Anda di halaman 1dari 8

Muhammad Zikri Malano

21101152610387
Sistem Informasi 1
Klasifikasi Sistem Informasi
Didasarkan pada :

1. Level organisasi
2. Area fungsional
3. Dukungan yang diberikan
4. Aktivitas manajemen
5. Arsitektur sistem informasi

Jelaskan klasifikasi sistem informasi diatas dengan jelas beserta contoh minimal 2 buah
1.( LEVEL ORGANISASI )
Sistem Informasi (SI) dapat diklasifikasikan berdasarkan level organisasi di mana SI tersebut
digunakan. Klasifikasi ini membantu dalam memahami peran SI dalam konteks hierarki
organisasi. Berikut adalah penjelasan mengenai klasifikasi sistem informasi berdasarkan
level organisasi
Contoh:
1.Sistem Informasi Tingkat Operasional:
- Sistem Informasi Tingkat Operasional berfokus pada kegiatan sehari-hari dan
pengelolaan transaksi rutin dalam suatu organisasi.
- Tujuannya adalah memproses, memantau, dan melacak aktivitas operasional seperti
penjualan harian, penggajian, atau manajemen inventaris.
- Informasi yang dihasilkan biasanya bersifat spesifik dan terkait dengan tugas-tugas
operasional.
Contoh:
a. Sistem Point of Sale (POS) di sebuah toko ritel yang mencatat penjualan produk dan
mengelola stok barang.
b. Sistem Informasi Keuangan yang mencatat transaksi harian seperti pembayaran
tagihan dan pencatatan pengeluaran perusahaan.

2. Sistem Informasi Tingkat Manajerial:


- Sistem Informasi Tingkat Manajerial digunakan oleh manajer dan staf di tingkat
menengah organisasi untuk membantu pengambilan keputusan sehari-hari dan
perencanaan operasional.
- Mereka mengintegrasikan data dari berbagai sumber untuk memberikan wawasan yang
lebih luas dan dukungan dalam hal pengorganisasian dan pengawasan.
Contoh:
a. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (HRIS) yang membantu manajer dalam
mengelola data karyawan, proses rekrutmen, dan pelatihan.
b. Sistem Informasi Penjualan dan Manajemen Hubungan Pelanggan (CRM) yang
melacak aktivitas penjualan, histori pelanggan, dan analisis kinerja penjualan.

3. Sistem Informasi Tingkat Eksekutif (Stratejik):


- Sistem Informasi Tingkat Eksekutif, juga dikenal sebagai Sistem Informasi Tingkat
Stratejik, dirancang untuk membantu eksekutif dan pimpinan organisasi dalam pengambilan
keputusan strategis dan perencanaan jangka panjang.
- Mereka menyediakan tampilan komprehensif tentang kinerja organisasi, analisis tren,
dan mendukung strategi bisnis.
Contoh:
a. Sistem Informasi Bisnis Cerdas (Business Intelligence) yang mengintegrasikan data dari
berbagai sumber untuk memberikan wawasan strategis kepada eksekutif.
b. Sistem Informasi Perencanaan Sumber Daya Perusahaan (ERP) yang
mengintegrasikan berbagai fungsi organisasi seperti keuangan, manufaktur, dan rantai
pasokan untuk mendukung perencanaan strategis dan pengambilan keputusan.

2.( AREA FUNGSIONAL )


Sistem Informasi (SI) juga dapat diklasifikasikan berdasarkan area fungsional atau fungsi-
fungsi khusus dalam sebuah organisasi. Klasifikasi ini membantu dalam memahami cara SI
digunakan untuk mendukung berbagai aspek bisnis. Berikut adalah penjelasan mengenai
klasifikasi sistem informasi berdasarkan area fungsional beserta
Contoh:
1. Sistem Informasi Keuangan:
- Sistem Informasi Keuangan berfokus pada pengelolaan data dan proses yang terkait
dengan keuangan dan akuntansi organisasi.
- Tujuannya adalah memantau, mencatat, dan melaporkan transaksi keuangan, mengelola
anggaran, serta menyediakan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan
finansial.
Contoh:
a. Perangkat lunak akuntansi seperti QuickBooks atau SAP ERP yang digunakan untuk
pencatatan transaksi keuangan, pelaporan pajak, dan analisis keuangan.
b. Sistem manajemen anggaran yang membantu dalam perencanaan dan pemantauan
anggaran organisasi.
2. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SDM):
- Sistem Informasi SDM fokus pada manajemen informasi terkait dengan sumber daya
manusia, termasuk data karyawan, rekrutmen, pelatihan, dan manajemen kinerja.
- Tujuannya adalah mengoptimalkan pengelolaan tenaga kerja dan memastikan kepatuhan
dengan peraturan ketenagakerjaan.
Contoh:
a. Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia (HRMS) yang melacak data karyawan, izin
cuti, dan proses rekrutmen.
b. Sistem Pelatihan dan Pengembangan yang digunakan untuk merencanakan, melacak,
dan mengevaluasi pelatihan karyawan.

3. Sistem Informasi Manufaktur:


- Sistem Informasi Manufaktur berfokus pada pengelolaan proses produksi dan rantai
pasokan dalam lingkungan manufaktur.
- Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasi produksi, mengelola
persediaan, serta memantau kualitas produk.
Contoh:
a. Sistem Perencanaan Sumber Daya Manufaktur (MRP) yang digunakan untuk
merencanakan dan mengelola bahan baku dan persediaan dalam proses produksi.
b. Sistem Kendali Otomatis dalam pabrik yang mengontrol mesin dan proses produksi
dengan bantuan sensor dan teknologi berbasis IoT (Internet of Things).

4. Sistem Informasi Pemasaran:


- Sistem Informasi Pemasaran membantu dalam pengelolaan informasi terkait dengan
pemasaran dan promosi produk atau layanan.
- Tujuannya adalah mendukung perencanaan kampanye pemasaran, pemantauan tren
pasar, serta analisis perilaku konsumen.
Contoh:
a. Sistem Analitik Web yang mengumpulkan data tentang lalu lintas situs web, konversi,
dan perilaku pengunjung.
b. Sistem manajemen kampanye pemasaran (Marketing Campaign Management) yang
membantu dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kampanye pemasaran.
3.( DUKUNGAN YANG DIBERIKAN )
Klasifikasi sistem informasi berdasarkan dukungan yang diberikan mengacu pada peran SI
dalam memberikan jenis dukungan tertentu kepada organisasi atau penggunanya. Dalam
konteks ini, terdapat beberapa kategori dukungan utama.
Klasifikasi ini mencerminkan peran SI dalam organisasi. TPS mendukung operasi harian,
MIS membantu manajemen dengan informasi terstruktur, dan DSS membantu manajer
dalam pengambilan keputusan strategis. Lebih lanjut, organisasi modern juga sering
menggunakan sistem seperti EIS (Executive Information System) dan sistem analitik
canggih untuk mendukung tingkat eksekutif dan analisis data yang lebih mendalam.
Contoh:
1. Sistem Informasi Transaksi (Transaction Processing System - TPS):
- Sistem Informasi Transaksi bertujuan untuk memproses dan merekam transaksi harian
organisasi.
- Mereka fokus pada aktivitas operasional yang rutin, seperti penjualan, pembelian,
pembayaran gaji, dan perubahan stok.
- TPS menghasilkan data operasional yang penting dan mendukung tingkat operasional
organisasi.
Contoh:
a. Sistem POS (Point of Sale) yang digunakan untuk mencatat dan memproses transaksi
penjualan di toko ritel.
b. Sistem perbankan yang memproses transfer dana, penarikan uang tunai, dan
pembayaran tagihan.

2. Sistem Informasi Manajemen (Management Information System - MIS):


- Sistem Informasi Manajemen dirancang untuk menyediakan informasi kepada manajer
dan pemimpin organisasi untuk mendukung pengambilan keputusan taktis dan
perencanaan.
- Mereka menggabungkan data operasional dari TPS menjadi laporan yang lebih
terstruktur dan analisis yang membantu manajer dalam mengelola bisnis.
Contoh:
a. Sistem pelaporan keuangan yang menyajikan laporan laba rugi, neraca, dan arus kas
kepada manajemen untuk evaluasi kinerja keuangan.
b. Sistem manajemen inventaris yang memberikan informasi tentang tingkat stok dan
pergerakan barang dalam gudang.
3. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System - DSS):
- Sistem Pendukung Keputusan dirancang untuk membantu manajer dalam mengambil
keputusan yang lebih kompleks dan strategis dengan menyediakan akses ke informasi yang
lebih mendalam dan analisis data yang canggih.
- Mereka memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi tren, memodelkan skenario,
dan melakukan analisis "what-if."
Contoh:
a. Sistem analitik bisnis (Business Intelligence) yang memungkinkan pengguna untuk
menganalisis data dan membuat laporan kustom untuk mendukung pengambilan keputusan
strategis.
b. Sistem pemodelan keuangan yang digunakan untuk merencanakan investasi jangka
panjang dan mengukur dampaknya pada keuangan perusahaan.

4.( AKTIVITAS MANAGEMEN )


Klasifikasi sistem informasi berdasarkan aktivitas manajemen mengacu pada cara sistem
informasi digunakan untuk mendukung berbagai tahap aktivitas manajemen dalam sebuah
organisasi. Klasifikasi ini membantu organisasi dalam menyusun dan mengelola sistem
informasi sesuai dengan kebutuhan dan tingkatan manajemen. Sistem informasi operasional
mendukung aktivitas sehari-hari, sistem informasi manajerial membantu dalam pengambilan
keputusan taktis, dan sistem informasi eksekutif memberikan wawasan strategis bagi para
eksekutif organisasi. Dengan demikian, setiap tingkatan manajemen memiliki akses ke
informasi yang relevan untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka.
Contoh:
1. Sistem Informasi Operasional:
- Sistem Informasi Operasional bertujuan untuk mendukung aktivitas sehari-hari dan
operasional organisasi.
- Mereka terutama digunakan untuk memproses transaksi rutin dan mendukung
pelaksanaan tugas-tugas harian.
- Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi operasional bersifat spesifik dan terkait
dengan aktivitas operasional.
Contoh:
a. Sistem POS (Point of Sale) yang digunakan di toko ritel untuk mencatat penjualan
harian dan mengelola inventaris.
b. Sistem penggajian yang digunakan untuk menghitung upah karyawan dan
menghasilkan slip gaji bulanan.
2. Sistem Informasi Manajerial:
- Sistem Informasi Manajerial dirancang untuk mendukung aktivitas manajemen tingkat
menengah dalam organisasi.
- Mereka menyediakan informasi yang relevan dan terstruktur kepada manajer untuk
pengambilan keputusan taktis dan perencanaan.
- Informasi dari sistem ini membantu dalam mengelola sumber daya organisasi dan
aktivitas departemen.
Contoh:
a. Sistem pelaporan keuangan yang menyediakan laporan keuangan terstruktur kepada
manajer keuangan untuk pemantauan kinerja dan pengambilan keputusan taktis.
b. Sistem manajemen inventaris yang membantu manajer operasional mengoptimalkan
persediaan dan pengelolaan stok.

3. Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information System - EIS):


- Sistem Informasi Eksekutif dirancang khusus untuk mendukung aktivitas manajemen
tingkat eksekutif dalam organisasi.
- Mereka memberikan informasi tingkat tinggi dan visualisasi data yang membantu
eksekutif dalam pengambilan keputusan strategis.
- Informasi dari sistem ini sering bersifat ringkas dan berorientasi pada tujuan strategis.
Contoh:
a. Sistem informasi eksekutif yang menyajikan panel kontrol dengan indikator kinerja kunci
(KPI) dan informasi penting kepada CEO dan dewan direksi.
b. Sistem informasi untuk manajemen strategis yang memberikan data komprehensif
tentang tren pasar, analisis pesaing, dan perencanaan jangka panjang.

5.( ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI )


Klasifikasi sistem informasi berdasarkan arsitektur mengacu pada cara komponen-
komponen SI disusun dan berinteraksi dalam suatu organisasi. Terdapat beberapa jenis
arsitektur SI yang berbeda, dan Pemilihan arsitektur sistem informasi sangat tergantung
pada kebutuhan dan tujuan organisasi. Arsitektur terpusat cocok untuk organisasi dengan
kebutuhan pengelolaan data yang ketat dan keamanan, sementara arsitektur terdistribusi
dan dengan komponen tersebar lebih sesuai untuk organisasi yang membutuhkan
fleksibilitas, akses terdistribusi, dan skalabilitas yang tinggi.
Contoh:
1. Arsitektur Sistem Informasi Terpusat (Centralized Information System Architecture):
- Pada arsitektur ini, semua data dan proses sistem informasi diorganisasi dan dikelola
secara terpusat di satu lokasi.
- Keuntungan dari arsitektur ini adalah pengelolaan data yang lebih mudah dan konsisten,
serta keamanan data yang lebih baik.
- Namun, dapat terjadi bottleneck dalam akses data dan kerentanannya terhadap
kegagalan sistem tunggal.
Contoh:
a. Sistem Informasi Keuangan yang semua data keuangan dari berbagai departemen di
perusahaan diintegrasikan dalam satu sistem sentral.
b. Sistem Informasi Manajemen Perguruan Tinggi yang mengelola data akademik,
keuangan, dan administrasi di satu database sentral.

2. Arsitektur Sistem Informasi Terdistribusi (Distributed Information System Architecture):


- Pada arsitektur ini, data dan proses sistem informasi didistribusikan di berbagai lokasi
atau node dalam jaringan komputer.
- Ini memungkinkan akses data dari berbagai tempat dan meningkatkan keandalan sistem
karena tidak tergantung pada satu titik pusat.
- Namun, pengelolaan data dan keamanan mungkin lebih kompleks.
Contoh:
a. Sistem manajemen stok untuk rantai pasokan yang mendistribusikan data inventaris
dan pesanan di berbagai gudang dan lokasi penyimpanan.
b. Sistem perbankan yang memungkinkan akses ke akun nasabah dari berbagai cabang
dan mesin ATM di seluruh dunia.

3. Arsitektur Sistem Informasi Terdistribusi dengan Komponen Tersebar (Distributed


Information System with Distributed Components):
- Pada arsitektur ini, komponen-komponen sistem informasi juga didistribusikan di
berbagai lokasi.
- Ini mencakup penggunaan layanan web, mikro layanan, dan komponen terdistribusi
lainnya untuk memfasilitasi integrasi dan fleksibilitas.
- Arsitektur ini memberikan tingkat skalabilitas yang tinggi dan respon yang lebih cepat.
Contoh:
a. Aplikasi berbasis layanan web (web services) yang menggunakan komponen
terdistribusi untuk mengakses dan mengintegrasikan data dari berbagai sumber.
b. Sistem E-commerce yang menggabungkan layanan pembayaran, manajemen
inventaris, dan manajemen pesanan dari berbagai penyedia layanan.

Pemilihan arsitektur sistem informasi sangat tergantung pada kebutuhan dan tujuan
organisasi. Arsitektur terpusat cocok untuk organisasi dengan kebutuhan pengelolaan data
yang ketat dan keamanan, sementara arsitektur terdistribusi dan dengan komponen tersebar
lebih sesuai untuk organisasi yang membutuhkan fleksibilitas, akses terdistribusi, dan
skalabilitas yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai