Anda di halaman 1dari 14

MODUL PROJEK

PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

Tema : Bangunlah Jiwa dan Raganya


Aktivitas 5 : Tujuan :
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi potensi diri
Publik Speaking dan Pidato sesuai kebutuhan di lingkungan dan bermasyarakat.
2. Peserta didik mampu menganilis potensi diri.
Waktu : 6 JP (6 x 40 menit) Persiapan :
Bahan : PPT, LKPD 1. Guru menyiapkan dan mempelajari materi tentang
Peran Guru : Narasumber, fasilitator “Menggali potensi diri”
2. Guru mempersiapkan LKPD Aktivitas
Dimensi profil pelajar pancasila : 5“Kontekstualisasi”
Bernalar kritis Pelaksanaan :
Sub elemen : 1. Guru memulai pembelajaran dengan menanyakan
Memperoleh dan memproses informasi beberapa pertanyaan pemantik :
dan gagasan a. Apa tugas MC?
b. Apakah penceramah itu juga pendongeng?
c. Coba sebutkan contoh musyawarah!
2. Peserta didik diberi kesempatan untuk
mengemukakan pendapat terkait pertanyaan
pemantik yang diberikan
3. Guru menayangkan slide materi “MC, Pendongeng
dan Musyawarah ‘’
4. Peserta didik mengerjakan LKPD aktivitas 5-1
5. Peserta didik mempresentasikan hasil pekerjaannya
di depan kelas, guru dan peserta didik lain
menanggapi.
6. Guru menayangkan film pendek terkait materi dan
meminta peserta didik menjawab pertanyaan di
LKPD aktivitas 5-2 berdasarkan film yang disimak.
7. Guru bersama peserta didik mendiskusikan hasil
pekerjaan peserta didik.
8. Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik
yang telah mempresentasikan hasil pekerjaannya
9. Diakhir pembelajaran guru bersama peserta didik
merefleksikan kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan dan memberikan penguatan terkait
materi yang diberikan.
Tugas :
Mengerjakan LKPD tentang “MC, Pendongeng,
penceramah dan Musyawarah”
Referensi Materi :
Pengertian MC (Master of Ceremony) dan Tips
Menjadi MC yang Baik (gramedia.com)

11 Cara Mendongeng yang Asyik dan Menyenangkan


(theasianparent.com)
A. Pengertian MC
Banyak istilah yang dipakai dalam menyebut MC. Dalam bahasa Jawa dikenal dengan istilah
pranatacara. Berbeda dalam bahasa Indonesia, MC dikenal dengan istilah pewara. Secara istilah
dalam kedua bahasa tersebut, MC memiliki pengertian yang sama. Mengutip dalam (KBBI,
2016) pewara memiliki pengertian yaitu pembawa acara dalam suatu upacara, pertemuan, dan
sebagainya.

Pengertian lain, MC adalah seseorang yang bertugas sebagai tuan rumah sekaligus menjadi
pemimpin acara dalam panggung pertunjukan, hiburan, pernikahan, dan acara-acara sejenisnya.
Biasanya MC membawakan narasi atau informasi di dalam suatu kegiatan atau acara yang
dibawakannya.
Bentuk kegiatan yang dibawakan MC umumnya yaitu memperkenalkan peserta, artis, atau
pembicara yang akan segera tampil di atas panggung, berdialog dengan penonton atau khalayak,
dan bentuk kegiatan MC secara utama yaitu menjaga tempo acara. Selain itu, dalam
membawakan acara tentunya agar peserta tidak bosan dengan acara yang diikuti, seorang MC
juga dituntut untuk membawakan lelucon atau hiburan ringan.

Istilah MC pertama kali digunakan di Inggris untuk menyebut orang yang paling bertanggung
jawab terhadap kelancaran sebuah acara yang mana sesuai dengan tugasnya yaitu berbicara
untuk menyampaikan rangkaian acara di depan umum.

Dengan begitu, pembawa acara dituntut untuk mengetahui berbagai hal yang berhubungan
dengan penggunaan bahasa, terutama bahasa lisan. Berbagai tips yang relevan dengan proses
yang dihadapi sejak awal hingga akhir juga bisa Grameds dapatkan pada buku Sukses Menjadi
MC Profesional, Positif, Kreatif, Inspiratif.

Pembawa Acara vs MC
Meskipun pada umumnya banyak dari seseorang menyamakan pengertian antara pembawa acara
dan master of ceremony, namun keduanya sebenarnya memiliki istilah yang berbeda. Pembawa
acara adalah seseorang yang bertugas mengutarakan acara demi acara.

MC adalah seseorang yang bertugas memandu acara dan bertanggung jawab atas kelancaran dan
suksesnya sebuah acara.

Dengan begitu, terlihat dari pengertiannya bahwa tugas MC lebih berat dibandingkan dengan
tugas pembawa acara karena MC tidak sekadar membaca susunan acara, tetapi juga harus dapat
memastikan bahwa acara yang dibawakannya berjalan dengan baik, lancar, dan sukses.

Dengan begitu tentunya persiapan yang dibawakan oleh seorang MC akan lebih kompleks. Agar
Grameds dapat mengasah kemampuan untuk memandu sebuah acara, buku Menjadi MC
Profesional & Ahli Pidato Bahasa Jawa juga bisa dijadikan referensi pembelajaran.

B. Tugas MC
Tugas seorang MC terbagi menjadi beberapa hal di antaranya adalah menyusun acara,
memeriksa persiapan, membawakan acara, mengendalikan waktu, dan memuaskan hadirin. Dari
beberapa tugas tersebut dapat dibagi lagi menjadi dua yaitu tugas seorang MC pada saat pra
acara dan tugas seorang MC pada saat acara.

1. Tugas saat pra acara


Dari beberapa tugas tersebut, terdapat tugas yang dilakukan oleh seorang MC sebelum dirinya
tampil untuk audiens tugas tersebut di antaranya yaitu menyusun acara dan memeriksa persiapan.
Menyusun acara merupakan tugas wajib yang dilakukan oleh seorang MC baik mereka yang
sudah terlatih atau terbiasa melakukan tugas tersebut karena adanya tugas persiapan ini
dilakukan agar seorang MC lebih tertata dan lebih siap.

Selain itu, memeriksa persiapan juga merupakan tugas wajib yang dilakukan oleh seorang MC
sebelum seorang MC membawakan acaranya. Tugas ini dilakukan oleh seorang MC dengan
tujuan untuk memastikan apakah segala sesuatunya sudah siap.

Persiapan tersebut dimulai dari tempat atau lokasi acara, meja kursi dan penataannya, sound
system yang mendukung acara, penataan panggung atau area berlangsungnya acara, pengisi-
pengisi acara, mengetahui jumlah tamu yang hadir, siapa saja yang akan menyambut, dan tugas-
tugas sejenisnya. Dengan memastikan tugas-tugas tersebut sudah terpenuhi, seorang MC dapat
dikatakan telah melakukan sebagian tugas dengan harapan acara yang dibawakannya lancar dan
sukses.

2. Tugas Saat Acara


Tugas yang dilakukan oleh seorang MC pada saat pelaksanaan acara adalah membawakan acara
demi acara sesuai waktu yang telah disusun, dalam hal ini seorang MC tentunya mampu
mengendalikan waktu yang telah disusun.

Seorang MC dalam hal ini tidak sekadar membacakan susunan acara, tetapi juga harus
memperhitungkan rencana waktu yang digunakan dengan tujuan rencana dan waktu yang telah
disusun dan dirancang tidak jauh dari perkiraan.

Selain itu, tujuan akhir dari seorang MC adalah memberikan pelayanan yang terbaik untuk
audiens dengan cara memberikan performa yang cakap dan sesuai dengan keinginan audiens.

Tugas seorang MC terbilang cukup berat. Seorang MC dituntut untuk memiliki kreativitas dan
mampu melakukan improvisasi. Kemampuan seseorang dalam membawakan acara
membutuhkan kreativitas dalam hal ini supaya dalam membawakan acara dapat menarik dan
mampu menyesuaikan dengan acara yang dibawakan.

Sedangkan improvisasi dibutuhkan supaya pada saat tampil tidak kebingungan saat
menyampaikan pembicaraannya, tidak senyap atau terkesan garing, dan tentunya supaya apa
yang disampaikan saling berkaitan.

Di sisi lain, seorang MC juga dituntut untuk mampu membaca situasi. Di mana seorang MC
tentunya harus sensitif dengan hal-hal yang terjadi. Contoh mudahnya yaitu ketika audiens atau
khalayak terlihat bosan, panik, suasana enggan mendukung, cuaca buruk, dan situasi lain yang
terjadi ketika acara berlangsung.

Dengan begitu, seorang MC harus mampu mengatasi dan mengambil keputusan terkait situasi
yang sedang terjadi. Seorang MC dapat mengatasinya dengan cara-cara mudah seperti
menenangkan audiens atau menyegarkan suasana untuk menutup acara.
Seorang MC yang baik dituntut untuk dapat membangun suasana sesuai dengan karakteristik
acara yang dibawakannya. Untuk dapat membangun suasana berarti dapat menciptakan suasana
yang sesuai dengan tema dan ciri khas acara tersebut.

Umumnya seorang MC sebelum membawakan acara, seorang MC harus meriset dan


mempelajari bagaimana jenis acara yang akan dibawakan. Misalnya dalam acara yang sifatnya
santai maka pembawaan seorang MC dan gaya pembawaan acaranya juga harus santai dalam hal
tersebut menyangkut beberapa aspek yakni seperti intonasi, pakaian, dan selingan yang berupa
gurauan.

Berbeda jika seorang MC membawakan acara yang sifatnya formal, tentunya gaya yang dipakai
jaga harus formal. Umumnya di dalam acara yang sifatnya formal, seorang MC tidak mungkin
untuk berdialog dengan audiens. Seorang MC harus berbicara sesuai teks yang dipersiapkan
sebelum tampil.

Berbeda dalam acara yang sifatnya santai, seorang MC tidak dilarang untuk berdialog dengan
audiens dan tentunya seorang MC akan lebih bebas berinteraksi dengan audiens. Tentunya
seorang MC perlu untuk lebih meriset kembali bagaimana acara yang akan dibawakan untuk
menghindari risiko pada saat membawakan acara seperti ketika seorang MC membawakan acara
dengan gaya bicara yang santai di acara yang bersifat formal.

Menjadi MC sendiri juga seringkali menjadi pekerjaan yang menjanjikan seperti halnya yang
dibahas pada buku Sukses Jadi MC: Profesional, Positif, Inspiratif yang juga memberikan
berbagai tips dan trik di dalamnya.

C. Syarat Menjadi MC
Adapun untuk menjadi seorang MC atau memilih profesi MC, terdapat persyaratan dan tugas
yang harus dipenuhi dan dipelajari. Mengutip dari (http://staff.uny.ac.id) sebuah makalah untuk
kegiatan pengabdian masyarakat yang disusun oleh Muslikhah Dwihartanti, untuk menjadi MC
seseorang dituntut untuk memiliki kreativitas dan kepribadian yang matang, dengan begitu
terdapat beberapa syarat yang harus dimiliki oleh seorang MC yaitu sebagai berikut.

1. Wawasan pengetahuan dan pengalaman yang luas.


2. Cerdas.
3. Memiliki rasa humor.
4. Memiliki kesabaran ketika dihadapkan audiens saat situasi kacau.
5. Imajinasi.
6. Antusiasme, rendah hati, dan bersahabat.
7. Memiliki kemampuan kerja sama.
Seperti yang dapat kita lihat di atas, untuk menjadi seorang MC yang baik pula juga memerlukan
berbagai hal dan bukan hanya asal berbicara. Pelajari caranya melalui buku Ekskusif Seni
Membawakan Pidato & MC.

C. Tips Menjadi MC Yang Baik


Terdapat 12 tips dasar yang dapat terapkan untuk seseorang akan menjadi MC yaitu:

1. Mudah memberikan senyum


Baik sudah sering menjadi MC atau baru memiliki ketertarikan dalam profesi MC, seorang MC
dituntut untuk tidak boleh pelit senyum. Berikan dan tunjukkan wajah yang ramah karena hal
tersebut menunjukkan bahwa kita sebagai MC dapat welcome dengan orang lain.

2. Percaya diri dan salurkan energi baik


Dengan kita siap dan percaya dengan apa yang akan kita sampaikan tentunya seorang MC akan
lebih bisa mengelola acara dengan baik dan akan lebih mudah dalam melakukan improvisasi.

3. Fokus dan konsentrasi


Baik seseorang yang sudah sering mendapatkan pengalaman menjadi MC atau baru memiliki
pengalaman menjadi MC, fokus dan konsentrasi menjadi kunci utama bagi seseorang yang
hendak tampil di depan umum.

Dengan memiliki fokus dan konsentrasi saat tampil menjadi MC tentunya akan lebih
mempermudah memberikan kelancaran saat bicara dan akan menghindari kebingungan atau
blank saat menyampaikan materi pada rangkaian acara yang akan diberikan.

4. Cakap dan memahami urutan acara


Pada sebuah acara, seorang MC akan dianggap telah menguasai setengah acara jika MC
cakap dan mampu menguasai urutan acara. Dengan begitu, seorang MC akan dapat
memperkirakan apa yang dikatakan dan dilakukan untuk selanjutnya.

5. Giat membaca
Memiliki konsistensi dalam membaca juga akan memberikan pengaruh positif bagi seorang MC.
Dengan memiliki bekal yang banyak melalui bacaan, seorang MC tentunya dapat memiliki
wawasan yang luas seorang MC dapat dengan mudah meleburkan pembicaraan dengan lawan
bicara,tamu, dan audiens.

Berbagai tips, petunjuk, serta tuntutan praktis yang harus dimiliki seorang MC juga bisa kamu
temukan pada buku karya Lies Aryati berjudul Panduan untuk Menjadi MC Profesional.

6. Mengenali audiens
Seorang MC tentunya juga harus dapat mengidentifikasi audiens yang hadir. Mengapa demikian?
Karena dengan memahami audiens yang hadir seorang MC dimungkinkan dapat menentukan
gaya bicara, bahasa, maupun memberikan intermezzo dan gurauan yang akan dilontarkan.

Dengan begitu, tentunya jangan sampai seorang MC menyampaikan sesuatu yang sukar
dipahami sama sekali oleh audiens.

7. Tepat waktu
Pada umumnya seorang MC yang hendak mengisi di suatu acara dituntut untuk datang dengan
tepat waktu. Tak hanya itu, tugas seorang MC untuk dirinya sendiri yaitu pandai dalam mengatur
waktu, karena memang tugas sebagai seorang MC berkaitan dengan pengaturan waktu yang
mana akan berpengaruh pada acara yang sedang dibawakannya, supaya acara yang
dibawakannya dapat berjalan dengan baik.

8. Merangkum isi pembicaraan


Supaya acara yang dibawakan oleh seorang MC dapat berjalan sesuai waktu yang telah
ditetapkan, alangkah lebih baiknya jika MC meringkas pembahasan yang disampaikan oleh
pembicara.
Hal tersebut dilakukan supaya terdapat kesan perhatian yang lebih. Menurut khalayak,
kesimpulan yang diberikan oleh seorang MC bisa dijadikan pengingat kembali, karena pesan
yang disampaikan berulang dapat berefek menguatkan ingatan terhadap pesan tersebut.

9. Perhatikan makanan yang dikonsumsi sebelum tampil


Terlihat sepele namun jangan dianggap remeh. Seorang MC sebaiknya memperhatikan apa yang
dikonsumsi sebelum tampil. Jangan sampai akibat-akibat kecil seperti salah makan dan minum
menyebabkan penampilan kita saat menyampaikan rangkaian acara terganggu.

Terlebih bisa jadi bukan seorang MC yang terganggu tapi juga audiens. Seperti contoh sebelum
tampil, seorang MC memakan makanan yang menyengat atau minum-minuman soda. Akibatnya
mulut akan menjadi bau dan dapat menimbulkan sendawa sehingga hal tersebut sangat
mengganggu dan menurunkan kepercayaan diri.

10. Hindari gerakan tubuh yang monoton


Gerakan tubuh atau bahasa tubuh yang tepat mampu menguatkan pesan yang akan disampaikan.
Namun melakukannya secara berulang-ulang dengan gerakan yang sama dapat memberikan
kesan yang monoton. Gerakan tubuh yang monoton tentu akan menjadikan pesan yang
disampaikan kabur dan mengganggu fokus audiens.

11. Mengendalikan diri


Mengendalikan diri dalam hal ini adalah mengendalikan kemampuan MC untuk mengontrol diri.
Seperti mengontrol bicara, mengontrol emosi, ataupun mengontrol gerakan-gerakan, dalam hal
ini misalnya jika membuat lelucon, jangan sampai seorang MC ikut tertawa terbahak-bahak
sehingga mengganggu audiens. Temukan berbagai tips dan trik lainnya menjadi seorang MC
yang baik pada buku Menjadi Ahli Pidato Dan Mc Itu Ada Seninya.

12. Rileks
Melakukan relaksasi dapat dilakukan oleh siapapun, terutama bagi orang yang akan tampil di
khalayak banyak orang. Dengan begitu, relaksasi tentunya juga dibutuhkan oleh seorang MC.

CERAMAH

Ceramah adalah penyampaian informasi secara lisan di depan umum. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) ceramah ialah pidato oleh seseorang di hadapan banyak pendengar,
mengenai suatu hal, pengetahuan, dan sebagainya.
Ceramah bertujuan untuk memberikan nasihat dan petunjuk. Pendengarnya pun bisa siapa saja,
tetapi umumnya pendengar dari ceramah bersifat spesifik karena dikelompokkan di tempat
tertentu sesuai topik yang akan dibahas. Misalnya, isi ceramah di sekolah membahas tentang
kenakalan-kenakalan remaja.

Struktur teks ceramah disusun mulai dari pengenalan isu, pernyataan argumen dan fakta hingga
penutup.

1. Pembuka, berisi pengenalan isu berupa deskripsi mengenai topik yang akan dibahas serta
pandangan dari pembicara.
2. Isi, berisi rangkaian argumen berupa penyampaian pendapat disertai dengan fakta-fakta yang
menjelaskan isu tertentu untuk memperkuat argumen pembicara.
3. Penutup berupa penegasan kembali atas pernyataan-pernyataan sebelumnya dan memuat
kesimpulan.
Unsur-Unsur Teks Ceramah
1. Penceramah
Penceramah adalah orang yang melakukan kegiatan ceramah. Untuk menjadi penceramah,
seseorang harus memiliki ilmu yang mumpuni terhadap materi yang diberikan kepada
pendengar.
2. Pendengar
Pendengar merupakan penerima nasihat-nasihat dari penceramah. Dalam hal ini, pendengar bisa
siapa saja tidak terbatas status sosial, umur, jenis kelamin, latar belakang, dan lain-lain.
3. Materi
Materi dalam teks ceramah berasal dari ajaran-ajaran agama. Akan tetapi, ceramah yang bagus
adalah ceramah yang mampu membuat pendengar tergugah dan terdorong untuk melakukan
nasihat-nasihat yang disampaikan oleh penceramah. Selain itu, materi hendaknya disusun secara
sistematis sehingga materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pendengar.
Metode Ceramah
Metode ceramah adalah cara-cara yang digunakan seorang penceramah untuk menyampaikan
materi.
Metode ceramah terbagi menjadi:

 Impromptu, yakni metode ceramah tanpa persiapan. Biasanya penceramah yang melakukan
metode ini sudah memiliki jam terbang berceramah yang cukup tinggi.
 Menghafal, yakni dilakukan dengan persiapan, kemudian menghafalnya.
 Membaca naskah, yakni melakukan ceramah dengan naskah lengkap.
 Ekstemporan, yakni metode ceramah yang menuliskan pokok-pokok pikiran sebagai catatan
pengingat.
5. Media Ceramah
Media ceramah adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan materi kepada pendengar.
Ceramah di zaman sekarang tidak hanya dilakukan di rumah ibadah, tetapi juga bisa di banyak
tempat. Adapun kegiatan ceramah bisa dilakukan secara langsung ataupun direkam sehingga
pendengar bisa melihat dari internet atau televisi.
Pendongeng adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan aktivitas membaca atau
menceritakan dongeng kepada orang lain. Seorang pendongeng harus memiliki beberapa
keahlian. Salah satunya pandai menarik minat pendengar dongeng yang biasanya merupakan
anak-anak. Menurut Ajeng Restiyani dalam buku Dongeng Profesi (2017), pendongeng bisa
membawakan cerita dongeng dengan tujuan untuk mendidik atau menghibur pendengarnya.
Apabila tujuannya mendidik, dongeng yang dibacakan haruslah mengandung pesan moral yang
sifatnya mendidik. Sedangkan jika tujuannya menghibur, dongeng yang diceritakan memuat
cerita lucu namun tetap mendidik.

Berikut penjelasannya yang dilansir dari buku Pengembangan Keterampilan Menulis untuk
Guru, Mahasiswa, Calon Guru, Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, Widyaiswara, Widyaprada,
dan Pengembang Teknologi Pembelajaran (2021) karya Syamsul Alam:
1. Memperhatikan kejelasan pengucapan atau pelafalan kalimat.
2. Menghayati karakter dongeng yang dibawakan.
3. Memperhatikan intonasi saat mendongeng.
4. Memposisikan diri dengan baik di tengah pendengar, seperti berdiri atau duduk saat
mendongeng

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Profesi Seorang
Pendongeng", Klik untuk
baca: https://www.kompas.com/skola/read/2021/10/21/131847669/mengenal-profesi-
seorang-pendongeng.

Persoalan metode memang bisa saja banyak sekali jenisnya.


Cara mendonngeng

Yakinkan Hati
Anda harus yakin bahwa Anda bisa mendongeng. Karena mendongeng dan bercerita adalah
suatu kegiatan yang sangat mudah untuk dilakukan. Siapapun bisa melakukannya, baik orang
tua, guru maupun anak-anak. Kalau orang lain bisa, maka Anda pun pasti juga bisa
melakukannya.

Kalau sekarang anda belum bisa bukan karena tidak bisa, tetapi anda hanya belum berlatih saja.
jika Anda sudah mulai berlatih, maka Anda akan menguasai tekniknya. Jadi sebelum masuk ke
metode, anda harus suka dan yakinkan diri bahwa Anda bisa.

Dapatkan Sumbernya
Tentu saja Anda butuh sumber cerita atau dongeng. Anda tidak mungkin bisa cerita kalau tidak
ada sumbernya. Sumber dongeng bisa kita dapatkan dengan mudah seperti dari setiap yang kita
lihat, kita dengar, dan kita lakukan. Berbeda dengan cerita harus berdasarkan sumber ayang
dapat dipercaya kebenarannya, seperti cerita/kisah yang bersumber dari Al-Quran atau dari buku-
buku hadist yang sahih.

Cara cepat dan paling efektif agar ide-ide itu mudah didapat seorang pendongeng (guru atau
orang tua) harus sering latihan, memerhatikan alam sekitar, dan membaca buku literatur
sebanyak mungkin. Tujuannya bukan hanya kita mampu mendongeng dengan baik, tapi juga isi
dongeng yang disampaikan bermanfaat.

Beri Kesan yang Kuat


Untuk menjadikan dongeng berkesan bagi anak-anak atau audiens, maka dalam mendongeng
perlu diperhatikan hal-hal yang mendukung sehingga dongeng lebih menarik. Dongeng dan
cerita/kisah yang baik tentu saja akan memberikan kesan yang baik kepada audiens, juga untuk
kesan yang menyampaikannya.

Beberapa persiapan mendongeng dalam berbagai tempat.

A. Mendongeng di Radio

Media memang akan menjadi suatu alat yang sangat dahsyat dalam menyampaikan dongeng.
salah satu media yang efektif untuk menyampaikan dongeng adalah radio. dengan radio, kita bisa
menyampaikan dongeng dengan dinikmati banyak orang.

Radio mudah dibawa kemana-mana sehingga bisa dinikmati di mobil, di rumah, atau di tempat-
tempat menyenangkan walaupun sikonnya sangat besar apabila di saat mendongeng kita
melakukan kesalahan. Untuk meminimalisasi kesalahan dongeng di radio, ada beberapa tips
yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut :

1. Siapkan sumber dan referensi

Agar dongeng bisa fokus, maka kita harus menyiapkan sumber atau referensi. sumber atau
referensi bisa dari buku, majalah, internet, dan sumber lainnya. Ini berfungsi sebagai panduan
apabila kita lupa cerita dan akan kita bawakan atau kita kurang menguasai materi.

2. Menguasai materi

Dengan menguasai materi cerita, maka orang tua, guru dan pendongeng akan mudah
mengimprovisasikan cerita. Misalnya, bagaimana suara tokoh orang yang baik dan orang yang
jahat, suara kucing dan anjing atau suara-suara yang disesuaikan dengan tokoh cerita sehingga
cerita akan lebih menarik dan pesan yang disampaikan akan cepat dan mudah diikuti oleh anak.

3. Mampu mengoperasikan komputer

Tidak semua radio ada ruangan khusus untuk operator sehingga pendongeng harus mampu
mengoperasikan komputer agar cerita yang dibawakannya mampu memberikan hiburan yang
menyegarkan dan tidak membuat pendengar jenuh. untuk memenuhi itu semua, maka
pendongeng harus menyiapkan beberapa sound effect, misalnya suara musik, suara binatang,
suara angin dan suara lainnya yang mendukung cerita yang dibawa agar tujuan dari cerita bisa
tercapai, yaitu menghibur, memberikan pesan-pesan yang baik, dan diharapkan pendengar
mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

4. Menguasai banyak suara

Suara sangat penting bagi pendongeng, terutama mendongeng di radio. Dengan banyak suara,
maka dongeng akan terasa lebih hidup, alur cerita akan mudah diikuti, dan pendengar akan
merasakan seolah-olah mendengarkan obrolan dalam kehidupan nyata.

B. Mendongeng di Televisi
Selain di radio, media televisi juga sangat efektif untuk menyampaikan dongeng dan cerita. di
Radio kita isa menyampaikan dengan dinikmati banyak orang, begitu juga di televisi. bahkan di
televisi, penonton bisa melihat langsung dimana pendongeng dan pencerita ketika beraksi. untuk
itu ada beberapa hal yang harus kita siapkan agar busa mendongeng dan bercerita di televisi
secara maksimal, yaitu sebagai berikut :

1. Kostum

Pemilihan kostum adalah hal yang paling penting ketika kita tampil di televisi karena penonton
akan melihat penampilan kita. kostum juga sangat berpengaruh terhadap lokasi shooting,
sebelum berangkat shooting, pastikan terlebih dahulu kostum apa saja yang harus kita siapkan
agar sesuai dengan yang diharapkan sutradara, nyaman ketika dikenakan dan indah dilihat
penonton.

2. Menguasai materi

Penguasaan materi cerita sangat penting, dimanapun dongeng dan cerita dilakukan, termasuk di
televisi. Tidak semua pendongeng mampu berimprovisasi dengan cepat da tepat sehingga
dibutuhkan latihan yang terus menerus.

3. Mengikuti instruksi sutradara

Sekalipun kita sudah terbiasa mendongeng dan bercerita, untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik ketika sedang shooting, maka kita harus konsultasi dengan sutradara atau penanggung
jawab acara. cerita yang biasa kita bawakan, apakah sudah sesuai dengan keinginan sutradara
atau belum.

4. Menguasai banyak suara

Suara sangat penting bagi pendongeng, termasuk mendongeng di televisi. sama halnya dengan
dongeng di radio, banyaknya suara sangat diperlukan sehingga dongeng akan terasa lebih hidup,
alur cerita akan mudah diikuti dan pendengar akan merasakan seolah-olah mendengarkan
obrolan dalam kehidupan nyata.

C. Mendongeng Indoor dan Outdoor (di dalam ruangan dan di luar ruangan)

Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan saat mendongeng dan bercerita di dalam gedung
antara lain sebagai berikut :

1. Posisi Audiens/Pendengar

Agar audiens dapat mendengarkan cerita dan dongeng dengan maksimal, maka pendongeng juga
harus mampu berinteraksi dengannya. untuk memudahkan pendongeng dan audiens berinteraksi,
sebaiknya posisi audiens dibuat setengah lingkaran (jika memungkinkan)

2. Sound System

Sebelum memulai dongeng atau cerita, sebaiknya pastikan bahwa sound system yang akan kita
gunakan mampu menjangkau seluruh audiens dengan baik. Sound system yang baik juga
membantu pendongeng dalam membawakan dongeng maksimal.
3. Kostum

Pemilihan kostum adalah hal yang paling penting karena audiens dalam melihat penampilan kita.
usahakan kostum yang dipakai sesuai dengan lokasi cerita.

4. Menguasai Materi

Sudah sewajarnya, dimanapun dongeng dan cerita disampaikan , materi harus dikuasai.

5. Menguasai banyak suara

Suara sangat penting bagi pendongeng, bahkan pendengar. Dongeng akan terasa lebih hidup, alur
cerita akan mudah diikuti, dan pendengar-pendengar akan merasakan seolah-olah mendengarkan
obrolan dalam kehidupan nyata, dengan banyaknya suara yang dikuasai pendongeng.

D. Mendongeng dengan Buku

Tidak ada batasan usia yang ketat mengenai kapan sebaiknya anak dapat mulai diberikan
dongeng, tapi kalau kita melihat sabda Rasulullah SAW tentang wajibnya menuntut ilmu. "
Menuntut ilmu wajib baik muslim laki-laki maupun perempuan dimulai dari buaian ibu sampai
liang lahat," sehingga kegiatan mendongeng juga bisa dilakukan semenjak anak-anak masih di
dalam kandungan. tentu saja dengan cerita-cerita atau kisah-kisah yang mengandung hikmah.

Ada beberapa tips mendongeng dengan menggunakan buku, antara lain sebagai berikut :

1. Diawali dengan doa

Dahulukan berdoa sebelum kita mulai mendongeng karena ini paling penting, sepintar apapun
kita mendongeng, tetap saja kita tidak boleh mengabaikan tentang yang hal ini. dengan berdoa
terlebih dahulu yakinlah bahwa insya Allah kita akan dimudahkan untuk mendongeng dan akan
memerikan manfaat untuk anak.

2. Buku yang sederhana

Buku yang sederhana tujuannya untuk memudahkan orang tua menguasai materi cerita.
sebaiknya buku yang digunakan adalah buku yang menceritakan tentang aktivitas sehari-hari
sehingga akan mudah dipelajari dan disampaikan kepada anak.

3. Buku bergambar

Dengan buku bergambar orang tua dapat sekaligus mengajarkan anaknya tentang warna-warna
yang ada dalam buku cerita

4. Menguasai materi cerita

Dengan menguasai materi cerita, maka orang tua akan muda untuk mengimprovisasikan isi cerita
sehingga cerita akan lebih menarik dan pesan yang disampaikan akan cepat dan mudah diikuti
oleh anak.
E. Mendongeng dengan Boneka

Alat peraga berupa boneka sangat cocok digunakan untuk anak-anak usia 2-4 tahun. karena anak
sesuai da ini lebih suka memerhatikan bonekanya atau perbedaan suara yang disampaikan
pendongeng ketimbang dia memerhatikan atau mengikuti alurnya

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika kita mendongeng dengan menggunakan boneka,
antara lain sebagai berikut :

1. Memilih boneka

Pilihlah boneka yang menarik dan sesuaikan dengan jumlah tokoh yang ada dalam cerita .
Usahakan antara boneka yang satu dengan yang ain berbeda. tujuannya untuk mengenalkan
kepada anak tentang karakter tokoh yang disesuaikan dengan perannya.

2. Memiliki suara yang berbeda

Dengan memiliki suara yang berbeda mendongeng dengan menggunakan boneka akan lebih
menarik dan dapat dinikmati anak-anak dengan baik

3. Diskusi

Ajak anak-anak untuk diskusi, baik dengan pendongeng maupun dengan boneka yang
dibawanya, sehingga cerita akan lebih hidup dan anak-anak akan merasakan ikut terlihat dalam
sebuah cerita.

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Tehnik Mendongeng dan Bercerita",
Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/neri41520/619caf0d02c50e1b9f79d1b2/tehnik-mendongeng-dan-
bercerita?lgn_method=google

Teknik Mendongeng

1. Bersikap tenang dan jangan gugup.


2. Pilihlah posisi senyaman mungkin.
3. Gunakan alat peraga yang telah disiapkan atau dengan gerakan tubuh agar
mewakili tokoh yang diceritakan. Bisa juga dengan memanfaatkan alat-alat
yang ada di sekitar, misalnya buku, pupen, dan sebagainya.
4. Selain menggunakan alat peraga, gerakan tubuh juga dapat dimaksimalkan
untuk menirukan tokoh sesuai dengan peristiwa yang sedang diceritakan.
5. Buatlah efek suara yang berbeda untuk masing-masing tokoh, misalnya
bagaimana suara tokoh si kancil, bagaimana suara tokoh si buaya, dan
sebagainya atau dengan menirukan suara, misalnya menirukan suara gajah,
harimau, dan sebagainya. Selain itu, kita juga harus memperhatikan keras dan
lembutnya suara.
6. Ekspresi harus sesuai dengan peristiwa atau kejadian yang diceritakan,
misalnya ekspresi senang, sedih, marah, dan sebagainya.
7. Jangan lupa untuk melibatkan anak-anak (audiens) agar mereka tidak bosan,
misalnya dengan mengajukan pertanyaan kepada mereka.
8. Durasi jangan terlalu lama.

Anda mungkin juga menyukai