Anda di halaman 1dari 99

STUDI PERHITUNGAN GERHANA BULAN DALAM BUKU

EXPLANATORY SUPPLEMENT TO THE ASTRONOMICAL ALMANAC


1961

SKRIPSI

Oleh
Musyarrofa
NIM. C96219059

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel


Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Program Studi Ilmu Falak
Surabaya
2023
STUDI PERHITUNGAN GERHANA BULAN DALAM BUKU
EXPLANATORY SUPPLEMENT TO THE ASTRONOMICAL ALMANAC
1961

SKRIPSI

Diajukan kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu
Ilmu Syariah dan Hukum

Oleh
Musyarrofa
NIM. C96219059

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel


Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Program Studi Ilmu Falak
Surabaya
2023

i
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Musyarrofa
NIM : C96219059
Fakultas/Prodi : Syariah dan Hukum/ Ilmu Falak
Judul : Studi Perhitungan Gerhana Bulan dalam Buku
Explanatory Supplement to The Astronomical
Almanac 1961

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya
sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.

Surabaya, 05 Agustus 2023


Saya yang menyatakan,

Materai

10.000

Musyarrofa
NIM. C96219059

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi yang ditulis oleh:

Nama : Musyarrofa
NIM. : C96219059
Judul : Studi Perhitungan Gerhana Bulan dalam Buku
Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac
1961

telah diberikan bimbingan, arahan, dan koreksi sehingga dinyatakan layak, serta
disetujui untuk diajukan kepada Fakultas guna diujikan pada sidang munaqasah.

Surabaya, 05 Agustus 2023


Pembimbing,

Elly Uzlifatul Jannah, M.H.


NIP. 199110032019032018

iii
PENGESAHAN

Skripsi yang ditulis oleh:


Nama : Musyarrofa
NIM. : C96219059

Telah dipertahankan di depan sidang Majelis Munaqasah Skripsi Fakultas Syariah


dan Hukum UIN Sunan Ampel pada hari ___, tanggal ___, dan dapat diterima
sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program sarjana strata satu
dalam Ilmu Syariah dan Hukum.
Majelis Munaqasah Skripsi:

Penguji I Penguji II

______________________ ______________________
NIP. NIP.
Penguji III Penguji IV

______________________ ______________________
NIP. NIP.

Surabaya, _______
Mengesahkan,
Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Dekan,

Dr. Hj. Suqiyah Musafa'ah, M.Ag.


NIP. 196303271999032001

iv
ABSTRAK

Ada beragam metode dalam menghitung fenomena gerhana Bulan, tentu


dengan hasil akurasi yang berbeda – beda. Skripsi ini mengangkat terkait “Studi
Perhitungan Gerhana Bulan dalam Buku Explanatory Supplement to The
Astronomical Almanac 1961”. Skripsi ini mengambil dua rumusan masalah.
Pertama, perhitungan gerhana Bulan dalam buku Explanatory Supplement to The
Astronomical Almanac 1961? Kedua, bagaimana komparasi hasil perhitungan
gerhana Bulan dalam buku Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac
1961 dengan website NASA.
Skripsi ini menggunakan penelitian studi kepustakaan, dengan pendekatan
deskriptif kualitatif. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah buku
Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac 1961, dengan pendekatan
dokumentasi sebagai prosedur pengumpulan data. Dalam menganalisa data, penulis
menggunakan metode analisis kualitatif dengan cara deskriptif analitis, yakni
menguraikan terkait perhitungan gerhana Bulan dalam buku Explanatory
Supplement to The Astronomical Almanac 1961 yang kemudian dilakukan analisis
akurasi dengan publikasi dalam website NASA.
Hasil penelitian ini menyimpulkan: pertama, ada kurang lebih lima belas
langkah dalam menghitung gerhana Bulan dalam buku Explanatory Supplement to
The Astronomical Almanac 1961, perhitungan dimulai dengan mengetahui waktu
ketika nilai elongasi Bulan ketika berada di puncak maksimum hingga menghitung
kontak awal fase penumbra hingga akhir penumbra beserta pengulangan dalam
menghitung kontaknya sehingga mendapatkan hasil yang lebih presisi. Kedua,
perhitungan dalam buku ini menunjukkan selisih rata-rata sekitar 1 detik dari data
publikasi NASA, dengan konsistensi hasil yang mendekati publikasi NASA. Di sisi
lain, penelitian lain memiliki variasi yang lebih besar dalam selisih perhitungan,
bahkan mencapai puluhan hingga lebih dari 70 detik. Tidak hanya konsistensi yang
menonjol, buku ini juga mampu menghasilkan prediksi yang akurat untuk berbagai
jenis kasus gerhana bulan. Meskipun jumlah kasus yang dianalisis dalam buku
tersebut terbatas pada 10 gerhana, kemampuan buku ini dalam menghasilkan
perhitungan yang mendekati data publikasi NASA menunjukkan pendekatan yang
lebih tepat dan cermat dalam memprediksi fenomena gerhana bulan.
Saran dari penelitian ini adalah: pertama, perlunya menggunakan data
ephemeris Matahari dan Bulan yang akurat agar perhitungan gerhana Bulan dapat
mendekati hasil fakta di lapangan ataupun hasil yang dipublikasi oleh NASA. Buku
ini dapat dijadikan rujukan utama dalam menghitung gerhana Bulan. Kedua,
Kolaborasi dan Verifikasi dengan Penelitian Terbaru Dalam rangka memperkuat
akurasi perhitungan, diusulkan untuk melakukan kolaborasi dan verifikasi
perhitungan dalam buku dengan penelitian terbaru dan hasil publikasi NASA yang
lebih mutakhir.

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Swt., yang telah memberikan


kemudahan bagi Penulis dalam menyusun skripsi ini meskipun jauh dari
kesempurnaan, akan tetapi Penulis tidak mengurangi rasa syukur kepada Allah
Swt., dan semoga dengan berkahnya bers}alawa>t kepada Nabi Muhammad saw.,
skripsi ini membawa manfaat dan keberkahan.
Penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada Prof. Akh. Muzakki,
M.Ag., Grad.Dip.SEA., M.Phil., Ph.D. (Rektor UIN Sunan Ampel). Ibu Dr. Hj.
Suqiyah Musafa'ah, M.Ag. (Dekan Fakultas Syariah dan Hukum). Bapak Dr. H.
Mohammad Arif, M.A., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan
Fakultas Syariah dan Hukum. Ibu Dr. Nurul Asiya Nadhifah, M.HI., selaku Wakil
Dekan Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan Fakultas Syariah
dan Hukum. Bapak Mahir, M.Fil.I. selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
dan Kerjasama Fakultas Syariah dan Hukum. Bapak Muh. Sholihuddin, M.H.I., dan
Bapak Adi Damanhuri, M.Si., selaku ketua dan sekretaris Jurusan Hukum Perdata
Islam pada Fakultas Syariah dan Hukum. Ibu Siti Tatmainul Qulub, S.H.I., M.Si.,
dan Bapak Agus Solikin, M.Si., selaku ketua dan sekretaris Program Studi Ilmu
Falak pada Fakultas Syariah dan Hukum. Dr. H. Abd. Salam, M.Ag., Drs. Akh.
Mukarram, M. Hum., H. Abu Dzarrin al-Hamidy, M.Ag., Novi Sopwan, M.Si.,
yang telah memberikan pengetahuan yang luas terkait Ilmu Falak dan kajian fikih
falak kepada Penulis dan teman teman yang lain selama di bangku perkuliahan.
InsyaAllah Allah merahmati mereka dan membalas segala kebaikan mereka. Juga
dosen-dosen jajaran Fakultas Syariah dan Hukum yang tak bisa penulis sebutkan
satu-satu, terima kasih atas dedikasinya untuk mengajar di ruang lingkup fakultas
Syariah dan Hukum. Jazākum Allāh atas dorongan moral dan arahan akademik
yang diberikan kepada saya dalam proses studi dan penulisan skripsi ini.
Secara khusus, penulis sampaikan terima kasih dan rasa hormat kepada
Bapak Elly Uzlifatul Jannah, MH., yang dengan caranya yang khas, sebagai
pembimbing, berhasil membangkitkan semangat dan kepercayaan diri penulis
untuk mampu menyelesaikan skripsi yang penulis rasakan sebagai pekerjaan yang

vi
tidak ringan ini. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada para dosen
pengajar yang telah membagi dan berbagi pengetahuan dan pengalaman akademik
selama saya menempuh studi. Terima kasih juga kepada kedua orang tua yang telah
memberikan dukungan moril ataupun materiil kepada penulis, dan doa-doa yang
dipanjatkan kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Serta
teman-teman yang telah memberikan semangat motivasi dan memberikan
informasi kepada penulis baik melalui diskusi ataupun whatsapp.
Betapapun saya mengakui jasa-jasa berbagai pihak yang disebutkan di sini,
kekurangan dan ketidaksempurnaan yang ditemukan dalam skripsi ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab penulis pribadi.

Penulis

vii
DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM .......................................................................................... i


PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii
PENGESAHAN ............................................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR TRANSLITERASI .......................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah ............................................... 7
C. Rumusan Masalah ....................................................................... 8
D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8
E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8
F. Penelitian Terdahulu ................................................................... 10
G. Definisi Operasional ................................................................... 13
H. Metode Penelitian ....................................................................... 14
I. Sistematika Penulisan ................................................................. 17
BAB II GERHANA BULAN: PEMAHAMAN, KONSEP, DAN JENIS .... 19
A. Pengertian Gerhana Bulan .......................................................... 19
B. Dasar Hukum Gerhana Bulan ..................................................... 25
C. Jenis-Jenis Gerhana Bulan .......................................................... 27
BAB III GERHANA BULAN DALAM BUKU EXPLANATORY
SUPPLEMENT TO THE ASTRONOMICAL ALMANAC 1961 ......... 33
A. Latar Belakang Pembuatan Buku Explanatory Supplement to
The Astronomical Almanac 1961 ................................................ 33
B. Gambaran Umum Buku Explanatory Supplement to The
Astronomical Almanac 1961 ....................................................... 38
C. Perhitungan Gerhana Bulan dalam Buku Explanatory
Supplement to The Astronomical Almanac 1961 ........................ 40

viii
BAB IV PERHITUNGAN DAN AKURASI HASIL GERHANA BULAN
DALAM BUKU EXPLANATORY SUPPLEMENT TO THE
ASTRONOMICAL ALMANAC 1961 .................................................. 52
A. Perhitungan Gerhana Bulan dalam Buku Explanatory
Supplement To The Astronomical Almanac 1961 ....................... 52
B. Komparasi Hasil Perhitungan Gerhana Bulan dalam buku
Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac 1961
dengan Website NASA ............................................................... 61
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 81
A. Kesimpulan ................................................................................. 81
B. Saran ........................................................................................... 82

DAFTAR GAMBAR

ix
Gambar 1. Gambaran titik simpul naik dan turun pada saat gerhana Bulan.......... 22
Gambar 2. Geometri pada saat gerhana Bulan ...................................................... 27
Gambar 3 Geometri saat terjadi gerhana Bulan total ............................................ 28
Gambar 4. Geometri saat terjadi gerhana Bulan parsial ........................................ 29
Gambar 5. Geometri saat terjadi gerhana Bulan Penumbra................................... 30
Gambar 6. Kontak Gerhana Bulan......................................................................... 31
Gambar 7. Sampul dalam dan Cover Buku Explanatory Supplement to The
Astronomical Almanac 1961 ............................................................... 33
Gambar 8. Informasi Nilai T0 Pada Website eclipsewise.com ............................. 44
Gambar 9. Data Ephemeris Bulan dari Horizon NASA Untuk Gerhana Bulan 08
November 2022.................................................................................... 53
Gambar 10. Data Hasil Gerhana Bulan Total 08 November 2022 Menurut NASA 63
Gambar 11. Data Hasil Gerhana Bulan Penumbra 05 Mei 2023 Menurut NASA .. 64
Gambar 12 Data Hasil Gerhana Bulan Parsial 28 Oktober 2023 Menurut NASA . 65
Gambar 13. Data Hasil Gerhana Bulan Penumbra 25 Maret 2024 Menurut NASA 66
Gambar 14. Data Hasil Gerhana Bulan Parsial 18 September 2024 Menurut NASA
............................................................................................................. 67
Gambar 15. Data Hasil Gerhana Bulan Total 14 Maret 2025 Menurut NASA ....... 68
Gambar 16. Data Hasil Gerhana Bulan Total 07 September 2025 Menurut NASA 69
Gambar 17. Data Hasil Gerhana Bulan Total 03 Maret 2026 Menurut NASA ....... 70
Gambar 18. Data Hasil Gerhana Bulan Parsial 28 Agustus 2026 Menurut NASA . 71
Gambar 19. Data Hasil Gerhana Bulan Penumbra 20 Februari 2027 Menurut
NASA .................................................................................................. 72

DAFTAR TABEL

x
Tabel 1. Data Ephemeris Bulan dan Matahari Untuk Gerhana Bulan 08 November
2022 Pada Jam 09 – 13 UT ....................................................................... 54
Tabel 2. Nilai α dan d Untuk Gerhana Bulan 08 November 2022 Pada Jam 09 –
13 UT ........................................................................................................ 54
Tabel 3. Nilai x dan y Untuk Gerhana Bulan 08 November 2022 Pada Jam 09 –
13 UT ........................................................................................................ 55
Tabel 4 Nilai f1 dan f2 Untuk Gerhana Bulan 08 November 2022 Pada Jam 09 –
13 UT ........................................................................................................ 55
Tabel 5 Nilai πm, πs, dan Ss Untuk Gerhana Bulan 08 November 2022 Pada Jam
09 – 13 UT ................................................................................................ 56
Tabel 6 Nilai Sm Untuk Gerhana Bulan 08 November 2022 Pada Jam 09 – 13 UT
.................................................................................................................. 56
Tabel 7 Nilai Polynomial Elemen Bessel Untuk Gerhana Bulan Total 08
November 2022......................................................................................... 57
Tabel 8. Hasil Jadwal Gerhana Bulan Menurut NASA .......................................... 75
Tabel 9. Hasil Jadwal Gerhana Bulan Menurut Perhitungan dalam Buku
Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac 1961................. 76
Tabel 10. Selisih Hasil Jadwal Gerhana Bulan dalam Satuan Detik Waktu Menurut
Perhitungan dalam Buku Explanatory Supplement to The Astronomical
Almanac 1961 dengan Hasil Publikasi NASA ......................................... 76

DAFTAR TRANSLITERASI

xi
Di dalam naskah skripsi ini banyak dijumpai nama dan istilah teknis
(technical term) yang berasal dari bahasa Arab ditulis dengan huruf Latin. Pedoman
transliterasi yang digunakan untuk penulisan tersebut adalah sebagai berikut:

A. Konsonan
No Arab Indonesia No. Arab Indonesia
1. ‫ا‬ ’ 16. ‫ط‬ ṭ
2. ‫ب‬ b 17. ‫ظ‬ ẓ
3. ‫ت‬ t 18. ‫ع‬ ‘
4. ‫ث‬ th 19. ‫غ‬ gh
5. ‫ج‬ j 20. ‫ف‬ f
6. ‫ح‬ ḥ 21. ‫ق‬ q
7. ‫خ‬ kh 22. ‫ك‬ k
8. ‫د‬ d 23. ‫ل‬ l
9. ‫ذ‬ dh 24. ‫م‬ m
10. ‫ر‬ r 25. ‫ن‬ n
11. ‫ز‬ z 26. ‫و‬ w
12. ‫س‬ s 27. ‫ه‬ h
13. ‫ش‬ sh 28. ‫ء‬ ’
14. ‫ص‬ ṣ 29. ‫ي‬ y
15. ‫ض‬ ḍ
Sumber: Kate L. Turabian, A Manual of Writers of Term Papers, Disertations
(Chicago and London: The University of Chicago Press, 1987).

B. Vokal
1. Vokal Tunggal (monoftong)
Tanda dan
Nama Indonesia
Huruf Arab
‫ــــــَــ‬ fatḥah a
‫ــــــِــ‬ kasrah i
‫ــــــُــ‬ ḍammah u
Catatan: Khusus untuk hamzah, penggunaan apostrof hanya berlaku
jika hamzah ber-ḥarakat sukun atau didahului oleh huruf yang ber-
ḥarakat sukun. Contoh: iqtiḍā’ (‫)اقتضاء‬

2. Vokal Rangkap (diftong)


Tanda dan
Huruf Arab Nama Indonesia Ket.

‫ــــَي‬ Fatḥah dan yā’ ay a dan y


‫ـــــَو‬ Fatḥah dan wawu aw a dan w
Contoh : bayn (‫)بين‬

xii
: mawḍū‘ )‫(مـوضـوع‬

3. Vokal Panjang (mad)


Tanda dan
Nama Indonesia Keterangan
Huruf Arab
َ ‫ــــا‬ fatḥah dan alif ā a dan garis di atas
‫ـــِي‬ kasrah dan ya’ ī i dan garis di atas
ḍammah dan
‫ــــُـو‬ wawu
ū u dan garis di atas

Contoh : al-Jamā‘ah (‫)الجماعة‬


: Takhyīr (‫)تخيير‬
: Yadūr (‫)يدور‬

C. Tā’ Marbūṭah
Transliterasi untuk tā’ marbūṭah ada dua:
1. Jika hidup (menjadi muḍāf) transliterasinya adalah “t”.
2. Jika mati atau sukun, transliterasinya adalah “h”.
Contoh: sharī‘at al-Islām (‫اإلسالم‬‫)شريعة‬
: sharī‘ah Islāmīyah (‫)شريعة إسالمية‬
D. Penulisan Huruf Kapital
Penulisan huruf besar dan kecil pada kata, phrase (ungkapan) atau kalimat
yang ditulis dengan translitersi Arab-Indonesia mengikuti ketentuan penulisan yang
berlaku dalam tulisan. Huruf awal (initial latter) untuk nama diri, tempat, judul
buku, lembaga dan yang lain ditulis dengan huruf besar.

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Gerhana merupakan salah satu dari sekian fenomena alam yang

menarik perhatian. Fenomena ini terjadi dikarenakan perbedaan kedudukan

antara Bulan dan Matahari. Ada dua jenis gerhana yang dapat terjadi

diantaranya Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan, gerhana dapat terjadi ketika

saat posisi ijtimak atau istiqbal Bulan berada dekat di titik simpul naik

(Ascending Node ) atau titik simpul turun (Descending Node ).1

Gerhana merupakan fenomena benda langit yang dapat terjadi beberapa

kali dalam satu periode tertentu, fenomena ini disebabkan pergerakan Bulan

dan Matahari. Dengan adanya fenomena ini merupakan salah satu bukti tanda

Kebesaran Allah Swt. yang telah menetapkan pergerakan Bulan dan Matahari,

dalam Al-Qur’an dijelaskan:

‫ار ۚ َو ُكل ِفي‬ َ ‫س َي ْن َب ِغي لَ َها أ َ ْن تُد ِْركَ ْالقَ َم َر َو َل اللَّ ْي ُل‬
ِ ‫سا ِب ُق ال َّن َه‬ ُ ‫ش ْم‬ َّ ‫َل ال‬
َ‫فَلَك َي ْس َب ُحون‬
“Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak
dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya
(orbit).” (Q.S. Yasin 36: ayat 40)2

1
Muhammad Farid Azmi, “Prediksi Pergerakan Bayangan Bumi Saat Terjadi Gerhana Bulan
Menggunakan Ephemeris Hisab Rukyat,” Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu
Berkaitan 4, no. 2 (December 1, 2018), accessed June 13, 2023,
https://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad/article/view/2140.
2
Al Qur’an Indonesia (Aplikasi Android)

1
2

Umat Islam menjadikan Fenomena Gerhana sebagai ajang untuk

melaksanakan ibadah salat gerhana. Adapun pelaksanaan ibadah salat gerhana

dijelaskan dalam hadis nabi dan ijmak para ulama. Oleh karena itu mempelajari

fenomena gerhana bagi umat Islam jelas sekali urgensinya. Di kalangan umat

Islam ilmu yang mempelajari benda langit termasuk fenomena gerhana disebut

dengan Ilmu Falak.3

Gerhana Bulan terjadi ketika Bumi berada di antara Matahari dan

Bulan, sehingga cahaya Matahari yang biasanya mencapai Bulan secara

langsung diblokir oleh Bumi. Hal ini menyebabkan Bulan masuk ke dalam

bayangan Bumi, menyebabkan perubahan dalam pencahayaan Bulan yang

dapat diamati dari Bumi. Untuk memprediksi kapan dan bagaimana gerhana

Bulan akan terjadi, ilmuwan dan astronom telah mengembangkan berbagai

metode perhitungan. Metode ini melibatkan pengamatan posisi Bulan,

Matahari, dan Bumi, serta perhitungan matematika yang rumit.4

Perkembangan ilmu pengetahuan telah memberikan dampak yang

signifikan terhadap perkembangan perhitungan gerhana bulan. Dalam

beberapa dekade terakhir, teknologi dan pemahaman kita tentang astronomi

telah maju dengan pesat, memungkinkan kita untuk melakukan perhitungan

gerhana dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi daripada sebelumnya. Salah

satu peran penting dalam perhitungan gerhana bulan adalah peran astronom.

Para astronom menggunakan pengetahuan tentang gerhana dan prinsip-prinsip

3
Watni Marpaung, Pengantar Ilmu Falak (Jakarta: Fajar Interpratama Mandiri, 2015), 3.
4
Norma Reis, “EclipseWise - Eclipses of History: Part 1,” accessed June 13, 2023,
https://eclipsewise.com/extra/LEhistoryReis.html.
3

astronomi untuk memprediksi dan menghitung gerhana dengan tepat. Mereka

menggabungkan pengetahuan tentang orbit Bulan dan Bumi, gerak relatif

antara keduanya, serta efek gravitasi dari benda langit lainnya yang dapat

mempengaruhi gerhana. Semakin baik pemahaman kita tentang fenomena ini,

semakin akurat pula perhitungan gerhana yang dapat dilakukan.5

Selain itu, pengembangan teknologi pengamatan dan instrumen

astronomi juga memberikan kontribusi penting. Teleskop modern dilengkapi

dengan kemampuan yang lebih baik dalam mengamati dan mengukur

fenomena astronomi. Dengan resolusi yang lebih tinggi dan sensitivitas yang

lebih baik, pengamatan gerhana bulan dapat dilakukan dengan lebih detail dan

akurat. Data pengamatan ini kemudian dapat digunakan dalam perhitungan

untuk memvalidasi dan memperbaiki model yang ada.

Dampak dari perkembangan ilmu pengetahuan pada perhitungan

gerhana bulan juga dapat terlihat dalam ketersediaan informasi yang lebih luas.

Dengan adanya internet, informasi tentang gerhana bulan dapat diakses oleh

siapa saja di seluruh dunia. Situs web, aplikasi, dan sumber daya online lainnya

menyediakan jadwal gerhana, diagram, dan prediksi dengan mudah. Ini

memungkinkan masyarakat umum untuk mengikuti dan memahami gerhana

bulan dengan lebih baik.

Dalam sepengetahuan penulis saat ini belum ada penelitian terkait

terkait perhitungan gerhana Bulan dalam buku Explanatory Supplement to The

5
Oliver Montenbruck and Thomas Pfleger, Astronomy on the Personal Computer (Berlin: Springer,
2000), 2.
4

Astronomical Almanac 1961. Rata-rata peneliti meneliti terkait perhitungan

gerhana Bulan yang ada dalam buku Astronomical Algorithms karya Jean

Meeus. Karena Jean Meeus menghadirkan perhitungan yang lebih mudah

dilakukan dengan kalkulator ataupun komputer,6 sehingga banyak yang

meneliti terkait hasil perhitungan dari metode Jean Meeus.

Sedangkan dalam buku Explanatory Supplement to The Astronomical

Almanac 1961 perhitungan dilakukan dengan mengambil data-data Matahari

dan Bulan pada setiap tanggal terjadinya gerhana Bulan, kemudian dilakukan

perhitungan pada tanggal tersebut dan menghasilkan jam kontak gerhana

Bulan. Dari sini perhitungan gerhana Bulan dalam buku Explanatory

Supplement to The Astronomical Almanac 1961 terkesan terlalu ribet dan

panjang. Namun, nyatanya banyak astronom yang menggunakan buku

Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac 1961 untuk

menghitung gerhana Bulan. Seperti Fred Espenak dalam websitenya

eclipsewise, Observatorium Kerajaan Inggris, website Time and Date, U.S.

Naval Observatory.

Berbeda dengan metode Jean Meeus, di mana Jean Meeus dalam

perhitungan gerhana Bulan dilakukan dalam sekali hitung tanpa pengambilan

data Matahari dan Bulan, karena data Matahari dan Bulan dihitung secara

otomatis berdasarkan referensi nomor lunasi bulan pada saat purnama. Dalam

metode Jean Meeus dihitung berdasarkan besaran nilai umbra rata-rata dan

nilai penumbra rata-rata, yang kemudian dilakukan perhitungan koreksi untuk

6
Jean Meeus, Astronomical Algorithms (Mill Valey: Willmann Bell inc, 1998), 11.
5

menghitung besaran umbra dan penumbra sebenarnya.7 Sedangkan dalam buku

Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac 1961 perhitungan

dilakukan dengan data Matahari dan Bulan pada saat itu juga dan tidak

menggunakan besaran umbra dan penumbra rata-rata.8 Sehingga data yang

dihasilkan lebih teliti ketimbang metode Jean Meeus.

Jean Meeus juga menyatakan bahwa algoritmanya dalam chapter

gerhana “The algorithms given in this Chapter are not intended to give highly

accurate results. Still, for lunar eclipse the results will be precise enough for

historical research, or when high accuracy is not needed” atau dalam bahasa

Indonesia-nya Algoritma yang diberikan dalam Bab ini tidak dimaksudkan

untuk memberikan hasil yang sangat akurat. Meskipun demikian, untuk

gerhana Bulan, hasilnya akan cukup akurat untuk penelitian sejarah, atau ketika

akurasi yang tinggi tidak diperlukan.9 Dari penjelasan tersebut bisa diambil

kesimpulan bahwa metode dari Jean Meeus memang bisa digunakan untuk

kemudahan perhitungan dan bila astronom tidak terlalu mementingkan akurasi

yang tinggi.

Akurasi perhitungan gerhana Bulan dalam buku Explanatory

Supplement to The Astronomical Almanac 1961 juga menarik untuk diteliti,

karena sesuai yang telah penulis sampaikan sebelumnya perhitungan ini

digunakan Fred Espenak dalam websitenya eclipsewise, Observatorium

7
Ibid., 382-383
8
Nautical Almanac Office, United States Naval Observatory, and Royal Greenwich Observatory,
Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac (London: Her Majesty’s Stationery Office,
1961), 257.
9
Meeus, Astronomical Algorithms, 387.
6

Kerajaan Inggris, website Time and Date, U.S. Naval Observatory, untuk

menghitung gerhana, alih-alih mereka menggunakan metode Jean Meeus. Hal

ini mengisyaratkan bahwa perhitungan dalam buku Explanatory Supplement to

The Astronomical Almanac 1961 menggunakan pendekatan model perhitungan

yang lebih realistis dari Jean Meeus.

Penulis juga akan menganalisis akurasi perhitungan gerhana Bulan

dalam buku Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac 1961

dengan hasil yang dipublikasikan oleh NASA. Penulis mengambil komparasi

NASA dikarenakan NASA merupakan lembaga astronomi yang terpercaya dan

lembaga yang terkemuka dalam hal mempublikasikan data-data astronomi,

terkhusus pada fenomena gerhana. Dalam website-nya Fred Espenak selaku

pensiunan NASA yang berfokus pada pengamatan dan perhitungan gerhana

juga menyebutkan bahwa beliau bertanggung jawab penuh atas keakuratan dari

publikasi gerhana yang ada di NASA.10 Maka dari itu penulis membandingkan

hasil metode perhitungan gerhana Bulan dalam buku Explanatory Supplement

to The Astronomical Almanac 1961 dengan hasil yang dipublikasikan oleh

NASA.

Sehingga dari pemaparan tersebut penulis ingin meneliti terkait

perhitungan gerhana Bulan dalam buku Explanatory Supplement to The

Astronomical Almanac 1961 dan komparasi hasil perhitungan gerhana Bulan

dalam buku Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac 1961

dengan website NASA. Dari permasalahan ini maka penulis mengangkat judul

10
“NASA Eclipse Web Site,” accessed June 13, 2023, https://eclipse.gsfc.nasa.gov/.
7

penelitian “Studi Perhitungan Gerhana Bulan dalam Buku Explanatory

Supplement to The Astronomical Almanac 1961”.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

Identifikasi masalah yang penulis temukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Periode gerhana Bulan.

2. Banyaknya metode perhitungan gerhana Bulan yang beredar.

3. Belum adanya penelitian terkait perhitungan gerhana Bulan dalam buku

Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac 1961.

4. Beberapa astronom menggunakan buku Explanatory Supplement to The

Astronomical Almanac 1961 sebagai acuan untuk menghitung gerhana

Bulan.

5. Belum diketahuinya akurasi perhitungan gerhana Bulan dalam buku

Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac 1961.

6. Perhitungan gerhana Bulan dalam buku Explanatory Supplement to The

Astronomical Almanac 1961.

7. Komparasi hasil perhitungan gerhana Bulan dalam buku Explanatory

Supplement to The Astronomical Almanac 1961 dengan website NASA.

Dari identifikasi masalah yang telah disebutkan, maka penulis akan

membatasi masalah sebagai berikut:

1. Perhitungan gerhana Bulan dalam buku Explanatory Supplement to The

Astronomical Almanac 1961.


8

2. Komparasi hasil perhitungan gerhana Bulan dalam buku Explanatory

Supplement to The Astronomical Almanac 1961 dengan website NASA.

C. Rumusan Masalah

Adapun tujuan dari penelitian ini berdasarkan latar belakang yang

penulis sampaikan ialah:

1. Bagaimana perhitungan gerhana Bulan dalam buku Explanatory

Supplement to The Astronomical Almanac 1961?

2. Bagaimana komparasi hasil perhitungan gerhana Bulan dalam buku

Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac 1961 dengan

website NASA?

D. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perhitungan gerhana Bulan dalam buku Explanatory

Supplement to The Astronomical Almanac 1961.

2. Untuk mengetahui komparasi hasil perhitungan gerhana Bulan dalam buku

Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac 1961 dengan

website NASA.

E. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan kegunaan baik

ditinjau dari aspek teoritis atau dari asprek praktis.


9

1. Aspek teoritis

Salah satu manfaat teoritisnya adalah menyediakan dasar

pengetahuan yang kuat tentang perhitungan gerhana bulan. Buku ini

memberikan pemahaman rinci tentang metode dan rumus matematis yang

digunakan untuk menghitung gerhana bulan. Dengan mempelajari teori-

teori ini, astronom dan peneliti dapat memperoleh pengetahuan yang

mendalam tentang mekanisme gerhana bulan, termasuk pergerakan dan

interaksi antara Matahari, Bumi, dan Bulan.

2. Aspek praktis

Penelitian ini membantu meningkatkan pemahaman kita tentang

mekanisme dan karakteristik gerhana bulan. Hal ini berguna bagi

astronom, pendidik, dan pecinta astronomi untuk menjelaskan dan

memahami fenomena ini kepada masyarakat secara lebih baik. Dengan

menggunakan metode dan rumus yang dijelaskan dalam buku ini,

astronom dan peneliti dapat memprediksi gerhana bulan di masa depan

dengan akurasi yang tinggi. Informasi ini penting untuk perencanaan acara

astronomi, observasi publik, dan kegiatan pendidikan yang terkait dengan

gerhana bulan.
10

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah bahan yang tertulis, bahan ini dapat berupa

jurnal ataupun buku yang mengkaji tentang topik yang hendak diteliti.11

Adapun penelitian terdahulu adalah sebagai berikut:

Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah disebutkan di atas, bisa

diketahui bahwa tidak ada penelitian yang sama denga napa yang akan diteliti

oleh penulis, yang mengkaji perhitungan gerhana bulan dalam buku

Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac 1961. Dari sini maka

penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan penelitian terbaru.

Pertama, skripsi yang ditulis oleh Wahyu Fitria dengan judul “Studi

Komparatif Hisab Gerhana Bulan dalam Kitab al-Khulashah al-Wafiyyah dan

Ephemeris”. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan

penulis adalah sama-sama mengkaji perhitungan gerhana Bulan, namun

perbedaannya dalam penelitian penulis buku yang digunakan sebagai sumber

perhitungan adalah buku Explanatory Supplement to The Astronomical

Almanac 1961.12

Kedua, skripsi yang ditulis oleh Miftach Rizcha Afifi dengan judul

“Akurasi Perhitungan Gerhana Bulan Menurut Jean Meeus Menggunakan

software Matlab”. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang

dilakukan penulis adalah sama-sama mengkaji perhitungan gerhana Bulan,

namun perbedaannya dalam penelitian penulis buku yang digunakan sebagai

11
J.R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik, Dan Keunggulannya (Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia, 2010), 104.
12
Wahyu Fitria, “Studi Komparatif Hisab Gerhana Bulan Dalam Kitab Al-Khulashah al-Wafiyyah
Dan Ephemeris” (Skripsi, UIN Walisongo, 2011).
11

sumber perhitungan adalah buku Explanatory Supplement to The Astronomical

Almanac 1961 dan penelitian dari Miftach Rizcha Afifi menggunakan software

Matlab sebagai langkah dalam menghitungnya.13

Ketiga, skripsi yang ditulis oleh Sukarni dengan judul “Metode Hisab

Gerhana Bulan Ahmad Ghizali dalam Kitab Irsha>d al-Muri>d. Persamaan

penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah sama-sama

mengkaji perhitungan gerhana Bulan, namun perbedaannya dalam penelitian

penulis buku yang digunakan sebagai sumber perhitungan adalah buku

Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac 1961.14

Keempat, skripsi yang ditulis oleh Nur Fadhila dengan judul “Studi

Komparasi Hisab Gerhana Bulan 28 Juli 2018 (Antara kitab Irsha>d al-

Muri>d dengan Astronomical Algoritms). Persamaan penelitian tersebut

dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah sama-sama mengkaji

perhitungan gerhana Bulan, namun perbedaannya dalam penelitian penulis

buku yang digunakan sebagai sumber perhitungan adalah buku Explanatory

Supplement to The Astronomical Almanac 1961.15

Kelima, Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Nizom dengan judul “Uji

Evaluasi dan Verifikasi Pemrograman Excel Katalog Gerhana Bulan Tahun

610 Sampai 3000M Metode Bessel Menggunakan Algoritma Jean Meeus”.

13
Miftach Rizcha Afifi, “Akurasi Perhitungan Gerhana Bulan Menurut Jean Meeus Menggunakan
Software Matlab” (Skripsi, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2019), accessed June 13, 2023,
http://digilib.uinsa.ac.id/34333/.
14
Sukarni Sukarni, “Metode Hisab Gerhana Bulan Ahmad Ghizali Dalam Kitab Irsha>d Al-Muri>d”
(Skripsi, UIN Walisongo, 2014).
15
Nur Fadhila, “Studi Komparasi Hisab Gerhana Bulan 28 Juli 2018; Antara Kitab Irshad al-Murid
Dengan Astronomical Algorithms” (Skripsi, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2021), accessed June 13,
2023, http://digilib.uinsby.ac.id/cgi/users/home?screen=EPrint%3A%3AView&eprintid=53185.
12

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah

sama-sama mengkaji perhitungan gerhana Bulan, namun perbedaannya dalam

penelitian penulis buku yang digunakan sebagai sumber perhitungan adalah

buku Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac 1961 dan penulis

tidak membuat program dengan excel terkait perhitungan gerhana Bulan yang

dilakukan.16

Keenam, Skripsi yang ditulis oleh Yusrifal Fais Abdillah dengan judul

“Algoritma Pemrograman Gerhana Bulan Metode al-Durr al-Ani>q

Menggunakan Software Visual Basic 6.0”. Persamaan penelitian tersebut

dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah sama-sama mengkaji

perhitungan gerhana Bulan, namun perbedaannya dalam penelitian penulis

buku yang digunakan sebagai sumber perhitungan adalah buku Explanatory

Supplement to The Astronomical Almanac 1961 dan penulis tidak membuat

program dengan visual basic 6.0 terkait perhitungan gerhana Bulan yang

dilakukan.17

Berdasarkan seluruh penelitian yang telah disebutkan di atas, bisa

diketahui bahwa tidak ada penelitian yang sama dengan apa yang akan diteliti

oleh penulis. Artinya penelitian yang dilakukan penulis adalah orisinil, dan

memiliki nilai kebaruan.

16
Muhammad Nizom, “Uji Evaluasi Dan Verifikasi Pemrograman Excel Katalog Gerhana Bulan
Tahun 610 M Sampai 3000 M Metode Bessel Menggunakan Algoritma Jean Meeus” (Skripsi, UIN
Sunan Ampel Surabaya, 2022), accessed June 13, 2023, http://digilib.uinsa.ac.id/52711/.
17
Yusrifal Fais Abdillah, “Algoritma Pemrograman Gerhana Bulan Metode Al-Durr al-Anīq
Menggunakan Software Visual Basic 6.0” (Skripsi, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2019), accessed
June 13, 2023, http://digilib.uinsa.ac.id/32569/.
13

G. Definisi Operasional

“ Definisi Operasional merupakan penjelasan tentang pengertian yang

bersifat operasional dari konsep atau variabel penelitian sehingga dapat

dijadikan acuan dalam menelusuri, menguji atau megukur variabel yang dibuat

dalam peneitian.18 Dalam penelitian ini diharapkan karya ini dapat dipahami

dengan mudah dan tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran.

1. Gerhana Bulan

Gerhana bulan terjadi ketika bumi berada di antara matahari dan

bulan, sehingga cahaya matahari yang biasanya mencapai permukaan

bulan terhalang oleh bumi. Proses ini membutuhkan adanya kondisi

tertentu di mana bulan berada dalam fase purnama, sehingga berada di

posisi yang tepat untuk terhalang oleh bumi.19 Gerhana bulan yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah perhitungan gerhana Bulan dalam

buku Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac 1961

2. Buku Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac 1961

Buku ini merupakan buku yang berisikan cara komputasi data-data

yang ada dalam buku The Nautical Almanac dan Astronomical Ephemeris)

dan The American Ephemeris and Nautical Almanac. Di mana dalam buku

Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac 1961 dijelaskan

terkait penjelasan tentang berbagai topik astronomi, seperti gerhana,

pergerakan planet, pengukuran waktu, pengamatan bintang, dan

18
Fakultas Syariah dan Hukum, Petunjuk Penulisan SKripsi (Surabaya: UINSA Press, 2017), 9.
19
Fred Espenak, “EclipseWise - Lunar Eclipse Basics,” accessed June 13, 2023,
https://eclipsewise.com/lunar/LEhelp/LEbasics.html.
14

sebagainya. Buku ini dibuat oleh beberapa elemen organisasi seperti

Nautical Almanac Office, United States Naval Observatory, dan Royal

Greenwich Observatory.20

H. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah

kualitatif, penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada

filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek

yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen).21 Di mana peneliti

sebagai instrument kunci berupa penelitian studi kepustakaan (library

research). Penelitian kualitatif digunakan oleh penulis untuk

menghasilkan data deskriptif terkait perhitungan gerhana bulan dalam

buku Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac 1961. Oleh

karena peneliti tidak mengukur variabel penelitian dengan angka dan

melakukan analisis data dengan prosedur statistika, maka di sini penulis

kira penelitian kualitatif lebih cocok digunakan dalam meneliti

perhitungan gerhana bulan dalam buku Explanatory Supplement to The

Astronomical Almanac 1961.

20
Nautical Almanac Office, United States Naval Observatory, and Royal Greenwich Observatory,
Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac.
21
Sugiyono Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2013), 39.
15

2. Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data

perhitungan gerhana Bulan dalam buku Explanatory Supplement to The

Astronomical Almanac 1961 beserta hasil perhitungan gerhana Bulan yang

ada dalam website NASA https://eclipse.gsfc.nasa.gov/

3. Sumber data

Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan oleh penulis ada

dua, yakni sumber data primer dan sumber data sekunder.

a. Sumber data primer

Sumber data primer merupakan data pokok yang digunakan

penulis dalam penelitian ini. Dalam hal ini, sumber primer yang

digunakan oleh penulis adalah buku Explanatory Supplement to The

Astronomical Almanac 1961.

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder yakni data tambahan yang digunakan

penulis dalam menyusun skripsi. Adapun sumber data sekunder

tersebut penulis dapatkan dari beberapa buku yang membahas tentang

gerhana Bulan. Penulis juga menggunakan beberapa buku fikih,

astronomi, dan ilmu falak yang berkaitan erat dengan penelitian ini.

Penulis juga menggunakan Microsoft excel untuk memudahkan

penulis dalam melakukan komputasi perhitungan gerhana Bulan.


16

4. Prosedur pengumpulan data

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini. Metode Dokumentasi adalah suatu metode untuk

mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip,

buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan

sebagainya.22 Penulis akan mengumpulkan sumber data primer ataupun

sekunder dengan mengakses di situs internet, jurnal ilmiah, dan juga

perpustakaan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk

menelaah data-data yang berkaitan dengan penelitian penulis, tentunya

penulis akan memilih yang sesuai dengan tema pembahasan pada

penelitian ini.

5. Teknik analisis data

Setelah semua data terkumpul, penulis akan menganalisa data

secara teliti dan selektif. Dalam menganalisa data, penulis menggunakan

metode analisis kualitatif dengan cara deskriptif analitis, yakni

menguraikan terkait perhitungan gerhana Bulan dalam buku Explanatory

Supplement to The Astronomical Almanac 1961 yang kemudian dilakukan

analisis akurasi dengan website NASA dalam

https://eclipse.gsfc.nasa.gov/.

22
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), 274.
17

I. Sistematika Penulisan

Secara garis besar sistematika penulisan penelitian ini terdiri atas lima bab,
l l l l l l l l l l l

dimana dalam setiap bab terdapat sub-sub pembahasan.


l l l l l l

Bab Pertama berisi pendahuluan. Bab ini akan digunakan penulis sebagai
l l l l l l l l l l

tempat menguraikan alasan penulis melakukan penelitian atas permasalahan ini,


l l l l l l l l l

serta menggambarkan secara luas mengenai penelitian ini melalui latar belakang,
l l l l l l l l l l

identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan


l l l l l l l l l

penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan


l l l l l l l l

sistematika penelitian.
l

Bab kedua membahas gerhana Bulan. Bab ini meliputi, pengertian


l l l l l l l

gerhana Bulan dan konsep dasar terjadinya gerhana Bulan, dasar hukum dari

Al-Qur’an atau Hadis tentang gerhana, jenis-jenis gerhana Bulan.

Bab ketiga membahas tentang perhitungan gerhana Bulan dalam buku

Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac 1961. Di dalamnya

dijelaskan mengenai latar belakang dibuatnya buku Explanatory Supplement to

The Astronomical Almanac 1961, gambaran umum buku Explanatory

Supplement to The Astronomical Almanac 1961, dan terakhir tahapan-tahapan

dalam menghitung gerhana Bulan

Bab keempat berisi analisis akurasi perhitungan gerhana Bulan dalam

buku Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac 1961 dengan

website NASA. Di dalam bab ini akan dipaparkan terkait selisih hasil
18

perhitungan antara jadwal waktu gerhana Bulan dalam buku Explanatory

Supplement to The Astronomical Almanac 1961 dengan website NASA.

Bab kelima penutup. Pada bagian ini dijelaskan mengenai kesimpulan,

saran terkait dengan hasil penelitian.


BAB II
GERHANA BULAN: PEMAHAMAN, KONSEP, DAN JENIS

A. Pengertian Gerhana Bulan

1. Definisi gerhana Bulan

Gerhana mempunyai sejumlah istilah, seperti eklipisise (Yunani)

atau eclipse (Inggris). Dalam bahasa Arab, istilah untuk gerhana matahari

adalah kusu>f, sementara gerhana bulan disebut khusu>f. Perbedaan

istilah ini muncul karena gerhana matahari dan bulan memiliki makna

yang berbeda; gerhana bulan mengandung arti memasuki, sedangkan

gerhana matahari memiliki arti menutupi. Menurut KBBI, gerhana bulan

didefinisikan sebagai "keadaan di mana cahaya bulan tidak mencapai bumi

karena titik pusat geometri bulan, bumi, dan matahari berada dalam satu

garis lurus dan bumi berada di tengahnya". Dalam Bahasa Inggris, sering

kali digunakan istilah Lunar Eclipse untuk merujuk pada gerhana bulan.

Gerhana Bulan adalah sebuah fenomena astronomi yang terjadi

ketika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, menyebabkan Bayangan

Bumi jatuh pada permukaan Bulan. Ini mengakibatkan Bulan masuk ke

dalam bayangan Bumi, yang mengakibatkan cahaya Matahari tidak

mencapai langsung permukaan Bulan dan menyebabkan penampakan

19
20

Bulan menjadi gelap atau merah kecoklatan, tergantung pada kondisi

atmosfer Bumi.1

Definisi gerhana Bulan dalam KBBI mengacu pada konfigurasi

geometris tertentu antara Bulan, Bumi, dan Matahari. Titik pusat geometri

ketiganya harus berada dalam satu garis lurus, dengan Bumi berada di

antara Matahari dan Bulan. Ketika gerhana Bulan terjadi, Bumi

menciptakan bayangan panjang di belakangnya, yang dikenal sebagai

umbra, dan bayangan lebih ringan yang dikenal sebagai penumbra. Jika

Bulan masuk ke dalam umbra, maka terjadi gerhana Bulan total. Jika

hanya sebagian dari Bulan yang masuk ke dalam umbra, maka terjadi

gerhana Bulan sebagian.

Secara visual, selama gerhana Bulan, kita dapat melihat perubahan

menarik pada penampakan Bulan. Saat Bulan memasuki bayangan Bumi,

penampakannya mungkin akan redup atau menggelap, dan dalam beberapa

kasus, ia bisa berubah menjadi warna merah atau oranye kecoklatan.

Warna ini disebabkan oleh sejumlah faktor atmosfer di Bumi, seperti

pemantulan dan penyerapan cahaya, yang mengarah pada penampakan

cahaya Matahari yang disaring dan akhirnya mencapai Bulan.2

Dengan demikian, definisi gerhana Bulan tidak hanya mencakup

kondisi geometris yang spesifik, tetapi juga melibatkan interaksi cahaya

dan bayangan yang rumit antara tiga komponen utama: Matahari, Bumi,

1
Qomarus Zaman, “Gerhana Dalam Perspektif Hukum Islam Dan Astronomi,” Empirisma; Jurnal
Pemikiran dan Kebudayaan Islam 25, no. 2 (2016): 3, accessed August 9, 2023,
https://jurnalfuda.iainkediri.ac.id/index.php/empirisma.
2
Espenak, “EclipseWise - Lunar Eclipse Basics.”
21

dan Bulan. Fenomena ini telah menjadi sumber keajaiban dan minat

manusia sepanjang sejarah, baik dalam konteks ilmiah maupun budaya.

2. Konsep dasar terjadinya gerhana Bulan

Prinsip mendasar terjadinya gerhana Bulan adalah ketika Matahari,

Bumi, dan Bulan berada dalam satu garis lurus, yang terjadi pada saat

Bulan purnama atau berada dalam posisi berlawanan dengan Matahari.3

Pada saat itu, Bulan berada pada salah satu titik simpulnya, sedangkan

Matahari berada sejauh 180 derajat bujur astronomi dari posisi Bulan.

Namun, tidak setiap kali Bulan berada dalam posisi berlawanan dengan

Matahari akan menyebabkan gerhana Bulan, karena kemiringan bidang

orbit Bulan terhadap bidang ekliptika juga memainkan peran. Ketika

bidang orbit Bulan memotong bidang ekliptika, terdapat dua titik

perpotongan yang disebut node. Gerhana Bulan akan terjadi ketika Bulan

berada di salah satu dari node-node tersebut. Untuk bergerak dari satu

posisi berlawanan ke posisi berlawanan lainnya, Bulan membutuhkan

waktu sekitar 29,53 hari.4

3
Fitria, “Studi Komparatif Hisab Gerhana Bulan Dalam Kitab Al-Khulashah al-Wafiyyah Dan
Ephemeris,” 51.
4
Muhammad Hadi Bashori, Pengantar Ilmu Falak: Pedoman Lengkap Tentang Teori Dan Praktik
Hisab, Arah Kiblat, Waktu Salat, Awal Bulan Qamariah & Gerhana (Jakarta: Pustaka al-Kautsar,
2015), 234.
22

Gambar 1. Gambaran titik simpul naik dan turun pada saat gerhana
Bulan5

Gerhana Bulan terjadi ketika sebagian atau seluruh bagian piringan

bulan masuk ke dalam bayangan kerucut inti bumi yang disebut umbra.

Dampaknya adalah cahaya yang biasanya terlihat di permukaan bulan

menjadi redup sebagian atau bahkan sepenuhnya, dan fenomena ini terjadi

saat bulan berada dalam posisi berlawanan dengan matahari atau dalam

kondisi istiqbal. Namun, fenomena ini tidak terjadi setiap kali bulan

berada dalam posisi berlawanan dengan matahari karena kemiringan garis

lintasan bulan sebesar 5,2° terhadap bidang ekliptika. Kehadiran gerhana

terkait dengan posisi bulan saat beroposisi dengan matahari, di mana bulan

berada di dekat atau pada titik simpul naik (ascending node) atau titik

simpul turun (descending node).

5
Time and Date, “What Is a Total Lunar Eclipse?,” accessed August 9, 2023,
https://www.timeanddate.com/eclipse/total-lunar-eclipse.html.
23

Saat terjadi gerhana Bulan, semua orang yang berada di sisi malam

Bumi memiliki kesempatan untuk mengamatinya. Sekitar 35% dari semua

kasus gerhana adalah tipe penumbra yang sangat sulit terdeteksi, bahkan

ketika menggunakan teleskop. Sebanyak 30% yang lain merupakan

gerhana parsial yang dapat dilihat dengan mudah hanya menggunakan

mata tanpa perangkat bantu. Sedangkan 35% sisanya, atau bahkan lebih,

adalah gerhana total yang menunjukkan peristiwa yang benar-benar

menakjubkan untuk diamati.6

Ketika terjadi gerhana Bulan total, Bumi memblokir cahaya

Matahari agar tidak mencapai Bulan. Jika seorang astronot berada di Bulan

saat itu, ia akan menyaksikan bahwa Bumi sepenuhnya menutupi

Matahari. Di sisi lain, Bulan tetap berada dalam area bayangan umbra

Bumi, sehingga cahaya Matahari tidak dapat mencapai Bulan secara

langsung; ia harus melewati atmosfer Bumi yang menyaring banyak

cahaya biru. Dampaknya adalah cahaya yang mencapai Bulan memiliki

warna merah tua atau oranye, dan akan lebih redup daripada sinar Matahari

yang biasanya berwarna putih. Atmosfer Bumi juga akan membiaskan

sedikit cahaya, memungkinkan sebagian kecil cahaya tersebut mencapai

Bulan dan meneranginya. Fase gerhana Bulan total memang sangat

menarik dan indah karena adanya efek penyaringan dan pembiasan dalam

atmosfer Bumi.7

6
Espenak, “EclipseWise - Lunar Eclipse Basics.”
7
Ibid.
24

Jika Bumi tidak memiliki atmosfer, Bulan akan tampak

sepenuhnya hitam selama gerhana Bulan total. Namun, dalam

kenyataannya, gerhana Bulan juga bisa menghasilkan warna-warna seperti

kuning, oranye, atau bahkan cokelat. Ini terjadi karena berbagai jenis

partikel debu dan awan di atmosfer Bumi memungkinkan panjang

gelombang yang berbeda mencapai permukaan Bulan, menciptakan

spektrum warna yang menarik selama fenomena ini.8

Jika menggunakan acuan koordinat ekliptika, perkiraan terjadinya

gerhana Bulan akan terjadi bila:9

a. Jika |𝛽Bulan| > 1° 36' 38" maka tidak ada gerhana penumbra

b. Jika 1° 26' 19" < |𝛽Bulan| < 1° 36' 38" dimungkinkan terjadi gerhana

penumbra

c. Jika 1° 03' 46" < |𝛽Bulan| < 1° 26' 19" terjadi gerhana penumbra. Tidak

terjadi gerhana umbra

d. Jika 0° 53' 26" < |𝛽Bulan| < 1° 03' 46" terjadi gerhana penumbra.

Dimungkinkan terjadi gerhana umbra

e. |𝛽Bulan| < 0° 53' 26" terjadi gerhana umbra

Nilai |𝛽Bulan| adalah nilai absolut lintang ekliptika Bulan

8
Ibid.
9
Nautical Almanac Office, United States Naval Observatory, and Royal Greenwich Observatory,
Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac, 258.
25

B. Dasar Hukum Gerhana Bulan

Dasar hukum yang berkaitan dengan proses terjadinya gerhana dan

aktivitas ibadah yang dilakukan ketika berlangsungnya gerhana terdapat dalam

beberapa nash Alquran dan Hadis, berikut beberapa nash yang dijadikan dasar

hukum:

1. Dasar Alquran

a. Surah Fus}ilat ayat 37

َّ ‫س َو ْالقَ َم ُۗ ُر ََل تَ ْس ُجد ُْوا ِلل‬


‫ش ْم ِس َو ََل‬ ُ ‫ش ْم‬ َّ ‫ار َوال‬ُ ‫َو ِم ْن ٰا ٰي ِت ِه الَّ ْي ُل َوال َّن َه‬
َ‫ي َخلَقَ ُه َّن ا ِْن ُك ْنت ُ ْم اِيَّاهُ تَ ْع ُبد ُْون‬ ْ ‫ِل ْلقَ َم ِر َوا ْس ُجد ُْوا ِ هّلِلِ الَّ ِذ‬
“Dan sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam,
siang, matahari, dan bulan. Janganlah bersujud kepada
matahari dan jangan (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah
kepada Allah yang menciptakannya jika kamu hanya
menyembah kepada-Nya.”10

b. Surah Al-Anbiya>’ ayat 33

ٍ‫س َو ْالقَ َم ُۗ َر ُك ٌّل فِ ْي فَلَك‬ َ ‫ي َخلَقَ الَّ ْي َل َوال َّن َه‬


َّ ‫ار َوال‬
َ ‫ش ْم‬ ْ ‫َوه َُو الَّ ِذ‬
َ‫َّي ْس َب ُح ْون‬
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang,
matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis
edarnya.”11

c. Surah Yu>nus ayat 5

‫ض َيا ٓ ًء َّوا ْلقَ َم َر نُ ْو ًرا َّوقَد ََّره َمنَا ِز َل‬ِ ‫س‬َ ‫ش ْم‬َّ ‫ي َجعَ َل ال‬ ْ ‫ه َُو الَّ ِذ‬
ِ ‫ّللاُ ٰذلِكَ ا َِّل ِبا ْل َح‬
‫ـق‬ ٰ َ‫ب ۗ َما َخلَق‬ َ ‫الس ِنيْنَ َوا ْل ِح‬
َ ‫سا‬ ِ َ‫عدَد‬ َ ‫ۚ ِلتَ ْعلَ ُم ْوا‬
َ‫ت ِلقَ ْوم َّي ْعلَ ُم ْون‬ِ ‫ال ٰي‬ ٰ ْ ‫ص ُل‬ِ َ‫يُف‬
“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan
bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat
orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan
perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian

10
“Al-Qur’an,” n.d., v. Fus}ilat: 37.
11
“Al-Qur’an,” Al-Anbiya>’: 33.
26

itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda


(kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.”12

2. Dasar Hadis

a. Hadis Riwayat Bukhari No. 413

ُ‫سلَّ َم ث ُ َّم قَا َل أ ُ ِريت‬


َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫ّللا‬ ِ َّ ‫سو ُل‬
َ ‫ّللا‬ ُ ‫صلَّى َر‬ َ َ‫س ف‬ ُ ‫ش ْم‬َّ ‫ت ال‬ ْ َ‫سف‬َ ‫ْن َخ‬
‫ظ َع‬ َ ‫ظ ًرا َك ْال َي ْو ِم قَط أ َ ْف‬
َ ‫ار فَلَ ْم أ َ َر َم ْن‬
َ ‫ال َّن‬
"Ketika terjadi gerhana matahari Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam melaksanakan salat (gerhana), kemudian beliau bersabda:
"Neraka telah diperlihatkan kepadaku, dan belum pernah sekalipun
aku melihat suatu pemandangan yang lebih mengerikan dari pada hari
ini."13

b. Hadis Riwayat Bukhari Muslim No. 984

ِ ‫ت ا َ َحد َو َل ِل َح َيا ِت ِه َولَ ِك َّن ُه َما آ َيت‬


‫َان ِم ْن‬ ِ َ‫س َو ْالقَ َم َر َل َي ْك ِسف‬
ِ ‫ان ِل َم ْو‬ َّ ‫إِ َّن ال‬
َ ‫ش ْم‬
‫صلوا‬َ ‫للا تَ َعالَى فَإِذَا َرأ َ ْيت ُ ُمو ُه َما فَقُو ُموا َو‬
ِ ‫ت‬ ِ ‫آ َيا‬
“Sungguh, gerhana matahari dan bulan tidak terjadi sebab mati atau
hidupnya seseorang, tetapi itu merupakan salah satu tanda kebesaran
Allah Taala. Karenanya, bila kalian melihat gerhana matahari dan
gerhana bulan, bangkit dan salatlah kalian.” (HR Bukhari-Muslim).14

c. Hadis Riwayat Bukhari No. 987

َ ‫سلَّ َم نُود‬
‫ِي‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫ّللا‬ ِ َّ ‫سو ِل‬
َ ‫ّللا‬ َ ‫علَى‬
ُ ‫ع ْه ِد َر‬ َ ‫س‬
ُ ‫ش ْم‬َّ ‫ت ال‬ْ َ‫سف‬ َ ‫لَ َّما َك‬
ِ ‫ص ََلة َ َج‬
‫امعَة‬ َّ ‫إِ َّن ال‬
"Ketika terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam, maka panggilannya dengan seruan, 'Ashshalaatul
jaami'ah (Marilah mendirikan salat secara bersama-sama) '."15

Menurut ijmak ulama dalam kitab Al-Majmu’ Syarhul

Muhadzdzab karya Imam An-Nawawi, dasar hukum melakukan salat

gerhana adalah sunah muakkad. Hanya saja, Imam Malik dan Abu

12
“Al-Qur’an,” Yu>nus: 5.
13
Muhammad bin Ismail al-Bukhari>, S}ahi>h Al-Bukhari>, Juz 1 (Beirut: Dar al-Kutub al-
Ilmiyah, 1992), 189.
14
Ibid., 432.
15
Ibid., 434.
27

Hanifah salat gerhana bulan dilakukan sendiri-sendiri dua rakaat

seperti salat sunah lainnya.16

C. Jenis-Jenis Gerhana Bulan

Bayangan Bumi terdiri dari dua struktur berbentuk kerucut, yaitu

penumbra dan umbra. Zona luar bayangan, atau penumbra, adalah wilayah di

mana cahaya Matahari terhalang sebagian. Sebaliknya, zona dalam atau umbra,

adalah area di mana cahaya langsung dari Matahari benar-benar terhalang.

Fenomena penampakan gerhana Bulan memiliki beragam jenis, dimana jenis-

jenis ini dipengaruhi oleh sudut elongasi yang terbentuk oleh posisi Matahari,

Bumi, dan Bulan selama gerhana berlangsung. Klasifikasi jenis gerhana Bulan

bergantung pada bagaimana bayangan umbra dan penumbra jatuh di

permukaan Bulan.

Gambar 2. Geometri pada saat gerhana Bulan17

16
Abu> Zakariyya> Yah}ya ibn Sharaf al-Nawawi>, Al-Majmu’ Sharh al-Muhadhab (Kairo: Darul
Hadis, 2010), 106.
17
Espenak, “EclipseWise - Lunar Eclipse Basics.”
28

Untuk terjadinya gerhana Bulan, dibutuhkan posisi sejajar antara

Matahari, Bumi, dan Bulan. Kondisi ini membuat Bumi mampu menciptakan

bayangan pada permukaan Bulan, yang pada gilirannya memungkinkan

terjadinya gerhana. Ketika Matahari, Bumi, dan Bulan tersusun dalam garis

lurus yang sejajar, maka gerhana Bulan total akan terjadi. Ketika ketiga benda

langit ini terletak dalam posisi yang memungkinkan Bagian dari Bulan

tertutupi oleh bayangan umbra Bumi, maka terjadi gerhana Bulan sebagian.

Di sisi lain, ketika hanya bagian luar dari bayangan Bumi yang

menutupi Bulan, maka yang terjadi adalah gerhana Bulan penumbra. Penting

untuk diingat bahwa bayangan umbra Bumi, yang merupakan wilayah paling

gelap, memiliki jangkauan yang melampaui orbit Bulan di luar angkasa.

Karena hal ini, bayangan antumbra Bumi tidak memiliki pengaruh dalam

terjadinya gerhana Bulan.

Berdasarkan klasifikasi jatuhnya bayang-bayang Bumi ke Bulan seperti

pada gambar 2, gerhana Bulan memiliki tiga jenis yang berbeda. Adapun

jenisnya yakni:

1. Gerhana Bulan Total. Gerhana bulan total yakni saat bulan sepenuhnya

berada di bawah bayangan kerucut umbra bumi pada puncak gerhana,

warna bulan tampak hitam kemerahan. Ini dikenal sebagai gerhana bulan

total. Hal tersebut dapat digambarkan pada gambar 3.

Gambar 3 Geometri saat terjadi gerhana Bulan total18

18
Time and Date, “What Is a Total Lunar Eclipse?”
29

2. Gerhana Bulan Parsial. Gerhana bulan parsial yakni bulan hanya

memasuki sebagian bayangan kerucut umbra bumi pada puncak gerhana,

sehingga separuh piringan bulan tampak gelap. Hal tersebut dapat

digambarkan seperti gambar 4.

Gambar 4. Geometri saat terjadi gerhana Bulan parsial19

3. Gerhana Bulan Penumbra. Pada saat gerhana bulan penumbra bulan hanya

memasuki bayangan penumbra bumi. Sehingga bulan tampak sedikit

19
Ibid.
30

kurang terang daripada bulan purnama biasanya.20 Hal tersebut dapat

digambarkan seperti di bawah ini.

Gambar 5. Geometri saat terjadi gerhana Bulan Penumbra21

Pada prinsipnya, perhitungan gerhana Bulan melibatkan penghitungan

waktu, yakni menentukan kapan atau pukul berapa terjadinya kontak gerhana

Bulan. Dalam kasus gerhana Bulan yang sempurna atau total, akan ada tujuh

kontak yang harus diidentifikasi. Tujuh kontak tersebut diantaranya:22

a. P1 : Kontak awal penumbra, adalah waktu di mana Bulan menyentuh area

luar bayangan penumbra Bumi

b. U1 : Kontak awal umbra, adalah waktu di mana Bulan menyentuh area

luar bayangan umbra Bumi

c. U2 : Kontak awal total, adalah waktu di mana Bulan memasuki area dalam

bayangan umbra Bumi

20
Sean E. Urban and P. Kenneth Seidelmann, Explanatory Supplement to the Astronomical Almanac
(California: University Science Books, 2012), 461.
21
Ibid.
22
Fred Espenak, “EclipseWise - Explanation of Lunar Eclipse Contact Tables,” accessed August 9,
2023, https://eclipsewise.com/lunar/LEhelp/LEcontactskey.html.
31

d. Greatest Eclipse: Kontak puncak gerhana, kejadian instan saat pusat

piringan Bulan berada paling dekat dengan sumbu bayangan Bumi

e. U3: Kontak akhir total, adalah waktu di mana saat Bulan terakhir kali

menyentuh area dalam bayangan umbra Bumi

f. U4: Kontak akhir umbra, adalah waktu di mana saat Bulan terakhir kali

menyentuh area luar bayangan umbra Bumi

g. P4: Kontak akhir penumbra, adalah waktu di mana saat Bulan terakhir kali

menyentuh area luar bayangan penumbra Bumi

Kontak-kontak gerhana tersebut dapat dilihat pada gambar

Gambar 6. Kontak Gerhana Bulan23

Terkait dengan durasi gerhana, ada tiga klasifikasi durasi. Diantaranya

adalah:24

1. Durasi gerhana penumbra (P4 – P1), waktu yang diperlukan (jam, menit,

detik) antara kontak penumbra P1 dan P4; ini adalah durasi fase penumbra

untuk gerhana penumbra; untuk gerhana sebagian dan total, periode ini

23
Ibid.
24
Ibid.
32

mencakup seluruh gerhana (termasuk semua fase penumbra, sebagian, dan

total)

2. Durasi gerhana sebagian (U4 – U1), waktu yang diperlukan (jam, menit,

detik) antara kontak umbra U1 dan U4; ini adalah durasi fase sebagian

untuk gerhana sebagian; untuk gerhana total, periode ini mencakup seluruh

gerhana umbral (termasuk semua fase sebagian dan total)

3. Durasi gerhana total (U3 – U1), waktu yang diperlukan (jam, menit, detik)

antara kontak umbra U2 dan U3; ini adalah durasi fase total untuk gerhana

total
BAB III
GERHANA BULAN DALAM BUKU EXPLANATORY SUPPLEMENT TO
THE ASTRONOMICAL ALMANAC 1961

A. Latar Belakang Pembuatan Buku Explanatory Supplement to The

Astronomical Almanac 1961

Gambar 7. Sampul dalam dan Cover Buku Explanatory Supplement to


The Astronomical Almanac 1961

Pada tahun 1931, Nautical Almanac mengalami perombakan desain

menyeluruh. Untuk pertama kalinya, almanak ini mencakup penjelasan

komprehensif dan turunan yang mengilustrasikan perhitungan setiap kuantitas

yang dicantumkan dalam almanak. Meskipun turunan tersebut berlanjut setelah

tahun tersebut, penjelasannya tetap dilanjutkan dan perlahan diperluas. Ini

adalah hasil dari penambahan materi baru yang memerlukan penjelasan rinci

dan ilustrasi yang lebih komprehensif tentang penggunaan data yang

33
34

dicantumkan, seperti dalam kasus gerhana. Almanak-almanak untuk tahun

1937-1940 berisi (dengan lampiran) masing-masing 912 hingga 951 halaman.

Meskipun materi tambahan ini memiliki nilai yang signifikan, banyak di

antaranya tidak cocok untuk penggunaan sehari-hari almanak sebagai

ephemeris astronomi; dan banyak yang lebih bersifat permanen daripada sifat

ephemeris. Banyak praktisi astronomi mengeluh tentang volumenya yang sulit

diatasi, dan lebih dari satu orang mengusulkan pemisahan tabel dan penjelasan

permanen dari data yang murni bersifat ephemeris. Penghilangan sebagian

besar posisi tampak bintang dalam edisi tahun 1941, akibat diperkenalkannya

volume internasional dari posisi tampak bintang fundamental, mengurangi

jumlah halaman menjadi 759.1

Pada saat ini, pengurangan drastis diberlakukan pada ukuran

keseluruhan edisi-edisi berikutnya karena pertimbangan penyimpanan.

Kesempatan ini dimanfaatkan untuk memulai kebijakan yang telah

dipertimbangkan berdasarkan nilai-nilainya sendiri. Seperti yang dikutip dari

kata pengantar edisi tahun 1942:2

“Dimaksudkan bahwa pada masa depan, dimulai dari edisi ini, almanak
pelayaran pada umumnya hanya akan mencakup, selain data ephemeris
yang akan terus dicetak dalam bentuk yang telah ditetapkan, hanya
tabel-tabel tambahan dan penjelasan yang diperlukan bagi pengguna
untuk mengambil data ephemeris dalam bentuk yang dibutuhkan. Pada
edisi sebelumnya, tabel-tabel tambahan dan penjelasan yang lebih rinci
dari yang dibutuhkan untuk tujuan ini telah diberikan, dan meskipun ini
memberikan manfaat yang besar bagi beberapa pengguna, hal ini telah
mengurangi kenyamanan Almanak bagi sebagian besar pengamat dan
penghitung rutin. Karena tidak mungkin untuk menyertakan semua
tabel dan penjelasan tambahan yang diperlukan dalam penggunaan data
1
Nautical Almanac Office, United States Naval Observatory, and Royal Greenwich Observatory,
Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac, 1.
2
Ibid.
35

ephemeris yang dicantumkan dalam tabel, almanak ini belum pernah


sepenuhnya mandiri; dengan ini, juga dimaksudkan untuk menerbitkan
suplemen terpisah, yang akan memiliki karakter permanen dan akan
berisi semua tabel permanen dan penjelasan yang sebelumnya
diberikan, beserta informasi tambahan yang dapat dimasukkan dalam
cakupan yang sedikit lebih luas yang disediakan oleh publikasi terpisah.
Dipertimbangkan bahwa pemisahan data ephemeris dari tabel
permanen dan penjelasan tidak hanya akan menghasilkan pengurangan
ukuran Almanak yang diinginkan, tetapi juga akan menambah
kenyamanan pengguna yang memerlukan kedua buku ini; lebih mudah
merujuk dua buku sekaligus daripada dua tempat yang berbeda dalam
satu buku yang sama.”3

Namun, sayangnya, tidak mungkin untuk mengambil langkah-langkah

aktif dalam persiapan "Suplemen" yang dijanjikan sampai beberapa tahun

setelah berakhirnya perang. Pada suatu waktu, diharapkan bahwa akan

memungkinkan untuk menerbitkan Suplemen yang terkait dengan Nautical

Almanac untuk tahun 1952, dan banyak pekerjaan yang benar-benar dilakukan,

terutama dalam persiapan contoh perhitungan gerhana yang rinci; namun,

harapan ini akhirnya tidak dapat terpenuhi.4

Dengan diperkenalkannya konsep waktu ephemeris di Konferensi

Konstan Fundamental Astronomi Paris (1950), menjadi jelas bahwa perubahan

substansial dalam Almanak tidak dapat ditunda lebih lama. Pandangan ini

dikonfirmasi pada Sidang Umum Persatuan Astronomi Internasional di Roma

(1952) atau General Assembly of the International Astronomical Union, di

mana serangkaian rekomendasi yang melibatkan perubahan mendasar dalam

ephemeris disepakati, yang akan berlaku mulai tahun 1960. Keuntungan dari

penundaan lebih lanjut terhadap Suplemen ini cukup jelas; dengan

3
Ibid., 1-2.
4
Ibid., 2.
36

mengaitkannya dengan edisi tahun 1960, Suplemen tersebut dapat menyajikan

sistem baru sebagai satu kesatuan utuh, tanpa kompleksitas penjelasan rinci

tentang sistem lama. Oleh karena itu, disepakati untuk memperkenalkan

Suplemen ini mulai dari tahun 1960.5

Pada tahun 1954, langkah-langkah pertama diambil untuk mencapai

"kesesuaian" antara Nautical Almanac dan American Ephemeris and Nautical

Almanac; dan ini akhirnya mengarah pada penyatuan lengkap keduanya mulai

tahun 1960. Rencana-rencana untuk penerbitan Suplemen secara alami

mempengaruhi isi Ephemeris yang disatukan, terutama dalam hal penjelasan

dan tabel tambahan; dan karena Suplemen ini akan berlaku juga untuk

American Ephemeris, maka wajar jika Suplemen ini menjadi produksi

bersama.6

Oleh karena itu, Suplemen ini akhirnya disiapkan secara bersama oleh

Nautical Almanac Office, U.S. Naval Observatory, dan H.M. Nautical

Almanac Office. Meskipun yang terakhir ini secara paksa menerima tanggung

jawab editorial, dan pekerjaan umum kompilasi dibagi, para penulis utamanya

adalah sebagai berikut:7

1. Di H.M. Nautical Almanac Office:

a. H. Sadler

b. Flora M. McBain Sadler

c. J. G. Porter

5
Ibid.
6
Ibid.
7
Ibid.
37

d. G. A. Wilkins

e. H. W. P. Richards

f. H. M. Smith (Departemen Waktu) yang mempersiapkan bagian 15.

2. Di Nautical Almanac Office, U.S. Naval Observatory:

a. G. M. Clemence

b. E. W. Woolard

c. Simone D. Gossner

d. A. Thomas.

Di kedua kantor tersebut, anggota staf lainnya, yang tidak disebutkan

secara individual, juga berkontribusi dalam pekerjaan kompilasi dan

pengecekan ulang. Dengan demikian, "Explanatory Supplement to the

Astronomical Almanac 1961" adalah hasil kerja sama antara Nautical Almanac

Office, U.S. Naval Observatory, dan H.M. Nautical Almanac Office dalam

merespon kebutuhan akan penjelasan dan tabel tambahan yang lebih rinci dan

permanen, yang memungkinkan pengguna untuk mengakses data ephemeris

dalam bentuk yang dibutuhkan dengan lebih efisien.8

Hingga saat ini buku Explanatory Supplement to The Astronomical

Almanac telah memiliki tiga edisi, diantaranya adalah:

1. Edisi pertama, dicetak pada tahun 1961 di London oleh Her Majesty

Stationery Office

2. Edisi kedua, dicetak pada tahun 1999 di California oleh University Science

Books.

8
Ibid.
38

3. Edisi ketiga, dicetak pada tahun 2012 di California oleh University Science

Books

Setiap cetakan setelah cetakan pertama adalah bentuk revisi dari

cetakan edisi sebelumnya, dengan penambahan isi muatan buku ataupun

konstanta astronomi yang terbaru. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar buku

ini senantiasa relevan dan akurat sesuai dengan kemajuan ilmu astronomi yang

terus berkembang dari waktu ke waktu. Kondisi alam semesta dan pemahaman

tentang fenomena astronomi terus mengalami peningkatan, dan buku ini

berfungsi sebagai referensi penting bagi para ilmuwan, astronom amatir, dan

pengamat bintang dalam mengakses informasi terbaru yang diperlukan untuk

pengamatan, perhitungan, dan penelitian mereka. Dengan pembaruan yang

teratur, buku ini menjadi sumber pengetahuan yang dapat diandalkan dan

mutakhir dalam mendukung eksplorasi dan pemahaman lebih lanjut tentang

alam semesta yang luas dan kompleks.

B. Gambaran Umum Buku Explanatory Supplement to The Astronomical

Almanac 1961

Dalam kesempatan ini, penulis menyajikan suatu eksposisi yang

mendalam terkait buku berjudul “Explanatory Supplement to The Astronomical

Almanac 1961”. Karya ini mencapai 525 halaman yang sarat dengan

pemahaman dan wawasan mendalam, yang menjadikannya sebagai sumber

referensi yang tak tergantikan bagi para ilmuwan dan peneliti di bidang

astronomi. Komposisi karya ini terdiri dari 18 sub-bab yang masing-masing


39

membahas berbagai aspek krusial dalam astronomi. Dengan demikian, karya

ini memperkenalkan pembaca kepada konseptualisasi koordinat serta sistem

referensi, pengukuran waktu yang rumit, informasi mendasar terkait

ephemerides, penentuan posisi relatif bintang-bintang, pemahaman mendalam

mengenai konstanta astronomi, serta menguraikan catatan sejarah dari otoritas-

otoritas yang relevan.

Bab-bab yang termuat dalam karya ini memberikan wawasan

mendalam mengenai fenomena-fenomena langit yang menakjubkan, seperti

konfigurasi Matahari, Bulan, dan planet-planet, serta peristiwa astronomi

langka seperti gerhana dan transisi. Pengarang dengan cermat menjelaskan

bagaimana karya ini mampu memberikan panduan yang sangat berharga dalam

melakukan pengamatan fisik, mengkaji satelit, menghitung waktu dengan

akurat, dan melakukan interpolasi data. Pemaparan ini tidak hanya berfokus

pada fenomena astronomi itu sendiri, melainkan juga melibatkan analisis

terhadap struktur kalender serta memberikan pengelolaan waktu yang

sistematis. Penutup karya ini melingkupi berbagai data referensial yang

lengkap, sehingga menjadi sumber pengetahuan yang tak ternilai harganya.

Adapun 18 bab tersebut adalah sebagai berikut:

1. Introduction

2. Coordinates and Reference Systems

3. Systems of Time Measurement

4. Fundamental Ephemerides

5. Mean and Apparent Places of Stars


40

6. The System of Astronomical Constants

7. Historical List of Authorities

8. Configurations of the Sun, Moon, and Planets

9. Eclipses and Transits

10. Occultations

11. Ephemerides for Physical Observations

12. Satellites

13. Rising, Setting, and Twilight

14. The Calendar

15. The Distribution of Time

16. Computation and Interpolation

17. Conversion Tables

18. Reference Data

C. Perhitungan Gerhana Bulan dalam Buku Explanatory Supplement to The

Astronomical Almanac 1961

Perhitungan gerhana Bulan dalam buku Explanatory Supplement to The

Astronomical Almanac 1961 bisa dijumpai pada bab 9 Eclipses and Transits,

yang terletak di sub bab E. Lunar Eclipses pada halaman 257. Adapun data

utama yang dibutuhkan untuk menghitung gerhana Bulan dalam buku ini

adalah sebagai berikut:


41

1. Deklinasi Matahari (δs)

Deklinasi Matahari adalah sudut antara bidang ekuator Bumi

dengan garis yang menghubungkan Matahari dan Bumi pada saat tertentu.

Ini adalah cara untuk menentukan posisi utara atau selatan Matahari di

langit saat dilihat dari Bumi. Deklinasi diukur dalam derajat (°) dan bisa

positif (utara) atau negatif (selatan), tergantung pada apakah Matahari

berada di utara atau selatan ekuator pada saat tersebut.9

2. Asensiorekta Matahari (αs)

Asensiorekta Matahari (atau lebih sering dikenal sebagai "asensio

rekta") adalah sudut antara bidang meridian lokal (garis utama dari utara

ke selatan pada bola langit) dan garis yang menghubungkan Matahari

dengan titik vernal (titik permulaan Aries) pada saat tersebut. Ini adalah

cara untuk menentukan posisi timur atau barat Matahari di langit saat

dilihat dari Bumi. Asensio rekta diukur dalam satuan waktu, seperti jam

atau jam menit.10

3. Jarak antara Bumi dan Matahari atau yang disingkat dengan (Rs)

Adalah jarak yang diukur dari titik pusat Bumi ke titik pusat

Matahari dalam satuan Astronomical Unit.11

4. Deklinasi Bulan (δm)

Deklinasi Bulan merupakan jarak Bulan di sepanjang lingkaran

deklinasi (lingkaran ini merupakan lingkaran yang ditarik dari kedua kutub

9
Kementrian Agama RI, Ephemeris 2022 (Jakarta: Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam,
2022), 1.
10
Ibid.
11
Ibid., 2.
42

langit dan memotong tegak lurus ekuator) yang dimulai dari ekuator

hingga ke titik pusat Bulan.12

5. Asensiorekta Bulan (αm)

Jarak sepanjang ekuator yang dimulai dari titik Aries (Vernal

Equinox) hingga titik pusat Bulan atau hingga ke titik perpotongan

lingkaran deklinasi Bulan.13

6. Jarak antara Bumi dan Bulan atau yang disingkat dengan (Rm)

Adalah jarak yang diukur dari titik pusat Bumi ke titik pusat

Matahari dalam satuan kilometer.

Adapun langkah-langkah perhitungan gerhana Bulan dalam buku

Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac 1961 adalah sebagai

berikut ini:

1. Mengetahui waktu ketika nilai elongasi Bulan ketika berada di puncak

maksimum

Terjadinya gerhana Bulan selalu terjadi ketika Bulan berada di fase

puncak purnama, namun tidak semua fase purnama bisa terjadi gerhana

Bulan. Hal ini bisa kita keahui dengan mudah dengan melihat nilai absolut

lintang ekliptika dari Bulan. Adapun ketentuan yang diberikan dalam buku

adalah sebagai berikut:

a. Jika |𝛽Bulan| > 1° 36' 38" maka tidak ada gerhana penumbra

12
Ibid.
13
Ibid.
43

b. Jika 1° 26' 19" < |𝛽Bulan| < 1° 36' 38" dimungkinkan terjadi gerhana

penumbra

c. Jika 1° 03' 46" < |𝛽Bulan| < 1° 26' 19" terjadi gerhana penumbra. Tidak

terjadi gerhana umbra

d. Jika 0° 53' 26" < |𝛽Bulan| < 1° 03' 46" terjadi gerhana penumbra.

Dimungkinkan terjadi gerhana umbra

e. Jika |𝛽Bulan| < 0° 53' 26" terjadi gerhana umbra

Setelah kita mengetahui prediksi gerhana dari nilai lintang

ekliptika, kemudian kita mencari waktu ketika elongasi Bulan berada di

puncak maksimum. Para astronom biasanya menggunakan istilah T0 untuk

menyatakan waktu ketika nilai elongasi Bulan berada di puncak

maksimum, untuk kasus gerhana Bulan. Sehingga pada kasus gerhana

Bulan, nilai T0 merupakan nilai jam dalam satuan UT pada saat elongasi

atau fraksi iluminasi Bulan berada di puncak maksimumnya atau di nilai

tertinggi pada suatu tanggal tertentu.

Nilai T0 juga dapat dijumpai dengan mudah dalam website

eclipsewise.com, di bagian informasi mengenai data elemen Bessel

gerhana di suatu tanggal terjadinya fenomena gerhana Bulan seperti

gambar di bawah ini:


44

Gambar 8. Informasi Nilai T0 Pada Website eclipsewise.com

Nilai T0 dalam gambar 8 menunjukkan t0 = 19.000, yang berarti nilai

puncak elongasi tertinggi pada tanggal 5 Juni 2020 adalah di jam 19 UT.

2. Menghitung nilai α dan d

Nilai α dan d merupakan nilai asensiorekta dan deklinasi ke arah

poin Z di mana pusat bayangan Bumi mengarah, atau dinamakan titik anti

solar point (titik kebalikan arah Matahari).14 Nilai α dan d dapat dihitung

sebagai berikut:

α = αs + 180 (Jika nilai αs < αm)

α = αs – 180 (Jika nilai αs > αm)

d = – δs

3. Menghitung nilai elemen Bessel x dan y

Nilai x dan y dapat dihitung sebagai berikut ini:

x = (αm – α) cos δm

y = δm – d + 0,25 (αm – α) sin 2d sin (αm – α)

14
Nautical Almanac Office, United States Naval Observatory, and Royal Greenwich Observatory,
Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac, 258.
45

4. Menghitung jari – jari sudut penumbra dan umbra

Dalam buku Explanatory Supplement to The Astronomical

Almanac 1961 mengadopsi nilai perhitungan jari – jari sudut penumbra

dan umbra dari Chauvenet, adopsi ini digunakan dalam publikasi gerhana

Bulan dalam buku Nautical Almanac, Bao-Lin Liu dan Alaf D. Fiala dalam

Canon of Lunar Eclipses 1500 B.C.-A.D. 3000

Untuk penumbra f1 = (1,02 (0,998340 πm + ss + πs)

Untuk umbra f1 = (1,02 (0,998340 πm – ss + πs)

Untuk publikasi dalam website NASA, Fred Espenak dalam

EclipseWise.com, Thousand Year Canon of Lunar Eclipses 1501 to 2500,

Jean Meeus dan Fred Espenak dalam Five Millennium Catalog of Lunar

Eclipses: -1999 to +3000, Almanak Prancis Connaissance des Temps

menggunakan standar perhitungan dari Danjon15, dengan menggunakan

rumus di bawah ini:

Untuk penumbra f1 = 1,01 πm + ss + πs

Untuk umbra f1 = 1,01 πm – ss + πs

Di mana:

πm merupakan nilai horizontal parallax Bulan;

πs merupakan nilai horizontal parallax Matahari;

Ss merupakan nilai semi diameter Matahari;

Ketiganya dapat dihitung dengan rumus di bawah ini16:

15
Fred Espenak and Jean Meeus, “NASA - Enlargement of Earth’s Shadows,” accessed August 12,
2023, https://eclipse.gsfc.nasa.gov/LEcat5/shadow.html.
16
E. Urban and Seidelmann, Explanatory Supplement to the Astronomical Almanac, 426–434.
46

πm = Sin-1 (6378.1366 / Rm)

πs = Sin-1 (6378.1366 / (149597870.7 Rs))

Ss = 959.63'' / Rs

5. Menghitung nilai semi diameter Bulan

Perhitungan semi diameter Bulan dilakukan untuk menentukan

kapan piringan Bulan memasuki wilayah penumbra dan umbra Bumi. Data

ini sangat berguna dalam menentukan waktu dimulainya fase penumbra,

fase parsial, fase total, serta akhir dari masing-masing fase tersebut. Semi

diameter Bulan dapat dihitung sebagai berikut:

Sm = Sin-1 (0.2725076 sin πm)

Nilai 0.2725076 adalah nilai rasio radius Bulan terhadap radius equatorial

Bumi yang ditetapkan International Astronomical Union (Persatuan Astronomi

Internasional).17

6. Menghitung nilai variasi dua hingga tiga jam dari elemen Bessel dengan

model interpolasi. Nilai yang dihitung adalah x0, x1, x2, x3, y0, y1, y2,

y3, f10, f11, f12, f20, f21, f22, Sm0, Sm1, Sm2.

Contohnya, apabila kita mengetahui bahwa T0 = jam 11, maka kita


harus menyediakan juga data untuk perhitungan gerhana, seperti deklinasi
Matahari hingga Jarak Bumi ke Bulan dari jam 9 hingga jam 11. Hal
tersebut dilakukan agar kita mendapatkan data yang lebih akurat, karena
kalau menggunakan variasi 2 jam saja seperti jam 11 dan 12 maka data
yang dihasilkan belum cukup akurat mengingat proses terjadinya gerhana
bisa sampai lebih dari 2 jam. Hasil akhir dari perhitungan ini merupakan

17
Fred Espenak, “Mean Lunar Radius,” accessed August 12, 2023,
https://eclipse.gsfc.nasa.gov/SEmono/reference/radius.html.
47

representasi dari fungsi polynomial yang sederhana, dengan menghasilkan


nilai akhir persamaan 𝑓p = α0 + α1p + α2p2 + α3p3 + α4p4.18
Di bawah ini contoh perhitungannya:
x T-2 = nilai x pada jam 9
x T-1 = nilai x pada jam 10
x T0 = nilai x pada jam 11
x T1 = nilai x pada jam 12
x T2 = nilai x pada jam 13
Kemudian,
x' 1 = x T-1 – x T-2
x' 2 = x T0 – x T-1
x' 3 = x T1 – x T0
x' 4 = x T2 – x T1
Kemudian,
x'' 1 = x' 2 – x' 1
x'' 2 = x' 3 – x' 2
x'' 3 = x' 4 – x' 3
Kemudian,
x''' 1 = x' 2 – x' 1
x''' 2 = x' 3 – x' 2
Kemudian,
x'''' 1 = x''' 2 – x'' 1
Nilai interpolasi x0, x1, x2, x3 dapat dihitung sebagai berikut:
x0 = x T0
x1 = ((x' 2 + x' 3) / 2 – (x''' 1 + x''' 2) / 12)
x2 = (x'' 2 / 2 – x'''' 1 / 24)
x3 = ((x''' 1 + x''' 2) /12)

18
E. Urban and Seidelmann, Explanatory Supplement to the Astronomical Almanac, 568.
48

7. Menghitung koreksi waktu ketika puncak gerhana Bulan

n2 = x12 + y12
t = –(x0 x1 + y0 y1 ) / (n2)
Max = T0 + t – (∆T/3600)
8. Menghitung jari – jari sudut penumbra dan umbra saat puncak gerhana

beserta semi diameter Bulan

F1 = f10+ f11 t + f12 t2

F2 = f20+ f21 t + f22 t2

Sm = Sm0 + Sm1 t Sm2 t2

9. Menghitung jarak sudut antara titik pusat Bulan dengan titik pusat

Bayangan

L1 = F1 + Sdb

L2 = F2 + Sdb

L3 = F2 – Sdb

10. Menghitung jarak antara titik pusat Bulan dengan titik pusat bayangan

umbra Bumi pada saat puncak gerhana

x = x0 + x1 t + x2 t2 + x3 t3

y = y0 + y1 t + y2 t2 + y3 t3

m = (x 2 + y 2)1/2

11. Menghitung magnitudo penumbra dan umbra

Magnitudo menggambarkan bagian dari diameter Bulan yang

terhalangi oleh bayangan penumbra atau umbra Bumi saat gerhana

mencapai puncaknya

Mag. Penumbra = (L1 – m) / (2Sm)


49

Mag. Umbra = (L2 – m) / (2Sm)

Ketentuan:

a. Bila magnitudo penumbra >= 1; dan magnitudo umbra < 0, maka

terjadi gerhana Bulan penumbra

b. Bila magnitudo penumbra >= 1; dan magnitudo umbra < 1, maka

terjadi gerhana Bulan parsial

c. Bila magnitudo penumbra >= 1; dan magnitudo umbra >= 1, maka

terjadi gerhana Bulan total

12. Menghitung semi durasi gerhana

Semi durasi gerhana dihitung untuk mengetahui kontak gerhana

yang terjadi, yakni kontak awal penumbra, kontak awal parsial, kontak

awal total, kontak akhir total, kontak akhir parsial, dan kontak akhir

penumbra

x1 = x1 + (2 x2 t) + (3 x3 t2)

y1 = y1 + (2 y2 t) + (3 y3 t2)

n = (x12 + y12 )1/2

Untuk awal dan akhir kontak penumbra dapat dihitung dengan:

T1 = √(|𝐿12 − 𝑚2 |)⁄𝑛

Untuk awal dan akhir kontak parsial dapat dihitung dengan:

T2 = √(|𝐿22 − 𝑚2 |)⁄𝑛

Untuk awal dan akhir kontak total dapat dihitung dengan:

T3 = √(|𝐿32 − 𝑚2 |)⁄𝑛

13. Menghitung perkiraan kontak gerhana


50

a. Kontak awal gerhana penumbra (P1)

P1 = Max – T1

b. Kontak awal gerhana parsial (U1)

U1 = Max – T2

c. Kontak awal gerhana total (U2)

U2 = Max – T3

d. Kontak akhir gerhana total (U3)

U3 = Max + T3

e. Kontak akhir gerhana parsial (U4)

U4 = Max + T2

f. Kontak akhir gerhana penumbra (P4)

P4 = Max + T3

14. Menghitung pengulangan kontak fase gerhana

Dalam penghitungan gerhana Bulan, pengulangan diperlukan

untuk mencapai tingkat presisi yang lebih tinggi. Tujuannya adalah untuk

memastikan bahwa pada setiap tahap kontak gerhana, mulai dari awal

penumbra (P1) hingga akhir penumbra (P4), nilai Axis harus setara dengan

sudut jarak antara pusat Bulan dan bayangan saat Bulan memasuki wilayah

penumbra atau umbra Bumi. Sehingga menghasilkan nilai t akhir untuk

setiap kontak gerhana sebagai berikut ini:

t = (–(x x1 + y y1) / n2) – √(|𝐿𝑖2 − m2 |)⁄𝑛

15. Menghitung durasi gerhana

Durasi Penumbra = P4 – P1
51

Durasi Parsial = U4 – U1

Durasi Total = U3 – U2
BAB IV
PERHITUNGAN DAN AKURASI HASIL GERHANA BULAN DALAM
BUKU EXPLANATORY SUPPLEMENT TO THE ASTRONOMICAL
ALMANAC 1961

A. Perhitungan Gerhana Bulan dalam Buku Explanatory Supplement To

The Astronomical Almanac 1961

Di sini penulis akan memaparkan hasil perhitungan gerhana Bulan

dalam buku Explanatory Supplement To The Astronomical Almanac 1961.

Data ephemeris Matahari dan Bulan yang digunakan penulis adalah

menggunakan data ephemeris milik NASA, yakni seri Jet Populsion

Labroratory Development Ephemeris 440 atau JPL DE–440. Ephemeris ini

sangat akurat karena telah diterbitkan dalam versi terbaru di tahun 2021 dan

telah dikoreksi berdasarkan hasil pengamatan di darat dan luar angkasa.1

Penulis memperoleh hasil ephemeris ini dari Website Online Ephemeris

Service yang dibuat oleh Institute of Applied Astronomy of the Russian

Academy of Sciences dalam https://iaaras.ru/en/dept/ephemeris/online/ dan

Horizon Ephemeris Milik NASA dalam

https://ssd.jpl.nasa.gov/horizons/app.html#/. Penulis menggunakan kedua

website tersebut karena memudahkan penulis untuk memperoleh informasi

terkait data posisi Matahari dan Bulan dan nilai Elongasi atau fraksi iluminasi

Bulan untuk mencari nilai T0. Untuk mencari T0 penulis menggunakan website

1
Ryan S. Park et al., “The JPL Planetary and Lunar Ephemerides DE440 and DE441,” The
Astronomical Journal 161, no. 3 (February 2021): 105.

52
53

Horizon dari NASA, sedangkan untuk data Matahari dan Bulan versi JPL-

DE440 penulis menggunakan website Online Ephemeris Service yang dibuat

oleh Institute of Applied Astronomy of the Russian Academy of Sciences.

Pertama penulis mencari nilai T0 atau waktu pada saat nilai elongasi

Bulan atau fraksi iluminasi Bulan mencapai titik maksimum pada tanggal 08

November 2023 dengan satuan waktu universat atau universal time (UT).

Penulis mencari nilai T0 dari website Horizon NASA, sehingga diperoleh data

sebagai berikut:

Gambar 9. Data Ephemeris Bulan dari Horizon NASA Untuk Gerhana


Bulan 08 November 20222

Dari gambar 8 diketahui bahwa nilai T0 bernilai 11, mengingat

pada jam 11 UT nilai fraksi iluminasi bulan 99.99956% dan nilai elongasi

2
Solar System Dynamics Group, Horizons On-Line Ephemeris System, Jet Propulsion Laboratory,
“Horizons System,” accessed August 12, 2023, https://ssd.jpl.nasa.gov/horizons/app.html#/.
54

Bulan 179.7595°. Sehingga nilai T0 pada gerhana Bulan total 8 November

2022 adalah 11 UT.

a. Data Matahari dan Bulan

Untuk data Ephemeris Matahari dan Bulan yang diperoleh dari

Online Ephemeris Service diperoleh sebagai berikut:

Tabel 1. Data Ephemeris Bulan dan Matahari Untuk Gerhana


Bulan 08 November 2022 Pada Jam 09 – 13 UT
Jam αs δs Rs (AU) αm δm Rm (Km)
9 223° 27' 46'' -16° 36' 20'' 0.990813221 42° 24' 54'' 16° 26' 48'' 390350.008
10 223° 30' 17'' -16° 37' 03'' 0.99080313 42° 55' 51'' 16° 38' 58'' 390500.717
11 223° 32' 47'' -16° 37' 47'' 0.990793046 43° 26' 51'' 16° 51' 02'' 390651.487
12 223° 35' 17'' -16° 38' 30'' 0.990782969 43° 57' 53'' 17° 03' 01'' 390802.305
13 223° 37' 48'' -16° 39' 13'' 0.990772898 44° 28' 57'' 17° 14' 55'' 390953.16

b. Menghitung nilai α dan d

Oleh karena nilai αs > αm maka α = αs – 180. Dari data tabel 1

nilai α dan d diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 2. Nilai α dan d Untuk Gerhana Bulan 08 November 2022


Pada Jam 09 – 13 UT
Jam α d
9 43° 27' 46'' 16° 36' 20''
10 43° 30' 17'' 16° 37' 03''
11 43° 32' 47'' 16° 37' 47''
12 43° 35' 17'' 16° 38' 30''
13 43° 37' 48'' 16° 39' 13''

c. Menghitung nilai elemen Bessel x dan y

Nilai Nilai x dan y dari data pada tabel 1 menghasilkan nilai

sebagai berikut:
55

Tabel 3. Nilai x dan y Untuk Gerhana Bulan 08 November 2022


Pada Jam 09 – 13 UT
Jam x y
9 -1.0049105 -0.1561125
10 -0.5496577 0.0326243
11 -0.0947046 0.2210096
12 0.3599461 0.4090338
13 0.8142921 0.5966876

Di mana :

x = (αm – α) cos δm

y = δm – d + 0,25 (αm – α) sin 2d sin (αm – α)

d. Menghitung jari – jari sudut penumbra dan umbra

Oleh karena publikasi yang beredar dalam internet

menggunakan standar perhitungan jari – jari sudut penumbra dan

umbra Danjon, maka penulis menggunakan rumus standar dari

Danjon. Nilai Jari – jari sudut penumbra dan umbra diperoleh hasil:

Tabel 4 Nilai f1 dan f2 Untuk Gerhana Bulan 08 November 2022 Pada


Jam 09 – 13 UT

Jam f1 f2
9 1.2170911 0.6790202
10 1.2167289 0.6786525
11 1.2163668 0.6782850
12 1.2160049 0.6779176
13 1.2156432 0.6775504

Di mana :

Untuk penumbra f1 = 1,01 πm + ss + πs

Untuk umbra f1 = 1,01 πm – ss + πs


56

Tabel 5 Nilai πm, πs, dan Ss Untuk Gerhana Bulan 08 November 2022
Pada Jam 09 – 13 UT

Jam πm πs Ss
9 0.936227908 0.00246547 0.26903546
10 0.93586655 0.00246549 0.2690382
11 0.935505324 0.00246552 0.26904094
12 0.935144263 0.00246554 0.26904367
13 0.934783392 0.00246557 0.26904641

Di mana :

πm = Sin-1 (6378.1366 / Rm)

πs = Sin-1 (6378.1366 / (149597870.7 Rs))

Ss = 959.63'' / Rs

e. Menghitung nilai semi diameter Bulan

Nilai semi diameter Bulan bila dihitung dengan data dari tabel

1 maka menghasilkan hasil sebagai berikut:

Tabel 6 Nilai Sm Untuk Gerhana Bulan 08 November 2022 Pada Jam


09 – 13 UT

Jam Sm
9 0.25511871
10 0.255020249
11 0.254921825
12 0.254823445
13 0.254725117

Di mana :

Sm = Sin-1 (0.2725076 sin πm)

f. Nilai interpolasi elemen Bessel untuk gerhana Bulan

Nilai interpolasi elemen Bessel untuk gerhana Bulan

menghasilkan hasil dengan bentuk polinomial, nilai interpolasi

elemen Bessel dari gerhana Bulan 08 November 2022 diperoleh hasil

sebagai berikut ini:


57

Tabel 7 Nilai Polynomial Elemen Bessel Untuk Gerhana Bulan Total


08 November 2022

Polynomial Besselian Elements Lunar Eclipse


orde x y f1 f2 f3
0 -0.094704618 0.221009572 1.216366832 0.678284959 0.254921825
1 0.454802329 0.188206315 -0.000361997 -0.000367472 -0.000098403
2 -0.000151196 -0.000180508 0.000000082 0.000000084 0.000000022
3 -0.000000423 -0.000001568

g. Koreksi waktu ketika puncak gerhana Bulan

Koreksi waktu ketika puncak gerhana Bulan dapat dihitung

sebagai berikut ini, pertama anggap t = 0 sehingga diperoleh nilai

sebagai berikut:

n2 = 0.4548023292 + 0.1882063152
= 0.242266776
t = –(-0.094704618 0.454802329 + 0.221009572 0.188206315)
/ (0.242266776)
= 0.006094454
Dengan melakukan dua kali pengulangan, nilai akhir dari t

diperoleh hasil t = 0.006095788

Max TD = 11 + 0.006095788
= 11:00:22 TD
Max UT = 11 + 0.006095788 – (70.73 / 3600)
= 10:59:11 UT
Nilai ∆T diperoleh sebagai berikut ini, dengan mengacu pada rumus
plynomial yang diberikan oleh Fred Espenak:
y = Tahun + (Bulan – 1)/12 + Tanggal / 365
= 2022.855251
t = y – 2015
= 7.855251142
ΔT = 67.62 + 0.3645 t + 0.0039755 t2
= 70.73d
58

h. Nilai jari – jari sudut penumbra dan umbra saat puncak gerhana

beserta semi diameter Bulan

𝑓t = α0 + α1t + α2t2

t = 0.006095788

F1 = 1.216364625

F2 = 0.678282719

Sm = 0.254921225

i. Jarak sudut antara titik pusat Bulan dengan titik pusat Bayangan

L1 = 1.216364625 + 0.254921225

= 1.47128585

L2 = 0.678282719 + 0.254921225

= 0.933203944

L3 = 0.678282719 – 0.254921225

= 0.423361494

j. Menghitung jarak antara titik pusat Bulan dengan titik pusat bayangan

umbra Bumi pada saat puncak gerhana

𝑓t = α0 + α1t + α2t2

x = -0.091932245

y = 0.222156832

m = (-0.0919322452 + 0.2221568322)1/2

= 0.240427111
59

k. Menghitung magnitudo penumbra dan umbra

Mag. Penumbra = (1.47128585 – 0.240427111) / (2 0.254921225)

= 2.414194306

Mag. Umbra = (1.47128585 – 0.240427111) / (2 0.254921225)

= 1.358805712

Oleh karena nilai magnitudo penumbra >=1 dan nilai magnitudo

umbra >=1 maka terjadi gerhana bulan total.

l. Menghitung semi durasi gerhana

𝑓t 1 = α1 + 2 α2 t + 3 α3 t2

x1 = 0.454800486

y1 = 0.188204114

n = (0.4548004862 + 0.1882041142 )1/2

= 0.492203485

T1 = √(|1.471285852 − 0.2404271112 |)⁄0.492203485

= 2.949000812

T2 = √(|0.9332039442 − 0.2404271112 |)⁄0.492203485

= 1.831967607

T3 = √(|0.4233614942 − 0.2404271112 |)⁄0.492203485

= 0.707974935

m. Menghitung perkiraan kontak gerhana

P1 = 10:59:11 – 2.949000812

= 08:02:15 UT

U1 = 10:59:11 – 1.831967607
60

= 09:09:16 UT

U2 = 10:59:11 – 0.707974935

= 10:16:43 UT

U3 = 10:59:11 + 0.707974935

= 11:41:40 UT

U4 = 10:59:11 + 1.831967607

= 12:49:06 UT

P4 = 10:59:11 + 2.949000812

= 13:56:08 UT

n. Menghitung pengulangan kontak fase gerhana

Untuk mempersingkat waktu, di sini penulis akan

mencontohkan di satu perhitungan saja yakni di awal penumbra,

namun penerapan ini bisa diterapkan di awal parsial hingga akhir

penumbra.

t awal = P1 – T0 + (70.73 / 3600)

= -2.942905024

t = (–(-0.334387 0.455681 + -0.334387 0.189228) /

0.243453) – √(|1.4726442 − 0.2404272 |)⁄0.493409

t = 0.000235

P1 = 11 + -2.942905024 + 0.000235 – (70.73 / 3600)

= 08:02:16 UT
61

Hasil akhir mulai dari P1 hingga P4 untuk gerhana Bulan total

08 November 2022 adalah sebagai berikut:

P1 = 08:02:16

U1 = 09:09:13

U2 = 10:16:41

U3 = 11:41:40

U4 = 12:49:06

P4 = 13:56:13

Untuk kasus gerhana Bulan parsial ataupun penumbra, cara

perhitungannya sama. Perbedaannya hanya melihat pada nilai

magnitudo gerhana. Apabila terjadi gerhana bulan parsial maka

perhitungan T3 diabaikan, jika gerhana Bulan penumbra perhitungan

T2 dan T3 diabaikan. Sehingga apabila terjadi gerhana Bulan

penumbra menghasilkan kontak P1, Max, dan P4. Untuk gerhana

Bulan parsial menghasilkan kontak P1, U1, Max, U4, dan P4.

B. Komparasi Hasil Perhitungan Gerhana Bulan dalam buku Explanatory

Supplement to The Astronomical Almanac 1961 dengan Website NASA

Dalam dunia astronomi, peristiwa gerhana bulan merupakan salah satu

fenomena langit yang menakjubkan dan sangat menarik untuk diamati.

Gerhana bulan terjadi ketika Bulan masuk ke dalam bayangan Bumi,

menghasilkan perubahan menakjubkan dalam penampilannya. Peristiwa ini

telah menarik perhatian astronom dan pengamat langit sepanjang sejarah


62

manusia, mendorong pengembangan metode perhitungan yang akurat untuk

meramalkan dan menjelaskan gerhana bulan.

Salah satu sumber informasi penting yang memberikan pemahaman

mendalam tentang gerhana bulan adalah "Explanatory Supplement to The

Astronomical Almanac 1961." Buku ini adalah salah satu referensi klasik

dalam astronomi, yang memberikan rincian lengkap tentang berbagai

fenomena astronomi, termasuk gerhana bulan. Dalam buku ini, informasi

penting tentang perhitungan gerhana bulan, mekanisme terjadinya, dan

pengamatan yang tepat dapat ditemukan.

Selain itu, dengan kemajuan teknologi dan akses mudah ke informasi,

NASA telah menjadi sumber utama untuk informasi astronomi modern.

Melalui situs webnya, NASA menyediakan data terkini tentang peristiwa

gerhana bulan, serta sumber daya dan panduan yang berguna bagi para

pengamat langit, peneliti, dan masyarakat umum yang tertarik untuk

memahami fenomena ini lebih lanjut.

Di sini penulis akan memaparkan komparasi hasil perhitungan gerhana

bulan antara "Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac 1961"

dengan sumber informasi terbaru dari situs web NASA. Kita akan melihat

bagaimana perkembangan ilmu astronomi dan teknologi telah mempengaruhi

pemahaman kita tentang gerhana bulan, serta bagaimana kedua sumber ini

saling melengkapi untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif

tentang fenomena yang menarik ini. Dengan membandingkan informasi dari

sumber klasik dan sumber modern, kita dapat menghargai evolusi ilmu
63

pengetahuan dan pengamatan kita tentang gerhana bulan, serta mengakui peran

penting dari kedua sumber ini dalam memajukan pemahaman kita tentang alam

semesta.

Di bawah ini penulis menyampaikan 10 gambar hasil data gerhana

Bulan yang dipublikasi NASA dalam website nya, diantaranya:

1. Gerhana Bulan total 08 November 2022

Gambar 10. Data Hasil Gerhana Bulan Total 08 November 2022 Menurut
NASA

Dari gambar 10 diketahui kontak-kontak terjadinya gerhana,


diantaranya:
P1 = 08:02:17
U1 = 09:09:12
U2 = 10:16:39
Max =10:59:09
64

U3 = 11:41:37
U4 = 12:49:03
P4 = 13:56:08
2. Gerhana Bulan penumbra 05 Mei 2023

Gambar 11. Data Hasil Gerhana Bulan Penumbra 05 Mei 2023 Menurut
NASA

Dari gambar 11 diketahui kontak-kontak terjadinya gerhana,


diantaranya:
P1 = 15:14:10
Max = 17:22:52
P4 = 19:31:41
65

3. Gerhana Bulan parsial 28 Oktober 2023

Gambar 12 Data Hasil Gerhana Bulan Parsial 28 Oktober 2023 Menurut


NASA

Dari gambar 12 diketahui kontak-kontak terjadinya gerhana,

diantaranya:

P1 = 18:01:47

U1 = 19:35:18

Max = 20:14:04

U4 = 20:52:39

P4 = 22:26:20
66

4. Gerhana Bulan penumbra 25 Maret 2024

Gambar 13. Data Hasil Gerhana Bulan Penumbra 25 Maret 2024 Menurut
NASA

Dari gambar 13 diketahui kontak-kontak terjadinya gerhana,

diantaranya:

P1 = 04:53:11

Max = 07:12:45

P4 = 09:32:18
67

5. Gerhana Bulan parsial 18 September 2024

Gambar 14. Data Hasil Gerhana Bulan Parsial 18 September 2024


Menurut NASA

Dari gambar 14 diketahui kontak-kontak terjadinya gerhana,

diantaranya:

P1 = 00:41:02

U1 = 02:12:48

Max = 02:44:11

U4 = 03:15:35

P4 = 04:47:18
68

6. Gerhana Bulan total 14 Maret 2025

Gambar 15. Data Hasil Gerhana Bulan Total 14 Maret 2025 Menurut
NASA

Dari gambar 15 diketahui kontak-kontak terjadinya gerhana,

diantaranya:

P1 = 03:57:24

U1 = 05:09:33

U2 = 06:25:59

Max =06:58:42

U3 = 07:31:23

U4 = 08:47:48

P4 = 10:00:01
69

7. Gerhana Bulan total 07 September 2025

Gambar 16. Data Hasil Gerhana Bulan Total 07 September 2025 Menurut
NASA

Dari gambar 16 diketahui kontak-kontak terjadinya gerhana,

diantaranya:

P1 = 15:28:21

U1 = 16:27:02

U2 = 17:30:41

Max =18:11:43

U3 = 18:52:47

U4 = 19:56:26

P4 = 20:55:00
70

8. Gerhana Bulan total 03 Maret 2026

Gambar 17. Data Hasil Gerhana Bulan Total 03 Maret 2026 Menurut
NASA

Dari gambar 17 diketahui kontak-kontak terjadinya gerhana,

diantaranya:

P1 = 08:44:22

U1 = 09:50:00

U2 = 11:04:26

Max =11:33:37

U3 = 12:02:45

U4 = 13:17:10

P4 = 14:22:59
71

9. Gerhana Bulan parsial 28 Agustus 2026

Gambar 18. Data Hasil Gerhana Bulan Parsial 28 Agustus 2026 Menurut
NASA

Dari gambar 18 diketahui kontak-kontak terjadinya gerhana,

diantaranya:

P1 = 01:23:55

U1 = 02:33:48

Max = 04:12:49

U4 = 05:51:55

P4 = 07:01:41
72

10. Gerhana Bulan penumbra 20 Februari 2027

Gambar 19. Data Hasil Gerhana Bulan Penumbra 20 Februari 2027


Menurut NASA

Dari gambar 19 diketahui kontak-kontak terjadinya gerhana,

diantaranya:

P1 = 21:12:20

Max = 23:12:51

P4 = 01:13:19

Dari 10 data gerhana Bulan yang diperoleh dari website, penulis

kemudian menghitung gerhana Bulan dengan pedoman yang telah dijelaskan

pada penjelasan perhitungan gerhana Bulan menurut buku Explanatory

Supplement to The Astronomical Almanac 1961, penulis hanya menyesuaikan


73

penggunaan delta T dengan penyamaan yang ada di publikasi NASA, sehingga

diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Gerhana Bulan total 08 November 2022

P1 = 08:02:13

U1 = 09:09:11

U2 = 10:16:39

Max = 10:59:09

U3 = 11:41:37

U4 = 12:49:04

P4 = 13:56:11

2. Gerhana Bulan penumbra 05 Mei 2023

P1 = 15:14:03

Max = 17:22:51

P4 = 19:31:45

3. Gerhana Bulan parsial 28 Oktober 2023

P1 = 18:01:41

U1 = 19:35:16

Max = 20:14:03

U4 = 20:52:39

P4 = 22:26:23

4. Gerhana Bulan penumbra 25 Maret 2024

P1 = 04:53:11

Max = 07:12:46
74

P4 = 09:32:22

5. Gerhana Bulan parsial 18 September 2024

P1 = 00:41:01

U1 = 02:12:48

Max = 02:44:12

U4 = 03:15:37

P4 = 04:47:22

6. Gerhana Bulan total 14 Maret 2025

P1 = 03:57:22

U1 = 05:09:32

U2 = 06:25:59

Max = 06:58:42

U3 = 07:31:23

U4 = 08:47:49

P4 = 10:00:04

7. Gerhana Bulan total 07 September 2025

P1 = 15:28:18

U1 = 16:27:01

U2 = 17:30:41

Max = 18:11:43

U3 = 18:52:47

U4 = 19:56:27

P4 = 20:55:03
75

8. Gerhana Bulan total 03 Maret 2026

P1 = 08:44:20

U1 = 09:50:00

U2 = 11:04:26

Max = 11:33:37

U3 = 12:02:45

U4 = 13:17:11

P4 = 14:23:00

9. Gerhana Bulan parsial 28 Agustus 2026

P1 = 01:23:54

U1 = 02:33:48

Max = 04:12:49

U4 = 05:51:55

P4 = 07:01:41

10. Gerhana Bulan penumbra 20 Februari 2027

P1 = 21:12:18

Max = 23:12:49

P4 = 01:13:18

Jika ditabulasikan dalam tabel hasil publikasi 10 gerhana Bulan yang

berasal dari NASA dapat dilihat sebagai berikut ini:

Tabel 8. Hasil Jadwal Gerhana Bulan Menurut NASA


Tanggal P1 U1 U2 MAX U3 U4 P4
8/11/2022 08:02:17 09:09:12 10:16:39 10:59:09 11:41:37 12:49:03 13:56:08
5/5/2023 15:14:10 --- --- 17:22:52 --- --- 19:31:41
28/10/2023 18:01:47 19:35:18 --- 20:14:04 --- 20:52:39 22:26:20
76

25/3/2024 04:53:11 --- --- 07:12:45 --- --- 09:32:18


18/9/2024 00:41:02 02:12:48 --- 02:44:11 --- 03:15:35 04:47:18
14/3/2025 03:57:24 05:09:33 06:25:59 06:58:42 07:31:23 08:47:48 10:00:01
7/9/2025 15:28:21 16:27:02 17:30:41 18:11:43 18:52:47 19:56:26 20:55:00
3/3/2026 08:44:22 09:50:00 11:04:26 11:33:37 12:02:45 13:17:10 14:22:59
28/8/2026 01:23:55 02:33:48 --- 04:12:49 --- 05:51:55 07:01:41
20/2/2027 21:12:20 --- --- 23:12:51 --- --- 01:13:19

Kemudian untuk hasil perhitungan dalam buku Explanatory

Supplement to The Astronomical Almanac 1961 dengan menggunakan

Ephemeris JPL DE-440 maka dihasilkan hasil sebagai berikut ini:

Tabel 9. Hasil Jadwal Gerhana Bulan Menurut Perhitungan dalam Buku


Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac 1961
Tanggal P1 U1 U2 MAX U3 U4 P4
8/11/2022 08:02:13 09:09:11 10:16:39 10:59:09 11:41:37 12:49:04 13:56:11
5/5/2023 15:14:03 --- --- 17:22:51 --- --- 19:31:45
28/10/2023 18:01:41 19:35:16 --- 20:14:03 --- 20:52:39 22:26:23
25/3/2024 04:53:11 --- --- 07:12:46 --- --- 09:32:22
18/9/2024 00:41:01 02:12:48 --- 02:44:12 --- 03:15:37 04:47:22
14/3/2025 03:57:22 05:09:32 06:25:59 06:58:42 07:31:23 08:47:49 10:00:04
7/9/2025 15:28:18 16:27:01 17:30:41 18:11:43 18:52:47 19:56:27 20:55:03
3/3/2026 08:44:20 09:50:00 11:04:26 11:33:37 12:02:45 13:17:11 14:23:00
28/8/2026 01:23:54 02:33:48 --- 04:12:49 --- 05:51:55 07:01:41
20/2/2027 21:12:18 --- --- 23:12:49 --- --- 01:13:18

Dapat diketahui bahwa selisih antara perhitungan dalam buku

Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac 1961 dengan website

publikasi NASA adalah sebagai berikut, selisih dalam tabel 10 dinyatakan

dalam satuan detik waktu.

Tabel 10. Selisih Hasil Jadwal Gerhana Bulan dalam Satuan Detik
Waktu Menurut Perhitungan dalam Buku Explanatory Supplement to
The Astronomical Almanac 1961 dengan Hasil Publikasi NASA

Tanggal P1 U1 U2 MAX U3 U4 P4
8/11/2022 4 1 0 0 0 1 3
5/5/2023 7 --- --- 1 --- --- 4
28/10/2023 6 2 --- 1 --- 0 3
77

25/3/2024 0 --- --- 1 --- --- 4


18/9/2024 1 0 --- 1 --- 2 4
14/3/2025 2 1 0 0 0 1 3
7/9/2025 3 1 0 0 0 1 3
3/3/2026 2 0 0 0 0 1 1
28/8/2026 1 0 --- 0 --- 0 0
20/2/2027 2 --- --- 2 --- --- 1

Dari data tabel 10 kita dapat mengetahui ternyata terdapat selisih yang

bervariasi terkait hasil perhitungan gerhana Bulan antara perhitungan dalam

Buku Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac 1961 dengan

Hasil Publikasi NASA. Selisih rata – rata dari tiap kontak gerhana adalah

sebagai berikut:

P1 = 3 detik

U1 = 1 detik

U2 = 0 detik

Max = 1 detik

U3 = 0 detik

U4 = 1 detik

P4 = 3 detik

Untuk selisih maksimum dari tiap kontak gerhana adalah sebagai

berikut ini:

P1 = 7 detik

U1 = 2 detik

U2 = 0 detik

Max = 2 detik

U3 = 0 detik
78

U4 = 2 detik

P4 = 4 detik

Penulis juga menghitung selisih rata-rata hasil perhitungan gerhana

Bulan dalam buku Buku Explanatory Supplement to The Astronomical

Almanac 1961 bila dibandingkan dengan hasil dari publikasi NASA. Selisih

rata-rata dari total 10 data gerhana yang diambil sebagai contoh, menghasilkan

selisih 1 detik untuk di setiap kontak gerhana Bulan.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Andini etal., terkait

Implementasi Algoritma Jean Meeus dalam Penentuan Gerhana Bulan dan

Matahari, menghasilkan selisih rata-rata untuk fase awal penumbra hingga

akhir penumbra pada kasus gerhana Bulan total 26 Mei 2021 sebesar 75 detik.3

Kemudian penelitian yang dilakukan Raukhillahi terkait Analisis Metode

Hisab Gerhana Bulan dalam Kitab Tibyanul Murid 'Ala Ziijil Jadid Karya Ali

Mustofa dengan menguji gerhana Bulan total 28 Juli 2018, gerhana Bulan

parsial 17 Juli 2019, dan gerhana Bulan penumbra 11 Januari 2020

menghasilkan hasil selisih rata-rata 5 detik untuk keseluruhan kontak gerhana,

bila dibandingkan dengan NASA.4

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Maridah terkait Studi Analisis

Hisab Gerhana Bulan dalam Kitab Maslak Al-Qasid Ila 'Amal Ar-Rasid Karya

KH. Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah, bila dibandingkan dengan NASA

3
Baiq Anggi Andini, Siti Rabi’atul Adawiyah, and Arino Bemi Sado, “Implementasi Algoritma
Jean Meeus Dalam Penentuan Gerhana Bulan Dan Matahari,” AL - AFAQ : Jurnal Ilmu Falak dan
Astronomi 5, no. 1 (June 14, 2023): 74.
4
Rizqi Raukhillahi, “Analisis Metode Hisab Gerhana Bulan Dalam Kitab Tibyanul Murid ’Ala Ziijil
Jadid Karya Ali Mustofa” (Skripsi, UIN Walisongo Semarang, 2019).
79

menghasilkan selisih rata-rata untuk fase awal penumbra hingga akhir

penumbra dalam kasus gerhana Bulan total 04 April 2015, gerhana bulan

penumbra 23 Maret 2016, gerhana bulan parsial 08 Agustus 2017 sebesar 72

detik.5 Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Jannah terkait Aplikasi

Gerhana Bulan Metode Kitab al-Durru al-Aniq Berbasis Android, bila

dibandingkan dengan hasil publikasi NASA menghasilkan selisih nilai yang

bervariasi, yakni antara 0 menit hingga maksimum 2 menit.6

Berdasarkan informasi yang telah diberikan, terlihat bahwa buku

Explanatory Supplement to the Astronomical Almanac 1961 memiliki tingkat

akurasi perhitungan gerhana bulan yang lebih superior jika dibandingkan

dengan sejumlah penelitian terkait. Dalam perhitungannya, buku ini mampu

menghasilkan nilai rata-rata yang hanya memiliki selisih sekitar 1 detik dari

data publikasi NASA. Keunggulan ini tercermin dalam konsistensi hasil yang

diperoleh, di mana prediksi gerhana bulan yang dihasilkan cenderung lebih

mendekati data publikasi NASA. Sementara beberapa penelitian lain

menunjukkan variasi yang signifikan dalam selisih perhitungan, bahkan

mencapai puluhan hingga lebih dari 70 detik.

Selain konsistensi yang menonjol, buku ini juga mampu menghasilkan

prediksi yang akurat pada berbagai kasus gerhana bulan. Meskipun jumlah

kasus yang dianalisis hanya 10 gerhana, kemampuan buku ini dalam

5
Hanik Maridah, “Studi Analisis Hisab Gerhana Bulan Dalam Kitab Maslak Al-Qasid Ila ’Amal
Ar-Rasid Karya KH. Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah” (Skripsi, UIN Walisongo Semarang,
2015).
6
Elly Uzlifatul Jannah, “Analisis Pemikiran Sa’adoeddin Djambek Tentang Waktu Salat Di Kutub
Dalam Perspektif Astronomi Dan Fikih” (Skripsi, UIN Walisongo, 2014).
80

menghasilkan nilai perhitungan yang mendekati nilai yang dipublikasi oleh

NASA, sehingga menunjukkan pendekatan yang lebih tepat dan cermat dalam

memprediksi fenomena gerhana bulan.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari penelitian ini ada dua, yakni:

1. Ada kurang lebih lima belas langkah dalam menghitung gerhana Bulan

dalam buku Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac 1961,

perhitungan dimulai dengan mengetahui waktu ketika nilai elongasi Bulan

ketika berada di puncak maksimum, kemudian menyusun elemen Bessel

untuk gerhana Bulan, kemudian mencari nilai magnitudo penumbra dan

umbra, kemudian menghitung kontak awal fase penumbra hingga akhir

penumbra beserta pengulangan dalam menghitung kontaknya sehingga

mendapatkan hasil yang lebih presisi.

2. Perhitungan dalam buku ini menunjukkan selisih rata-rata sekitar 1 detik

dari data publikasi NASA, dengan konsistensi hasil yang mendekati

publikasi NASA. Di sisi lain, penelitian lain memiliki variasi yang lebih

besar dalam selisih perhitungan, bahkan mencapai puluhan hingga lebih

dari 70 detik. Tidak hanya konsistensi yang menonjol, buku ini juga

mampu menghasilkan prediksi yang akurat untuk berbagai jenis kasus

gerhana bulan. Meskipun jumlah kasus yang dianalisis dalam buku

tersebut terbatas pada 10 gerhana, kemampuan buku ini dalam

menghasilkan perhitungan yang mendekati data publikasi NASA

menunjukkan pendekatan yang lebih tepat dan cermat dalam memprediksi

81
82

fenomena gerhana bulan. Oleh karena itu, buku "Explanatory Supplement

to The Astronomical Almanac 1961" memiliki peran yang penting dalam

memberikan informasi akurat mengenai jadwal dan perhitungan gerhana

bulan, yang berkontribusi pada pemahaman yang lebih baik tentang

fenomena alam semesta.

B. Saran

Ada dua saran dari penelitian ini, diantaranya:

1. Perlunya menggunakan data ephemeris Matahari dan Bulan yang akurat

agar perhitungan gerhana Bulan dapat mendekati hasil fakta di lapangan

ataupun hasil yang dipublikasi oleh NASA. Buku ini dapat dijadikan

rujukan utama dalam menghitung gerhana Bulan.

2. Kolaborasi dan Verifikasi dengan Penelitian Terbaru Dalam rangka

memperkuat akurasi perhitungan, diusulkan untuk melakukan kolaborasi

dan verifikasi perhitungan dalam buku dengan penelitian terbaru dan hasil

publikasi NASA yang lebih mutakhir. Melibatkan komunitas astronomi

dan membandingkan hasil perhitungan dengan data yang diperbarui dapat

membantu mengidentifikasi dan mengatasi ketidaksesuaian atau

perbedaan yang mungkin timbul, serta memastikan bahwa buku ini tetap

relevan dan akurat dalam memprediksi gerhana Bulan.


DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Yusrifal Fais. “Algoritma Pemrograman Gerhana Bulan Metode Al-Durr


al-Anīq Menggunakan Software Visual Basic 6.0.” Skripsi, UIN Sunan
Ampel Surabaya, 2019. Accessed June 13, 2023.
http://digilib.uinsa.ac.id/32569/.

Afifi, Miftach Rizcha. “Akurasi Perhitungan Gerhana Bulan Menurut Jean Meeus
Menggunakan Software Matlab.” Skripsi, UIN Sunan Ampel Surabaya,
2019. Accessed June 13, 2023. http://digilib.uinsa.ac.id/34333/.

Andini, Baiq Anggi, Siti Rabi’atul Adawiyah, and Arino Bemi Sado.
“Implementasi Algoritma Jean Meeus Dalam Penentuan Gerhana Bulan
Dan Matahari.” AL - AFAQ : Jurnal Ilmu Falak dan Astronomi 5, no. 1
(June 14, 2023): 57–80.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta, 2010.

Azmi, Muhammad Farid. “Prediksi Pergerakan Bayangan Bumi Saat Terjadi


Gerhana Bulan Menggunakan Ephemeris Hisab Rukyat.” Al-Marshad:
Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan 4, no. 2 (December 1,
2018). Accessed June 13, 2023.
https://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad/article/view/2140.

Bashori, Muhammad Hadi. Pengantar Ilmu Falak: Pedoman Lengkap Tentang


Teori Dan Praktik Hisab, Arah Kiblat, Waktu Salat, Awal Bulan Qamariah
& Gerhana. Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2015.

al-Bukhari>, Muhammad bin Ismail. S}ahi>h Al-Bukhari>. Juz 1. Beirut: Dar al-
Kutub al-Ilmiyah, 1992.

E. Urban, Sean, and P. Kenneth Seidelmann. Explanatory Supplement to the


Astronomical Almanac. California: University Science Books, 2012.

Espenak, Fred. “EclipseWise - Explanation of Lunar Eclipse Contact Tables.”


Accessed August 9, 2023.
https://eclipsewise.com/lunar/LEhelp/LEcontactskey.html.

———. “EclipseWise - Lunar Eclipse Basics.” Accessed June 13, 2023.


https://eclipsewise.com/lunar/LEhelp/LEbasics.html.

———. “Mean Lunar Radius.” Accessed August 12, 2023.


https://eclipse.gsfc.nasa.gov/SEmono/reference/radius.html.

83
84

Espenak, Fred, and Jean Meeus. “NASA - Enlargement of Earth’s Shadows.”


Accessed August 12, 2023.
https://eclipse.gsfc.nasa.gov/LEcat5/shadow.html.

Fadhila, Nur. “Studi Komparasi Hisab Gerhana Bulan 28 Juli 2018; Antara Kitab
Irshad al-Murid Dengan Astronomical Algorithms.” Skripsi, UIN Sunan
Ampel Surabaya, 2021. Accessed June 13, 2023.
http://digilib.uinsby.ac.id/cgi/users/home?screen=EPrint%3A%3AView&e
printid=53185.

Fitria, Wahyu. “Studi Komparatif Hisab Gerhana Bulan Dalam Kitab Al-Khulashah
al-Wafiyyah Dan Ephemeris.” Skripsi, UIN Walisongo, 2011.

Hukum, Fakultas Syariah dan. Petunjuk Penulisan SKripsi. Surabaya: UINSA


Press, 2017.

Jannah, Elly Uzlifatul. “Analisis Pemikiran Sa’adoeddin Djambek Tentang Waktu


Salat Di Kutub Dalam Perspektif Astronomi Dan Fikih.” Skripsi, UIN
Walisongo, 2014.

Kementrian Agama RI. Ephemeris 2022. Jakarta: Direktur Jenderal Bimbingan


Masyarakat Islam, 2022.

Maridah, Hanik. “Studi Analisis Hisab Gerhana Bulan Dalam Kitab Maslak Al-
Qasid Ila ’Amal Ar-Rasid Karya KH. Ahmad Ghozali Muhammad
Fathullah.” Skripsi, UIN Walisongo Semarang, 2015.

Marpaung, Watni. Pengantar Ilmu Falak. Jakarta: Fajar Interpratama Mandiri,


2015.

Meeus, Jean. Astronomical Algorithms. Mill Valey: Willmann Bell inc, 1998.

Montenbruck, Oliver, and Thomas Pfleger. Astronomy on the Personal Computer.


Berlin: Springer, 2000.

Nautical Almanac Office, United States Naval Observatory, and Royal Greenwich
Observatory. Explanatory Supplement to The Astronomical Almanac.
London: Her Majesty’s Stationery Office, 1961.

al-Nawawi>, Abu> Zakariyya> Yah}ya ibn Sharaf. Al-Majmu’ Sharh al-


Muhadhab. Kairo: Darul Hadis, 2010.

Nizom, Muhammad. “Uji Evaluasi Dan Verifikasi Pemrograman Excel Katalog


Gerhana Bulan Tahun 610 M Sampai 3000 M Metode Bessel Menggunakan
Algoritma Jean Meeus.” Skripsi, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2022.
Accessed June 13, 2023. http://digilib.uinsa.ac.id/52711/.
85

Park, Ryan S., William M. Folkner, James G. Williams, and Dale H. Boggs. “The
JPL Planetary and Lunar Ephemerides DE440 and DE441.” The
Astronomical Journal 161, no. 3 (February 2021): 105.

Raco, J.R. Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik, Dan Keunggulannya.


Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2010.

Raukhillahi, Rizqi. “Analisis Metode Hisab Gerhana Bulan Dalam Kitab Tibyanul
Murid ’Ala Ziijil Jadid Karya Ali Mustofa.” Skripsi, UIN Walisongo
Semarang, 2019.

Reis, Norma. “EclipseWise - Eclipses of History: Part 1.” Accessed June 13, 2023.
https://eclipsewise.com/extra/LEhistoryReis.html.

Solar System Dynamics Group, Horizons On-Line Ephemeris System, Jet


Propulsion Laboratory. “Horizons System.” Accessed August 12, 2023.
https://ssd.jpl.nasa.gov/horizons/app.html#/.

Sugiyono, Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Dan R&D.


Bandung: Alfabeta, 2013.

Sukarni, Sukarni. “Metode Hisab Gerhana Bulan Ahmad Ghizali Dalam Kitab
Irsha>d Al-Muri>d.” Skripsi, UIN Walisongo, 2014.

Time and Date. “What Is a Total Lunar Eclipse?” Accessed August 9, 2023.
https://www.timeanddate.com/eclipse/total-lunar-eclipse.html.

Zaman, Qomarus. “Gerhana Dalam Perspektif Hukum Islam Dan Astronomi.”


Empirisma; Jurnal Pemikiran dan Kebudayaan Islam 25, no. 2 (2016).
Accessed August 9, 2023.
https://jurnalfuda.iainkediri.ac.id/index.php/empirisma.

“Al-Qur’an,” n.d.

“NASA Eclipse Web Site.” Accessed June 13, 2023. https://eclipse.gsfc.nasa.gov/.

Anda mungkin juga menyukai