Anda di halaman 1dari 2

KEUTAMAAN NIKAH

Hadits yang ditanyakan tercantum dalam SILSILAH SHAHIHAH oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah dalam bahasan KEUTAMAAN NIKAH, dan sebagai penggugah anda untuk menelaah dan memahaminya, akan saya salinkan hadits-hadits tersebut dan penjelasannya secara ringkas. Dan, Apakah anda sekarang sudah MENIKAH ..?, Apabila anda sudah menikah, insya Allah pertanyaan yang anda tanyakan, seperti ini : ">Terus tolong jelaskan mengapa islam menganjurkan nikah?" Insya Allah, anda setidaknya akan mendapatkan jawaban-jawabannya dan juga akan merasakan berbagai kenikmatan, kegembiraan, kesenangan, dll atas anjuran tersebut. Untuk itu bagi yang belum nikah BERSEGERALAH..!!!, dan gapailah cinta kasih anda dalam ikatan PERNIKAHAN. ----------------------------KEUTAMAAN NIKAH Hadits no. 624 "Artinya : Tidak pernah disaksikan dua insan yang menjalin cinta kasih laksana dalam pernikahan (sebuah ikatan perkawinan)" Hadits ini di-takhrij oleh Ibnu Majah (hadits No. 1847) Al-Hakim (2/160) Al-Baihaqi (7/78) Ath-Thabrani (3/106/1), Tarnam dalam Al-Fawa'id (1/130), Al-Uqali dalam Adh-Dhu'afa' (hadits No. 398) dan Al-Maqdisi dalam Al-Mukhtarah dari sanad Muhammad bin Muslim Ath-Thaifi : "Ibrahim Ibnu Maisarah telah bercerita kepada kami dari Thawus dan Ibnu Abbas, ia berkata : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : (sama dengan redaksi hadits di atas)". Sementara Al-Hakim berkomentar : "Hadits ini shahih sesuai kriteria Muslim. Al-Bukhari dan Muslim tidak men-takhrijnya, karena Sufyan bin Uyainiah dan Ma'mar bin Rasyid telah me-mauquf-kannya kepada Ibnu Abbas dari Ibrahim bin Maisarah. Dan ini telah disepakati oleh Adz-Dzahabi. dst... Ibnu Uyainah meriwayatkan hadits tersebut tidaklah sendirian (mutaffarid). Ibrahim bin Yazid telah meriwayatkannya dari Sulaiman Al-Ahwal dan Amr bin Dinar dari Thawus dari Ibnu Abbas yang menceritakan. "Telah datang seorang laki-laki kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang kemudian menceritakan : "Sesungguhnya di hadapan kami ada wanita yatimah, dia diceramahi oleh seorang lelaki miskin dan lelaki yang kaya raya, tetapi dia cinta kepada yang miskin, sedangkan kami cinta yang kaya. Lalu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : 'Tidak pernah disaksikan dua insan yang menjalin cinta kasih laksana dalam pernikahan (sebuah perkawinan)" Hadits ini di-takhrij oleh Abu Abdillah bin Mandah dalam Al-Amali (1/46) dan Ath-Thabrani dalam Al-Mu'jam Al-Kabir (3/102/1) secara marfu' ..dst..

Hadits No. 625 "Artinya : Apabila seorang hamba telah menikah, maka dia telah menyempurnakan separoh agamanya, hendaklah dia bertaqwa kepada Allah tentang hal-hal yang masih tersisa" Hadits ini di-takhrij oleh Ath-Thabrani dalam Al-Mu'jam Al-Ausath (1/162/1) dari sanad Ishmah bin Al-Mutawakil : "Zafir bin Sulaiman telah bercerita kepada kami dari Israil bin Yunus dari Jabir dari Yazid Ar-Raqasyi dari Anas bin Malik, ia berkata : "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : (Sabda Nabi sama dengan redaksi hadits di atas)' Ath-Thabrani berkomentar : "Tidak seorang perawi pun yang meriwayatkannya dari Zafir melainkan Ishmah" ...dst... Saya berpendapat : Sepertinya meskipun hadits mereka (Jabir dan Yazid) tidak boleh dijadikan hujjah, namun sudah dijadikan sebagai penguat (syahid). Ini ditinjau dari sanad lain dari Anas di mana lebih bagus dari sanad ini. Maka dengan ditemukannya kedua hadits (sanad) tersebut kuatlah hadistnya yang pada klimaknya dapat meniti ke jenjang hasan. Adapun redaksinya adalah. "Barangsiapa dikaruniai Allah wanita (istri) shalih, maka sesungguhnya Dia telah menolong separoh agamanya, hendaknya dia bertaqwa kepada Allah dalam separoh agamanya yang kedua" Hadits ini diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Al-Ausath (3/161) dan Al-Hakim (2/161) dari Amr bin Abu Salamah At-Tunaisi : "Zuhair bin Muhammad telah bercerita kepada kami : "Abdurrahman telah bercerita kepada kami (Al-Hakim menambahnya dengan Ibnu Zaid) dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : (Sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sama redaksinya hadits di atas) al-Hakim berkomentar : "Hadits ini shahih dari segi sanad-nya. Abdurrahman adalah Ibnu Zaid bin Uqbah Al-Azraq, seorang perawi dari penduduk Madinah yang tsiqah lagi makmun (bersih dari ilat)". Komentar Al-Hakim di atas disepakati oleh Adz-Dzahabi. dst... ----------------------------------------------------------------------------Untuk lebih lengkapnya pembahasan tersebut karena sangat panjang, silakan baca : [Silsilah Al-Hadits Ash-Shahihah wa Syaiun Min Fiqhiha wa Fawaaidiha (Silsilah Hadits Shahih III) oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Pustaka Mantiq, hal. 250 -257]

Anda mungkin juga menyukai