Anda di halaman 1dari 8

Ditulis di kertas A4; font TNR, ukuran 12; 1 spasi;

margin normal atau top/bottom /left/right: 2,5 cm

Nama file ditulis: Topik__, tiga angka terakhir NIM,


CHAPTER REVIEW Nama Depan. Contoh: Topik2, 789, Muhammad
TOPIK KE-7

Pereview : Abdul Rozaq


NIM : 202310010311064
Kelas : PAI-3A
Tanggal Review : 6 Januari 2024

Topik : Sejarah Perkembangan Madrasah

Ada beberapa pokok pikiran/gagasan utama di dalam topik ini, yaitu:


1. Kehadiran Madrasah memiliki beberapa alasan yaitu; pembaruan sistem pendidikan
islam; penyempurnssn sistem pesantren; bentuk perpaduan antara sistem pesantren dan
sistem pendidikan barat.
2. Madrasah sebagai sebuah institusi pendidikan agama, memiliki sejarah yang panjang.
Hal tersebut dicerminkan dari upaya pembaruan sistem pendidikan islam yang
dilakukan oleh individu-individu maupun organisasi-organisasi dan tidak dapat
dipastikan lagi siapa yang pertama kali mempelopori pengembangan tersebut.
3. Beberapa lembaga seperti Mamba’ul Ulum dimotori oleh Susuhunan Pakubuwono,
Sekolah Adabiyah yang dimotori oleh Abdullah Ahmad di Padang Panjang, adalah
contoh bentuk lembaga yang di inisasi oleh individu-individu yang bertjuan untuk
melakukan pembaruan dalam dunia pendidikan islam.
4. Selanjutnya beberapa organisasi seperti Muhammadiyah, perkumpulan orang arab
yang juga memiliki peranan penting dalam pentaan sistem pendidikan di Indonesia,
dimulai dengan membangun sekolah-sekolah yang mengajarkan ilmu agama, dan
dimuatkan beberapa materi yang bersifat umum. Termasuk juga pesatren Salafiyah
Tebu Ireng yang diiniasi oleh Moh. Ilyas dan disetujui oleh Kh. Hasyim Asy’ari
sebagai pendirinya, untuk memasukkan meteri-materi yang bersifat umum.
5. Setelah perlawanan masyrakat atas penjajahan, dan memasuki era kemerdekaan, serta
faktor-faktor seperti pembaharuan islam yang terjadi di Timur Tengah yang juga
menjadi pengaruh pembaruan islam di Indonesia, terutama dalam bidang pendidikan.
6. Setelah kemerdekaan, pemerintah melalukan berbagai upaya untuk mendongkrak
kualitas pendidikan madrasah melalui beberapa kebijakan, seperti Madrasah Wajib
Belajar (MWB); SKB 3 Menteri; UUSPN, serta pengembangan madrasah model, dan
MA Keagamaan serta penegrian Madrasah, yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas suatu Madrasah.
7. Yang menjadi problematika adalah jumlah madrasah swasta dibandingkan madrasah
negeri. Yang mana hal tersebut menjadikan kualitas madrasah yang dapat dikatakan
kurang atau jauh dari kata berkualitas dalam sistem pendidikan hingga tenaga
pendidiknya.

Saya sependapat dengan uraian pada chapter di atas, mengingat bebrapa organisasi islam
di Indonesia memang memiliki andil yang sangat besar dalam pengembangan pola dan sitem
pendidikan islam di Indonesia. Namun, ada beberapa kritik atau pertanyaan, yaitu Langkah
kongkrit apa yang akan diambil pemerintah, untuk menjamin mutu dari pendidikan madrasah
swasta, yang tak mungkin pemerintah akan menegerikan seluruh madrasah, akan tetapi
pemerintah harus mengambil peran untuk menuntaskan masalah tersebut. Sepanjang
pembacaan saya dalam buku ini, hal tersebut belum saya temukan, dan faktor ini
kemungkinan juga dipengaruhi oleh jumlah madrasah yang tumbuh tidak dapat dikontrol.
Ditulis di kertas A4; font TNR, ukuran 12; 1 spasi;
margin normal atau top/bottom /left/right: 2,5 cm

Nama file ditulis: Topik__, tiga angka terakhir NIM,


CHAPTER REVIEW Nama Depan. Contoh: Topik2, 789, Muhammad
TOPIK KE-8

Pereview : Abdul Rozaq


NIM : 202310010311064
Kelas : PAI-3A
Tanggal Review : 6 Januari 2024

Topik : Asal Usul dan Perkembangan MAN Insan Cendekia (IC)

Ada beberapa pokok pikiran/gagasan utama di dalam topik ini, yaitu:


1. MAN Insan Cendekia didirikan sebagai bentuk jawaban atas kebutuhan terhadap
sumber daya manusia yang memiliki penguasaan iptek yang dibarengi dengan
keimanan dan ketakwaan yang tinggi. Melalui Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT) B. J. Habibie menciptakan sebuah gagasan, yang dimana kebijakan
tersebut berkenaan dengan penyamaan pemberian materi teknologi di dalam
lingkungan sekolah, yang berada di dalam pesantren.
2. MAN IC diharapkan menjadi sebuah keputusan pemerintah yang sangat konkret dan
memiliki peranan besar dalam pemaduan antara iptek atau sains dengan ilmu atau
ajaran agama, sehingga masalah pemisahan antara agama dan sains dapat diatasi
dengan baik di republik ini.

Dilihat dari faktor pendirian MAN IC tampak bahwa tujuan utamanya adalah untuk
mempersiapkan generasi-generasi yang tidak hanya menguasai bidang iptek dan sains, tapi
mereka juga memiliki kualitas spiritual yang tinggi, atau sebaliknya, tidak hanya memiliki
tingkat spiritual yang tinggi, akan tetapi juga menguasai iptek dengan sebaik mungkin.
Ditulis di kertas A4; font TNR, ukuran 12; 1 spasi;
margin normal atau top/bottom /left/right: 2,5 cm

Nama file ditulis: Topik__, tiga angka terakhir NIM,


CHAPTER REVIEW Nama Depan. Contoh: Topik2, 789, Muhammad
TOPIK KE-9

Pereview : Abdul Rozaq


NIM : 202310010311064
Kelas : PAI-3A
Tanggal Review : 6 Januari 2024

Topik : Kebijakan Pemerintah Tentang PAI di Sekolah Umum

Ada beberapa pokok pikiran/gagasan utama di dalam topik ini, yaitu:


1. Undang-Undang nomor 2 tahun1989 yang membahas tentang pendidikan atau yang
dikenal dengan UUSPN, memperkenalkan sebuah istilah yaitu Pendidikan Agama yang
dikhususkan untuk sekolah umum, dan Pendidikan Keagamaan yang dikhususkan
untuk lembaga pendidikan islam atau yang disebut dengan Perguruan Agama.
2. Penyelenggaraan pendidikan agama di sekolah umum memiliki Sejarah yang cukup
panjang, hal tersebut terjadi semnejak pra kemerdekaan, tokoh-tokoh muslim selalu
berupaya memasukkan pendidikan agama kedalam kurikulum sekolah hindai
Belanda, bahkan mereka juga mendirikan sekolah sendiri dan mengintegrasikan
Pelajaran agama dan Pelajaran umum.
3. Selepas masa penjajahan, memasuki fase kemerdekaan, Pelajaran agama mendapat
perhatian yang sangat tingi, walau memerlukan perjuangan yang cukup besar, dan
perdebatan antara mereka yang pro dan kontra berkenaan dengan pentingnya
Pelajaran Agama di sekolah umum. Pihak yang berdiri disisi yang menentang
pelaksanaan Pendidikan Agama, mereka beranggapan bahwasannya Pendidikan
Agama hanya berbicara tentang fiqih, akan tetapi, kenyataannya Pendidikan Agama
tidak hanya sebatas berbicara tentang fiqih, sebagaiman yang termuat dalam
kurikulum Pendidikan Agama 1994.
4. Berkenaan legalitas Pendidikan Agama sebelum ditetapkannya UU No. 2 Tahun 1989
berkenaan dengan sistem pendidikan nasional mengalami sebuah proses yang cukup
panjang, setidaknya ada delapan Keputusan yang dikeluarkan. Titiknya dimulai pada
tahun 1945, hasil rapat BPKNIP yang menghasilkan keptusan; Pendidikan Agama
harus mendapatkan tempat yang teratur dan seksama; Negara harus membantu
lembaga pendidikan keagamaan (Pesantren dan Madrasah) berupa tuntunan dan
material, berlanjut kepada pendirian Kementrian Agama pada 2 Desember 1946
sebagai tindak lanjut dari usul BPKNIP; ketiga beberapa keputusan politik seperti
peraturan pemerintah, UUDS, Tap MPRS; berikutnya yaitu UU No. 4 tahun 1950,
yang berujung kepada UU No 20 Tahun 2003 sebagai penyempurna UUSPN
sebelumnya.
Dilihat dari pemaparan point-point diatas, tampak bahwa perjalanan berkenaan dengan
pendidikan agama melalui banyak perjalanan sejarah, hingga berbagai dinamika yang terjadi
antara pihak yang mendukung, dan pihak yang kurang mendukung. Akan tetapi, pemerintah
tidak hanya berdiam saja, melainkan pemerintah memberikan legalitas yang dapat menjadi
pijakan penguat bagi perjalanan pendidikan agama, terutama di sekolah umum dan perguruan
tinggi.
Ditulis di kertas A4; font TNR, ukuran 12; 1 spasi;
margin normal atau top/bottom /left/right: 2,5 cm

Nama file ditulis: Topik__, tiga angka terakhir NIM,


CHAPTER REVIEW Nama Depan. Contoh: Topik2, 789, Muhammad
TOPIK KE-10

Pereview : Abdul Rozaq


NIM : 202310010311064
Kelas : PAI-3A
Tanggal Review : 6 Januari 2024

Topik : Perkembangan Penyelenggaraan PAI di Sekolah/Perguruan Tinggi Umum

Ada beberapa pokok pikiran/gagasan utama di dalam topik ini, yaitu:


1. Pendidikan Agama Islam merupak sebuah usaha yang dilakukan pendidik, untuk
mempersiapkan peserta didiknya memahami, meyakini, dan mengamalkan ajaran
islam untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pendidikan Agama Islam juga
memberikan tuntunan-tuntunan untuk menghormati pemeluk agama lain, guna
menjaga kerukunan dan persatuam bangsa.
2. Pendidikan Agama, khususnya Agama Islam, merupakan sebuah jawaban atas
problematika dasar bangsa, seperti etika dan moral, yang mana hal tersebut akhirnya
melahirkan kebijakantentang pengajaran dan pembinaan Agama Islam di sekolah
umum dan perguruan tinggi umum.
3. Adapun model-model pengembangan PAI di sekolah umum dan perguruan tinggi
umum seperti dikotomis, model mekanisme, dan model sistemik. Yang masing-
masing metode tersebut memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing.
4. Adapun beberapa hal yang dapat mendukung pengembangan PAI di sekolah umum
dan perguruan tinggi umum, seperti pengkajian kembali aturan-aturan yang ada
dengan kenyataan di lapangan apakah masih relevan, atau perlu dilkukan
pembahruan, selanjutnya adalah pembentukan lingkungan yang kondusif guna
mengajarkan, memahamkan, mengamalkan nilai-nilai keagamaan yang diajarkan,
berikutnya perancangan kurikulum dengan sebaik mungkin, dengan tujuan
memberikan materi yang layak, dan yang terakhir adalah mempersiapkan tenaga
pendidik yang memiliki kompetensi yang baik, agar PAI bukan hanya sekedar transfer
of knowledge saja, akan tetapi lebih dari itu, yaitu penanaman nilai-nilai yang
diaplikasikan dalam kehiduapan.

Saya sependapat dengan uraian pada chapter di atas, mengingat perlunya dilakukan
pengkajian ulang, peningkatan mutu pendidikan, dan esensi dari pengajaran PAI itu sendiri.
Namun, ada beberapa kritik atau pertanyaan, yaitu belum adanya pembahasan apasaja
dinamika yang dihadapi pengajar secara mendetail, dan apa saja Langkah kongkrit yang bisa
diambil.
Ditulis di kertas A4; font TNR, ukuran 12; 1 spasi;
margin normal atau top/bottom /left/right: 2,5 cm

Nama file ditulis: Topik__, tiga angka terakhir NIM,


CHAPTER REVIEW Nama Depan. Contoh: Topik2, 789, Muhammad
TOPIK KE-11

Pereview : Abdul Rozaq


NIM : 202310010311064
Kelas : PAI-3A
Tanggal Review : 6 Januari 2024

Topik : Peran Kyai dan Guru Modern Dalam Sistem Pendidikan Islam di Indonesia

Ada beberapa pokok pikiran/gagasan utama di dalam topik ini, yaitu:


1. Kyai merupakan pimpinan tertinggi dari sebuah lembaga pesantren. Gelar kyai tersebut
dapat diraih karena beberapa faktor seperti, keluasan ilmu, maqam nya, keturunan, dan
jumlah pengikut atau santrinya.
2. Kyai merupan komponen yang penting dalam sebuah lembaga pendidikan, seperti
pesantren atau majelis taklim. Yang mana dalam dua hal tersebut, penguasaan seorang
kyai akan ilmu pengetahuan keagamaan sangat dibutuhkan, dikarenakan posisinya
sebagai penentu arah pesantren (kurikulum dsb), yang digugu dan ditiru oleh santri-
santri dan pengikut setianya.
3. Kyai dibentuk dari hasil pendidikan tradisional, yang syarat akan sanad keilmuan
yang runut, berbeda dengan guru modern yang dibentuk melalui pendidikan dibangku
perguruan tinggi, yang tidak mensyaratkan sana keilmuan.
4. Guru modern, merupakan sebuah motor peremajaan sistem pendidikan di Indonesia.
Guru modern lebih banyak memiliki bekal mengenai dengan teknik mengajar,
pemberdayaan teknologi untuk mendukung perbaikan sistem pendidikan islam di
Indonesia. Maka kehadirannya dirasa perlu, sebagai jembatan bagi kemajuan sistem
pendidikan, agar kurikulum yang telah ditentukan negara dapat tercapai dengan baik.

Sebagaimana yang diuraikan dalam review diatas, kyai dan guru modern memiliki perannya
masing-masing, akan tetapi tujuan mereka adalah sama, mengembangkan sistem pendidikan
islam di Indonesia agar menjadi lebih baik lagi. Akan tetapi ada beberapa kritik atas ktai dan
guru modern. Menurut saya beberapa hal yang terkadang menjadi catatan bagi seorang kyai
adalah, terkadang mereka dijadikan seorang yang amat sangat dikultuskan oleh pengikutnya,
sehingga apapun yang dikatakan seorang kyai, adalah sebuah kebenaran. Tak jarang seorang
kyai juga mengalami apa itu kesalahan. Untuk guru modern, sanad keilmuan merupakan
problem utama, mengapa begitu? Dalam khazanah ilmu islam, pewarisan ilmu dan
ketersambungan sanad keilmuan merupakan syarat yang utama, akan tetapi hal ini sangat
kontras dengan sistem pendidikan yang ada saat ini, yaitu tidak mengedepankan sanad
keilmuan.
Ditulis di kertas A4; font TNR, ukuran 12; 1 spasi;
margin normal atau top/bottom /left/right: 2,5 cm

Nama file ditulis: Topik__, tiga angka terakhir NIM,


CHAPTER REVIEW Nama Depan. Contoh: Topik2, 789, Muhammad
TOPIK KE-14

Pereview : Abdul Rozaq


NIM : 202310010311064
Kelas : PAI-3A
Tanggal Review : 6 Januari 2024

Topik : NU Sebagai Lembaga Keagamaan dan Pelestarian Tradisi Pesantren

Ada beberapa pokok pikiran/gagasan utama di dalam topik ini, yaitu:


1. NU merupakan sebuah organisasi social keagamaan yang juga pernah menjadi sebuah
parpol, setelah memisahkan diri dari partai masyumi. NU didirikan pada tahun 1926
di kota Surabaya.
2. NU dan Pesantren adalah dua lembaga yang berbeda. NU yang berdiri sebagai
organisasi social kegamaan, sedangkan pesatren berdiri sebagai organisasi pendidikan
kemasyarakatan. Akan tetapi keduanya saling menopang keberadaanya, dan pesantren
merupakan elemen penting diantara elemen-lemen pendukung NU.
3. NU memiliki jumlah pengikut yang cukup fantastis, tersebar diseluruh penjuru negeri
ini, akan tetapi basis utamanya adalah Jawa Timur. Basis dukungan NU banyak lahir
dipedesaan, karena pertumbuhan pesantren terjadi di pedesaan. Jumlah yang besar ini
tidak dapat dilepas dari peranan para kyai yang memiliki kesamaan pandang dengan
NU.
4. Dimasa awal kemunculannya, NU hadir sebagai lembaga social keagamaan yang
bercorak tradisional. Maka dari itu hal yang dikembangkan dalam tradisi NU adalah
pendidikan pesantren, ketimbang pendidikan sekolah modern. Walau pada akhirnya
NU juga mulai menjajaki dunia sekolah modern.
5. Peranan NU cukup besar untuk pelestarian pesantren di Indonesia. Hal ini
dicerminkan dari bagaiman NU berusaha menjaga kelangsungan hidup pessantren
dengan segala macam tradisinya. Selain hal tersebut, NU juga melesatrikan pesantren
dengan cara mengembangkan pesantren menuju lembaga pendidikan yang modern,
tanpa kehilangan jati dirinya, hal tersebut berkat perjuangan ulama NU.
Dilihat dari uraian review diatas, tampak bahwa NU merupakan sebuah organisasi social
keagamaan yang juga sempat menjadi sebuah parpol, yang mana NU memiliki peranan
pending dalam menjaga kelestarian budaya pesantren, tanpa perlu pesantren tersebut
kehilangan jati dirinya. Hal tersebut tak lepas, dari berbagai langkah perjuangan para kyai
NU dalam menjaga tradisi pesantren, yang terus dikembangkan.
Ditulis di kertas A4; font TNR, ukuran 12; 1 spasi;
margin normal atau top/bottom /left/right: 2,5 cm

Nama file ditulis: Topik__, tiga angka terakhir NIM,


CHAPTER REVIEW Nama Depan. Contoh: Topik2, 789, Muhammad
TOPIK KE-13

Pereview : Abdul Rozaq


NIM : 202310010311064
Kelas : PAI-3A
Tanggal Review : 6 Januari 2024

Topik : Pertumbuhan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam di Indonesia: Kasus IAIN,


STAIN, UIN

Ada beberapa pokok pikiran/gagasan utama di dalam topik ini, yaitu:


1. Keinginan mendirikan perguruan tinggi islam sudah terkandung dalam jiwa umat islam
semenjak masa penjajahan belanda, dan mulai diwacanakan semenjak pertengahan
1930-an. Terdapat sebuah pandangan pada masa tersebut jikalau umat islam tidak segera
membangun sebuah lembaga pendidikan tinggi, maka pengaruh islam akan meredup.
Sedangkan disisi lain kaum kristen semakin kuat dalam bidang pendidikan yang
modern.
2. Harapan memiliki perguruan tinggi islam terwujud tepatnya 1 bulan sebelum
proklamasi, tepatnya 8 Juli 1945, dengan nama Sekolah Tinggi Islam di Jakarta yang
merupak embrio lahirnya perguruan-perguruan tinggi islam di Indonesia.
3. Pada Desember 1945 STI ditutup oleh sekutu, lalu dibuka kembali pada 10 April 1946
di Yogakarta, bersamaan dengan pindahnya ibu kota ke Yogyakarta. Selanjutnya
bertransformasi menjadi UII. Pada saat itu di Yogyakarta terdapat dua universitas,
yaitu UII yang dikelola oleh kelompok islam dan UGM yang dikelola kelompok
nasionalis, Akhirnya kedua lembaga tersebut mendapatkan tawaran untuk di negrikan,
UGM menerima, sedangkan UII meminta agar berada dibawah kementrian agama,
akhirnnya hanya Fakultas Agama Islam saja yang di negrikan menjadi PTAIN.
4. Sejarah kemunculan IAIN dilandasi dua faktor: 1. Psiko-sosiologis serta cita-cita umat
islam semenjak penjajahan belanda; 2. Secara politis yaitu untuk meredam
kekecewaan umat, sekaligus mengatasi instabilitas nasional akibat sentiment agama
dan kedaerahan.
5. Kehadiran IAIN sebagai peguruan tinggi islam di masyarakat memiliki peran strategis,
menginagt mayoritas masyrakat Indonesia beragama islam, yang mana IAIN
merupakan cikal bakal lahirnya STAIN.
6. Munculnya STIAN tidak bisa dilepaskan dari IAIN. Munculnya STAIN dilandasi
dengan perkembangan IAIN di kota-kota besar yang mulai membuka cabang di kota-
kota kecil yang ebrtujuan agar mampu menampung mhasiswa lebih banyak lagi. Akan
tetapi hal tersebut juga memunculkan problematika yaitu masalah manajerial, yang
akhirnya masalah ini di respon dengan munculnya Kepres, sebagai landasan pedirian
STAIN, dan melepaskan cabang-cabang fakultas IAIN menjadi perguruan tinggi
mandiri.
7. Perubahan IAIN, dan STAIn menjadi UIN didasari oleh isu Islamisasi ilmu
pengetahuan dengan tujuan mengatasi kekosongan mental dan spiritualitas dalam
bidang IPTEK serta memadukan Kembali antara IPTEK, dan agama yang mana
sebelumnya telah terjadi pemisahan oleh pemikiran barat.
8. UIN merupan lembaga pendidikan yang mempunyai peranan penting bagi kemajuan
bangsa, karena mengingat mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, dengan
memperhatikan kualitas mereka, sama saja dengan memperhatikan kualitas bangsa.

Dilihat dari pembahasan diatas tampak bahwa terdapat dorongan yang kuat untuk mendirikan
perguruan tinggi islam di Indonesia, semenjak zaman kolonial, dengan berbagai dinamika
yang ada akhirnya perguruan tinggi islam di Indonesia muncul dan terus berkembang hingga
sekarang yang disebut sebagai IAIN, STAIN, dan UIN.

Anda mungkin juga menyukai