Anda di halaman 1dari 16

BIOKIMIA I (P)

Uji Iodium

Disusun Oleh:

NAMA : A. NURUL IKHSANI

NIM : B1D123194

KELAS : RPL 2023

PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN


UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

2023
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karbohidrat merupakan senyawa organik yang paling melimpah di Bumi.

Karbohidrat adalah zat gizi yang berfungsi sebagai sumber energi untuk tubuh.

Sumber energi ini merupakan makanan utama bagi otak. Oleh sebab itu, apabila

kekurangan karbohidrat justru bisa memicu masalah kesehatan, sehingga Anda

tidak bisa menghindarinya. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam

tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar, cadangan makanan dan

materi pembangun.

Uji iodium merupakan uji khas untuk mendeteksi adanya kandungan

amilum atau pati (polisakarida). Larutan amilum apabila diberi larutan iodium

akan berwarna biru akibat molekul amilosa yang membentuk senyawa

amilopektin. Senyawa amilopektin dengan iodium akan memberikan warna ungu

atau merah lembayung.

Maka dari itu dilakukan uji iodium untuk mengidentifikasi polisakarida

pada amilum.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana mengidentifikasi polisakarida (Amilum)?


C. Tujuan

Untuk mengidentifikasi polisakarida (Amilum).


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Karbohidrat

Karbohidrat adalah turunan aldehid atau ketonn dari alkohol polihidrat.

Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat (H2O). Rumus umumnya

dikenal sebagai Cx(H2O)n. Hewan sangat bergantung pada sumber tumbuhan

untuk memperoleh karbohidrat meskipun mereka dapat mensintesis

karbohidrat dari sumber non karbohidrat seperti gliserol dan asam amino dalam

tubuh (glukoneogenesis).

Sifat karbohidrat:

1. Dapat beroksidasi

2. Dapat bereduksi

3. Dapat berkondensasi dan berpolimerisasi

4. Dapat membentuk glikosida

Klasifikasi karbohidrat akan berguna untuk mendeteksi berbagai jenis

karbohidrat dengan tes kimia yang berbeda. Monosakarida: senyawa dasar dari

seri ini memiliki rantai karbon tunggal dengan gugus aldehid atau keton bebas

dan sejumlah gugus hidroksil. Glukosa suatu aldoheksosa dan fruktosa suatu

ketonheksosa adalah monosakarida yang paling umum. Fruktosa juga disebut

sebagai "levulosa" karena bersifat levorotatory. Tidak dapat dihidrolisis

menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. Mereka diklasifikasikan menjadi

triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, heptosa berdasarkan jumlah atom karbon yang

ada di dalamnya. Mereka dibagi lagi menjadi aldosa dan ketonsa berdasarkan
gugus fungsi yang ada di dalamnya Karakter fisik monosakarida: Tampilan

jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan reaksi kertas Lakmus tidak ada

perubahan warna (netral).

Disakarida: Menghasilkan dua unit monosakarida pada hidrolisis. -

Sukrosa (glukosa + fruktosa) - Laktosa (glukosa + galaktosa) - Maltose

(glukosa + glukosa) Oligosakarida: Menghasilkan kurang dari sepuluh

monosakarida. - Maltriosa (3 unit glukosa) - Rafinosa (glukosa + fruktosa +

galaktosa) 6 dan Polisakarida: mengandung lebih dari 10 unit monosakarida.

Monosakarida merupakan satuan paling kecil dari karbohidrat yang

memiliki gugus fungsi berupa aldehid, keton, dan gugus hidroksil.

Monosakarida memiliki ciri tidak berwarna dan kebanyakan memiliki rasa

manis.contoh monosakarida ialah glukosa, fruktosa, galaktosa, dan ribosa.

Monosakarida digunakan sebagai penyusun disakarida seperti sukrosa dan

polisakarida. Kerangka monosakarida adalah rantai karbon berikatan tunggal

tidak bercabang. Dalam rumus Fischer, terdapat penggunaan istilah dekstro (d)

dan levo (l). Beliau menggunakal (d) untuk menyatakan konfigurasi (+)

gliseraldehida dengan gugus hidroksil disebelah kanan dan enantiomernya

dengan gugus hidroksil disebelah kiri ditetapkan sebagai (L) (-) gliseraldehid.
Polisakarida adalah karbohidrat yang memiliki polimer yang panjang dan

tersusun dari ratusan hingga ribuan monosakarida. Rantai ikatan kimia

polisakarida dihubungkan dengan ikatan glikosida yang panjang dan bercabang

dengan susunan molekul yang sejenis dan majemuk. Jenis polisakarida dengan

struktur lurus yaitu amilosa dan selulosa, sedangkan dalam bentuk rantai

bercabang yaitu amilopektin dan glikogen. Berdasarkan struktur kimianya,

polisakarida dibedakan menjadi homopolisakarida, heteropolisakarida, dan

polisakarida majemuk. Polisakarida merupakan padatan amorf yang tidak

berwarna dan tidak berasa. Kegunaan utama dari polisakarida ialah untuk

memberikan tekstur, kekentalan, cita rasa, ketetapan, gelasi, dan ketahanan

pada bahan pangan. Polisakarida secara alami ditemukan di dalam tanaman dan

asam muramat pada dinding sel bakteri.

Polisakarida memiliki ukuran molekul yang besar sehingga mudah sekali

ditemukan variasi-variasi di dalamnya. Variasi ini sering dapat dilihat

perbedaannya melalui sifat-sifat fisiknya.

Menurut strukturnya, dikenal polisakarida lurus dan bercabang. Semakin

banyak cabang yang dimiliki suatu molekul membuat polisakarida tersebut

cenderung lengket.

Menurut fungsinya, polisakarida pada tumbuhan umumnya dibedakan

menjadi polisakarida cadangan dan polisakarida penyusun. Polisakarida

cadangan berfungsi sebagai cadangan pemasok energi (dalam bentuk gula)


yang dibutuhkan sel, melalui hidrolisis enzimatik.Polisakarida penyusun adalah

bahan penyusun sel atau jaringan. Polisakarida penyusun biasanya sukar diurai

secara biologis dan memerlukan asam kuat untuk memecahkan ikatan

molekulnya. Sebaliknya, polisakarida cadangan mudah diurai secara biologis.

Polisakarida biasa diberi nama berdasarkan monomer penyusunnya.

Polisakarida yang tersusun dari glukosa dinamakan glukan, sedangkan dari

mannosa dinamakan mannan.

Pati merupakan polisakarida yang terkandung di dalam akar, umbi, biji,

batang, dan daging buah pada tumbuhan. Sifat utama dari pati yaitu tidak larut

dalam air dingin. Selain itu, pati dapat melakukan absorpsi secara perlahan

hingga mengalami pembengkakan dan kembali mengerut ke keadaan awal saat

dikeringkan. Sebaliknya, pati yang direndam dalam air mendidih akan

mengalami gelatinisasi yaitu pembengkakan hingga pecah, hancur dan

membentuk pasta.

Amilum, atau disebut juga pati, adalah jenis karbohidrat polisakarida

yang dihasilkan melalui proses fotosintesis pada tanaman yang disimpan dalam

beberapa organ tanaman, seperti akar, batang, dan biji sebagai tempat

penyimpan cadangan makanan. Amilum merupakan kelebihan karbohidrat

yang disimpan oleh tanaman sebagai cadangan makanan yang memiliki warna

putih tidak berasa serta berbentuk serbuk amorf lunak. Amilum mengandung

dua komponen, yakni amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan komponen

dalam amilum yang memiliki struktur linier tanpa cabang dengan 200 – 300

satuan D-glukosa yang terhubung melalui ikatan α-(1,4)-glikosida. Sementara


itu, amilopektin merupakan komponen dalam amilum yang memiliki struktur

linier bercabang dengan 1.000 bahkan lebih satuan D-glukosa yang terhubung

melalui ikatan α-(1,4)-glikosida pada rantai lurusnya dan ikatan α-(1,6)-

glikosida pada rantai cabangnya. Amilosa memiliki sifat yang keras dan mudah

menyerap air, sedangkan amilopektin memiliki sifat yang lengket dan sulit

menyerap air.

Uji iodium merupakan uji khas untuk mendeteksi adanya kandungan

amilum atau pati (polisakarida). Larutan amilum apabila diberi larutan iodium

akan berwarna biru akibat molekul amilosa yang membentuk senyawa

amilopektin. Senyawa amilopektin dengan iodium akan memberikan warna

ungu atau merah lembayung.

Uji Iodin karbohidrat merupakan uji yang paling mudah dan sering

dilakukan. Kamu hanya cukup meneteskan Iodin ke bahan makanan. Jika

bahan makanan mengandung karbohidrat, maka akan menunjukan warna biru

keunguan. Uji karbohidrat Iodin mengambil prinsip sifat serap molekul

polisakarida yang mengandung rantai glukosa dan membentuk heliks. Ruang

antara heliks ini mampu menampung molekul iodin. Itulah beberapa riset uji

karbohidrat yang bisa dicoba. Makanan yang mengandung karbohidrat akan

berubah warna jika dilakukan melalui uji karbohidrat di atas.


BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat

1. Waktu : 10.00 – Selesai

2. Hari/tanggal : Sabtu, 25 November 2023

3. Tempat : Laboratorium Kimia DIV Teknologi Laboratorium Medis

B. Alat dan Bahan

1. Alat : Rak tabung, Tabung reaksi, dan Pipet ukur

2. Bahan : Amilum 1%, Sukrosa 1%, Maltosa 1%, Galaktosa 1%,

Fruktosa 1%, Glukosa 1%, dan Larutan iodium.

C. Prinsip Kerja

Penambahan iodium pada polisakarida akan menimbulkan kompleks

adsorpsi berwarna spesifik. Dimana Amilum atau pati akan menghasilkan

warna biru.

D. Prosedur Kerja

1. Pra-Analitik

a) Larutan Iodium 1%:

1) Timbang 0,5 gr iodium (I2) 1%.

2) Masukkan kedalam beaker gelas, tambahkan 2 ml aquades, dan

aduk.

3) Tambahkan aquades hingga volume tepat 50 ml.

4) Pindahkan larutan kedalam botol coklat yang telah diberi label.


b) Larutan Amilum 1%:

1) Timbang 0,5 gr amilum.

2) Masukkan kedalam beaker gelas, tambahkan 2 ml aquades, dan aduk.

3) Tambahkan aquades hingga volume tepat 50 ml.

4) Pindahkan larutan kedalam botol coklat yang telah diberi label.

c) Larutan Sukrosa 1%:

1) Timbang 0,5 gr Sukrosa.

2) Masukkan kedalam beaker gelas, tambahkan 2 ml aquades, dan aduk.

3) Tambahkan aquades hingga volume tepat 50 ml.

4) Pindahkan larutan kedalam botol coklat yang telah diberi label.

d) Larutan Maltosa 1%:

1) Timbang 0,5 gr Maltosa.

2) Masukkan kedalam beaker gelas, tambahkan 2 ml aquades, dan aduk.

3) Tambahkan aquades hingga volume tepat 50 ml.

4) Pindahkan larutan kedalam botol coklat yang telah diberi label.

e) Larutan Galaktosa 1%:

1) Timbang 0,5 gr Galaktosa.

2) Masukkan kedalam beaker gelas, tambahkan 2 ml aquades, dan aduk.

3) Tambahkan aquades hingga volume tepat 50 ml.

4) Pindahkan larutan kedalam botol coklat yang telah diberi label.

f) Larutan Fruktosa 1%:

1) Timbang 0,5 gr Fruktosa.

2) Masukkan kedalam beaker gelas, tambahkan 2 ml aquades, dan aduk.


3) Tambahkan aquades hingga volume tepat 50 ml.

4) Pindahkan larutan kedalam botol coklat yang telah diberi label.

g) Larutan Glukosa 1%:

1) Timbang 0,5 gr Glukosa.

2) Masukkan kedalam beaker gelas, tambahkan 2 ml aquades, dan aduk.

3) Tambahkan aquades hingga volume tepat 50 ml.

4) Pindahkan larutan kedalam botol coklat yang telah diberi label.

2. Analitik

a) Masukkan 3 tetes larutan uji kedalam tabung reaksi atau porselin tetes.

b) Tambahkan 2 tetes larutan iodium.

c) Amati warna spesifik yang terbentuk.

3. Pasca Analitik

a) Catat hasil yang didapakan berupa perubahan warna dan ada tidaknya

kandungan polisakarida.
BAB 1V

HASIL PENGAMATAN

A. Hasil

1. Tabel Pengamatan

No Hasil Uji
Zat Uji Polisakarida (+/-)
. Iodium

Berubah warna
2. 1.Amilum 1% (+)
menjadi Biru

Tidak
Sukrosa
2. berubah (-)
1%
warna

Tidak berubah (-)


3.Maltosa 1%
warna

Tidak berubah (-)


Galaktosa 1%
warna

Tidak berubah (-)


Fruktosa 1%
warna

Tidak berubah (-)


Glukosa 1%
warna

Gambar hasil pengamatan


B. Pembahasan

Praktikum uji Iodium ini bertujuan untuk mengidentifikasi polisakarida

yang terkandung pada sampel. Larutan iodium yang direaksikan dengan

amilum atau pati akan menghasilkan warna biru dikarenakan amilum

mengandung polisakarida.

Pada percobaan ini kami menggunakan sampel Amilum 1%, dengan

menggunakan pereaksi iodium. Pada sampel Amilum 1% mulanya berwarna

bening, setelah diteteskan pereaksi iodium warnanya berubah menjadi biru.

Berarti Amilum 1% Positif mengandung polisakarida.

Selanjutnya pada sampel Sukrosa 1%, Maltosa 1%, Galaktosa 1%,

Fruktosa 1%, dan Glukosa 1% tidak terjadi perubahan warna yaitu tetap tidak

berwarna (Bening). Ini menandakan bahwa sampel-sampel tersebut Negatif

mengandung Polisakarida, atau bukan termasuk kedalam golongan

polisakarida.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada percobaan uji iodium ini dengan sampel Amilum 1% mulanya

berwarna bening, setelah diteteskan pereaksi iodium warnanya berubah

menjadi biru. Berarti Amilum 1% Positif mengandung polisakarida. Dan

pada sampel Sukrosa 1%, Maltosa 1%, Galaktosa 1%, Fruktosa 1%, dan

Glukosa 1% tidak terjadi perubahan warna yaitu tetap tidak berwarna

(Bening). Ini menandakan bahwa sampel-sampel tersebut Negatif

mengandung Polisakarida, atau bukan termasuk kedalam golongan

polisakarida.

B. Saran

Untuk praktikan selanjutnya agar menjaga kebersihan alat dan bahan

yang akan digunakan untuk melakukan praktikum, agar pada saat

praktikum tidak terjadi kesalahan yang berpengaruh pada hasil uji.


DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai