Anda di halaman 1dari 2

Fatwa Syaikh Muhmmad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah

Tanya:

Apakah hukum menghadiri resepsi perkawinan? Apa yang harus aku perbuat jika diundang untuk menghadiri resepsi perkawinan yang membutuhkan perjalanan yang memberatkan, serta apa pendapat Anda dalam rangka ikut memberi andil dalam permasalahan-permasalahan ini agar menjadi peringatan bagi kita tentang beberapa adab dalam pesta perkawinan dan yang lain-lainnya?

Jawab:

Memenuhi undangan yang memerlukan safar, maka seseorang tidak diharuskan bersafar untuk tujuan tersebut apabila dalam safar itu terdapat masyaqoh (kesulitan-kesulitan) dan hanya menghabiskan waktu sementara manfaat yang diperoleh hanya sedikit.

Kecuali apabila yang mengundang adalah kerabat dekat yang dikhawatirkan akan terputus hubungan kerabat apabila ia tidak mendatanginya.

Adapun apabila undangan itu berada di tempat yang berdekatan dengan tempat tinggalnya dan tidak ada bahaya bagi seseorang untuk menghadirinya, tidak berada di tempat mungkar yang ia tidak sanggup merubahnya dan orang yang mengundang itu sendiri yang mengatakannya: "Wahai Fulan hadirlah." Serta telah diketahuinya bahwa undangan itu tidak sekedar basa-basi belaka, maka dia wajib memenuhi undangannya dan barangsiapa tidak memenuhi undangannya, maka berarti dia telah bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.

Sedangkan terhadap surat undangan yang hanya dibagi-bagikan itu (tanpa mempedulikan siapa orang yang diundang), maka kamu tidak wajib memenuhi undangannya kecuali jika yang mengundang itu terbukti secara meyakinkan bahwa ia secara serius mengundangnya. Hal ini karena banyak di antara orang yang membagi-bagikan kartu undangan tersebut tujuannya hanya untuk menginformasikan bahwa dia sedang mempunyai hajatan pernikahan dan dia tidak peduli apakah kamu akan hadir atau tidak.

Berbeda apabila dia mengulangi undangan tersebut dengan telepon umpamanya atau langsung datang menemui kamu, maka kamu wajib memenuhi undangannya, dengan syarat-syarat sebagaimana yang telah kami sebutkan.

Terkecuali jika di dalam rumah tempat diselenggarakannya walimah itu ada kemungkaran. Jika di sana ada kemungkaran dan orang yang diundang itu sanggup merubahnya, maka dia wajib untuk memenuhi undangan tersebut untuk merubah kemungkarannya. Namun apabila dia tidak sanggup merubahnya, maka dia tidak boleh hadir.

--Diketik ulang dari: Fatwa-Fatwa Problematika Pernikahan, Syaikh Muhammad Shalih Al 'Utsaimin; Pustaka Tibyan, Cet. Pertama: Oktober 2001, hal.: 39-40 . Perintah untuk menikahkan itu ada pada Surah An-Nur Ayat 32. Yang mana bunyinya: "Dan nikahkanlah orang-orang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak menikah di antara hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunianya. Dan Allah maha Luas pemberian-Nya dan lagi Maha Mengetahui". Kalau kita kaji ayat di atas perintah itu bukan hanya untuk orang tua tapi juga berlaku untuk tiap orang mukmin yang punya kemampuan untuk menikahkan. Dan kalau kita meninggalkannya berarti kita telah melanggar perintah Allah. Memang kalau kita lihat sekarang di mana banyak orang tua yang lambat menikahkan anaknya yang disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya : 1. Kurangnya pengetahuan tentang Islam dan Hukum-hukum yang telah ditetapkan Oleh Allah Azza Wa Jalla dan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. Dan lebih mementingkan urusan dunia ketimbang memperhatikan pendidikan agama buat anak-anaknya. 2. Memberi kesempatan kepada anak-anaknya untuk menuntut ilmu dunia tinggi-tinggi hingga mencapai gelar yang mana kemudian jika anak ini tidak mendapat Tarbiyah Islamiyah Yang Benar maka kadang gelarnya justru yang akan melahirkan kesombongan. Sehingga untuk mencari pasangan hidup juga harus sesuai dengan background pendidikannya. Sedangkan wanita-wanita sholeha yang telah terbina baik di pesantren-pesantren maupun majeli-majelis ta'lim tidak menjadi idaman mereka. 3. Dari pihak anak sendiri terjerumus ke dalam budaya-budaya di luar Islam sehingga mereka tidak lagi mau mengenal Agamanya dan lebih suka menghabiskan waktu untuk bersenag-senang dengan wanita2 jalanan. Dan masih banyak lagi faktor-faktor penyebab yang lain. Di sinilah perlunya peran aktifis-aktifis da'wah untuk senantiasa menebarkan Da'wah Islam ini seperti yang telah ditempuh oleh Nabi dan para Salafus Sholeh Wallahu 'Alam.

Anda mungkin juga menyukai