Anda di halaman 1dari 6

TUGAS BESAR 2

STRATEGIC HUMAN RESOURCE MANAGEMENT

Dosen:

Nia Kusuma Wardhani, Dr.S.Kom,MM

Dibuat Oleh:

Netty Joanna Vedora (55122120049)

PROGRAM STUDI PASCASARJANA

JURUSAN MAGISTER MANAJEMEN

2023
Cross-cultural training and adjustment through the lens of cultural
intelligence and type of expatriates

Resume dan Review Jurnal Internasional


Judul Jurnal “Cross-cultural training and adjustment through the
lens of cultural intelligence and type of expatriates”

Jurnal Hubungan Karyawan : Cross-cultural training and


adjustment

Penulis 1. Sumeet Kour : Cluster University of Jammu,


Jammu, India.
2. Jeevan Jyoti : PG Department of Commerce,
Jammu University, Jammu, India.

Tahun & Tanggal 2 Juni 2021


Penulisan

Reviewer Netty Joanna Vedora

Tanggal 13 Juni 2023

Pengantar Globalisasi dan perubahan telah membawa banyak


tantangan bagi individu dan organisasi dalam bentuk
pengelolaan keragaman budaya. Sifat ekonomi
global yang tidak dapat diprediksi dan kurangnya
pemahaman tentang perbedaan budaya menciptakan
banyak konflik dalam organisasi. Bekerja di
lingkungan yang beragam budaya adalah tugas yang
menantang karena tidak adanya kemampuan bahasa
dan pengetahuan budaya, serta kesulitan dalam
menyesuaikan budaya asli, yang biasanya
menyebabkan kegagalan ekspatriat. Istilah ekspatriat
menggambarkan individu, yang pergi keluar untuk
bekerja di salah satu anak perusahaan organisasi.
Oleh karena itu, untuk mempertahankan dan
meningkatkan daya saing, organisasi membutuhkan
ekspatriat, yang dapat mengelola penugasan di
negara asal secara efektif. Dalam hal ini, pelatihan
dan pengembangan memainkan peran yang sangat
penting, terutama untuk organisasi multi-nasional
dan layanan offshore yang menyediakan organisasi
yang mengirim karyawan ke luar rumah tugas
negara.memandang manajemen ekspatriat yang baik
sebagai salah satu basis vital keunggulan kompetitif
organisasi. Untuk meningkatkan kemampuan
ekspatriat, mereka harus diberi informasi yang
cukup, pemahaman dan kewaspadaan tentang
standar dan perilaku yang sesuai di wilayah tuan
rumah, melalui pelatihan lintas budaya (Cross
Cultural Training (CCT)). Jadi, penulisan ini
mengusulkan untuk menyelidiki peran mediasi CQ
antara hubungan cross-culutral training (CCT) dan
cross culutral adjusment (CCA).

Tujuan Penelitian Untuk memeriksa peran mediasi yang dimainkan


oleh kecerdasan budaya (CQ) antara pelatihan lintas-
budaya (CCT) dan hubungan penyesuaian lintas
budaya (CCA). Ini lebih lanjut menganalisis peran
moderasi pelatihan lintas budaya dan jenis ekspatriat
antara intelijen budaya dan hubungan penyesuaian
lintas-budaya.

Metodologi Penelitian 1. Pengumpulan Data : Penilitian menggunakn


survei kuesioner sebanyak 530 sampel. Dimana
sampel terdiri dari : 50% manajer di bawah usia 40
tahun dan 50% di atas 40 tahun.

2. Skala pengukuran : Data yang telah


dikumpulkan pada skala lima poin Likert demi
konsistensi. Dalam penelitian ini, negara luar negara
asal mengacu pada negara lain selain negara asal
para ekspatriat.

3. Strategi Analisi Data: Dalam memeriksa


dimensi skala yang berbeda analisis faktor
eksplorasi (EFA), penelitian ini menggunakan
bantuan SPSS versi 21.

Hasil Penelitian Penulisan ini mengembangkan literatur yang ada


tentang pelatihan lintas budaya dan jenis ekspatriat
sebagai alat lintas-budaya yang efektif untuk
meningkatkan kemampuan manajer untuk
berinteraksi dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan di wilayah penerima.

Kelebihan Penelitian 1. Implikasi Praktis -> Manajer yang cerdas secara


budaya mampu menyesuaikan diri dalam situasi
lintas budaya.

2. Implikasi Ekonomi -> Manajer yang cerdas secara


budaya dapat berurusan dengan pelanggan mereka
secara efektif dan lancar, yang akan meningkatkan
hubungan pelanggan-karyawan. Hubungan ini akan
membawa hasil positif bagi organisasi dalam hal
kata-kata positif, peningkatan keuntungan dan lebih
banyak pangsa pasar.

3. Implikasi Social -> Manajer yang cerdas secara


budaya dapat berkomunikasi dengan orang-orang
yang berasal dari budaya yang beragam, yang
mengakibatkan membangun kepercayaan, loyalitas
dan hubungan antara orang satu sama lain. Hal ini
membantu untuk menghasilkan perasaan kesatuan
dalam masyarakat sehingga membawa perdamaian
nasional dan global.

Kelemahan Penelitian 1. Data ini bersifat cros-sectional dan data yang


dikumpulkan berasal dari satu sumber. Kedepannya
dapat melakukan studi longitudinal. Studi
longitudinal akan membantu untuk mengetahui pola
variabel dari waktu ke waktu dan hubungan antara
variabel yang berbeda selama periode waktu
tertentu, yang akan lebih jelas membantu untuk
memahami konsep dan hubungannya satu sama lain.

2. Penelitian ini hanya mengambil satu variabel


yaitu cultural intelligence (CQ) (Kecerdasan
Budaya). Kedepannya penelitian dapat memilih
lebih dari satu variabel seperti pengalaman kerja,
kemampuan bahasa dan kecerdasan emosional.

3. Di masa depan efek pra dan pasca pelatihan cross


cultural adjusment (CCA) dapat dianalisis untuk
lebih memahami hubungan. Pada khirnya, kami
tidak mempelajari cross cultural training (CCT) dari
perspektif kualitas dan kuantitas. Jadi, di masa
depan kualitas vs kuantitas CCT dapat
dipertimbangkan.

Anda mungkin juga menyukai