Anda di halaman 1dari 8

Membicarakan PERNIKAHAN memang menarik sekali...

Dan disini saya akan menyalinkan sesuatu hal yang perlu diketahui sebelum pelamar itu benar-benar datang kehadapan ukhti... Banyaknya pesta perkawinan yang terjadi antara enerasi muda adalah sesuatu yang menggembirakan karena hal itu telah mengerjakan perintah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sesuai dengan sabdanya. "Artinya : Wahai sekalian pemuda, barangsiapa diantara kalian telah mampu memberikan ba'ah (nafkah lahir dan batin), maka hendaknya ia menikah karena hal itu lebih menundukkan pandangan dan lebih memelihara kehormatannya. Dan barangsiapa belum mampu, maka hendaknya ia shiyam karena shiyam adalah perisai baginya". [Ditakhirj oleh Al-Bukhari No. 905 Kitab Shaum dan Muslim No. 1400 Kitab Nikah] Dan hal itu berarti juga telah mengikuti atsar(warisan) para Rasul 'Alaihimas Shalatu was salaamu, sebagaimana firman Allah Ta'ala. "Artinya : Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka istri-istri dan keturunan ...."[Ar-Ra'du : 38] Dengan demikian sangatlah mudah bagi kita untuk mendapati para pemuda melangsungkan pernikahan, hal ini akan berdampak positip pada terciptanya banyak kemaslahatan seperti pemeliharaan kehormatan, menjaga pandangan, dan akan melahirkan banyak keturunan. Karena manakala suatu umat jumlah penduduknya banyak, maka kekuatannyapun akan bertambah pula dst... Diantara (hikmah) adanya perkawinan-perkawinan adalah akan banyak pula melahirkan keturunan-keturunan. Hal inilah yang dikehedaki oleh syari'at Allah Ta'ala. Oleh karena itu, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "TAZAWWAJUU AL-WADUUDA AL-WALUUDA" "Artinya : Nikahilah wanita-wanita yang penyayang dan subur (banyak anak)" [Ditakhrij oleh Abu Dawud No. 2050 Kitab Nikah, Nasa'i No. 3227 Kitab Nikah dan

Ahmad 3/158,245] 'Al-Waddu' artinya sangat cinta, karena apabila tumbuh rasa saling cinta antara suami istri, maka keduanya akan sering bertemu (untuk berhubungan intim). Dan apabila keduanya sering bertemu, maka akan banyak melahirkan ketururunan. Oleh karena itu, setelah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Nikahilah wanita-wanita yang penyayang" Kemudian beliau ikuti dengan sabdanya : "Al-Walud (dan yang subur/banyak anak). Serta sabdanya. "FAINNII MUKASYIRUN BIKUM" "Artinya : Sesunguhnya aku berbangga diri dengan kalian atas umat-umat lain" Apabila dalam masalah ini serta masalah-masalah lain yang belum kami sebutkan sudah tidak ada masalah lagi (mudah), maka wajib atas suami istri mempunyai ilmu yang bekenaan dengan masalah pernikahan dan hukum-hukum syar'i yang berhubungan dengan masalah pergaulan (suami istri) ...dst [**] --------------Kemudian masalah timbul, seperti pertanyaan diatas ; Bagaimana sikap seorang gadis jika telah datang seorang pemuda yang baik agamanya, ngajinya rajin, penghasilan sudah ada dan penampilan-nyapun OK punya, apakah langsung diterima atau menunggu yang lebih sempurna dari si pemuda itu ..? Mencari sesuatu yang ideal kadang memperlambat seseorang untuk menikah, oleh karena .. itu alangkah baiknya membaca nasehat dibawah ini.... Pertanyaan. Fadhilatusy Syiakh, apabila datang kepadaku seorang pemuda yang hendak meminangku, ia adalah seorang pemuda yang mejaga shalatnya serta agamanyapun baik, akan tetapi aku masih mencari lagi pemuda yang lebih sempurna dari pemuda ini baik agama maupun kecerdasannya. Maka apakah boleh aku menolak pinangannya .? Jawab: "Kadang-kadang orang yang berlambat-lambat diri itu (sebenarnya) telah memperoleh sebagian hajatnya. Dan

kadang-kadang ketergelinciran itu bersama orang yang tergesa-gesa. Dan kemungkinan-kemungkinan bisa terlepas dari suatu kaum. Karena tidak bersegera mengambilnya) sehingga berpikiran untuk tergesa-gesa (mengambilnya)" Tidak sepantasnyalah bagi seseorang apabila telah memperoleh kesempatan tetapi tidak mengambilnya. Apabila ada orang yang mempunyai akhlak dan agama (yang baik) itu meminang, maka hendaknya janganlah ditolak hanya karena menanti orang lain yang lebih shaleh dan lebih baik. Karena kadang-kadang hal itu tidak akan ia peroleh. Apalagi umurnya telah memadai dan yang wanita juga telah dewasa. Oleh karena itu maka tidak sepantasnyalah bagi wanita tersebut meremehkan orang yang meminangnya selama-lamanya. Dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwasanya beliau bersabda : "Artinya : Apabila ada orang yang datang kepada kalian, yang kalian ridho terhadap agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia (dengan anak kalian)" [Ditakhrij oleh At-Tirmidzy No. 1085 Kitabun Nikah dan Ibnu Majah No. 1967 Kitabun Nikah dst..] Oleh sebab itu apabila kamu ridha terhadap agama dan akhlak orang yang meminang tersebut, maka hendaknya kamu menikah dengannya dan jangan menunggu-nunggu urusan yang tidak kamu ketahui apakah itu akan terjadi atau tidak.[**] ----------------Mempercepat PERNIKAHAN memang diidam-idamkan, tapi bagi 'ANAK SEKOLAH' bikin pusing juga, bisa enggak sih..., apa nanti ... yang duluan kelar SEKOLAH atau... Bayi mungilku....aduh gimana ya... Problem pingin nikah bagi anak sekolahan memang begitu adanya, seolah-olah nikah bisa menjadi penghalang untuk menuntut ilmu (study), untuk itu .. alangkah baiknya ikuti nasihat selanjutnya... Pertanyaan. Apakah menikah itu menjadi penghalang untuk menuntut ilmu, karena kemungkinan mayoritas para pemuda dan pemudi (yang tidak segera menikah) beralasan demikian ? Dan apa pendapat anda terhadap nikahnya seorang pelajar yang masih belajar di Universitas ?

Jawab: Menikah tidak menjadi penghalang bagi seseorang unntuk menuntut ilmu jika dia mempunyai nafkah yang cukup. Benar, menikah bisa menjadi penghalang bagi dirinya untuk menuntut ilmu kalau seseorang itu tidak mempunyai nafkah yang mencukupi dirinya dan ia khawatir jika ia menikah, maka dia tidak akan sanggup menanggung beban nafkah sambil belajar. Sekalipun demikian, kami tidak menghendaki pemuda tersebut tidak menikah meskipun dalam kondisi seperti ini. Tetapi kami katakan : menikahlah insya Allah Ta'ala alan mencukupkanmu dan keluargamu. Dalam sebuah hadits disebutkan : "Artinya : Sesungguhnya ada tiga golongan menusia yang berhak memperoleh pertolongan Allah, kemudian beliau menyebutkan yang salah satunya adalah orang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya" [Ditakhrij oleh At-Tirmidzy No. 1655 Kitab Fadhaailul Jihad dan Nasa'i No. 3218 Kitabun Nikah, At-Tirmidzi berkata : hadits ini hasan] Wahai saudaraku, menikahlah meskipun engkau masih bersetatus sebagai seorang pelajar, karena kemungkinannya dengan engkau menikah, maka pintu-pintu rizki akan dibukakan kepadamu sebagaimana bukti-bukti yang telah terjadi di sebagian waktu.[**] -----------------Alhamdulillah....saya cukupkan salinan ini, sengaja dipanjangkan pembahasannya sebagai motivasi bagi saudara-saudara saya nan jauh disana yang belum nikah ataupun yang mau nikah lagi ... [**] Disalin dari buku 'Fatwa-Fatwa Problematika Pernikahan' oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah, terbitan At-Tibyan, hal 16-18, 37-38 dan 40-42] Wahai Pemuda... Wajib kita mempunyai ilmu yang berkenaan dengan masalah pernikahan dan hukum syar'i yang berhubungan dengan masalah pergaulan (suami istri) sehingga mu'amalah dalam pernikahan atas suami istri bergaul dengan pasangannya secara baik sebagaimana firman Allah Ta'ala. "Artiya : ... Dan bergaullah dengan mereka secara patut..." {An-Nisa : 19].

"Artinya : ... Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf.." [Al-Baqarah : 228] Apabila pergaulan antara suami dan istri baik, maka hal itu akan melestarikan 'mawaddah' (kasih sayang) antara keduanya serta akan menyempurnakan nikmat yang mereka terima. Berapa banyak perpecahan (dalam keluarga) terjadi hanya lantaran karena tidak adanya hubungan yang harmonis (pergaulan secara ma'ruf). Apabila antara suami dan istri bertaqwa kepada Allah, bergaul dengan pasangannya secara baik, dan memberikan hak-haknya, maka akan terciptalah (keluarga) yang baik dan penuh barakah. Namun apabila antara suami dan istri banyak terjadi percekcokan, maka kamu akan mendapatkan bahwa kebanyakan penyebabnya adalah karena tidak ada pergaulan yang baik. [Fatwa-Fatwa Problema Pernikahan, Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin, At-Tibyan hal.18 -19] Dari pertanyaan diatas yang bersifat basa-basi, yaitu : Jika menikah, kemudian harus meninggalkan istri sampai berbulan-bulan atau setahun atau dua tahun karena ada sesuatu hal yang tidak bisa dihindari. Hal demikain, tidaklah mengapa asal ada keridhoan dan kerelaan dari istri dan tempat yang ditinggalinya aman. Lebih jelasnya simaklah, tanya jawab dibawah ini. SUAMI PERGI MENINGGALKAN ISTRI Pertanyaan. Syaikh Utsaimin ditanya : Al-Qur'an memberi batasan bahwa suami tidak boleh meninggalkn istri lebih dari empat bulan, saya telah mengadakan kontrak kerja, dan tidak ada libur kecuali jika sudah lewat setahun atau mungkin juga lebih, bagaimana hukumnya ? Jawaban. Pertama, tidak benar bahwa Al-Qur'an tidak membolehkan suami meninggalkan istri lebih dari empat bulan sebab tidak ada satu ayatpun yang menyebutkan demikian. Akan tetapi yang terdapat di dalam Al-Qur'an hanyalah pembatasan tentang orang yang 'ila' yaitu suami bersumpah tidak akan menggauli istrinya, kemudian Allah memberikan waktu empat bulan kepadanya, sebagaimana firman Allah. "Artinya : Kepada orang-orang yang meng-ilaa' istrinya diberi tangguh empat bulan (lamanya). Kemudian jika mereka kembali (kepada istrinya), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" [Al-Baqarah : 226] Dibolehkan suami pergi meninggalkan istrinya, lebih dari empat bulan, enam bulan, setahun atau dua tahun dengan syarat tempat tinggal istri aman dan rela ditinggalkan, jika tempat tinggalnya tidak aman atau tempat tinggal aman tetapi istri tidak merelakan, maka dalam kondisi seperti itu, suami tidak boleh meninggalkan istrinya. Wajib bagi setiap suami untuk menggaulinya secara baik. [Fatawa Nur Aladdarb Syaikh Utsaimin, hal. 17 dst..]

[Fatwa-Fatwa Tentang Wanita 2, hal 111 - 112] ----------------------------------------------------------------------------Kiranya sudah mencukupi, kutipan-kutipan fatwa dan nasehat ulama saya salinkan, dan sekarang saya tunggu berita hari pernikahannya ..? MEMINANG-1

>From: bekti harsono <bekti_harsono@yahoo.com> >Date: Sun, 24 Feb 2002 16:00:36 -0800 (PST) >Assalamu'alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuhu >Ana ingin bertanya kpd antum semua, bagaimana sih cara meminang akhwat yg >disunnahkan itu?Terus..apakah meminang serta melamar itu..pengertiannya >sama?? >Jika udah dipinang, kan tetep aja belum muhrim khan?? Meriahkan Dunia dengan NIKAH ..? Allah Subhanahu wa Ta'ala menetapkan sunnah menikah, guna memeriahkan kehidupan alam semesta, sekaligus menjadikannya tanda-tanda kekuasan-Nya, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, "Artinya : Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan diantara kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir" [Ar-Ruum : 21] Karena itu, menikah merupakan keharusan bagi setiap muslim yang sudah memiliki kemampuan dan takut sengsara. Maka barangsiapa yang telah memiliki sesuatu untuk menikah, hendaknya ia segera melakukannya... Bila seorang pemuda yang telah bertekad untuk menikah, maka hendaknya ia 'maju tak gentar membela yang benar' yaitu... nikah... Kemudian, jangan banyak ragu-ragu dan dihinggapi rasa was-was yang berlebihan apalagi banyak omong, karena yang banyak ngomong biasanya adalah seorang pedagang yang menawarkan barang di pasar, sedangkan antum adalah seorang pemuda yang akan memilih dan mencari calon istri, sehingga harus kelihatan gagah, gesit, cekatan, tidak plin-plan dan banyak mengkhayal. Pertanyaan yang klasik, entah itu karena tidak tahu atau karena ragu-ragu dan rasa takut yang berlebihan, biasanya muncul dibenak seorang pemuda yang ingin menikah, yaitu : Bagaimana sih cara meminang akhwat yang di sunnahkan ..? Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah dalam Silsilah Al-Hadits As-Shahihah I, menjelaskan tentang pentingnya seorang yang ingin menikah

untuk melihat wanita yang akan dipinangnya. Dan inilah ringkasannya. ANJURAN MELIHAT WANITA PINANGAN Hadits ke-1 "Artinya : Lihatlah ia, sebab pada wanita Anshar terdapat sesuatu, yakni sipit". Hadits ini ditakhrij oleh Imam Muslim di dalam kitab Shahih-nya (4/142), Sa'id bin Manshur di dalam kitab Sunan-nya (523), An-Nasa'i (2/73), Ath-Thahawi di dalam Syarh Al-Ma'ani (2/8) Ad-Daruquthni (hal. 396) dan Al-Baihaqi (juz VII hal 84) dari Abu Hazem, dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu. "Ada seseorang yang ingin mengawini wanita Anshar. Kemudian ia memberitahukan hal itu kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda : (kemudian ia menyebutkan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam di atas). Rangkaian kalimat itu milik Ath-Thahawi, sedangkan redaksinya yang dipakai oleh Imam Muslim dan Al-Baihaqi adalah : "(Suatu ketika), saya bersama Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam. Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang menghadap beliau memberitahukan bahwa ia akan menikah dengan salah seorang wanita Anshor. Kemudian beliau memerintahkan kepadanya : "lihatlah dahulu wanita itu". Ia menjawab : "Tidak, Rasul". Lalu beliau kembali memerintahkan : Lihatlah dahulu wanita itu...". Hadits ke-2 "Lihatlah dahulu wanita itu, sebab akan lebih menjamin kelanggengan hidup kalian berdua". Hadits itu ditakhrij oleh Sa'id bin Manshur di dalam kitab Sunan-nya (515-518) An-Nasa'i (2/73) ...dst, dari Bakar bin Abdullah Al-Muzani, dari Al-Mughirah bin Syu'bah, bahwa ia meminang seorang wanita, lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyarankan : (Kemudian ia menyebut sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam di atas). Imam Ahmad dan Al-Baihaqi menambahkan : "Kemudian saya mendatangi wanita itu yang saat itu sedang ditemani oleh kedua orang tuanya". Al-Mughirah melanjutkan : "Lalu saya berkata : " Sesunguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan saya untuk melihatnya". Masih melanjutkan kisahnya : Kedua orang tuanya masih terdiam. Lalu wanita itu menampakkan diri dari balik biliknya dan berkata : "Saya sengaja keluar menemuimu. Jika benar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kepadamu untuk melihatku, maka mengapa engkau tidak segera melihatku ? Tetapi jika beliau tidak memerintahkan hal itu kepadamu, maka janganlah engkau melihatku". Al-Mughirah mengakhiri penuturannya : "Kemudian saya melihatnya dan akhirnya menikah dengannya. Sejak itu tidak ada lagi wanita selain dia yang mendapingiku. Padahal sebelumnya saya telah

menikah dengan lebih dari tujuh puluh wanita, tetapi semuanya gagal". [Silsilah Shahihah I, hal 218-219, terbitan Pustaka Mantiq] --------------Itulah salinan secara ringkas bagaimana pentingnya melihat pinangan calon istri sebelum dilamar, tentunya ada keriteria-kriteria lain yang pada dasarnya sebagian masalah tersebut sudah banyak diketahui oleh yang akan nikah. Dalam hal ini, saya berharap, semoga dengan kisah Al-Mughirah diatas, antum yang belum nikah tambah semangat dan mempunyai tekad yang kokoh, kuat dan tak tergoyahkan untuk segera nikah, sehingga Dunia ini semarak dengan pernikahan..!!

Anda mungkin juga menyukai