Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Pendidikan merupakan peran penting untuk menciptakan manusia yang
berkualitas, karena pendidikan adalah suatu usaha yang terencana untuk
mewujudkan hasil yang sangat baik. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (ayat 1), pendidikan pada dasarnya
merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Berdasarkan undang-undang tersebut maka pendidikan memiliki
peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan suatu negara,
terlebih di era globalisasi yang sangat diperlukan sumber daya manusia yang
berkulaitas. Peningkatan rasa tanggung jawab global memerlukan informasi
yang cepat dan tepat serta kecerdasan yang memadai. Tingkat kecerdasan
suatu bangsa yang rendah sukar untuk dapat meningkatkan tanggung
jawabnya terhadap perbaikan kehidupan sendiri, apalagi kehidupan global.
Menurut Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional merupakan keseluruhan aspek keolahragaan yang
saling terkait secara terencana, sistematis, terpadu, dan berkelanjutan sebagai
suatu yang meliputi pengaturan, pendidikan, pengelolaan, pembinaan,
pengembangan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan keolahragaan
nasional.
Berdasarkan undang-undang tersebut maka pendidikan keolahragaan
merupakan peranan yang sangat penting untuk mencapai tujuan pendidikan
secara terencana, sistematis, terpadu, dan berkelanjutan yang meliputi aspek-
aspek yang terkandung didalamnya.
Bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang paling banyak

1
2

digemari oleh sebagian besar manusia yang ada di Indonesia. Olahraga ini
sudah banyak mengalami perkembangan yang cukup pesat dari berbagai
olahraga lain yang banyak berkembang pula yang digemari oleh masing-
masing manusia baik di Indonesia maupun di dunia. Olahraga ini menarik
minat berbagai kelompok umur, berbagai tingkat keterampilan pria
maupun wanita memainkan olahraga ini di dalam atau di luar ruangan
untuk rekreasi juga sebagai ajang persaingan.
Seperti cabang olahraga lainnya, bola voli dalam perkembangannya
memiliki sejarah tersendiri. Di dalam perkembangnnya, bola voli banyak
mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu
pengetahuan dan teknologi, baik perubahan fasilitas dan perlengkapan
maupun peraturan permainan atau perwasitan sejak lahirnya sampai
sekarang.
Permainan bola voli merupakan salah satu cabang olahraga
permainan bola besar yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing
regu terdiri dari 6 orang pemain. Jadi dalam satu permainan bola voli itu
dapat diikuti oleh 12 orang (Sarumpaet dkk, 1992:78). Di Indonesia
sendiri perkembangan permainan bola voli cukup maju sampai ke pelosok
desa yang terpencil. Pertandingan dan kejuaraan bola voli juga selalu
diadakan pada setiap hari besar nasional dari tingkat yang terendah seperti
antar RT sampai tingkat yang berprestasi lebih tinggi misalnya antar
kabupaten dan propinsi.
Seperti cabang olahraga lain, bola voli juga mempunyai induk
organisasi baik di dunia maupun di Indonesia sendiri. Induk organisasi
bola voli di dunia adalah FIVB (Federation Internationale Volleyball)
sedangkan induk organisasi bola voli di Indonesia adalah PBVSI
(Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia) yang diresmikan pada tanggal 22
januari 1955 di Jakarta.
Dasar pengertian permainan bola voli ialah memainkan bola voli
dan berusaha menjatuhkan bola di dalam lapangan permainan lawan
dengan menyeberangkan bola lewat atas net/jaring, dan
3

mempertahankannya supaya tidak jatuh di lapangan sendiri (Sarumpaet


dkk, 1992:78). Jadi prinsipnya adalah menjatuhkan bola di dalam
lapangan lawan dan mempertahankan bola tidak jatuh di dalam lapangan
sendiri dengan berbagai teknik yang sudah ada. Adapun teknik-teknik
dalam permainan bola voli adalah passing atas, passing bawah, set-up,
servis, smash, dan block.
Dalam dunia pendidikan, cabang olahraga bola voli ini sudah
dimasukkan dalam kurikulum sekolah. Terbukti di sekolah-sekolah mulai
tingkat lanjutan pertama, lanjutan atas sampai perguruan tinggi banyak
memainkannya termasuk sekolah dasar. Perkembangan olahraga bola voli
di sekolah sekarang ini cukup maju karena di setiap sekolah bola voli
dijadikan olahraga wajib ada dalam pelajaran Penjaskes, sedangkan di
luar sekolah juga mengadakan kegiatan bola voli yang disebut juga
dengan latihan ekstrakurikuler bola voli.
Minat merupakan suatu daya tarik untuk memperhatikan atau
berkonsentrasi terhadap suatu pelajaran atau bidang studi yang sedang
diikutinya, sehingga siswa dapat merasa mengikuti pelajaran di sekolah,
karena itu maka minat yang besar dan motivasi yang cukup tinggi untuk
mengikuti pendidikan jasmani di sekolah akan menambah perasaan senang
dan menyentuh saluran aktivitas. Begitu juga jika minat seseorang siswa
terhadap pelajaran sangat kurang tentu lahir kesan bahwa siswa kurang
senang terhadap guru dan pelajaran, bahkan dapat menurunkan semangat
belajar termasuk kurang semangat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler cabang
olahraga bola voli. Jika siswa tidak memiliki minat terhadap kegiatan
ekstrakurikuler cabang olahraga bola voli tidak memungkinkan untuk
mencapai prestasi yang baik. Hal ini merupakan masalah yang perlu dicarikan
pemecahannya melalui penelitian ini. Siswa yang memiliki minat yang baik
terhadap pelaksanaan ekstrakurikuler bola voli maka ia akan memiliki minat
yang positif atau baik, akan tetapi apabila siswa memiliki minat yang kurang
tentang sesuatu obyek maka ia akan memiliki minat terhadap latihan
ekstrakurikuler bola voli yang buruk.
4

SMP Negeri di Kecamatan Cibeber masih perlu pembinaan terhadap


minat dan bakat siswa terhadap permainan bola voli dilihat dari beberapa
faktor baik faktor internal maupaun eksternal terutama dalam masalah
pengetahuan, keterampilan dasar, peraturan-peraturan, fasilitas latihan dan
metode latihan dalam permainan bola voli, terlihat hanya beberapa lembaga
sekolah saja yang melaksanakan latihan ekstrakurikuler bola voli di
Kecamatan Cibeber Kabupaten Lebak Banten.
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan diatas, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dan menuangkannya dalam judul
“MINAT LATIHAN PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI di
SMP NEGERI SE-KECAMATAN CIBEBER”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Kurangnya pembinaan terhadap para peserta tentang peraturan-
peraturan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan olahraga bola
voli.
2. Kurangnya perhatian dari beberapa lembaga sekolah terhadap latihan
ekstrakurikuler bola voli di SMP Negeri Se-Kecamatan Cibeber.
C. PEMBATASAN MASALAH
Mengingat adanya masalah yang dikemukakan dalam identifikasi
masalah diatas, maka yang terjadi batasan masalah pada penelitian ini yaitu
“Minat latihan peserta ekstrakurikuler bola voli di SMP Negeri Se-
Kecamatan Cibeber”.
D. PERUMUSAN MASALAH
Setelah melihat latar belakang dan identifikasi masalah, maka rumusan
masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Seberapa besar minat
latihan peserta ekstrakurikuler bola voli di SMP Negeri Se-Kecamatan
Cibeber?”
E. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan, maka tujuan penelitian
ini yaitu “Untuk mengetahui seberapa besar minat latihan pesrta
ekstrakurikuler bola voli di SMP Negeri Se-Kecamatan Cibeber”.
5

F. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi peneliti
Mengembangkan pengetahuan atau wawasan khususnya berkaitan
dengan bagaimana mengetahui minat peserta dalam mengikuti latihan
ekstrakurikuler bola voli yang telah di dapatkan dari perkuliahan dan
tempat penelitian.
2. Bagi Sekolah
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan
bagi sekolah untuk meningkatkan minat siswa melalui pendidikan
jasmani khususnya pendidikan non-formal (ekstrakurikuler).
3. Bagi Guru
Hasil penelitian diharapkan menjadi pedoman praktis dan dapat
dipergunakan oleh guru atau Pembina ekstrakurikuler di sekolah
sebagain rujukan serta menjadi bahan informasi dan bahan pemikiran
maupun pelatihan mengenai pentingnya minat dalam ektrakurikuler
bola voli.
4. Bagi siswa
Dengan diketahuinya hasil penelitian ini diharapkan peserta
esktrakurikuler akan lebih berminat untuk mengikuti latihan
ekstrakurukuler bola voli di sekolahnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI
1. Hakikat Minat
Secara umum, pengertian minat adalah perhatian yang
mengandung unsur-unsur perasaan. Minat merupakan dorongan atau
keinginan dalam diri seseorang pada objek tertentu. Misalnya, minat
terhadap pelajaran, olahraga, atau hobi. Minat bersifat pribadi
(Individual). Artinya, setiap orang memiliki minat yang bisa saja
berbeda dengan minat orang lain. Minat berkaitan erat dengan
motivasi seseorang, sesuatu yang dipelajari serta dapat berubah-ubah
tergantung pada kebutuhan, pengalaman, dan mode yang sedang
trend, bukan bawaan sejak lahir. Faktor yang mempengaruhi
munculnya minat seseorang tergantug pada kebutuhan fisik, sosial,
emosi, dan pengalaman. Minat diawali oleh perasaan senang dan sikap
positif.
Menuntun anak untuk belajar lebih baik lagi (Subini, 2012: 87).
Minat tidak hanya diekspresikan melalui pernyataan yang
menunjukkan bahwa peserta didik lebih menyukai sesuatu dari pada
yang lainnya, tetapi juga dapat di implementasikan melalui partisipasi
aktif dalam suatu kegiatan. Anak didik yang berminat pada
ekstrakurikuler futsal cenderung untuk memberikan perhatian yang
lebih besar pada olahraga yang diminati itu dan sama sekali tidak
menghiraukan sesuatu yang lain. Menurut Slameto dalam Djamarah
(2012: 191), minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan
pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada
dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri
dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan
tersebut, maka semakin besar rasa minat itu.
Dari pernyataan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa agar

6
7

timbulnya minat seseorang disebabkan oleh beberapa faktor penting


yaitu rasa tertarik atau rasa senang, faktor perhatian dan kebutuhan.
Kaitannya dengan penelitian minat peserta pada ekstrakurikuler bola
voli, minat pada sesuatu tersebut tidak dapat diketahui atau diukur
secara langsung, sehingga harus menggunakan kategori faktor-faktor
yang dapat digunakan untuk mengungkap minat seseorang pada
sesuatu hal tersebut. Karena minat tidak dapat diukur secara langsung,
maka unsur-unsur atau faktor yang menyebabkan timbulnya minat di
atas diangkat untuk mengungkap minat sesorang. Dalam hal ini akan
disusun beberapa pernyataan yang berguna untuk mengungkap minat
seseorang pada suatu latihan khususnya olahraga bola voli.
2. Unsur-Unsur Minat
Seseorang dikatakan berminat terhadap sesuatu bila individu itu
memiliki beberapa unsur antara lain (Slameto, 2012: 105):
a. Perhatian
Seseorang dikatakan berminat apabila individu tersebut
disertai adanya perhatian yaiutu kreatifitas jiwa yang tinggi yang
tertuju pada suatu objek, jadi seseorang yang berminat pada
suatu objek pasti perhatiannya akan memusat pada objek
tersebut dalam hal ini perhatian ditunjukkan pada objek kegiatan
olahraga futsal.
b. Kesenangan
Perasaan senang pada suatu objek baik orang atau benda
akan menimbulkan minat pada diri seseorang.
c. Kemauan
Kemauan yang dimaksud adalah dorongan yang terarah
pada satu tujuan. Kemauan yaitu fungsi jiwa untuk dapat
mencapai sesuatu dan merupakan kekuatan dari dalam (Ahmadi
dan Supriyono, 2013: 40).
Kemauan yang dimaksut adalah dorongan yang terarah pada
satu tujuan. Kemauan yaitu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu
8

dan merupakan kekuatan dari dalam (Ahmadi dan Supriyono, 2012:


40).
melalui beberapa ciri–ciri yang dapat menunjukan apakah
seseorang memiliki minat atau tidak terhadap suatu hal yang dihadapi
(Hurlock dalam Susanto, 2012:62).
3. Ciri-Ciri Minat
Menurut Slameto (2012:59) cirri-ciri minat, yaitu:
a. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.
b. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.
c. Memperoleh suatu kebanggan dan kepuasan pada sesuatu yang
diminati, ada rasa ketertarikan pada suatu aktivitas yang
diminati.
d. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang
lainya.
e. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.
Berdasarkan pendapat parah ahli diatas dapat disimpukan
bahwa, ciri-ciri seseorang dikatakan mempunyai minat terhadap suatu
objek yaitu seseorang mempunyai kecenderungan untuk
memperhatikan suatu objek tersebut agar dapat dikenang dan
dipelajari kembali, mempunyai rasa senang terhadap objek yang
diminati. Dan juga merasa bangga dan puas ketika melihat atau
melakukan aktivitas yang diminati.
4. Jenis-Jenis Minat
Menurut Sofaya (2015: 18) minat dibagi menjadi empat macam, yaitu:
a. Natural interest adalah minat yang muncul dari kecenderungan
alami, seperti: insting dan emosi.
b. Aquared interest yaitu menunjukan adanya disposisi, seperti:
kebiasaan-kebiasaan, cita-cita, dan karakter.
c. interest adalah minat yang berhubungan atau timbul dari dalam
individu.
9

d. Extrinsic interest adalah minat yang didorong oleh sumber dari


luar.
Berdasarkan uraian diatas jenis minat terbagi atas empat macam
yaitu Natural interest yaitu minat yang muncul dari kecenderungan
alami dan tidak dibuat-buat seperti emosi (perasaan) dan insting
(pikiran). Instrinsic interest yaitu minat yang muncul dari diri sendiri.
Seperti seseorang yang menyukai olahraga karena memang suka dan
bukan karena paksaan dari orang lain. Extrinsic interest yaitu minat
yang muncul karena adanya dorongan dari luar.
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat
Minat yang timbul dalam diri seseorang dipengaruhi oleh
banyak faktor, baik faktor yang berasal dari dalam diri individu itu
sendiri (faktor intrinsik) maupun faktor yang datang dari luar (faktor
ekstrinsik). Crow and Crou yang dikutip oleh Prasetya (2015:1)
menyatakan, “ada 3 faktor yang mendasari timbulnya minat yaitu
faktor dorongan dari dalam, faktor motif sosial dan faktor emosional”.
Super and Criter yang dikutip oleh griatama (2012:70-72),
mengatakan bahwa, “minat itu dipengaruhi oleh banyak faktor seperti
pekerjaan, status sosial ekonomi, bakat, umur, jenis kelamin,
pengalaman, kepribadian dan lingkungan” Gunarsa (2014:68) yang
mengatakan bahwa “minat dapat dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu
faktor dari dalam (intrinsik) seperti rasa senang, perhatian dan
persepsi, sedangkan faktor dari luar (ekstrinsik) seperti, lingkungan
sistem pengajaran. Syukur (2015-17) menyatakan bahwa faktor
intrinsik merupakan kecenderungan seseorang untuk berhubungan
dengan aktifitas itu sendiri, sedangkan faktor ekstrinsik merupakan
kecenderungan seseorang untuk memilih aktifitas tersebut berdasarkan
tujuan agar dapat memenuhi kebutuhan orang tertentu”.
Berdasarkan pemaparan dari beberapa ahli di atas dapat di
simpulkan bahwa indikator minat yaitu rasa senang atau ras tertarik,
perhatian dan emosi yang di dukung oleh lingkungan, orang
10

tua/keluarga, teman, guru/pelatih, dan sarana prasarana.


6. Pentingnya Minat
Dalam suatu kegiatan termasuk kegiatan olahraga minat
merupakan hal yang penting karena minat dapat mempengaruhi
seberapa besar perhatian seseorang terhadap kegiatan yang dia
lakukan baik dalam bidang olahraga seperti cabang olahraga futsal.
Pada keyataannya setiap indivdu mempunyai tingkat minat
yang berbeda, hal ini mempengaruhi oleh banyak faktor seperti:
lingkungan sosial, keluarga, teman, serta faktor lainnya. Pada semua
usia minat mempunyai peranan penting dalam kehidupan seseorang.
Minat tersebut nantinya akan mempunyai dampak yang besar
terhadap sikap dan perilaku seseorang. Seseorang yang mempunyai
minat yang tinggi terhadap suatu aktifitas atau kegatan tertentu baik
itu yang berbentuk permainan ataupun pekerjaan maka dia akan
berusaha keras untuk belajar dan aktif dalam aktifitas tersebut
dibandingkan dengan orang yang mempunyai minat yang rendah
tehadap aktifitas atau kegiatan.
Minat juga dapat dipengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi
seseorang terhadap suatu objek. Ketika seseorang yang mulai
memikirkan suatu pekerjaan maka dia akan mulai berfikir tentang
apa yang harus dia lakukan. Menurut Hurlock (2012:145)
menyatakan sebagai berikut ”Minat menambah kegembiraan pada
suatu kegiatan, pengalaman mereka akan jauh lebih menyenangkan
dari pada mereka yang sering merasa bosan”.
7. Hakikat Latihan
Menurut Sukadiyanto (2013: 5) latihan mengandung beberapa
makna yaitu practice, exercises, dan training yang mempunyai makna
masing-masing dalam penerapannya di lapangan. Latihan dalam dunia
olahraga adalah cara untuk meningkatkan performa dilapangan
sehingga akan berdampak kepada pencapai prestasi. Latihan penuh
dengan tantangan dan resiko karena setiap individu memiliki tubuh
11

dan kemampuan yang berbeda. Latihan yang dilakukan juga harus


berpatokan kepada teori-teori latihan, prinsip latihan, metode latihan,
dan model latihan yang telah banyak dikembangkan.
Menurut Sugiharto (2012: 27) latihan adalah proses yang
dilakukan oleh individu secara sistematis dalam bekerja atau berlatih
secara berulang-ulang dengan beban yang semakian bertambah.
Latihan memerlukan waktu yang lama sehingg atlet memiliki
penampilan yang maksimal dan dapat berprestasi. Selain itu, latihan
dalam arti fisiologis adalah perbaikan sistem dan fungsi organisme
dalam tugasnya meningkatkan prestasi atlet.
Berdasarkan penjelasan para ahli diatas dapat kesimpulan
bahwa latihan adalah proses yang dilakukan individu secara berulang-
ulang dengan tujuan tertentu dengan menggunakan prinsip-prinsip
dalam latihan.
8. Tujuan dan Prinsip Latihan
Setiap latihan memiliki tujuan untuk menggembakan sesuatu,
kearah yang lebih baik seperti halnya pada olahraga boa voli. Menurut
Harsono (2017: 39) menjelaskan bahwa tujuan utama dalam proses
latihan adalah membantu atlet meningkatkan keterampilan dan
prestasinya semaksimal mungkin. Empat aspek yang perlu
diperhatikan adalah latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik, dan
latihan mental.
Tujuan program latihan yang direncanakan secara baik akan
meningkatkan prestasi atlet secara maksimal dengan puncak
prestasinya pada saat pertandingan paling penting tahun itu (Harsono,
2017: 14). Setiap atlet memiliki sifat yang berbeda-beda memiliki
potensi yang berbeda beda, memiliki kemapuan untuk beradaptasi
sehingga memerlukan latihan untuk meningkatkan dan
mengembangkan potensi tersebut. Beberapa faktor yang perlu
diperhatikan dalam latihan menurut Sukadiyanto dan Muluk (2018:
14) yaitu:
12

a. Prinsip Kesiapan (Readiness)


Pada prinsip kesiapan, materi dan dosis latihan harus di
sesuaikan dengan usia olahragawan. Oleh karna itu usia olahragawan
berkaitan erat dengan kesiapan kondisi secara fisiologis dan psikologis
dari setiap olahragawan. Artinya, para pelatih harus
mempertimbangkan dan memperhatikan tahap pertumbuhan dan
perkembangan dari setiap olahragawan dilihat dari faktor internal
maupun faktor eksternal.
b. Prinsip Individual
Beban latihan untuk setiap olahragawan tentu berbeda–beda,
sehingga beban setiap orang tidak dapat disamakan anatara orang
yang satu dengan yang lainnya. Beberapa faktor yang dapat
menyembabkan perbedaan terhadap kemampuan anak dalam
merespons beban latihan, di antaranya adalah faktor keturanan,
kematangan, gizi, waktu istirahat dan tidur, kebugaran, lingkungan,
sakit cedera, dan motivasi.
c. Prinsip Beban Berlebih (Overload)
Beban latihan harus mencapai atau melampaui sedikit di atas
batas ambang rangsang. Sebab beban yang terlalu berat akan
mengakibatkan tidak mampu diadaptasi oleh tubuh, sedang bila terlalu
ringan tidak berpengaruh terhadap pengingkatan kualitas fisik,
sehingga beban latihan harus memenuhi prinsip moderat ini. Untuk
itu, pembebanan dilakukan secara progresif dan diubah sesuai dengan
tingkat perubahan yang signifikan dalam kegiatan ekstrakurikuler
futsal.
d. Prinsip Progresif (Peningkatan)
Latihan bersifat progresif, artinya dalam pelaksanaan latihan
dilakukan dari yang mudah ke yang sukar, sederhana ke kompleks,
umum ke khusus, bagian ke seluruhan, ringan keberat, dan dari
kuantitas ke kualitas, serta dilaksanakan secara ajeg, maju dan
berkelanjutan. Dalam menerapkan prinsip beban lebih harus dilakukan
13

secara bertahap, cermat, kontinyu dan tepat. Setiap tujuan latihan


memiliki jangka waktu tertentu untuk dapat di adaptasi oleh organ
tubuh olahragawan. Setelah jangka waktu adaptasi dicapai, maka
beban latihan harus di tingkatkan khsusnya dalam kegiatan
ekstrakurikuler futsal di luar jam sekolah.
e. Prinsip Spesifikasi (Kekhususan)
Bentuk latihan yang dilakukan oleh olahragawan memiliki
tujuan yang khusus. Setiap bentuk rangsang akan direspons secara
khusus pula oleh olahragawan, sehingga, materi latihan harus dipilih
sesuai dengan kebutuhan cabang olahraganya. Untuk itu, sebagai
pertimbangan dalam menerapkan prinsip spesifikasi, ialah :
1) Spesifikas kebutuhan energi.
2) Spesifikasi bentuk dan model latihan.
3) Spesifikasi ciri gerak dan kelompok otot yang digunakan.
4) Waktu periodisasi latihan.
f. Prinsip Variasi
Program latiahan yang baik harus disusun secara variatif untuk
menghindari kejenuhan, keengganan dan keresahan yang merupakan
kelelahan secara psikologis. Untuk itu program latihan perlu disusun
lebih variatif agar tetap meningkatkan keteratikan olahragawan
terhadap latihan, sehingga tujuan latihan tercapai. Komponenan utama
yang diperlukan untuk memvariasi latihan adalah perbandingan
mudah ke sulit, dan dari kuantitas ke kualitas (Martens, 2012). Proses
adaptasi akan terjadi dengan baik bila aktivitas latihan di imbangi oleh
waktu istirahat, intesitas yang berat diimbangi dengan rendah.
g. Prinsip Pemanasan dan Pendinginan (Warm-Up and Cool-
Down)
Pemanasan bertujuan untuk mempersiapkan fisik dan psikis
olahragawan memasuki latihan inti. Latihan diawali dengan
pemanasan, diharapkan olahragawan dalam memasuki latihan inti
dapat terhindar dari kemungkinan terjadinya cidera dan rasa sakit.
14

Tujuan pendinginan adalah agar tubuh kembali pada keadaan normal


secara bertahap dan tidak mendadak setelah latihan.
h. Prinsip Latihan Jangka Panjang (Long Term Training)
Latihan untuk meraih prestasi terbaik diperlakukan proses
latihan dalam jangka waktu yang lama. Prinsip latihan jangka panjang
dimaksudkan untuk olahragawan harus melakukan persiapan dan tentu
melalui proses latihan yang teratur, intensif dan progresif yang
membutuhkan waktu 4-10 tahun.
i. Prinsip Berkebalikan (Reversibility)
Prinsip berkebalikan artinya bila olahrgawan berhenti dari
latihan dalam waktu tertentu bahkan dalam waktu lama, maka kualitas
organ tubuhnya akan mengalami penurunan fungsi secara otomatis,
sebab proses adaptasi yang terjadi sebagai hasil dari latihan akan
menurun bahkan hilang, bila tidak di praktikan dan di pelihara melalui
latihan kontinyu.
j. Prinsip tidak Berlebihan (Moderat)
Pembebanan harus disesuikan dengan tingkat dengan tingkat
kemampuan pertumbuhan, dan perkembangan olahragawan, sehingga,
beban latihan yang diberikan benar- benar tepat.
k. Prinsip Sistematik
Prestasi olahragawan sifatnya labil dan sementara, sehingga
prinsip ini berkaitan dengan ukuran (dosis) pembebanan dan skala
prioritas sasaran latihan. Setiap sasaran latihan memiliki aturan dosis
pembebanan yang berbeda- beda.
8. Karakteristik Peserta Didik
Usia anak sekolah menengah pertama merupakan fase yang
sangat menentukan didalam pencapaian pertumbuhan karakter yang
dimiliki. Menurut Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI dalam
Dirman (2012: 60) mengatakan peserta didik merupakan orang
yang memiliki sebuah pilihan untuk menempuh ilmu yang sesuai
dengan cita-cita dan harapan masa depan; peserta didik merupakan
15

seseorang atau peserta yang mendapatkan sebuah pelayanan


pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya agar
tumbuh dan berkembang dengan baik serta mempunyai rasa puas
dalam menerima ilmu yang diberikan oleh pendidiknuya. Selain itu
Dirman (2012:69) juga mengatakan bahwa tugas perkembangan
yang harus digapai dalam masa remaja awal adalah sebagai berikut:
1) Menggapai hubungan yang lebih dewasa terhadap teman
sebaya,
2) Mencapai peran sosial sebagai laki-laki atau perempuan,
3) Menerima keadaan fisik dan menggunakan secara
sewajarnya,
4) Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang
dewasa lainnya,
5) Memilih dan mempersiapkan karir.
Dari pendapat beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
karakteristik remaja awal adalah sebagai masa dimana jati diri
seseorang itu direncanakan. Sehingga perlunya pemahaman hal
yang baik sejak remaja awal sangat dibutuhkan mengingat masa
inilah remaja mulai berfikir akan seperti apa dirinya nanti.
Untuk karakteristik siswa/i SMP Negeri Se-Kecamatan
Cibeber sendiri adalah berasal dari lingkungan daerah sekolah
(daerah imogiri), dari keluarga yang memiliki ekonomi menengah
kebawah dan memiliki rasa semangat untuk mengetahui hal baru
yang besar.
9. Hakikat Ekstrakurikuler
a. Pengertian Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan diluar
jam pelajaran yang tercantum dalam susunan progam sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan sekolah (Wahdjosoemidjo, 2013:215).
Sedangkan menurut petunjuk pelaksanaan kurikulum tahun
1994 adalah sebagai berikut: Ekstrakurikuler olahraga adalah
16

merupakan suatu kegiatan yang dilakukan diluar jam sekolah yang


bertujuan untuk memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan
yang dipelajari dari berbagai mata pelajaran dari kurikulum
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (2014:10). Kegiatan
ekstrakurikuler olahraga merupakan salah satu pembinaan olahraga
yang ada disekolah yang meliputi: futsal , sepak bola, bola voli,
basket dan lain-lain. Kegiatan ekstrakurikuler sebagai wadah dalam
menampung bakat dan minat yang dimiliki siswa ini harus
disesuaikan dengan kemampuan sekolah dalam meyelenggarakan
kegiatan tersebut guna mencapai apa yang diinginkan. Adapun
sasran dari kegiatan ekstrakurikuler adalah bidang kesehatan,
keterampilan, sosial maupun rekreasi.
Mengacu pada penjelasan diatas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa kegiatan ekstrakulikuler adalah kegiatan yang
dilakukan diluar jam biasa termasuk pada hari libur, dengan maksud
untuk memperluas wawasan, mendorong pembinaan sikap atau
nilai, dan memungkinkan lebih lanjut berbagai mata pelajaran yang
dipelajarai. Kegiatan ekstrakulikuler olahraga khususnya futsal
merupakan wadah untuk menyalurkan minat, bakat maupun
kemampuan untuk menjadi atlet futsal yang baik. Kegatan ini tidak
akan berhasil tanpa adanya partisipasi dari pihak lain seperti, sarana
prasarana, orang tua, sekolah, guru maupun pelatih, teman dan
masyarakat. Adapun yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu minat
latihan ekstrakurikuler bola voli di SMP Negeri 10 Cibeber.
b. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah bagian dari kurikulum yang
mempunyai tujuan dan sasaran yang jelas, sehingga dalam pokok-
pokok pelaksanaannya tidak menyimpang dari ketentuan. Tujuan
kegiatan ekstrakurikuler adalah meningkatkan dan memantapkan
pengetahuan siswa, mengembangkan bakat, minat, kemampuan dan
ketrampilan dalam upaya pembinaan pribadi, mengenal hubungan
17

antara mata pelajaran dalam kehidupan masyarakat khususnya


dimasa pandemi. Faktor internal dan eksternal sangat penting untuk
mempelancar kegiatan ekstrakurikuler, artinya demi tercapai tujuan
yang diharapkan, semua itu merupakan suatu proses dan apabila
proses tersebut tidak berfungsi maka akan berpengaruh pula terhadap
pencapaian tujuan.
c. Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga
Kegiatan ekstrakurikuler olahraga mempunyai prinsip-prinsip
dalam penerapan maupun pelaksanaannya. Prinsip kegiatan
ekstrakurikuler olahraga ialah: individual, pilihan, menyenangkan,
etos kerja, dan kemanfaatan sosial (Permendikbud RI Nomor 81A
Tahun 2013). Adapun uraiannya sebagai berikut:
1) Individual
Prinsip kegiatan ekstrakurikuler individual ialah kegiatan
dari ekstrakurikuler yang dilakukan disesuaikan dengan
potensi, bakat dan minatpeserta didik.
2) Pilihan
Pilihan merupakan prinsip dari kegiatan ekstrakurikuler
olahraga. Pilihan menjadi prinsip kegiatan ekstrakurikuler
olahraga, sebab untuk menentukan olahraga yang akan diikuti
berdasarkan minat dan keinginan peserta didik dan diikuti
secara sukarela peserta didik sesuai dengan pilihan peserta
didik.
3) Keterlibatan Aktif
Kegiatan ekstrakurikuler menuntut keterlibatan aktif dari
peserta didik. Selain itu juga menuntut keikutsertaan peserta
didik secara penuh dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
olahraga.
4) Menyenangkan
Kegiatan ekstrakurikuler olahraga diikuti karena pilihan
peserta didik, sehingga kegiatan ekstrakurikuler olahraga
18

merupakan hal yang disukai dan menggembirakan bagi peserta


didik.
5) Etos kerja
Etos kerja sangat dibutuhkan dalam kegiatan
ekstrakurikuler olahraga khususnya dalam kegiatan
ekstrakurikuler olahraga futsal. Kegiatan ekstrakurikuler
olahraga membangun semangat peserta didik untuk berlatih
dengan baik dan teratur atau secara sistematis untuk mencapai
tujuan. Tujuan dalam kegiatan ekstrakurikuler olahraga berupa
pencapaian prestasi puncak, sehingga etos kerja menjadi hal
yang sangat penting dalam kegiatan ekstrakurikuler olahraga
khususnya olahraga futsal.
6) Kemanfaatan Sosial
Kegiatan ekstrakurikuler dapat membawa manfaat bagi
lingkungan sosial. Misalnya saat terdapat kegiatan sosial,
peserta kegiatan ekstrakurikuler
d. Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga
1) Menjadi media untuk menggunakan waktu luang secara positif.
Alih-alih menggunakan waktu luang dengan kegiatan yang
kurang berguna atau negatif, peserta didik dapat menjadikan
kegiatan ekstrakurikuler olahraga sebagai sarana untuk mengisi
waktu luang secara positif. Dalam kegiatan tersebut peserta didik
dapat berinteraksi dengan kawan-kawannya, bersosialisasi,
mengembangkan minat dan bakat, serta memperoleh berbagai
manfaat terkait kesehatan melalui kegiatan ekstrakurikuler olahraga
khususnya olahraga futsal.
2) Menjadi media bagi peserta didik untuk menyalurkan energi
secara positif.
Energi yang berlebih perlu dilepaskan dengan cara yang
baik. Jika tidak tersalurkan dengan baik, dapat mempengaruhi
kondisi psikologis, fisiologis, dan justru dapat dilampiaskan secara
19

negatif seperti melakukan tawuran, mengebut di jalanan, dan lain-


lain. Penyaluran energi melalui olahraga adalah cara yang sangat
baik. Apalagi didukung oleh fakta bahwa aktivitas jasmani dan
olahraga dalam jumlah yang cukup akan mendorong pelepasan
hormon endorphin yang menimbulkan rasa nyaman dan bahagia.
3) Meningkatkan kebugaran jasmani peserta didik.
Meskipun kebanyakan ekstrakurikuler olahraga tidak
dilakukan sebanyak tiga kali perminggu, namun hal tersebut tetap
memberikan kontribusi positif terhadap jumlah aktivitas jasmani dan
olahraga yang dilakukan peserta didik. Hal ini membuat kebugaran
jasmani siswa meningkat, terutama bila dibandingkan dengan peserta
didik yang tidak mengikuti ekstrakurikuler olahraga dan minim
melakukan aktivitas jasmani.
4) Meningkatkan harga diri dan kepercayaan diri peserta didik.
Kemampuan dan keterampilan dalam suatu cabang olahraga
akan menaikkan harga diri dan kepercayaan diri peserta didik. Hal
ini terutama muncul ketika dalam pelajaran pendidikan jasmani di
mana peserta didik tersebut akan memiliki keterampilan yang lebih
baik dibanding peserta didik lainnya. Keterampilan olahraga yang
dilatih saat kegiatan ekstrakurikuler olahraga akan ditampilkan
secara baik dan percaya diri dalam pembelajaran penjas. Selain itu,
juga tampak ketika peserta didik tampil dalam pertandingan olahraga
antar kelas seperti class meeting atau pertandingan olahraga pada
jenjang yang lebih tinggi. Hal ini akan meningkatkan harga diri dan
kepercayaan diri peserta didik.
5) Meningkatkan kemampuan bersosialisasi dan berkomunikasi.
Pada kegiatan ekstrakurikuler olahraga, peserta didik akan
aktif berinteraksi dengan kawan sebayanya. Proses tersebut akan
memunculkan komunikasi yang meningkatkan kemampuan
bersosialisasi dan berkomunikasi peserta didik. Peserta didik akan
belajar mengenai bagaimana karakter satu sama lain, bagaimana
20

cara bergaul yang baik agar tidak mendapat musuh, dan bagaimana
cara bekerjasama agar mencapai tujuan bersama. Peserta didik juga
akan belajar mengenai bagaimana cara mengatasi dan berdamai
ketika timbul konflik, bagaimana saling mengerti dan memahami
satu sama lain. Hal-hal tersebut akan sangat besar maknanya bagi
peserta didik sebagai bekal untuk terjun dalam hidup bermasyarakat.
5) Sebagai Sarana Mengaktualisasikan Diri.
Peserta didik juga memerlukan sarana untuk
mengaktualisasikan bakat dan potensinya. Kegiatan ekstrakurikuler
olahraga menjadi wadah yang tepat bagi peserta didik untuk
mengaktualisasikan dirinya, menunjukkan kelebihan, kompetensi,
dan keterampilannya. Jika bakat dan potensi tersalurkan secara tepat,
maka akan membawa berbagai manfaat positif. Namun, ketiadaan
wadah untuk menyalurkan bakat dan potensi dapat membawa pada
pengaruh buruk karena peserta didik dapat mengalihkan dirinya pada
kegiatan negatif. Misalnya, peserta didik yang memiliki bakat
melukis tapi tidak tersalurkan, dapat melakukan kegiatan vandalism.
Demikian juga peserta didik yang memiliki energi berlebih dan
memiliki bakat beladiri, jika tidak tersalurkan justru dapat terlibat
pada hal-hal negatif.
10. Hakikat Permainan Bola Voli
a. Sejarah Permainan Bola Voli
Permainan bola voli diciptakan oleh Morgan pada tahun 1895
dan William G. Morgan dilahirkan 24 Januari tahun 1870 di
Lockport, New York. Pada saat itu William G. Morgan sebagai Guru
pendidikan jasmani pada Young Men Christian Association (YMCA)
di kota Holyoke negara bagian Massachusetts, Amerika Serikat.
Permainan yang menyerupai bola voli sudah dikenal sejak abad
pertengahan di negara-negara Eropa. Perkembangan permainan ini
dimulai dari Italia yang kemudian berkembang ke Jerman yang
dinamakan “Faustball”. Permainannya menggunakan lapangan 20 x
21

50 meter, pemisahnya sebuah tali setinggi 2 meter, bola kelilingnya


70 cm, jumlah pemain masing-masing regu 5 orang. Peraturan dalam
permainan bola diperbolehkan memantul ke lantai sebanyak dua kali.
Pada mulanya permainan bola voli dinamakan “mintonette”,
yang permainannya menyerupai bulutangkis. Selanjutnya pada tahun
1896 oleh Dr. Halstead dari Springfield, Massachusetts, Amerika
Serikat diberi nama volleyball (bola voli). Hal ini dikarenakan dari
prinsip atau cara permainannya dengan mem”volley” (memantulkan)
bola melintasi net secara berganti-ganti dan berulang-ulang. Awal
mulanya diciptakannya permainan bola voli merupakan kegiatan
rekreasi para karyawan, yang bertujuan untuk mengembangkan
kebugaran jasmani para pekerja perusahaan. Permainan bola voli
menjadi populer di daerah-daerah pariwisata pada lapangan-
lapangan terbuka di Amerika Serikat, terutama di musim panas.
Jumlah pemain ketika itu tidak ada batasan dan peraturan pertama
untuk permainan bola voli yang dipublikasikan dalam buku pedoman
YMCA tahun 1897 dikutip oleh Kenny & Gregory (2012: 9) the
court was 40 feet by 80 feet with a net 6 feet to 6 ½ feet high dividing
the court. Lapangan berukuran 12 meter sampai 24 meter dengan
tinggi net 1.8 meter sampai dengan 2 meter dan lapangan dibagi
menjadi dua.
b. Pengertian Permainan Bola Voli
Permainan bola voli termasuk salah satu contoh dari cabang
olahraga bola besar. Bisa dikatakan, permainan ini masuk ke dalam
kategori pertandingan karena melibatkan dua tim yang saling
berhadapan untuk mendapatkan hasil pertandingan.
Cara memainkan bola voli adalah dengan memukul bola agar
melewati bagian atas net yang ada di tengah lapangan. Agar
mendapatkan skor, para pemain dalam satu tim harus mengarahkan
bola ke area lawan, sehingga bola terjatuh di daerah pertahanan
lawan.
22

Bola Voli merupakan olahraga yang popular di Indonesia,


terbukti dengan banyaknya masyarakat yang gemar memainkan
olahraga bola voli di berbagai wilayah baik di kota maupun di desa.
Hampir setiap kampung memiliki lapangan bola voli out door (di
luar ruangan) dan di kota lapangan bola voli banyak di jumpai
lapangan indoor (di dalam ruangan), sehingga olahraga bola voli
sangat berkembang pesat. Di Indonesia pembinaan olahraga bola
voli di mulai sejak duduk di bangku sekolah.
Bola voli adalah olahraga yang wajib di ajarkan di Sekolah
baik pada saat jam pelajaran maupun di luar jam pelajaran
(ekstrakurikuler). Maka sehubungan dengan hal itu banyak di adakan
kejuaraan Popda antar pelajar dari tingkat SD, SMP, SMA ,dan
Mahasiswa dengan tujuan mencari bibit-bibit unggul pemain bola
voli di Indonesia. Dalam meraih suatu prestasi bolavoli tidak lepas
dari komponen – komponen penunjang seperti pembinaan teknik
dasar, taktik, fisik, mental pemain bola voli dan pembinaan atlet.
Seseorang untuk dapat meraih prestasi yang lebih harus dengan
latihan-latihan dan pertandingan secara terus-menerus. Dapat dilihat
dari uraian di atas teknik dasar adalah faktor utama dalam bermain
bola voli. Karena teknik dasar bermain bola voli merupakan faktor
penting dan mendasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain bola
voli. Teknik adalah suatu proses keaktifan jasmani dan pembuktian
suatu praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas
yang pasti dalam cabang permainan bola voli (Suharno, 2013:37).
c. Peraturan Permainan Bola Voli
1. Lapangan Voli
a) Panjang lapangan bola voli = 18 meter
b) Lebar lapangan bola voli = 9 meter
c) Panjang garis serang lapangan bola voli = 3 meter
d) Area servis lapangan bola voli = 3 meter
23

e) Lebar garis dalam lapangan bola voli = 5 meter Luas


lapangan bola voli = 162 meter persegi (18 x 9 meter)

Gambar 2.1. Lapangan Bola Voli


Sumber: Buku Paket SMP Kelas 7 Kurikulum 2013 Revisi 2017

2. Tinggi Net

Gambar 2.2. Ukuran dan Tinggi Net Bola Voli


Sumber: Buku Paket SMP Kelas 7 Kurikulum 2013 Revisi 2017

3. Bola
a. Diameter : 120-200 mm
b. Keliling Lingkaran : 650-670 mm
c. Berat : 260-280 gram
24

Gambar 2.3. Bola Voli


Sumber: Buku Paket SMP Kelas 7 Kurikulum 2013 Revisi 2017

4. Perlengkapan Pemain
a) Jersey

Gambar 2.4. Jersey Bola Voli


Sumber: Muhaimin (2012)
b) Kaos Kaki

Gambar 2.5. Kaos Kaki


Sumber: Muhaimin (2012)
25

c) Sepatu Voli

Gambar 2.6. Sepatu Voli


Sumber: Muhaimin (2012)
d. Teknik Dasar Permainan Bola Voli
1. Servis

Gambar 2.7. Servis


Sumber: Fauzi (2011)
Olahraga bola voli dalam pertandingan akan selalu dimulai
dari teknik servis. Teknik servis sangat penting bagi olahraga bola
voli, dikarenakan perolehan point atau skor dimulai dari servis yang
dilakukan oleh olahragawan. Servis adalah bagian dari teknik
olahraga bola voli yang harus dikuasai keterampilannya oleh
olahragawan. Dalam melakukan teknik servis, olahragawan harus
mampu mengontrol keseluruhan gerak bola yang diakibatkan dari
pukulan servis. Sally Kus (2014: 90) bahwa teknik servis harus
26

memiliki tiga fungsi utama, yaitu: it is an attack deployed to score a


direct point (ace), it is an attack to force the opposition to pass
poorly and become predictable in their return, it is a method to get
the ball in play.
Menurut M. Yunus (2012: 69), servis merupakan pukulan
pembukaan untuk memulai suatu permainan sesuai dengan
kemajuan permainan, teknik saat ini hanya sebagai permukaan
permainan, tapi jika ditinjau dari sudut taktik sudah merupakan
suatu serangan awal untuk mendapat nilai agar suatu regu berhasil
meraih kemenangan.
Menurut Nuril Ahmadi (2013: 20), servis adalah pukulan pertama
yang dilakukan dari belakang garis akhir lapangan permainan
melampui net ke daerah lawan. Pukulan servis dilakukan pada
permulaan dan setiap terjadinya kesalahan. Pukulan servis sangat
berperan besar untuk memperoleh poin, maka pukulan servis harus
meyakinkan, terarah, keras dan menyulitkan lawan.
a) Pelaksanaan Teknik Servis
i. Servis Sikap Awalan
Berdiri dengan kaki kiri sedikit ke depan dari kaki kanan, berat
badan berada di kaki kiri. Tangan kiri menyangga bola di depan
atas kepala, dan tangan kanan berada di belakang atas kepala siap
untuk memukul.

Gambar 2.8. Awalan Servis


Sumber: Fauzi (2011)
27

ii. Sikap Saat Perkenaan


Lambungkan bola ke atas sekitar setengah meter dari
tangan dan seketika itu melakukan pukulan bola dengan
menggunakan telapak tangan yang bentuknya cembung. Ketika
memukul dihentakkan tangannya dan pergelangan tangan mati
atau dikunci kencang agar tidak bergerak. Pada saat perkenaan
tangan boleh mengepal, dan kena pada bagian depan jari-jari
tangan. Menggunakan tangan yang mengepal perasaan akan
kurang baik dibandingkan dengan tangan yang terbuka, tetapi
tangan yang mengepal permukaannya lebih keras sehingga
pantulan bola lebih baik dan keras/tinggi. Pada saat perkenaan,
semakin lurus lengan raihan akan semakin tinggi bola dengan
permukaan lapangan, sehingga ada akan memperoleh gerakan
bola semakin sulit untuk diterima oleh lawan.

Gambar 2.9. Sikap Saat Perkenaan


Sumber: Fauzi (2011)
iii. Sikap akhir
Tangan setelah membentur/memukul bola dalam keadaan
ditahan tidak diperbolehkan adanya gerakan pada pergelangan
tangan. Gerakan tangan olahragawan pada saat servis tidak
28

diperbolehkan mengikuti jalan/geraknya bola. Seandainya


mengikuti jalan/geraknya bola, harus dapat membuat lintasan
yang lurus agar arah gaya yang diakibatkan dari pukulan
servis. Pukulan olahragawan pada saat melakukan servis
diharapkan tidak menimbulkan momen kopel pada bola,
sehingga tangan akan mengikuti gaya yang dihasilkan dari
pukulan tersebut. Selanjutnya pemukul servis mengikuti
langkah kaki yang lain untuk memasuki lapangan pertandingan
untuk melakukan persiapan pada teknik berikutnya

Gambar 2.10. Sikap Akhir


Sumber: Fauzi (2011)
2. Passing Bawah
Passing adalah upaya seorang pemain dengan
menggunakan suatu teknik tertentu untuk mengoperkan bola
yang dimainkannya kepada teman seregunya untuk
dimainkan dilapangan sendiri (Nuril Ahmadi,2013: 22).
Dalam permainan bola voli, passing dapat dilakukan
dengan cara passing bawah dan passing atas.
Menurut M. Yunus (2012: 79), passing adalah
mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu
dengan suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk
29

menyusun pola serangan kepada regu lawan.


Berdasarkan pada macam teknik dasar passing dalam
permainan bola voli, maka teknik passing dibedakan meliputi
teknik passing atas dan teknik passing bawah.
i. Sikap Awalan
Bergerak ke arah datangnya bola dan atur
posisi tubuh, genggam jemari tangan, Kaki dalam posisi
meregang dengan santai, bahu terbuka lebar, tekuk
lutut, tahan tubuh dalam posisi rendah, bentuk landasan
dengan lengan, sikut terkunci, lengan sejajar dengan
paha, pinggang lurus, pandangan ke arah bola.

Gambar 2.11. Sikap Awal


Sumber: Fauzi (2011)

ii. Saat perkenaan


Begitu bola datang, bergerak menuju arah bola
dengan mempertahankan siku tetap lurus dan berdekatan.
Setelah kira-kira sejangkauan pegangkan kedua tangan
segeralah ayunkan pelan ke dua lengan ke arah bola.
Pegangan dengan menggenggam empat jari tangan yang
lain, dan ibu jari berhimpitan. Kedua lengan usahakan
serata mungkin, jika perlu ke dua siku bersentuhan.
Perkenaan pada bagian proksimal/bagian atas dari
30

pergelangan tangan. Dari awal sampai akhir usahakan


kedua siku tetap lurus. Supaya ayunan lengan tidak terlalu
keras diharapakan diikuti dengan meluruskan lutut dan
usahakan bola selalu di dapat dikuasai di depan badan.

Gambar 2.12. sikap perkenaan passing bawah


Sumber: Fauzi (2011)
Pada saat mengenakan bola, sikap tubuh harus
dalam keadaan siap terhadap bola. Begitu bola berada
pada jarak yang tepat maka segeralah ayunkan lengan
yang telah lurus kearah bola, usahakan perkenaan bola
tepat dibagian proximal dari pergelangan agar pantulan
bola akan melambung dengan sudut pantul 90%
sehinngga bola akan mudah ditrima oleh rekan 1
timnya.
iii. Sikap Akhir
Setelah bola berhasil dipassing bawah maka,
segera diikuti pengambilan sikap siap normal kembali
dengan tujuan agar dapat bergerak lebih cepat iuntuk
menyesuaikan diri dengan keadaan. Passing bawah ini
merupakan teknik dalam permainan bola voli yang
mempunyai banyak fungsi atau kegunaan. Perhatikan
31

bola pada saat menyentuh lengan. Perkenaan pada


lengan bagian dalam pada saat memainkan bola dengan
sisi dalam lengan bawah merupakan teknik bermain
yang cukup penting.

Gambar 2.13. Sikap Akhir Passing Bawah

Sumber: Fauzi (2011)


3. Passing Atas

Gambar 2.14. Passing Atas

Sumber: Fauzi (2011)


32

Cara melakukan teknik passing atas adalah jari-jari


tangan terbuka lebar dan kedua tangan membentuk mangkuk
hanpir saling berhadapan. Sebelum menyentuh bola, lutut
sedikit ditekuk hingga berada di muka setinggi hidung.
Sudut antara sikut dan badan kurang lebih 45 derajat. Bola
disentuhkan dengan cara meluruskan kedua kaki dengan
lengan.
Menurut Nuril Ahmadi (2013: 26-27) memainkan bola
dengan teknik passing atas dapat dilakukan dengan berbagai
variasi yaitu antara lain: 1) passing atas ke arah belakang
lewat atas kepala, 2) passing atas ke arah samping pemain,
3) passing atas sambil melompat ke atas, 4) passing sambil
menjatuhkan diri kesamping, 5) passing atas sambil
menjatuhkan diri ke belakang.
i. Pelaksanaan Sikap teknik passing atas
Berdiri dengan kaki sedikit ke depan dan belakang
selebar bahu dengan lutut sedikit ditekuk serta kedua
tangan di depan dada untuk diangkat setinggi kepala.
Sikap posisi ini dipertahankan dalam bergerak ke depan,
ke samping dan ke belakang untuk menyongsong bola
yang diberikan oleh penerima servis sampai datangnya
bola.

Gambar 2.15. Sikap awalan passing atas


Sumber: Fauzi (2011)
33

ii. Sikap perkenaan


Segera bergerak ke arah datangnya bola, dan
songsong bola dengan kedua tangan, yang sikunya sedikit
menekuk. Perkenaan terutama pada pangkal ibu jari, jari
telunjuk, dan jari tengah yang sudah membuat cekungan.
Ketika menyentuh bola jar-jari tangan harus lentur, kuat,
dan didorong dengan pergelangan tangan diikuti
meluruskan siku, dan lutut.

Gambar 2.16. Sikap perkenaan passing atas


Sumber: Fauzi (2011)
iii. Sikap akhir
Dorong lengan untuk pasing atas dimulai dari jari,
tangan, siku, lutut lurus, dan bila diperlukan diikuti
dengan melangkah kaki ke depan sebagai gerakan
lanjutan.

Gambar 2.17. sikap akhir passing atas


Sumber: Fauzi (2011)
34

4. Smash

Gambar 2.18. Smash


Sumber: Fauzi (2011)
Dalam olahraga bola voli pada olahragawan remaja, junior
dan senior, pukulan/spike/smash merupakan teknik yang selalu
digunakan untuk mendapatkan point/angka atau mematikan
lawan. Teknik dasar yang baik dan sempurna akan dapat
dikembangkan ke berbagai teknik tinggi.
pukulan/spike/smash yang baik adalah teknik yang dapat
melakukan dari awalan, meloncat, memukul bola, dan mendarat
dengan santai pada berbagai macam umpan tetapi hasilnya
cukup keras, dan arahnya selalu berganti-ganti. Meskipun teknik
pukulan/spike/smash terdiri atas awalan meloncat, memukul
bola, dan mendarat tetapi yang perlu dikuasai pertama adalah
memukul bola.
Smash adalah pukulan yang utama dalam penyerangan
dalam usaha mencapai kemenangan (M. Yunus, 2012: 108).
Sedangkan menurut Nuril Ahmadi (2013: 31) smash atau
spike adalah pukulan bola yang keras dari atas kebawah,
jalannya menukik. Smash merupakan bentuk serangan yang
35

paling banyak dipergunakan dalam upaya memperoleh nilai


oleh suatu tim.
i. Pelaksanaan awalan teknik pukulan smash
Melangkah pertama pada awalan pendek, kedua
tangan tidak perlu diayunkan ke depan, bahkan menyilang
di depan badan. Hal tersebut akan menghambat langkah
sehingga awalan hanya dapat dilakukan dengan dua
langkah. Jika bola terlalu jauh di depan badan akhirnya
lompat akan selalu melayang ke depan sehingga pukulan
sering tidak tepat. Langkah terakhir menjelang lompat
panjang, kedua tangan ditinggal di belakang untuk siap
mengayun dalam loncat, sehingga momentum dari awalan
tidak hilang.

Gambar 2.19 sikap awalan smash


Sumber: Fauzi (2011)
ii. Sikap saat meloncat, melayang dan memukul bola.
Dari langkah panjang dan kedua tangan sudah
ditinggal di belakang, ayunkan tangan ke depan atas
bersamaan menyusulkan kaki belakang ke samping kaki
yang lain dan diakhiri meluruskan lutut dan meloncat.
36

Gambar 2.20 sikap saat melocat dan memukul bola


Sumber: Fauzi (2011)
iii. Sikap akhir:
Mendarat dengan dua kaki, ngeper, kuasai
keseimbangan untuk segera siap mengambil bola jika kena
blok atau siap melakukan blok dan pukulan/spike/smash
kembali.

Gambar 2.21 sikap akhir teknik smes


Sumber: Fauzi (2011)
37

5. Bendungan (Blok)

Gambar 2.22 Bendungan (Block)


Sumber: Fauzi (2011)
Dalam olahraga bola voli blok merupakan usaha yang
dilakukan oleh satu, dua, atau tiga orang pemain untuk
menghentikan serangan pada posisi di atas net dan
memantulkannya kembali ke arah bidang permainan lawan.
Blok sebagai teknik pertahanan olahraga bola voli yang paling
efektif untuk membendung dari pukulan/spike/smash sebagai
serangan lawan. Blok dapat menghasilkan angka dengan sangat
cepat, namun blok adalah keterampilan olahraga bola voli yang
paling sulit dipelajari dan dikuasai. Sebuah sentuhan yang
dihasilkan oleh blok atau pembelokan arah bola yang terkontrol
ke arah bidang permainan sendiri dapat dirubah menjadi sebuah
pasing yang baik dan dapat digunakan sebagai sebuah serangan
yang efektif untuk mendapatkan angka. Olahragawan yang akan
melakukan blok harus dapat menyesuaikan dengan waktu
penyerangan dari regu lawan.
Block merupakan benteng pertahanan yang utama untuk
menangkis serangan lawan (M. Yunus, 2012: 119). Menang
38

atau kalah pada pertandingan voli sesungguhnya tergantung


pada baik tidaknya basic skill atau kemampuan dasar pemain
itu sendiri. Basic skill block atau pertahanan merupakan inti
dari seluruh sistem pertahanan. Hanya dengan pertahanan
yang kuat pemain dapat melindungi pukulan-pukulan smash
lawan. Penyesuaian ini dilakukan untuk melihat tinggi dan
rendahnya bola yang diumpan oleh pengumpan regu lawan.
Pukulan olahraga bola voli tanpa dilakukan bendungan dengan
teknik blok, akan mempersulit pemain bertahan dalam
melakukan pertahanan lapangan belakang. Blok juga dapat
digunakan untuk menentukan dan membantu arah bola dari
pukulan/spike/smash bagi pemain bertahan.
i. Sikap awal/permulaan
Berdiri sedekat mungkin dengan net, kaki sejajar
selebar bahu, lutut sedikit ditekuk, tangan di depan dada
siap untuk meloncat. Pada sikap awal ini pandangan mata
blocker kearah bola yang akan dilakukan oleh pengumpan
lawan dalam memberikan umpan pada
pemukul/spiker/smasher.

Gambar 2.23 sikap awal teknik blok


Sumber: Fauzi (2011)
39

ii. Sikap perkenaan:


Setelah memperhitungkan tingginya bola, jauh
dekatnya bola dengan net, dan kebiasaan pemukul
segeralah meloncat. Kedua tangan langsung julurkan ke
atas lapangan lawan sedekat mungkin dengan net dan
tangan menguasai bola.

Gambar 2.24 sikap perkenaan teknik blok


Sumber: Fauzi (2011)
iii. Sikap akhir :
Mendarat dengan dua kaki, kedua tangan kembali di
depan dada dan kembali dengan siap normal. Pada saat
mendarat pandangan mata blocker harus selalu kearah
bola, hal disebabkan ada kemungkinan blocker harus
ambil bola untuk dipasing atau melakukan pukulan dan
mungkin akan blok kembali.

Gambar 2.25. sikap akhir teknik blok


Sumber: Fauzi (2011)
40

Gambar 2.26. Rangkaian Sikap Awal, Saat


Perkenaan, dan Sikap Akhir Teknik Blok
Sumber: Fauzi (2011)
B. PENELITIAN YANG RELEVAN
Fokus utama penelitian ini adalah mengenai “Minat Latihan Peserta
Ekstrakurikuler Bola Voli di SMP Negeri 10 Cibeber”. Temuan hasil
penelitian yang relevan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Akhmad Muhaemin (2012). Minat Siswa Dalam Mengikuti
Ekstrakurikuler Bola Voli Di Madrasah Aliyah Sunan Pandanaran.
Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar faktor-
faktor yang mempengaruhi minat siswa dalam mengikuti
ektrakurikuler bola voli di Madrasah Aliyah Sunan Pandanaran.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan metode
survei. Subjek penelitian yang digunakan adalah siswa yang
mengikuti ektrakurikuler bola voli di Madrasah Aliyah Sunan
Pandanaran sebanyak 39 anak. Intrumen yang digunakan berupa
angket, dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,953 dan untuk
menganalisis data digunakan statistik deskriptif kuantitatif dengan
persentase. Hasil penelitian menunjukkan minat siswa dalam
mengikuti ektrakurikuler bola voli di Madrasah Aliyah Sunan
Pandanaran sebagian besar berada pada kategori rendah sebesar
56,40%, diikuti pada kategori tinggi sebesar 35,9 %, kemudian
kategori sangat tinggi sebesar 5,10 %, dan kategori sangat rendah
41

sebesar 2,6 %. Jadi dapat disimpulkan minat siswa dalam mengikuti


ekstrakurikuler bola voli di Madrasah Aliyah Sunan Pandanaran
sebagian besar berada pada kategori rendah.
2. Irsyad Faiz Ramadhan (2018). Minat Siswa Dalam Mengikuti
Ekstrakurikuler Olahraga Bola Voli Di SMP Negeri 2 Berbah. Tujuan
dalam penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar minat siswa
dalam mengikuti ekstrakurikuler olahraga bola voli di SMP Negeri 2
Berbah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan
metode survei. Subjek penelitian yang digunakan adalah siswa yang
mengikuti ekstrakurikuler olahraga bola voli di SMP Negeri 2 Berbah
sebanyak 140 siswa. Instrumen yang digunakan berupa angket,
dengan koefisien realibilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach
sebesar 0,901 dan untuk menganalisis data digunakan statistik
deskriptif kuantitatif dengan tabel frekuensi pada program SPSS 16.0
for Windows. Hasil penelitian menunjukan minat siswa dalam
mengikuti ekstrakurikuler olahraga bola voli di SMP Negeri 2 Berbah
cenderung masuk dalam kategori rendah. Hasil tersebut ditunjukan
dengan perincian sebagai berikut. Kategori sangat tinggi sebesar
10,7%, diikuti pada kategori tinggi sebesar 37,9 %, kemudian
Kategori rendah sebesar 47,1 %, dan kategori sangat rendah 4,3%.
3. Ramli (2020). Survei Minat Siswa terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler
Bola Voli di SMP Negeri 1 Sungguminasa Kabupaten Gowa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang minat siswa
terhadap kegiatan ekstrakurikuler bolavoli siswa SMP Negeri I
Sungguminasa Kabupaten Gowa. Penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan variabel tunggal. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler bolavoli sebanyak 40 orang. Teknik pengumpulan data
dengan menggunakan angket. Selanjutnya data yang diperoleh
dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif presentase dengan
bantuan komputer melalui program SPSS 20.00. Hasil penelitian
42

menunjukkan bahwa minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler


bolavoli pada siswa SMP Negeri I Sungguminasa Kabupaten Gowa
tergolong tinggi dengan presentase mencapai 64,81% yang
dipengaruhi oleh beberapa indikator minat, seperti: motivasi dan cita-
cita, sikap terhadap guru dan pelajaran, dukungan keluarga, fasilitas
dan lain-lain. Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini
yaitu siswa telah memiliki minat yang tinggi dengan persentasi SS
26,225%, S 38,29%, TS 26,29%, STS 8,90% terhadap olahraga bola
voli pada siswa SMP Negeri I Sungguminasa Kabupaten Gowa.
4. Gifta Mulya Utami (2021). Minat Peserta Didik Perempuan Kelas VII
Tahun Ajaran 2020/2021 terahadap Kegiatan Ekstrakurikuler Bola
Voli di SMP Negeri 1 Sanden. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa tinggi minat peserta didik perempuan kelas VII
tahun ajaran 2020/2021 terhadap kegiatan ekstrakurikuler bola voli di
SMP Negeri 1 Sanden. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Teknik pengambilan
data dalam penelitian ini menggunakan instrumen angket. Populasi
dalam penelitian ini berjumlah 71 peserta didik perempuan kelas VII
SMP Negeri 1 Sanden dengan menggunakan teknik total sampling.
Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner online menggunakan
google formulir yang berisi 27 pernyataan. Berdasarkan hasil
penelitian secara keseluruhan disimpulkan bahwa minat peserta didik
perempuan kelas VII SMP Negeri 1 Sanden tahun ajaran 2020/2021
terhadap kegiatan ekstrakurikuler bola voli pada kategori sangat tinggi
sebanyak 5 peserta didik (7%), kategori tinggi sebanyak 16 peserta
didik (23%), kategori sedang sebanyak 15 peserta didik (21%),
kategori rendah sebanyak 30 peserta didik (42%), dan kategori sangat
rendah sebanyak 5 peserta didik (7%). Jadi dapat disimpulkan bahwa
minat peserta didik perempuan kelas VII tahun ajaran 2020/2021
terhadap kegiatan ekstrakurikuler bola voli di SMP Negeri 1 Sanden
berada pada kategori rendah.
43

C. KERANGKA BERPIKIR
Berdasarkan latar belakang dan kajian teoritik minat merupakan
kecenderungan dalam diri individu untuk merasa tertarik terhadap suatu
objek serta menunjukkan arah perhatian dan mempunyai keinginan untuk
terlihat dalam suatu objek tersebut. Minat ini merupakan suatu pernyataan
psikis yang bersifat abstrak sehingga dapat diamati secara langsung yang
meliputi gejala-gejala dalam perbuatan dan tingkah laku seseorang terhadap
objek yang diamati. Minat berkembang karena adanya dorongan untuk
berhubungan langsung atau terlibat dalam suatu benda atau aktivitas.
Dorongan untuk terlibat ini yang menjadi penyebab seseorang berminat
terhadap suatu objek dan berusaha untuk mendapatkan objek minat tersebut.
Minat pada dasarnya merupakan kekuatan pendorong yang mempunyai
peran yang penting dalam menghayati suatu objek. Dalam minat terdapat
unsur penting yang berupa rasa tertarik atau senang, perhatian dan kegiatan
untuk melakukan suatu tindakan yang nyata sesuai dengan kuatnya
dorongan untuk mendapatkan objek minat. Hubungannya dengan minat
latihan peserta ekstrakurikuler bola voli di SMP Negeri Se-Kecamatan
Cibeber terhadap olahraga bola voli adalah apabila peserta ekstrakurikuler
bola voli mempunyai minat, peserta ekstrakurikuler tersebut akan memiliki
rasa tertarik atau senang terhadap suatu objek dan memberikan perhatiannya
terhadap objek tersebut, sedangkan peserta yang tidak berminat, tidak akan
memiliki rasa tertarik atau senang dan tidak memberikan perhatiannya, serta
tidak mempunyai keinginan untuk terlibat langsung dalam suatu objek
tersebut. Untuk dapat mengetahui minat peserta esktrakurikuler bola voli
tersebut maka dapat dianalisis dari faktor-faktor tersebut dengan menyusun
sebuah instrumen dalam bentuk sebuah angket. Angket tersebut berisi butir-
butir pertanyaan yang dapat mengungkap perhatian, perasaan senang,
aktivitas, peranan guru/pelatih, dan fasilitas terhadap minat latihan
ekstrakurkuler bola voli. Dengan menjawab pertanyaan tersebut maka dapat
diketahui minat latihan peserta ekstrakurikuler bola voli di SMP Negeri Se-
Kecamatan Cibeber.
44

D. HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis sebagai dugaan sementara atau pendapat yang lemah,
sehingga perlu dibuktikan dulu kebenarannya. Rumusan hipotesis yang
diambil sebagai dasar dugaan sementara bahwa, minat latihan peserta
ekstrakurikuler bola voli di SMP Negeri Se-Kecamatan Cibeber termasuk
dalam kategori “rendah”
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian


Penggunaan metode yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
merupakan persyaratan mutlak yang diperlukan dalam suatu proses
penelitian. Jenis penelitian yang digunakan dalam proses penelitian ini adalah
deskriptif kuantitatif dengan menggunakan studi angket/kuesioner. Dalam hal
ini dilakukan pada responden yang telah ditentukan sebelumnya untuk
mengetahui minat latihan peserta ekstrakurikuler bola voli di SMP Negeri Se-
Kecamatan Cibeber.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
SMP Negeri Se-Kecamatan Cibeber berjumlah 11 lembaga
sekolah, akan tetapi penulis mengambil lokasi penelitian ini di sekolah
yang melaksanakan latihan ekstrakurikuler bola voli yaitu SMP Negeri
4 Cibeber, SMP Negeri 5 Cibeber dan SMP Negeri 10 Cibeber
dikarenakan ingin menambah wawasan mengenai minat latihan peserta
ekstrakurikuler bola voli di SMP Negeri Se-Kecamatan Cibeber.
2. Waktu Penelitian
Pada penelitian ini peneliti melaksanakan penelitian pada tanggal
12,13 dan 14 Mei 2022.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2014, hlm. 117) menyatakan bahwa “populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Sedangkan menurut Arikunto (2013, hlm.173) mengatakan bahwa
“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila sesorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian.

45
46

Maka penelitiannya adalah penelitian populasi.” Berdasarkan


pendapat di atas maka dalam penelitian ini penulis menetapkan populasi
yang digunakan yaitu seluruh peserta yang mengikuti latihan
ekstrakurikuler bola voli di SMP Negeri 4 Cibeber 12 peserta, SMP
Negeri 5 Cibeber 13 peserta dan SMP Negeri 10 Cibeber 15 peserta,
sehingaa jumlah seluruhnya yaitu 30 peserta yang mengikuti latihan
ekstrakurikuler bola voli.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2014, hlm.118) menyatakan bahwa “Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.” Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total
sampling. Menurut Sugiono (2014, hlm 120) mengatakan “total
sampling adalah pengambilan sampel yang sama dengan jumlah
populasi yang ada ”Sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 peserta
dari SMP Negeri 4 Cibeber 12 peserta, SMP Negeri 5 Cibeber 13
peserta dan SMP Negeri 10 Cibeber 15 peserta yang mengikuti latihan
ekstrakurikuler bola voli.
D. Instrumen Penelitian
Pada sebuah penelitian diperlukan sebuah alat ukur. Alat ukur dalam
sebuah penelitian biasanya dinamakan instumen penelitian. Jadi pengertian
instrumen menurut Sugiyono (2012: 148) adalah “Suatu alat ukur yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang di amati”.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk angket atau
kuesioner. Angket merupakan suatu cara pengumpulan data atau suatu
penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut
kepentingan umum. Menurut Sugiyono (2012: 199) “Kuesioner merupakan
Teknik pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawab”.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejenis angket
dengan pertanyaan tertutup. Nilai validitas angket yaitu 0.304 dan nilai
reliabilitas angket yaitu 0,953. Penskoran digunakan dengan menggunakan
47

skala Likert dengan empat alternatif jawaban, yaitu: sangat setuju (SS), setuju
(S), tidak tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).Skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012: 93). Responden
dapat memilih salah satu dari empat alternatif jawaban yang disesuaikan
dengan keadaan subjek.
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket

Butir Pernyataan
Variabel Faktor Indikator
Nomor Jumlah
Faktor- faktor yang Intern Minat 1,2,3,4,5,6,7,8 8
mempengar uhi siswa
dalam mengikuti Motivasi 9,10,11,12,13,14 6
ekstrakurikuler
bolavoli Ekstern Guru/pelatih 15,16,17,18 4

Lingkungan 19,20,21,22,23,24 6

Fasilitas 25,26,27 3
Keluarga 28,29,30 3
Jumlah 30

Sumber: Muhaeimin. (2012)


E. Teknik Pengumpulan Data
Metode penelitian data dalam penelitian ini menggunakan survei
dengan teknik pengumpulan data menggunakan angket. Teknik pengumpulan
data menggunakan angket dirasa lebih praktis dan efisien karena dalam waktu
singkat peneliti dapat memperoleh data dari responden. Semakin tinggi skor
yang diperoleh maka semakin tinggi minat latihan peserta ekstrakurikuler
bola voli di SMP Negeri Se-Kecamatan Cibeber.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini adalah menggunakan teknik
analisis deskriptif yang kemudian dimaknai analisis deskriptif dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui minat latihan peserta ekstrakurikuler
bola voli di SMP Negeri Se-Kecamatan Cibeber.
48

Menurut Anas Sudijono (2012: 4), statistik deskriptif adalah statistik


yang mempunyai tugas mengorganisasi dan menganalisis data angka, agar
dapat memberikan gambaran secara teratur, ringkas, dan jelas, mengenai
suatu gejala, peristiwa atau keadaan, sehingga dapat ditarik pengertian atau
makna tertentu.Analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan
cara mengklasifikasikan jenis data yang diperoleh dari lembar obsevasi atau
angket. Data dikategorikan mengenai jumlah minat latihan peserta
ekstrakurikuler bola voli dengan rumus klasifikasi dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.2 Rumus Kategori Pengelompokan Perhitungan
No Kategori Rumus
1 Sangat Tinggi X ≥ M + 1,5 SD
2 Tinggi M ≤ X < M + 1,5 SD
3 Rendah M - 1,5 SD ≤ X < M
4 Sangat Rendah M - 1,5 SD ≥ X

Sumber: (Muhaimin. 2012)

Hasil klasifikasi data penelitian kemudian dideskripsikan ke dalam


analisis persentase dengan rumus Sudijono (2012:4) formula sebagai
berikut:
P=f/N X 100%

Keterangan:
P = Persentase
F = Frekuensi
N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu).

Anda mungkin juga menyukai