Artikel Mila
Artikel Mila
a)
Corresponding author : alyviamila@students.unnes.ac.id
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) efikasi diri siswa jurusan tata boga SMK N 1
Kedawung Sragen, 2) minat berwirausaha siswa jurusan tata boga SMK N 1 Kedawung Sragen, 3) pengaruh
efikasi diri terhadap minat berwirausaha siswa jurusan tata boga SMK N 1 Kedawung Sragen. Jenis
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa jurusan tata boga SMK
N 1 Kedawung Sragen yang berjumlah 216 siswa, sampel penelitian ini adalah 140 siswa dan 30 siswa untuk
uji coba instrumen. Angket diuji validitas dan reliabilitasnya sebelum dilakukan pengumpulan data penelitian.
Uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas dan uji korelasi. Hipotesis diuji dengan analisis regresi
sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Efikasi Diri Siswa Jurusan Tata Boga SMK N 1
Kedawung Sragen tergolong tinggi dengan persentase sebesar 51%. 2) Minat Berwirausaha Siswa Jurusan
Tata Boga SMK N 1 Kedawung Sragen tergolong tinggi dengan persentase sebesar 59%. 3) Terdapat
pengaruh positif dan signifikan Efikasi Diri terhadap Minat Berwirausaha Siswa Jurusan Tata Boga SMK N 1
Kedawung Sragen sebesar 92,8%. Saran yang dapat diberikan yaitu sekolah melaksanakan tracer study
dengan penelusuran lebih mendalam misalnya mengenai pekerjaan yang dijalani relevan atau tidak dengan
bidang keahlian yang diambil ketika bersekolah, kemudian dalam berwirausaha perlu diperjelas lagi
mengenai wirausaha seperti apa yang dapat dikategorikan dalam studi penelusuran alumni.
PENDAHULUAN
Hasil survei Sakernas 2022 yang dilakukan kantor BPS Provinsi Jawa Tengah
menyebutkan, jumlah pengangguran terbuka di Kabupaten Sragen tahun 2021 tercatat 4,76%, dan
pada tahun 2022 menjadi 4,69%. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa jumlah lulusan
SMK yang tidak terserap di dunia kerja atau menganggur menduduki peringkat teratas. Tingkat
pengangguran dijenjang pendidikan SMK tinggi karena lulusan SMK tidak hanya berorientasi
pada mencari pekerjaan tetapi didorong untuk menjadi wirausaha dan melanjutkan pendidikan.
Namun pada kenyataannya banyak alumni sekolah kejuruan belum siap mengimplementasikan
ilmunya sebagai entrepreneur dan memilih bekerja di industri tetapi lapangan pekerjaan yang
menyerap mereka terbatas[6].
Berikut disajikan kegiatan data penelusuran lulusan SMK N 1 Kedawung Sragen setelah
lulus dalam 3 tahun terakhir pada tabel 1.1 dibawah ini:
Tabel 1. 2 Data Penelusuran Lulusan SMK N 1 Kedawung tahun 2020-2022 dalam (%)
Tabel 1.2 menunjukkan bahwa 3 tahun terakhir lulusan sekolah kebanyakan bekerja di
industri, baik bekerja relevan, bekerja tidak relevan, melanjutkan ke pendidikan, berwirausaha
relevan, dan berwirausaha tidak relevan. Data tersebut menunjukkan bahwa lulusan SMK N 1
Kedawung Sragen banyak terserap dalam dunia industri. Namun jumlah lulusan yang
berwirausaha masih kurang banyak dibandingkan jumlah lulusan yang bekerja.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021, rasio jumlah wirausaha di Indonesia
sebesar 3,47%, sebagai perbandingan dengan negara ASEAN yang lain yaitu Thailand jumlah
wirausahanya mencapai 4,2%, Malaysia 4,7%, dan Singapura 8,7%, bahkan sebagian negara maju
sudah mencapai 12%, artinya wirausaha Indonesia masih tergolong rendah.
Tingkat pengangguran terbuka kalangan SMK tidak sebanding dengan banyaknya lulusan
SMK yang semakin bertambah. Menurut data penelusuran lulusan SMK N 1 Kedawung Sragen
tahun 2020-2022, siswa yang telah berhasil menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan pada umumnya hanya menjadi pegawai atau karyawan, melanjutkan pendidikan, dan
yang berwirausaha jumlahnya lebih kecil dibandingankan yang berkerja. SMK N 1 Kedawung
Sragen merupakan sekolah kejuruan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada
peserta didik yang nantinya dapat digunakan sebagai bekal berwirausaha.
Hasil observasi yang dilakukan peneliti di SMK N 1 Kedawung Sragen diketahui bahwa
jumlah orang tua siswa yang berprofesi sebagai wirausahawan 32% dari 218 siswa jurusan tata
boga kelas X, XI, dan XII tahun pelajaran 2022/2023. Selain dari pekerjaan orangtua, siswa SMK
meski telah dibekali dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang mendukung, mereka
masih menganggap bahwa seseorang dikatakan sukses apabila mempunyai pekerjaan atau
penghasilan tetap, misalnya sebagai karyawan dan seorang pegawai negeri sipil (PNS).
Berdasarkan beberapa fakta tentang pengangguran terbuka dan minat berwirausaha,
banyak alasan yang menjadi penyebab siswa SMK tidak mau membuka usaha sendiri ketika lulus
sekolah, diantaranya adalah adanya pandangan bahwa menjadi pegawai lebih bergengsi daripada
menjadi pencipta lapangan kerja, disamping itu banyak juga yang masih tidak mempertimbangkan
wirausaha sebagai sebuah karir yang menjanjikan, tidak dimilikinya modal, maupun tidak
dimilikinya keberanian mengambil resiko. Selain itu, alasan seseorang tidak membuka usaha
sendiri adalah karena tidak adanya minat [12].
Cara untuk menumbuhkan kesadaran berwirausaha diantaranya adalah dengan
mengembangkan minat berwirausaha karena semakin besar minat siswa untuk tertarik pada bidang
wirausaha, akan besar pula usaha dan keinginan siswa untuk mewujudkannya[7]. Minat
berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan
keras untuk berusaha secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut
dengan resiko yang akan terjadi [11]. Minat menjadi wirausaha didefinisikan sebagai keinginan
seseorang untuk bekerja mandiri atau menjalankan usahanya sendiri.
Faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha yaitu faktor intrinsik dan ekstrunsik.
Faktor intrinsik adalah faktor-faktor yang timbul karena pengaruh dari dalam diri individu itu
sendiri. Faktor intriksik meliputi kepribadian (need of achievement, self efficacy), motif,
perhatian, dan perasaan. Sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor yang timbul karena rangsangan
atau dorongan dari luar individu atau lingkungan [3].
Minat berwirausaha juga dipengaruhi oleh seberapa besar keyakinan seseorang untuk
menjadi seorang wirausaha. Keyakinan untuk menjadi wirausaha dikenal dengan nama efikasi diri
(self-efficacy). Efikasi diri dapat mendorong kinerja seseorang dalam berbagai bidang termasuk
minat berwirausaha [8]. Oleh karena itu, dalam membuka suatu usaha diperlukan keyakinan diri
(self efficacy) terhadap kemampuannya agar usahanya dapat berhasil. Efikasi diri atau self efficacy
diartikan sebagai keyakinan individu mengenai kemampuan sendiri untuk percaya dalam
melakukan suatu tindakan [10]. Seseorang yang memiliki efikasi diri yang tinggi berarti seseorang
tersebut juga memiliki kepercayaan diri yang tinggi [14]. Kepercayaan diri ini akan membuat
seseorang merasa optimis untuk memulai berwirausaha, sehingga semakin tinggi efikasi diri yang
dimiliki seseorang maka semakin tinggi pula minatnya untuk berwirausaha, sebaliknya semakin
rendah efikasi diri maka semakin rendah juga minat berwirausahanya. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh efikasi diri terhadap minat berwirausaha siswa jurusan tata
boga SMK N 1 Kedawung Sragen.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Populasi yang digunakan di dalam
penelitian ini adalah siswa jurusan tata boga SMK N 1 Kedawung Sragen tahun ajaran 2023/2024,
sedangkan sampel yang digunakan sebanyak 140 siswa dengan teknik simple random sampling.
Teknik pengumpulam data menggunakan metode angket/kuesioner. Alat yang digunakan untuk
mengukur kelayakan instrumen berdasarkan uji coba kepada 30 responden. Tiap responden
diberikan kuesioner yang berisi daftar pernyataan serta disajikan dengan 5 skala likert mulai dari 1
= sangat tidak setuju (STS) hingga 5 = sangat setuju (ST). Instrumen penelitian diuji
menggunakan validitas dengan Product Moment Pearson dan reliabilitas Cronbach’s Alpha.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
persentase dan analisis regresi linear sederhana yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis
yaitu terdiri dari uji normalitas dan uji korelasi. Adapun rumus regresi linear sederhan :
Y = α + bx
Keterangan :
Y = Minat Berwirausaha
α = konstanta (intersep)
b = konstanta regresi
x = Efikasi Diri
Diagram 1. 1 Persentase Efikasi Diri Siswa Jurusan Tata Boga SMK N 1 Kedawung Sragen
Minat berwirausaha siswa dalam penelitian ini sebagai variabel dependen (Y) dimana
pengertian dari variabel ini adalah kemauan/keinginan seseorang untuk memulai suatu usaha yang
didasarkan pada gagasan diri sendiri untuk berkarya dengan tujuan mendapatkan keuntungan serta
mengerahkan seluruh kemampuan yang dimiliki agar usaha yang dijalani dapat terus tumbuh dan
berkembang. Berikut hasil pengujian deskriptif persentase variabel minat berwirausaha.
Tabel 1. 2 Deskriptif Persentase Minat Berwirausaha Siswa Jurusan Tata Boga SMK N 1
Kedawung Sragen
No Interval Kelas Kategori Frekuensi Persentase
1 28 – 50,4 Sangat Rendah 0 0%
2 50,4 – 72,8 Rendah 0 0%
3 72,8 – 95,2 Sedang 2 1%
4 95,2 -117,6 Tinggi 82 59%
5 117,2 -140 Sangat Tinggi 56 40%
Jumlah 140 100%
Hasil perhitungan uji deskriptif persentase kepada 140 responden dapat dikatakan bahwa
terdapat 56 siswa yang memiliki minat berwirausaha sangat tinggi dengan persentase sebesar 40%,
kategori tinggi memiliki persentase sebesar 59%, kategori sedang sebesar 1%, dan kriteria rendah
sebesar 0%, serta untuk kriteria sangat rendah sebesar 0%.
Hasil uji perhitungan deskriptif persentase, minat berwirausaha siswa jurusan tata boga
SMKN 1 Kedawung Sragen dapat disajikan diagram sebagai berikut :
Diagram 1. 2 Persentase Minat Berwirausaha Siswa Jurusan Tata Boga SMK N 1 Kedawung
Sragen
Uji Normalitas
Uji normalitas menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov Berdasarkan metode
ini, normalitas data ditunjukkan dengan Asymptotic. sig. (2 tailed). Jika nilai Asymptotic. sig. (2
tailed) lebih besar dari alpha (0,05), data terdistribusi normal. Di sisi lain, dalam kasus
Asymptotic. sig. (2 tailed) lebih kecil dari alpha (0,05), data tidak terdistribusi normal. Berikut
adalah hasil uji normalitas variabel efikasi diri terhadap minat berwirausaha siswa jurusan tata
boga di SMK N 1 Kedawung Sragen.
Tabel 1.3 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorof-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Absolute 0,048
Most Extreme Differences Positive 0,044
Negative -0,048
Test Statistic 0,048
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
Berdasarkan Tabel 1.3 dapat diketahui bahwa hasil uji normalitas, data berdistribusi
normal. Hal tersebut berdasarkan nilai Asymptotic sig. (2 tailed) lebih besar daripada alpha (0,05)
yaitu sebesar 0,200. Sehingga dapat dinyatakan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi
normal.
Uji Korelasi
Uji korelasi menggunakan uji pearson correlation. Berdasarkan metode ini, korelasi data
ditunjukkan dengan nilai signifikan <0,05 maka berkorelasi dan jika nilai signifikan >0,05 maka
tidak berkorelasi. Hasil perhitungan uji korelasi yang telah dilakukan menunjukkan hasil sebagai
berikut:
Tabel 1. 4 Hasil Uji Korelasi
Correlations
Variabel Minat Usaha
Pearson Correlation ,728**
Variabel Afikasi Sig. (2-tailed) 0,000
N 140
Berdasarkan pada tabel 1.4 hasil analisis uji korelasi pada penelitian ini diperoleh nilai
koefisien korelasi (r) sebesar 0,728. Nilai r yang diperoleh menunjukkan adanya hubungan yang
kuat antara efikasi diri dengan minat usaha. Signifikansi korelasi diuji menggunakan statistik uji
(p). Nilai signifikansi (p=0,000) lebih kecil dari tingkat error 5% (0,05). Ini menunjukkan bahwa
terdapat hubungan linier positif yang signifikan antara variabel efikasi diri dengan minat
berwirausaha.
Unstandardized Standardized
Model Variabel Std. Error t Sig.
Coefficients Coefficients
(Constant) 38,065 6,229 6,111 0,000
1
TOTAL X 0,928 0,074 0,728 12,475 0,000
Berdasarkan tabel 1.5 menunjukkan bahwa efikasi diri berpengaruh positif dan signifikan
terhadap minat berwirausaha. Nilai R-Square adjusted sebesar 0,530 yang artinya variasi minat
berwirausaha dapat dijelaskan oleh faktor efikasi diri sebesar 53% sedangkan faktor-faktor lain
yang belum diukur memberikan penjelasan sebesar 47% yang tidak diamati dalam penelitian ini.
Selanjutnya persamaan regresi sederhana diperoleh hasil sebagai berikut:
Y = a + bX
Y = 38,065 + 0,928X
Model regresi diatas memiliki arti sebagai berikut :
Nilai konstanta sebesar 38,065 yang menunjukan tanda positif memiliki arti bahwa apabila
variabel efikasi diri (X) sama dengan nol (0) maka variabel minat berwirausaha sebesar
38,065.
Nilai variabel efikasi diri (X) sebesar 0,928, maka setiap kenaikan satu variabel efikasi diri
(X) akan menaikan minat berwirausaha (Y) sebesar 0,928
Pembahasan
Efikasi diri merupakan rasa percaya diri atau keyakinan diri yang dimiliki seseorang
sehingga dapat menguasai suatu situasi dan menghasilkan berbagai hasil yang bernilai positif dan
bermanfaat. Efikasi diri akan mempengaruhi proses motivasi seseorang, yaitu setelah orang
tersebut tahu dan yakin akan kemampuannya, mereka merasa mampu melaksanakan tugasnya,
maka motivasinya juga akan lebih kuat dalam menyelesaikan tugas tersebut[7].
Berdasarkan perhitungan uji deskriptif persentase terhadap variabel efikasi diri, dapat
dikatakan bahwa siswa jurusan tata boga SMK N 1 Kedawung Sragen memiliki efikasi diri yang
tinggi dalam berwirausaha dengan persentase sebesar 51% masuk kedalam kategori tinggi dengan
skor 68-84. Hal ini terlihat dari tidak adanya siswa dengan efikasi diri rendah, serta sebagian besar
siswa memiliki efikasi diri tinggi hingga sangat tinggi. Tingginya efikasi diri akan berpengaruh
positif terhadap minat berwirausaha, karena semakin yakin diri siswa akan semakin besar pula
motivasi dan semangat untuk dapat mendirikan usaha di masa depan.
Pada dasarnya efikasi diri memiliki empat fungsi, salah satunya yaitu fungsi kognitif.
Fungsi kognitif dalam efikasi diri mempengaruhi pola pikir individu, kemudian bisa
mengakibatkan meningkat atau menurunnya performa seseorang. Efek dan akibat dari kognitif ini
dapat muncul dalam berbagai variasi. Bagi individu yang memiliki efikasi diri tinggi akan
mengingatkan dirinya tentang masa depan dalam kehidupannya. Semakin tinggi efikasi diri
seseorang, semakin tinggi pula penetapan tujuan yang ingin diraih dan semakin kuat pula
komitmennya terhadap tujuan tersebut[2].
Ditinjau berdasarkan hasil uji deskriptif persentase minat berwirausaha siswa jurusan tata
boga SMK N 1 Kedawung Sragen memiliki kondisi yang sama dengan efikasi yaitu berada pada
kategori tinggi. Berwirausaha dalam bidang makanan akan selalu berkembang seiring waktu
mengikuti kebutuhan masyarakat. Bisnis makanan menjanjikan peluang yang lebih besar untuk
dijadikan investasi masa panjang karena apabila usaha yang dijalankan banyak diminati oleh
masyarakat akan menjadikan wirausahawan untuk mengembangkan bisnisnya dengan membuka
cabang baru atau dengan meningkatkan kualitas sehingga usaha yang dijalankan berhasil dan
sukses.
Mengacu pada hasil perhitungan uji deskriptif persentase tersebut, minat berwirausaha
siswa jurusan tata boga SMKN 1 Kedawung Sragen masuk kedalam kategori tinggi sebesar 59%,
tingginya minat berwirausaha juga didikung dengan fasilitas sekolah seperti koperasi, adanya
koperasi sekolah siswa dapat berlatih berwirausaha sehingga akan menumbuhkan minatnya dalam
mendirikan usaha. Teori yang mendasari minat berwirausaha adalah teori tindakan beralasan
(theory of planned behavior), yang dikemukakan oleh Ajzen dan Fishbein. Teori tersebut
digunakan untuk mendeskripsikan perilaku yang menunjukkan ke arah minat seseorang. Tiga
faktor yang dapat digunakan untuk mengukur perilaku seseorang dalam bentuk intensi yaitu sikap,
norma subjektif, dan persepsi kontrol perilaku.
Minat berwirausaha dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, faktor yang mempengaruhi
minat berwirausaha yaitu personal yang menyangkut aspek-aspek kepribadian seseorang seperti
sikap positif dalam diri yang ditanamkan sejak dini akan berlanjut ketika mereka dewasa dan nilai
karakter seseorang seperti jujur, tekun, percaya diri, inisiatif, memiliki jiwa kepemimpinan, dan
berani menanggung resiko dibutuhkan ketika mereka akan berwirausaha[1].
Berdasarkan perhitungan analisis regresi sederhana variabel efikasi diri terhadap minat
berwirausaha ditemukan nilai signifinikan sebesar 0,000 atau 0,000 < 0,05. Sehingga pengaruh
efikasi diri terhadap minat berwirausaha siswa dengan koefisien regresi pada penelitian ini sebesar
0,928 dan nilai koefisien determinasi regresi sebesar 53% ke arah positif. Hal ini menunjukan
bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan Efikasi Diri terhadap Minat Berwirausaha Siswa
Jurusan Tata Boga SMK N 1 Kedawung Sragen tahun ajaran 2023/2024 yang berarti semakin
tinggi efikasi diri siswa maka akan semakin tinggi pula minat berwirausaha siswa, begitu pula
sebaliknya.
Efikasi diri tersebut menjadi salah satu dari beberapa faktor yang mempengaruhi minat
berwirausaha siswa jurusan tata boga SMK N 1 Kedawung Sragen. Melalui penyelenggaraan
proses pembelajaran teori maupun praktik pada mata pelajaran dan fasilitas yang memadai serta
program yang diadakan diharapkan minat berwirausaha siswa akan semakin tinggi sehingga ketika
nanti mereka lulus akan siap dan mampu untuk mendirikan usaha dan pengangguran di negara
Indonesia dapat terkurangi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha salah satunya adalah self-efficacy.
Seorang individu dengan self-efficacy tinggi untuk tugas tertentu akan berusaha lebih keras untuk
waktu yang lebih lama, bertahan melalui punggung yang teguh dengan tidak mudah menyerah,
mengatur dan menerima tujuan yang lebih tinggi, dan berkembang dengan rencana dan strategi
yang lebih baik untuk tugas, maka siswa yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan mampu
mendirikan usaha[13].
SIMPULAN
1. Efikasi diri siswa jurusan tata boga SMK N 1 Kedawung Sragen tergolong tinggi dengan
persentase sebesar 51%. Tingginya efikasi diri diperkirakan berpengaruh positif terhadap
minat berwirausaha, karena semakin yakin diri siswa akan semakin besar pula motivasi dan
semangat untuk dapat mendirikan usaha di masa depan.
2. Minat berwirausaha siswa jurusan tata boga SMK N 1 Kedawung Sragen tergolong tinggi
dengan persentase sebesar 59% dan sisanya berada pada kondisi sangat tinggi. Siswa jurusan
tata boga SMK N 1 Kedawung Sragen cenderung memiliki seluruh sikap kewirausahaan yang
dibutuhkan untuk berwirausaha, mereka juga memiliki keinginan untuk mengaplikasikan
ketrampilan dan ilmu yang mereka dapatkan untuk berwirausaha.
3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan efikasi diri terhadap minat berwirausaha siswa
jurusan tata boga SMK N 1 Kedawung Sragen yaitu sebesar 92,8%. Dibuktikan oleh hasil uji t
dengan perolehan nilai siginifikan sebesar 0,000 (<0,05) dan nilai hitung sebesar 12,475 yang
menunjukkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel (1,98). Hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi efikasi diri siswa maka semakin tingg pula minat berwirausahanya, sebaliknya
jika efikasi diri siswa rendah maka minat berwirausahanya juga rendah.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian , saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut:
Bagi sekolah : disarankan tracer study sekolah dilaksanakan dengan penelusuran lebih mendalam
misalnya mengenai pekerjaan yang dijalani relevan atau tidak dengan bidang keahlian yang
diambil ketika bersekolah, kemudian dalam berwirausaha perlu diperjelas lagi mengenai wirausaha
seperti apa yang dapat dikategorikan dalam studi penelusuran alumni.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Agusmiati, D., & Wahyudin, A. (2018). Pengaruh Lingkungan Keluarga, Pengetahuan
Kewirausahaan, Kepribadian, Dan Motivasi, Terhadap Minat Berwirausaha Dengan Self
Efficacy Sebagai Variabel Moderating. Economic Education Analysis Journal, 7(3), 878–
893. https://doi.org/10.15294/eeaj.v7i3.28317
[2] Bandura, A. (1997). Self-Efficacy The Exercise of Control. New York: W.H. Freeman and
Company.
[3] Dessy, I. F. (2016). Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha di Bidang Jasa
Boga Pada Siswa Tata Boga SMK N 1 Tegal. Universitas Negeri Yogyakarta.
[4] Fuadi, I. F. (2009). Hubungan Minat Berwirausaha Dengan Prestasi Praktik Kerja Industri
Siswa Kelas XII Teknik Otomotif SMK Negeri 1 Adiwerna Kabupaten Tegal Tahun Ajaran
2008/2009. Jurnal PTM, 9(2), 92–98.
[5] Jailani, M., Rusdarti, & Sudarma, K. (2017). Pengaruh Kewirausahaan, Motivasi Belajar,
Sosial Ekonomi Orang Tua dan Self Efficacy terhadap Minat Berwirausaha. Journal of
Economic Education, 6(1), 52–59. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jeec
[6]Kusuma, H. (2017). Pengangguran di RI Didominasi Lulusan SMK.
https://finance.detik.com/beri%0Ata-ekonomi%02bisnis/3493153/penganggura%0An-di-ri-
didominasi-lulusan%02smk
[7] Kreitner, R., & Kinicki, A. (2005). Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
[8] Luthans, F. (2009). Perilaku Organisasi (Edisi Sepuluh).
[9] Maftuhah, R., & Suratman, B. (2017). Pengaruh Efikasi Diri, Lingkungan Keluarga, Dan
Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Smk Di Sidoarjo. Jurnal
Ekonomi Pendidikan Dan Kewirausahaan, 3(2), 121.
https://doi.org/10.26740/jepk.v3n2.p121-131
[10] Munawar, A. (2019). Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Dan Self Efficacy Terhadap Minat
Berwirausaha Siswa. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kaluni, 2, 398–406.
https://doi.org/10.30998/prokaluni.v2i0.105
[11] Munim, A. (2006). Hubungan prestasi belajar kewirausahaan dengan minat berwiraswasta.
[12] Setiyawan, J. (2017). Pengaruh Self Efficacy, Lingkungan Keluarga Dan Lingkungan Sekolah
Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Smk Muhammadiyah 1 Muntilan. Jurnal Pendidikan
Dan Ekonomi, 6.
[13] Shane, S., Locke, E. ., & Collins, C. . (2003). Entrepreneurial Motivation. Human Resource
Management Review. 13, 257–279.
[14] Utami, C. W. (2017). Attitude, Subjective Norms, Perceived Behavior, Entrepreneurship
Education and Self_efficacy toward Entrepreneurial Intention University Student in
Indonesia. European Research Studies Journal, XX(2), 475–495