Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR

TEKSTIL DI INDONESIA TAHUN 2005 – 2009

Oleh:
Mey Richa Madya Lestari
Staff Wisata Bahari Lamongan
E-mail/No. Hp:mey_rm@yahoo.co.id/-

Abstract

The type of the research was descriptive quantitative, entitled "Analysis of


Factors - Factors Affecting the Export of Textile in Indonesia in 2005.1–2009.4".
In this study, the researcher took the hypothesis that there were effect between
PDB, Exchange Rate and Inflation on Textile Exports in Indonesia in 2005.1 -
2009.4. The analysis tools used a statistical test approach was called the test of
significance, the decision to accept and reject Ho made on the basis of statistical
values (t test and F test). From the data analysis which has been conducted
simultaneously indicates that the variable exchange rates had a more significant
outcome of the Textiles Export. This could be seen from the significance, namely
PDB variable (2.430), Exchange Rates (-3.039), and Inflation (1.944). Besides, it
could also be seen from the F test, which Fcount > F table that was about 4.402 >
2.28.

Keywords: export tekstil, PDB, exchange rates, and inflation.

Abstrak

Penelitian ini adalah jenis penelitian yang bersifat deskriptif kuantitatif yang
berjudul “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Tekstil di
Indonesia tahun 2005.1 sampai 2009.4. Dalam penelitian ini, penulis mengambil
hipotesa bahwa Diduga terdapat pengaruh antara PDB, Nilai Tukar dan Inflasi
di Indonesia tahun 2005.1 – 2009.4 Alat analisis yang digunakan adalah dengan
menggunakan pendekatan pengujian statistik yang disebut dengan uji signifikasi,
keputusan untuk menerima dan menolak Ho dibuat atas dasar nilai statistik (uji t
dan uji F). Dari analisa data yang telah dilakukan secara serentak menunjukkan
bahwa variabel Kurs Tukar memiliki hasil yang lebih signifikan terhadap Ekspor
Tekstil. Hal ini dapat dilihat dari signifikansinya, yaitu variabel PDB (2,430),
Kurs Tukar sebesar (-3,039) dan Inflasi (1,944). Selain itu juga dapat dilihat dari
uji F, yang mana Fhitung > Ftabel yaitu sebesar 4,402 > 2,28.

Kata Kunci: Ekspor Tekstil, PDB, Nilai Tukar dan Inflasi

PENDAHULUAN menghadapi berbagai masalah.


Hingga saat ini, industri Tekstil Masalah-masalah tersebut diantaranya
dan Produk Tekstil Indonesia adalah biaya energi yang mahal,
Analisis Faktor-Faktor yang.… (Mey Richa Madya Lestari)

infrastruktur pelabuhan yang belum Berdasarkan penelitian yang


kondusif, mesin-mesin pertekstilan dilakukan oleh Dhayanti (2006)
yang sebagian besar sudah sangat tua, meneliti tentang Analisis Faktor-
dan maraknya produk impor ilegal Faktor yang Mempengaruhi Ekspor
terutama dari China. Berbagai Industri Manufaktur Berbasis Kayu di
permasalahan tersebut menyebabkan Kalimantan Timur tahun 1997-2003.
Industri TPT Indonesia berjalan Dalam Penelitian tersebut peneliti
dengan kondisi yang kurang sehat. menggunakan variabel output industri
Biaya operasional menjadi relatif manufaktur, nilai tukar rupiah
mahal, namun dengan produktivitas terhadap dollar, PDRB dan nilai
yang relatif rendah. Dengan kondisi ekspor, dimana peneliti menggunakan
yang cukup berat tersebut, produk alat analisis regresi linear berganda.
TPT Indonesia masih berhasil Adapun hasil yang diperoleh
mendapat tempat yang cukup baik di menyebutkan bahwa: Ouput industri
pasar luar negeri, bahkan memiliki manufaktur berbasis kayu
daya saing yang cukup tinggi di pasar berpengaruh positif dan signifikan
internasional. Ini terbukti dari cukup terhadap nilai ekspor sektor industri
besarnya kontribusi devisa yang manufaktur berbasis kayu di
dihasilkan dari sektor ini dari tahun Kalimantan Timur dengan koefisien
ke tahun maupun kontribusi Indonesia regresi sebesar 0,600 artinya kenaikan
terhadap perdagangan TPT output industri manufaktur berbasis
internasional dibanding negara-negara kayu akan diikuti kenaikan nilai
eksportir lainnya. ekspor di sektor industri manufaktur
Arah industri TPT ini berbasis kayu. Nilai tukar rupiah
merupakan jawaban terhadap terhadap dollar U.S berpengaruh
kerentanan industri akibat negatif dan tidak signifikan terhadap
ketergantungan yang tinggi terhadap terhadap nilai ekspor sektor industri
pasar-pasar tradisional untuk ekspor, kayu di Kalimantan Timur dengan
sekaligus untuk mengisi pasar koefisien regresi -0,448 artinya
domestik yang sangat potensial tetapi apabila nilai tukar Rp/$ naik maka
masih terabaikan. akan mengakibatkan penurunan nialai
ekspor sektor industri manufaktur

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 2 Desember 2011 175


Analisis Faktor-Faktor yang.… (Mey Richa Madya Lestari)

berbasis kayu. PDRB berpengaruh Kebutuhan dana pembangunan


positif dan signifikan terhadap nilai yang semakin besar, kualitas sumber
ekspor sektor industri manufaktur daya manusia yang masih perlu
berbasis kayu di Kalimantan Timur ditingkatkan, sarana dan prasarana
dengan koefisien regresi sebesar yang kurang memenuhi sektor
1,456 artinya kenaikan PDRB akan industri, ketergantungan impor barang
diikuti oleh kenaikan nilai ekspor modal dan bahan baku yang masih
sektor industri manufaktur berbasis tinggi, struktur ekspor yang masih
kayu. bertumpu pada beberapa komoditi,
Peranan ekspor dalam iklim investasi atau usaha yang masih
pembangunan ekonomi menurut kurang kondusif serta penguasaan
pandangan David Ricardo adalah teknologi yang masih perlu
apabila suatu negara sudah mencapai ditingkatkan adalah masalah-masalah
tingkat kesempatan kerja penuh, pokok yang dihadapi dalam negeri.
perdagangan luar negeri Peranan ekspor non migas menjadi
memungkinkannya mencapai tingkat sangat penting, terlihat dari perolehan
konsumsi yang lebih tinggi daripada devisa yang menunjukkan prestasi
yang mungkin dicapai tanpa adanya cukup meningkat. Kecemerlangan
kegiatan tersebut. Sedangkan peranan ekspor non migas ini harus
ekspor dalam pembangunan ekonomi dipertahankan, mengingat
menurut Adam Smith dan Mill adalah perdagangan khususnya ekspor kini
adanya hubungan ekonomi dan telah menjadi mesin pemicu
perdagangan dengan luar negeri yaitu, pertumbuhan ekonomi (Engine of
memungkinkan suatu negara Economic Growth) Indonesia.
memperluas pasar dari hasil-hasil Variabel yang memicu
produksinya dan memungkinkan permintaan barang-barang luar negeri
negara tersebut menggunakan juga berasal dari nilai tukar. Nilai
teknologi yang dikembangkan di luar tukar yang berubah-ubah akan
negeri yang lebih baik keadaannya berpengaruh terhadap permintaan
daripada yang terdapat di dalam barang-barang luar negeri. Apabila
negeri. kurs mata uang suatu negara naik
(depresiasi) maka dari sisi pandang

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 2 Desember 2011 176


Analisis Faktor-Faktor yang.… (Mey Richa Madya Lestari)

orang di luar negeri harga barang mempengaruhi ekspor industri tekstil


tersebut menjadi lebih mahal di Indonesia periode 2005.1 – 2009.4.
sehingga mengakibatkan mereka Berdasarkan tujuan penelitian yang
beralih kepada barang-barang yang telah ditetapkan, maka jenis
harganya lebih murah. Hal ini pula penelitian ini adalah penelitian
yang pada akhirnya akan mengurangi deskriptif kuantitatif. Untuk
ekspor dari negara tersebut. Demikian mengetahui ada tidaknya pengaruh
pula sebaliknya apabila kurs mata antara variabel bebas dengan variabel
uang suatu negara turun (apresiasi), terikat maka harus dilakukan analisa
maka akan meningkatkan daya saing data dengan menggunakan regresi
barang-barang yang di ekspor di berganda dengan menggunakan uji F,
pasaran internasional sehingga akan uji T dan uji asumsi klasik.
meningkatkan ekspor. Berdasarkan
Marshall-Lerner condition, yang PEMBAHASAN
mana bahwa jumlah elastisitas harga Berdasarkan hasil regresi pada
dari permintaan ekspor dan impor tabel 1, dapat diinterprestasikan
negara bagian harus melebihi sebagai berikut: pertama, β0 =
elastisitas keseluruhan. Depresiasi 17.539; Berarti pada saat PDB, Nilai
mata uang domestik akan mendorong Tukar dan Inflasi sama dengan nol
neraca transaksi berjalan. Perhitungan atau konstan, maka besarnya jumlah
empiris menunjukkan bahwa Y = 3.459. kedua, β1 = 0.150 ; Berarti
Marshall-Lerner condition dapat koefisien regresi variabel Pendapatan
diterapkan di berbagai negara, tetapi Domestik Bruto (PDB) (X1) sebesar
setelah mencapai periode yang 0.150 berarti ada pengaruh positif
dijalani telah cukup panjang untuk antara Pendapatan Domestik Bruto
memastikan bahwa kuantitas ekspor (PDB) terhadap ekspor tekstil sebesar
dan impor dapat menyesuaikan 0.150. Jadi, apabila Pendapatan
dengan perubahan harga relatif. Domestik Bruto (PDB) (X1) naik
sebesar 1% maka ekspor tekstil (Y)
METODOLOGI PENELITIAN akan naik sebesar 15%. Sebaliknya,
Penelitian ini akan meneliti dan apabila Pendapatan Domestik Bruto
menganalisis faktor-faktor yang (PDB) (X1) turun sebesar 1% maka

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 2 Desember 2011 177


Analisis Faktor-Faktor yang.… (Mey Richa Madya Lestari)

ekspor tekstil (Y) akan turun sebesar lain tetap.


15% dengan asumsi variabel yang
Tabel 1. Hasil Regresi Linear Linear Berganda
Dependent Variable: EKSPOR
Method: Least Squares
Date: 05/11/11 Time: 08:29
Sample: 2005:1 2009:4
Included observations: 20
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 17.53875 1.999779 8.770346 0.0000
PDB 0.150154 0.065284 2.300008 0.0352
NT -0.661809 0.223934 -2.955372 0.0093
INFLASI 0.007284 0.003944 1.846779 0.0834
R-squared 0.441810 Mean dependent var 13.60782
Adjusted R-squared 0.337149 S.D. dependent var 0.080384
S.E. of regression 0.065445 Akaike info criterion -2.438344
Sum squared resid 0.068530 Schwarz criterion -2.239197
Log likelihood 28.38344 F-statistic 4.221359
Durbin-Watson stat 2.889173 Prob(F-statistic) 0.022301
Sumber : Eviews data diolah
Ketiga, β2 = -0.662; Berarti ekspor tekstil (Y) akan naik sebesar
koefisien regresi variabel nilai tukar 7%. Sebaliknya, apabila Inflasi (X3)
(X2) terhadap nilai ekspor tekstil turun sebesar 1% maka ekspor tekstil
sebesar -0.662, berarti ada (Y) akan turun sebesar 7% dengan
pengaruh negatif antara nilai tukar asumsi variabel yang lain tetap.
(X2) terhadap ekspor tekstil sebesar Hasil regresi tersebut
0.662. Jadi, apabila nilai tukar (X2) menunjukkan koefisien determinasi
naik sebesar 1% maka ekspor tekstil (R2) yaitu sebesar 0.442 atau 44.2%
(Y) akan turun sebesar 66.2%. nilai ini berarti menunjukkan bahwa
Sebaliknya, apabila nilai tukar (X2) nilai ekspor tekstil dapat dijelaskan
turun sebesar 1% maka ekspor tekstil oleh variabel Pendapatan Domestik
(Y) akan meningkat sebesar 66.2% Bruto (PDB), Nilai Tukar, dan Inflasi.
dengan asumsi variabel yang lain Sedangkan sisanya sebesar 0.558 atau
tetap. 55.8% dijelaskan oleh variabel lain
Keempat, β3 = 0.007; Berarti yang tidak termasuk dalam variabel
koefisien regresi variabel Inflasi (X3) yang peneliti teliti.
sebesar 0.007 berarti ada pengaruh Agar mengetahui pengaruh
positif antara Inflasi terhadap ekspor pendapatan domestik bruto (PDB)
tekstil sebesar 0.007. Jadi, apabila terhadap nilai ekspor tekstil maka
Inflasi (X3) naik sebesar 1% maka dilakukan analisis uji t. Hasil regresi

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 2 Desember 2011 178


Analisis Faktor-Faktor yang.… (Mey Richa Madya Lestari)

menunjukkan variabel Pendapatan adalah signifikan dengan kata lain ada


Domestik Bruto (PDB) (X1) di pengaruh yang positif antara variabel
peroleh t statistik (2.300), sedangkan X3 terhadap variabel Y.
untuk t tabel (1.746), maka dapat Selain itu, hasil regresi
dijelaskan bahwa t statistik > t tabel menunjukkan nilai F statistik yaitu
atau menerima Ha dan menolak Ho. sebesar 4.221, sedangkan untuk F
Sehingga dapat dijelaskan bahwa tabel sebesar 2.28. Maka dapat
pengaruh Pendapatan Domestik Bruto dijelaskan bahwa F statistik > F
(PDB) (X1) terhadap Ekspor Tekstil Tabel atau menerima Ha dan menolak
(Y) adalah signifikan dengan kata lain Ho. Berarti variabel bebas X1, X2, X3
ada pengaruh yang positif antara (Pendapatan Domestik Bruto (PDB),
variable X1 terhadap variabel Y. Nilai Tukar dan Inflasi) berpengaruh
Adapun untuk variabel nilai secara serentak terhadap variabel
tukar rupiah terhadap dollar U.S (X2) terikat Y (Ekspor Tekstil). Model
di peroleh t statistik (-2.955), dalam regresi ini dapat dinyatakan
sedangkan untuk t tabel (1.746), maka lolos dalam uji asumsi klasik yang
dapat disimpulkan bahwa t statistik > meliputi autokorelasi,
t tabel atau menerima Ha dan heteroskedastisitas, dan
menolak Ho. Sehingga dapat multikolinieritas.
disimpulkan bahwa pengaruh Nilai Menurut Mankiw (2006)
Tukar (X2) Terhadap Ekspor Tekstil Hubungan antara PDB dengan ekspor
(Y) adalah signifikan dengan kata lain adalah positif artinya, apabila PDB
ada pengaruh yang negatif antara suatau negara meningkat maka
variabel X2 terhadap variabel Y. kapasitas produksi juga akan
Sedangkan untuk variabel inflasi meningkat sehingga berpengaruh
(X3) di peroleh t statistik (1.847), terhadap jumlah supply ekspor dan
sedangkan untuk t tabel (1.746), maka berpengaruh pada harga ekspor
dapat disimpulkan bahwa t statistik > dimana apabila harga naik maka
t tabel atau menerima Ha dan permintaan turun sehingga ekspor
menolak Ho. Sehingga dapat akan turun sebaliknya apabila harga
dijelaskan bahwa pengaruh Inflasi turun permintaan akan meningkat
(X3) terhadap Ekspor Tekstil (Y) sehingga ekspor akan meningkat. Hal

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 2 Desember 2011 179


Analisis Faktor-Faktor yang.… (Mey Richa Madya Lestari)

ini di buktikan dengan kajian statistik 3,039) > t-tabel (1,746) berarti Ho
yang menerangkan koefisien regresi ditolak dan Ha diterima. dengan
sebesar 2.430 dan hasil perhitungan demikian bahwa kurs tukar
tabel diperoleh t-stat (2,430) > t-tabel berpengaruh signifikan dan positif
(1,746) berarti Ho ditolak dan Ha terhadap ekspor tekstil.Namun hal ini
diterima dengan demikian bahwa tidak di buktikan dengan kajian
PDB berpengaruh signifikan terhadap statistik yang menerangkan koefisien
ekspor tekstil. Hal ini berarti kajian regresi sebesar 3,039 menunjukan ada
teoritis sesuai dengan pembuktian hubungan positif terhadap ekspor
dari kajian statistik yang menyatakan tekstil sehingga tidak sesuai dengan
PDB mempunyai pengaruh positif kajian teoritis. Hal tersebut
terhadap ekspor tekstil. dikarenakan para produsen tekstil
Adapun menurut Marshal- masih mengandalkan bahan baku
Lerner nilai tukar yang berubah-ubah impor dari luar negeri terutama kapas.
akan berpengaruh terhadap Sehingga para produsen pada saat
permintaan barang-barang luar negeri. terjadi krisis keuangan global banyak
Apabila kurs mata uang suatu negara yang mengalami gulung tikar yang
naik (depresiasi) maka dari sisi disebabkan biaya produksi terlampau
pandang orang di luar negeri harga tinggi. Hal ini berarti kajian teoritis
barang tersebut menjadi lebih mahal tidak sesuai dengan pembuktian dari
sehingga mengakibatkan mereka kajian statistik yang menyatakan kurs
beralih kepada barang-barang yang tukar mempunyai pengaruh positif
harganya lebih murah. Hal ini pula terhadap ekspor tekstil.
yang pada akhirnya akan mengurangi Senada dengan pendapat
ekspor dari negara tersebut. Demikian tersebut, Boediono (1998)
pula sebaliknya apabila kurs mata menyatakan hubungan inflasi dengan
uang suatu negara turun (apresiasi), ekspor adalah positif yaitu apabila
maka akan meningkatkan daya saing inflasi suatu negara meningkat maka
barang-barang yang di ekspor di nilai tukar akan turun sehingga ekspor
pasaran internasional sehingga akan meningkat. Sebaliknya apabila inflasi
meningkatkan ekspor. Hasil suatu negara turun maka nilai tukar
perhitungan tabel diperoleh t-stat (- akan naik sehingga harga barang-

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 2 Desember 2011 180


Analisis Faktor-Faktor yang.… (Mey Richa Madya Lestari)

barang domestik relatif rendah ekspor tekstil di indonesia tahun


dibandingkan harga barang-barang 2005.1 sampai 2009.4 dapat diambil
luar negeri menyebabkan ekspor kesimpulan bahwa PDB (X1), Kurs
mengalami penurunan. Hal ini Tukar (X2), dan Inflasi (X3)
dibuktikan dengan kajian statistik mempunyai pengaruh positif terhadap
yang menerangkan koefisien regresi ekspor tekstil. Adapun Kurs Tukar
sebesar 2.430 dan Hasil perhitungan (X2) merupakan variabel yang paling
tabel diperoleh t-stat (1,944) > t-tabel berpengaruh terhadap ekspor tekstil.
(1,746) berarti Ho ditolak dan Ha
DAFTAR PUSTAKA
diterima dengan demikian bahwa
inflasi berpengaruh signifikan Ahsyar, H. Djauri & Amirullah. 2002.
Teori dan Praktek Ekpor
terhadap ekspor tekstil. Hal ini berarti
Impor. Malang : Graha Ilmu.
kajian teoritis sesuai dengan
Amir, M.S. 1999. Strategi Penetapan
pembuktian dari kajian statistik yang
Harga Ekspor. Jakarta : P.T.
menyatakan PDB mempunyai Pustaka Binaman Pressindo.
pengaruh positif terhadap ekspor
Arsyad, Lincollin, M.sc. 1987.
tekstil. Ekonomi Mikro. Edisi 1.
Yogyakarta : BPFE

PENUTUP Arsyad, Lincollin, M.sc. 1992.


Ekonomi Pembangunan. Edisi
Perkembangan ekspor tekstil di
3. Yogyakarta: STIE. YKPN.
Indonesia cukup memuaskan
Dhayanti, Wiwit Sari. 2006. Analisis
walaupun sempat dijuluki sunset
Faktor-Faktor yang
industry dan perbankan belum mau Mempengaruhi Ekspor
Industri Manufaktur Berbasis
memberikan modal kepada industri
Kayu di Kalimantan Timur
ini. Bahan baku tekstil di Indonesia tahun 1997-2003. Malang:
Universitas Muhammadiyah
masih banyak mengimpor khususnya
Malang.
bahan baku kapas, sehingga pada saat
Deperin. 2007. Perkembangan
terjadi krisis keuangan global banyak
Ekspor Tekstil di Indonesia.
industri tekstil yang gulung tikar. Jakarta
Berdasarkan hasil estimasi dan
Ehrenberg, G Ronald dan Smith, S
pembahasan hasil penelitian tentang Robert. 2000. Modern Theory
and Labor Public Policy
faktor – faktor yang mempengaruhi

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 2 Desember 2011 181


Analisis Faktor-Faktor yang.… (Mey Richa Madya Lestari)

Economics. Addison Wesley : Internasional. Jakarta:


USA Erlangga.

Ghozali, Imam.2001. Aplikasi Lineman, Hans, Djick, Pitou. Van &


Analisis Multivariate dengan Verbruggen, Harmen. 1987.
Program SPSS. Semarang: Export Oriented
Badan Penerbit Universitas Industrialization. Typeset by
Diponegoro. International Typesetter.

Hill Hali. 1991. Investasi Asing dan Mankiw, N. Gregory. 2000. Teori
Industrialisasi di Indonesia. Makro Ekonomi. Edisi
Jakarta: LP3S. Keempat. Jakarta: Erlangga.

Indonesia, Bank. 2006. Statistik Nopirin. 1995. Ekonomi


Ekonomi Keuangan Indonesia Internasional. Edisi Ketiga.
Vol VIII No.3: Jakarta Yogyakarta: BPFE

.2007.Statistik Nuraini, Ida.2001. Pengantar


Ekonomi Keuangan Indonesia Ekonomi Mikro. Malang:
Vol IX No.7: Jakarta. Universitas Muhammadiyah
Malang.
.2008. Statistik
Ekonomi Keuangan Indonesia Salvator. 1994. Ekonomi
Vol X No.8: Jakarta. Internasional. Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga.
.2009. Statistik
Ekonomi Keuangan Indonesia 1997. Ekonomi
Vol XI No.5: Jakarta Internasional. Edisi Kelima.
Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
.2010. Statistik
Ekonomi Keuangan Indonesia Sicat, Gerardo. P dan Arnd,H.W.
Vol XII No.5: Jakarta 1991. Ilmu ekonomi. Jakarta:
LP3S.
Krugman R. Paul, & Obstfeld,
Maurice. 1991. Ekonomi Soeratno. 2003. Ekonomi Mikro
Internasional. Jakarta: PAU- Pengantar. Edisi 2.
FE Universitas Indonesia dan Yogyakarta. STIE.
Harper Collins Publishers.
Sri Adiningsih, M.sc. 1999. Mikro
Kuncoro, Mudrajad. 2002. Analisis Ekonomi. Edisi Pertama.
Spasial dan Regional, Study Yogyakarta: BPFE.
Aglomerasi dan Kluster
Industri Indonesia. Sugiyono. 2001. Metode Penelitian
Yogyakarta: UPP AMP Administrasi. Bandung: CV.
YKPN. Alfabeta

Linder, H Peter & Kindleberger, P. Sukirno, Sadono. 1985. Pengantar


Charles. 1995. Ekonomi Teori Makroekonomi. Kuala

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 2 Desember 2011 182


Analisis Faktor-Faktor yang.… (Mey Richa Madya Lestari)

Lumpur, Malaysia: Lembaga http://egismy.wordpress.com/.../bagia


Penerbit Fakultas Ekonomi n-ii-industri-tekstil-dan-
Universitas Indonesia. produk-tekstil-tpt-indonesia/.

Team Laboratorium IESP. 2008. http://www.metrotvnews.com/.../Eksp


Modul Praktikum or-Tekstil-Indonesia-
Ekonometrika. Edisi kelima. Berpeluang-Banyak-Terserap.
UMM
http://www.google.co.id/#hl=id&biw
http://data.tp.ac.id/dokumen/ekspor+t =792&bih=428&q=ekspor+te
ekstil+indonesia kstil+di+indonesia&aq=f&aqi
=&aql=&oq=&fp=38ce4a921
0f1d052

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 2 Desember 2011 183

Anda mungkin juga menyukai