Anda di halaman 1dari 81

SKRIPSI

SISTEM KOMUNIKASI PENYULUHAN DALAM PENGEMBANGAN


BUDIDAYA TOMAT DI DESA BANGKA JONG KECAMATAN WAE RI’I
KABUPATEN MANGGARAI NUSA TENGGARA TIMUR (NTT)

Oleh:

HENDRIKUS DAMBA
1404020111

Diajukan Kepada Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana Untuk


Memenuhi Salah Satu Syarat yang Diperlukan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pertanian

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
FAKULTAS PERTANIAN
2021

i
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : SISTEM KOMUNIKASI PENYULUHAN


DALAM PENGEMBANGAN BUDIDAYA
TOMAT DI DESA BANGKA JONG
KECAMATAN WAE RI’I KABUPATEN
MANGGARAI NUSA TENGGARA TIMUR
(NTT)

NAMA : HENDRIKUS DAMBA


NIM : 1404020111
PROGRAM : AGRIBISNIS
STUDI

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Ir. Leta R. Levis, M.Rur. Mnt


Dr. Tomycho. Olviana, SP,M,MA
NIP. 19600501 198903 1 001
NIP. 19821029 92008812 2 002

Ketua Jurusan Agribisnis Dekan Fakultas Pertanian

Dekan Fakultas Pertanian

Ir. Lika Bernadina, M.Sc.Agr


NIP. 19620223 198601 2 001 Dr. Ir. Damianus Adar, M.Ec
NIP. 19650113 199103 1 002

Disahkan Di Kupang : Juni 2021

ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi ini berjudul: “Sistem Komunikasi Penyuluhan Dalam


Pengembangan Budidaya Tomat Di Desa Bangka Jong Kecamatan Wae Ri‟i
Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur, atas Nama : Hendrikus
Damba, Nim : 140402111, pada Jurusan Agribisnis Minat Penyuluhan
Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana benar-benar telah diuji dan
dipertanggungjawabkan di Depan Tim Penguji Ujian Skripsi Jurusan
Agribisnis Minat Penyuluhan Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Nusa
Cendana Pada tanggal, 28 Juni 2019.

Tim Penguji

1. Dr. Tomycho. Olviana, SP,M,MA 1.

2. Dr.Ir. Leta R. Levis, M.Rur. Mn 2.

3. Ir. Selfius P. N. Nainiti, M.Sc. Agr 3.


Mengetahui

Ketua Jurusan Agribisnis Dekan Fakultas Pertanian

Dekan Fakultas Pertanian

Ir. Lika Bernadina, M.Sc.Agr


NIP. 19620223 198601 2 001 Dr. Ir. Damianus Adar, M.Ec
NIP. 19650113 199103 1 002

iii
DEKLARASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa, skripsi ini ditulis berdasarkan


hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis sendiri dan belum pernah
diajukan oleh siapapun juga untuk memperoleh gelar apapun dan dimanapun.
Referensi dan informasi yang digunakan dalam skripsi ini telah diacu sesuai
dengan syarat-syarat baku dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Kupang, Penulis

HENDRIKUS DAMBA
1404020111

iv
MOTO

Selalu Ada Harapan Bagi Mereka Yang Sering Berdoa,


Selalu Ada Jalan Bagi Mereka Yang Sering Berusaha

"Keberhasilan diperoleh dari usaha dan kerja keras”

Skripsi ini kupersembahkan kepada:


1. Tuhanku Yesus Kristus
2. Bapak Yosep Abar dan Ibu Romana Dawul ( Alm)
3. Kaka Adik Tercinta
4. Semua orang yang menantikan keberhasilanku
5. Serta almamaterku Faperta Undana Tercinta

v
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan Di Kenda pada tanggal 10 Juli 1993,


dari Ayah Yosep Abar dan Ibu Romana Dawul (Alm)
Penulis merupakan anak kelima dari 6 bersaudara.

Pad ahun 2001 Penulis masuk Sekolah Dasar Inpres Kenda


dan tamat pada tahun 2008. Ditahun yang sama penulis masuk Sekolah Menengah
Pertama Negeri 1 Langke Rembong dan tamat Pada tahun 2011, Pada tahun yang
sama penulis melanjutkan studi ke Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Wae Ri‟i,
dan tamat pada tahun2014. Pada tahun 2014 melalui jalur SNMPTN, penulis
diterima menjadi mahasiswa pada Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian Universitas Nusa Cendana

vi
ABSTRAK
Sistem Komunikasi Penyuluhan Dalam Pengembangan Budidaya
Tomat Di Desa Bangka Jong Kecamatan Wae Ri’i Kabupaten
Manggarai Nusa Tenggara Timur,
Hendrikus Damba *) Tomycho. Olviana**) Leta R. Levis**)

Penelitian tentang“Sistem Komunikasi Penyuluhan Dalam


Pengembangan Budidaya Tomat Di Desa Bangka Jong Kecamatan Wae Ri‟i
Kabupaten Manggarai”. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui sistem
komunikasi penyuluhan dalam pengembangan usahatani tomat di Desa
Bangka Jong Kecamatan Wae Ri‟i Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara
Timur (NTT). (2) Mengetahuhi hubungan faktor sosial ekonomi petani
dengan system komunikasi dalam pengembangan usahatani tomat Di Desa
Bangka Jong Kecamatan Wae Ri‟i Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara
Timur (NTT) Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode
survei. Lokasi penelitian ditetapkan secara sengaja (purposive sampling), dan
petani sampel ditetapkan secara proportional random sampling. Populasi
penelitian ini adalah petani tomat yang tergabung dalam 8 buah kelompoktani
berjumlah 163 orang . Petani sampel ditetapkan sebanyak 65 orang dengan
rumus slovin .Data dikumpulkan adalah data sekunder dan data primer. Data
yang terkumpul dianalisis secara statistik deskriptif dan statistik sederhana.
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Sistem komunikasi penyuluh
pertanian dalam pengembangan budidaya tomat Di Desa Bangka Jong
Kecamatan Wae Ri‟i berada pada kategori “kurang efektif”. dengan persentase
pencapaian skor maksimum yaitu 56%, dengan skor rata-rata yaitu 3,5. (2)
Faktor social ekonomi yang mempunyai hubungan signifikan dengan yaitu:
thitung 5,874 ttabel 1,674 umur, thitung 1,646 ttabel 1,674 pendidikan formal,
thitung 3,523 ttabel 1,674 jumlah tanggungan keluarga, thitung 2,508 ttabel
1,674 inovasi thitung 1,646 ttabel 1,674 pendikan nonformal thitung 1,411
ttabel 1,674 adapter. Sedangkan Faktor sosial ekonomi yang tidak mempunyai
hubungan signifikan dengan sistem komunikasi yaitu pendidikan nonformal,
dan kategori adapter. Perlu adanya peningkatan mutu pendidikan nonformal
dengan kategori adapter.
Kata kunci : Sistem komunikasi, komunikasi penyuluhan budidaya tomat

vii
ABSTRACT

Extension Communication System in Tomato Cultivation Development in


Bangka Jong Village, Wae Ri'i District, Manggarai Regency, East Nusa
Tenggara

Hendrikus Damba *) Tomycho. Olviana, **) Leta R. Levis, **)

Research on "Extension Communication System in Tomato Cultivation


Development in Bangka Jong Village, Wae Ri'i District, Manggarai Regency".
Data collection was carried out from May to June 2019. This study aims to (1)
determine the extension communication system in the development of tomato
farming in Bangka Jong Village, Wae Ri'i District, Manggarai Regency, East
Nusa Tenggara (NTT). (2) Knowing the relationship of farmer's economic
social factors with the communication system in the development of tomato
farming in Bangka Jong Village, Wae Ri'i District, Manggarai Regency, East
Nusa Tenggara (NTT). This research was conducted using a survey method.
The research location was determined by purposive sampling, and the sample
farmers were determined by proportional random sampling. The population of
this research is Tomato which is incorporated in 8 farmer groups totaling 163
people. The sample farmers were set at 65 people. The data collected are
secondary data and primary data. The data collected were analyzed
descriptively and simple statistics. The results showed that (1) the agricultural
extension communication system in the development of tomato cultivation in
Bangka Jong Village, Wae Ri'i District was in the "Less Effective" category.
With a maximum score achievement percentage of 56%, with an average score
of 3.5. It can be concluded that the agricultural extension communication
system in the Research Village is not good”. (2) The relationship between
socio-economic factors and the communication system in the development of
tomato farming is that the socio-economic factors that have a significant
relationship include: Age, Formal Education, Number of Family Dependents,
and Innovation. While the socio-economic factors that do not have a significant
relationship with the communication system are Non-Formal Education, and
the Adapter Category.
Keywords communication system, tomato cultivation counseling
communication

viii
KATA PENGANTAR

Segala hormat, puji serta syukur yang berlimpah penulis hanturkan


kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas segala berkat, rahmat dan
pertolonganNya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
Skripsi yang berjudul “Sistem Komunikasi Penyuluhan Dalam Pengembangan
Budidaya Tomat Di Desa Bangka Jong Kecamatan Wae Ri‟i Kabupaten
Manggarai Nusa Tenggara Timur” ini disusun sebagai salah satu syarat
akademik guna memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu,
pada kesempatan yang penuh rahmat ini dari lubuk hati yang terdalam penulis
menyampaikan terimakasih berlimpah kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Damianus Adar, M. Ec, selaku Dekan Fakultas Pertanian beserta
segenap civitas akademika.
2. Ibu Ir. Lika Bernadina, M.Sc. Agr, selaku Ketuan Jurusan Agribisnis.
3. Dr. Tomycho Olviana, SP, M,MA, selaku Pembimbing I yang telah
meluangkan waktu, pikiran dan kesabarannya dalam membimbing penulis.
4. Dr.Ir. Leta R. Levis, M.Rur. Mnt, selaku Pembimbing II yang telah meluangkan
waktu, pikiran dan kesabarannya dalam membimbing penulis.
5. Ir. Selfius P.N Nainiti, M.Sc. Agr, selaku Penguji yang telah meluangkan
waktu, pikiran dan kesabarannya dalam membimbing penulis.
6. Bapak Ibu dosen di Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian yang telah mengajar,
mengasah dan mengasuh penulis selama masa perkuliahan.
7. Staf administrasi Jurusan Agribisnis, Bapak Esau dan Bapak Eman Bureni yang
telah banyak membantu penulis.
8. Rekan–rekan seperjuangan Agribisnis14 yang selalu membantu, mendoakan,
mendorong dan mendukung penulis selama bersama–sama di bangku kuliah:
Marsel,Rina, Thya, Ria, Febi, Rinta, Uli, Umbu Kini, Umbu Natan, Agnes,

ix
Mely, Ervi, Sam, Marbo, Bobby, Mario, Khafidh, Rahma, Soleman, Jou
darling‟s, Romi, Rafli, Doka, Dion, Willy, Andika, Yana, Imel, Yani, Ismi,
Celti, Fanny dan Erni.
9. Rekan-rekan seperjuangan Jurusan Agrotek yang selalu membantu dan
memberikan suport, Vinox, Toyk, Kamel, Igen, Patris, Efen, Reta, Rista, Berta,
Vony, Santy, Serta seluruh Keluarga Besar Himawari Kupang dan Ikumsari
Kupang.
10. Keluarga yang telah mendukung penuh sejak penulis masuk pada Universitas
Nusa Cendana Bapak Yosep Abar, Mama Romana Dawul (Alm), Kakak Faty,
Kakak Til, Kakak Bas, Kakak Remy, Adik Tian Serta seluruh Keluarga Besar
yang tidak bisa sebut satu persatu.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Segala kritik dan saran sangat penulis butuhkan. Semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Kupang, Penulis

HENDRIKUS DAMBA
1404020111

x
NO HAL

SAMPUL...............................................................................................................................i

LEMBARAN PENGESAHAN.............................................................................................ii

LEMBARAN PENGESAHAN TIM PENGUJI DEKLARASI...........................................iii

DEKLARASI........................................................................................................................iv

MOTO...................................................................................................................................v

RIWAYAT HIDUP..............................................................................................................vi

ABSTRAK...........................................................................................................................vii

ABSTRACT........................................................................................................................viii

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ix

DAFTAR ISI........................................................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG...........................................................................................................1

PERUMUSAN MASALAH.................................................................................................3

a. TUJUAN............................................................................................................................... 4

b. MANFAAT PENELITIAN................................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 RUJUKAN PENELITIAN TERDAHULU....................................................................... 5

2.2 MODEL KOMUNIKASI................................................................................................. 7

2.3 MODEL LASWEL........................................................................................................... 7

2.4 MODEL BERLO.............................................................................................................. 8

2.5 KONSEP MODEL KOMUNIKASI PENYULUHAN.................................................. 12

xi
2.6 USAHATANI TOMAT................................................................................................... 13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 KARANGKA BERPIKIR............................................................................................................... 16

3.2 HIPOTESIS...................................................................................................................................... 18

3.3 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN....................................................................................... 18

3.4 METODE PENENTUAN SAMPEL............................................................................................... 18

3.5 METODE PENGAMBILAN DATA.............................................................................................. 20

3.6 PENGAMATAN DAN KONSEP PENGUKURAN...................................................................... 20

3.7 MODEL DAN ANALISIS DATA................................................................................................. 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian...............................................................27

4.2 Karakteristik Responden................................................................................30

4.2.1 UMUR RESPONDEN..................................................................................................... 31

4.2.2 4.2.2 JUMLAH TANGGUNGAN KELUARGA.......................................................... 32

4.2.3 4.2.3.LUAS LAHAN..................................................................................................... 33

4.2.4 4.2.4 TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL................................................................. 34

4.2.5 4.2.5 PENDIDIKAN NONFORMAL............................................................................ 35

4.3 Penerapan Model Komunikasi..........................................................................35

4.4 Hubungan Factor Sosial Ekonomi Dengan System Komunikasi.......................43

4.4.1 Hubungan Antara Umur Dengan Sistem Komunikasi (X1)....................45

4.4.2 HUBUNGAN PENDIDIKAN FORMAL DENGAN SISTEM KOMUNIKASI (X2)...46

4.4.3 HUBUNGAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN SISTEM KOMUNIKASI(X3)

...........................................................................................................................46

xii
4.4.4 HUBUNGAN TANGGUNGAN KELUARGA DENGAN SISTEM KOMUNIKASI (X4)

...........................................................................................................................47

4.4.5 HUBUNGAN ANTARA ADAPTER DENGAN SYSTEM KOMUNIKASI (X5)....47

4.4.5 HUBUNGAN INOVASI DENGAN SISTEM KOMUNIKASI (X6).....................48

BAB V Kesimpulan Dan Saran

5.1 KESIMPULAN............................................................................................................... 49

5.2 SARAN........................................................................................................................... 49

Daftar Pustaka........................................................................................................50

Lampiran…...........................................................................................................52

xiii
DAFTAR TABEL

1. PENCAPAIAN SKOR MASKSIMUM TINGKAT EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL


KOMUNIKASI PENYULUHAN.......................................................................................... 23
2. JUMALAH DESA PRODUKSI TOMAT KECAMATAN WAE RI‟I ................................. 28
3. RINCIAN TINGKAT PENDDIKAN DESA BANGKA JONG.......................................... 31
2 KARAKTERISTIK RESPONDEN PETANI BERDASARKAN TINGKAT
PENDIDIKAN NONFORMAL............................................................................................... 42
3 DISTRIBUSI RESPONEN BERDASARKAN KATEGORI JUMLAH
TANGGUNGAN KELUARGA.............................................................................................. 31
4 KARAKTERISTIK RESPONDEN DI DESA BANGKA JONG
BERDASARKAN KATEGORI LUAS LAHAN.................................................................. 31
5 KARAKTERISTIK RESPONDEN DI DESA BANGKA JONG
BERDASARKAN KATEGORI PENDIDIKAN FORMAL................................................. 34
6 KARAKTERISTIK RESPONDEN DI DESA BANGKA JONG BERDASARKAN
KATEGORI PENDIDIKAN NONFORMAL........................................................................ 35
7 PRESENTASE PENCAPAIAN SKOR MAKSIMUM SITEM KOMUNIKASI
PENYULUHAN
DALAM PENGEMBANGAN BUDIDAYA TOMAT DI DESA BANGKA JONG.........37

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan pertanian adalah suatu proses yang di tujukan untuk selalu
menambah produksi pertanian untuk tipa-tiap konsumen, yang sekaligus
mempertinggi pendapatan dan produktivitas usaha tiap-tiap petani dengan jalan
menambah modal dan skill untuk memperbesar turut campur tangannya
manusia di dalam perkembangan tumbuh-tumbuhan dan hewan.
A.T.Mosher dalam bukunya Getingg Agriculture Moving, mengatakan
bahwa Pembangunan pertanian adalah suatau bagian integral dari pada
pembangunan ekonomi dan masyarakat secara umum. Secara luas
pembangunan pertanian bukan hanya proses atau kegiatan menambah
peroduksi pertanian melainkan sebuah proses yang menghasilkan perubahan
sosial baik nilai, norma perilaku lembaga, sosial dan sebagainya demi mencapai
pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat
yang lebih baik. Pertanian merupakan sektor utama penghasil bahan-bahan
makanan dan bahan- bahan industri yang dapat di olah menjadi bahan sandang,
pangan dan papan yang dapat di konsumsi maupun di perdagankan, maka dari
itu pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan ekonomi
menurut (A.T.Mosher,1987)
Agar program pertanian berjalan efisien dan efektif, maka dibentuklah
kelompok-kelompok tani yang diharapkan dapat berfungsi sebagai wadah yang
dapat memotivasi petani sebagai anggotanya untuk lebih aktif dan berperan
dalam berbagai kegiatan guna mengembangkan dan meningkatkan
usahataninya. Kelompok tani dibentuk oleh dan untuk petani, guna mengatasi
masalah bersama dalam usahatani serta menguatkan posisi tawar petani, baik
dalam pasar sarana maupun pasar produk pertanian.
Pengembangan hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa latin, yaitu

xv
hortus yang berarti kebun tanaman yang diusahakan adalah jenis-jenis tanaman
makanan.Usaha terutamaditunjukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-
hari, usahatani sifatnya swaembada dalam keperluan pokok dari keluarga
petani.Karena itu maka usahatani yang demikian sifatnya itu disebut dengan nama
(subsistance farming)” usahatani swasembada” (Tohir,1991).Sektor pertanian
memiliki peranan penting dalam memajukan perekonomian Kabupaten
Manggarai.Tercatat kontribusi sektor pertanian menyumbang 24,07% terhadap
produk Domestic Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Manggarai tahun 2016.Dengan
mayoritas penduduk Kabupaten Manggarai bermata pencaharian petani, maka
peluang usahatanidisektor pertanian akan terus berkembang. (BPS Kabupaten
Manggarai 2017-2018)
Tomat merupakan salah satu produk hortikultura yang potensial untuk
dibudidayakan. Tomat telah lama dikembangkan di berbagai daerah, termasuk di Ke
camatan Wae Ri‟i Kabupaten Manggarai. Desa Bangka Jong merupakan salah satu
Desa yang ada di Kecamatan Wae Ri”i Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur
( NTT).Desa Bangka Jong memiliki 8 kelompok tani yaitu :1) Golo Ri‟i 2) Perintis 3)
Karya Mandiri 4) Sumber Hidup 5) Lando jaya 6) Wela Woja 7) Wohe jaya 8) Jari
Laing. Kegiatan penyuluhan pertanian adalah suatu kegiatan penyampaian informasi
kepada orang lain, dengan harapan orang tersebut dapat berubah perilakunya dengan
mau melaksanakan informasi yang disampaikan. Seseorang berubah perilakunya
dapat disebabkan setelah berinteraksi dengan orang lain. Bila kita ingin berinteraksi
dengan orang lain, maka komunikasi amat diperlukan. Sehinggga informasi apa yang
ingin dapat diterima oleh mereka.
Berbicara penyuluhan, penyuluhan adalah proses pendidikan nonformal,
yang intinya ingin merubah perilaku dari sasaran penyuluhan itu. Perubahan perilaku
dapat terjadi apabila terjadi interaksi penyuluh yang akan menyampaikan informasi
baru dengan sasaran dengan melakukan komunikasi dengan baik (Alvin Goldberg,
Carl Larson,2006)

xvi
Persoalan komunikasi dalam konteks pengembangan pertanian perlu dipahami
dalam paling tidak dua pengertian besar yaitu komunikasi biasa dalam pengertian
sekedar menyambungkan informasi, media dan pesan, namun juga masuk ke ranah
yang lebih luas sebagai komunikasi pembangunan yang dalam komunikai informasi
dan pesan tersebut juga melibatkan secara aktif semua stakeholders dan sekaligus
menilai situasi (Mefalopulos, 2008). Usahatani tomat akan berhasil dengan baik jika
penyuluh melakukan komunikasi informasi inovasi secara baik, sebab komunikasi
akan memberikan informasi, tetapi juga dapat memberikan kerja sama dengan baik
. Kecamatan Wae Ri‟i memiliki 112 (seratus dua belas) kelompok tani yang
menyebar disetiap Desa di Kecamatan Wae Ri‟i Kabupaten Manggarai (NTT).
Tujuan yang ingin dicapai serta meningkatakan ushatani tomat yang semaksimal
mungkin dan mensejahterahkan kehidupan masyarakat yang melakukan usahatani
tomat.
Oleh sebab itu maka peran penyuluhan dalam meningkatkan usahatani tomat di
Bangka Jong Kecamatan Wae Ri‟i Kabupaten Manggarai sangat penting demi
tercapanya tujuaan yang ingin dicapai serta meningkatakan usahtani tomat yang
semaksimal mungkin dan mensejaterahkana kehidupan masyarakat yang melakukan
usahatani tomat. Dengan adanya sistem informasi inovasi yang baik akan membantu
petani untuk meningkatkan produktivitas petani yang melakukan usahatani tomat.
Berdasarakan urain tersebut di atas, penulis sangat tertarik untuk meneliti
tentang “Sistem Komunikasi Penyuluhan Dalam Pengembangan Budidaya
Tomat Di Desa Bangka Jong Kecamatan Wae Ri’i Kabupaten Manggarai”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi maslah usahatani tomat yaitu:
1) Bagaimana sistem komunikasi penyuluhan dalam pengembangan
usahatani tomat di Desa Bangka Jong Kecamatan Wae Ri‟i Kabupaten
Manggarai Nusa Tenggara Timur (NTT)

xvii
2) Bagaimana hubungan faktor sosial ekonomi petani dengan system
komunikasi dalam pengembangan usahatani tomat Di Desa Bangka
Jong Kecamatan Wae Ri‟i Kabupaten Maggarai Nusa Tenggara Timur
(NTT)
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:
1) Mengetahui sistem komunikasi penyuluhan dalam pengembangan
usahatani tomat Di Desa Bangka Jong Kecamatan Wae Ri‟i Kabupaten
Manggarai (NTT)
2) Mengetahuhi hubungan faktor sisoal ekonomi petani dengan system
komunikasi dalam pengembangan usahatani tomat Di Desa Bangka
Jong Kecamatan Wae Ri‟i Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur
(NTT)

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitain ini diharpkan berguna bagi :
1) Bagi peneliti, peneliti ini merupakan bagian dari proses belajar yang
harus kita pilih sebagai syarat memperoleh gelar sarjana pertanian di
Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana
2) Bagi petani khususnya di daerah penelitian untuk dapat berperan aktif
dalam pengolahan usa tani
3) Bagi pihak pemerintah sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
kebijakan pembangunan pertanian khususnya pada kelompok tani

xviii
BAB II
TINJAUN PUSTAKA

2.1 Rujukan Penelitian

Levis L.R (2017), dalam penelitain yang berjudul struktur perilaku petani
dan model komunikasi penyuluhan pertanian untuk meningkatkan adptasi dan
kecepatan adopsi agribisnis jagung oleh petani di Timor Barat Provinsi Nusa
Tenggara Timur,menyimpulkan bawah penerapan model komunikasi
penyuluhan pertanian di bawah sistem laku di NTT tergolong
tidak efektif, dengan rata -rata 2,3 atau 46 %.
Ditinjau dari sumber komunikasi, sebanyak 70.04% petani mengikuti
bawah PPL sebagai sumber komunikasi yang masih disenangi. Dari unsur
pesan, sebanyak 62,75% petani mengatakan bawah pesan yang dibawah di
beriakan cukup efektif atau hanya sekitar 38% petani menyatakan pesan yang
diberikan cukup efektif.
Dari unsur media, sebanyak 225 (91,1%) petani mengaku bawah
penyuluh menggunakan media lisan dan kelompok di mana PPL memberikan
pesan secara lisan dalam wadah kelompok. Dari unsur metode komunikasi,
bawah respon petani terhadap efektifitas metode hanya 40.48% petani yang
menganggap metode komunikasi yang diterapkan sudah efektif. Dari unsur
unsur petani atau penerima pesan bawah petani jagung di lokasi penelitian
memiliki ciri-ciri yang patut diketahui untuk menjadi preferensi dalam
melakukan komunikasi. Misalnya, tingakt pendidikan retrata Sekolah
Dasar, memiliki lahan sempit, rerata tergolong late majorlity dalam kaategori
adopter, tidak lancar membaca dan menulis, memiliki sifat konformitas yang
tinggi. Dari unsur efek atau feed beck yang diberikan oleh petani, sebanyak 98
orang (39.68%) yang mengatakan bawah manajemen pelaksanaan
menyebabkan komunikasi tidak efektif sebab seringkali petani tidak
memperoleh informasi saat pelaksanaan penyuluhan oleh penyuluh.

xix
Nabuasa (2016) dalam penelitianya berjudul model komunikasi
penyuluhan dalam agribisnis jagung di Desa Pukdale Kecamatan Kupang
Timur Kabupaten Kupang dan Desa Nusa Kecamatan Amanuban Barat
Kabupaten Timor Tengah Selatan, menyimpulkan bawah, Tingakat efektifitas
model komunikasi penyuluhan pada lokasi penelitian tergolong tidak efektif
dengan rata-rata skor model komunikasi sebesar 2,23 dan presentase pencapain
skor maksimum 44,67. Sedangkan fator-faktor sosial ekonomi yang
berhubungan nyata denagn efektifitas komunikasi penyuluhan adalah
pendidikan, sumber komunikasi, kategori adptor, media, komunikasi, presepsi,
pronones dan metode komunikasi.
Hasil penelitian Zikri Fachrul Nurhadi, Achmad Wildan Kurniawan
(2007) menyatakan, pesan merupakan elemen yang paling mendasar dalam
komunikasi. Berhasilnya program komunikasi apabila pesan yang disampaikan
komunikator dapat merubah pengetahuan, sikap maupun perilaku komunikan.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan adanya strategi komunikasi,
jangkauan pesan komunikasi, perencanaan pesan komunikasi, dan etos
komunikator.
Menurut Kamaruzzaman (2016) menyatakan, metode penyuluhan
pertanian yang dilaksnakan oleh PPL kelompoktani Gemah Riifah I mengacu
pada peroses perubahan kognitif (pengetahuan) perubahan afektif (sikap),
perubahan psikomotorik (keterampilan). Untuk itu, PPL menggunakan
komunikasi dengan pendekatan kelompok, yaitu kegiatan pertemuan rutin
sangat efektif untuk pengembangan agribisnis petani.

xx
2.2 Model- model Komunikasi
a. Model Aristoteles
Aristoteles adalah filosofi yunani. Aristoteles adalah pertama yang merumuskan
model komunikasi verbal pertama. Peroses komunikasi terjadi ketika ada
seorang pembicara berbicara kepada orang lain atau khalyak lain dalam rangka
merubah sikap mereka.
Menurut Aristoteles dalam Barlo (1960), mempelajarai komuikasi berarti mem
pelajarai segala sesuatu tentang alat untuk membujuk. Jadi segala sesuatu yang
bersifat membujuk termasuk dalam ruang lingkup komunikasi. Aristoteles
mengemukan tiga unsur pokok dalam komunikasi,yaitu .1) Th e speaker
(pembicaraan), The speech (isi pembicaraan), 3) Audience ( pendengar ). Salah
satu kelemahan model ini adalah bawah proses komunikasi dipandang sebagai
sesuatu yang statis dan tidak mempedulikan saluran, umpan balik, efek dan
kendala-kendala Levis L.R (2008).

2.3 Model Laswell


Model ini merupakan sebuah pandangan umum tentang komunikasi yang
dikembangkandari batasan ilmu politik. Laswell mengemuka tiga fungsi
komunikasi, yaitu: a) Pengawasan lingkungan, b) Korelasi berbagai bagian
terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan c) transimisi warisan
sosial. Model ini merupakan versi verbal dari model Shannon dan
Weaawer.Model ini melihat komunikasi sebagai transmisi pesan : Model ini
mengungkpkan isu “efek „ dan bukunya “makana”. Efek secara tak langsung
menunjukan adanya perubahan yang biasa di ukur dan diamati pada penerima
yang disebabkan unsur-unsur yang yang bisa di identifikasi dalam
perosesnya.Model ini lebih sesuia diterpakan pada kajian komunikasi massa.
Menurut model ini komunikasi terdiri dari 5 unsur yaitu : 1) Sumber (soure), 2)
Pesan (message), 3) Saluran (channel), 4) penerim pesan, (receiver) 5)
pengaruh (efect). ( Levis, 2008).

xxi
2.4 Model Berlo
Menurut Berlo (1960), model ini hanya memperlihatkan komunikasi satu
arah dan terdiri dari enem unsur,yaiyu : 1) Source (S), 2), Encorder ( E), 3)
Message (M), 4) Channel, (C), 5),Decorder, (D) dan 6) Reciver (R) atau
disingkat dengan SEMCDR.Akan tetepi model ini secara umum lebih dikenal
dengan SMCR yaitu perubahan dari 6 unsur menjadi 4 unsur, dimana unsur S
dan E menjadi S, unsur M tetap, unsur C tetap, dan unsur D dan unsur R
menjadi R (Levis, L. R 2008). Menurut model ini, bahwa faktor-faktor yang
menentukan efektifitas keberhasilan komunikasi (juga dalam penyuluhan)
ditentukan oleh unsur-unsur yang berperan dalam komunikasi adalah sebagai
berikut :

1. Sumber ( source)
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam hal sumber komunikasi menurut berlo
adalah sebagai bebagai berikut
a) Pengetahuan yang meliputi:
1. Pengetahuan penyuluhan tentang petani, media komunikasi yang
sesuai dan baik, metode pendekatan yang sesuai, dan inovasi itu
sendiri.
2. Pengetahuan petani tentang penyuluh atau sumber, media komunikasi
dan inovasi itu sendiri.
3. Sistem sosial budaya. Hal ini sangat kuat kaitanya denagn sitem
pengambilan keputusan dalam masyarakat, yaitu :
a. Apakah diambil secarah musyawarah atau kolektif, secara
otoritas, atau secara optimal, atau perindividu.
b. Bagaimana peranan tokoh nonformal dan tokoh formal dalam
suatu masyarakat tertentu
c. Bagaiman fungsi legitimator dalam masyarakat desa dalam
kaitanya dengan adopsi suatu inovasi.

xxii
d. Pemahaman sistem sosial budaya juga bermanfaat bagi kita
untuk mengetahui nilai hidup,norma sosial, serta pandangan
hidup masyarakat yang sangat besar pengaruhnya terhadap
pengabilan keputusan oleh petani untuk mengadopsi suatu
inovasi.

b) Sikap terdiri dari


1) Sikap terhadap diri sendiri: Dalam hal siakap dalam berkomunikasi
terdiri dari: Pertama, penyuluh atau sumber yakni akan kemampuan
nya untuk menyampaikan pesan tersebut kepada petani.
Kedua, petani juga harus mampu akan kemampuanya untuk
menerima materi yang disusulkan.
2) Sikap terhadap materi: dalam hal ini, sumber atau penyuluh dan
atau penerima atau petani memiliki sikap positif yang sama
terhadap isi pesan atau teknologi yang diberiakan. Sikap tersebut
merupakaan keyakinan bawah inovasi yang diberikan, atau di terim
a tersebut menguntungkan dan dapat diterima tersebut menguntung
kan dan dapat diterima secara sosial.
3) Siakap penyuluh harus positif, artinya penyuluh itu berpengalaman,
petani memiliki kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan petani
adalah seorang dewasa.
c) Keterampilan berkomunikasi (communication skill). Keterampilan
berkomunikasi ini juga berlaku untuk penerima (receiver) yang meliputi:
1) Kemampuan penyuluh atau sumber dalam menyusun tujuan
komunikasi/penyuluhan. Dalam hal ini, sumber dan penerima harus
merumuskan tujuan secara jelas dan tegas mengapa komunikasi
penyuluhan tersebut dilakukan. Jadi antara sumber infomasi dan penerima
informasi dalam komunikasi penyuluhan harus mempunyai tujuan yang
sama. 2) kemampuan menerjemakan pesan (message) kedalam bentuk
signal atau ekspresi tertentu. Ekspresi yang digunakan dalam

xxiii
menerjemakan pesan tersebut harus dimengerti baik oleh sumber maupun
oleh penerima. Misalnya dalam dalam bentukan tulisan atau komunikasi
secara iter-personal

2. Isi Pesan / Inovasi.


Isi pesan atau inovasi terdiri dari:
1) Kode, yaitu apakah penggunaan bahasa (penggunaan bahasa
harus jelas, tegas lengkap dan sebaiknya dengan bahasa yang
dimengerti oleh penerima) media, gambar, selama komunikasi
berlangsung bersama disepakati bersama antara sumber dan
penerima? Akan lebih baik jika hal-hal tersebut sudah disepakati
sebelumnya.
2) Isi pesan/ inovasi itu sendiri apakah disajikan secara utuh atau
terpotong oleh penyuluh atau sumber seharusnya berusha agar isi
pesan diupayakan sedemikian rupa sehingga dalam menyampaikan
tidak terjadi pemanggalan yang justru membingungkan penerima
atau para petani isi pesan harus utuh.
3) Pengaturan (Setting). Jika kita melihat pengalaman negara maju
seperti Amerika, maka aspek pengaturan dalam meyajikan pesan
sangat menentukan pesan sangat menentukan dalam adaptasi
penerima untuk menerima inovasi yang diberikan.
3. Saluran / Media
Dalam hal pemilihan media, hal-hal yang perlu diperhatihan adalah :
1) Mana yang baik menurut sasaran
2) Saluran atau media mana yang dapat diterimah oleh banyak petani
3) Saluran atau media mana yang lebih ekonomis
4) Saluran atau media mana yang mudah atau dapat dilakukan atau
dipakai oleh sumber atau penyuluh.

xxiv
5) Saluran yang cocok dengan inovasi yang bersangkutan artinya
setiap inovasi bias saja tidak memiliki media yang sama. dalam
pemilihan saluran ini, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah a)
Pengelihatan,b) Pendengaran c) Perabaan (touching), d) Pembau,
dan e) Rasa.
4. Sasaran (Receiver)
Recever atau penerima pesan ini merujuk pada individu yang menerima
pesan yang dikirimkan oleh pengirim pesan. Sebagaimana sender/source,
maka receiver penerima pesan juga memiliki berbagai elemen yang
dipengaruhi oleh beberapa factor.

d) Model Shanmon dan Weaver


Suatu konsep penting dalam model ini adalah gangguan (noise) yakni
setiap konsep rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat
menggangu kecermatan pesan yang disampaikan. Model ini diterapkan pada
konteks-konteks komonikasi lainnya seperti komonikasi antara pribadi,
komonikasi public atau komonikasi massa. Model komonikasi ini terdiri dari
lima unsur yaitu, a) information source adalah yang memproduksi pesan, b)
transmitter yang menyediakan pesan dalam bentuk sinyal, c) chanel adalah
saluran pesan, d) receiver adalah pihak yang menguraikan atau
mengkonstruksikan pesan dari sinyal dan e) destination/audience adalah
sasarn (Levis, 2008). Meskipun pesan yang disampaikan tersebut berbentuk
sinyal atau tanda (kata-kata verbal lisan atau tertulis, gambar dan lain-
lain).Tahap berikutnya, sinyal tersebut diterima melalui alat penerima tertentu
dan menjadi pesan yang diterima oleh pihak sasaran penerima atau penyuluh
pertanian.

xxv
2.5 Konsep Model Komunikasi Penyuluhan
 Komunikasi dalam penyuluhan
Secara faktual, pelaksanaan penyuluhan pertanian merupakan
Oprasional konsep komunikasi informasi inovasi dari penyuluhan
kepadapetani. Oleh karena itu, pemahaman teori komunikasi dalam
tulisan ini tidak bermaksud memisahkan komunikasi dengan
penyuluhan tetapi komunikasi dipahami sebagai bagian dari
pelaksanan penyuluhan (Robbins, 1996;85)
Komunikasi adalah suatu pernyataan antara manusia, baik secara
perorangan maupun secara berkelompok, yang sifatnya umum
dengan menggunakan lambang-lambang tertentu, sehingga dalam
komunikasi akan terjadi proses interkasi antara duaindividu atau
lebih di dalam hal saling memberikan informasi. Secara umum
komunikasi memiliki ruang lingkup yaitu memberi informasi,
persuasi dan enterment. Ada dua hal utama yang harus dilakukan
agara komunikasi berhasil yaitu membangun relasi dan memberikan
isi pesan dalam suatu system interaksi (Soekartawi, 1988).
Dari defenisi tersebut dapat disimpulkan bawah komunikasi pertanian
sebagai interaksi antara komunikasi (para petani) dengan komunikator
(penyuluh pertanian), dimana komunikator memberikan pesan (inovasi) kepada
komunikan dalam batas dalam batas waktu dan ruang tertentu dengan
menggunakan media, metode dan pendekatan tertentu pula sehingga terjadi
perubahan perilaku pada sasaran ( petani).
Sedangkan penyuluhan pertanian merupakan jenis pendidikan nonformal
yang ditinjauh bagi petani serta keluarganya agar mereka mau dan mampu
merubah pengetahuan, sikap serta keterampilan sehinggamampu memanfaatkan
potensi yang dimilikinya untuk meningkatkan produksi pendapatan serta
kesejateraannya (Levis dan Serman 2008). Jadi penyuluhan pertanian
merupakan kegiatan pendidikan yang diberikan kepada petani atau orang

xxvi
dewasa dipedesaan.
2.6 Usahatani Tomat
2.6.1 Pengolahan Lahan / tanah
Pengelolaan tanah untuk tanaman tomat dapat dilakukan
dengan pembersihan lahan dan pembajakan atau pencangkulan atau
pembedengan untuk mendapatkan hasil yang baik sesuai tujuan yang di
harapkan:
1. Pembentukan Bedengan.
Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 1,2 m, panjang disesuiakan dengan
keadanya lahannya dan tinggi bedeng 30 cm. Jika penanaman tomat dilakukan
pada musim penghujan bedengan dapat dibuat tinggi yaitu 40-45 cm.Sedangkan
ukuran parit dibuat lebar 20-30 cm dan dalamnya 30 cm. Kemudian pada
sekeliling petak-petak bedengan dibuat saluran pembuangan air dengan ukuran
lebar 50 cm,dan kedalamnya 50 cm.
2. Pembuatan Lubang Tanam
Bedengan yang telah dipersiapkan untuk penanaman bibit, sehari
sebelumnya hendaknya diairi terlebih dahulu supaya tanahnya tetap
basah. Kemudian pada bedengan yang telah ditutup mulsa plastik dibuat lubang
tanam dengan diameter 7-8 cm sedalam 15 meter.

2.6.2 Persiapan Benih


Benih tomat yang baik dicirikan dari daya tumbuh lebih dari 90 persen
tidak tercampur dengan varietas lain, tidak mengandung kotoran, tidak
tercemar hama dan penyakit, sehat bernas, dan mengkilap sebelum ditanam
sebaiknya benih terlebih dahulu diadakan perlakuan dengan dicampur
pestisida.

xxvii
2.6.3 Penanaman
Apabila lahan sudah siap, maka bibit dapat segera ditanam. Perlu
diperhatikan dalam penanaman adalah waktu tanam dan jarak tanam. Waktu
tanam berkaitan erat dengan iklim. Ada tanaman yang cocok ditanam dimusim
penghujan, sedangkan jarak tanam disesuaikan dengan morfologi tanaman dan
tingkat kesuburan tanahnya. Mengatur jarak tanah berarti memberi ruang
lingkup hidup sama merata bagi setiap tanaman. Dengan mengatur jarak tanam
ini akan diperoleh barisan-barisan tanaman teratur sehingga mudah dalam
melakukan pengelolahan tanaman selanjutnya.
Bibit yang sudah siap ditanam dicabut dari persemaian beserta akarnya
jika bibit berasal dari persemaian plastik atau try 25-30 hari setelah semai bibit
langsung ditanam pada lubang tanaman dengan jarak 70x60 cm. Sewaktu
penanaman bibit diusahakan tanaman tomat tidak menyentuh tanah agar
tanaman tidak membusuk dan tidak membusuk akibat disebabkan oleh
tanah, saat yang paling tepat untuk penanaman tomat adalah 2-4 minggu
sebelum hujan terakhir. Penanaman dilakukan pada sore hari agar tanaman
tidak layu dan dapat beradaptasi pada lahan yang ditanam.
2.6.4 Penyiangan/Pembumbunan
Penyiangan harus dilakukan manakala tampak bawah telah tumbuh gulma
yang mengganggu pertumbuhan tanaman. Biasanya pelaksanaan penyiangan
dibarengi dengan pembumbunan tanah di sekitar tanaman. Penyiangan dapat
dilakukan 2 atau 3 kali atau sesuai dengan kondisi lapang. Penyiangan
dilakukan dengan cara dicabut menggunakan tangan dan yang sulit dicabut
menggunakan cangkul atau kored. (Turgiyono Herry, 2002)

2.6.5 Pemupukan
Pupuk biasanya diberikan sebagai pupuk dasar atau pupuk susulan. Dapat
diberikan pada tanah atau lewat daun atau bagian tanaman lain. Sebagai pupuk
dasar bisa digunakan pupuk kandang atau kompos. Pupuk susulan berupa

xxviii
pupuk NPK yang diberikan 2-3 kali selama pertumbuhannya dengan cara
ditugal kan pada setiap tanaman pupuk NPK 15-15-15 sebanyak dosis 2
gram/tanaman, (Sastrahidayat, 1992.)
2.6.6 Pengairan
Cara yang paling baik untuk pemberian air pada tanaman tomat adalah
pada pagi dan sore hari tujuannya adalah agar tanaman tomat tetap segar dalam
mencari mkanan didalam tanah
2.6.7 Pemberantasan hama dan penyakit.
Layu fusarium biasanya menyerang buah tomat baik yang masih muda
didataran tinggi yang memiliki kelembaban tinggi dimusim hujan. Langkah
yang dapat mencegah serangan penyakit layu fusarium, sebagai berikut:
1. Lakukan pemupukan yang berimbang
2. Pilih dan tanam bibit yang tahan terhadap segala penyakit
3. Pilih lokasi penanaman yang berdrainse cukup baik.
4. Pilih daerah yang bersikulasi udara lancar
5. Pilih lokasi penanaman yang mendapatkan sinar matahari penuh .
6. Pilih tanaman yang masih sehat
7. Rendam bibit ke dalam larutan benomil 0,1% sebelum penanaman
2.6.8 Ciri dan Umur panen
Pemetikan buah tomat dapat dilakukan pada tanaman yang telah berumur
60-100 hari setelah tanam tergantung pada varietasnya. Kriteria masak petik
yang optimal dapat dilihat dengan warna kulit buah kekuningan, ukuran
buah, bagian tepi dan daun telah tua mengering tanaman dan batang tanaman
menguning /mengering.
1. Waktu pemetikan tomat yang baik adalah pada pagi atau sore hari dan
keadaan cuaca cerah.
2. Cara pemanenan buah tomat, cara memetik buah tomat cukup
dilakukan dengan memutar buah secara hati-hati hingga tangkai buah
terputus

xxix
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir


Komunikasi dapat diartikan sebagai proses interaksi antara komunikan

(para petani) dan komunikator (penyuluh), dimana komunikator akan

memberikan pesan kepada komunikan. Dan batas waktu dan ruang tertentu

dengan menggunkan media dan metode tertentu.

Rendahnya produksi tomat dalam ushatani dipengaruhi oleh banyak

faktor, salah satu faktor yang mempengaruhi renda produkuktivitas tomat

adalah sistem komunikasi yang digunakan oleh penyuluh tidak mencapai

sasaran yang diterapkan

Penyuluhan pertanian harus mampu menyampaikan informasi yang aku

rat kepada petani sehingga petani/komunikan dapat memahami pesan yang

disampaikan oleh penyuluhi, sehinggah petani mampu mengeksekusi informasi

yang disampaikan oleh para penyuluh. Peran penyuluhan pertanian dalam

meningkatkan ushatani tomat sangat penting dalam kehidupan masyarakat

usahatani lebih khusus pada usahatani tomat.

Dalam komunikasi informasi kepada petani harus memperhatikan unsure-

unsur komunikasi sepertti, sumber, pesan, saluran komunikan, penerima pesan

dan efek komunikasi. Efektif atau tidak tergantung dari kempuan penyuluh

dalam memanfatkan unsur-unsur komunikasi tersebut.

Selain itu beberapa factor lain juga dapat mempengaruhi efektifitas

xxx
komunikasi penyuluhan seperti umur petani, pendidikan petani, tanggungan

keluarga, pronones inovasi dan kategori adopter. Secara rinci dapat

digambarkan sebagai berikut.

Kelompok Tani

Sistem Komunikasi

Faktor Social Ekonomi Petani Hubungan


Umur Model Berlo dan Laswell (SCMRE)
Tingkat pendidikan Sumber
Tanggungan Keluarga Pesan
Pronoess inovasi Media
Kategori adpotor Saran
Efek

Sangat tidak efektif


Tidak efektifKurang efektif Efektif
Gambar 3. 1 Kerangka Pemikir

Sangat
efektif

xxxi
3.2 Hipotesis
Berdasarkan gambar dalam kerangka berpikir diatas, maka hipotesis yang

diajukan untuk membuktikan kebenarannya dalam penelitian ini adalah ada

hubungan antara faktor sosial ekonomi yaitu umur, pendidikan, jumlah

tanggungan keluarga, pronones inovasi serta kategori adaptor dan sitem

komunikasi penyuluhan dalam pengembangan budidaya tomat.

3.3 Waktu dan Tempat


Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan Juni 2019
mulai dari persiapan sampai dengan penyusunan laporan hasil penelitian.
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Desa Bangka Jong Kecamatan Wae Ri‟i
Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur (NTT)
3.4 Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel di lakukansecara bertahap.Tahap pertama adalah
penentuan kelompok (Poktan) secara sengaja ( purposive samppling), yaitu
memilih kelompok tani Golo Ri‟i (10 orang), Poktan printis (10 orang), Poktan
Karya Mandiri (10 orang), Poktan Sumber Hidup (9 orang), Poktan Lando Jaya
(6 orang), Poktan Wela Woja (6 orang), Poktan Wohe Jaya (7orang), Poktan
Jari Laing (7 orang). Dengan pertimbangan kelompok tani tersebut sedang
menjalankan pengembangan ushatani tomat.Tahap kedua adalah penentuan
responden dengan metode acak sederhana (sample random sampling) dengan
menggunakan rumus Slovin ( Levis, L.R 2013) yaitu

Dimana
n: besar sampel yang diinginkan
N: ukuran populasi

xxxii
d: tingkat kepercayaan terhadap α yang diinginkan
Sehingga besar sampel dalam penelitian ini adalah :

n = 65 orang
Tahap kedua dalam menentukan jumlah responden adalah menentukan
jumlah responden dari masing-masing Poktan,dengan ditentukan secara
Proportional Random Sampling yaitu :

Dimana :
Ni= Besar Sampel poktan ke-1
mi= Besar populasi poktan ke-1
m=Jumlah populasi secara keseluruhan
n=Besar sampel secara keseluruhan
Tabel 3.1 Jumlah responden petani pada lokasi penelitian

Nama Kelompok Jumlah


No. Jumlah Petani
Tani Sampel
1 Golo Ri‟i 25 10
2 Perintis 27 10
3 Karya Mandiri 27 10
4 Sumber Hidup 15 9
5 Lando jaya 24 6
6 Wela Woja 15 6
7 Wohe Jaya 15 7
Jari Laing 15 7
JUMLAH 163 65
Sumber: Data Kelompok tani Desa Bangka Jong 2019

xxxiii
3.5 Metode pengumpulan data
Pengumpulan data meliputi tahapan berikut :

1. Metode survei, yaitu metode pengumpulan data dengan cara mendatangi

petani dan mewawancarai mereka yang berpedoman pada daftar

pertanyan yang telah disiapkan sebelumnya.

2. Metode Kepustakaan, merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

melakukan penelusuran terhadap berbagai sumber seperti penelusuran

kepustakaan buku,laporan penelitian, artikel majalah, karya ilmiah dan

melalui internet yang berhubungan dengan topik penelitaian.

3.6 Variabel Defenisi Oprasiaonal Dengan Pengukuran


a) Umur yaitu umur reseponen saat penelitian dilakukan (tahun). Skala

yang digunakan adalah Skala Rasio.

b) Tingakat pendikan petani adalah pendidikan formal terakir yang pernah

ditempuh oleh petani sekala rasio

c) Jumlah tanggungan adalah semua anggota keluarga yang menjadi beban

tanggung petani (jiwa) Skala yang digunakan adalah Skala Ratio.

d) Kategori adopter adalah sitem sosial yang dibagi yang dibagi dalam

kelompok – kelompok penerima inovasi sesuia dengan tingat

kecepatan dalam menerima inovasi skala ordinal.

e) Pronones inovasi adalah suatu keadaan dimana petani dengan mudah

memperoleh inovasi. Pengukurannya dengan sistem Skala ordinal

xxxiv
f) Sumber komunikasi adalah orang yang memberikan atau membawa

pesan kepada para penerima atau komunikan, dapat dilihat dari

kemampuan memberikan pesa, menguasai pesan dan menguasai

situasi, pengukuran menggunakan skala likert

g) Pesan merupakan keseluruhan materi yang disampaikan oleh

komunikator. Pesan dalam komunikasi pertanian adalah semua

informasi yang bidang berkaitan dengan bidang pertanian yang

meliputi: kesusaian materi yang diberikan oleh penyuluh dan

pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh penyuluh kepada petani,

pengukuran menggunakan skala likert, metode 1) ceramah, 2)

diskusi,3) dokumentasi 4) pelatihan, 5) kunjungan pribadi.

h) Media merupakan benda atau medium dimana pesan dari komunikator

bisa sampai kekomunikan. Indikator yang diamti dalam media

komunikasi adalah media yang digunakan oleh penyuluh untuk

menyampaikan pesan kepada petani yang meliputi:media lisan, tulisan

dan media visual dan media yang disepakati atas dasar musawarah

bersama petani, pengukuran menggunakan skala liker.

i) Metode merupakan suatau cara menyampaikan pesan kepada

komunikan dengan maksud agar pesan tersebut langsung menyentuh,

mengguh dan mempengaruhi penerima untuk berubah perilaku sesuai

yang diharapkan. Hal yang diamatai dalam metode komunikasi adalah

metode berdasarkan hasil kesepakatan dengan kegiatan petani, waktu

dan tempat pelaksanaan penyuluhan, pengukuran menggunakan Skala

xxxv
Likert, metode 1) ceramah, 2) diskusi 3) dokumentasi 4) pelatihan 5)

kosultasi pribadi.

j) Komunikan atau peneriman pesan. Dalam komunikasi pertanian,

komunikan adalah petani hal yang diamati dalam komunikan atau

penerima pesan ini adalah: pemahaman petani terhadap pesan, tingkat

kesukaan petani terhadap metode dan media komunikasi, pengukuran

menggunakan skala likert

k) Efek atau tanggapan balik (feed beck) merupakan salah satu bentuk hasil

dari bentuk pelaksanaan komunikasi penyuluhan yang terjadi pada

komunikan. Hal yang diamati dalam tanggapan balik petani terhadap

penerpan komunikasi pada lokasi penelitain meliputi: manajemen

penyelengaran penyuluhan dan sumber pesan (penyuluh), pengukuran

menggunakan kala Likert

1. Cara mengukur sistem komunikasi

Jumlah pertanyaan untuk model komunikasi sebanyak 10 buah

pertanyaan sumber 3 pertanyaan pesan 3 pertanyaan, saluran 1

pertanyaan, penerima 2 pertanyaan, efek 1 pertanyaan, sehingga skor

maksimum responden adalah 5 x 10= 50 dan skor minimum adalah 1 x 10

=10, atau seorang responden akan memiliki peluang pencapain skor

minimum 10 dan skor maksimum 50. Untuk mengetahui bagaimana sitem

komunikasi penyuluhan berada dalam kategori tertentu, maka dilakukan

perhitungan skor sebagai berikut : pencapain skor terendah =1/5 x

100%=20; rendah = 2/5 x 100% =40;sedang = 3/5 x 100% =60; tinggi =

xxxvi
4/5 x 100 % =80; tertinggi = 5/5 x100%.

Pengukuran tingakat penerapan model komunikasi dalam penelitian

ini menggunakan skala likert yaitu menggunakan 5 kategori.

Urain kategori penerapan model komunikasi, sebagai berikut :

1. Skor 1 untuk kategori sangat efektif


2. Skor 2 untuk kategori tidak efektif
3. Skor 3 untuk kategori kurang efektif
4. Skor 4 untuk kategori efektif
5. Skor 5 untuk kategori sangat efektif

Karena terdapat lima kelas maka dibuat pembagian kelas dengan nilai “i”
yang sama. Untuk mengetaahui nilai interval antara kelas maka digunakan
persamaan:

n = 16

xxxvii
Tabel 3.2 Pencapain skor Maksimum untuk Tingkat Efektifitas
Penaerapan Komunikasi Penyuluhan

NO Kategori Presentasi Frekuensi Peresentase


penerapan Model Pencapain (%)
Komunikasi Skor
Maksimum
1 Sangat Tidak ≥ 20 – 36 .................. ....................
efektif ....
2 Tidak efektif ˃ 36 – 52 .................. ....................
....
3 Kurang efektif ˃ 52 – 68 ....................
......
4 Efektif ˃ 68 – 84 ................. ....................
.....
5 Sangat efektif ˃ 84 -100 ............... ....................
...
Jumlah ∑Fr 100
Sumber: Levis, 2013, Metode Penelitain Perilaku Petani

3.7 Analisis Data


1. Untuk menjawab tujun pertama yakani mengetahui sistem

komunikasi penyuluhan dapat menggunakan Skla Likert.

Pengukuran menggunakan Skala Likert dilakukan dengan cara berikut:

 Mencari skor rata-rata masing – masing responden dengan

rumus sebagai berikut ( Levis, L.R,2013)

̅̅̅ ∑ ............................(Rumus 1)

Dimana:
̅ ̅̅
=Skor rata-rata untukper sepsirespondenke-i
∑ = Jumlahdaripertanyaan 1- n
1,2,3,4,5 = Skala Likert
n = Jumlahpertanyaan

xxxviii
Untuk mengetahui pada kategori manakalah kelas kemampuan efektifitas
penerapan model komunikasi penyuluhan maka dapat menggunakan rumus
( Levis,L.R, 2013):

̅ ̅̅

Untuk mengetahui skor rata-rata dari


seluruhrespondendapatdihitungdenganrumus (Levis 2013) :
∑..............Rumus
̅ ̅̅̅̅̅ 2.(Levis.L.R, 2013)
Keterangan:
Psi (kom) = skor rerata komulatifseluruhresponden

(darirumus 1) n =jumlahresponden

Untuk mengetahui dalam kategori mana Komunikasi dari seluruh


responden adalah:
Psi (Kom) /5 X 100%.....Rumus 3 (Levis, L.R. 2013)

2. Untuk menjawab tujuan ke dua yakni mengetahuhi hubungan faktor

sosial ekonomi petani dan system kounikasi penyuluhpertanian dalam

pengembangan usahatani tomat di Desa Bangka Jong Kecamatan Wae

Ri`i Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur (NTT), maka analisis

yang akan digunakan adalah dengan menggunakan Uji Korelasi Jenjang

Sperman menurut Siegle (1997) yaitu:

Keterangan :
rs = Koefisien Korelasi Spearman
di= Jumlah Pasangan Rank
n = Jumlah Pengamatan

xxxix
Karena sampelnya ˃ 30 maka untuk melihat hubungan karateristik
anggota kelompok yang meliputi Hubungan Faktor sosial ekonomi dengan
sistem komunikasi maka dilajutkan dengan uji T table dengan rumus untuk
mencari T hitung adalah sebagai berikut:


t = rs

xl
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Luas dan batas wilayah

Kecamatan Wae Ri‟i terdiri dari 17 (Tujuh Belas) Desa dengan luas 72,

84 km2dengan batas-batas sebagai berikut: Utara berbatas dengan Kecamaatan

Cibal Selatan berbatas dengan Kecamatan Langke Rembong, Barat berbatas

dengan Kecamatan Rahong Utara, Timur berbatas dengan Kecamatan Poco

Ranaka Manggarai Timur

2. Keadaan Topograffi dan geografi

Kurang lebih 60% Wilayah Kecamatan Wae Ri‟i terdiri dari daerah

perbukitan dan kurang lebih pengunungan, sedangkan 40% adalah daerah

pertanian dan tempat untuk usaha.

xli
Tabel 4.1 Jumlah Desa Produksi Tomat Kecamatan Wae Ri’i

kelurahan – Rata Luas a Jual ( Rp/


Lahan ( Ha) Kg)

Bangka Kenda 2, 4 10.000


Bangka Jong 2,8 10.000
Ranggi 2,3 10.000
Poco 2,5 10.000
Wae Ri’i 2,5 10.000
Sumber: Data BPK Wae Ri’i 2019

4.1.1 Desa Bangka Jong

Desa Bangka Jong adalah satu Desa dari 17 Desa di Kecamatan Wae

Ri‟i Kabupaten Manggarai. Luas Desa Bangka Jong yaitu 4,02 km2. Dengan

ketinggian 650 S/D 800 Mdpl.

4.1.2 Gambaran Usahatani Tomat Di Desa Bangka Jong Kecamatan

Wae Ri’i

Kegiatan usahatani tanaman tomat hampir sama dengan tanaman cabai

keriting. Hal pertama yang harus dilakukan adalah pesemaian benih dalam

media tanam polybag. Biji tomat dimasukkan ke dalam polybag yang telah diisi

tanah dan pupuk kandang. Persemaian ini berlangsung selama 25 hari hingga

bibit tanaman muncul ke permukaan tanah dalam polybag. Sebelum bibit tomat

dipindahkan ke lahan, lahan harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan lahan

yang dilakukan adalah membersihkan gulma dan sisa tanaman sebelumnya,

xlii
menggemburkan tanah, dan membuat bedengan. Penggemburan tanah

dilakukan agar akar tanaman mudah menyerap nutrisi dari dalam tanah.

Bedengan dibuat dengan ukuran panjang 10 m, lebar 100 cm, dan

tinggi 50 cm. Selanjutnya, tanah diberi kapur dolomit, dan kemudian dibuat

lubang tanam. Lubang tanam dibuat dengan kedalaman 30 cm dan dimeter 5

cm. Pada lubang tanam diberi pupuk kandang dan pupuk kimia. Tahap ketiga

adalah penanaman bibit. Bibit ditanam dengan memindahkan dari polybag pada

lubang tanam yang telah dibuat. Jarak tanam tanaman tomat adalah 40 cm x 60

cm. Penanaman dilakukan pada sore hari agar bibit tidak terkena sinar matahari

. Hal penting yang harus dilakukan adalah pemeliharaan. Kegiatan

pemeliharaan tomat yang dilakukan sama seperti yang dilakukan pada tanaman

cabai keriting, yakni penyulaman, pengajiran, penyiangan, pemupukan, dan

pengandalian hama dan penyakit. Penyulaman dilakukan untuk mengganti bibit

yang mati dan pertumbuhannya lamban dengan bibit baru dari persemaian yang

sama. Pengairan dilakukan agar tanaman tetap tumbuh tegak. Penyiangan

dilakukan untuk membersihkan gulma di sekitar tanaman. Pemupukan

dilakukan untuk menjaga tingkat kesuburan tanah sehingga tanaman tomat

memperoleh nutrisi yang cukup. Pemupukan dilakukan sebanyak enam kali.

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menyemprotkan obat-

obatan. Penyemprotan dilakukan secara rutin, yakni sekali dalam seminggu

agar tanaman terhindar dari kerusakan akibat hama dan penyakit tanaman.

Tahap terakhir adalah panen dan pasca panen. Pada umumnya, tanaman tomat

dapat dipanen pada saat tanaman sudah berusia 65 hari. Frekuensi pemanenan

xliii
mampu mencapai 10-14 kali hingga tanaman berusia tiga bulan. Satu tanaman

tomat mampu memproduksi sebanyak 3-4 kilogram. Jumlah petani yang

melakukann usahatani tomat yang menyebar di beberapa Desa Di Kecamatan

We Ri‟i adalah 490 orang dengan rata-rata luas tanam 4 Hektar

4.1.3 Keadaan Penduduk Desa Bangka Jong

Jumlah penduduk Desa Bangka Jong pada tahun 2016 adalah

1279 jiwa yang terdiri dari laki-laki 637 jiwa dan perempuan 642 jiwa

sedangkan jumlah kepala keluarga sebanyak 296 kk (Wae Ri‟i Dalam Angka

2019).

4.1.4 Keadaan Pertanian Desa Bangka Jong

Mata pencarian atau pekerjaan penduduk di Desa Bangka Jong yang

dominan adalah pertanian, 70 % peternakan 10 % dan perdagangan Kurang

lebih 20 %jiwa yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan masing- masing.

Berdasakan hasil kajian terhadap penghasilan masyarakat Desa Bangka

Jong Kecamatan Wae Ri‟i Kabupaten Manggarai, pada umumnya bersumber

dari ekonomi peratanian dan perkebunan yaitu: Ubi, Pisang, Kopi Serta sayur –

sayuran: Sawi Putih Tomat, Kacang Panjang dan Lombok

xliv
4.1.5 Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Bangka Jong

Tingkat pendidikan di Desa Bangka Jong adalah sebagian besar penduduk

berpendidikan.Tidak tamat SD sebanyak 10 orang, laki-laki 5 orang dan

perempuan 5 orang diikuti SMP sebesar 15 orang, laki- laki sebanyak 5 orang

dan perempuan sebanyak 10 orang kemudian SMA sebanyak sebanyak 20

orang, kemudian SARJANA ada 15 orang dengan rincian laki-laki 10 orang

dan perempuan 5 orang.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4

dibawah ini:

Tabel 4.2 Rincian Tingkat Pendidikan Desa Bangka Jong

Tingkat Laki- Perempu L+P


Persenta
No Pendidika laki an (oran
se (%)
n (orang) (orang) g)
1 SD 5 5 10 15
2 SMP 5 10 15 9,75
3 SMA 10 10 20 12
4 S-1 7 3 10 6,5
Jumlah 17 13 55 43,2
Sumber :Data Pendidikan Desa Bangka Jong 2020

4.2. Karakteristik Responden

4.2.1 Umur Responden

Umur responden biasanya menjadi faktor yang diamati karena ketahanan

fisik orang yang bekerja biasanya berkaitan dengan umurnya.

Hasil anslisis terdapat bahwa sebagian besar anggota kelompok berusia

dewasa, yaitu dengan rata- rata umur responden 44 tahun, dan umur tertinggi

yaitu 54 tahun dan terendah yaitu 19 tahun. Sehingga dalam menjalankan

xlv
usahataninya mampu menjalankan secara optimal, karena mempunyai kondisi

fisik prima dan interaksi dalam masyarakat yang baik. Keadaan ini didasari

oleh pendapat Havighurst (1974), bahwa pada usia 30 – 60 tahun termasuk

masa pertengahan kedewasaan (middle age), dimana pada masa ini manusia

mencapai puncak interaksi dalam masyarakat.

4.2.2 Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga memberikan sumbangan yang besar untuk

menentukan perilaku seseorang dalam bidang usahanya. Semakin besar jumlah

tanggungan keluarga, semakin baik pula seseorang dalam berusaha karena

didorong oleh rasa tanggung jawab terhadap anggota keluarganya.Tanggungan

keluarga merupakan jumlah seluruh anggota keluarga yang terdiri dari diri

sendiri, istri, anak dan anggota keluarga lainnya yang seluruh kebutuhan

hidupnya ditanggung oleh responden. Anggota keluarga merupakan sumber

tenaga kerja yang penting bagi kepala keluarganya, oleh karena itu, anggota

keluarga responden yang telah memasuki usia produktif dapat memberikan

pengaruh terhadap pendapatan keluarga. Untuk lebih jelasnya data responden

berdasarkan jumlah tanggungan dapat di lihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Di Desa Bangka Jong Berdasarkan


Kategori Jumlah Tanggungan Keluarga
No Jumlah Jumlah Persentase
Tanggungan (Orang) (%)
1 1-3 52 80,00
2 4-6 13 20,00
3 >6 0 0,00
Jumlah 65 100,00
Sumber :Analisis data primer diolah 2020

xlvi
Dari Tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa terdapat 52 petani yang

memiliki tanggungan keluarga 1-3 orang (80,00%), dan terdapat 13 petani yang

memiliki tanggungan keluarga 4-6 orang (20,00%), dengan rata jumlah

tanggungan keluarga di Desa Penelitian yaitu sebanyak 3 orang, dengan jumlah

tanggungan keluarga terbanyak 5 orang dan terendah 1 orang.

4.2.3 Luas Lahan

Lahan pertanian merupakan salah satu factor yang memepengaruhi

produksi pertanian. Luas lahan pada umumnya berpengaruh terhadap perolehan

produksi dan pendapatan yang dihasilkan pada kegiatan berusahatani tanaman

Tomat. Semakin besar luas lahan yang digunakan untuk berusahatani Tomat,

maka semakin tinggi hasil produksi dan pendapatan petani Tomat. Namun

semakin besar luas lahan yang digunakan dalam usahatani maka semakin besar

biaya yang dikeluarkan oleh petani.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata luas lahan para responden

adalah 0,5 ha/are dengan kisaran terluas 07 ha/are dan terkecil 0,2 ha/are. Hal

ini menunjukan bahwa biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani juga akan

semakin besar seiring dengan pertambahan luas lahan yang digunakan untuk

kegiatan budidaya tomat

xlvii
4.2.4 Tingkat Pendidikan Formal

Kemampuan berpikir seseorang sangat dipengaruhi oleh tingkat

pengetahuan yang dimilikinya.Tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang

pada umumnya sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang dimiliki, baik

itu pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Pendidikan formal

petani responden dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.4.Karakteristik Responden Di Desa Bangka Jong Berdasarkan


Kategori Pendidikan Formal

Kategori pendidikan Jumlah responden Persentase


formal (N) (%)
Tidak tamat SD 5 7,69
Tamat SD 32 49,23
Tamat SLTP 16 24,62
Tamat SLTA 12 18,46
Total 65 100,00
Sumber :Data Primer Diolah 2020

Dari Tabel 4.4 Terlihat bahwa sebagian besar responden berada dalam

kategori kelompok yang menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD).

Selanjutnya disusul dengan sebaran responden yang mendekati sekolah dasar

yaitu SLTP kemudian diikuti pendidikan SLTA. Keadaan tersebut

menggambarkan bahwa sebenarnya tingkat pendidikan responden tidak terlalu

rendah. Dari hasil wawancara terlihat bahwa para responden memiliki visi yang

baik dalam menjalankan usahataninya. Namun demikian, hal ini juga perlu

didukung dengan peningkatan pengetahuan tambahan di luar pengetahuan yang

xlviii
diperoleh dari pendidikan formal dalam menunjang usahataninya

4.2.5 Tingkat Pendidikan Nonformal

Pendidikan nonformal adalah suatu pendidikan yang diikuti oleh

seseorang diluar sekolah formal. Pendidikan ini biasanya berupa penyuluhan,

pelatihan atau kursus. Pendidikan nonformal ini bertujuan untuk menambah

atau meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam melaksanakan

usahataninya. Distribusi responden menurut tingkat pendidikan non formal

dapat dilihat pada Tabel 4.4

Tabel 4. 5 Karakteristik Responden Di Desa Bangka Jong berdasarkan


kategori pendidikannon formal
Kategori pendidikan nonformal Jumlah Persentas
(dlm 1 thn) responden e (%)
(N)
Kurang (tidak pernah mengikuti 0 0,00
pelatihan)
Sedang (1-2 kali pelatihan) 53 81,54
Sering (> dari 2 kali) 12 18,46
Jumlah 65 100
Sumber :Analisis data primer diolah 2020

Tabel 4.4 menunjukan bahwa Sebagian besar responden berpendidikan

nonformal berada dalam kategori sedang. Dalam 1 tahun anggota kelompok

mengikuti kegiatan sebanyak 1 sampai 2 kali.

4.3 Penerapan Model Komunikasi

Komunikasi adalah ketetapan sumber/komunikator dalam menyampaikan

pesan kepada petani/sasaran dengan menggunakan media dan metode secara

tepat sehinggah dapat menghasilkan feed beck dari komunikasi/petani kearah

xlix
perubahan perilaku yang diingnkan oleh komunikator. Jadi komunikasi adalah

proses interkasi antara komunikan (para petani) dan komunikator (penyuluh),

dimana komunikator akan memberikan pesan kepada komunikan, dalam batas

waktu dan ruang tertentu dengan menggunakan media dan metode tertentu pula.

(Levis dan Serman, 2008).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata dari sistem

komunikasi dari kelima unsur komunikasi adalah3,5 atau persentase

pencapaian skor maksimum sebesar 55,81%(dibulatkan menjadi 56%) yang

termasuk dalam kategori “kurang baik” Distribusi skor dan persentase

pencapaian skor maksimum dari setiap unsur komunikasi disajikan pada table

berikut ini:

Table 4.6 Skor Rata-Rata Penyampaian System Komunikasi

NO Sistem Komunikasi Skor Rata- Persentase


sebagai Rata
%
1 Sumber 3,66 56,92
2 Pesan 3,68 46,15
3 Media 3,54 56,52
4 Sasaran 3,64 58,46
5 Efek 3,07 61,00
Jumlah 17,5 279,05
Rata2 3,5 55,81
Sumber: Analisis Data Primer diolah 2020

l
Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem komunikasi dalam

pengembangan budidaya tomat Di Desa Penelitian berada pada kategori

“Kurang Baik”dengan skor maksimum yaitu 55,81%. Secara rinci sistim

Komunikasi dapat dilahat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.7 Persentase Pencapaian Skor Maksimum Sistem Komunikasi


Penyuluhan Dalam Pengembangan Budidaya Tanaman Tomat Di
Desa Bangka Jong

Pencapaian Skor Frekuensi/ Persentase


Kategori
Maksimum jumlah (%)

Sangat Tidak Efektif ≥20-36 0 0

Tidak Efektif >36-52 4 3,15

Kurang Efektif >52-68 30 55,81


Efektif >68-84 10 9,38

Sangat Efektif >84-100 21 20,47


Jumlah 65 100
Sumber data Primer Diolah 2020

Tabel 4.7 diatas menunjuhkan bahwa sistem komunikasi penyuluh

pertanian dalam pengembangan budidaya tomat di Desa Bangka Jong

Kecamatan Wae Ri‟i berada pada kategori “Efektif” Dengan Persentase

pencapaian skor maksimum yaitu 55,81%.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa sistem komunikasi penyuluh pertanian

di Desa penelitian kurang efektif. Hal tersebut dikarenakan bahwa system

komunikasi penyuluh pertanian yaitu sitem komunikasi terdiri media, pesan,

sumber, saran dan efek yang disampaikan oleh penyuluh Di Daerah penelitian

li
belum dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh setiap masyarakat di Desa

Bangka Jong.

Untuk mengetahui pada kategori mana setiap unsur dari system

komunikasi penyuluhan dalam budidaya tomat Di Desa Bangka Jong, dapat

diuraikan sebagai berikut:

Sumber Komunikasi

Sumber komunikasi adalah orang, lembaga, buku dan lain-lain utama

pengarah dalam usaha mengubah sikap dan tingka laku orang lain.

Hasil penelitian menunjukan bahwa skor rata-rata untuk sumber

komunikasi adalah 3,68 atau 56,92%. Hal ini berarti sumber komunikasi berada

dalam Kategori “ efektif” hal ini berarti sumber komunikasi berada dalam

kategori “efektif”

Tabel 4.8 Peresentase Pencapain Skor Maksimum Dalam Penerapan

Model Komunikasi.

Kategori penerapan Presentasi Frekuensi Peresentase


NO Model Komunikasi Pencapain Skor (%)
Maksimum
1 sangat tidak Efektif ≥ 20-36 0 0

2 Tidak Efektif ˃ 36 – 52 7 10,77


3 Kurang Efektif ˃ 52 – 68 12 18,46
4 Efektif ˃ 68 – 84 37 56,92
5 Sangat Efektif ˃ 84 -100 9 13,85
Jumlah 65 100
Sumber data Primer Diolah 2020

Berdasarkan data tabulasi diketahui bahwa prsentase pencapaian Skor

maksimum tertinggi untuk sistem komunikasi sebagai sumber terdapat pada

lii
kategori efektif yaitu 37 orang atau (56,92%) dan terendah yaitu 7 orang atau

10,77%. Hal ini disimpulkan bahwa peran komunikasi sebagai sumber berada

pada kategori “efektif”.

Pesan Komunikasi

Pesan merupakan sesuatu yang disampaikan pengirim kepada

penerima, jadi pesan komunikasi merupakan bagian dari unsur-unsur

komunikasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa skor rata-rata untuk pesan

komunikasi adalah 3,68 atau 46,15%. Hal ini berarti pesan komunikasi berada

dalam Kategori “kurang efektif”

Tabel 4.9. Persentase Pencapain Skor Maksimum Dalam Penerapan

Model Komunikasi Sebagai Sumber

NO Kategori Presentasi Frekuensi Peresentase


penerapan Pencapain Skor (%)
Model Maksimum
Komunikasi
1 sangat tidak ≥ 20-36 0 0
efektif
2 Tidak Efektif ˃ 36 – 52 1 1,54
3 Kurang Efektif ˃ 52 – 68 30 46,15
4 Efektif ˃ 68 – 84 17 26,15
5 Sangat Efektif ˃ 84 -100 17 26,15
Jumlah 65 100
Sumber data Primer Diolah 2020

Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa persentase pencapaian

Skor maksimum tertinggi untuk sistem komunikasi sebagai pesan yaitu 22

orang ( 46,15%) dan terendah yaitu 1 orang (1,54%) hal ini disimpulkan bahwa

liii
sitem komunikasi sebagai pesan berada pada kategori “Kurang Baik”.

Media Komunikasi

Media adalah sarana atau alat yang digunakan untuk menyampaikan

pesan dari pengirim kepada penerima pesan dengan tujuan meningkatkan

pemahaman penerima pesan. Media komunikasi merupakan sebuah sarana atau

alat atau sarana pembantu untuk memudahkan dalam menyampaikan informasi

komunikasi dari satu lembaga kelembaga yang lain.

Hasil penelitian menunjukan bahwa skor rata-rata untuk media

komunikasi adalah 3,54 atau 56,52%. Hal ini berarti sumber komunikasi berada

dalam Kategori “Kurang Efektif”.

Tabel 4.10 Persentase Pencapain Skor Maksimum Dalam


Penerapan Model Komunikasi Sebagai Media
NO Kategori Presentasi Frekuensi Peresentase
penerapan Pencapain (%)
Model Skor
Komunikasi Maksimum
1 Sangat tidak ≥ 20-36 0 0
efektif
2 Tidak efektif ˃ 36 – 52 6 10,77
3 Kurang efektif ˃ 52 – 68 37 56,52
4 Efektif ˃ 68 – 84 12 18,46
5 Sangat Efektif ˃ 84 -100 9 13,85
Jumlah 65 100
Sumber data Primer Diolah 2020

Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa persentase pencapaian

Skor maksimum tertinggi untuk sistem komunikasi sebagai media yaitu 37

orang (56,52%) dan terendah yaitu 6 orang (10,77%) hal ini disimpulkan

liv
bahwa peran komunikasi sebagai media berada pada kategori kurang efektif.

Komunikan atau Sasaran Komunikasi

Komunikan adalah penerima pesan atau individu atau kelompok yang

menjadi sasaran komunikasi. Sasaran komunikasi merupakan hasil- hasil yang

ingin dicapai, dengan demikian dapat dikarenakan bahwa sasaran komunikasi

adalah berbagai hal yang ingi dicapai. Jika mengenai hasil yang ingin diperoleh

melalaui terlaksanya komunikasi yang efektif pandangan koseptual kita tertuju

pada dua arah yaitu kedalam organisasi dan keluar organisasi

Hasil penelitian menunjukan bahwa skor rata-rata untuk Sasaran

Komunikasi adalah 3,64 atau 58,46%.Hal ini berarti sasaran komunikasi berada

dalam Kategori “Kurang efektif”

Tabel 4.11 Persentase Pencapaian Skor Maksimum Dalam


Penerapan Model Komunikasi Sebagai Sasaran
NO Kategori Presentasi Frekuensi Peresentase
penerapan Pencapain (%)
Model Skor
Komunikasi Maksimum
1 Sangat Tidak ≥ 20-36 2 3,08
Efektiif
2 Tidak Efektif ˃ 36 – 52 7 10,77
3 Kurang Efektif ˃ 52 – 68 39 58,46
4 Efektif ˃ 68 – 84 9 13,85
5 Sangat Efektif ˃ 84 -100 9 13,85
Jumlah 65 100
Sumber data Primer Diolah 2020

Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa persentase pencapaian

lv
Skor maksimum tertinggi untuk sistem komunikasi sebagai saran yaitu 39

orang ( 58,46%) dan terendah yaitu 2 orang (3,08%) hal ini disimpulkan bahwa

sitem komunikasi sebagai saran berada pada “kategori kurang efektif”.

Efek Komunikasi

Efek adalah perubahan, hasil atau konesekuensi langsung yang

disebabkan oleh suatu tindakan atau fenomena. Efek Komunikasi merupakan

perubahan yang terjadi pada diri penerima pesan komunikasi, pesan – pesan

komunikasi emosi/ perasaan kita terhadap sesuatu.

Hasil penelitian menunjukan bahwa skor rata-rata untuk Efek Komunikasi


adalah 3,07 atau 61,00%. Hal ini berarti efek komunikasi berada dalam
Kategori “Efektif”
Tabel 4.12 Persentase Pencapaian Skor Maksimum Dalam
Penerapan Model Komunikasi Sebagai Efek
NO Kategori Presentasi Frekuensi Peresentase
penerapan Pencapain Skor (%)
Model Maksimum
Komunikasi
1 sangat tidak ≥ 20-36 5 7,69
Efektif
2 Tidak Efektif ˃ 36 – 52 15 23,08
3 Kurang Efektif ˃ 52 – 68 20 30,77
4 Efektif ˃ 68 – 84 22 61,00
5 Sangat Efektif ˃ 84 -100 3 4,62
Jumlah 65 100
Sumber data Primer Diolah 2020

Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa persentase pencapaian

Skor maksimum tertinggi untuk sistem komunikasi sebagai efek yaitu 22 orang

(61,00%) dan terendah yaitu 3 orang (4,62%) hal ini disimpulkan bahwa sitem

lvi
komunikasi sebagai efek berada pada kategori baik.

4.4 Hubungan Faktor-Faktor Social Ekonomi Dengan sistem


Dengan system komunikasi
Faktor-faktor social ekonomi yang menjadi variabel dalam penelitian ini

adalah umur, pendidkan formal, pendidikan non formal, jumlah tanggungan

keluarga, adapter, dan inovasi yang berhubungan dengan sistem Komunikasi.

Untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor social ekonomi dengan

sistem komunikasi digunakan Uji Korelasi Rank Spearman (rs). Sedangkan

untuk mengetahui tingkat signifikan adalah dengan membandingkan besarnya

nilai thitung dan ttabel dengan tingkat kepercayaan 95% α = 0,05). Apabila t hitung

lebih besar dari ttabel maka terdapat hubungan yang signifikan antara faktor-

faktor social ekonomi dengan sistem komunikasi.Jika t hitung lebih kecil dari ttabel

maka sebaliknya tidak ada hubungan yang signifikan antara antara faktor-faktor

social ekonomi dengan sistem komunikasi dalam pengembangan usahatani

tomat di Desa Bangka Jong.

Hasil analisis hubungan antara faktor-faktor social ekonomi dengan

sistem komunikasi di Desa Bangka Jong dapat dilihat pada Tabelberikut:

lvii
Tabel 4.13 Hasil Analisis Korelasi Rank Spearman Untuk Menguji
Hubungan Antara Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Petani dengan
Sistem Komunikasi Di Desa Bangka Jong
No Faktor-faktor Sistem Komunikasi Penyuluh Ket
sosial ekonomi Pertanian (Y)
(X) Koefisien thitung ttabel
Korelasi
(rs)
1 Umur (X1) 1,137 5,87 1,674 S
4
2 Pendidikan 1,517 3,92 1,674 S
Formal (X2) 9
3 Pendidikan Non 1,098 1,64 1,674 N
Formal (X3) 6 S
4 Jumlah 1,077 3,52 1,674 S
Tanggungan 3
Keluarga (X4)
5 Adapter (X5) 0,448 1,41 1,674 N
1 S
6 Inovasi (X6) 1,211 2,50 1,674 S
4
Sumber: Analisis Data Primer 2020

Keterangan:

S : Signifikan pada α = 0,05

NS : Non Signifikan (Tidak signifikan pada α = 0,05)

Berdasarkan Tabel 4.13 Diatas dapat dilihat bahwa terdapat variabel tidak

mempunyai hubungan signifikan dengan faktor-faktor social dengan sistem

komunikasi, namun ada juga yang mempunyai hubungan signifikan. Untuk

mengetahui makna angka-angka hasil analisis di atas dapat diuraikan sebagai

berikut:

lviii
4.4.1 Hubungan Antara Umur Dengan Sistem Komunikasi (X1)

Berdasarkan Tabel 4.13. diatas dapat diketahui nilai koefisien korelasi

(rs) antara umur sistem komunikasi dengan nilai (rs) 1,137dan nilai t hitung

adalah 5,874 lebih besar dari t tabel 1,674. Hal ini menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang nyata antara umur dengan sistem komunikasi, karena

nilai thitung yang diperoleh dari hasil analisis Rank Sperman lebih besar dari nilai

ttabel. Levis,L.R (2017), dalam penelitain yang berjudul struktur perilaku petani

dan model komunikasi penyuluhan pertanian untuk meningkatkan adptasi dan

kecepatan adopsi agribisnis jagung oleh petani di Timor Barat Provinsi Nusa

Tenggara Timur,menyimpulkan bawah penerapan model komunikasi

penyuluhan pertanian di bawah sistem laku di NTT tergolong tidak efektif,

dengan rata -rata 2,3 atau 46 %.

Ditinjau dari sumber komunikasi, sebanyak 70.04% petani mengikuti

bawah PPL sebagai sumber komunikasi yang masih disenangi. Dari unsur

pesan, sebanyak 62,75% petani mengatakan bawah pesan yang dibawah di

beriakan cukup efektif atau hanya sekitar 38% petani menyatakan pesan yang

diberikan cukup efektif.

lix
4.4.2 Hubungan Antara Pendidikan Formal Dengan Sitem Komunikasi

(X2)

Berdasrkan Tabel 4.5 di ketahui bahwa nilai kofisien korelasi antara


pendidikan formal dengan system komunikasi di Desa Bangka Jong
mempunyai hubungan yang nyata dimana kofisien korelasi (rs) 5,929,(t hitung
> t tabel ) atau (5,929<1,674). Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan yang
nyata antra pendidikann formal dengan system komunikasi. Menurut
Aristoteles (dalam berlo,1960) mempelajari komunikasi berarti mempelajari
segala sesuatu tentang alat untuk membujuk. Jadi segala sesuatu yang bersifat
membujuk termasuk dalam ruang lingkup komuniasi. Aristoteles mengemukan
tiga unsur pokok dalam komunikasi,yaitu .1) The speaker (pembicaraan), The
speech (isi pembicaraan), 3) Audience ( pendengar ).Salah satu kelemahan
model ini adalah bawah proses komunikasi dipandang sebagai sesuatu yang
statis dan tidak mempedulikan saluran, umpan balik, efek dan kendala-kendala
( Levis,L.R,2008)
4.4.3 Hubungan Antara Pendidikan Nonformal Dengan Sistem

Komunikasi (X3)

Berdasarkan hasil analisis data yang tercantum pada Tabel 4.7 diketahui

bahwa pendidikan non formal dengan sistem komunikasi di Desa Bangka Jong

mempunyai hubungan yang tidak signifikan dimana koefisien korelasi (Rs)

1,098 dan (t hitung < t tabel) atau (1,646< 1,674). Hal tersebut menunjukkan

bahwa responden yang sering mengikuti penyuluhan atau jarang mengikuti

penyuluhan tidak memiliki hubungan yang nyata sistem komunikasi di lokasi

penelitian. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

pendidikan Non formal tidak menjadi salah satu faktor sosial ekonomi yang

mempengaruhi sistem komunikasi dalam pengembangan tanaman tomat.

lx
4.4.4 Hubungan Antara Jumlah Tanggungan Keluarga Dengan Sistem
Komunikasi (X4)
Berdasarkan hasil analisis data yang tercantum pada Tabel 4.7 diketahui

bahwa jumlah tanggungan keluarga dengan sistem komunikasimempunyai

hubungan yang signifikan dimana koefisien korelasi (Rs) 1,077 dan (t hitung >

t tabel) atau (3,523> 1,674). Jadi semakin banyak anggota keluarga yang

menjadi tanggungan responden maka dalam pengembangan usahatani semakin

tinggi.

Jumlah anggota keluarga yang banyak dengan susunan umur yang sudah

dewasa merupakan sumber tenaga kerja yang produktif untuk membantu

mencukupi kebutuhan keluarga.Namun bagi keluarga dengan anggota keluarga

yang banyak dengan susunan umur yang sebagian besar anak-anak, dari segi

komsumsi merupakan beban tanggungan yang cukup berat bagi petani yang

bersangkutan (Tohir,1983 dalam Roma,2014).

4.4.5 Hubungan Antara Adapter Dengan Sistem Komunikasi Di Desa


Bangka Jong (X5)
Berdasrkan Tabel 4.7 terdapat hubungan yang tidak nyata antara

Adapter dengan sistem komunikasi dengan koefisien korelasi (rs) 0,448dan

(t hitung < t tabel) atau (1,411<1,674.Hal ini menujukkan bahwa tidak

terdapat hubungan yang nyata antara Adapter dengan sistem komunikasi di

Desa Bangka Jong.

lxi
4.4.6 Hubungan Antara Inovasi Dengan Sistem Komunikasi Di Desa
Bangka Jong (X6)
Berdasrkan Tabel 5 terdapat hubungan yang nyata antara Adapter

dengan sistem komunikasiDi Desa Bangka Jong dengan koefisien korelasi

(rs) 1,211dan (t hitung > t tabel) atau (2,504>1,674.Hal ini menujukkan

bahwaterdapat hubungan yang nyata antara Adapter dengan sistem

komunikasi di Desa Bangka Jong.

lxii
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

1) Sistem komunikasi penyuluh pertanian dalam pengembangan budidaya

tomat di Desa Bangka Jong Kecamatan Wae Ri‟i berada pada kategori

“kurang Efektif” dengan skor rata-rata dengan Persentase pencapaian

Skor Maksimum yaitu 56%, dengan skor rata-rata yaitu 3,5

2) Pengembnagan usahatani tomat yaitu faktor sosial ekonomi yang

mempunyai hubungan signifikan yaitu antara system komunikasi dan

Faktor social ekonomi: Umur, pendidikan formal, jumlah tanggungan

keluarga, dan inovasi. Sedangkan Faktor social ekonomi yang tidak

mempunyai hubungan signifikan dengan sistem komunikasi yaitu

pendidikan nonformal, dan kategori adapter.

1.1 Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka disarankan: system komunikasi perlu

ditingkatkan lagi, sehingga petani lebih mudah menerima pesan-pesan yang

disampaikan, kemudian untuk petani perlu di tingkatkan lagi pengetahuan

mengenai usahatani tanaman tomat.

lxiii
DAFTAR PUSTAAKA

Alvin A. Goldberg Carl E. Larson, 2006. Group Communication: discussion

procecessesand aplicatuins. Penerjemah Koesdarini S,, Gari R. Jusuf

Komunikasi Kelompok (Proses-proses diskusi dan Penerapanya). Penerbit

Universitas Indonesia ( UI Press), Jakarta.

A.T. Mosher, 1987. Mengerakan Dan Mengembangkan Pertanian. Yusgna Jakarta

Ahmar dan kurniawan, 2007 “ Analisis Proitbilitas Sebelum dan Seseudah

Pemenuhan Corporate Pada Perusahan Manufaktur yang Go Public di Bursa

Efek Jakarta”, Jurnal MAKSI. Vol 7 NO 3 Agustus.

Mosher, 1987. Mengerakkan Dan Mengembangkan Pertanian. Yusgna Jakarta

Badan Pusat Statistik Kabupaten Manggarai Tahun 2016-2018

Kamaruzzaman, 2016. Penerapan Metode Komunikasi Oleh Penyuluh Pertanian pada

Kelompoktani Gemah Rifah I Desa Jamur Labu Kecamatan Rantau Aceh

Tamiang. Jurnal Simbolika/ Volume 2/ Nomor 2/Oktober 2016.

Levis, L. R 2017. Strukuktur Perilaku Petani dan Model Komunikasi Penyuluhan

Levis, L. R dan Serman Nikolaus, 2008. Proses dan Model Komunikasi. Dasar

Penyuluhan Dan Komunikasi Pertanian. Pertanian untuk Meningkatkan

Adaptasi dan Kecepatan Adopsi Agribisnis Jagung Dasar Penyuluhan dan

Komunikasi Pertanian.

lxiv
Levis, L. R dan Serman Nikolaus, 2008. Dasar penyuluhan dan Komunikasi

Pertanian. Undana Press. Kupang.

Levis,L. R. 2013. Metode Penelitian Perilaku Petani. Penerbit Ledalero.Maumere.

Mefalopulos, 2008. Develoment Communication Sourebook Washington Dc: The

Word Bank.

Nabuasa, 2016 . Model Komunikasi Penyuluhan Dalam Agribisnis Jagung di Desa

Pukdale Kecamatan Kupang Timur. Efektifitas Penerapan Model Komunikasi

Penyuluhan.

Sastrahidayat, 1992. Bertanam Tomat. Penebar Swadaya. Jakarta. 38 P.

Soekartawi, 1988. Prisip dasar Komunikasi Pertanian. Jakarta: Universitas Indonesia

(UI Press). Proses Komunikasi Dalam Penyuluhan Pertanian Program System

Of Rice Intensfikation (SRI).

lxv
LAMPIRAN

lxvi
LAMPIRAN I. KARAKTERISTIK RESPONDEN
No Umur Jenis Pendidikan Pendidikan Luas Tanggungan Pengalaman Status
(Tahun) Kelamin Formal Nonformal Lahan Keluarga Berusahatani Kepemilikan
(L/P) (Ha) (Jiwa) (Tahun)
1 54 L SD 1 0,5 2 25 Tahun Milik Sendiri
2 46 L S1 1 0,5 3 15 Tahun Milik Sendiri
3 54 L SD 1 0,5 2 25 Tahun Milik Sendiri
4 41 P SMA 1 0,5 4 13 Tahun Milik Sendiri
5 30 P SMP 1 0,5 2 5 Tahun Milik Sendiri
6 50 P SD 1 0,5 2 25 Tahun Milik Sendiri
7 55 L SD 0 0,5 6 25 Tahun Milik Sendiri
8 56 P SD 1 0,5 3 30 Tahun Milik Sendiri
9 60 L SD 0 0,5 4 30 Tahun Milik Sendiri
10 48 P S1 2 0,5 2 18 Tahun Milik Sendiri
11 55 L SD 1 0,5 3 25 Tahun Milik Sendiri
12 41 P SMP 2 0,5 2 15 Tahun Milik Sendiri
13 37 L SMP 1 0,5 3 8 Tahun Milik Sendiri
14 63 P 0 1 0,5 4 35 Tahun Milik Sendiri
15 35 L SMA 1 0,5 2 5 Tahun Milik Sendiri
16 65 P 0 0 0,5 3 37 Tahun Milik Sendiri
17 49 P SD 1 0,5 2 20 Tahun Milik Sendiri
18 40 P SD 0 0,5 4 15 Tahun Milik Sendiri
19 47 L SMA 1 0,5 2 18 Tahun Milik Sendiri
20 45 P SD 2 0,5 3 20 Tahun Milik Sendiri
21 62 L SD 1 0,5 4 30 Tahun Milik Sendiri
22 48 L SMA 0 0,5 2 15 Tahun Milik Sendiri
23 64 L SD 2 0,5 3 35 Tahun Milik Sendiri
24 55 L SMP 1 0,5 4 25 Tahun Milik Sendiri
25 38 P SD 1 0,5 2 10 Tahun Milik Sendiri
26 50 L SD 2 0,5 2 20 Tahun Milik Sendiri

6
27 42 P SD 1 0,5 3 15 Tahun Milik Sendiri
28 36 L SMA 1 0,5 4 7 Tahun Milik Sendiri
29 54 L SMP 1 0,5 5 25 Tahun Milik Sendiri
30 45 L SMA 2 0,5 4 15 Tahun Milik Sendiri
31 55 P SD 1 0,5 3 25 Tahun Milik Sendiri
32 48 L SD 1 0,5 4 20 Tahun Milik Sendiri
33 65 L SD 1 0,5 3 36 Tahun Milik Sendiri
34 51 L SMA 2 0,5 5 20 Tahun Milik Sendiri
35 53 L SD 2 0,5 4 20 Tahun Milik Sendiri
36 58 L SD 1 0,5 5 25 Tahun Milik Sendiri
37 60 L SD 2 0,5 3 30 Tahun Milik Sendiri
38 39 L SD 1 0,5 2 10 Tahun Milik Sendiri
39 45 P SMA 2 0,5 1 17 Tahun Milik Sendiri
40 34 L SD 2 0,5 2 5 Tahun Milik Sendiri
41 40 P SD 1 0,5 4 14 Tahun Milik Sendiri
42 46 P SD 0 0,5 3 18 Tahun Milik Sendiri
43 56 L SMA 1 0,5 4 25 Tahun Milik Sendiri
44 54 L SD 1 0,5 5 25 Tahun Milik Sendiri
45 46 P SD 2 0,5 3 20 Tahun Milik Sendiri
46 60 P SD 0 0,5 2 35 Tahun Milik Sendiri
47 29 P SMP 1 0,5 1 3 Tahun Milik Sendiri
48 62 P 0 1 0,5 5 35 Tahun Milik Sendiri
49 59 L SD 2 0,5 4 30 Tahun Milik Sendiri
50 45 P SMA 2 0,5 2 15 Tahun Milik Sendiri
51 61 P SD 0 0,5 4 35 Tahun Milik Sendiri
52 50 L SD 1 0,5 3 21 Tahun Milik Sendiri
53 56 L SD 2 0,5 4 25 Tahun Milik Sendiri
54 47 L SD 0 0,5 3 18 Tahun Milik Sendiri
55 71 L SD 2 0,5 6 40 Tahun Milik Sendiri
56 53 L SD 1 0,5 5 22 Tahun Milik Sendiri

6
57 48 P S1 1 0,5 4 17 Tahun Milik Sendiri
58 50 P SMP 0 0,5 4 22 Tahun Milik Sendiri
59 44 P SD 1 0,5 3 15 Tahun Milik Sendiri
60 37 P SMP 1 0,5 3 10 Tahun Milik Sendiri
61 41 L SMA 0 0,5 3 12 Tahun Milik Sendiri
62 66 L SD 1 0,5 4 35 Tahun Milik Sendiri
63 48 P SD 1 0,5 3 20 Tahun Milik Sendiri
64 46 P SMA 0 0,5 2 18 Tahun Milik Sendiri
65 62 L SD 1 0,5 3 30 Tahun Milik Sendiri

6
LAMPIRAN II. KATEGORI PENCAPAIAN SKOR MAKSIMUM KOMUNIKASI
No. Jumlah Pertanyaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 jumlah rata-rata skor max KET


1 5 4 5 5 3 4 4 2 4 5 3 5 49 3,5 70 E
2 2 3 4 4 3 4 4 5 4 3 4 3 43 3,1 61 E
3 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 55 3,9 79 SE
4 3 1 4 3 3 1 5 2 5 3 2 5 37 2,6 53 KE
5 4 2 3 4 1 4 2 5 4 3 4 4 40 2,9 57 KE
6 1 4 5 1 5 5 5 1 5 1 4 2 39 2,8 56 KE
7 5 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4 4 50 3,6 71 E
8 3 1 4 3 3 1 5 2 5 3 2 5 37 2,6 53 KE
9 4 2 3 4 1 4 2 5 4 3 4 4 40 2,9 57 KE
10 1 4 5 1 5 5 5 1 5 1 4 2 39 2,8 56 KE
11 4 3 4 3 3 5 5 4 5 5 5 4 50 3,6 71 SE
12 2 3 1 4 1 4 2 5 3 2 1 2 30 2,1 43 KE
13 1 2 1 4 1 4 1 3 5 2 5 3 32 2,3 46 KE
14 2 3 1 4 2 3 5 5 3 3 2 5 38 2,7 54 KE
15 2 4 3 1 4 4 4 2 5 1 2 2 34 2,4 49 KE
16 1 1 2 4 5 1 2 4 4 5 1 5 35 2,5 50 KE
17 2 2 2 4 3 3 4 5 5 5 5 4 44 3,1 63 E
18 1 1 2 4 5 1 2 4 4 5 1 4 34 2,4 49 KE
19 4 4 2 2 3 3 3 4 1 1 4 4 35 2,5 50 KE
20 1 5 1 3 1 3 3 3 5 2 5 1 33 2,4 47 KE
21 3 4 2 5 1 4 2 5 4 3 5 4 42 3,0 60 KE
22 4 4 4 3 3 3 3 4 3 5 4 3 43 3,1 61 E
23 4 4 4 4 4 3 3 4 2 5 4 4 45 3,2 64 E
24 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 43 3,1 61 E

7
25 5 5 4 3 3 3 3 5 3 5 4 4 47 3,4 67 E
26 4 4 4 4 3 3 3 5 5 4 5 5 49 3,5 70 E
27 1 5 2 4 3 5 1 2 1 3 4 2 33 2,4 47 KE
28 5 3 1 3 1 3 1 3 2 3 5 1 31 2,2 44 TE
29 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 46 3,3 66 E
30 4 2 3 2 3 1 3 2 3 2 1 3 29 2,1 41 TE
31 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 47 3,4 67 E
32 4 4 3 2 4 4 2 4 4 2 4 4 41 2,9 59 E
33 4 4 3 4 3 4 3 5 4 4 5 4 47 3,4 67 E
34 5 4 3 4 3 3 3 5 3 4 4 3 44 3,1 63 E
35 1 1 4 4 2 3 4 1 3 2 1 3 29 2,1 41 TE
36 3 5 5 1 3 2 3 2 3 2 3 2 34 2,4 49 KE
37 1 1 5 5 3 5 5 3 5 3 3 3 42 3,0 60 E
38 5 4 3 4 3 3 3 5 3 4 4 3 44 3,1 63 E
39 1 1 4 4 2 3 4 1 3 2 1 3 29 2,1 41 TE
40 3 5 5 1 3 2 3 2 3 2 3 2 34 2,4 49 KE
41 3 3 4 4 3 3 4 4 5 4 4 3 44 3,1 63 E
42 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 51 3,6 73 SE
43 1 3 4 2 3 4 2 1 5 3 5 1 34 2,4 49 KE
44 3 4 1 4 1 3 1 2 5 1 1 3 29 2,1 41 KE
45 3 4 3 3 4 2 4 5 3 5 5 1 42 3,0 60 E
46 3 3 3 3 3 1 2 2 3 2 2 2 29 2,1 41 KE
47 3 1 1 3 1 1 2 1 1 3 1 1 19 1,4 27 STE
48 3 3 3 3 3 1 3 4 4 4 4 4 39 2,8 56 KE
49 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 44 3,1 63 E
50 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 43 3,1 61 E
51 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 49 3,5 70 E
52 1 3 1 4 4 4 1 2 1 3 4 2 30 2,1 43 KE
53 5 5 5 3 1 5 4 5 5 5 5 3 51 3,6 73 SE
54 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 46 3,3 66 E

7
55 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 59 4,2 84 SE
56 4 5 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 27 1,9 39 TE
57 3 4 3 3 3 1 4 4 4 4 4 4 41 2,9 59 E
58 1 2 1 3 2 3 5 1 3 2 5 3 31 2,2 44 TE
59 3 1 5 1 3 1 3 1 2 3 1 3 27 1,9 39 TE
60 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 51 3,6 73 E
61 4 4 3 4 3 4 3 4 5 5 5 5 49 3,5 70 E
62 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 44 3,1 63 E
63 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 45 3,2 64 E
64 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 47 3,4 67 E
65 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 50 3,6 71 E
Jumlah 205 217 211 217 198 209 213 228 246 219 232 219 2614 186,7143 3734,286
Rata2 3,154 54,3 42,2 43 49,5 52 53,3 57 49 54,8 58 73 40,215 2,872527 57,45055

No Kategori Presentasi Frekuensi Peresentase


Penerapan Model Pencapain Skor (%)
Komunikasi Maksimum
1 Sangat Tidak ≥ 20-36 1 1,53846154
Efektif
2 Tidak Efektif ˃ 36 – 52 7 10,7692308
3 Kurang Efektif ˃ 52 – 68 23 35,3846154
4 Efektif ˃ 68 – 84 29 44,6153846
5 Sangat Efektif ˃ 84 -100 5 7,69230769
Jumlah 65 100

7
LAMPIRAN III. ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI

No Umur Jenjang Skor Jenjang Di Di2 Pendidikan Jenjang Skor Jenjang Di Di2
Formal
(Th) (Dx) Efektivitas (Dx) (Dy- No (Tahun) (Dx) Efektivitas (Dy) (Dx-
Sistem Di) Sistem Dy)
Komunikasi Komunikasi
1 34 27,5 83 10 17,5 306,25 1 Tamat SMA 48 83 43,5 4,5 20,25
2 19 27,5 67 10 17,5 306,25 2 Tamat SMA 48 67 24,5 23,5 552,25
3 50 27,5 67 56 -28,5 812,25 3 Tamat SMP 36,5 67 24,5 12 144
4 21 27,5 83 10 17,5 306,25 4 Tamat SD 18 83 43,5 -26 650,25
5 48 27,5 50 10 17,5 306,25 5 Tamat SMP 39 50 8,5 30,5 930,25
6 25 27,5 50 10 17,5 306,25 6 Tamat SD 18 50 8,5 9,5 90,25
7 42 27,5 83 56 -28,5 812,25 7 Tamat SMP 36,5 83 43,5 -7 49
8 40 27,5 50 33 -5,5 30,25 8 Tamat SMP 36,5 50 8,5 28 784
9 46 27,5 50 33 -5,5 30,25 9 Tidak Tamat 2,5 50 8,5 -6 36
SD
10 41 27,5 67 33 -5,5 30,25 10 Tamat SMP 39 67 24,5 14,5 210,25
11 25 27,5 83 10 17,5 306,25 11 Tamat SMA 48 83 43,5 4,5 20,25
12 40 27,5 67 33 -5,5 30,25 12 Tamat SMP 36,5 67 24,5 12 144
13 25 27,5 33 56 -28,5 812,25 13 Tamat SMP 36,5 33 8,5 28 784
14 50 27,5 83 56 -28,5 812,25 14 Tamat SD 18 83 43,5 -26 650,25
15 28 27,5 67 33 -5,5 30,25 15 Tamat 48 67 24,5 23,5 552,25
SMA
16 27 27,5 50 33 -5,5 30,25 16 Tamat 48 50 8,5 39,5 1560,3
SMA
17 49 27,5 50 33 -5,5 30,25 17 Tidak Tamat 1,5 50 8,5 -7 49
SD
18 50 27,5 83 33 -5,5 30,25 18 Tamat SD 18 83 43,5 -26 650,25
19 58 27,5 83 56 -28,5 812,25 19 Tamat SD 17 83 43,5 -27 702,25
20 30 27,5 50 10 17,5 306,25 20 Tamat SMP 36,5 50 8,5 28 784

7
21 61 27,5 50 10 17,5 306,25 21 Tamat 48 50 8,5 39,5 1560,3
SMA
22 53 27,5 67 56 -28,5 812,25 22 Tamat SD 18 67 24,5 -6,5 42,25
23 39 27,5 67 10 17,5 306,25 23 Tamat SD 18 67 24,5 -6,5 42,25
24 46 27,5 100 56 -28,5 812,25 24 Tamat 48 100 43,5 4,5 20,25
SMA
25 54 27,5 67 33 -5,5 30,25 25 Tamat SD 18 67 24,5 -6,5 42,25
26 31 27,5 83 33 -5,5 30,25 26 Tamat SD 18 83 43,5 -26 650,25
27 38 27,5 67 33 -5,5 30,25 27 Tamat Smp 36,5 67 24,5 12 144
28 50 27,5 83 33 -5,5 30,25 28 Tamat SD 18 83 43,5 -26 650,25
29 27 27,5 50 33 -5,5 30,25 29 Tamat SD 18 50 8,5 9,5 90,25
30 48 27,5 67 33 -5,5 30,25 30 Tamat SD 18 67 24,5 -6,5 42,25
31 39 27,5 83 56 -28,5 812,25 31 Tamat SD 18 83 43,5 -26 650,25
32 46 27,5 83 10 17,5 306,25 32 Tamat SD 18 83 43,5 -26 650,25
33 30 27,5 83 56 -28,5 812,25 33 Tamat SMP 36,5 83 43,5 -7 49
34 53 27,5 83 33 -5,5 30,25 34 Tamat SD 18 83 43,5 -26 650,25
35 30 27,5 33 33 -5,5 30,25 35 Tamat SD 18 33 8,5 9,5 90,25
36 39 27,5 67 33 -5,5 30,25 36 Tamat SD 18 67 24,5 -6,5 42,25
37 53 27,5 50 56 -28,5 812,25 37 Tamat SD 18 50 8,5 9,5 90,25
38 39 27,5 83 33 -5,5 30,25 38 Tamat SD 18 83 43,5 -26 650,25
39 53 27,5 83 33 -5,5 30,25 39 Tamat SD 18 83 43,5 -26 650,25
40 39 27,5 67 33 -5,5 30,25 40 Tamat SD 18 67 24,5 -6,5 42,25
41 40 27,5 50 56 -28,5 812,25 41 Tamat SMP 36,5 50 8,5 28 784
42 39 27,5 83 56 -28,5 812,25 42 Tamat SD 18 83 43,5 -26 650,25
43 48 27,5 67 33 -5,5 30,25 43 Tamat SD 18 67 24,5 -6,5 42,25
44 39 27,5 33 56 -28,5 812,25 44 Tamat 48 33 8,5 39,5 1560,3
SMA
45 40 27,5 67 33 -5,5 30,25 45 Tamat SMP 36,5 67 24,5 12 144
46 39 27,5 83 10 17,5 306,25 46 Tamat SMP 36,5 83 43,5 -7 49
47 45 27,5 50 56 -28,5 812,25 47 Tamat SMA 48 50 8,5 39,5 1560,3
48 39 27,5 83 10 17,5 306,25 48 Tamat SD 18 83 43,5 -26 650,25

7
49 42 27,5 83 10 17,5 306,25 49 Tidak Tamat 2,5 83 43,5 -41 1681
SD
50 39 27,5 67 56 -28,5 812,25 50 Tamat SMA 48 67 24,5 23,5 552,25
51 54 27,5 67 56 -28,5 812,25 51 Tamat SD 18 67 24,5 -6,5 42,25
52 37 27,5 50 10 17,5 306,25 52 Tamat SD 18 50 8,5 9,5 90,25
53 36 27,5 83 10 17,5 306,25 53 Tidak Tamat 2,5 83 43,5 -41 1681
SD
54 61 27,5 83 17 10,5 110,25 54 Tamat SD 18 83 43,5 -26 650,25
55 39 27,5 83 10 17,5 306,25 55 Tamat SD 18 83 43,5 -26 650,25
56 48 27,5 67 33 -5,5 30,25 56 Tamat SD 18 67 24,5 -6,5 42,25
57 39 27,5 50 10 17,5 306,25 57 Tamat SMP 36,5 50 8,5 28 784
58 40 27,5 83 33 -5,5 30,25 58 Tamat SD 18 83 43,5 -26 650,25
59 39 27,5 67 10 17,5 306,25 59 Tamat SD 18 67 24,5 -6,5 42,25
60 45 27,5 33 56 -28,5 812,25 60 Tamat 48 33 8,5 39,5 1560,3
SMA
61 39 27,5 67 10 17,5 306,25 61 Tamat SMP 36,5 67 24,5 12 144
62 42 27,5 83 10 17,5 306,25 62 Tamat SMP 36,5 83 43,5 -7 49
63 39 27,5 83 10 17,5 306,25 63 Tamat SD 18 83 43,5 -26 650,25
64 39 27,5 83 10 17,5 306,25 64 Tidak Tamat 2,5 83 43,5 -41 1681
SD
65 40 27,5 67 33 -5,5 30,25 65 Tamat SMA 48 67 24,5 23,5 552,25
21412 33156

7
No Pendidikan Jenjang Skor Jenjang Di Di2 No Tanggungan Jenjang Skor Jenjang Di Di2
Nonformal Keluarga
Dx Efektivitas (Dy) (Dx- (Jiwa) (Dx) Efektivitas (Dy) (Dx-
Sistem Dy) Sistem Dy)
Komunikasi Komunikasi
1 1 22 83 43,5 -22 462,25 1 2 21,5 83 43,5 -22 484
2 3 46 67 24,5 21,5 462,25 2 3 21,5 67 24,5 -3 9
3 2 22 67 24,5 -2,5 6,25 3 3 21,5 67 24,5 -3 9
4 1 22 83 43,5 -22 462,25 4 1 21,5 83 43,5 -22 484
5 3 46 50 8,5 37,5 1406,25 5 4 48,5 50 8,5 40 1600
6 2 22 50 8,5 13,5 182,25 6 3 21,5 50 8,5 13 169
7 3 46 83 43,5 2,5 6,25 7 2 21,5 83 43,5 -22 484
8 2 22 50 8,5 13,5 182,25 8 1 21,5 50 8,5 13 169
9 3 46 50 8,5 37,5 1406,25 9 4 48,5 50 8,5 40 1600
10 1 22 67 24,5 -2,5 6,25 10 4 48,5 67 24,5 24 576
11 1 22 83 43,5 -22 462,25 11 3 21,5 83 43,5 -22 484
12 1 22 67 24,5 -2,5 6,25 12 5 48,5 67 24,5 24 576
13 1 22 33 8,5 13,5 182,25 13 4 48,5 33 8,5 40 1600
14 2 22 83 43,5 -22 462,25 14 2 21,5 83 43,5 -22 484
15 3 46 67 24,5 21,5 462,25 15 3 21,5 67 24,5 -3 9
16 2 22 50 8,5 13,5 182,25 16 2 21,5 50 8,5 13 169
17 1 22 50 8,5 13,5 182,25 17 5 33,5 50 8,5 25 625
18 2 22 83 43,5 -22 462,25 18 4 48,5 83 43,5 5 25
19 1 22 83 43,5 -22 462,25 19 3 21,5 83 43,5 -22 484
20 3 46 50 8,5 37,5 1406,25 20 2 21,5 50 8,5 13 169
21 1 22 50 8,5 13,5 182,25 21 4 48,5 50 8,5 40 1600
22 2 22 67 24,5 -2,5 6,25 22 3 21,5 67 24,5 -3 9
23 3 46 67 24,5 21,5 462,25 23 2 21,5 67 24,5 -3 9
24 1 22 100 43,5 -22 462,25 24 1 21,5 100 43,5 -22 484

7
25 1 22 67 24,5 -2,5 6,25 25 3 21,5 67 24,5 -3 9
26 2 22 83 43,5 -22 462,25 26 3 21,5 83 43,5 -22 484
27 1 22 67 24,5 -2,5 6,25 27 2 21,5 67 24,5 -3 9
28 2 22 83 43,5 -22 462,25 28 3 21,5 83 43,5 -22 484
29 2 22 50 8,5 13,5 182,25 29 1 21,5 50 8,5 13 169
30 2 22 67 24,5 -2,5 6,25 30 1 21,5 67 24,5 -3 9
31 1 22 83 43,5 -22 462,25 31 2 21,5 83 43,5 -22 484
32 2 22 83 43,5 -22 462,25 32 3 21,5 83 43,5 -22 484
33 1 22 83 43,5 -22 462,25 33 1 21,5 83 43,5 -22 484
34 1 22 83 43,5 -22 462,25 34 2 21,5 83 43,5 -22 484
35 2 22 33 8,5 13,5 182,25 35 3 21,5 33 8,5 13 169
36 3 46 67 24,5 21,5 462,25 36 2 21,5 67 24,5 -3 9
37 2 22 50 8,5 13,5 182,25 37 2 21,5 50 8,5 13 169
38 1 22 83 43,5 -22 462,25 38 1 21,5 83 43,5 -22 484
39 2 22 83 43,5 -22 462,25 39 4 48,5 83 43,5 5 25
40 1 22 67 24,5 -2,5 6,25 40 2 21,5 67 24,5 -3 9
41 1 22 50 8,5 13,5 182,25 41 1 21,5 50 8,5 13 169
42 1 22 83 43,5 -22 462,25 42 2 21,5 83 43,5 -22 484
43 2 22 67 24,5 -2,5 6,25 43 1 21,5 67 24,5 -3 9
44 3 46 33 8,5 37,5 1406,25 44 2 21,5 33 8,5 13 169
45 1 22 67 24,5 -2,5 6,25 45 4 48,5 67 24,5 24 576
46 1 22 83 43,5 -22 462,25 46 1 21,5 83 43,5 -22 484
47 1 22 50 8,5 13,5 182,25 47 3 21,5 50 8,5 13 169
48 1 22 83 43,5 -22 462,25 48 1 21,5 83 43,5 -22 484
49 1 22 83 43,5 -22 462,25 49 3 21,5 83 43,5 -22 484
50 1 22 67 24,5 -2,5 6,25 50 1 21,5 67 24,5 -3 9
51 1 22 67 24,5 -2,5 6,25 51 5 48,5 67 24,5 24 576
52 3 46 50 8,5 37,5 1406,25 52 1 21,5 50 8,5 13 169
53 3 46 83 43,5 2,5 6,25 53 2 21,5 83 43,5 -22 484
54 2 22 83 43,5 -22 462,25 54 5 48,5 83 43,5 5 25

7
55 2 22 50 8,5 13,5 182,25 55 2 21,5 83 43,5 -22 484
56 2 22 67 24,5 -2,5 6,25 56 3 21,5 83 43,5 -22 484
57 1 22 83 43,5 -22 462,25 57 1 21,5 83 43,5 -22 484
58 2 22 83 43,5 -22 462,25 58 2 21,5 83 43,5 -22 484
59 1 22 83 43,5 -22 462,25 59 3 21,5 33 8,5 13 169
60 1 22 83 43,5 -22 462,25 60 2 21,5 67 24,5 -3 9
61 2 22 33 8,5 13,5 182,25 61 2 21,5 50 8,5 13 169
62 3 46 67 24,5 21,5 462,25 62 1 21,5 83 43,5 -22 484
63 2 22 50 8,5 13,5 182,25 63 4 48,5 83 43,5 5 25
64 1 22 83 43,5 -22 462,25 64 2 21,5 67 24,5 -3 9
65 2 22 83 43,5 -22 462,25 65 1 21,5 50 8,5 13 169
24006,3 23537

No Adapter Jenjang Skor Jenjang Di Di2 No Inovasi Jenjang Skor Jenjang Di Di2

(Dx) Efektivitas (Dy) (Dx- Rp (Dx) Efektivitas (Dy) (Dx-


Sistem Dy) Sistem Dy)
Komunikasi Komunikasi
1 1 16 83 43,5 -28 756,25 1 22 7,5 83 43,5 -36 1296
2 4 16 67 24,5 -8,5 72,25 2 46 7,5 67 24,5 -17 289
3 6 43 67 24,5 19 342,25 3 22 30,5 67 24,5 6 36
4 9 43 83 43,5 -0,5 0,25 4 22 30,5 83 43,5 -13 169
5 7 43 50 8,5 35 1190,3 5 46 30,5 50 8,5 22 484
6 5 16 50 8,5 7,5 56,25 6 22 30,5 50 8,5 22 484
7 1 16 83 43,5 -28 756,25 7 46 7,5 83 43,5 -36 1296
8 5 16 50 8,5 7,5 56,25 8 22 7,5 50 8,5 -1 1
9 5 16 50 8,5 7,5 56,25 9 46 7,5 50 8,5 -1 1
10 6 43 67 24,5 19 342,25 10 22 30,5 67 24,5 6 36
11 6 43 83 43,5 -0,5 0,25 11 22 30,5 83 43,5 -13 169

7
12 5 16 67 24,5 -8,5 72,25 12 22 30,5 67 24,5 6 36
13 4 16 33 8,5 7,5 56,25 13 22 30,5 33 8,5 22 484
14 3 16 83 43,5 -28 756,25 14 22 30,5 83 43,5 -13 169
15 4 16 67 24,5 -8,5 72,25 15 46 50,5 67 24,5 26 676
16 4 16 50 8,5 7,5 56,25 16 22 30,5 50 8,5 22 484
17 8 43 50 8,5 35 1190,3 17 22 50,5 50 8,5 42 1764
18 4 16 83 43,5 -28 756,25 18 22 30,5 83 43,5 -13 169
19 6 43 83 43,5 -0,5 0,25 19 22 30,5 83 43,5 -13 169
20 1 16 50 8,5 7,5 56,25 20 46 7,5 50 8,5 -1 1
21 7 43 50 8,5 35 1190,3 21 22 50,5 50 8,5 42 1764
22 5 16 67 24,5 -8,5 72,25 22 22 30,5 67 24,5 6 36
23 1 16 67 24,5 -8,5 72,25 23 46 7,5 67 24,5 -17 289
24 5 16 100 43,5 -28 756,25 24 22 7,5 100 43,5 -36 1296
25 6 43 67 24,5 19 342,25 25 22 30,5 67 24,5 6 36
26 4 16 83 43,5 -28 756,25 26 22 30,5 83 43,5 -13 169
27 10 43 67 24,5 19 342,25 27 22 50,5 67 24,5 26 676
28 6 43 83 43,5 -0,5 0,25 28 22 50,5 83 43,5 7 49
29 10 43 50 8,5 35 1190,3 29 22 50,5 50 8,5 42 1764
30 8 43 67 24,5 19 342,25 30 22 30,5 67 24,5 6 36
31 4 16 83 43,5 -28 756,25 31 22 7,5 83 43,5 -36 1296
32 20 43 83 43,5 -0,5 0,25 32 22 50,5 83 43,5 7 49
33 2 16 83 43,5 -28 756,25 33 22 7,5 83 43,5 -36 1296
34 5 16 83 43,5 -28 756,25 34 22 30,5 83 43,5 -13 169
35 2 16 33 8,5 7,5 56,25 35 22 7,5 33 8,5 -1 1
36 20 43 67 24,5 19 342,25 36 46 50,5 67 24,5 26 676
37 3 16 50 8,5 7,5 56,25 37 22 30,5 50 8,5 22 484
38 6 43 83 43,5 -0,5 0,25 38 22 30,5 83 43,5 -13 169
39 8 43 83 43,5 -0,5 0,25 39 22 30,5 83 43,5 -13 169
40 7 43 67 24,5 19 342,25 40 22 30,5 67 24,5 6 36
41 20 43 50 8,5 35 1190,3 41 22 30,5 50 8,5 22 484

7
42 1 16 83 43,5 -28 756,25 42 22 30,5 83 43,5 -13 169
43 2 16 67 24,5 -8,5 72,25 43 22 30,5 67 24,5 6 36
44 2 16 33 8,5 7,5 56,25 44 46 30,5 33 8,5 22 484
45 18 43 67 24,5 19 342,25 45 22 30,5 67 24,5 6 36
46 4 16 83 43,5 -28 756,25 46 22 7,5 83 43,5 -36 1296
47 4 16 50 8,5 7,5 56,25 47 22 30,5 50 8,5 22 484
48 5 16 83 43,5 -28 756,25 48 22 30,5 83 43,5 -13 169
49 3 16 83 43,5 -28 756,25 49 22 30,5 83 43,5 -13 169
50 1 16 67 24,5 -8,5 72,25 50 22 7,5 67 24,5 -17 289
51 1 16 67 24,5 -8,5 72,25 51 22 7,5 67 24,5 -17 289
52 8 43 50 8,5 35 1190,3 52 46 30,5 50 8,5 22 484
53 10 43 83 43,5 -0,5 0,25 53 46 50,5 83 43,5 7 49
54 2 16 83 43,5 -28 756,25 54 22 30,5 83 43,5 -13 169
55 5 16 83 43,5 -28 756,25 55 22 30,5 83 8,5 22 484
56 2 16 33 8,5 7,5 56,25 56 22 30,5 33 24,5 6 36
57 20 43 67 24,5 19 342,25 57 22 30,5 67 43,5 -13 169
58 3 16 50 8,5 7,5 56,25 58 22 30,5 50 43,5 -13 169
59 6 43 83 43,5 -0,5 0,25 59 22 30,5 83 43,5 -13 169
60 8 43 83 43,5 -0,5 0,25 60 22 30,5 83 43,5 -13 169
61 7 43 67 24,5 19 342,25 61 22 30,5 67 8,5 22 484
62 20 43 50 8,5 35 1190,3 62 46 50,5 50 24,5 26 676
63 1 16 83 43,5 -28 756,25 63 22 30,5 83 8,5 22 484
64 2 16 67 24,5 -8,5 72,25 64 22 30,5 67 43,5 -13 169
65 2 16 33 8,5 7,5 56,25 65 22 30,5 33 43,5 -13 169
25238 26458

8
LAMPIRAN IV. Hasil Analisis Korelasi Rank Spearman Antara Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Petanidengan Sistem
Komunikasi Di Desa Bangka Jong

No Faktor- Sistem Komunikasi Penyuluh Ket


Faktor Sosial Pertanian (Y)
Ekonomi (X) Koefisien Thitung Ttabel
Korelasi
(Rs)
1 Umur (X1) 1,137 5,874 1,674 S
2 Pendidikan 1,517 3,929 1,674 S
Formal (X2)
3 Pendidikan 1,098 1,646 1,674 NS
Non Formal
(X3)
4 Jumlah 1,077 3,523 1,674 S
Tanggungan
Keluarga (X4)
5 Adapter (X5) 0,448 1,411 1,674 NS
6 Inovasi (X6) 1,211 2,504 1,674 S

Anda mungkin juga menyukai