Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN KERJA PRAKTIK

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL OPERATOR MESIN PRESS


MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX DI PT. ADI SATRIA ABADI
YOGYAKARTA

Oleh

Restina

202105040

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA

September, 2023
i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Kerja Praktik (KP) ini dengan baik. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan mendukung dalam
pelaksanaan KP ini.

Laporan KP ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


program studi penulis di Prodi Teknik Industri Universitas Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta. Tujuan utama dari KP ini adalah untuk mengaplikasikan pengetahuan
dan keterampilan yang penulis peroleh selama masa perkuliahan dalam dunia
industri. Penulis juga berharap laporan ini dapat memberikan kontribusi positif
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang Industri.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak PT.Adi Satria Abadi
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan KP di PT
Adi Satria Abadi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing penulis, Ibu Cici Finansia atas bimbingan, arahan, dan dukungan
selama pelaksanaan KP. Selain itu, penulis tidak lupa berterima kasih kepada
teman-teman penulis yang selalu memberikan semangat dan dukungan, serta
kepada keluarga penulis yang selalu menjadi sumber inspirasi dalam menyelesaikan
studi ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan di
masa yang akan datang.

Akhir kata, semoga laporan KP ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya. Penulis berharap agar penulis dapat terus berkontribusi dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa mendatang.

Sleman, 24 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. i


KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2.Tujuan Pelaksanaan ....................................................................................... 1
1.2.1.Tujuan Umum ......................................................................................... 2
1.2.2.Tujuan Khusus ........................................................................................ 2
1.3.Tempat dan Alokasi Waktu ........................................................................... 2
1.4.Batasan Pelaksanaan ...................................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN LEMBAGA ............................................................................ 4
2.2.Organisasi Instansi Kerja Praktik .................................................................. 4
2.2.1.Profil Perusahaan .................................................................................... 4
2.2.2.Visi, Misi, dan Tujuan ............................................................................ 5
2.2.3.Struktur Organisasi ................................................................................. 5
2.2.4.Proses Produksi ....................................................................................... 7
2.2.5.Hasil Produksi ......................................................................................... 8
BAB 3 PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK ..................................................... 10
3.1. Waktu Pelaksanaan ................................................................................. 10
3.2. Tahapan MKP ......................................................................................... 10
BAB 4 HASIL ....................................................................................................... 14
4.1. Kegiatan Umum ..................................................................................... 14
4.2. Kegiatan Khusus ..................................................................................... 18
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 28
5.1. KESIMPULAN ...................................................................................... 28
5.2. SARAN .................................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 28
LAMPIRAN .......................................................................................................... 28

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi PT Adi Satria Abadi ........................................... 6


Gambar 2. 2 Alur Proses Produksi PT Adi Satria Abadi ........................................ 8
Gambar 2. 3 Sarung Tangan HBX-CUP ................................................................ 8
Gambar 2. 4 sarung tangan brigestone .................................................................... 9
Gambar 2. 5 Sarung Tangan Kirkland .................................................................... 9
Gambar 4.1 Grafik Indikator Beban Kerja .......................................................... 26
Gambar 4.1 Grafik Beban Kerja Operator Mesin Press ...................................... 26
Gambar 4.1 Grafik Beban Kerja Operator Mesin Press………………………….27

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Kegiatan Umum KP ......................................................................................... 14


Tabel 4.2 Rincian Kegiatan Umum KP................................................................. 15
Tabel 4.3 Indikator Beban Kerja Mental............................................................... 19
Tabel 4.4 Pengkategorian Penilaian Beban Kerja ................................................. 21
Tabel 4.5 Pembobotan Operator Mesin Press ....................................................... 21
Tabel 4.6 Hasil Pemberian Rating Pada Tiap Indikator ........................................ 22
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Nilai Indikator ......................................................... 25
Tabel 4.8 WWL Beban Kerja Operator Mesin Press ........................................... 23
Tabel 4.9 Interpretasi Hasil Nilai Skor ................................................................. 24

v
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PT. Adi Satria Abadi merupakan perusahaan industri yang bergerak di
bidang manufaktur berbahan dasar kulit dengan hasil produksi berupa lembaran
kulit dan sarung tangan golf. Banyaknya permintaan customer mengharuskan
PT. Adi Satria Abadi untuk menjaga kinerja karyawan agar target produksi
dapat tercapai. Tenaga kerja atau karyawan merupakan hal yang berpengaruh
dalam menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Pengelolaan tenaga kerja
yang baik akan menciptakan lingkungan kerja yang efektif sehingga kinerja
karyawan dapat optimal. Kinerja karyawan merupakan hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya
(Mangkunegara, 2009). Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan
aspek yang dibutuhkan oleh pekerja dalam melakukan pekerjaanya, mulai dari
kenyamanan, keselamatan serta sarana dan prasarana guna meningkatkan
kinerja karyawan dalam melaksanakan pekerjaanya.
Lingkungan kerja dan suasana kerja berpengaruh pada beban kerja mental
karyawan, beban kerja mental merupakan sebuah kombinasi antara faktor yang
terkait dengan lingkungan, kondisi operator, tuntutan kerja dan faktor waktu
(Purwaningsih, 2016). Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di PT.
Adi Satria memiliki kondisi lingkungan kerja yang belum cukup baik terutama
di area lingkungan operator mesin press. Hal ini dikarenakan suasana kerja yang
sangat bising,suhu ruangan yang sangat panas serta tuntutan kerja yang tinggi
seperti tuntutan waktu pengerjaan yang cepat serta kualitas produk yang tinggi.
Kondisi ini jika dibiarkan maka akan mengganggu kenyamanan dalam bekerja
dan memiliki risiko beban kerja mental yang tinggi pada karyawan.
Beban kerja mental dapat diukur berdasarkan persepsi subjektif responden
dengan menggunakan metode National Aeronautics and Space Administration
Task Load Index (NASA-TLX). Metode NASA-TLX merupakan suatu metode
pengukuran beban kerja mental secara subjektif dengan dua tahap pengukuran

1
yaitu perbandingan skala (Paired Comparison) dan pemberian rating terhadap
pekerjaan (Event Scoring) (Hakim, 2018.).

1.1.Tujuan Pelaksanaan

1.1.1. Tujuan Umum


Adapun tujuan umum pelaksanaan kerja praktik adalah sebagai berikut:
1. Menambah pengalaman dan pengetahuan praktis
2. Mengukur kemampuan penalaran dalam memahami, membahas, dan
menyelesaikan permasalahan nyata di lapangan
3. Memahami alur kerja serta komunikasi lingkungan kerja
4. Identifikasi potensi dan pengembangan diri dalam membangun karir di
dunia kerja.

1.1.2. Tujuan Khusus


Adapun tujuan khusus pelaksanaan kerja praktik adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis faktor yang dominan mempengaruhi beban kerja mental
operator mesin press
2. Menentukan tingkat beban kerja mental yang dirasakan oleh operator
mesin press menggunakan metode NASA-TLX
3. Memberikan rekomendasi untuk mengurangi beban kerja mental yang
dirasakan oleh pekerja.

1.2.Tempat dan Alokasi Waktu

Kegiatan kerja praktik ini dilaksanakan dalam kurun waktu 2 (dua) bulan
terhitung mulai tanggal 26 Juni sampai dengan 25 Agustus 2023. Waktu
pelaksanaan kerja praktik yaitu 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu yaitu
hari senin sampai dengan hari jumat dengan durasi kerja selama 8 jam mulai
pukul 08.00-16.30 WIB. Kegiatan kerja praktik ini dilaksanakan di PT.Adi
Satria Abadi yang beralamat di Sambisari, Purwomartani, Kec. Kalasan,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. PT Adi satria abadi
merupaakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang produksi sarung
tangan golf.

2
1.3. Batasan Pelaksanaan
Adapun batasan dalam pelaksanaan kerja praktik yaitu:
1. Kerja praktik dilaksanakan di PT Adi Satria Abadi Kalasan Yogyakarta.
2. Kerja praktik dilaksanakan selama 2 bulan terhitung mulai tanggal 26 Juni-
25 Agustus 2023
3. Kerja praktik dilaksanakan pada unit kerja bagian packing dan produksi
4. Kegiatan khusus dilaksanakan pada unit kerja produksi bagian cutting
5. Responden pada kegiatan khusus yaitu operator mesin press hidrolic

3
BAB 2
TINJAUAN LEMBAGA
2.1.Organisasi Instansi Kerja Praktik

2.1.1. Profil Perusahaan

PT. Adi Satria Abadi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang


pengolahan kulit. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1994 oleh 3 orang
yaitu Bapak Aji Subiyono, Bapak Diyono dan Ibu Defalikh dengan nama
awal perusahaan yaitu Adi Surya Abadi dan sekarang menjadi Adi Satria
Abadi. Lokasi awal perusahaan ini berada di gedung milik Departemen
Perindustrian yang berlokasi di Kompleks LIK Jalan Laksada Adisucipto
KM 8,5 Maguwoharjo, Yogyakarta. Pada awal tahun 1995, PT. Adi Satria
Abadi menggandeng CV. Bengawan Solo yang beralamatkan di Pucung
Sawit, Solo. Kemudian pada tahun 1996, PT. Adi Satria Abadi mulai
menjalin kerjasama dengan PT. Bromo Sakti yang berlamatkan di Jalan
Lomawu No. 62 Yogyakarta pada tahun 1997.

PT. Adi Satria Abadi menyadari bahwa terdapat sisa hasil produksi
berupa kulit yang sobek dan tidak dapat dijual dalam jumlah yang begitu
banyak. Maka pada tahun tersebut, muncul ide untuk mendirikan pabrik
sarung tangan kulit yang sasarannya untuk memanfaatkan kulit-kulit yang
sobek agar bisa dijual. Pemerintah Daerah Bantul menyediakan lokasi
untuk kompleks industri kulit yaitu di Dusun Banyakan, Kelurahan
Sitimulyo, Piyungan, Bantul. Kemudian pada tahun 2003, PT. Adi Satria
Abadi mulai melakukan proses produksi sendiri di tempat tersebut,
sedangkan divisi sarung tangan tetap dilakukan di Gedung Departemen
Perindustrian di Kompleks LIK Jalan Laksada Adisucipto KM 8,5
Maguwoharjo, Yogyakarta. PT. Adi Satria Abadi mempunyai dua divisi
yaitu divisi sarung tangan dan divisi kulit. Divisi sarung tangan berlokasi di
Kompleks LIK Jalan Laksada 34 Adisucipto KM 8,5 Maguwoharjo,
Yogyakarta. Kantor tersebut difungsikan sebagai kantor pusat yang juga
merupakan pusat manajemen jalannya produksi PT. Adi Satria Abadi,
khususnya untuk proses pembuatan sarung tangan. Sementara itu, divisi

4
kulit berlokasi di Banyakan, Sitimulyo, Piyungan, Bantul. Tempat tersebut
digunakan untuk proses pengolahan kulit dalam jumlah besar.

2.2.2. Visi, Misi, dan Tujuan


Dalam menjalankan fungsinya, PT. Adi Satria Abadi berpedoman pada
visi, misi, dan tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Visi, misi, dan tujuan
tersebut adalah sebagai berikut:

1. Visi:
Menjadi perusahaan penyamak kulit yang terbaik dalam hal produktifitas,
mutu, penyerahan, harga, keselamatan, moral, lingkungan dan
fleksibilitas.
2. Misi:
A. Memproduksi finished leather yang berkualitas dan mampu bersaing di
pasaran dunia.
B. Memjadikan perusahaan yang clean production.
C. Berwawasan sosial dan lingkungan yang sehat.
3. Tujuan
A. Memenuhi kebutuhan kulit sarung tangan dan barang jadi sarung tangan
ekspor dan dalam negeri
B. Membuka dan menyediakan lapangan kerja, sehingga mengurangi
tingkat pengangguran
C. Membuka dan menyediakan lapangan kerja, sehingga mengurangi
tingkat pengangguran
D. Meningkatkan devisa negara dari sektor non migas

2.2.3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT. Adi Satria Abadi di pimpin oleh seorang


direktur yang dibawahnya terdapat manager, kepala produksi, kepala
packing dan audit, kepala QC, dan kepala export dan import. Struktur
organisasi PT. Adi Satria Abadi ditunjukan pada gambar 2.1.

5
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT Adi Satria Abadi

6
2.2.4. Proses Produksi
Alur proses produksi pada PT. Adi Satria Abadi terdiri dari proses
cutting,PSP, sewing, quality control (QC), setrika dan packing. Adapun
gambaran alur proses produksi PT. Adi Satria Abadi ditunjukan pada
gambar 2.2.

Gambar 2.2. Peta Proses Produksi PT. Adi Satria Abadi

Proses produksi yang terdapat pada PT. Adi Satria Abadi terdiri dari
4 bagian utama, yaitu departemen potong (cutting), PSP dan jahit (sewing),
setrika (finishing), dan packing. Bagian potong (cutting) terdiri dari proses
aradachi, potong machi, seleksi I, sticker, press, lubang dan seleksi II.
Sedangkan untuk bagian sewing terdiri dari PSP (proses pengeleman),
penjahitan, serta quality control. Bahan baku utama yaitu kulit akan melalui
proses potong di bagian cutting kemudian tahap selanjutnya adalah proses
PSP yaitu proses persiapan sebelum masuk sewing. Pada proses ini aktivitas
yang dilakukan adalah pengeleman dan penempelan pola-pola jari dan
sticker penomoran. Proses ini masih dilakukan secara manual yaitu dengan
menggabungkan potongan kulit yang sudah dipola menggunakan lem agar
mudah dijahit. Setelah dilakukan pengeleman maka tahap selanjutnya
adalah masuk ke bagian sewing. Di bagian sewing merupakan tempat
dimana proses inti dalam pembuatan sarung tangan golf, yaitu dengan cara
menjahit setiap bagian dari sarung tangan. Setelah bagian sewing selesai
kemudian dilanjutkan ke bagian Quality Control (QC)

Setelah melalui beberapa proses pada bagian cutting dan sewing maka
tahap selanjutnya adalah proses finishing dan packing. Pada tahap ini
aktivitas yang dilakukan adalah menyetrika sarung tangan dengan cara

7
memasukkan pola besi yang dipanaskan dengan menggunakan setrika
ataupun dengan menggunakan alat uap. Hal ini dilakukan agar sarung
tangan akan tetap lentur saat dipakai dan juga memastikan agar produk
terlihat rapi dan bersih. Produk yang telah disetrika akan masuk pada bagian
packing tetapi dalam proses di bagian ini sarungan tangan akan tetap
diseleksi satu per satu untuk menjaga kualitas produk dengan cara inspeksi
pada bagian jahitan, size atau ukuran, dan material. Selanjutnya sarung
tangan golf yang lolos dari inspeksi akan dikelompokkan sesuai dengan
ukuran, jenis, dan jumlahnya. Kemudian sarung tangan akan dikirim ke
bagian setrika sebagai proses finishing dari sarung tangan. Sebelum sarung
tangan dikirim ke bagian packing, sarung tangan yang sudah di setrika akan
di seleksi kembali agar barang yang mengalami cacat dapat segera di
perbaiki di bagian permak. Untuk sarung tangan yang lolos seleksi quality
control selanjutnya di transfer ke bagian packing untuk proses pengemasan
dan pengiriman ke customers.

2.2.5. Hasil Produksi

Hasil produksi dari PT Adi Satria Abadi yaitu sarung tangan golf
dengan berbagai merk yang telah beredar di pasaran lokal maupun pasar
internasional seperti PUMA, Brigestone, Kirkland, Ignio, dan claway.
Contoh dari produk sarung tangan golf PT Adi Satria Abadi antara lain
seperti pada Gambar 2.3. , Gambar 2.4. dan Gambar 2.5.

Gambar 2.3. Sarung Tangan HBX-CUP

8
Gambar 2.4. sarung tangan brigestone

Gambar 2.5. Sarung Tangan Kirkland

9
BAB 3
PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK

3.1.Waktu Pelaksanaan
Tabel 3.1. alur waktu pelaksanaan MKP

NO Jenis Waktu pelaksanaan


Kegiatan Juni Juli Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1 Pencarian
tempat KP
2 Studi
literatur
3 Pembuatan
proposal
4 Pengajuan
surat
permohonan
dan proposal
KP kepada
Perusahaan
tempat KP
5 Pelaksanaan
KP dan
identifikasi
masalah
6 Pengumpulan
data
7 Analisis dan
pengolahan
data
8. Hasil dan
pembahasan
9 Kesimpulan
dan saran
10. Selesai

3.2.Tahapan MKP
Tahapan KP merupakan serangkaian proses yang dillakukan oleh praktikan
dalam pelaksanaan kerja praktik (KP). Alur tahapan KP ditunjukan pada
gambar 3.1.

10
Mulai

Pencarian Tempat
Magang

Studi Literatur

Pembuatan Proposal

Permohonan Surat
Magang

Pengajuan Pada
Pihak Perusahaan

Tidak
Disetujui?

Ya

Pelaksanaan Magang

Identifikasi
Permasalahan

Pengumpulan Data

Analisis dan
Pengolahan Data

Analisis dan
Pengolahan Data

Pembahasan dan
Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Alur Tahapan KP

11
1. Tahap pencarian tempat KP
Pada tahap ini, praktikan mengurus seluruh kebutuhan dan administrasi
yang diperlukan untuk mencari tempat KP yang tepat. Kegiatan ini
dilaksanakan pada minggu pertama hingga minggu kedua bulan Juni.
2. Studi literatur
Studi literatur dilakukan untuk mempelajari mengenai kegiatan khusus yang
akan dilakukan pada saat pelaksanaan kerja praktik kegiatan dimulai pada
minggu kedua hingga minggu ketiga bulan Juni.
3. Pembuatan proposal dan peembuatan surat permohonan KP.
Proses pembuatan proposal terdiri dari kegiatan penyusunan dan tahap
revisi pada dosen pembimbing kerja praktik. Surat permohonan KP
didapatkan dari pihak Prodi yang nantinya akan di sampaikan kepada pihak
Perusahaan tempat pelaksanaan KP. Kegiatan ini dilaksanakan pada minggu
ke-3 bulan Juni.
4. Tahap pelaksanaan
Praktikan melaksanakan kegiatan KP di PT. Adi Satria Abadi dan
ditempatkan pada divisi packing dan cutting. Praktikan melaksanakan KP
selama 2 (dua) bulan, terhitung dari tanggal 26 Juni-25 Agustus 2023.
Praktikan melakukan kegiatan KP dari hari Senin sampai hari Jumat, mulai
pukul 08.00 – 16.30 Lima menit sebelum jam masuk kerja digunakan
seluruh pegawai untuk doa bersama dan evaluasi kerja harian.
5. Tahapan perumusan masalah
merumuskan permasalahan yang terjadi di lapangan tempat KP untuk
melakukan studi kasus yang nantinya akan dilampirkan dalam laporan kerja
praktik.
6. Pengumpulan data
Mengumpulkan data terkait permasalahan yang terjadi dengan metode
kualitatif ataupun kuantitatif di lapangan tempat kerja praktik.
7. Analisis dan pengolahan data
Setelah mendapatkan semua data-data yang diperlukan untuk bahan
laporan, maka dilakukan analisis dan pengolahan terhadap data yang telah
di dapatkan sesuai dengan metode yang dipilih.

12
8. Hasil dan pembahasan
Setelah melakukan analisis dan pengolahan data maka didapatkan hasil
berupa data hasil analisis dan rekomendasi usulan perbaikan.
9. Kesimpulan dan saran
Menarik kesimpulan dari hasil analisis yang didapatkan kemudian
memberikan saran untuk peneliti selanjutnya.

13
BAB 4
HASIL

4.1.Kegiatan Umum
Kegiatan dilaksanakan di divisi packing dan divisi cutting PT.Adi Satria
Abadi, Adapun kegiatan yang dilaksanakan oleh praktikan adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.1. Kegiatan Umum KP
No Kegiatan Tempat BULAN
Juni Juli
W4 W1 W2 W3 W4
1 Polybag sarung Div
tangan Packing
2 Mengamplop Div
sarung tangan Packing
3 Membuat surat Div
jalan Packing
4 Memberi Tag Div
Size dan Harga Packing
pada sarung
tangan
5 Menghitung Div
jumlah setoran Packing
sarung tangan
dari bagian
produksi
6 Inspect sarung Div
tangan Produksi
No Kegiatan Tempat Agustus
W1 W2 W3 W4
1 Memberi Div
sticker pada Cutting

14
pola sarung
tangan
2 Menghitung Div
machi Cutting
3 Inspect pola Div
Cutting
4 Sosialisasi gizi Div
Cutting
1 Memberi Div
sticker pada Cutting
pola sarung
tangan

Adapun rincian kegiatan umum yang dilakukan di tempat kerja praktik


dijabarkan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Rincian Kegiatan Umum KP

Minggu
Tanggal Lokasi Kegiatan Jenis kegiatan Deskripsi kegiatan
ke

1 26 Juni-28 Divisi Packing Polybag sarung Memasukan sarung tangan dalam


Juni 2023 tangan polybag berdasarkan spesifikasi
yang telah di tentukan oleh
customer.

Mengamplop Memasukan sarung tangan ke dalam


sarung tangan amplop,kemudian amplop tersebut
dimasukan ke dalam innerbox yang
nantinya akan di packing kedalam
karton sesuai dengan jumlah order.
Mengecek kesesuaian.

15
Inspect Sarung tangan seperti label size dan
menghitung Kembali jumlah sarung
tangan sesuai dengan surat jalan dari
produksi.

2 3-7 Juli 2023 Divisi packing Memberi tag Memberi tag harga dan size sesuai
harga dan size dengan spesifikasi sarung tangan
pada sarung dengan bantuan alat Tag Gun.
tangan

Memasukan Memasukan sarung tangan dalam


sarung tangan polybag berdasarkan spesifikasi
dalam polybag yang telah di tentukan oleh
customer.

Mengamplop Memasukan sarung tangan ke


sarung tangan dalam amplop,kemudian amplop
tersebut dimasukan ke dalam
innerbox yang nantinya akan di pack
dalam karton sesuai dengan jumlah
order.

Menulis karton Menulis ukuran dan warna serta


tujuan pengiriman sarung tangan
pada karton sebelum export.

3 10-14 Juli Divisi Packing Membuat surat Membuat surat jalan pada karton
2023 jalan sebelum di export

16
Menulis karton Menulis ukuran dan warna serta
tujuan pengiriman sarung tangan
pada karton sebelum export.

4. 17-21 Juli Divisi Produksi Inspect Inspect sarung tangan yang reject
2023 dan dikembalikan oleh customer

5 24-28 Juli Divisi cutting Memberi Memberikan sticker nomor pada


2023 sticker nomor omo dan ibu jari pola kulit sebelum
pada pola kulit di press membentuk pola sarung
tangan .

Menghitung Menghitung jumlah machi sebanyak


Machi 75 pcs kemudian di satukan dengan
pola dan diserahkan kepada divisi
produksi.

6 1-4 Agustus Divisi cutting Menyeleksi Menyeleksi pola sarung tangan yang
2023 pola sarung sudah di press lalu diserahkan
tangan yang kepada administrasi bagian
sudah di press produksi.

Menghitung Menghitung jumlah machi sebanyak


Machi 75 pcs kemudian di satukan dengan
pola dan diserahkan kepada divisi
produksi.

Memberi Memberikan sticker nomor pada


sticker nomor omo dan ibu jari pola kulit sebelum
pada pola kulit di press membentuk pola sarung
tangan .

17
7 7-11 Agustus Divisi cutting Memberi Memberikan sticker nomor pada
2023 sticker nomor omo dan ibu jari pola kulit sebelum
pada pola kulit di pres membentuk pola sarung
tangan .

sosialisasi gizi Mengikuti sosialisasi gizi dari pihak


Rumah Sakit Islam PDHI
Yogyakarta.

8 14-18 Divisi Cutting Menyeleksi Menyeleksi pola sarung tangan yang


Agustus 2023 pola sarung sudah di press lalu di serahkan
tangan yang kepada administrasi bagian
sudah di press produksi.

Menghitung Menghitung jumlah machi sebanyak


Machi 75 pcs kemudian di satukan dengan
pola dan diserahkan kepada divisi
produksi.

Memberi Memberikan sticker nomor pada


sticker nomor omo dan ibu jari pola kulit sebelum
pada pola kulit di pres membentuk pola sarung
tangan .

9 21-25 Divisi Cutting Mengambil Mengambil data yang akan


Agustus 2023 data digunakan untuk studi kasus
mengenai beban kerja dengan
menyebar kuesioner.

4.2.Kegiatan Khusus
4.2.1 Metode Penelitian
Beban kerja mental pekerja dapat diukur secara subjektif berdasarkan
presepsi responden dengan menggunakan metode Nasa-Task Load Index
(NASA-TLX). Metode NASA-TLX merupakan metode untuk

18
mengidentifikasi sumber yang berkontribusi terhadap beban kerja mental
dan dianggap sebagai alat pemeringkat beban kerja mental global dan juga
menghilangkan sumber beban kerja yang tidak perlu secara eksperimental
(Hart, n.d.). NASA-TLX memiliki tingkat sensitivitas yang baik karena
pengukurannya ditinjau dari enam indikator dan menyeluruh (Cahyanie &
Herwanto, 2021) yang ditunjukan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Indikator Beban Kerja Mental


Deskripsi Penilaian Keterangan
Kebutuhan Rendah/Tinggi Seberapa besar aktivitas dan
mental/Mental perseptual yang dibutuhkan untuk
Demand (MD) melihat, mengingat dan mencari
apakar pekerjaan tersebut mudah
atau sulit untuk dikerjakan,
Seserhama atau kompleks,
memerlukan ketelitian atau tidak?
Kebutuhab fisik/ Rendah/Tinggi Seberapa banyak aktifitas fisik
phisycal demand yang dibutuhkan (mendorong,
(PD) menarik,mengontrol putaran)
apakah tugas tersebut mudah atau
sulit untuk dikerjakan, geraknya
cepat atau lambat, melelahkan atau
tidak?
Kebutuhan waktu/ Rendah/Tinggi Seberapa besar tekanan waktu yang
temporal demand diberikan untuk menyelesaikan
(TD) tugas? Apakah kecepatan kerja
anda lambat dan santai?
Performansi /Own Buruk/Bagus Seberapa besar keberhasilan
performance (OP) seseorang dalam pekerjaanya dan
seberapa puas dengan hasilnya?
Usaha /effort (EF) Rendah/Tinggi Seberapa keras anda harus bekerja
(secara mental dan fisik) untuk

19
mencapai tingkat performansi saat
ini?
Tingkat frustasi / Rendah/Tinggi Seberapa tingkat aman, tidak
frustration (FR) semangat, terganggu, stress dan
kedongkolan bila dibandingkan
dengan perasaan aman dan sntai
selama bekerja?

Menurut Diainty (2018) langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan


perhitungan untuk menentukan beban kerja mental dengan menggunakan NASA-
TLX adalah sebagai berikut:
1. Pembobotan hasil kuesioner
Pada proses pembobotan responden diminta untuk memberikan tanda centang
pada salah satu dari dua indikator yang lebih dominan menimbulkan beban
kerja mental terhadap pekerjaan yang dilakukan. Kuesioner berupa
perbandingan berpasangan yang terdiri dari 15 indikator perbandingan
berpasangan.
2. Pemberian rating
Pemberian rating oleh responden dengan cara memberi tanda silang terhadap
rating yang sesuai dengan yang dialami saat pekerja melakukan pekerjaannya
dengan skala 0-100 pada masing-masing indikator.
3. Perhitungan WWL
Nilai WWL merupakan nilai beban kerja yang dirasakan oleh pekerja dengan
penentuan skala tinggi atau rendah beban kerja mental berdasarkan
subjektifitas seseorang. Perhitungan WWL (Weighted Workload) bertujuan
untuk mendapatkan nilai dari beban kerja mental tiap faktor.
4. Pengkategorian penilaian beban kerja
beban kerja mental dalam teori NASA-TLX, Terdiri dari lima tingkatan yang
ditunjukan pada Tabel 4.4. menurut Dianty (2016)

20
Tabel 4.4. Pengkategorian Penilaian Beban Kerja
No Kategori Skala Interval
1 Sangat Rendah 0-20
2 Rendah 21-40
3 Sedang 41-60
4 Tinggi 61-80
5 Sangat Tinggi 81-100

4.2.2 Hasil Dan Pembahasan


1. Pembobotan hasil kuesioner
Penyebaran kuesioner dilakukan pada operator mesin press hidrolic
dengan total responden sebanyak 12 orang. Pada tahap pemberian bobot,
responden diminta untuk memilih salah satu dari dua indikator yang mereka
anggap dominan mempengaruhi beban kerja mental yang dirasakan saat
bekerja. Hasil pembobotan tersebut ditunjukan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Pembobotan Operator Mesin Press


Indikator
Nama
MD PD TD OP ER FR
Erwin S 3 3 4 2 3 0
Rochmat Nur H 3 4 5 1 0 2
Sukma Dewantoro 2 4 2 1 5 1
Heri Setiawan 2 1 5 1 4 2
Agus Suranto 2 4 5 1 0 2
Yuzaq Caesar 4 3 3 1 2 2
Muhammad Wahid 3 2 4 3 1 2
Suparida 3 1 3 4 2 2
Yulianto 3 2 1 4 3 2
Warsi 3 1 2 3 4 2
Indarti 3 1 1 4 4 2
Rohmadi 2 1 4 3 3 2

21
2. Pemberian rating
Pemberian rating merupakan tahap lanjutan setelah dilakukan
pembobotan. Pada tahap ini, responden akan memilih rating pada skala 0-
100 dengan cara memberi silang pada rating yang diberikan untuk masing-
masing indikator. Pemilihan nilai rating sesuai dengan beban kerja yang
dialami responden dalam melakukan pekerjaanya. Hasil pemberian rating
oleh responden ditunjukan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Hasil Pemberian Rating Pada Tiap Indikator

Indikator
Nama
MD PD TD OP EF FR
Erwin S 70 100 80 80 90 0
Rochmat Nur H 100 100 80 80 0 30
Sukma Dewantoro 60 90 50 80 90 60
Heri Setiawan 75 90 60 55 70 80
Agus Suranto 60 80 70 80 70 60
Yuzaq Caesar 70 80 160 80 80 50
Muhammad Wahid W 80 70 80 10 80 70
Suparida 70 80 70 80 80 70
Yulianto 70 90 40 80 90 60
Warsi 50 50 50 60 70 30
Indarti 50 50 40 70 80 50
Rohmadi 45 80 50 70 60 70

3. Perhitungan Weighted Workload (WWL).


Pada tahap perhitungan WWL, aspek bobot yang sudah didapatkan
kemudian dikali dengan nilai rating yang telah didapatkan dari hasil
kuesioner, kemudian dikali dengan 15 yang menandakan jumlah indikator
yang dibandingkan. Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan nilai dari beban
kerja tiap indikator serta mengetahui apakah pekerjaan dilakukan tergolong
dalam kategori beban kerja rendah, sedang atau berat.

22
Nilai WWL dapat didapat dengan rumus berikut ini:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟


WWL=
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛 ………(1)
Keterangan
WWL: weighted workload
Hasil perhitungan weighted workload pada operator mesin press ditunjukan
pada Tabel 4.7 .

Tabel 4.7. WWL Beban Kerja Operator Mesin Press


Nama Indikator Jml Nilai
MD PD TD OP EF FR WWL
Erwin S 210 300 320 160 270 0 1260 84
Rochmat Nur H 300 400 400 80 0 60 1240 82,67

Sukma Dewantoro 120 360 100 80 450 60 1170 78

Heri Setiawan 100 90 300 55 280 80 905 60,3

Agus Suranto 120 320 210 80 280 60 1070 71,3


Yuzaq Caesar 280 240 180 80 160 100 1040 69,3
Muhammad Wahid 240 140 320 300 80 140 1220 81,3
Suparida 210 80 210 320 160 140 1120 74,67
Yulianto 210 180 40 320 270 120 1140 76
Warsi 150 50 100 180 280 60 820 54,67
Indarti 150 50 40 280 320 100 940 62,67
Rohmadi 90 80 200 210 180 140 900 60
Total 2180 2290 2420 2145 2730 1060 12825 71,25
Rata -Rata 181, 6 190,8 201,7 178,7 227,5 88,33 181,6

Berdasarkan Tabel 4.7 didapatkan rata-rata nilai pada tiap indikator yaitu
mental demand (MD) sebesar 181,6, physical demand (PD) sebesar 190,8, temporal
demand (TD) sebesar 201,7, own performance (OP) sebesar 178,7 , effort (EF)
sebesar 227,5 dan frustration (FR) sebesar 88,33. Berdasarkan perhitungan
weighted workload pada Tabel 4.7 diketahui bahwa rata-rata beban kerja mental

23
yang di rasakan oleh operator mesin press di PT.Adi Satria Abadi yaitu sebesar
71.25 yaitu tergolong aktivitas yang memiliki beban kerja mental yang tinggi.
4. Interpretasi hasil nilai skor
Interpretasi hasil nilai skor didapatkan berdasarkan nilai WWL pada Tabel
4.7. Dari nilai WWL yang telah didapatkan, maka data tersebut digunakan untuk
mengkategorikan beban mental para pekerja. Hasil nilai beban kerja dari setiap
responden ditunjukan pada Tabel 4.8 interpretasi hasil nilai skor.

Tabel 4.8. Interpretasi Hasil Nilai Skor.


No Nama Nilai WWL Kategori
1 Erwin S 84 Sangat Tinggi
2 Rochmat Nur H 82,67 Sangat Tinggi
3 Muhammad Wahid Wajyu R 81,3 Sangat Tinggi
4 Sukma Dewantoro 78 Tinggi
5 Yulianto 76 Tinggi
6 Suparida 74,67 Tinggi
7 Agus Suranto 71,3 Tinggi
8 Yuzaq Caesar 69,3 Tinggi
9 Indarti 62,67 Tinggi
10 Heri Setiawan 60,3 Sedang
11 Rohmadi 60 Sedang
12 Warsi 54,67 Sedang

Berdasarkan Tabel 4.8. didapatkan bahwa dari jumlah 12 responden terdapat


3 orang memiliki kategori beban kerja mental sedang, 6 oang memiliki kategori
beban kerja mental tinggi dan 3 orang memiliki kategori beban kerja mental sangat
tinggi. rata-rata beban kerja mental yang di rasakan oleh operator mesin press di
PT.Adi Satria Abadi yaitu sebesar 71.25 yaitu tergolong aktivitas yang memiliki
beban kerja mental yang tinggi.

24
GRAFIK BEBKAN KERJA OPERATOR MESIN
PRESS
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

Gambar 4.1. Grafik Beban Kerja Operator Mesin Press


Berdasarkan Gambar 4.1 diketahui bahwa tingkat beban kerja mental yang
dirasakan oleh masing-masing operator mesin press berbeda-beda. Hal ini dapat
diakibatkan oleh beberapa faktor seperti faktor personal operator, pengalaman dan
kemampuan yang dirasakan oleh operator dalam menyelesaikan pekerjaanya.

GRAFIK BEBAN KERJA


3000

2500

2000

1500

1000

500

0
MD PD TD OP EF FR

Gambar. 4.2. Grafik beban kerja berdasarkan indikator

25
Berdasarkan Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa indikator yang paling
mempengaruhi beban kerja mental operator yaitu indikator effort dengan total skor
sebesar 2730 dan rata-rata sebesar 227,5 hal ini menunjukan bahwa effort
merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi beban kerja operator.
Indikator yang tertinggi kedua yaitu ttemporal demand dengan nilai skor sebesar
2420 dan rata-rata sebesar 201,7. Indikator yang tertinggi ketiga yaitu indikator
physical demand dengan total skor sebesar 2290 dan rata-rata sebesar 190,8.
Indikator yang tertinggi selanjutnya yaitu indikator mental demand dengan total
skor sebesar 2180 dan rata-rata sebesar 181,6. Indikator selanjutnya yaitu indikator
own performens dengan total skor sebesar 2145 dan rata-rata sebesar 178,7.
Indikator yang terakhir yaitu frustration dengan jumlah skor sebesar 1060 dan rata-
rata sebesr 88.33. berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa indikator
yang paling dominan mempengaruhi beban kerja mental operator mesin press yaitu
indikator effort (FR) indikator temporal demand (TD) dan indikator physical
demand (PD).
4.2.3 Diagram fishbone
Diagram fishbone berguna untuk mengetahui dan menentukan penyebab
yang timbul dari efek khusus yang kemudian dipisahkan dari akar permasalahan
dengan menyebutkan permasalahan yang terjadi (Widyahening, 2018). Penggunaan
diagram fishbone pada penelitian kali ini bertujuan untuk mencari akar
permasalahan dari tingginya beban kerja mental pada operator mesin press,
sehingga dapat diselesaikan langsung dari akar permasalahan. Berikut merupakan
diagram fishbone berdasarkan indikator yang dominan mempengaruhi beban kerja
operator menggunakan metode NASA-TLX.
Berdasarkan hasil perhitungan skor diketahui bahwa terdapat tiga indikator
yang paling berpengaruh terhadap beban kerja operator mesin press. Untuk
mengetahui penyebab dari tingginya skor tiga indikator tersebut, maka dibuat
fishbone diagram untuk mengatahui akar permasalahan yang terjadi.

26

Insert Text Here


Hasil harus
memiliki dengan
tingkat presisi
Effort
Temporal Demand yang tinggi

Sumber Memahami dan menjalani


Risikokecelaka
material Waktu Pengawasan instruksi dengan tepat. an tinggi
utama pengerjaan yang ketat oleh
Jumlah mesin dan
yang cepat atasan
SDM sedikit
Memerlukan
Target produksi
konsentrasi tinggi
tinggi
Pekerja tertekan

Beban
Kerja
Mengangkat dan Mental
memindahkan Bobot mesin
material yang berat
Kelelahan pekerja
Besarnya tenaga
yang dikeluarkan

Physical Demand

Gambar 4.3. Diagram Fishbone


Berdasarkan Gambar 4.3. mengenai diagram fishbone, terdapat 3 (tiga)
indikator yang dominan mempengaruhi beban kerja mental operator mesin press.
Ketiga indikator tersebut yaitu indikator effort (EF), temporal demand (TD) dan
physical demand (PD). Penyebab tingginya indikator effort adalah besarnya tuntutan
dari atasan terhadap operator untuk menyelesaikan pekerjan, dimana pekerja dituntut
untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan nya sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Terkadang hal tersebut dapat menimbulkan beban kerja mental yang tinggi apabila
pekerja sedang berada di dalam kondisi yang tidak termotivasi. Adanya tuntutan kepada
pekerja saat sedang berada pada kondisi tidak termotivasi, dapat menjadi kontra
produktif yang menurunkan tingkat produktivitas pekerja. Usaha lain yang dikeluarkan
yaitu memahami dan mengikuti instruksi kerja, operator mesin press harus memahami
dan mengikuti instruksi kerja dengan benar agar tidak terjadi kesalahan serta
menghasilkan hasil pemotongan yang berkualitas. Effort yang selanjutnya yaitu

27
meningkatkan fokus dan konsentrasi yang tinggi, operator mesin press harus fokus dan
konsentrasi dalam mengoperasikan mesin press agar tidak terjadi kecelakaan serta
kesalahan yang dapat mengahasilkan potongan yang cacat.
Penyebab tingginya indikator temporal demand adalah operator dituntut untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan waktu yang cepat dengan hasil potongan yang
berkualitas tinggi. Operator mesin press sering kali memiliki target produksi yang
tinggi. Hal ini dapat menimbulkan tekanan waktu yang besar, terutama jika operator
mesin press harus bekerja dengan mesin press yang berukuran besar dan berat. Selain
itu jumlah mesin yang sedikit akan mengahambat pekerjaan operator mesin sedangkan
mereka dituntut untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cepat, telebih lagi sebagian
besar kegiatan yang berada di lantai produksi bagian potong adalah menunggu dari hasil
pengerjaan operator mesin press.
Indikator yang ketiga yaitu physical demand (PD). Penyebab tingginya indikator
physical demand adalah besarnya usaha fisik yang dikeluarkan oleh operator pada saat
mengoprasikan mesin, hal ini disebabkan karena mesin yang digunakan memiliki bobot
yang berat. Besar usaha fisik lain yang dilakukan oleh operator yaitu mengangkat dan
memindahkan material atau komponen mesin yang menyebabkan operator cepat
mengalami kelelahan yang berujung pada beban kerja.
4.2.4 Usulan Perbaikan
Adapun alternatif usulan perbaikan yang berdasarkan diagram fishbone dan FGD (
forum group discussion) dengan manager, supervisor dan operator bagian cutting.
Usulan perbaikan dipertimbangkan berdasarkan indikator yang dominan
mempengaruhi beban kerja mental operator dari hasil pengukuran beban kerja mental
dengan metode NASA-TLX. Adapun usulan perbaikan yang deberikan yaitu:
a) Usulan perbaikan yang diberikan terkait indikator effort yaitu, memasang alat
peredam suara agar mengurangi suara bising yang berasal dari mesin dan memasang
alat peredam panas di atap lantai produlsi untuk mengurangi suhu panas yang dapat
mengganggu konsentrasi dan kenyamanan operator pada saat bekerja. Meningkatkan
motivasi pekerja dengan memberikan reward kepada karyawan disaat jumlah
orderan tinggi.
b) Usulan perbaikan yang diberikan untuk menanggulangi indikator temporal demand
yaitu, menambah jumlah mesin dan operator untuk menambah kapasitas produksi.
Dengan menambah jumlah mesin dan operator akan mempercepat proses
pemotongan dan mengurangi penumpukan.

28
c) Usulan perbaikan yang diberikan untuk menanggulangi indikator physical demand
yaitu memberikan makanan yang bergizi tinggi dan vitamin untuk menjaga
kesahatan dan kekuatan fisik operator. Menambah waktu istirahat untuk
mengembalikan stamina operator serta memberlakukan sistem shift kerja.

29
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.KESIMPULAN
1. Terdapat tiga faktor yang paling berpengaruh terhadap beban kerja mental
operator mesin press yaitu Effort ( EF) dengan nilai rata-rata WWL sebesar
227,5 , Temporal Demand (TD) dengan nilai rata-rata WWL sebesar 201,7,
dan Phisical Demand (PD) dengan nilai rata-rata WWL sebesar 190,8.
2. Tingkat beban kerja mental yang dirasakan oleh operator mesin press di PT
Adi Satria Abadi yaitu sebesar 71.25 yaitu tergolong aktivitas yang memiliki
beban kerja mental yang tinggi.
3. Rekomendasi perbaikan yang disaran untuk dilakukan oleh PT. Adi Satria
Abadi yaitu memasang alat peredam suara dan alat peredam panas di lantai
produksi, memberikan makanan bergizi tinggi dan vitamin kepada karyawan,
menambah jumlah mesin press serta memberlakukan sistem shift kerja.

5.2.SARAN

1. Mempertimbangkan faktor lain seperti, masalah ekonomi, kelompok usia,


jenis kelamin, latar belakang budaya, dan tingkat pengalaman dalam
menentukan tingkat beban kerja mental operator.
2. Menggunakan metode yang dapat merumuskan strategi perbaikan tingkat
beban kerja operator.

28
DAFTAR PUSTAKA

Cahyanie, R. A. (2022). Analisis Penilaian Beban Kerja Mental pada Pekerja


Assembly di PT. XYZ dengan Menggunakan Metode NASA-TLX. Jurnal Ilmiah
Wahana Pendidikan, 202-207.
Hakim. (2018.). Analisis Beban Kerja Fisik Dan Mental Menggunakan CVL Dan
NASA-TLX Pada Divisi Produksi Pt X. Karawang.
Hart, S. G. (2006). NASA-Task Load Index (NASA-TLX). Human Faktors and
Ergonomics Society 50th Annual Meeting, (pp. 904-908). .
Mangkunegara. (2009). Menejemen Sumberdaya Manusia. jounal industri, 3.
Purwaningsih, R. &. (2016). Analisis pengaruh temperatur lingkungan, berat badan
dan tingkat beban kerja terhadap denyut nadi pekerja ground handling
bandara. Jurnal Teknik Industri, 11(1), 15-20.
Simanjuntak, R. A. (2010). Analisis Beban Kerja Mental Dengan Metoda Nasa-
Task Load Index. Jurnal Teknologi Technoscientia, 078-086.

29
LAMPIRAN

30
1. Surat Keterangan Telag Melaksanakan KP di PT Adi Satria Abadi

31
2. Lampiran Form Penilaian

3. Lampiran KuesionerNASA-TLX

32
33
34
35
4. Dokumentasi

36
37
38

Anda mungkin juga menyukai