Tugas Makalah Pancasila Judul Korupsi...
Tugas Makalah Pancasila Judul Korupsi...
Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam, karena berkat rahmat dan hidayah
nyalah kami telah berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul "Pancasila Sebagai
Pendidikan Anti Korupsi”. Shalawat dan sallam tak lupa selalu kami panjatkan
kepada junjungan kita Nabi Muhamad Rasulullah SAW beserta keluarganya, para
sahabatnya, para tabi'in, para tabi'ut tabi'in, serta kita semua umatnya hingga akhir
zaman. Penulisan makalah ini dalam rangka memenuhi penugasan yang telah
diamanatkan kepada kelompok 8, di mata kuliah Pancasila. Pembahasan pada
makalah ini meliputi pengertian korupsi, faktor-faktor penyebab korupsi, dampak
korupsi, upaya pencegahan korupsi, nilai dan prinsip anti korupsi, pendidikan anti
korupsi, pancasila sebagai sumber nilai anti korupsi, korupsi dan pengkhianat
pancasila.
HALAMAN JUDUL………………………………………………………….
KATA PENGANTAR………………………………………………………...
BAB I………………………………………………………………………….
PENDAHULUAN …………………………………………………………...
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………...
1.2 Tujuan……………………………………………………………………
1.3 Rumusan Masalah……………………………………………………….
BAB II………………………………………………………………………...
PEMBAHASAN……………………………………………………………...
BAB III……………………………………………………………………….
PENUTUP……………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
Kata korupsi berasal dari bahasa latin corruptio (Fockema Andrea, 1951)
atau corruptus (Webster Student Dictionary, 1960). Selanjutnya, disebutkan pula
bahwa corruptio berasal dari kata corrumpere satu kata dari bahasa Latin yang
lebih tua. Dari bahasa Latin tersebut kemudian dikenal istilah “corruption,
corrupt” (Inggris), “corruption” (Perancis) dan “corruptie/korruptie” (Belanda).
Dari segi terminologi, istilah korupsi berasal dari kata “corruptio” dalam
bahasa latin yang berarti kerusakan atau kebobrokan, dan dipakai pula untuk
menunjukkan keadaan atau perbuatan yang busuk.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat, korupsi didefinisikan
lebih spesifik lagi yaitu penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara
(perusahaan, organisasi, yayasan, dsb.) untuk keuntungan pribadi atau orang
lain.
Istilah korupsi yang telah diterima dalam perbendaharaan kata bahasa
Indonesia, adalah “kejahatan, kebusukan, dapat disuap, tidak bermoral, kebejatan
dan ketidakjujuran” (S. Wojowasito-WJS Poerwadarminta: 1978). Pengertian
lainnya, “perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok,
dan sebagainya” (WJS Poerwadarminta: 1976).
Korupsi di tanah negeri, ibarat, “warisan haram” tanpa surat wasiat. Ia tetap
lestari sekalipun diharamkan oleh aturan hukum yang berlaku dalam tiap orde
yang datang silih berganti.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi, baik berasal dari dalam
diri pelaku atau dari luar pelaku. Sebagaimana dikatakan Yamamah bahwa ketika
perilaku matrealistik dan konsumtif masyarakat serta sistem politik yang masih
“mendewakan” materi maka dapat “memaksa” terjadinya permainan uang dan
korupsi (ansari Yamamah: 2009) “Dengan kondisi itu hampir dapat dipastikan
seluruh pejabat kemudian “terpaksa” korupsi kalau sudah menjabat.
FAKTOR INTERNAL, MERUPAKAN FAKTOR PENDORONG KORUPSI
DARI DALAM DIRI, YANG DAPAT DIRINCI MENJADI:
a. Bidang Demokrasi
Dampak akibat korupsi bagi negara yang utama adalah di bidang
demokrasi. Bagi Anda yang pernah menjadi Dewan Pemilih Tetap (DPT) saat
pesta demokrasi (pemilu) berlangsung pasti pernah mengetahui yang disebut
“serangan fajar”. Sejumlah calon tetentu memberikan imbalan uang bagi siapa
saja yang memilihnya saat pemilu, sehingga ia terpilih menduduki jabatan
tertentu. Pemberian imbalan uang tersebut sifatnya adalah sogokan. Beberapa
memang tidak memberikan uang untuk melancarkan jalannya menduduki suatu
jabatan, namun ia memberikan barang tertentu kepada masyarakat.
Apapun bentuk sogokan yang diberikan tersebut adalah salah satu bentuk
korupsi. Sayangnya, masyarakat Indonesia kebanyakan tidak cukup cerdas untuk
memikirkan dampak jangka panjang jika mereka menerima sogokan tersebut.
Maka jangan salah jika ada semboyan “Jadilah masyarakat yang baik jika
menginginkan pemimpin yang baik”.
b. Bidang Ekonomi
Maju tidaknya suatu negara biasa diukur dengan tingkat ekonomi negara
tersebut. Dan penelitian juga telah membuktikan, makin maju suatu negara
biasanya diikuti dengan makin rendahnya tingkat korupsi negara tersebut.
Korupsi memang biasa terjadi di negara-negara berkembang. Maka tidak heran
pula, jika negara-negara berkembang memiliki perekonomian yang tidak baik
dan relatif tidak stabil. Bahkan pada beberapa kasus, sering ditemukan
perusahaan-perusahaan yang memiliki koneksi dengan pejabat mampu bertahan
dan dilindungi dari segala macam persaingan. Akibatnya, perusahaan-
perusahaan yang tidak efisien bertahan dan justru merugikan perekonomian
negara.
c. Bidang Keselamatan dan Kesehatan Manusia
Anda mungkin masih mengingat robohnya jembatan Kutai Kertanegara.
Masih ada kasus-kasus lain mengenai kerusakan fasilitas publik yang juga
menimbulkan korban jiwa. Selain itu, ada pula pekerja-pekerja fasilitas publik
yang mengalami kecelakaan kerja. Ironisnya, kejadian tersebut diakibatkan oleh
korupsi. Bukan rahasia jika dana untuk membangun insfrastruktur publik
merupakan dana yang sangat besar jika dilihat dalam catatan. Nyatanya, saat
dana tersebut melewati para pejabat-pejabat pemerintahan, dana tersebut
mengalami pangkas sana-sini sehingga dalam pengerjaan insfrastruktur tersebut
menjadi minim keselamatan. Hal tersebut terjadi karena tingginya resiko yang
timbul ketika korupsi tersebut memangkas dana menjadi sangat minim pada
akhirnya. Keselamatan para pekerja dipertaruhkan ketika berbagai bahan
insfrstruktur tidak memenuhi standar keselamatan karena minimnya dana.
e. Pengikisan Budaya
Dampak ini bisa terjadi pada pelaku korupsi juga pada masyarakat umum.
Bagi pelaku korupsi, ia akan dikuasai oleh rasa tak pernah cukup. Ia akan terus-
menerus melakukan upaya untuk menguntungkan diri sendiri sehingga lambat
laun ia akan menuhankan materi. Bagi masyarakat umum, tingginya tingkat
korupsi, lemahnya penegakan hukum, akan membuat masyarakat meninggalkan
budaya kejujuran dengan sendirinya. Pengaruh dari luar akan membentuk
kepribadian yang tamak, hanya peduli pada materi, dan tidak takut pada hukum.
Kewajaran/ fairness
Prinsip anti korupsi lainnya adalah prinsip kewajaran. Prinsip fairness atau
kewajaran ini ditujukan untuk mencegah terjadinya manipulasi (ketidakwajaran)
dalam penganggaran, baik dalam bentuk mark upmaupun ketidakwajaran lainnya.
Sifat-sifat prinsip kewajaran ini terdiri dari lima hal penting yaitu komprehensif
dan disiplin, fleksibilitas, terprediksi, kejujuran, dan informatif.
Kebijakan
Prinsip anti korupsi yang keempat adalah prinsip kebijakan. Pembahasan
mengenai prinsip ini ditujukan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami
kebijakan anti korupsi. Kebijakan anti korupsi ini tidak selalu identik dengan
undang-undang anti-korupsi, namun bisa berupa undang-undang kebebasan
mengakses informasi, undang-undang desentralisasi, undang-undang anti-
monopoli, maupun lainnya yang dapat memudahkan masyarakat mengetahui
sekaligus mengontrol terhadap kinerja dan penggunaan anggaran negara oleh para
pejabat negara.
Kontrol kebijakan
Prinsip terakhir anti korupsi adalah kontrol kebijakan. Kontrol kebijakan
merupakan upaya agar kebijakan yang di buat betul-betul efektif dan
mengeliminasi semua bentuk korupsi.
Pendidikan anti korupsi memiliki makna yang kian penting sekarang ini
karena semakin banyaknya kasus-kasus korupsi yang dilakukan oleh orang-orang
berpendidikan tinggi. Pendidikan ini dengan demikian merupakan bagian
dari pendidikan berbasis karakter karena dilakukan demi tercapainya pemahaman
manusia atas etika dan norma yang unversal diakui sebagai norma yang baik.
Pada dasarnya pendidikan ini harus dilakukan semenjak dini demi
menanamkan pemahaman yang lebih mudah mengenai buruknya korupsi pada
siswa sesuai dengan tahap perkembangan psikologis mereka.
Pengenalan bahwa korupsi sepintar apapun tetap akan ditemukan merupakan
bagian dari pendidikan yang bisa sangat efektif khususnya ketika hal tersebut
disajikan dengan contoh yang tepat dan populer.
Pendidikan Anti Korupsi dan Berbagai Langkahnya
Sebenarnya pendidikan karakter kebangsaan juga merupakan langkah yang
bisa menyaran pada sikap anti korupsi. Korupsi jelas merugikan negara dan sikap
cinta tanah air yang merupakan bagian integral dari karakter kebangsaan akan
Konsep-konsep jujur, religiius, dan mandiri akan sangat mendorong siswa untuk
menjauhi berlaku korupsi yang merupakan bagian dari perilaku tidak jujur dan
curang. Setiap agama juga jelas melarang melakukan tindakan korupsi karena
kerugian yang ditimbulkan dari tindakan tersebut.
Pendidikan anti korupsi yang dilakukan secara berjenjang dari tahap dasar
sampai tinggi pendidikan formal merupakan pilihan yang sangat cocok pada
kondisi seperti sekarang ini.
Generasi anti korupsi tentu saja bukan merupakan generasi yang muncul
secara langsung. Kebiasaan mencontek yang dianggap sepele misalnya bisa
menyaran pada tindakan korupsi juga. Karena itu penanamkan nilai-nilai luhur anti
korupsi selain melalui pendidikan formal lewat kurikulumnya juga bisa dilakukan
melalui pendidikan informal di rumah. Tugas orang tua dalam menanamkan
pendidikan semacam ini bisa jadi bahkan lebih efektif daripada pendidikan formal.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Korupsi merupakan perbuatan yang bertentangan dan melanggar
kaidah/norma umum yang berlaku di masyarakat. Praktek korupsi yang meluas di
suatu negara akan merusak dan menghancurkan sendi-sendi kehidupan bernegara.
Indonesia termasuk Negara yang tingkat korupsinya tinggi di dunia. Banyak faktor
yang menyebabkan tingginya kejahatan korupsi di Indonesia bisa faktor internal juga
faktor eksternal. Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya pemberantasan, pencegahan
kejahatan korupsi. Upaya pencegahan korupsi dapat dimulai dengan menanamkan
nilai-nilai anti korupsi pada masyarakat lewat pendidikan anti korupsi untuk
menumbuhkan karakter kejujuran, dan sikap anti korupsi, Sikap untuk menghindari
korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini. Dan pencegahan korupsi dapat dimulai
dari hal yang kecil.
3.2 Saran
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kami agar
bisa lebih baik kedepannya dalam mencari wawasan serta ilmu dari segi
pembelajaraan kelompok terutama dalam membuat makalah kelompok ini.
DAFTAR PUSTAKA
Esti Suntari, S.H., M.Pd, dkk. 2015. Pendidikan Pancasila. Jakarta: UNJ
Press.
https://www.academia.edu/9830875/
pancasila_sebagai_benteng_anti_korupsi
http://otoritas-semu.blogspot.com/2016/05/pengertian-dan-definisi-tentang-
korupsi.html
http://hasbagiilmu.blogspot.co.id/2015/08/faktor-penyebab-korupsi.html
http://guruppkn.com/dampak-korupsi-bagi-negara
http://shilvystewart.blogspot.co.id/2011/09/upaya-pencegahan-korupsi-di-
indonesia.html
http://jeyysiska.blogspot.co.id/2013/07/pencegahan-dan-upaya-
pemberantasan.html
https://aepnurulhidayat.wordpress.com/2015/10/15/nilai-prinsip-anti-
korupsi/
http://www.infoduniapendidikan.com/2015/01/makna-dan-tujuan-
pendidikan-anti-korupsi.html
http://korupsidalampandanganpancasila.blogspot.co.id/