyak dilakukan pada rentang dalam program GenRe yang dibuat oleh BKKBN
usia remaja umur 19-29 tahun. (World Health yang dikelola dari, oleh, dan untuk remaja yang
Organization, 2020) bertujuan untuk memberikan pelayanan informasi
Menurut data kasus pengaduan anak dan konseling tentang perencanaan kehidupan
berdasarkan klaster perlindungan anak dari berkeluarga bagi remaja serta kegiatan-kegiatan
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) penunjang lainnya. (Bkkbn Jambi, 2021)
mencatat selama periode 2018-2020 ada 1.358 Berdasarkan data diatas, dengan adanya
anak yang harus berhadapan dengan hukum berbagai permasalahan pada remaja saat ini
karena menjadi pelaku kekerasan. Jumlan anak khususnya di instansi sekolah seperti kenakalan
yang berhadapan langsung dengan hukum ini remaja, maka terdapat rekomendasi dari BKKBN
konsisten berada di atas 600 orang per tahun untuk membentuk PIK-R di sekolah sebagai
selama 2018-2019. Angkanya kemudian menurun wadah peningkatan kualitas remaja disekolah.
menjadi 199 anak pada 2020 (KPAI, 2021). SMAN 4 Kota Jambi merupakan salah satu SMA
Sementara menurut data dari Kementerian yang memiliki eskul PIK-R yang aktif sejak tahun
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan 2017. Data dari Dinas Pendidikan Provinsi Jambi
Anak Republik Indonesia pada buku profil anak menunjukan SMA 4 Kota Jambi berada pada
Indonesia tahun 2020, Jumlah pelaku tindak peringkat ke-2 jumlah siswa terbanyak yaitu 1277
pidana di indonesia Pada tahun 2019 terdapat siswa. Peneliti juga mengambil data berdasarkan
2.981 anak yang menjadi pelaku tindak pidana,

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


1529| HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECENDERUNGAN MUNCULNYA KENAKALAN REMAJA
DI SEKOLAH PADA SISWA SMAN 4 KOTA JAMBI

rekapitulasi pelanggaran tata-tertib sekolah 1. Remaja Awal (10-13 - -


semester genap tahun pelajaran 2021-2022 Tahun)
dengan jumlah siswa kelas X dan XI sebanyak 2. Remaja Pertengahan
857 siswa, tercatat sebanyak 366 anak yang (14-17 Tahun)
15 Tahun 38 38,4
bermasalah yang telah masuk ke dalam laporan
16 Tahun 45 45,5
kasus 6 bulan terakhir. Bentuk kenakalan remaja 17 Tahun 15 15,2
yang tercatat pada rekapitulasi pelanggaran tata- 3. Remaja Akhir (18-21
tertib sekolah diantaranya ; Seragam sekolah yang Tahun)
tidak lengkap, sepatu dan rambut yang tidak 18 Tahun 1 1,0
sesuai peraturan, terlambat. Jumlah 99 100%
Berdasarkan data di atas peneliti tertarik
melakukan penelitian di SMAN 4 Kota Jambi Berdasarkan tabel 1, didapatkan hasil
karena terdapat fenomena kenakalan remaja yang dari 99 responden karakteristik responden
ditemui dari hasil observasi awal. Tujuan berdasarkan jenis kelamin, usia, dan kelas.
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Karakteristik responden menurut jenis kelamin
antara pola asuh orang tua dengan kecenderungan distribusi responden terbanyak adalah perempuan
munculnya kenakalan remaja di sekolah pada sebanyak 68 siswi dengan presentase (68,7%) dan
siswa SMAN 4 Kota Jambi. responden laki-laki sebanyak 31 siswa dengan
presentase (31,3%). Hal ini sejalan dengan hasil
METODE penelitian yang dilakukan oleh Putri pada tahun
Penelitian ini menggunakan metode 2019 yang berjudul hubungan keterlibatan siswa
penelitian deskriptif kuantitatif dengan dengan kenakalan remaja di SMA X Kertapati
pendekatan cross-sectional. Penelitian ini menyebutkan bahwa perempuan (115,92) lebih
dilakukan di SMAN 4 Kota Jambi pada siswa banyak memiliki tingkat keterlibatan siswa jika
kelas X dan XI yang memiliki kriteria masih dibandingkan dengan laki-laki (83,23) pada
mempunyai kedua orang tua, tinggal bersama kenakalan remaja di SMA X Kertapati (Putri et
orang tua dan masih berkomunikasi lancar dengan al., 2019)
kedua orang tua, dan siswa yang bersedia menjadi Karakteristik responden berdasarkan
respnden. Jumlah sampel pada penelitian ini kelas, berdasarkan hasil penelitian didapatkan
adalah 99 responden. Teknik pengambilan sampel bahwa sebagian besar responden berada dikelas X
dalam penampilan ini adalah metode proportional sebanyak 51 siswa dan kelas XI sebanyak 48
random Sampling siswa. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang
Alat ukur dalam penelitian ni dilakukan oleh Putri pada tahun 2019 yang
menggunakan kuesioner pola asuh orang tua yang berjudul hubungan keterlibatan siswa dengan
mengadopsi dari Najibah dan Muqorrobin. kenakalan remaja di SMA X Kertapati
Kuesioner kenakalan remaja mengadopsi dari menyebutkan bahwa berdasarkan analisis mean
Feby Wahyuni dan Rinjani yang telah dilakukan keterlibatan siswa berdasarkan perbedaan kelas
uji validitas dan reliabilitas di SMAN 5 Kota adalah 119,94 pada subjek kelas X dan 90,26
Jambi. Pengolahan data dilakukan dengan sistem pada subjek kelas XI yang berarti bahwa subjek
komputerisasi dan dianalisis univariat untuk kelas X lebih memiliki keterlibatan siswa yang
melihat distribusi frekuensi masing-masing tinggi dibandingkan dengan subjek kelas XI (Putri
variabel dan analisa bivariat dilakukan dengan et al., 2019)
menggunakan uji korelasi Spearman Rank Karakteristik responden berdasarkan usia,
berdasarkan hasil penelitian di dapatkan sebagian
HASIL DAN PEMBAHASAN besar responden berusia 16 tahun, dengan usia 18
tahun adalah usia tertua dan usia 15 tahun adalah
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden yang termuda. Hal ini sesuai dengan rentang usia
Berdasarkan Jenis Kelamin, Kelas, dan Umur remaja menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Pada Siswa Kelas X dan XI di SMAN 4 Kota
Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014,
Jambi Tahun 2023
remaja adalah kelompok usia 10-18 tahun.
Remaja merupakan masa pubertas atau yang
Variabel (F) (%)
dinamakan juga sebagai masa negatif karena
Jenis Kelamin
Laki-laki 31 31.3 kebanyakan ciri-ciri tingkah lakunya sering
Perempuan 68 68,7 mengarah ke tendensi negatif (Willis, 2017).
Jumlah 99 100% Pada masa ini terjadi perubahan cepat
Kelas pada kematangan fisik yang meliputi perubahan
X 51 51,5 tubuh dan hormonal terutama terjadi selama masa
XI 48 48,5 remaja awal, dimana hormon-hormon ini
Jumlah 99 100% mempengaruhi remaja untuk berekplorasi.
Usia Kondisi inilah yang membuat remaja sering kali

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


1530| HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECENDERUNGAN MUNCULNYA KENAKALAN REMAJA
DI SEKOLAH PADA SISWA SMAN 4 KOTA JAMBI

terdorong untuk mencoba hal-hal baru, yang authoritarian berperan secara signifikan terhadap
sifatnya menantang. (Nur Haerani, 2020) kenakalan remaja. (Sebriend, 2021)
Orang tua adalah lembaga pendidikan
Tabel 2. Gambaran Pola Asuh Orang Tua Pada Siswa yang pertama dan utama, pola asuh yang
Kelas X dan XI di SMAN 4 Kota Jambi diberikan oleh setiap orang tua tentunya memiliki
Tahun 2023 pola asuh yang berbeda-beda. Begitu anak lahir,
orang tua yang akan turun langsung menyambut
No Pola asuh Jumlah (F) Presentase dan memberikan layanan interaktif kepada anak.
Orang Tua (%) Apa yang dilakukan dan diberikan oleh orang tua
1 Otoriter 65 65,7 akan menjadi sumber perlakuan pertama yang
2 Demokratis 32 32,3
akan mempengaruhi pembentukan karakteristik
3 Permisif 2 2,0
pribadi dan perilaku anak (Al. Tridhonanto, 2014)
Jumlah 99 100
Tabel 3. Kenakalan Remaja di Sekolah Pada Siswa
Berdasarkan tabel 2, gambaran pola asuh SMAN 4 Kota Jambi Tahun 2023
orang tua sebagian besar memiliki pola asuh
otoriter sebanyak 65 responden dengan presentase No Kenakalan Cenderung Tidak
(65,7%). Ciri khas dari pola asuh otoriter adalah Remaja Melakukan Cenderung
orang tua mempergunakan pendekatan yang Melakukan
mengandung unsur paksaan dan ancaman dalam (F) (%) (F) (%)
upaya mempengaruhi anak. Kata-kata yang 1 Kenakalan 60 (60.6) 39 (39,4)
diucapkan orang tua adalah hukum atau peraturan sosial yang
dan tidak dapat diubah, memonopoli tindak tidak
komunikasi dan seringkali meniadakan umpan menimbulkan
balik dari anak. Pola asuh otoriter menjadikan korban di
hubungan antar pribadi orang tua dan anak pihak orang
lain
cenderung renggang dan berpotensi antagonistik
Jumlah 99 100%
(berlawanan). (Djamarah, 2020) 2 Kenakalan 59 (59,6) 40 (40,4)
Perkembangan kognitif seorang yang melawan
anak dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan status
salah satunya adalah lingkungan keluarga. Jumlah 99 100%
(Devi Juniawati & Zaly, 2021). Dampak negatif 3 Kenakalan 56 (56,6) 43 (43,4)
yang ditimbulkan pola asuh otoriter jika anak yang
tidak merasakan kebahagian dengan aturan yang menimbulkan
diberikan orang tua anak menjadi keras kepala, korban materi
menjadi tidak disiplin, cenderung ragu, mudah Jumlah 99 100%
gugup, merasakan ketakutan, ceman, merasa 4 Kenakalan 55 (55,6) 44 (44,4)
minder jika dibandingkan dengan orang lain, tidak yang
menimbulkan
mampu memulai aktifitas, serta kemampuan
korban fisik
komunikasinya tergolong rendah. Pola asuh
Jumlah 99 100%
otoriter ini menimbulkan akibat hilangnya
kebebasan anak, inisiatif dan aktifitasnya menjadi
Berdasarkan tabel 3, didapatkan bahwa
kurang, sering membangkang pada orang tua dan
semua jenis kenakalan yang dibagi menurut teori
cenderung tidak lagi menghargai orang yang lebih
Jensen cenderung dilakukan oleh hampir semua
tua. (Bun et al., 2020)
responden. Berdasarkan kecenderungan
Hasil pada penelitian ini sesuai dengan
kenakalan remaja ini, dua angka tertinggi yang
hasil penelitian yang dilakukan oleh Asri pada
responden cenderung melakukan kenakalan
tahun 2019 yang berjudul kontribusi pola asuh
diperoleh pada jenis kenakalan sosial yang tidak
terhadap perilaku membolos siswa SMA PGRI Di
menimbulkan korban dipihak orang lain (60,6%)
Kota Padang menyebutkan secara umum siswa
dan kenakalan yang melawan status (59,6%).
SMA PGRI 1 Kota Padang menggunakan pola
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
asuh otoriter dengan kategori sangat tinggi (Asri
penelitian yang dilakukan oleh Syabira pada
& Nurmina, 2019). Penelitian lain yang sesuai
tahun 2021 yang berjudul hubungan pola asuh
adalah penelitian yang dilakukan oleh Sebriend
orangtua dengan kenakalan remaja di Smk Yktb 2
pada tahun 2021 yang berjudul the role of
Bogor menyebutkan bahwa kenakalan remaja di
parenting style to juvenile delinquency in SMA X
SMK YKTB 2 Bogor termasuk dalam tingkat
Kabupaten Pasaman menyebutkan bahwa pola
kenakalan yang tinggi dengan jumlah 14,11%.
asuh orangtua berperan terhadap kenakalan
Kenakalan tingkat tinggi yaitu kenakalan yang
remaja pada siswa di SMA X Kabupaten
menimbulkan kerugian pada fisik, materi dan juga
Pasaman. Dalam hal tersebut pola asuh
kenakalan yang melawan status. Sedangkan

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


1531| HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECENDERUNGAN MUNCULNYA KENAKALAN REMAJA
DI SEKOLAH PADA SISWA SMAN 4 KOTA JAMBI

9,78% termasuk dalam tingkat kenakalan sedang kasus yang sering dijumpai dalam masyarakat
dan 6,74% termasuk pada tingkat kenakalan yang berbagai latar belakang. Salah satunya disebabkan
rendah. (Syabira Ramdhania & Sa’diyah, 2021) oleh lingkungan keluarga yang tidak harmonis
Menurut Teori Willis terdapat beberapa serta kurangnya perhatian dan kasih sayang dari
faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan orang tua. Seorang anak dapat berbuat nekat atau
remaja yaitu meliputi faktor dari dalam diri melakukan suatu tindakan menyimpang yang
remaja, lemahnya kepribadian remaja dilakukan tanpa berpikir panjang dan tidak
disebabkan oleh pendidikan oleh keluarga. Sering memikirkan dampak yang akan ditimbulkannya.
orang tua tidak memberikan kesempatan anak (Hebatullah, 2021)
untuk mandiri, kreatif, memiliki daya kritis, serta Masyarakat dapat pula menjadi faktor
mampu bertanggung jawab. Anak-anak yang penyebab bagi munculnya kenakalan remaja,
terbiasa dengan pendidikan kaku dan dengan terutama di lingkungan masyarakat yang kurang
disiplin ketat di keluarga akan menyebabkan masa melaksanakan ajaran-ajaran agama yang
remajanya juga kaku dalam bergaul dan tidak dianutnya. Di dalam ajaran agama banyak sekali
mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan hal-hal yang dapat membantu pembinaan pada
sosialnya, Akibatnya remaja tidak pandai memilih remaja. Terkadang sebagai anggota masyarakat
teman yang bisa membuat dia berkelakuan baik, telah melupakan ajaran agama dalam kehidupan
karena dengan mempunyai daya pilih teman sehari-hari, sehingga perasaan manusiawinya
bergaul akan membantu pembentukan perilaku hilang. Masyarakat yang kurang beragama akan
positif. (Willis, 2017) menjadi sumber kejahatan dan akan
Dilihat dari faktor yang berasal dari mempengaruhi remaja yang sedang berada dalam
lingkungan keluarga, karena keluarga merupakan masa perkembangan. Faktor lainnya bersumber
sumber utama atau lingkungan yang utama dari lingkungan sekolah. Sekolah merupakan
penyebab kenakalan remaja. Dukungan dari orang tempat pendidikan kedua setelah keluarga, karena
tua sangat berpengaruh dalam pembentukan itu ia cukup berperan dalam membina anak untuk
karakter diri seorang anak dengan menanamkan menjadi orang yang bertanggung jawab. Dalam
kebiasaan tentang hal mana yang baik sehingga rangka pembinaan anak didik kearah yang positif,
anak-anak menjadi paham mana yang benar dan kadang-kadang sekolah juga menjadi penyebab
salah. Kenakalan remaja merupakan salah satu dari timbulnya kenakalan remaja. (Willis, 2017)

Tabel 4. Tabulasi Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecenderungan Munculnya Kenakalan Remaja Yang
menimbulkan Korban Fisik, Materi, Sosial, dan Status di Sekolah Pada Siswa SMAN 4 Kota Jambi Tahun 2023

Correlation
Kenakalan Remaja P-Value
Correlation Coefficient 0,208**
Otoriter Sig. (2-tailed) 0,039
N 99
Correlation Coefficient 0,252**
Spearman’s Rho Demokratis Sig. (2-tailed) 0,012 0,006
N 99
Correlation Coefficient 0,259**
Permisif Sig. (2-tailed) 0,010
N 99

Berdasarkan tabel 4, menunjukan hasil <0,05 yang berarti terdapat hubungan yang
uji statistik korelasi spearman didapatkan bahwa bermakna antara ketiga jenis pola asuh orang tua
pola asuh otoriter memiliki p-value 0,039 dan r dengan kenakalan remaja. Tingkat hubungan
0,208, pola asuh permisif memiliki p-value 0,010 ketiga variabel tersebut berkorelasi sangat lemah
dan r 0,259, pola asuh demokratis memiliki p- dan mengarah ke arah positif sehingga hubungan
value 0,012 dan r 0,252. Hal ini menunjukan ketiga jenis pola asuh tersebut bersifat searah.
bahwa ketiga jenis pola asuh memiliki p-value

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


1532| HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECENDERUNGAN MUNCULNYA KENAKALAN REMAJA DI
SEKOLAH PADA SISWA SMAN 4 KOTA JAMBI

Tabel 5. Tabulasi Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecenderungan Munculnya Kenakalan Remaja Yang
menimbulkan Korban Fisik, Materi, Sosial, dan Status di Sekolah Pada Siswa SMAN 4 Kota Jambi Tahun 2023

Correlation
Pola Asuh P-
Value
Kenakalan sosial yang tidak Correlation Coefficient 0,303**
menimbulkan korban di Sig. (2-tailed) 0,002
pihak orang lain N 99
Correlation Coefficient 0,227**
Kenakalan yang melawan
Sig. (2-tailed) 0,024
status
N 99
Spearman’s
Kenakalan yang Correlation Coefficient 0,059** 0,006
Rho
menimbulkan korban Sig. (2-tailed) 0,560
materi N 99
Correlation Coefficient 0,049**
Kenakalan yang
Sig. (2-tailed) 0,631
menimbulkan korban fisik
N 99

Berdasarkan hasil uji statistik searah. Jenis kenakalan kenakalan sosial yang
menggunakan uji korelasi spearman didapatkan tidak menimbulkan korban di pihak orang lain
bahwa kenakalan yang menimbulkan korban fisik memiliki p-value 0,002 dan r 0,303, kenakalan
memiliki p-value 0,631 dan r 0,049, Kenakalan yang melawan status memiliki p-value 0,024 dan r
yang menimbulkan korban materi memiliki p-value 0,227. Hal ini menunjukan bahwa p-value < 0,005
0,560 dan r 0,059. Hal ini menunjukan bahwa p- yang berarti terdapat hubungan yang bermakna
value > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang antara kedua jenis kenakalan remaja dengan pola
bermakna antara kedua jenis kenakalan remaja asuh orang tua namun arah korelasi menunjukan
dengan pola asuh orang tua namun arah korelasi positif dengan kekuatan hubungan sangat lemah
menunjukan positif dengan kekuatan hubungan untuk kenakalan sosial yang tidak menimbulkan
cukup itu artinya arah hubungan kedua jenis korban di pihak orang lain, dan kekuatan hubungan
kenakalan remaja dengan pola asuh orang tua cukup untuk kenakalan yang melawan status

Tabel 6. Hubungan Variabel Independen (Pola Asuh Orang Tua) Dengan Variabel Dependen (Kenakalan Remaja di
Sekolah) Pada Siswa di SMAN 4 Kota Jambi Tahun 2023

Variabel R p-value
Pola Asuh Orang Tua 0,275* 0,006
Kenakalan Remaja di Sekolah 1.000 -

Hasil analisa variabel hubungan pola asuh Akibatnya anak menjadi tidak bahagia, stress, dan
orang tua dengan variabel kecenderungan mudah terpengaruh (Al. Tridhonanto, 2014).
munculnya kenakalan remaja menggunakan uji Surbakti dalam teorinya juga menyebutkan bahwa
spearman didapati nilai p-value 0,006 dengan nilai pada masa remaja, mereka cenderung untuk
r 0,275 yang bermakna tingkat hubungan yang menentang otoritas orang tua yang mereka nilai
berkorelasi cukup dan mengarah ke arah positif sebagai keinginan untuk menguasai diri mereka
sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat sehingga mengekang kebebasan mereka (EB
searah. Maka dapat disimpulkan terdapat hubungan Surbakti, 2008)
yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan Bagi peneliti sendiri, pola asuh orang tua
kecenderungan munculnya kenakalan remaja di sangat berperan penting dalam mengarahkan dan
sekolah pada siswa SMAN 4 Kota Jambi diterima. membimbing anaknya agar bisa menjadi pribadi
Hasil tersebut didapati bahwa kejadian kenakalan yang bisa mengambil suatu keputusan agak
remaja sering terjadi pada orang tua yang terhindar dari hal-hal negatif yang berakibat pada
menerapkan pola asuh otoriter, hal ini dapat terjadinya perilaku menyimpang yang berefek
dipengaruhi oleh beberapa faktor. terhadap kenakalan remaja. Dalam fase remaja
Faktor yang dapat mempengaruhi kejadian seseorang membutuhkan peran orang tua untuk
kenakalan remaja pada pola asuh otoriter adalah mencegah kenakalan tersebut agar tetap dalam
peraturan dan hukum. Pola asuh otoriter cenderung batas yang bisa ditoleransi, karena kenakalan
harus tunduk dan patuh pada kehendak orang tua remaja dapat berubah menjadi tindakan kriminal
serta tidak mengenal kompromi dalam komunikasi. jika tidak ditangani dengan baik. Hal ini sesuai
dengan teori Willis yang menyebutkan bahwa

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


1533| HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECENDERUNGAN MUNCULNYA KENAKALAN REMAJA DI
SEKOLAH PADA SISWA SMAN 4 KOTA JAMBI

hubungan antara anak dan orang tua, hubungan Pusat Informasi dan Konseling Remaja dan
dengan anggota keluarga lain, serta pola asuh orang Mahasiswa (PIK Remaja/mahasiswa).
tua juga mempengaruhi. Orang tua yang memberi Jakarta: Direktorat Bina Ketahanan Remaja.
kasih sayang dan kebebasan serta memperlakukan Bkkbn Jambi. (2021). Wajib Tahu! 3 Isu Kesehatan
anak sesuai dengan umur para remaja diharapkan Reproduksi Remaja Saat Ini.
bisa menyebabkan perkembangan yang optimal Jambi.Bkkbn.Co.Id.
(Willis, 2017) https://jambi.bkkbn.go.id/artikel/wajib-tahu-3-
Penelitian ini sejalan dengan penelitian isu-kesehatan-reproduksi-remaja-saat-ini/
sebelumnya yang dilakukan oleh Syabira pata tahun Bun, Y., Taib, B., & Mufidatul Ummah, D. (2020).
2021 yang berjudul hubungan pola asuh orangtua Analisis Pola Asuh Otoriter Orang Tua
dengan kenakalan remaja di SMK YKTB 2 Bogor Terhadap Perkembangan Moral Anak. Jurnal
menyebutkkan bahwa terdapat hubungan antara Ilmiah Cahaya Paud, 2(1), 128–137.
pola asuh orang tua dengan kenakalan remaja siswa https://doi.org/10.33387/cp.v2i1.2090
kelas XI di SMK YKTB 2 Bogor, dilihat dari taraf Daud, S., Siswanti, D. N., & Jalal, N. M. (2021).
signifikansinya 5% diperoleh r tabel sebesar 0,291 Buku Ajar Psikologi Perkembangan Anak.
(Syabira Ramdhania & Sa’diyah, 2021) Penelitian January 2019, 132.
pendukung lainnya yaitu, penelitian yang dilakukan Devi Juniawati, & Zaly, N. W. (2021). Hubungan
oleh Abas dan Rahma pata tahun 2021 yang Kekerasan Verbal Orang Tua Terhadap
berjudul hubungan pola asuh orang tua dengan Kepercayaan Diri Pada Remaja. Buletin
kenakalan remaja pada siswa SMK Cokroaminoto Kesehatan: Publikasi Ilmiah Bidang
Kotamobagu menyebutkan bahwa terdapat Kesehatan, 5(2), 53–63.
hubungan yang signifikan antara pola asuh orang https://doi.org/10.36971/keperawatan.v5i2.89
tua dengan kenakalan remaja pada siswa kelas X Djamarah, S. B. (2020). Pola Asuh Orang Tua dan
dan XI SMK Cokroaminoto Kotamobagu, dilihat Komunikasi dalam keluarga. PT Rineka
dari hasil uji chi-square diperoleh nilai p 0,003. Cipta.
(Abas & Rahma, 2021) Drs. EB Surbakti, M. A. (2008). Kenakalan Orang
Tua Penyebab Kenakalan Remaja. PT
SIMPULAN Gramedia.
Kesimpulan yang diambil dari penelitian Hebatullah, H. (2021). Pengaruh Lingkungan
yang telah dilakukan adalah gambaran tipe pola Keluarga Bagi Anak Terhadap
asuh orang tua pada siswa SMAN 4 Kota Jambi Perkembangan Anak.
tahun 2023 mayoritas responden memiliki tipe pola http://dx.doi.org/10.31219/osf.io/62kw3
asuh otoriter. Jenis kenakalan remaja yang terjadi di Karlina, L. (2020). Fenomena Terjadinya
SMAN 4 Kota Jambi tahun 2023 mayoritas Kenakalan Remaja. Edukasi Nonformal, 1(2),
responden cenderung melakukan kenakalan sosial 147–158. https://ummaspul.e-
yang tidak menimbulkan korban dipihak orang lain. journal.id/JENFOL/article/view/434
Berdasarkan hasil analisis uji Spearman terdapat Nur Haerani, N. D. (2020). Dinamika
adanya hubungan yang tersignifkansi antara pola Perkembangan Remaja. Kencana.
asuh orang tua dengan kecenderungan munculnya PPPA. (2020). Profil Anak Indonesia tahun 2020.
kenakalan remaja di sekolah pada siswa SMAN 4 Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan
Kota Jambi tahun 2023 Anak(PPPA).
Putri, J. D., Nugroho, I. P., & Pratiwi, M. (2019).
DAFTAR PUSTAKA Hubungan Keterlibatan Siswa Dengan
(KPAI), K. P. A. I. (2021). Data Kasus Kenakalan Remaja Pada Siswa Sma X
Perlindungan Anak 2016 – 2020. Kertapati. Jurnal Bimbingan Dan Konseling
https://bankdata.kpai.go.id/tabulasi-data/data- Ar-Rahman, 5(2), 73.
kasus-perlindungan-anak-2016-2020 https://doi.org/10.31602/jbkr.v5i2.2325
Abas, F., & Rahma, S. (2021). Hubungan Pola Sebriend, F., & Pratama, M. (2021). the Role of
Asuh Orang Tua Dengan Kenakalan Remaja Parenting Style To Juvenile Delinquency in
Pada Siswa SMK Cokroaminoto Kotamobagu. Sma X Kabupaten Pasaman (Peran Pola Asuh
1(1), 30–34. Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja
Al. Tridhonanto, B. A. (2014). Mengembangkan Pada Siswa Di Sma X Kabupaten Pasaman).
Pola Asuh Demokratis. PT Elex Media 1–10.
Komputindo. Syabira Ramdhania, D., & Sa’diyah, M. (2021).
Asri, K. P., & Nurmina, N. (2019). Kontribusi Pola Hubungan Pola Asuh Orangtua Dengan
Asuh Terhadap Perilaku Membolos Siswa Kenakalan Remaja Di Smk Yktb 2 Bogor.
Sma Pgri Dikota Padang. Jurnal Riset X(1), 2021.
Psikologi. Willis, S. (2017). Remaja dan Masalahnya. CV.
http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/ps Alfabet.
i/article/view/6351 World Health Organization. (2020). Youth violence.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Www.Who.Int. https://www.who.int/news-
Nasional. (2012). Pedoman Pengelolaan room/fact-sheets/detail/youth-violence
Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)

Anda mungkin juga menyukai