Anda di halaman 1dari 72

Minggu ke 12 dan 13

ALIRAN FLUIDA DALAM


SALURAN TERBUKA
Topik
1. Pengertian saluran terbuka
2. Jenis saluran terbuka
3. Kecepatan aliran
4. Geometri saluran
5. Klasifikasi aliran
1. Pengertian Saluran Terbuka

Sumber: Max Planck Institut For Meteorology (1999)

Gambar 1. Siklus Hidrologi


Ditinjau dari mekanika aliran, terdapat dua
macam aliran yaitu aliran saluran tertutup
dan aliran saluran terbuka.

Perbedaan tersebut adalah pada keberadaan


permukaan bebas; aliran saluran terbuka
mempunyai permukaan bebas, sedang aliran
saluran tertutup tidak mempunyai permukaan
bebas karena air mengisi seluruh penampang
saluran.
Dengan demikian aliran saluran terbuka
mempunyai permukaan yang
berhubungan dengan atmosfer,
sedang aliran saluran tertutup tidak
mempunyai hubungan langsung dengan
tekanan atmosfer.
• Saluran terbuka: saluran di mana air mengalir
dengan muka air bebas.
Saluran tertutup

Saluran terbuka

Saluran tertutup di atas saluran terbuka


Saluran Terbuka dan Pipa
2. Jenis Saluran berdasar Pembuatannya

1. Saluran alam / natural channel


2. Saluran buatan / artificial channel
Saluran Alam
– Geometri saluran tidak teratur
– Material saluran bervariasi – kekasaran
berubah-ubah
– Lebih sulit memperoleh hasil yang akurat
dibandingkan dengan analisis aliran saluran
buatan.
– Perlu pembatasan masalah, bila tidak analisis
menjadi lebih kompleks (misal erosi dan
sedimen)
Saluran Alam (Natural)
Saluran Buatan
– Dibuat oleh manusia
– Contoh: Saluran irigasi, kanal, saluran
pelimpah, selokan, gorong-gorong dll
– Umumnya memiliki geometri saluran yang
tetap (tidak menyempit/melebar)
– Dibangun menggunakan beton, semen, besi
– Memiliki kekasaran yang dapat ditentukan
– Analisis saluran yang telah ditentukan
memberikan hasil yang relatif akurat
Saluran Buatan (Artificial)
Seperti yang harus diketahui, air mengalir
dari hulu ke hilir (kecuali ada gaya yang
menyebabkan aliran ke arah sebaliknya)
sampai mencapai suatu elevasi permukaan
air tertentu, misalnya:
• permukaan air di danau
• permukaan air di laut
Aliran tetap (steady flow) merupakan
salah satu jenis aliran; kata “tetap”
menunjukkan bahwa di seluruh analisis
aliran diambil asumsi bahwa debit alirannya
tetap.
Apabila aliran melalui saluran prismatis maka
kecepatan aliran V juga tetap, atau kecepatan
aliran tidak berubah menurut waktu.
3. Kecepatan Aliran
• Kecepatan aliran (V) merupakan parameter
yang penting dalam analisis aliran atau
perancangan saluran.
• Kecepatan aliran akan menentukan jenis
aliran apakah termasuk aliran:
– Laminer, transisi atau turbulen
– Subkritis, kritis, atau superkritis
Distribusi Kecepatan Aliran
• Bergantung banyak faktor antara lain
– Bentuk saluran
– Kekasaran dinding saluran
– Debit aliran
2,5
2,0
1.0

2,5
2,0
1.0
2,5
2,0
1.0

• Kecepatan minimum terjadi di dekat dinding batas, membesar


dengan jarak menuju permukaan
• Pada saluran dengan lebar 5-10 kali kedalaman, distribusi kecepatan
di sekitar bagian tengah saluran adalah sama.
• Dalam praktek saluran dianggap sangat lebar bila lebar > 10 x
kedalaman
Pengukuran kecepatan aliran
• Menggunakan current meter
– Baling-baling yang berputar karena adanya aliran
– Menggunakan hubungan antara kecepatan sudut dan
kecepatan aliran
• Semakin banyak titik pengukuran semakin baik
• Untuk keperluan praktis kecepatan rata-rata diukur
– pada 0,6 kali kedalaman dari muka air
– rerata kecepatan pada 0,2 dan 0,8 kali kedalaman
– 0,8-0,95 kecepatan di permukaan (biasa diambil 0,85)
Kecepatan maksimum terjadi pada antara 0,75-0,95 kali
kedalaman
Prinsip pengukuran dan hitungan debit suatu saluran
Distribusi kecepatan berdasar
kedalaman

Free surface flow One dimensional model


4. Geometri Saluran
• Kedalaman (y) - depth
• Ketinggian di atas datum (z) - stage
• Luas penampang A (area – cross section area)
• Keliling basah (P) – wetted perimeter
• Lebar permukaan (B) – surface perimeter
• Jari-jari hidrolis – (A/P) – rasio luas terhadap keliling
basah
• Rata-rata kedalaman hidrolis (D) – rasio luas terhadap
lebar permukaan
• Kemiringan saluran (So)
o Trapesium (saluran irigasi)
o Persegi panjang (drainase)
o Segi tiga (drainase)
o Parabola (drainase/irigasi)
o Lingkaran (gorong-gorong)

Gambar 1.4
Kedalaman aliran
Keliling Basah
Jari-jari hidroulik
Kedalaman hidroulik
Persamaan untuk saluran persegipanjang, trapezoidal,
dan lingkaran
Contoh
Hitunglah jari-jari hidraulik dari saluran dengan tampang
lintang berikut ini:

1,5 m 1
1,5 m 1,5 m
1,5

5,0 m 3,0 m 3,0 m


Penyelesaian
a) Luas tampang A = b h = 5,0 x 1,5 = 7,5 m2
Keliling basah P = b + 2h = 5,0 + 2 x 1,5 =8 m
Jari-jari hidraulik R = A  7,5
P 8
b) Luas tampang A = [B+(B+2mh)]0,5h
= [3+(3+2x1,5x1,5)]0,5x1,5
= (5+1x1)1 = 6 m2
Keliling basah : P = B + 2h = 5,0 + 2x1= 7,8284 m
A 6,0
Jari-jari hidraulis : R =  = 0,7664 m
P 7,8284
Mikrohidro
5. Klasifikasi Aliran
5.1. Aliran mantap

• Aliran yang terjadi jika di sembarang titik,


kecepatan partikel-partikel fluida yang
berurutan sama pada jangka waktu yang
berurutan
V P
0  0
t t

 0
t

Q
 0
t
5.2. Aliran merata
• Aliran yang besar dan arah kecepatannya tidak
berubah dari titik ke titik lain di dalam fluida

V y
0  0
s s

V
0
L

y
 0
L
5.3. Aliran mantap, merata
• Aliran yang meliputi 2 syarat :
1. Mantap : sifat-sifat alirannya di setiap titik
V
tidak berubah bersama waktu t
0

2. Merata : kedalaman, kemiringan, kecepatan


dan irisan penampangnya selalu tetap di atas
panjang saluran tertentu
V
0
L

y
0
L
5.4. Aliran laminer
• Aliran yang nilai RE <2000
1. Dalam Pipa
Vd Vd V 2r 0 
RE  atau 
 v v
2. Terbuka
V 4 R 
RE= Bilangan Reynold

RE 
V = Kecepatan rata-rata (m/dtk)
D = garis tengah pipa (m)
v V = kekentalan kinematik fluida (m2/dtk)
ρ = kerapatan massa fluida (kg/m3)
Μ = kekentalan mutlak (Pa dtk)
R = jari-jari hidraulik (m)
RUMUS CHEZY
• Untuk aliran mantap yang merata
V
V  C RS t
0

V
0
L
8g
C y
0
f L

• V = Kecepatan rata-rata (m/dtk)


• R = jari-jari hidraulik (m)
• C = m1/2 / dtk
• S = Kemiringan dari permukaan air
0.00155 1
23  
C S n
n  0.00155  Kutter
1  23  
R S 
1/ 6
R
C Manning
n n, m: faktor kekasaran
87
C
m Basin
1
R

 ft1 / 2  C 
C    42 log   Powel
 s   RE R 
DEBIT (Q)
• Untuk aliran mantap merata

A 2 / 3 1/ 2
Q  AV  R S
n
HEAD TURUN (hL)

 Vn 2 
hL   2 / 3    L
 R  

hL
S
L
DISTRIBUSI TEGAK DARI KECEPATAN
1. Aliran Laminer
gS  1 2 gS  1 2
v  yym  y  atau v   yym  y 
v  2    2 

gSym 2
gSym 2

V atau V 
3v 3
DISTRIBUSI TEGAK DARI KECEPATAN
2. Untuk Aliran Turbulen

0  y  0  y 
v  2.5 ln  atau v  5.75 log 
  y0    y0 
ENERGI SPESIFIK (E)
Energi per satuan berat (Nm/N) relatif
terhadap dasar saluran
v2
E  kedalaman  head kecepatan  y 
2g
Laju Aliran q per lebar saluran (q = Q/b)

2
 1  q 
E  y     atau q  2 g  y 2E  y 3 
 2 g  y 
KEDALAMAN KRITIS (yc)
q2 2 Vc 2
yc  3  Ec 
g 3 g
Vc Vc
Vc  gyc atau 1 NF  1 Aliran Kritis
gyc gyc

 NF > 1 = superkritis (aliran deras)

 NF < 1 = subkritis (aliran tenang)


ALIRAN KRITIS DI DALAM SALURAN BUKAN
SEGI EMPAT

2 3 2
Q Ac Q b'
 atau 3
1
2g b' gAc
 Dimana b’ = lebar permukaan air

Vc 2 Ac gAc
 atau Vc   gym
g b' b'

 Dimana Ac/b’ = kedalaman rata-rata ym


Contoh 1.3
• Dua pipa beton (C=55)harus mengalirkan aliran dari
sebuah saluran terbuka berpenampang setengah
bujursangkar yang lebarnya 1,83 m dan dalamnya
0,915 m (C=66). Kemiringan dari bangunan tersebut
adalah 0,00090
• a. Tentukan garis tengah dari pipa tersebut
• b. Cari kedalaman air dalam saluran segiempat
tersebut sesudah menjadi stabil, jika kemiringan
diubah menjadi 0,00160 dengan menggunakan C=66
5.5. Aliran tak merata
• Kedalaman aliran berubah di sepanjang
saluran terbuka y
0
L

• Aliran tak merata digolongkan menjadi :


1. Tenang
2. Deras
3. Kritis
 V 22   V 12 
  y2    y1 
 2g   2g  E 2  E 1 E1  E 2
L  
S0  S S0  S S  S0

2
 nVrata  rata 
2
Vrata  rata
S   atau 2
 Rrata  rata 
2/3
C Rrata  rata

y So  S

L V2 S0= kemiringan dasar saluran
1 S= Kemiringan gradien energi
gy
Energy Equation (Bernoulli’s)

elevation head
2 2
v p1 v p2
1
 y1  z1    y 2  z 2   h L,12
2
2g γ 2g γ
velocity head
Energy loss between
sections 1 and 2
pressure head
Open Channel Energy Equation

In open channel flow (as opposed to pipe flow)


the free water surface is exposed to the
atmosphere so that p/g is 0, leaving:

2 2
v v
1
 y1  z1   y 2  z 2  h L,12
2
2g 2g
v12
2g hL1-2

v 22
y1 2g

y2

z1
z2
Datum

1 2
Specific Energy
A
E
v2
2g

Datum and channel bottom


A

2
v
yE (Eqn. 4.6)
E is the specific energy.
2g
Specific Energy (cont.)

Section AA

q = vy Where q is the flow per unit width.

Eqn. 4.6 becomes:

q2
2
yE (Eqn. 4.8)
2gy
Critical Depth, yc
The depth of flow corresponding to the
minimum E is the critical depth, yc

yc  q g
3 2

or
v
1
gy c
Froude Number, F

is known as the Froude Number, F


v gy c

If F = 1, y = yc and flow is critical.


If F < 1, y > yc and flow is subcritical.
If F > 1, y < yc and flow is supercritical.
F is independent of the slope of the
channel, yc dependent only on Q.
Froude Number

v
F
gd h

For non-rectangular channels


dh is the hydraulic depth, defined as the area
divided by the top width, t. dh = A/t.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai