Muhammad Zikri Malano Pert 4
Muhammad Zikri Malano Pert 4
21101152610387
Sistem Informasi 9
3.Cybercrime dan Kriminalitas Digital: Etika komputer juga mencakup pertimbangan tentang
tindakan ilegal yang terkait dengan teknologi, seperti hacking, pencurian identitas, dan
penyebaran virus komputer. Etika ini mendukung kepatuhan hukum dan tindakan yang etis
dalam dunia digital.
4.Kepatuhan Regulasi: Etika TI memerhatikan kepatuhan terhadap peraturan dan hukum
yang berlaku dalam penggunaan teknologi informasi. Ini mencakup mematuhi aturan seperti
GDPR (General Data Protection Regulation) di Uni Eropa atau HIPAA (Health Insurance
Portability and Accountability Act) di Amerika Serikat.
5.Etika Pengembangan Perangkat Lunak: Ini berfokus pada cara pengembang perangkat
lunak menghasilkan produk yang etis, termasuk kebijakan privasi, keamanan, dan integritas
data. Etika ini juga mencakup pertimbangan tentang dampak sosial dari perangkat lunak dan
teknologi yang dikembangkan.
6.Akses dan Kesenjangan Digital: Etika komputer juga memperhatikan isu-isu seperti akses
kesenjangan digital, yang berarti memastikan bahwa semua orang memiliki kesempatan
yang sama untuk mengakses teknologi dan manfaat yang ditawarkannya.
7.Etika dalam Kecerdasan Buatan (AI) dan Otomatisasi: Dalam konteks kecerdasan buatan
dan otomatisasi, etika komputer mempertimbangkan bagaimana teknologi ini digunakan
dengan cara yang etis, termasuk pertanyaan tentang tanggung jawab, akuntabilitas, dan
dampak sosial dari penggunaan AI.
8.Etika dalam Penelitian dan Pengembangan Teknologi: Etika TI juga mencakup
pertimbangan tentang bagaimana penelitian dan pengembangan teknologi dilakukan
dengan integritas, transparansi, dan pertimbangan etis terhadap partisipan manusia
4. Kejahatan Komputer dan Cybercrime: UU ITE mengatasi tindakan kriminal dalam dunia
digital seperti hacking, pencurian data, penyebaran virus komputer, serta penipuan dan
penyalahgunaan elektronik. Ini memberikan dasar hukum untuk mengejar pelaku kejahatan
komputer.
5. Tanggung Jawab Penyedia Layanan Internet: Undang-undang ini menetapkan tanggung
jawab penyedia layanan internet (ISP) dalam mengelola konten yang dihosting atau
ditransmisikan melalui jaringan mereka. Hal ini bertujuan untuk mencegah penyalahgunaan
internet dan melindungi hak-hak individu.
6. Perselisihan Elektronik: UU ITE memberikan kerangka kerja hukum untuk penyelesaian
perselisihan yang muncul dalam konteks transaksi elektronik dan teknologi informasi.
7. Perlindungan Hak Cipta dan Kekayaan Intelektual: UU ITE mencakup masalah
perlindungan hak cipta, paten, dan merek dagang dalam lingkungan digital, serta tindakan
yang dapat diambil terhadap pelanggaran hak kekayaan intelektual.
8. Keamanan Jaringan dan Sistem: Undang-undang ini mengatur tindakan yang harus
diambil oleh pemilik sistem komputer dan jaringan untuk menjaga keamanan mereka dan
melindungi data pribadi dan bisnis dari ancaman keamanan.
9. Penyadapan Elektronik: UU ITE membatasi penyadapan elektronik dan penggunaan
hasilnya, dan menetapkan aturan tentang siapa yang dapat melakukan penyadapan dan
dalam kondisi apa.
10. Sanksi Hukum: UU ITE mengatur sanksi hukum untuk pelanggaran-pelanggaran yang
terkait dengan teknologi informasi dan transaksi elektronik, termasuk denda dan hukuman
pidana.
6. Tanggung Jawab Sosial: Etika IT mencakup tanggung jawab sosial, seperti berkontribusi
pada komunitas teknologi dan memastikan bahwa teknologi yang mereka kembangkan
memberikan manfaat positif.
7. Profesionalisme: Standar profesionalisme yang tinggi ditekankan dalam perilaku para
profesional IT, termasuk integritas dan pengembangan keterampilan.
8. Kesetaraan dan Keanekaragaman: Etika profesi IT mengedepankan kesetaraan dan
keanekaragaman dalam industri, serta mencegah diskriminasi.
9. Pelatihan dan Pendidikan Berkelanjutan: Profesional IT diharapkan terus memperbarui
pengetahuan dan keterampilan mereka melalui pelatihan dan pendidikan berkelanjutan.
Etika profesi IT adalah panduan penting dalam memastikan bahwa teknologi informasi
digunakan secara etis, aman, dan bermanfaat. Hal ini juga membantu membangun
kepercayaan dalam industri IT.
2. Merek Dagang:
- Merek dagang adalah tanda yang digunakan untuk mengidentifikasi dan membedakan
produk atau jasa dari satu penyedia dengan penyedia lainnya. Ini adalah cara bisnis untuk
membangun citra merek dan membedakan produk atau jasanya dari pesaing.
- Merek dagang dapat berupa nama, simbol, logo, kata-kata, frase, atau kombinasi di
antaranya yang digunakan secara konsisten untuk mengidentifikasi produk atau jasa
tertentu.
- Pendaftaran merek dagang memberikan pemilik hak eksklusif untuk menggunakan
merek tersebut dalam bisnisnya, serta hak untuk mencegah orang lain menggunakan merek
yang serupa yang dapat menyesatkan konsumen.
- Hak merek dagang berlaku selama pemiliknya mempertahankan dan menggunakan
merek tersebut secara sah dan biasanya dapat diperbarui secara berkala.
Perbedaan utama antara hak cipta dan merek dagang adalah fokus perlindungan dan jenis
karya yang dilindungi. Hak cipta melindungi karya kreatif seperti tulisan, musik, dan
perangkat lunak, sedangkan merek dagang melindungi identitas bisnis dan produk. Kedua
bentuk perlindungan ini penting untuk memotivasi kreativitas, melindungi investasi, dan
memastikan kompetisi yang adil di berbagai industri.
9. Jelaskan dampak positif dan negatif dari penyelenggaraan pendidikan jarak jauh?
Penyelenggaraan pendidikan jarak jauh memiliki dampak positif dan negatif yang perlu
dipertimbangkan. Berikut adalah beberapa dampak positif dan negatif dari pendidikan jarak
jauh:
Dampak Positif:
1. Aksesibilitas Pendidikan: Pendidikan jarak jauh memberikan akses ke pendidikan bagi
individu yang sebelumnya sulit untuk menghadiri kampus fisik, seperti mereka yang tinggal
jauh dari perguruan tinggi atau memiliki keterbatasan fisik.
2. Fleksibilitas Waktu: Mahasiswa dapat belajar pada waktu yang sesuai dengan jadwal
mereka sendiri, yang memungkinkan mereka untuk bekerja, menjalani peran keluarga, atau
mengejar kegiatan lainnya.
3. Ketersediaan Materi Belajar: Bahan pembelajaran seperti kuliah online, e-book, dan video
pembelajaran tersedia dengan mudah, memungkinkan mahasiswa untuk mengakses materi
belajar dengan lebih mudah dan efisien.
4. Peningkatan Keterampilan Teknologi: Mahasiswa yang mengikuti pendidikan jarak jauh
dapat mengembangkan keterampilan teknologi dan komunikasi daring, yang sangat
berharga dalam era digital.
5. Penghematan Biaya: Bagi beberapa mahasiswa, pendidikan jarak jauh dapat mengurangi
biaya yang terkait dengan perjalanan, akomodasi, dan hidup di kampus.
Dampak Negatif:
1. Kurangnya Interaksi Sosial: Mahasiswa dalam pendidikan jarak jauh mungkin merasa
kurangnya interaksi sosial yang terjadi di lingkungan kampus fisik. Ini dapat mengakibatkan
kurangnya pengalaman sosial dan jaringan profesional.
2. Kesulitan dalam Motivasi dan Disiplin: Belajar jarak jauh memerlukan tingkat motivasi dan
disiplin yang tinggi. Mahasiswa harus dapat mengatur waktu mereka sendiri dan memotivasi
diri mereka sendiri untuk belajar.
3. Kurangnya Akses ke Fasilitas Kampus: Mahasiswa dalam pendidikan jarak jauh mungkin
tidak memiliki akses ke fasilitas kampus seperti perpustakaan fisik, laboratorium, atau
lokakarya.
4. Keterbatasan Interaksi dengan Dosen: Keterbatasan dalam interaksi langsung dengan
dosen dapat membuat mahasiswa kesulitan untuk memahami materi dengan baik atau
mendapatkan bimbingan yang diperlukan.
5. Tantangan Teknologi:Tidak semua orang memiliki akses yang sama ke perangkat dan
koneksi internet yang diperlukan untuk pendidikan jarak jauh. Ini dapat menjadi hambatan
bagi sebagian mahasiswa.
6. Kesulitan dalam Evaluasi dan Pengawasan Ujian: Mengawasi dan menilai ujian dan tugas
mahasiswa dalam pendidikan jarak jauh dapat menjadi lebih sulit dibandingkan dengan
pengajaran di kelas fisik, yang dapat mengakibatkan masalah kecurangan akademik.
7. Kualitas Kurang Konsisten:Kualitas pendidikan jarak jauh dapat bervariasi tergantung
pada lembaga dan programnya. Mahasiswa perlu melakukan penelitian dengan baik
sebelum memilih program pendidikan jarak jauh.