Anda di halaman 1dari 1

Studi Kasus Break Event Point dalam

Menentukan Harga Jual


Break Event Point (BEP) merupakan titik impas dalam suatu bisnis atau produk, di
mana total pendapatan sama dengan total biaya. BEP digunakan untuk menentukan
harga jual yang tepat untuk suatu produk atau jasa.

Contoh kasus: sebuah perusahaan memproduksi baju dengan biaya produksi per
baju sebesar Rp 50.000 dan ingin mendapatkan keuntungan sebesar Rp 25.000 untuk
setiap baju yang terjual. Berapa harga jual yang tepat untuk baju tersebut?

BEP dapat dihitung dengan rumus:

BEP = Biaya Tetap / (Harga Jual Per Unit - Biaya Variabel Per Unit)

Dalam kasus ini, biaya tetapnya adalah pengeluaran bulanan untuk sewa pabrik, gaji
karyawan, dan lain-lain yang tidak terkait dengan jumlah produksi. Misalnya, biaya
tetap per bulan sebesar Rp 1.000.000. Biaya variabel per unit adalah biaya yang
berkaitan langsung dengan jumlah produksi, seperti bahan baku dan listrik. Misalnya,
biaya variabel per unit sebesar Rp 30.000 (bahan baku Rp 20.000 + listrik Rp 10.000).

Masukkan nilai-nilai di atas ke dalam rumus BEP:

BEP = 1.000.000 / (Harga Jual Per Unit - 30.000)

Jika ingin mendapatkan keuntungan sebesar Rp 25.000 per baju yang terjual, maka
harga jual per unitnya adalah:

Harga Jual Per Unit = Biaya Variabel Per Unit + Keuntungan Per Unit

Harga Jual Per Unit = 30.000 + 25.000

Harga Jual Per Unit = 55.000

Ganti nilai BEP dengan nilai biaya tetap dan biaya variabel yang telah diketahui:

1.000.000 / (55.000 - 30.000) = 40

Artinya, perusahaan harus menjual minimal 40 baju dengan harga jual Rp 55.000
agar tidak mengalami kerugian.

Dalam prakteknya, BEP bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan harga jual
yang tepat. Terdapat pertimbangan lain seperti persaingan pasar, target pasar, dan
lain-lain yang juga perlu dipertimbangkan.

Anda mungkin juga menyukai