Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah wasyukurillah, kami panjatkan kehadirat zdat yang telah menciptkan


langit dan bumi beserta isinya yakni Allah SWT, atas Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi kita Yakni Nabi
Muhmmad SAW., kepada keluarganya, para sahabatnya, dan semoga kepada kepada kita
semua selaku umatnya, Amiieeen.
Kami pun merasa dalam penulisan maklah ini masih banyak kekurangan-kekurangan,
baik dari segi sara bahasa sistem penyusunan dan banyak lagi, kami pun sangat berharap
dengan Komentar-komentar yang dapat menunjang karya kami agar kelak karya kami dapat
lebih baik lagi.
Tak lupa kami ucapkan kepada semua rekan yang telah membantu kami dalam
penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat tersusun sempurna.

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sumber makanan yang tersedia di alam terdapat banyak sekali, diantaranya ³Sayuran´
siapa bilang makanan ini tidak lebih enak dari pada makanan yang lain, selain mengandung
berbagai vitamin ternyata olahan makanan ³Sayuran´ bisa lebih enak dari pada makanan
daratan.
Disini kita akan menjelaskan tentang keunggulan makanan Sayuran Yakni tentang
Sayuran.

Tujuan
Adapun tujuan tentang pembuatan makalah Sayuran ini kami bertujuan agar
masyarakat bisa melihat bahwasannya makanan Sayuran bisa lebih enak dan bergizi bagi
manusia.

Sistematikan Uraian
Siatemmatika uraian di mkalah ini ka mi sajikan secara detail, sehingga siapa saja yang
membaca mkalah Sayuran ini dapat lebih mudah memahami tentang apa saja yang kami
sajikan di makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Daging
Untuk menjelaskan definisi daging maka beberapa kata kunci yang perlu diperhatikan
yakni: otot, energi mekanis, energi kimiawi, perubahan biokimia, perubahan biofisik. rigor
mortis
Definisi daging: adalah kumpulan sejumlah otot yang berasal dari ternak yang sudah
disembelih dan otot tersebut sudah mengalami perubahan biokimia dan biofisik sehingga otot
yang semasa hidup ternak merupakan energi mekanis berubah menjadi energi kimiawi yang
dikenal sebagai daging (pangan hewani).
Kata otot dapat dipergunakan pada masa hidup ternak dan setelah mati tetapi kata
daging selayaknya secara akademik dipergunakan setelah ternak mati dan otot telah berubah
menjadi daging. Terjadi proses konversi dari otot menjadi daging (Modul 2), sehingga sesaat
setelah ternak disembelih seharusnya kata otot sebagai penyusun tubuh ternak masih
digunakan sampai otot telah berubah menjadi daging ditandai dengan ti mbulnya kekakuan
(kejang mayat) dan berangsur-angsur mengalami pengempukan pasacakekakuan tersebut.
Otot semasa hidup ternak dikenal sebagai alat pergerakan tubuh ditandai dengan
kemampuan berkontraksi dan berelaksasi, sehingga disebut sebagai energi mekanis dan
karena tersusun dari unsur kimia maka disebut pula sebagai energi kimiawi. Setelah ternak
disembelih dan tidak ada lagi oksigen dan otot tidak lagi berkontraksi maka otot dapat disebut
sebagai energi kimiawi (pangan hewani)
Perubahan biokimia yang terjadi diawali dengan proses glikolisis yakni perombakan
glikogen menjadi asam laktat dan dilanjutkan dengan proses maturasi (aging) ditandai dengan
pengempukan pada otot sebagai akibat kerja enzim pencerna protein (Modul 2). P roses
glikolisis pascamerta ternak disebut pula s ebagai rigor mortis atau rigor (kekakuan)
pascamerta.
Perubahan biofisik yang terjadi pada otot pascamerta adalah kehilangan ekstensibilitas
otot pada saat terjadi kekakuan dan pengempukan yang terjadi pascakekakuan

Klasifikasi Daging
Daging konsumsi yang dijual di pasar tradisional maupun di swalayan dapat
dikatagorikan dalam dua kelompok. Kelompok pertama, daging dari ternak besar seperti sapi,
kerbau, dan kambing. Sedangkan kelompok kedua, daging dari ternak kecil yaitu dari jenis
unggas, ayam, itik, entog, dan lain-lain.
Daging berkualitas baik ditentukan oleh faktor perlakuan sebelum dan sesudah
penyembelihan. Beberapa faktor sebelum penyembelihan yang mempengaruhi kualitas
daging adalah tipe ternak, jenis kelamin, serta u mur, dan pakan. Sedangkan beberapa faktor
setelah penyembelihan adalah metode pemasakan, pH daging, bahan tambahan termasuk
enzim pengempuk, hormon, marbling, metode penyimpanan, macam otot daging dan lokasi
pada suatu otot daging.
Daging memiliki cita rasa yang enak di lidah pengkonsumsinya. Hal ini
dikarenakan adanya marbling dalam daging tersebut. Marbling menjadikan daging
terasa empuk atau terasa "maknyos" dalam bahasa popular sekarang, karena
berperan sebagai bahan pelumas pada saat daging dikunyah dan ditelan, juga
berpengaruh terhadap sari minyak dan aroma keempukan daging tersebut.
Untuk memilih daging yang baik perlu diperhatikan hal-hal berikut: warna,
keempukan dan tekstur, flavor dan aroma termasuk bau atau rasa, jus daging, marbling, susut
masak, retensi cairan, dan pH daging. Sedangkan untuk mengukur mutunya, daging dapat
diketahui dari keempukannya yang dapat dibuktikan dengan sifatnya yang mudah dikunyah.
Supaya kualitas daging tetap terjaga daging disimpan pada suhu rendah yaitu di
bawah 2 derajat celcius. Disimpan pada suhu ruang dalam jangka waktu tertentu akan
menyebabkan daging cepat rusak. Hal ini disebabkan oleh kontaminasi mikroorganisme yang
terjadi pada saat sebelum penyembelihan, penyembelihan, dan perlakuan yang diberikan
kepada ternak setelah pemotongan. Sifat fisikokimia (aktivitas air, pH, zat gizi) daging
mudah meningkatkan pertumbuhan mikrobia pembusuk tersebut.

Tips dan Cara M engenali Daging S ehat

Kriteria Kualitas Daging

Kualitas daging dipengaruhi oleh beberapa factor, baik pada waktu hewan masih
hidup maupun setelah dipotong.Faktor penentu kualitas daging pada waktu hewan hidup
adalah cara pemeliharaan, yang meliputi : pemberian pakan, tata laksana pemeliharaan, dan
perawatan kesehatan.Kualitas daging juga dipengaruhi oleh pengeluaran darah pada waktu
hewan dipotong dan kontaminasi sesudah hewan dipotong.
Kualitas Daging Yang Baik

Kriteria yang dipakai sebagai pedoman untuk menentukan kualitas daging yang layak
konsumsi adalah :

y Keempukan daging ditentukan oleh kandungan jaringan ikat. Semakin tua


usia hewan susunan jaringan ikat semakin banyak sehingga daging yang
dihasilkan semakin liat. Jika ditekan dengan jari daging yang sehat akan
memiliki konsistensi kenyal.
y Kandungan lemak ( marbling ) adalah lemak yang terdapat diantara
serabut otot ( intramuscular ). Lemak berfungsi sebagai pembungkus otot
dan mempertahankan keutuhan daging pada wkatu dipanaskan. Marbling
berpengaruh terhadap cita rasa.
y Warna daging bervariasi tergantung dari jenis hewan secara genetic dan
usia, misalkan daging sapi potong lebih gelap daripada daging sapi perah,
daging sapi muda lebih pucat daripada daging sapi dewasa.
Rasa dan Aroma dipengaruhi oleh jenis pakan. Daging berkualitas baik
mempunyai rasa gurih dan aroma yang sedap.
y Kelembaban : Secara normal daging mempunyai permukaan yang relative
kering sehingga dapat menahan pertumbuhan mikroorganisme dari luar.
Dengan demikian mempengaruhi daya simpan daging tersebut.

Kriteria Daging Yang Tidak Baik

Bau dan rasa tidak normal akan segera tercium sesudah hewan dipotong. Hal tersebut
dapat disebabkan oleh adanya kelainan sebagai berikut :

y Hewan sakit terutama yang menderita radang bersifat akut pada organ
dalam yang akan menghasilkan daging berbau seperti mentega tengik.
y Hewan dalam pengobatan terutama dengan pengobatan antibiotic akan
menghasilkan daging yang berbau obat ± obatan.
y Warna daging tidak normal tidak selalu membahayakan kesehatan, namun
akan mengurangi selera konsumen.
y Konsistensi daging tidak normal yang ditandai kekenyalan daging rendah
( jika ditekan dengan jari akan terasa lunak ) dapat mengindikasikan
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................
Daftar Isi..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.........................................................................................
Tujuan .....................................................................................................
Sistematika Uraian ...................................................................................
BAB II PEMBASAAN
Pengertain Daging....................................................................................
Klasifikasi Daging ...................................................................................
Tips Dan Cara Mengenali Daging ............................................................
Criteria Kualitas Daging ..........................................................................
Kualitas Daging Yang Baik......................................................................
Criteria Daging Yang Tidak Baik .............................................................
Mengenali Ciri-Ciri Daging Dari Berbagai Hewan ...................................
Kandungan Gizi .......................................................................................
BAB III PENUTUP
Kesimpulan .............................................................................................
Saran .......................................................................................................
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai