MAKALAH - Landasan Aksiologis Pancasila
MAKALAH - Landasan Aksiologis Pancasila
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4
Dosen Pengampu:
Zainuddin, S.H, M.E
Dan dalam penyusunan makalah ini saya sadar bahwa masih banyak
kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu saya mengharapkan keritikan positif,
sehingga bisa diperbaiki dan dapat membawa manfaat untuk pembaca.
Akhir kata, kami menerima saran dan kritik dari pembaca makalah agar kami
bisa memperbaiki untuk kedepannya yang lebih baik.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
C. Tujuan ........................................................................................................2
A. Kesimpulan ..............................................................................................17
B. Saran.........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila merupakan landasan bagi segenap bangsa Indonesia, baik sebagai
pedoman dalam memperjuangkan kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu kehidupan
berbangsa, serta sebagai pandangan hidup untuk kehudupan manusia seharii-hari.
Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa di antara tokoh perumus Pancasila itu ialah Mr.
Muhammad Yamin, Prof. Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Pancasila sebagai dasar
falsafah Negara Indonesia yang harus diketahui oleh seluruh warga Negara Indonesia
agar menghormati, menghargai, menjaga dan menjalankan apa-apa yang telah
dilakukan oleh para pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia ini,
sehingga baik golongan muda ataupun golongan tua tetep meyakini Pancasila sebagai
dasar Negara Indonesia tanpa adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan
kesatuan bangsa dan Negara Indonesia.
Pancasila adalah dasar negara dan filsafat hidup bangsa Indonesia. Kata
"Pancasila" berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti "lima prinsip" atau "lima
dasar." Konsep ini diperkenalkan oleh Bung Karno, Soekarni, dan rekan-rekan
proklamator Indonesia dalam upaya membangun fondasi moral dan etika bagi
negara yang baru merdeka. Pancasila menjadi identitas bangsa Indonesia dan
menjadi panduan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
1
Sebagai pendukung nilai bangsa Indonesia menghargai, mengakui, serta menerima
Pancasila sebagai sesuatu yang bernilai yang berketuhanan, berprikemanusiaan,
berpersatuan, berkerakrayan dan berkeadilan social. Pengakuan tersebut ampak dalam
sikap, tingkah laku dan perbuatan bangsa Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang
akan dibahas adalah:
1. Apa itu aksiologis?
2. Apa yang dimaksud dengan "Landasan Aksiologis Pancasila," dan mengapa
landasan ini penting dalam filsafat hidup dan sistem nilai bangsa Indonesia?
3. Bagaimana nilai-nilai aksiologis Pancasila?
4. Bagaimana perkembangan zaman dan perubahan sosial mempengaruhi
interpretasi dan implementasi nilai-nilai aksiologis Pancasila di Indonesia?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa itu aksiologis
2. Untuk memahami makna dan pentingnya landasan aksiologis pancasila
3. Untuk menganalisis implementasi nilai-nilai aksiologis pancasila
4. Untuk menjelaskan pengaruh perkembangan zaman dan perubahan sosial
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aksiologis
Aksiologis merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan
bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Jadi yang ingin dicapai oleh
aksiologi adalah hakikat dan manfaat yang terdapat dalam suatu pengetahuan.
Aksiologi berasal dari kata Yunani: axion dan logos, yang berarti teori tentang
nilai. Dalam aksiologi ada dua komponen yang mendasar, yakni:
1. Etika
Istilah etika berasal dari bahasa yunani “ethos” yang berarti adat
kebiasaan. Dalam istilah lain dinamakan moral yang berasal dari bahasa
latin “mores”, kata jamak Dari mos yang berarti adat kebiasaan. Etika
adalah cabang filsafat aksiologi yang Membahas masalah-masalah moral,
perilaku, norma, dan adat istiadat yang berlaku Pada komunitas tertentu.
2. Estetika
Estetika merupakan bidang studi manusia yang mempersoalkan tentang
nilai Keindahan. Keindahan mengandung arti bahwa didalam diri segala
sesuatu terdapat Unsur-unsur yang tertata secara tertib dan harmonis dalam
suatu hubungan yang utuh menyeluruh. Maksudnya adalah suatu objek
yang indah bukan semata-mata bersifat Selaras serta berpola baik
melainkan harus juga mempunyai kepribadian. Pengertian aksiologi
menurut para ahli Jujun S. Suriasumantri Dalam bukunya, aksiologi diartikan
sebagai teori nilai yang berhubungan dengan kegunaan dari pengetahuan yang
diperoleh. Bramel, Menurut Bramel, aksiologi terbagi menjadi 3 bagian: Moral
conduct (tindakan moral), melahirkan disiplin khusus yaitu etika Esthetic
expression (ekspresi keindahan), melahirkan suatu keindahan Sosio-political life
(kehidupan sosial politik), melahirkan atau memunculkan filsafat sosio-politik.
3
manusia untuk melakukan suatu tindakan yang lebih baik. Kedua adalah ekspresi
keindahan. Di sini aksiologi berperan sebagai pembimbing dalam diri manusia
untuk berekspresi yang melahirkan suatu keindahan dalam dirinya Fungsi
Aksiologi: Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa, aksiologi merupakan
bidang filsafat yang mengkaji masalah nilai terutama dalam etika dan estetika.
Filsafat ini memberitahu kita tentang yang baik dan yang jahat. Aksiologi adalah
ilmu tentang nilai. Penjelasan ini membahas nilai dari sudut pandang filosofis.
Aksiologi, terutama, menentukan baik dan buruk bagi individu dan bangsa. Itu
menetapkan standar baik dan buruk. Semua kehidupan sosial kita sebagian besar
bertumpu pada cabang filsafat ini.
Sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat mempunyai satu kesatuan dasar
aksiologis, yakni nilai yang terkandung di dalam Pancasila pada hakikatnya
menjadi suatu kesatuan. Aksiologi Pancasila mengandung arti jika membahas
mengenai filsafat nilai Pancasila. Istilah aksiologi itu sendiri berasal dari kata
Yunani, Axios Yang memiliki arti nilai, manfaat dan Logos Yang berarti pikiran,
ilmu atau teori. Aksiologi menjadi teori nilai, yaknisesuatu yang diinginkan,
4
disukai atau yang baik. Bidang yang dilakukan penyelidikan ialah akikat nilai,
criteria nilai dan kedudukan metafisika dari suatu nilai.
5
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial serta cara pandang dan cara
berpikir bangsa Indonesia yang mengutamakan nilai-nilai moral dan kearifan
lokal. Sebagai suatu paham aksiologi, maka Pancasila mendasarkan pada
pandangannya bahwa nilai-nilai yang ada dalam kehidupan manusia harus sesuai
dengan kodrat manusia serta moralitas religius dalam upaya untuk mencapai
suatu tingkatan kebahagiaan yang mutlak dalam hidup manusia.
Contoh lainnya lagi adalah penegakan hak asasi manusia, yaitu suatu
upaya untuk melindungi dan memenuhi hak-hak dasar manusia yang melekat
pada diri setiap orang tanpa membedakan suku, agama, ras, budaya, gender, atau
status sosial. Penegakan hak asasi manusia merupakan salah satu syarat untuk
menjaga martabat dan harkat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
Penegakan hak asasi manusia juga merupakan wujud dari pengamalan sila
pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.
6
menjiwai dan mendasari. Susunan Pancasila dengan demikian memiliki sistem
logis, baik yang menyangkut kualitas maupun kuantitasnya.
7
C. Nilai-nilai Aksiologis Pancasila
Pancasila secara aksiologi memiliki 3 dimensi nilai. Ketiga nilai tersebut
adalah nilai dasar yaitu nilai-nilai dasar dari Pancasila yang tidak dapat
dibantahkan lagi yang meliputi nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai
persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Kemudian dimensi nilai kedua
adalah Nilai instrumental, yaitu nilai yang berbentuk norma sosial dan norma
hukum yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam peraturan dan mekanisme
lembaga-lembaga negara. Dimensi nilai ketiga adalah Nilai praksis, yaitu nilai
yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan, sekaligus sebagai batu
ujian apakah nilai dasar dan nilai instrumental itu benar-benar hidup dalam
masyarakat. Nilai-nilai dalam Pancasila termasuk nilai etik atau nilai moral
merupakan nilai dasar yang mendasari nilai intrumental dan selanjutnya
mendasari semua aktivitas kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Secara aksiologis, bangsa Indonesia merupakan pendukung nilai-nilai Pancasila
(subscriber of value Pancasila), yaitu bangsa yang berketuhanan, yang
berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang berkerakyatan dan berkeadilan sosial.
Pengakuan, penerimaan dan pernghargaan atas nilai-nilai Pancasila itu nampak
dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan bangsa Indonesia sehingga
mencerminkan sifat khas sebagai Manusia Indonesia.
8
berperilaku. Konsep ini juga mengingatkan bahwa sebagai manusia, kita
harus selalu berusaha untuk berkembang dan beradab.
3. Persatuan Indonesia
"Persatuan Indonesia" adalah nilai ketiga dalam Pancasila. Nilai ini
menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam
keragaman. Pancasila mengajarkan bahwa perbedaan budaya, suku, dan
agama tidak boleh menghancurkan persatuan bangsa, melainkan harus
menjadi kekuatan bersama untuk membangun negara.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan dan Perwakilan
Nilai keempat adalah "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan." Ini menunjukkan
bahwa pemerintahan Indonesia didasarkan pada prinsip demokrasi dan
partisipasi rakyat. Keputusan penting diambil melalui musyawarah dan
perwakilan, dengan mempertimbangkan hikmat dan kebijaksanaan bersama.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Nilai kelima adalah "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia."
Pancasila menekankan pentingnya redistribusi kekayaan dan peluang agar
seluruh rakyat Indonesia dapat menikmati kesejahteraan bersama. Ini
mencerminkan komitmen untuk mengatasi kesenjangan sosial dan ekonomi
di negara ini.
9
E. Dampak Positif Implementasi Nilai-Nilai Aksiologis Pancasila
Implementasi nilai-nilai aksiologis Pancasila dalam kehidupan masyarakat
dan negara Indonesia memiliki dampak positif yang signifikan terhadap berbagai
aspek kehidupan. Dalam bagian ini, kita akan menjelaskan secara rinci dampak-
dampak tersebut.
10
3. Kesejahteraan dan Keadilan Sosial
Mengatasi Ketidaksetaraan: Nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia berfokus pada pemerataan ekonomi dan sosial. Ini menciptakan
dasar bagi kebijakan pemerintah yang berusaha mengurangi kesenjangan
sosial dan ekonomi. Implementasi prinsip ini telah melahirkan program-
program sosial yang bertujuan memberikan manfaat kepada seluruh rakyat,
seperti program bantuan sosial, program kesehatan, dan program pendidikan
yang berpihak kepada masyarakat yang kurang mampu.
4. Pendidikan dan Pemajuan Budaya
Pendidikan: Implementasi nilai-nilai aksiologis Pancasila dalam pendidikan
membentuk generasi muda yang memiliki pemahaman yang kuat tentang
etika, moral, dan nilai-nilai kebangsaan. Pendidikan di Indonesia tidak hanya
bertujuan untuk menciptakan individu yang cerdas secara akademis tetapi
juga beradab, peduli sosial, dan menghargai nilai-nilai Pancasila.
5. Pembangunan Bangsa yang Berkelanjutan
Pemajuan Ekonomi: Implementasi nilai-nilai aksiologis Pancasila
memotivasi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan berorientasi
pada kesejahteraan rakyat. Prinsip Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia mendorong upaya pemerintah untuk menyediakan lapangan kerja,
membangun infrastruktur, dan mendukung pengembangan ekonomi di
seluruh wilayah Indonesia.
6. Identitas Nasional yang Kuat
Pancasila sebagai Identitas Bangsa: Nilai-nilai aksiologis Pancasila adalah
esensi dari identitas bangsa Indonesia. Implementasi nilai-nilai ini tidak
hanya menciptakan masyarakat yang beradab dan demokratis tetapi juga
memperkuat rasa nasionalisme dan persatuan. Pancasila adalah perekat yang
mengikat beragam elemen masyarakat Indonesia.
11
Melalui kesadaran dan komitmen terhadap nilai-nilai ini, masyarakat Indonesia
dapat terus memajukan negara menuju masa depan yang lebih baik.
1. Globalisasi
Globalisasi adalah proses yang menghubungkan negara-negara dan
budaya-budaya di seluruh dunia. Meskipun globalisasi memiliki manfaat
ekonomi dan teknologi, ia juga dapat menghadirkan tantangan dalam menjaga
identitas dan nilai-nilai lokal, termasuk nilai-nilai Pancasila. Beberapa tantangan
yang muncul adalah:
12
3. Isu Sosial
a) Kesenjangan Sosial: Meskipun Pancasila menekankan keadilan sosial,
kesenjangan sosial masih menjadi masalah serius di Indonesia. Beberapa
sektor masyarakat mungkin merasa bahwa nilai-nilai Pancasila tidak
sepenuhnya mencerminkan keadaan mereka.
b) Korupsi dan Kepemimpinan Buruk: Korupsi dan kepemimpinan buruk
dapat menghambat implementasi nilai-nilai aksiologis Pancasila yang
menekankan keadilan dan tata kelola yang baik.
4. Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat
a) Kurangnya Pendidikan tentang Pancasila: Kurangnya pendidikan yang
memadai tentang Pancasila dan nilai-nilai aksiologisnya dapat membuat
masyarakat kurang mengerti dan berkomitmen terhadap nilai-nilai ini.
b) Kurangnya Kesadaran Masyarakat: Tantangan lain adalah kurangnya
kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjalani kehidupan sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
5. Politik dan Kepemimpinan
a) Kegagalan Implementasi di Tingkat Pemerintahan: Terkadang,
implementasi nilai-nilai Pancasila di tingkat pemerintahan mungkin
kurang konsisten dan transparan.
b) Politik Identitas dan Kepentingan Pribadi: Politik identitas dan
kepentingan pribadi seringkali mengalahkan komitmen terhadap nilai-
nilai Pancasila, yang dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan
politik.
13
G. Peran Pemerintah dan Lembaga dalam Nilai-Nilai Aksiologis Pancasila
Pemerintah dan lembaga-lembaga lainnya memiliki peran sentral dalam
mempromosikan dan menjaga nilai-nilai aksiologis Pancasila. Mereka berperan
dalam membentuk kebijakan, pendidikan, dan penegakan hukum yang
mencerminkan prinsip-prinsip Pancasila. Berikut adalah pemahaman yang lebih
mendalam tentang peran pemerintah dan lembaga-lembaga terkait:
14
4. Pengawasan terhadap Praktek-praktek yang Bertentangan dengan Pancasila
Lembaga-lembaga pengawasan, termasuk Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), memiliki peran dalam
mengawasi praktek-praktek yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
Mereka bertanggung jawab untuk memeriksa pengelolaan dana publik,
mengungkap korupsi, dan memastikan bahwa pemerintah dan lembaga-
lembaga publik beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip Pancasila.
5. Dialog Antarumat Beragama dan Antarsuku
Lembaga-lembaga yang mempromosikan dialog antarumat beragama dan
antarsuku, seperti Dewan Gereja Indonesia (PGI), Nahdlatul Ulama (NU),
dan Muhammadiyah, berperan dalam membangun kerukunan dan toleransi
antara berbagai kelompok agama dan suku di Indonesia. Mereka
memfasilitasi dialog dan kerja sama antarumat beragama dan berkontribusi
pada persatuan bangsa.
6. Diplomasi dan Hubungan Internasional
Pemerintah Indonesia juga mempromosikan nilai-nilai Pancasila dalam
diplomasi dan hubungan internasional. Sebagai negara yang menganut
politik luar negeri bebas aktif, Indonesia berperan dalam memperjuangkan
perdamaian, keadilan, dan kesetaraan dalam forum-forum internasional.
Pancasila menjadi panduan moral dalam hubungan luar negeri.
7. Keterlibatan Masyarakat Sipil
Selain pemerintah dan lembaga-lembaga resmi, masyarakat sipil juga
memainkan peran penting dalam mempromosikan nilai-nilai aksiologis
Pancasila. Organisasi masyarakat sipil, LSM, dan individu-individu yang
peduli tentang nilai-nilai ini dapat menjadi agen perubahan yang kuat dalam
masyarakat. Mereka dapat memantau pelaksanaan kebijakan, memprotes
pelanggaran, dan mengadvokasi kebijakan yang sejalan dengan Pancasila.
15
Indonesia dapat menjaga dan memperkuat fondasi moral dan etika yang
Pancasila tawarkan.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila adalah panduan moral dan etika yang mendasari negara dan
masyarakat Indonesia. Nilai-nilai aksiologis Pancasila memiliki dampak
signifikan dalam membentuk karakter bangsa dan menentukan arah
perkembangan negara. Dalam bagian ini, kita akan merangkum makalah dengan
kesimpulan dan menyoroti relevansi serta harapan ke depan terkait nilai-nilai
aksiologis Pancasila.
17
menyediakan pendidikan yang memadai, memastikan keadilan sosial,
mengawasi praktek-praktek yang bertentangan dengan Pancasila, dan
mempromosikan dialog antarumat beragama serta antarsuku. Kolaborasi
antara pemerintah dan masyarakat sipil sangat penting untuk mencapai
tujuan ini.
B. Saran
Makalah ini menggarisbawahi pentingnya Pancasila sebagai panduan
moral dan etika yang membentuk karakter dan arah pembangunan Indonesia.
Harapan ke depan adalah agar nilai-nilai aksiologis Pancasila tetap menjadi
landasan moral yang kuat bagi masyarakat Indonesia. Hal ini membutuhkan
komitmen dari semua elemen masyarakat untuk menjaga dan mempromosikan
nilai-nilai ini.
18
DAFTAR PUSTAKA