MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL
TENTANG PENGEMBANGAN KOMPETENSI BAGI PEGAWAI
NEGERI SIPIL MELALUI JALUR PENDIDIKAN DI
LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala Badan ini yang dimaksud dengan:
-3-
Pasal 2
Tujuan pemberian pengembangan kompetensi bagi PNS
melalui jalur Pendidikan:
a. memberikan peluang dan kesempatan bagi PNS untuk
mengembangkan potensi diri melalui peningkatan
kapasitas dan kapabilitas;
b. memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang
memiliki keahlian atau kompetensi tertentu dalam
-4-
BAB II
TUGAS BELAJAR
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 3
(1) Setiap Pegawai BNN memiliki kesempatan untuk
mengikuti Tugas Belajar sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan dalam Peraturan Kepala Badan ini.
(2) Pengembangan kompetensi bagi PNS melalui jalur
Pendidikan dilaksanakan melalui Tugas Belajar.
(3) Tugas Belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
antara lain:
a. reguler dalam negeri;
b. reguler luar negeri; dan
c. pertautan.
(4) Program reguler dalam negeri sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf a, dilaksanakan bagi Pegawai BNN
yang akan mengikuti program gelar:
a. diploma;
b. sarjana;
c. magister;
d. doktor; atau
e. profesi atau spesialis.
(5) Program reguler luar negeri sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf b, dilaksanakan bagi Pegawai BNN
yang akan mengikuti program gelar magister dan/atau
doktor.
(6) Program pertautan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) huruf c, dilaksanakan bagi Pegawai BNN yang akan
mengikuti program gelar magister atau doktor yang
diselenggarakan sebagian oleh Lembaga Pendidikan di
dalam negeri dan sebagian diselenggarakan oleh
Lembaga Pendidikan di luar negeri.
Bagian Kedua
Persyaratan Tugas Belajar
Pasal 4
Tugas belajar diberikan kepada pegawai sesuai dengan
rencana kebutuhan tugas belajar Instansi, dengan
persyaratan:
a. memiliki masa kerja paling singkat 2 (dua) tahun
terhitung mulai tanggal pengangkatan sebagai PNS dan
paling singkat 2 (dua) tahun terhitung mulai tanggal
alih status/mutasi antar instansi;
b. bagi Anggota Polri dan Prajurit TNI memiliki masa kerja
paling singkat 2 (dua) tahun terhitung sejak
diterbitkannya Surat Keputusan;
-5-
Pasal 5
Penyelenggaran Tugas Belajar dan Persyaratan Program
Studi antara lain:
a. Tugas Belajar dapat diselenggarakan pada perguruan
tinggi dalam dan/atau perguruan tinggi luar negeri.
b. perguruan tinggi dalam negeri sebagaimana dimaksud
pada huruf a terdiri atas:
1) perguruan tinggi negeri;
2) perguruan tinggi kedinasan; dan/ atau
3) perguruan tinggi swasta.
c. Tugas belajar yang diselenggarakan oleh perguruan
tinggi dapat dilakukan secara jarak jauh, kelas malam
dan/ a tau sabtu-minggu sepanjang telah memiliki izin/
persetujuan penyelenggaraan program studi yang
diterbitkan oleh kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pendidikan sesuai
Ketentuan Perundang-undangan;
d. Perguruan tinggi luar negeri sebagaimana dimaksud
pada huruf a merupakan perguruan tinggi luar negeri
yang diakui oleh negara yang bersangkutan dan
kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang Pendidikan;
e. Program studi yang dipilih dalam penyelenggaraan
tugas belajar di perguruan tinggi harus memenuhi
persyaratan:
1) sesuai perencanaan kebutuhan Tugas Belajar
instansi;
2) penyelenggaraannya dalam jenis akademik, vokasi,
atau profesi;
3) memiliki akreditasi paling kurang:
a) B atau baik sekali dari lembaga yang
berwenang bagi program studi perguruan
tinggi dalam negeri; atau
b) C atau baik dari lembaga yang berwenang bagi
program studi perguruan tinggi dalam negeri
yang belum memiliki akreditasi B atau baik
sekali atas persetujuan Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pendayagunaan dan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi;
4) diakui oleh kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pendidikan bagi
program studi perguruan tinggi luar negeri.
f. pegawai yang memenuhi persyaratan dan lolos seleksi
Tugas Belajar diberikan penugasan untuk
melaksanakan Tugas Belajar dan ditetapkan oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) sebagai pegawai
tugas belajar.
Pasal 6
(1) Dalam hal Tugas Belajar dilaksanakan pada perguruan
tinggi yang memiliki akreditasi C, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 huruf e perlu mendapatkan
persetujuan Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang Pendayagunaan dan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi.
-7-
dilegalisir;
2) softcopy transkip nilai Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK) yang dilegalisir; dan
3) hardcopy dan softcopy skripsi / tesis / disertasi /
makalah penelitian dengan tema/topik yang
terkait dengan tugas pokok dan fungsi Badan
Narkotika Nasional.
Pasal 12
(1) PNS yang telah selesai menjalani tugas belajar, wajib
melaksanakan ikatan dinas selama 2 (dua) kali masa
pelaksanaan tugas belajar, bagi PNS yang menjalani
tugas belajar yang diberhentikan dari jabatannya.
(2) Selama menjalani ikatan dinas, PNS tidak
diperkenankan mengajukan pengunduran diri sebagai
PNS.
(3) Ikatan dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilaksanakan di instansi pemerintah yang lain
sepanjang memenuhi persyaratan yang diatur masing-
masing PPK atas persetujuan Menteri.
(4) Kewajiban melaksanakan ikatan dinas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berakhir pada saat:
a. jangka waktu ikatan dinas telah terpenuhi;
b. mencapai batas usia pensiun; atau
c. diberhentikan sebagai PNS sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(5) PNS yang telah selesai menjalani tugas belajar
berkelanjutan, wajib melaksanakan ikatan dinas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara kumulatif.
(6) PNS yang tidak memenuhi kewajiban melaksanakan
ikatan dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
wajib mengembalikan biaya yang dikeluarkan oleh
negara selama masa tugas belajar kepada kas negara
sesuai peraturan perundang-undangan.
(7) PNS dapat melaksanakan tugas belajar berkelanjutan
secara berturut-turut untuk paling banyak 1 (satu) kali
jenjang Pendidikan di atasnya, setelah memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. mendapat persetujuan PPK;
b. prestasi pendidikan berpredikat paling rendah
cumlaude atau setara;
c. tidak pernah menjalani perpanjangan jangka
waktu tugas belajar; dan
d. mempertimbangkan sisa masa kerja setelah
menyelesaikan tugas belajar.
(8) Persetujuan PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
huruf a, didasarkan pada rencana kebutuhan tugas
belajar Instansi.
Pasal 13
(1) kewajiban kerja bagi Pegawai Tugas Belajar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (7),
diakumulasikan setelah selesai melaksanakan Tugas
Belajar pada jenjang pendidikan terakhir.
(2) Pegawai Tugas Belajar tidak berhak menuntut
penyesuaian Ijazah ke dalam pangkat yang lebih tinggi,
kecuali terdapat formasi.
-11-
Bagian Kelima
Jangka Waktu Tugas Belajar
Pasal 14
(1) Tugas belajar diselenggarakan untuk jangka waktu
tertentu, sesuai dengan batas waktu normatif program
studi yang berlaku pada masing-masing perguruan
tinggi.
(2) Jangka waktu tugas belajar diperhitungkan sebagai
masa kerja PNS.
Bagian Keenam
Perpanjangan Tugas Belajar
Pasal 15
(1) Jangka waktu Tugas Belajar dapat diperpanjang paling
banyak 2 (dua) semester atau 1 (satu) tahun.
(2) Perpanjangan sebagaimana dimaksud pada huruf a
diberikan berdasarkan kriteria:
a. perubahan kondisi sistem studi/perkuliahan;
b. keterlambatan penerimaan dana biaya Tugas
Belajar; dan/ atau
c. penyelesaian tugas akhir membutuhkan tambahan
waktu karena terdapat situasi dan kondisi di luar
kemampuan PNS yang sedang menjalani Tugas
Belajar.
(3) Perpanjangan jangka waktu Tugas Belajar dapat
dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan huruf b, dalam hal terjadi keadaan
kahar yang dinyatakan oleh pejabat/ instansi yang
berwenang.
(4) Perpanjangan jangka waktu Tugas Belajar ditetapkan
oleh PPK dan diperhitungkan sebagai keseluruhan
jangka waktu Tugas Belajar.
(5) Dalam hal PNS tidak dapat menyelesaikan Tugas
Belajar setelah diberikan perpanjangan, maka PPK
mencabut status Tugas Belajar PNS yang
bersangkutan.
(6) Keputusan pencabutan status Tugas Belajar PNS
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditetapkan oleh
Kepala BNN.
Bagian Ketujuh
Pembatalan dan Penghentian
Pasal 16
(1) Pimpinan unit kerja dapat mengusulkan pembatalan
penetapan tugas belajar PNS di lingkungan unit
kerjanya kepada PPK, sebelum keberangkatan ke
tempat pelaksanaan tugas belajar dengan disertai
alasan pembatalan dan data dukung yang diperlukan.
(2) Alasan pengusulan pembatalan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, antara lain:
a. PNS yang bersangkutan terbukti tidak memenuhi
syarat pemberian tugas belajar;
b. PNS yang bersangkutan sedang menjalani pidana
penjara atau kurungan, dan/ atau sedang dalam
-12-
Pasal 17
(1) Pimpinan unit kerja dapat mengusulkan penghentian
pemberian tugas belajar bagi PNS di lingkungan unit
kerjanya kepada PPK, dengan disertai alasan
penghentian dan data dukung yang diperlukan.
(2) Alasan penghentian sebagaimana dimaksud pada huruf
a, antara lain:
a. PNS tidak dapat melaksanakan tugas belajar
karena keadaan kahar;
b. PNS dinyatakan tidak sehat jasmani dan rohani
oleh tim penguji kesehatan sehingga tidak
memungkinkan menyelesaikan tugas belajar
sesuai dengan batas waktu yang ditentukan;
c. PNS dinyatakan tidak mampu menyelesaikan
tugas belajar berdasarkan hasil evaluasi
perguruan tinggi penyelenggara tugas belajar;
d. PNS tidak melaporkan perkembangan pelaksanaan
tugas belajarnya dan telah diberi peringatan
tertulis oleh instansinya;
e. PNS terbukti melakukan tindakan melawan
hukum; dan/ atau
f. Alasan lain yang ditetapkan oleh PPK.
(3) PNS yang tidak dapat menyelesaikan tugas belajar
sesuai jangka waktu, wajib mengembalikan biaya yang
dikeluarkan oleh negara selama masa tugas belajar
kepada kas negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 18
(1) PPK melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan tugas belajar di instansinya masing-
masing.
(2) hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud
pada huruf a digunakan sebagai bahan penyusunan
kebijakan pengembangan kompetensi.
-13-
Pasal 19
(1) PNS yang telah melaksanakan tugas dan izin belajar
sebelum diterbitkannya Peraturan ini, dinyatakan tetap
berlaku dan jika terdapat kewajiban atas tugas belajar
yang belum dilaksanakan maka pelaksanaannya
berdasarkan ketentuan yang menguntungkan bagi PNS
yang bersangkutan.
(2) PNS yang telah memiliki ijazah dengan bidang studi
yang sesuai dengan rencana kebutuhan tugas belajar
instansi dan belum dilakukan penyesuaian, dapat
mengusulkan penyesuaian ijazah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan-undangan.
(3) PNS yang telah memiliki ijazah dan belum dilakukan
pencantuman gelar, dapat mengusulkan pencantuman
gelar sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Kepala
Badan ini.
Bagian Kedelapan
Tata Cara Pengusulan, Tahapan Seleksi, Penetapan dan Pengaktifan
Pasal 20
(1) Calon Pegawai Tugas Belajar yang memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4,
dapat mengajukan permohonan tugas belajar kepada
Kepala Biro Sumber Daya Manusia Aparatur dan
Organisasi.
(2) Permohonan Tugas Belajar sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diajukan secara berjenjang kepada Kepala
Biro Sumber Daya Manusia Aparatur dan Organisasi
melalui Kepala Satuan Kerja setingkat Pejabat
Pimpinan Tinggi Pratama.
(3) Dalam hal Tugas Belajar akan dilaksanakan di luar
negeri, maka usulan diajukan kepada Kepala BNN.
Pasal 21
(1) Seleksi calon peserta Tugas Belajar dilaksanakan oleh
Kepala Biro Sumber Daya Manusia Aparatur dan
Organisasi.
(2) Kepala Biro Sumber Daya Manusia Aparatur dan
Organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
melakukan verifikasi kelengkapan berkas persyaratan
administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7.
(3) Hasil verifikasi kelengkapan berkas persyaratan
administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
berdasarkan hasil sidang tim seleksi.
(4) Tim seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), terdiri
dari perwakilan:
a. Inspektorat Utama;
b. Deputi Bidang Hukum dan Kerja Sama;
c. Biro Sumber Daya Manusia Aparatur dan
Organisasi;
d. Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia; dan
e. unit kerja lainnya dalam hal dibutuhkan.
-14-
Pasal 22
Calon Pegawai Tugas Belajar yang yang dinyatakan lolos
seleksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, ditetapkan
oleh Kepala BNN sebagai Pegawai Tugas Belajar.
Pasal 23
(1) Dalam hal Pegawai Tugas Belajar telah menyelesaikan
Tugas Belajarnya, Kepala Biro Sumber Daya Manusia
Aparatur dan Organisasi menerbitkan Surat Perintah
Melaksanakan Tugas (SPMT) untuk pengaktifan
kembali bekerja.
(2) Surat Perintah Melaksanakan Tugas (SPMT)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat sesuai
format pada Lampiran VI yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan ini.
BAB III
TUGAS BELAJAR BIAYA MANDIRI
Pasal 24
(1) Ketentuan pemberian Tugas Belajar dengan biaya
mandiri berlaku mutatis mutandis terhadap ketentuan
pemberian Tugas Belajar yang diatur dalam Peraturan
Kepala Badan ini.
(2) Pegawai harus mengajukan permohonan Tugas Belajar
dengan biaya mandiri sebelum masa studi dimulai.
(3) Tugas Belajar dengan biaya mandiri diberikan kepada
Pegawai BNN yang mengikuti program reguler yang
dilaksanakan sepenuhnya di dalam negeri dengan
mempertimbangkan kebutuhan organisasi.
(4) Program reguler sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi program gelar dan/atau yang sederajat
meliputi:
a. diploma;
b. sarjana;
c. magister;
d. doktor; dan/atau
e. profesi atau spesialis.
Pasal 25
(1) Persyaratan pemberian Tugas Belajar dengan biaya
mandiri antara lain:
a. memiliki masa kerja paling singkat 2 (dua) tahun
terhitung mulai tanggal pengangkatan sebagai PNS
dan paling singkat 2 (dua) tahun terhitung mulai
tanggal alih status/mutasi antar instansi;
b. bagi Anggota Polri dan Prajurit TNI memiliki masa
kerja paling singkat 2 (dua) tahun terhitung sejak
diterbitkannya Surat Keputusan;
-15-
Pasal 26
Pendanaan Tugas Belajar dengan biaya mandiri bersumber
dari pembiayaan mandiri Pegawai yang melaksanakan Tugas
Belajar.
Pasal 27
(1) Calon Pegawai Tugas Belajar dengan biaya mandiri yang
telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
Pasal 25, dapat mengajukan permohonan kepada
Kepala Biro Sumber Daya Manusia Aparatur dan
Organisasi.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diajukan secara berjenjang kepada Kepala Biro Sumber
Daya Manusia Aparatur dan Organisasi melalui Kepala
Satuan Kerja setingkat Pejabat Pimpinan Tinggi
Pratama.
(3) Kepala Satuan Kerja sebagaimana dimaksud ayat (2)
menyampaikan usulan dengan melampirkan dokumen
administrasi sebagaimana dimaksud pada pasal 25 ayat
(3).
Pasal 28
(1) Seleksi calon peserta Tugas Belajar dengan biaya
mandiri dilaksanakan oleh Kepala Biro Sumber Daya
Manusia Aparatur dan Organisasi.
-18-
Pasal 29
Selama menjalankan Tugas Belajar dengan biaya mandiri,
Pegawai tidak meninggalkan tugas kedinasan.
Pasal 30
Pegawai BNN yang telah menyelesaikan Tugas Belajar
dengan biaya mandiri tidak dapat secara langsung menuntut
penyesuaian Ijazah ke dalam pangkat yang lebih tinggi dan
pencantuman gelar.
Pasal 31
Pegawai Tugas Belajar dengan biaya mandiri memiliki hak
antara lain:
a. gaji;
b. kenaikan gaji berkala;
c. kenaikan pangkat; dan
d. hak kepegawaian lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 32
Pegawai Tugas Belajar dengan biaya mandiri memiliki
kewajiban, antara lain:
a. melaksanakan tugas kedinasan sesuai dengan
Ketentuan Peraturan Perundang-undangan;
b. menjaga nama baik Badan Narkotika Nasional;
c. mengikuti program studi dan mematuhi peraturan
yang berlaku di lembaga pendidikan;
d. menyampaikan hasil perkembangan studinya secara
periodik setiap tahunnya kepada Kepala Biro Sumber
Daya Manusia Aparatur dan Organisasi; dan
e. membuat laporan hasil pelaksanaan Tugas Belajar
Biaya Mandiri pada akhir pelaksanaan Tugas Belajar
Biaya Mandiri disertai hasil Ijazah dan transkrip nilai
serta penilaian kinerja selama menempuh pendidikan
kepada Kepala Biro Sumber Daya Manusia Aparatur
dan Organisasi.
-19-
BAB IV
SANKSI
Pasal 33
(1) Pegawai Tugas Belajar yang dibiayai oleh BNN wajib
mengembalikan seluruh biaya pendidikan kepada Kas
Negara, apabila:
a. terjadi kegagalan studi;
b. mengundurkan diri selama masa tugas berjalan
berlangsung; dan
c. mengundurkan diri dari instansi kerja selama
masa tugas belajar berlangsung.
(2) Pegawai Tugas Belajar yang dibiayai oleh pemerintah
Indonesia/pemerintah luar negeri, perguruan tinggi
dalam negeri/luar negeri, atau organisasi swasta dalam
negeri/luar negeri yang melanggar perjanjian Tugas
Belajar dapat dikenakan sanksi sesuai dengan
Perjanjian Tugas Belajar.
(3) Pegawai Tugas Belajar yang mengundurkan diri, tidak
akan diberikan kesempatan untuk permohonan
pengajuan lain waktu, selama 2 (dua) tahun.
(4) Pegawai Tugas Belajar tidak diperkenankan pindah
program studi sesuai Perjanjian Tugas Belajar.
BAB V
PENCANTUMAN GELAR
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 34
Setiap Pegawai BNN memiliki kesempatan untuk mengikuti
Pencantuman Gelar dengan mempertimbangkan
persyaratan dan kebutuhan organisasi sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Kepala Badan
ini.
Pasal 35
(1) Pegawai yang mendapatkan gelar melalui Izin
Belajar/Tugas Belajar dapat diberikan Pencantuman
Gelar apabila pangkat yang yang dimiliki sesuai dengan
Pendidikan yang diperoleh berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Pejabat Fungsional yang memperoleh ijazah lebih tinggi
agar terlebih dahulu diusulkan Pencantuman Gelar
sebelum dilakukan penilaian/Penetapan Angka Kredit.
Bagian Kedua
Persyaratan Pencantuman Gelar
Pasal 36
Pegawai BNN yang akan dicantumkan gelarnya harus
memenuhi persyaratan:
a. umum; dan
b. khusus.
-20-
Pasal 37
(1) Persyaratan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal
36 huruf a meliputi:
a. peserta adalah PNS organik BNN;
b. memiliki Izin Belajar/ Tugas Belajar Biaya Mandiri
dari Pejabat berwenang, baik berupa SIB/STBBM,
SKMPT atau Tugas Belajar baik berupa Surat
Perintah atau Surat Keputusan Tugas Belajar;
c. memiliki Ijazah dan Transkrip Nilai yang
dilegalisasi asli dari perguruan tinggi yang
bersangkutan, bukan Ijazah Sementara atau Surat
Tanda Lulus Sementara;
d. program studi dan/atau lembaga pendidikan
dalam ijazah sesuai dengan yang tertera dalam
SIB/STBBM, SKMPT, Surat Perintah atau Surat
Keputusan Tugas Belajar;
e. peserta hanya dapat dicantumkan gelarnya apabila
program studi mendukung tugas dan fungsi
organisasi dan sesuai kebutuhan organisasi
dengan memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
f. menempuh pendidikan dalam jangka waktu
belajar yang dapat dipertanggungjawabkan;
g. diusulkan oleh Kepala Satuan Kerjanya setingkat
Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama;
h. penilaian prestasi kerja 2 (dua) tahun terakhir
bernilai baik; dan
i. tidak sedang dijatuhi hukuman disipin sedang
atau berat dalam 2 (dua) tahun terakhir dibuktikan
dengan surat pernyataan dari Kasatker minimal
JPT Pratama.
(2) Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 36 huruf b meliputi:
a. pegawai yang memiliki ijazah S-1 pangkat
Pengatur Tk. I golongan ruang II/d dan sudah 4
tahun dalam pangkat.
b. pegawai yang memiliki ijazah S-2 pangkat Penata
Muda golongan ruang III/a dan sudah 4 tahun
dalam pangkat
c. pegawai yang memiliki ijazah S-3 pangkat Penata
Muda Tk.I golongan ruang III/b dan sudah 4 tahun
dalam pangkat
d. pegawai yang memiliki ijazah setingkat lebih tinggi
dan sudah dalam jenjang pangkat terendah sesuai
dengan Pendidikan yang dimiliki serta memenuhi
syarat.
(3) Bagi Pejabat Fungsional agar terlebih dahulu dilakukan
penilaian/penetapan angka kredit oleh tim penilai
Badan Kepegawaian Negara / Kantor Regional Badan
Kepegawaian Negara yang akan melakukan verifikasi
terhadap linearitas ijazah yang diperoleh dengan tugas
Jabatan Fungsionalnya dan persyaratan lain sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
serta dapat memberikan rekomendasi peninjauan
kembali Penetapan Angka Kreditnya.
-21-
Pasal 38
Bagi pegawai yang memiliki ijazah setingkat lebih tinggi dan
sudah dalam jenjang pangkat terendah atau lebih tinggi
dalam jenjang Pendidikan yang dimiliki dapat mengajukan
usul Pencantuman Gelar, sebagai berikut:
a. sudah memenuhi syarat kenaikan pangkat bersamaan
dengan pengusulan kenaikan pangkat;
b. belum memenuhi syarat kenaikan pangkat diajukan
diluar periode kenaikan pangkat, yang terbagi dalam 4
(empat) periode dalam 1 (satu) tahun:
1) periode I pada bulan Februari tahun berjalan,
surat usulan dari instansi paling lambat diterima
akhir Desember tahun sebelumnya, surat usulan
dari Kasatker ke Biro Sumber Daya Manusia
Aparatur dan Organisasi paling lambat diterima
akhir Oktober tahun sebelumnya, verifikasi berkas
dan seleksi administrasi pada bulan November
tahun sebelumnya;
2) periode II pada bulan April tahun berjalan, surat
usulan dari instansi paling lambat diterima akhir
Februari tahun berjalan, surat usulan dari
Kasatker ke Biro Sumber Daya Manusia Aparatur
dan Organisasi paling lambat diterima akhir
Desember tahun sebelumnya, verifikasi berkas dan
seleksi administrasi pada bulan Januari tahun
berjalan;
3) periode III pada bulan Juli tahun berjalan, surat
usulan dari instansi paling lambat diterima akhir
Mei tahun berjalan, surat usulan dari kasatker ke
Biro Sumber Daya Manusia Aparatur dan
Organisasi paling lambat diterima akhir Maret
tahun berjalan, verifikasi berkas dan seleksi
administrasi pada bulan April tahun berjalan; dan
4) periode IV pada bulan Oktober tahun berjalan,
surat usulan dari instansi paling lambat diterima
akhir Agustus tahun berjalan, surat usulan dari
kasatker ke Biro Sumber Daya Manusia Aparatur
dan Organisasi paling lambat diterima akhir Juni
tahun berjalan, verifikasi berkas dan seleksi
administrasi pada bulan Juli tahun berjalan.
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 39
(1) Pegawai BNN yang telah melaksanakan Izin Belajar
dan/atau Tugas Belajar dengan biaya mandiri sebelum
diterbitkannya Peraturan Kepala Badan ini, dinyatakan
tetap berlaku dan jika terdapat kewajiban yang belum
dilaksanakan maka pelaksanaannya berdasarkan
ketentuan yang menguntungkan bagi yang
bersangkutan.
-22-
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 40
Pada saat Peraturan Kepala Badan ini mulai berlaku,
Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 5 Tahun
2020 tentang Tugas Belajar dan Izin Belajar dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 41
Peraturan Kepala Badan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 24 November 2023
LAMPIRAN I
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 13 TAHUN 2023
TENTANG
PENGEMBANGAN KOMPETENSI BAGI PEGAWAI
NEGERI SIPIL MELALUI JALUR PENDIDIKAN DI
LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL
SURAT PERNYATAAN
BERSEDIA DITEMPATKAN DI MANA SAJA PADA UNIT KERJA BAGI
PEGAWAI TUGAS BELAJAR
Jakarta, ……………………….
Yang membuat pernyataan,
Meterai Rp.10.000,-
(…….…………………………)
-24-
LAMPIRAN II
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 13 TAHUN 2023
TENTANG
PENGEMBANGAN KOMPETENSI BAGI PEGAWAI
NEGERI SIPIL MELALUI JALUR PENDIDIKAN DI
LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL
SURAT PERNYATAAN
BERSEDIA DIBERHENTIKAN DARI JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA,
JABATAN ADMINISTRATOR DAN JABATAN PENGAWAS BAGI PEGAWAI
TUGAS BELAJAR
Nama :..........................................................................................
NIP :..........................................................................................
Pangkat/Gol :...........................................................................................
Jabatan :..........................................................................................
Jakarta, ……………………….
Yang membuat pernyataan,
(......................................)
LAMPIRAN III
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 13 TAHUN 2023
TENTANG
PENGEMBANGAN KOMPETENSI BAGI PEGAWAI
NEGERI SIPIL MELALUI JALUR PENDIDIKAN DI
LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL
SURAT PERNYATAAN
BERSEDIA DIBEBASKAN SEMENTARA DARI JABATAN FUNGSIONAL BAGI
PEGAWAI TUGAS BELAJAR
Jakarta, ……………………….
Yang membuat pernyataan,
LAMPIRAN IV
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 13 TAHUN 2023
TENTANG
PENGEMBANGAN KOMPETENSI BAGI PEGAWAI
NEGERI SIPIL MELALUI JALUR PENDIDIKAN DI
LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL
Jakarta , 20…
Nama Pejabat
NIP/NRP
-27-
LAMPIRAN V
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 13 TAHUN 2023
TENTANG
PENGEMBANGAN KOMPETENSI BAGI PEGAWAI
NEGERI SIPIL MELALUI JALUR PENDIDIKAN DI
LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL
tidak sedang:
1. dalam pemeriksaan pelanggaran disiplin dan/ atau tindak pidana;
2. menjalani pidana penjara atau kurungan dan/ atau hukuman disiplin sedang atau
hukuman disiplin berat; atau
3. menjalani cuti di luar tanggungan negara dan/ atau menjalani pemberhentian
sementara sebagai PNS;
tidak pernah:
1. dijatuhi hukuman disiplin paling kurang tingkat sedang dalam 1 (satu) tahun terakhir;
2. dijatuhi pidana penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang
berkekuatan hukum tetap dalam 1 (satu) tahun terakhir; atau
3. dibatalkan atau dihentikan tugas belajarnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, dalam waktu 2 (dua) tahun terakhir.
Demikian keterangan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dengan mengingat
sumpah jabatan. Apabila dikemudian hari ternyata isi surat ini tidak benar, maka kami
bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Jakarta , 20…
Jabatan Kepala Satuan Kerja
Meterai Rp. 10.000,-
Nama Pejabat
NIP/NRP
-28-
LAMPIRAN VI
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 13 TAHUN 2023
TENTANG
PENGEMBANGAN KOMPETENSI BAGI PEGAWAI
NEGERI SIPIL MELALUI JALUR PENDIDIKAN DI
LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL
..........................
-29-
LAMPIRAN VII
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 13 TAHUN 2023
TENTANG
PENGEMBANGAN KOMPETENSI BAGI PEGAWAI
NEGERI SIPIL MELALUI JALUR PENDIDIKAN DI
LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL
Nama : .............................................................................................
NIP : ………....................................................................................
Pangkat/Gol : ………………………………………….….......................................
Jabatan : .............................................................................................
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, ………………………..
Yang membuat pernyataan,
LAMPIRAN VIII
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 13 TAHUN 2023
TENTANG
PENGEMBANGAN KOMPETENSI BAGI PEGAWAI
NEGERI SIPIL MELALUI JALUR PENDIDIKAN DI
LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL
Rujukan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 28 Tahun 2021 tentang Pengembangan Kompetensi bagi Pegawai Negeri Sipil melalui
Jalur Pendidikan.
Nama : ................................................................................
NIP/NRP : ................................................................................
Pangkat/ Gol : ................................................................................
Jabatan : ................................................................................
Satuan Kerja : ................................................................................
…………………………………………
-32-
LAMPIRAN IX
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 13 TAHUN 2023
TENTANG
PENGEMBANGAN KOMPETENSI BAGI PEGAWAI
NEGERI SIPIL MELALUI JALUR PENDIDIKAN DI
LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL
Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Biro Kepegawaian dan Organisasi
Settama BNN menerangkan bahwa:
Nama : .........................................................
NIP : .........................................................
Tempat, Tanggal Lahir : .........................................................
Pangkat, Gol/Ruang : ..........................................................
Jabatan : ..........................................................
Unit Kerja : …………………………………………
Jenjang Pendidikan Saat Menjadi CPNS : …………………………………
Jenjang Pendidikan Yang telah Dimiliki : …………………………………
Nomor Ijazah : ………………………………………….
Nama Perguruan Tinggi : ………………………………………….
Akreditasi : ………………………………………….
Pegawai dengan nama tersebut di atas telah mengikuti program pendidikan ……..
di ………….. dan dinyatakan LULUS pada tanggal ……………….. sebelum menjadi
CPNS pada Badan Narkotika Nasional. Surat keterangan ini diterbitkan dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. Tidak menuntut biaya pendidikan;
2. Tidak menuntut Penyesuaian Kenaikan Pangkat;
3. Tidak dilaksanakan dengan Kelas Jauh atau Kelas Sabtu dan Minggu;
4. Program Studi memiliki akreditasi paling kurang B atau Baik Sekali dari lembaga
yang berwenang menerbitkan akreditasi
Jakarta, 20…
Kepala Biro SDM Aparatur dan Organisasi
Settama BNN
…………………………………………
NIP/NRP. ……………………………