Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Tekstil
Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Tekstil
Oleh:
Mey Richa Madya Lestari
Staff Wisata Bahari Lamongan
E-mail/No. Hp:mey_rm@yahoo.co.id/-
Abstract
Abstrak
Penelitian ini adalah jenis penelitian yang bersifat deskriptif kuantitatif yang
berjudul “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Tekstil di
Indonesia tahun 2005.1 sampai 2009.4. Dalam penelitian ini, penulis mengambil
hipotesa bahwa Diduga terdapat pengaruh antara PDB, Nilai Tukar dan Inflasi
di Indonesia tahun 2005.1 – 2009.4 Alat analisis yang digunakan adalah dengan
menggunakan pendekatan pengujian statistik yang disebut dengan uji signifikasi,
keputusan untuk menerima dan menolak Ho dibuat atas dasar nilai statistik (uji t
dan uji F). Dari analisa data yang telah dilakukan secara serentak menunjukkan
bahwa variabel Kurs Tukar memiliki hasil yang lebih signifikan terhadap Ekspor
Tekstil. Hal ini dapat dilihat dari signifikansinya, yaitu variabel PDB (2,430),
Kurs Tukar sebesar (-3,039) dan Inflasi (1,944). Selain itu juga dapat dilihat dari
uji F, yang mana Fhitung > Ftabel yaitu sebesar 4,402 > 2,28.
ini di buktikan dengan kajian statistik 3,039) > t-tabel (1,746) berarti Ho
yang menerangkan koefisien regresi ditolak dan Ha diterima. dengan
sebesar 2.430 dan hasil perhitungan demikian bahwa kurs tukar
tabel diperoleh t-stat (2,430) > t-tabel berpengaruh signifikan dan positif
(1,746) berarti Ho ditolak dan Ha terhadap ekspor tekstil.Namun hal ini
diterima dengan demikian bahwa tidak di buktikan dengan kajian
PDB berpengaruh signifikan terhadap statistik yang menerangkan koefisien
ekspor tekstil. Hal ini berarti kajian regresi sebesar 3,039 menunjukan ada
teoritis sesuai dengan pembuktian hubungan positif terhadap ekspor
dari kajian statistik yang menyatakan tekstil sehingga tidak sesuai dengan
PDB mempunyai pengaruh positif kajian teoritis. Hal tersebut
terhadap ekspor tekstil. dikarenakan para produsen tekstil
Adapun menurut Marshal- masih mengandalkan bahan baku
Lerner nilai tukar yang berubah-ubah impor dari luar negeri terutama kapas.
akan berpengaruh terhadap Sehingga para produsen pada saat
permintaan barang-barang luar negeri. terjadi krisis keuangan global banyak
Apabila kurs mata uang suatu negara yang mengalami gulung tikar yang
naik (depresiasi) maka dari sisi disebabkan biaya produksi terlampau
pandang orang di luar negeri harga tinggi. Hal ini berarti kajian teoritis
barang tersebut menjadi lebih mahal tidak sesuai dengan pembuktian dari
sehingga mengakibatkan mereka kajian statistik yang menyatakan kurs
beralih kepada barang-barang yang tukar mempunyai pengaruh positif
harganya lebih murah. Hal ini pula terhadap ekspor tekstil.
yang pada akhirnya akan mengurangi Senada dengan pendapat
ekspor dari negara tersebut. Demikian tersebut, Boediono (1998)
pula sebaliknya apabila kurs mata menyatakan hubungan inflasi dengan
uang suatu negara turun (apresiasi), ekspor adalah positif yaitu apabila
maka akan meningkatkan daya saing inflasi suatu negara meningkat maka
barang-barang yang di ekspor di nilai tukar akan turun sehingga ekspor
pasaran internasional sehingga akan meningkat. Sebaliknya apabila inflasi
meningkatkan ekspor. Hasil suatu negara turun maka nilai tukar
perhitungan tabel diperoleh t-stat (- akan naik sehingga harga barang-
Hill Hali. 1991. Investasi Asing dan Mankiw, N. Gregory. 2000. Teori
Industrialisasi di Indonesia. Makro Ekonomi. Edisi
Jakarta: LP3S. Keempat. Jakarta: Erlangga.