Anda di halaman 1dari 6

*5$9,7$6,

Jurnal Pendidikan Fisika dan Sains


Vol (2) No () Tahun 2019
https://ejurnalunsam.id/index.php/JPFS

Pengembangan Modul Lab Mandiri Roket Air Untuk


Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Motivasi Belajar Siswa
Pada Materi Hukum III Newton Di SMA Negeri 4 Langsa

Nurhaliza1, Muhammad Yakob 2, Rizky Nafaida3


Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Samudra
Jln. Kampus Meurandeh No. 1, Kecamatan Langsa Lama, Kota Langsa, Aceh
Email korespondensi: nurhaliza.lz31@gmail.com

Abstract
This research aims to increase the motivation of learning students and to find out how much improved the concept of
understanding on the development of a water rocket independent lab module in newton’s legal material at SMA Negeri
4 Langsa. The study uses two stage method, the first phase using a R&D method with the 4-D development model and
the second stage is an experimental research method with form one group pretest-postest design. The population on the
study is class X MIPA SMA Negeri 4 Langsaconsisting of classes with samples taken in a random class X MIPA 1.
The results of the study were a high motivation for the students after learning to use a water rocket independent lab
module as much 85 % and there is an increase in understanding the conceptof development of a water rocket
independent lab module on newton’s legal material III at SMA Negeri 4 Langsa. The sugestion for this research needs
to be improved from this research to be improvet from the module readability level in support of students understanding
of the material and students need more guidance from the teacher during the learning process.

Keywords: Module, understanding concept and learning motivation for student

A. PENDAHULUAN sangat memegang peranan penting dalam


Pendekatan secara keseluruhan pada membentuk kualitas sumber daya manusia
bidang pendidikan di Indonesia perlu adanya yang baik dengan cara memperoleh serta
perkembangan baik secara kebutuhan di mengolah data informasi tersebut. Dalam
tingkat lokal, nasional, maupun pembelajaran fisika perlu adanya
internasional. Sebagai mata pelajaran pemahaman konsep yang baik , karena untuk
disegala tingkat pendidikan di Indonesia, memahami konsep yang terbaru, diperlukan
pembelajaran IPA (Fisika) dengan melalui pemahaman konsep yang sebelumnya yang
perbaikan kurikulum, peningkatan kualitas telah mereka dapat. Sehingga pengetahuan
guru, pengadaan sarana prasarana yang didapatkan langsung oleh siswa
laboratorium, perpustakaan, serta evaluasi dibangun serta dibentuk berdasarkan dari
pembelajaran memberikan efek yang baik kejadian dan pengalaman belajar masing-
berupa peluang dalam perluasan masing siswa sesuai tahap perkembangan
kesempatan dapat belajar bagi siswa yang dan lingkungan sekitarnya dikehidupan
diutamakan pada tingkat dasar dan sehari-hari. Pembelajaran yang menerapkan
menengah. Pernyatan dan kondisi ini sesuai pengamalan langsung adalah proses
dengan Permendikbud No.1A Tahun 2013 pembelajaran yang memberikan kesempatan
tentang Implememtasi Kurikulum 2013, kepada siswa untuk membangun serta
menuntut penyediaan sumber belajar, menambahkan pengetahuan sains dengan
penyediaan alat dan sarana pembelajaran cara menemukan dan mengalami sendiri
yang memadai. secara langsung dikehidupan sehari-hari dan
Pembelajaran merupakan salah satu lingkungam sekitar.
bagian dari suatu proses pendidikan yang Pembelajaran Fisika di SMA/MA
1
merupakan salah satu cabang pelajaran sains menggunakan biaya yang mahal serta
yang bertujuan agar siswa mampu ramah lingkungan.
menguasai konsep-konsep fisika dan mampu Modul merupakan bahan ajar cetak
menerapkan sikap ilmiah untuk yang dirancang untuk dapat dipelajari
memecahkan masalah dalam kehidupan secara mandiri oleh siswa. Guru tidak
sehari-hari. Pembelajaran fisika lebih secara langsung memberi pelajaran atau
menekankan pada keterampilan proses sains, mengajarkan sesuatu kepada siswa dengan
sehingga siswa dapat menemukan fakta- tatap muka, tetapi cukup dengan modul
fakta, konsep-konsep, teori-teori, dan sikap berisi materi, metode, batasan - batasan, dan
ilmiah yang akan berpengaruh positif cara mengevaluasi yang dirancang secara
terhadap kemampuan siswa untuk sistematis dan menarik untuk mencapai
memecahkan masalah (Imastuti, 2016 : 2) kompetensi yang diharapkan tentunya
Dalam pembelajaran fisika perlu dengan karakteristik modul (Depdiknas,
adanya laboratorium. Di laboratorium, 2008).
siswa dan guru melakukan pembelajaran Menurut Nasution (1984 : 204)
berupa praktikum dan penelitian. Modul dapat dirumuskan sebagai : suatu
Laboratorium menjadi ruang lingkup dalam unit yang lengkap, berdiri sendiri dan terdiri
Standar Nasional Pendidikan yang atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang
berkaitan dengan kriteria minimal yang disusun untuk membantu siswa mencapai
diperlukan untuk menunjang proses sejumlah tujuan yang dirumuskan secara
pembelajaran termasuk teknologi dan khusus dan jelas. Ada kesamaan pendapat
komunikasi. Kondisi ini sesuai dengan bahwa modul merupakan suatu paket
Peraturan Pemerintahan No.19 tahun kurikulum yang disediakan untuk belajar
2005 tentang Standar Nasional. sendiri. Salah satu tujuan pengajaran modul
Pada kenyataan di SMA Negeri 4 ialah membuka kesempatan bagi siswa
Langsa berdasarkan hasil observasi untuk belajar menurut kecepatan masing-
langsung bersama salah satu guru fisika masing. Dianggap bahwa siswa tidak akan
yaitu Ibu Safrida, S.Pd di SMA Negeri 4 mencapai hasil yang sama dalam waktu
Langsa, pelaksanaan praktikum fisika di yang sama dan tidak sedia mempelajari
laboratorium sekolah tersebut kurang. sesuatu pada waktu yang sama. Tujuan
Adapun penyebabnya dikarenakan alat-alat yang kedua pengajaran modul juga
praktikum pada sekolah kurang lengkap memberi kesempatan bagi siswa untuk
sehingga hampir tidak adanya praktikum belajar menurut cara masing-masing, oleh
dalam pembelajaran fisika, terlebih lagi sebab itu mereka menggunakan teknik yang
siswa cenderung tidak aktif dalam berbeda-beda untuk memecahkan masalah
pembelajaran. Jadi kesimpulan yang tertentu berdasarkan latar belakang
diambil peneliti bahwa pembelajaran fisika pengetahuan dan kebiasaan masing-masing.
pada materi Hukum III Newton terutama Tujuan ketiga dari pengajaran modul ialah
pada praktikumnya hampir tidak ada memberi pilihan dari sejumlah besar topik
dikarenakan sarana dan prasarana untuk dalam rangka suatu mata pelajaran, mata
melakukan praktikum fisika tidak memadai kuliah, bidang studi atau disiplin bila kita
(kurang), oleh karena itulah guru mentiadai anggap bahwa pelajar tidak mempunyai
praktikum dan hanya memfokuskan pola minat yang sama atau motivasi yang
pembelajaran dengan mengajar dikelas sama untuk mencapai tujuan yang sama.
saja. Tujuan keempat ialah memberi kesempatan
Peneliti mengambil penelitian kepada siswa untuk mengenal kelebihan
berdasarkan latar belakang praktikum dan kekurangan dan memperbaiki
pembelajaran fisika pada materi Hukum III kelemahannya melalui modul remedial,
Newton di SMA Negeri 4 Langsa dengan ulangan-ulangan atau variasi dalam cara
merancang atau mengembangkan sebuah belajar.
modul lab mandiri untuk melakukan Modul lab yang akan dirancang berupa
praktikum fisika dengan menggunakan alat modul lab mandiri roket air. Prinsip kerja
praktikum sederhana yang dapat di jangkau roket air salah satunya adalah Hukum III
oleh siswa dengan mudah dan tidak Newton. Pada materi Hukum III Newton

2
perlu adanya penjelasan yang disajikan motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri
dengan praktikum, roket air sendiri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi
dimanfaatkan untuk percobaan dalam fisika dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
yaitu aksi reaksi antara dua buah benda penggerak didalam diri siswa yang
dengan berlawanan arah. menimbulkan kegiatan belajar, yang
Adapun tujuan yang ingin dicapai menjamin kelangsungan dari kegiatan
dari penelitian ini yaitu untuk belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
meningkatkan motivasi belajar siswa dalam oleh subjek belajar itu dapat tercapai
pengembangan modul lab mandiri roket air (Sadirman, 2010 : 75).
pada materi Hukum III Newton di SMA Menurut Sadirman (2010 : 75)
Negeri 4 Langsa dan Untuk mengetahui mengatakan : “Motivasi belajar adalah
seberapa besar peningkatan pemahaman faktor psikis yang bersifat non-intektual.
konsep dan motivasi belajar siswa pada Perannya yang khas adalah dalam hal
pengembangan modul lab mandiri roket air penumbuhan gairah, merasa senang dan
pada materi Hukum III Newton di SMA semangat untuk belajar. Siswa yang
Negeri 4 Langsa. memiliki motivasi yang kuat,akan
Menurut Mc.Donald (dalam mempunyai banyak energi untuk
Sadirman, 2010 : 73) mengatakan : melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar
“motivasi adalah perubahan energi dalam akan optimal kalau ada motivasi yang tepat.
diri seseorang yang ditandai dengan Dalam penelitian yang dilakukan
munculnya “feeling” dan didahului dengan (Syelfia Dewimarni tahun 2017:56)
tanggapan terhadap adanya tujuan”. Tujuan menyatakan bahwa dalam pelajaran
pengertian yang dikemukakan Mc. Donalad matematika masih ditemukan adanya siswa
ini mengandung tiga elemen penting. a) yang mengalami kesulitan dalam
Bahwa motivasi mengawali terjadinya pemahaman konsep. Banyak siswa yang
perubahan energi pada diri setiap individu hanya menghafalkan konsep dan tidak
manusia. b) Motivasi ditandai dengan memahami penyelesaian dengan benar.
munculnya, rasa /”feeling”, afeksi Karenanya hasil yang dicapai tidak
seseorang. c)Motivasi akan dirangsang memuaskan dan tidak maksimal (Fadzillah
karena adanya tujuan. & Wibowo, 2016). Hal ini sesuai dengan
Dengan ketiga elemen di atas, maka penelitian relevan yaitu oleh (Yolanda,
dapat dikatakan bahwa motivasi itu sesuatu Syuhendri, & Andriani, 2016) dalam hasil
yang kompleks. Media pembelajaran suatu penelitiannya yang menyatakan bahwa
bagian integral dari proses pembelajaran di pemahaman konsep siswa materi suhu dan
sekolah. Peran media sangat dibutuhkan kalor dinilai masih rendah dan terdapat
dalam pembelajaran sebagai salah satu alat miskonsepsi pada seluruh konsep yang
bantu dari penyalur pesan dari pemberi diujikan.
pesan (guru) ke penerima pesan (peserta Roket merupakan kajian fisika yang
didik). Salah satu pemanfaatan media selalu menarik untuk dibahas.
pembelajaran yang digunakan sebagai Pengembangan roket ruang angkasa diawali
perantara pembelajaran fisika yaitu modul. dengan pendekatan roket-roket sederhana
Modul efektif digunakan karena melibatkan yang telah dikembangkan sebelumnya,
siswa secara aktif dalam melakukan seperti roket air. Prinsip dasar penggunaan
pembelajaran fisika. Dengan menggunakan roket air ialah dengan mengeluarkan
modul juga menciptakan proses belajar bagi sejumlah volume air dari nozzle roket yang
siswa secara mandiri (Yunieka Putri : 2015) juga diartikan perbedaan tekanan udara
Motivasi dapat juga dikatakan sebagai suplai energi untuk roket (Nelson,
serangkaian usaha untuk menyediakan 1976).
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang Jika melihat deskripsi semua variabel fisika
mau dan ingin melakukan sesuatu, dan ia yang terlibat pada gerak roket air cukup
bila tidak suka, maka akan berusaha untuk kompleks dan telah digunakan dalam
meniadakan atau mengelakkan perasaan beberapa dekade untuk mengispirasi siswa
tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dalam mempelajari ilmu fisika dan
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi terapannya (Gowdy, 1995) dan Kian (2014).

3
Roket air bekerja berdasarkan prinsip sampel serta pelaksanaan penelitian di satu
dari hukum III Newton. Bunyi Hukum III kelas. Penelitian ini menggunakan 2 dua
Newton dalam Giancoli (2001 : 97) yaitu “ tahap metode, tahap pertama penelitian
Ketika memberikan gaya pada benda kedua, menggunakan metode Research and
maka benda kedua tersebut memberikan Development atau R & D dengan model
gaya yang sama besar tetapi berlawanan pengembangan yang digunakan adalah 4-D
arah terhadap benda yang pertama”. Hukum Thiagarajan et al (1974). Langkah-
ini dinyatakan juga sebagai “setiap aksi ada langkahnya meliputi : Define, Design,
reaksi yang sama dan berlawanan arah”. Development, dan Disseminate yang
Satu cara agar tetap jelas mengenai gaya apa disesuaikan dalam penelitian ini sehingga
yang bekerja pada benda yang mana adalah model pengembangan ini bertujuan
dengan menggunakan indeks ganda. Sebagai menghasilkan bahan ajar modul Roket air
contoh, gaya yang diberikan pada Orang (Sumber: Adaptasi Setyosari &Effendi,1991
oleh Lantai (FOL) dan gaya yang diberikan dalam Setyoko, Rohman, F dan Suwono,
pada Lantai oleh Orang (FLO). Sebelum H, 2017)
roket diluncurkan, roket air harus diisi air Pada penelitian R&D analisis data
dan udara bertekanan. Jika udara di dalam pengembangan modul dan motivasi siswa
roket sudah bertekanan tinggi maka lepas dilakukan berdasarkan hasil perolehan skor
roket maka otomatis roket terbang sehingga dari lembar validasi angket, dalam bentuk
udara dan air yang ada di dalam roket akan persentase dengan rumus:
tersembur keluar. Saat udara dan air
 xi
tersembur keluar inilah roket memberikan p 100%
gaya dorong ke bawah (gaya aksi). Gaya aksi x
(F aksi) = gaya yang diberikan oleh air dan Keterangan:
udara pada benda dibawahnya (udara). Saat P = Persentase penilaian
udara yang ada di bawah roket air diberi ∑x = Jumlah jawaban dari validator
gaya aksi maka udara akan membalas respon
∑xi = Jumlah jawaban tertinggi
dengan gaya reaksi yang besarnya sama
(Sumber: Setyoko et al , 2017)
tetapi arahnya berlawanan yaitu ke atas.
Gaya reaksi (F reaksi) = gaya yang diberikan
Tahap kedua penelitian
oleh udara (yang ada di bawah roket)
menggunakan metode penelitian
terhadap air dan udara yang keluar dari
eksperimental yaitu dengan bentuk One
mulut roket. Karena gaya reaksi inilah yang
Group Pretest-Posttest design. Dengan
menyebabkan roket terdorong keatas dan
desain tersebut, dalam penelitian ini
akhirnya terbang.
terdapat satu kelas dipilih secara random.
B. METODE PENELITIAN Kelas tersebut adalah kelas ekperimen X
Penelitian ini dilakukan dari tanggal MIPA 1 pertama diberi treatment atau
07 Februari sampai dengan 08 Maret tahun perlakuan. Pada kelas X MIPA 1
2019 di SMA Negeri 4 Langsa. Variabel menggunakan Modul Roket Air.
bebas adalah variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau C. HASIL DAN PEMBAHASAN
timbulnya variabel dependen (terikat). Pada Berdasarkan hasil pengolahan data
penelitian ini variabel bebasnya adalah diperoleh nilai rata-rata postest kelas X
Modul Lab Mandiri roket Air dan variabel MIPA 1 (kelas eksperimen) adalah 76,94
terikat adalah variabel yang mempengaruhi dengan simpangam baku 11,02 maka
atau yang menjadi akibat karena adanya normalitas untuk kelompok eksperimen
variabel bebas. dapat dilihat pada tabel sebagai berikut
Pada penelitian ini variabel
terikatnya adalah peningkatan pemahaman Tabel 1. Uji Normalitas Kelas Eksperimen X
konsep dan motivasi belajar siswa. MIPA 1
Penelitian ini dimulai dari observasi,
pengambilan data untuk populasi dan

4
Maka normalitas untuk kelompok Tabel 2. Hasil Angket Penilaian Modul
eksperimen berarti x2hitung < x2tabel yaitu 2,48
No Penilai Persentase Kriteria
Kelas Batas Z Batas Luas Freku Freku Validator Validasi
Interval Kelas Skor Luas Daera ensi (Oi) 1 Dona 47,73% Cukup
Daera h (Ei) Mustika, baik/cukup
h
S.Pd.,M.P valid/sediki
49,5 -2,49 0,0064
fis t revisi
50 –56 0,0258 0,49 1
2 Safrida, 95,45% Sangat
56,5 -1,85 0,0322
57 –63 0,0809 1,53 2 S.Pd baik/ sangat
63,5 -1,21 0,1131 valid/tanpa
64 –70 0,1679 3,19 3 revisi
70,5 -0,58 0,2810
71 –77 0,1991 3,78 0
77,5 -0,05 0,4801
78 –84 0,2716 5,16 8 Berdasarkan sebaran angket yang
84,5 0,68 0,7517 diberikan kepada siswa, diketahui bahwa
85 – 91 0,169 3,21 5 siswa memberikan tanggapan positif (baik)
92,5 1,41 0,9207
terhadap pembelajaran menggunakan
< 7,81 maka dapat dikatakan bahwa data
modul lab mandiri roket air dengan
dari populasi terdistribusi normal.
persentase 85,77%. Siswa menunjukkan
Berdasarkan hasil penelitian, nilai t hitung
perasaan senang dan setuju terhadap fisika
yang diperoleh adalah 25,69. Kemudian
melalui pembelajaran menggunakan bahan
dilanjutkan mencari t tabel pada tabel
ajar modul mandiri, siswa tertarik untuk
distribusi t, diperoleh nilai t tabel = 2,028.
melakukan percobaan praktikum
Sesuai dengan kriteria pengujian, bila t
menggunakan roket air dan siswa
hitung ≥ t tabel, maka Ha diterima.
menunjukkan kesungguhan dalam
Ternyata t hitung ≥ t tabel, maka Ha
melakukan praktikum Hukum III Newton
diterima. Dengan demikian terdapat
dengan menggunakan bahan ajar modul lab
peningkatan pemahaman konsep belajar
mandiri roket air.
siswa yang menggunakan modul lab
Tanggapan positif yang
mandiri roket air pada materi Hukum III
dikemukakan oleh siswa menunjukkan
Newton. Dimana Peningkatan pemahaman
bahwa modul lab mandiri ini memberikan
konsep melalui pembelajaran menggunakan
kemudahan kepada siswa untuk
bahan ajar modul lab mandiri merupakan
mempelajari suatu materi dan memahami
implikasi dari pembelajaran yang
suatu konsep materi fisika secara mandiri
menekankan pendekatan kontekstual,
ataupun dalam kelompok menurut
dimana contoh dan penjelasan konsep
kecepatan belajar masing-masing.
Hukum III Newton di jelaskan dalam
Selain itu dalam pembelajaran
pengaplikasian roket air sehingga lebih
dengan modul ini, peran guru adalah
mudah dimengerti siswa.
sebagai fasilitator yang membimbing siswa
Hasil analisis terhadap angket
untuk menggali pemahaman yang lebih
penilaian modul oleh dosen fisika dan guru
mendalam dan mendukung inisiatif siswa,
fisika menunjukkan modul telah layak untuk
tetapi tidak memberikan ceramah pada
digunakan di lapangan dengan perlu revisi
konsep yang berhubungan langsung dengan
seperlunya sesuai catatan yang telah
masalah esensial yang dipecahkan dan juga
diberikan. Hasilnya dapat dilihat pada tabel
tidak mengarahkan atau memberikan
sebagai berikut.
penyelesaian yang mudah bagi siswa. Hal
ini menjadikan siswa mengerahkan seluruh
kemampuan yang dimilikinya untuk
menyelesaikan kesulitan yang dihadapi dan
melatih siswa untuk memiliki minat yang
tinggi sebagaimana yang dinyatakan
Sadirman dalam Rizky Nafaida,2015 : 48)
tentang idikator seseorang memiliki minat
yang tinggi.

5
D. KESIMPULAN Pendekatan Saintek. Jurnal. Jakarta :
Berdasarkan hasil penelitian yang Universitas Negeri Jakarta. Vol 4.
diperoleh, kesimpulan yang dapat diambil
adalah adanya peningkatan pemahaman Republik Indonesia. 2005. Undang – undang No
19 Tahun 2005 tentang Standar
konsep dan motivasi belajar siswa dengan
Nasional. Jakarta : Sekretariat Negara.
pengembangan modul lab mandiri roket air
pada materi Hukum III Newton di SMA Setyoko, Rohman, F dan Suwono, H. 2017.
Negeri 4 Langsa, adanya motivasi yang Pengembangan Modul Ekologi Hewan
tinggi bagi siswa setelah melakukan Komunitas Makrozoobentos di
pembelajaran menggunakan modul lab Perguruaan Tinggi. Jurnal Pendidikan
mandiri roket air sebanyak 85,77% dan Biologi Indonesia. 3 (1), p. 80-87.
tingkat keterlaksanaan pembelajaran dengan Available at
bahan ajar modul adalah sangat baik yaitu http://ejournal.umm.ac.id/index.php
siswa mengikuti seluruh tahapan /jpbi
pembelajaran yang diminta dalam modul.

E. DAFTAR PUSTAKA
Dewimarni Syelfia, 2017. Analisis Kemampuan
Komunikasi Dan Pemahaman Konsep
Aljabar Linier Pada Mahasiswa
Universitas Putra Indonesia ‘YPTK’
Padang. Jurnal Pendidikan
Matematika. Padang : UPI YPTK
Padang.Vol 8 No 1, Hlm : 53-62.

Dul Sudi, Hudha Nur, Rismawati Yuni. 2017.


Pengembangan Modul Pembelajaran
Fisika Berbasis Problem Based
Learning untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah
Fisika. Jurnal. Jawa Timur : Program
Studi Pendidikan Fisika, Universitas
Kanjuruhan Malang.

Giancoli Douglas. 2001. Fisika Edisi Kelima


Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Imastuti. 2016. Pemanfaatan Laboratorium


Dalam Pembelajaran Fisika
SMA/MA Se-Kota Salatiga. Tesis.
Semarang : Universitas Negeri
Semarang.

Kementerian Pendidikan dan kebudayaan. 2012.


Dukumen Kurikulum 2013. (online),
(http://kangmartho.com.,diakses 18
Februari 2018)

Nafaida Rizky. 2015. Pengembangan Modul


Berbasis Phet Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan Motivasi
Belajar Sswa Pada Materi Pembiasan
Cahaya. Tesis Magister. Banda Aceh :
Universitas Syiah Kuala. (Tidak Di
Publikasikan).

Putri Yunieka, dkk. 2015. Pengembangan Modul


Pembelajaran Sisika Dengan

Anda mungkin juga menyukai