Anda di halaman 1dari 10

Islamofobia di Australia: Dulu dan Kini

oleh

Yuli Yulianti (NIM 1703730; email: yuliyulianti@upi.edu)

Mahasiswa Departemen Pendidikan Sejarah, Fakultas Pendidikan Ilmu


Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

ABSTRACT

This article discusses the issue of Islamofobia in Australia since arrival of the first
Muslims who established settlements as cameleers until now. The results of the
study concluded several things. In Australia since the turn of the millennium,
discrimination against Muslims has increased. Since its first arrival, Muslims
brought by the cameleers have experienced discriminatory and confrontational
acts. Until now racism and discrimination against Muslims has continued. This
attitude is caused by several factors, including the existence of a closed view of
Islam (closed views) that Islamic values cannot be integrated with Western values
and Australian culture, historical factors, rise anti-Muslim communities and
excessive generalization of the existence of Muslim communities in Australia. This
was compounded by the circulation of news in the mass media on international
issues, seen as part of "endangering" the survival of white communities in
Australia dominated by Anglo-Saxon culture. This condition has an impact on the
difficulty of Muslims in Australia to be able to live developing in terms of social,
work, education, politics and culture. But this was responded to cooperatively by
Australian Muslims. In addition, efforts to advance Muslims continue to be
intensified by the existence of Muslim organizations fighting for the same rights as
the Australian Federation of Islamic Societies (AFIS) to fight for the rights and
advance of Australian Muslims.
Key words: Islamofobia, Australia, Anti- Muslim

ABSTRAK

Artikel ini membahas menegenai islamofobia di Australia dari sejak


kedatangan kaum muslim pertama yang mendirikan pemukiman sebagai
penunggang unta sampai sampai kini. Di Australia sejak pergantian milenium,
diskriminasi terhadap umat Islam telah meningkat. Sejak kedatangan pertamanya,
muslim yang dibawa oleh para penunggang unta telah mengalami tindakan
diskriminatif dan konfrontatif. Hingga kini, rasisme dan diskriminasi terhadap
kaum Muslim terus berlanjut.Sikap tersebut disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya yaitu adanya pandangan yang tertutup terhadap Islam (closed views)
bahwa nilai- nilai Islam tidak dapat diintegrasikan dengan nilai- nilai Barat dan
budaya Australia, faktor historis, bangkitnya komunitas- komunitas anti- muslim
dan generalisasi yang berlebihan atas adanya komunitas Muslim di Australia. Hal
ini diperparah dengan beredarnya berita di media massa mengenai isu-isu
internasional, dilihat sebagai bagian yang “membahayakan” kelangsungan hidup
komunitas kulit putih di Australia yang didominasi budaya Anglo-Saxon. Kondisi
ini berdampak pada sulitnya kaum Muslim di Australia untuk dapat hidup
berkembang dalam sisi sosial, pekerjaan, pendidikan, politik, dan budaya. Namun
hal ini ditanggapi secara kooperatif oleh umat muslim Australia. Namun, upaya
memajukan umat muslim pun terus digencarkan dengan adanya organisasi muslim
yang memperjuangkan hak- hak yang sama seperti Australian Federation of
Islamic Societies (AFIS) yang bertujuan untuk memperjuangkan hak- hak dan
memajukan warga muslim Australia.

Kata Kunci: Islamofobia, Australia, Anti-Islam

1. Pendahuluan menjadi penyebab segala


permasalahan sehingga tuduhan
Australia merupakan sebuah negara
terhadap komunitas Islam tidak
multikultur yang dibangun diatas sistem
terelakan. Pasca serangan tersebut
demokrasi parlementer, ekonomi pasar,
beberapa negara semakin antisipatif.
dan negara yang berlandaskan hukum.
Salah satunya Australia, yang
Tidak hanya imigran dari barat, tetapi
mengeluarkan peraturan anti
juga dari China dan Timur tengah.
terorisme dan penggeledahan
Muslim di Australia mengalami
rumah- rumah muslim.
perkembangan yang pesat. Namun di
Masih hangat, pada 15 Maret
lingkungan sosial maupun politik saat ini
2019 terjadi penyerangan dua
Muslim di Australia mendapatkan
masjid di Christchurch, New
ancaman sosial terkait banyak
Zealand oleh seorang warga negara
beredarnya berita di media massa
Australia yang disinyalir sarat akan
mengenai isu-isu internasional. Pasca
rasisme terhadap kaum Islam. Hal
tragedi serangan World Trade Center
ini menambah permasalahan baru
(WTC) pada 11 September 2001 di New
bagi Muslim Australia. Selain itu, di
York, terjadi seruan peperangan terhadap
Australia terdapat beberapa gerakan
terorisme kian memuncak. Serangan
yang menyerang Islam di Australia
terorisme ini selalu dikaitkan dengan
diantaranya adalah Reclaim
komunitas Islam, yang dipandang
Australia dan UPF (United Patriots tradisional Makassar dan sejumlah
Front) melakukan aksi dalam penolakan peninggalan Makassar telah
syariat Islam, pembangunan masjid, ditemukan di pemukiman Aborigin
sertifikasi halal dan pendidikan Islam di di pesisir barat dan utara Australia.
sekolah (Briskman & Latham, 2018, hlm. Hal ini menunjukkan telah adanya
4). Fenomena diatas menjadi gambaran hubungan perdagangan yang erat
adanya implikasi islamofobia yang antara pedagang Makassar dan
berujung pada tindakan- tindakan penduduk asli pesisir utara
konfrontatif terhadap kaum muslim di Australia. Pada abad ke 18 wilayah
Australia. Makassar sudah mendapat pengaruh
2. Metode Penelitian Islam. Terbukti, dua Kerajaan besar
3. Hasil dan Pembahasan di Makassar yaitu Goa dan Tallo
A. Sejarah Lahirnya Islamofobia adalah kesultanan islam yang
di Australia umumnya penduduknya beragama
a. Kedatangan Muslim di islam. Kemudian, islam semakin
Australia menyebar di pesisir utara Australia
akibat adanya perkawinan antara
Awal abad ke 18, Islam telah
penduduk asli dan orang Makassar
masuk ke Australia melalui kunjungan
diyakini pernah terjadi. Selain itu,
para nelayan dan pedagang Makassar di
telah ditemukan lokasi pemakaman
pesisir utara Australia Barat, Australia
orang Makassar di sepanjang garis
Utara dan Queensland (Jatmika, 2015,
pantai Australia (Kedutaan Besar
hlm 159). Para pedagang Makassar
Australia Indonesia, 2015, hlm. 4).
datang untuk berdagang dengan
penduduk asli Australia. Selain itu, b. Penunggang Unta
mereka juga mencari teripang yang dijual Afganistan (the cameleers) dan
sebagai makanan yang menguntungkan Masa Kolonial
di pasar Cina. Bukti-bukti dari
Selain datangnya para
pengunjung awal ini dapat ditemukan
pedagang dari Makassar, populasi
pada kesamaan beberapa kata bahasa
Muslim pertama dalam jumlah yang
Makassar dengan penduduk asli pesisir
cukup banyak datang dari para
Australia. Selain itu, lukisan Gua
penunggang unta (the cameleers).
Aborigin menggambarkan perahu
Secara geografis, sebagian besar
tanah di Australia berupa padang pasir 1907. Maka, sekitar 3000 Muslim
dengan temperatur yang sangat tinggi yang berasal dari Afghanistan
dan sedikit sumber mata air. Maka, unta bekerja sebagai pengangkut air,
dipilih karena unta merupakan binatang makanan, maupun barang-barang ke
yang sangat ideal untuk kondisi tersebut daerah yang sulit untuk dilalui.
dibandingkan dengan kuda. Sehingga, (Sehat, 2013, hlm. 5). Inilah
pada tahun 1840 seorang bernama kemudian yang menjadi populasi
Horrick pertama kalinya mendatangkan Muslim semi permanen pertama
binatang unta ke Australia sebagai hewan dalam jumlah yang signifikan
pengangkut barang di padang pasir terbentuk dengan kedatangan para
karena wilayah ini sulit untuk dilewati penunggang unta (the cameleers).
akibat kondisi geografis yaitu padang
Namun, kehadiran kendaraan
pasir dan temperature yang tinggi. Akan
bermotor dan transportasi lori
tetapi misi ini gagal. Kemudian, pada
bermesin menandai akhir era
tahun 1860 datang kembali sebanyak dua
penunggang unta (the cameleers).
puluh empat unta sebagai pengangkut
Sementara sebagian dari mereka
barang. Hal ini membuka jalur wilayah
pulang ke negara asalnya. Namun,
Australia yang sebelumnya tidak bisa
banyak pula yang menikah dengan
dijangkau akibat keadaan alam yang
penduduk Asli setempat. Keturunan
ekstrim.
penunggang unta Afganistan sejak
Dengan banyaknya unta yang itu berperan aktif dalam berbagai
digunakan untuk jasa pengangkut barang, komunitas muslim di
tentunya dibutuhkan seorang yang ahli Australia. Selain itu sebagian kecil
dalam menunggangi unta, maka muslim juga direkrut dari koloni
didatangkanlah para penunggang unta Belanda dan Inggris di Asia
untuk pertama kalinya. Para Penunggang Tenggara untuk bekerja di industri
unta tersebut berasal dari Afghanistan. mutiara Australia.
Setelah kejadian tersebut, mulailah
Pesatnya perkembangan
menyusul banyaknya imigran dari
komunitas yang berkaitan dengan
Afghanistan ke Australia. Sekitar kurang
Islam di Australia pada gilirannya
lebih 10.000-12.000 unta didatangkan ke
tidak lagi dianggap sebagai faktor
Australia sekitar tahun 1860 sampai
yang turut menggerakkan
perekonomian di Australia, tetapi Muslim di Australia merupakan
kemudian dilihat sebagai bagian yang kelompok agama terbesar keempat,
“membahayakan” kelangsungan hidup setelah Kristen, Atheisme, dan
komunitas kulit putih di Australia yang Buddhisme. Menurut sensus
didominasi budaya Anglo-Saxon. penduduk pada tahun 2006, sekitar
Akibatnya, pada tahun 1901 muncul 340.392 orang atau 1.71% dari
kebijakan yang membatasi penduduk Australia adalah muslim.
perkembangan komunitas muslim Menurut komunitas identitas
dengan dikeluarkannya kebijakan White keagamaan, masyarakat Muslim
Australia Polic. Namun, kebijakan ini Australia merupakan masyarakat
dihapus dan kemudian banyak muslim yang paling beragam secara etnis
Eropa, terutama dari Turki, Bosnia dan atau secara ras, dengan anggota dari
Kosovo memanfaatkan kesempatan ini berbagai macam latar belakang
untuk mencari kehidupan dan rumah yang berbeda (Sehat, 2013).
baru di Australia. Kedatangan para
Secara umum masyarakat
imigran muslim ini juga memberi
Australia adalah masyarakat
sumbangsih penting terhadap Australia
egilitarian, artinya tidak ada
modern, melalui peran mereka dalam
perbedaan kelas pada masyarakat
pembangunan Skema Pembangkit Listrik
Australia, seperti di negara-negara
Tenaga Air (PLTA) Snowy Mountains di
lain. Namun, disisi lain ada
New South Wales. Kemudian
beberapa masyarakat Australia yang
berdatangan imigran Libanon dalam
beranggapan bahwa umat Islam
jumlah yang lebih besar setelah pecah
tidak bisa dan tidak akan melakukan
perang saudara di Libanon pada 1975.
hal-hal serupa yang dilakukan oleh
(Kedutaan Besar Australia Indonesia:
sebagian besar masyarakat
2018). Maka kedatangan imigran dari
Australia. Selain itu, masyarakat
berbagai belahan dunia semakin
Australia yang umumnya berbudaya
memperlusa penyebaran dan tumbuhnya
Anglo-Saxon beranggapan bahwa
islam di Australia.
Islam menolak nilai-nilai Barat dan
B. Islamofobia di Australia: Dulu nilai fundamental Australia
dan Kini berdasarkan nilai Barat karena
adanya nilai yang sangat bertolak
belakang dengan kepercayaan Barat Untuk memahami karakteristik ini
(Saeed, 2004). Hal ini diperkuat oleh Runnymede dalam laporan
data yang dikumpulkan oleh Kevin “Islamofobia: A Challenges for us
Dunn, atas surveinya terhadap kaum All”, menjelaskan sebuah kunci
muslim di Sydney pada tahun 2015, untuk memahami perbedaan
bahwa “Estimated that the incidence of tersebut, yaitu pandangan terbuka
anti-Muslim prejudice experienced was dan pandangan tertutup terhadap
three to five times higher than the Islam (open and closed views of
national average” (Chakraborti and Islam). Phobia dan ketakutan
Zempi 2012, hlm. 5). Selain itu, factor terhadap Islam yang terjadi
keberagaman kebudayaan dan agama merupakan karakteristik dari
yang dimiliki oleh masyarakat Australia pandangan yang tertutup terhadap
mempengaruhi hubungan Muslim dan Islam (closed views), sementara
non-Muslim penduduk Australia. Hal ini ketidaksetujuan yang logis dan
diperkuat menurut Scanlon Foundation kritik serta apresiasi maupun
“It has also drawn attention to the pernghormatan merupakan
disproportionate negativity towards pandangan yang terbuka terhadap
Muslims as big as 25% when compared Islam (open views).
to Australian attitudes towards other Maka, apabila dilihat dari
religions including Buddhism and sejarah dan perkembangannya,
Christianity” (Dunn, 2015, hlm. 4). islamofobia di Australia
ditimbulkan tidak hanya dari citra
Islamofobia adalah suatu gejala tidak
negatif terhadap kaum muslim
dapat dipisahkan dari problema
namun lebih jauh, adanya gerakan
prasangka terhadap orang muslim dan
kebangkitan kelompok- kelompok
orang yang dipersepsi sebagai muslim.
anti-muslim yang menyerukan nilai-
Prasangka anti-muslim didasarkan pada
nilai sekuler untuk menyatakan
sebuah klaim bahwa Islam adalah agama
bahwa imigrasi Muslim ke Australia
“inferior” dan merupakan ancaman
dihentikan. Hal ini terjadi pada
terhadap nilai-nilai yang dominan pada
Oktober 2015, Geert Wilders
sebuah masyarakat (Abdel-Hady, 2004).
meluncurkan Australian Liberty
Dilihat dari segi karakteristiknya,
Alliance (ALA) di Pert, yang
islamofobia memiliki beberapa karakter.
berjanji menghentikan islamisasi adalah 31,5% dibandingkan dengan
Australia. Aliansi ini menyarankan agar 46,8% persen untuk semua warga
moratorium sepuluh tahun dideklarasikan Australia (Hassan, 2015). Dari sisi
pada aplikasi visa tinggal permanen dari jenis pekerjaannya, 73% adalah
warga negara dari lima puluh enam pekerja, pedagang kecil, sopir, dan
negara anggota Organisasi Kerjasama buruh. Adapun perempuan yang
Islam (OKI). Beberapa pemimpin politik mempunyai profesi hanya
juga bergabung dalam proses tersebut sepertiganya. Salah satu hal yang
dengan berbagi pandangan yang menjadi sebab banyaknya
menyatakan bahwa etos Islam tidak pengangguran muslim Australia
sesuai dengan nilai-nilai Australia adalah karena mereka tidak
(Yasmeen, 2017, hlm. 2). Maka, mempunyai keahlian dan tidak
sentimen anti- Muslim di kepemimpinan mahir berbahasa Inggris. Maka,
politik Australia ditunjukkan oleh Orang muslim memiliki peluang 7,9
penjajaran negatif antara Islam ini % lebih rendah untuk dipekerjakan
dengan budaya dan nilai-nilai Australia. dibandingkan dengan semua orang
Australia. Hal ini pula yang
Secara tidak langsung, kondisi ini
berdampak sulitnya kaum muslim
menyebabkan kaum muslim di Australia
untuk menunjang
mengalami dampak buruk dalam
perekonomiannya.
berbagai sisi kehidupannya. Dalam hal
ini wanita Muslim sering menjadi target Namun umat Muslim
Islamofobia karena visibilitas mereka menanggapi fenomena ini dengan
dengan jilbab. Menurut laporan damai, meskipun terdapat kesulitan
“Islamofobia di Australia 2014-2016”, yang dihadapi. Muslim Australia
dikemukakan bahwa 79,6% dari korban tidak pernah melakukan
perempuan), telah menjadi target utama demonstrasi dan melakukan
Islamofobia. Dalam 56,6% kasus, sweeping terhadap perjudian,
pakaian agama disebutkan oleh pelaku. prostitusi, lainnya, meskipun
(Yasmeen, 2017, hlm. 5 ). mereka tidak setuju. Alasannya,
mereka sadar betul bahwa negeri
Dari sisi peluang kerja, berdasarkan
Australia adalah negara plural, baik
Sensus pada tahun 2011, Hassan bahwa
agama, ras, suku bangsa, tradisi,
tingkat pekerjaan Muslim Australia
sistem kepercayaan, yang berbeda-beda Perjuangan untuk memajukan
dalam menyikapi isu tersebut. Di muslim memang masih panjang,
samping itu, mereka mempunyai hak dan dari membentuk organisasi AFIS
kebebasan untuk melakukan tindakan (Australian Federation of Islamic
dan perbuatan sesuai dengan pandangan Societies) sebagai payung
hidup mereka. Kaum minoritas muslim organisasi nasional pada tahun 1960
Australia mempunyai semboyan “live yang didirikan oleh Fahmi al-
and let live”, dan bukan tugas mereka Islami, Abdul Khaliq Kazi, dan
untuk mengubah masyarakat Australia. Ibrahim Dallal, dan disusul dengan
Australian Federation of Islamic
Di bidang pendidikan, sebagian
Council (AFIC) pada tahun 1976
besar pembangunan sekolah disponsori
yang salah satu proyeknya adalah
oleh donatur dari luar negeri, namun
pembuatan sertifikat halal.(Saeed,
kelanjutannya disokong sepenuhnya oleh
2003, hlm. 5)
pemerintah Australia. Salah satu
perguruan tinggi Islam yang terkenal Simpulan
adalah King Khalid Islamic College
Islamofobia semakin
(KKIC) yang didirikan tahun 1983 di
diabadikan dalam ideologi rasis dan
Mellbourne, kemudian disusul di
didorong oleh penyatuan Islam
Victoria, New South Wales, Queensland,
dengan terorisme yang berdampak
dan Australia Utara. (Saeed, 2004.
pada stereotip buruk yang
hlm.5). Sekolah-sekolah muslim tersebut
dilayangkan kepada seluruh umat
menggunakan kurikulum lokal dan selalu
muslim. Hal ini diakibatkan oleh
dimonitor oleh Departemen Pendidikan.
beberapa faktor, seperti
Memang banyak kendala dalam proses
perkembangan situasi yang
pembelajaran terutama dari guru yang
kompleks dengan adanya isu-isu
berasal dari luar sehingga tidak tahu
baik nasional maupun internasional,
banyak tentang budaya Australia, dan
sejarah, bangkitnya komunitas-
banyaknya guru yang nonmuslim
komunitas anti- muslim dan
mengakibatkan kurang seimbangnya
generalisasi yang berlebihan atas
ranah yang dikembangkan. Di samping
adanya komunitas Muslim di
itu, masih banyak sekolah muslim yang
Australia.
masih tertinggal.
Kondisi ini berdampak ke berbagai and Multicultural Indigenous
sudut kehidupan kaum muslim, Affairs
diantaranya kesulitan memperoleh
Sehat, W. (2013). Sejarah Islam di
memperoleh pendidikan yang
Benua Australia. Agma
berkualitas, peluang kerja, dan cenderung
ditempatkan dalam jenis pekerjaan Yasmeen, Sameena. 2016.
sekunder. Wanita dan anak- anak sering Islamofobia: Australia.
menjadi korban islamofobia dikarenakan Netherlands: Brill
visibilitasnya menggunakan jilbab.
Namun hal ini ditanggapi secara Sumber Jurnal dan Prosiding

kooperatif oleh umat muslim Australia. Abdel-Hady, Z. (2004).

Selain itu, upaya memajukan umat Islamofobia. A Threat A

muslim pun terus digencarkan dengan Challenge!” Published paper

adanya organisasi muslim yang on “International

memperjuangkan hak- hak yang sama Conference on Muslim and

seperti warga negara Australia lainnya Islam in 21st Century:


Image and Reality”. Kuala
lumpur: International Islamic
Daftar Pustaka University of Malaysia.
Briskman, & Latham. (2018).
Sumber Buku
Islamofobia in Australia: From
Hassan, R. (2015). Islamophobia, Social
Far-Right Deplorables to
Distance and Fear of Terrorism in
Respectable Liberal. Social
Australia. Adelaide: University of
Science, (7) hlm. 213
South Australia
Chakraborti & Irene Z. (2012).
Saeed, P. A. (2003). Islam in Australia. The Veil under Attack:
Jakarta: National Library of Gendered Dimensions of
Australia Islamophobic Victimization.

Saeed, P. A. 2004. Muslim Australia's In International Review of

Their Beliefs, Practices and Victimology, 18 (3) hlm. 269-

Institution. Australia: 84

Departement of Immigration
Dunn, Kevin, Dkk. (2015). The
Resilience and ordinariness of
Australian Muslims: Attitudes and
experiences of Muslims Report.
Sydney: Western Sydney
University

Jatmika, S. (2015). Masalah Masalah


Dunia Islam. Yogyakarta
Jurnal Hubungan Internasional,
Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, (2) hlm. 157-166

Runnymede. T. (1997). Islamofobia: A


Challenge for us all. London:
Runnymede Trust, Commission on
British Muslims and Islamopbobia
Sumber Internet

Kedutaan Besar Australia Indonesia.


2018. Muslim di Australia.
[Online] tersedia di
https://indonesia.embassy.gov.au/jakti
ndoesian/muslim_di_australia.html.
Diakses pada 3 Juni 2020

Anda mungkin juga menyukai