Modul Pemeriksaan Fisik
Modul Pemeriksaan Fisik
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkatnya sehingga Saya
dapat menyelesaikan Modul yang berjudul "Pemeriksaan Fisik".
Penulisan modul ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Keterampilan Klinik
Praktek Kebidan. Oleh karena itu, sebagai penulis, Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada
dosen mata kuliah Keterampilan Klinik Praktek Kebidanan NOVI ENIASTINA JASA,
S.SST.,M.KES yang telah memberikan tugas ini.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan Modul ini terdapat banyak kekurangan oleh
karena itu, saya sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaça yang bersifat membangun
demi kesempurnaan modul ini.
DAFTAR ISI
PEMERIKSAAN FISIK DAN TANDA TANDA VITAL
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang lengkap dari penderita untuk mengetahui
keadaan atau kelainan dari penderita Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana kesehatan
umum ibu, bila keadaan umumnya baik agar dipertahankan jangan sampai daya tahan tubuh
menurun, untuk mengetahui adanya kelainan, bila ada kelainan, kelainan itu lekas diobati dan
disembuhkan agar tidak mengganggu.
Pemeriksaan dilakukan pada penderita yang baru pertama kali datang periksa, ini
dilakukan dengan lengkap; pada pemeriksaan ulangan, dilakukan yang perlu saja jadi tidak
semuanya; waktu persalinan, untuk penderita yang belum pernah diperiksa dilakukan dengan
lengkap bila masih ada waktu, dan bagi ibu yang pernah periksa dilakukan yang perlu saja.
Pemeriksaan Tanda Vital terdiri dari Suhu Tubuh (t⁰), Nadi (N), Tekanan Darah
(Tensi/T), Frekuensi Nafas (Respiratory Rate/RR), Perfusi Perifer (Akral). Dikatakan vital
karena memberikan informasi penting mengenai status kesehatan pasien. Tanda Vital berguna
untuk mengidentifikasi adanya masalah kesehatan yang akut. Pemeriksaan ini juga digunakan
untuk mengetahui secara cepat derajat kesakitan penderita. Semakin jelek nilai Tanda Vital maka
semakin berat derajat kesakitan penderita dan begitu pula sebaliknya. Penyakit kronis seperti
hipertensi juga diketahui dengan cepat pada pemeriksaan Tekanan Darah yang terdapat dalam
Tanda Vital.
1. Inspeksi
Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi,
kesimetrisan, lesi, dan penonjolan/pembengkakan.setelah inspeksi perlu dibandingkan hasil
normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya.
2. Palpasi
Palpasi adalah teknik pemeriksaan yang menggunakan indera peraba ; tangan dan jarijari,
untuk mendeterminasi ciri2 jaringan atau organ seperti: temperatur, keelastisan, bentuk, ukuran,
kelembaban dan penonjolan.(Dewi Sartika,2010)
Hal yang di deteksi adalah suhu, kelembaban, tekstur, gerakan, vibrasi, pertumbuhan atau
massa, edema, krepitasi dan sensasi.
3. Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu
untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri/kanan) dengan menghasilkan suara,
yang bertujuan untuk mengidentifikasi batas/ lokasi dan konsistensi jaringan.
Dewi Sartika, 2010)
4. Auskultasi
Auskultasi Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara
yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal -hal
yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.(Dewi Sartika, 2010)
Pemeriksan TTV
A. Suhu Tubuh
Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses
tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan keluar. Suhu permukaan berfluktuasi
bergantung pada aliran darah ke kulit dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar.
Karena fluktuasi suhu permukaan ini suhu yang dapat diterima berkisar dari 36°C sampai
38°C. suhu normal rata-rata bervariasi bergantung lokasi pengukuran.
Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme fisiologis dan perilaku.
Agar suhu tubuh tetap konstan dan berada pada batasan normal, hubungan antara
produksi panas dan pengeluaran panas harus dipertahankan.
5) Lingkungan
Bila suhu dikaji dalam ruangan yang sangat hangat, suhu tubuh akan naik. Bila
klien berada di luar lingkungan tanpa baju hangat, suhu tubuh mungkin rendah.
Bayi dan lansia paling sering dipengaruhi oleh suhu lingkungan karena
mekanisme suhu mereka kurang efisien.
6) Stres
Stres fisik dan emosional meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal
dan persarafan.
• Suhu permukaan:
1) Rektal
2) Aksila
3) Oral
4) Timpani/Auri
B. Nadi
Nadi adalah aliran darah yang menonjol dan bisa diraba di berbagai tempat pada
tubuh. Nadi merupakan indikator status sirkulasi. penyebab nadi yang menjadi lambat,
cepat atau tidak reguler secara normal dapat mengubah curah jantung. Pengkajian
kemampuan jantung untuk memenuhi kebutuhan jaringan tubuh terhadap nutrien dengan
cara melakukan palpasi nadi perifer atau dengan menggunakan stetoskop untuk
mendengarkan bunyi jantung (frekuensi apikal). Pengkajian terhadap denyut nadi
memberi data tentang kondisi sistem kardiovaskuler.
1) Frekuensi
2) Irama
3) kekuatan
1) Latihan fisik
2) Obat-obatan
3) Suhu
4) Emosi
6) Peradarahan
7) Gangguan paru
Frekuensi nadi dapat dikaji pada setiap arteri, namun arteri radialis dan artei
karotid dapat dengan mudah diraba pada nadi perifer. Pada saat kondisi klien tiba-tiba
menurun, area karotid adalah area terbaik untuk menemukan nadi secara cepat. Nadi
radialis dan apikal merupakan tempat yang paling sering digunakan untuk mengkaji nadi.
Jika nadi radialis yang terletak pada pergelangan tangan tidak normal atau intermitten
akibat disritmia atau jika nadi yang tidak dapat diraba karena balutan, gips, atau halangan
lain, yang dikaji adalah nadi apikal.
Pada saat klien menggunakan medikasi (pengobatan) yang mempengaruhi
frekuensi jantung, nadi apikal dapat memberikan gambaran yang lebih akurat terhadap
fungsi jantung. Nadi apikal merupakan tempat terbaik untuk mengkaji nadi bayi dan nadi
anak karena nadi perifer dalam dan sulit untuk dipalpasi dengan akurat.
Toddler : 90 – 140
Prasekolah : 80 – 110
Remaja : 60 – 90
Dewasa : 60 -100
C. Pernafasan
Pernafasan adalah mekanisme tubuh menggunakan pertukaran udara antara
atmosfir dengan darah serta darah dengan sel. Mekanisme pernafasan meliputi:
1) Ventilasi yaitu pergerakan udara masuk ke luar paru
2) Difusi yaitu pertukaran O2 & CO2 antara alveoli & sel darah merah
3) Perfusi yaitu distribusi oleh sel drh merah ke dan dari kapiler dara
D. Tekanan Darah
Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah yang
didorong dengan tekanan dari jantung. Aliran darah yang mengalir pada sistem sirkulasi
karena perubahan tekanan. Pengkajian tekanan darah dapat diukur baik secara langsung
(invasif) maupun tidak langsung (non invasif).
Sistole. Kontraksi jantung mendorong darah dengan tekanan tinggi.
Diastole. Tekanan minimal yang mendesak dinding arteri setiap waktu.
6) Jenis kelamin
Secara klinis tidak ada perbedaan yang signifikan. setelah pubertas pada pria relatiflebih
tinggi sedangkan setelah menopause pada wanita lebih tinggi.
PEMERIKSAAN FISIK
2.) Palpasi:
Subu kulit, tekstur halus/ kasar, torgor / kelenturan keriput /tegang, oedema derajat
berapa?
Derajat 0 Kembali spontan
Derajat Kembali dalam I detik
Derajat 2: Kembali dalam 2 detik
Derajat 3: Kembali dalam waktu lebih dari 2 detik
Tipe Primer
1) Makula: Perubahan warna kulit, tidak teraba, batas jelas, bentuk melingkar kurang
dari 1 Cm. Patch bentuk melingkar lebih dari 1 Cm
2) Papula: Menonjol, batas jelas, elevasi kulit padat, kurang dari 1 Cm. Plaque lebih
dari 1 Cm
3) Nodule: Tonjolan padat berbatas jelas, lebih dalam dan lebih jelas dari pada
papula ukuran 1-2 Cm. Tumor lebih dari 2 Cm
4) Vesikula: Penonjolan pada kulit, bentuk bundar, berisi cairan serosa, diameter
kurang dari 1 Cm, Bulla diameter lebih dari 1 Cm
Tipe Sekunder
1.) Pustula: Vesical / Bulla yang berisi nanah
2.) Ulkus: Luka terbuka yang diakibatkan oleh vesikula/bulla yang pecah
3.) Crusta: Cairan tubuh yang mongering (serum, darah / nanah)
4.) Exsoriasi Pengelupasan epidermis
5.) Scar: Pecahnya jaringan kulit sehingga terbentuk celah retakan
6.) Lichenifikasi: Penebalan kulit karena garukan atau tertekan terus
3. Pemeriksaan Kuku
Inspeksi dan palpasi
Warna bentuk, kebersihan
Bagian-bagian kuku:
A . Inspeksi:
B. Pemeriksaan Visus
4. Pemeriksaan Hidung
Inspeksi dan palpasi
Amati bentuk tulang hidung dan posis septum nasi ( adakah
pembengkokan atau tudak)
Amati meatus, adakah perdarahan, kotoran, pembengkakan, mukosa
hidung, adakah pembesaran (polip)
5. Pemeriksaan Mulut dan Faring
Inspeksi dan Palpasi
Amati bibir, untuk mengetahui kelainan konginetal (labioseisis,
palatoseisis, atau labiopalatoseisis), warna bibir pucat, atau merah adakah
lesi dan massa.
Amati gigi gusi, dan lidah, adakah caries, kotoran, kelengkapan, gigi
palsu, gingivitis,warna lidah, perdarahan dan abses.
Amati orofaring atau rongga mulut, bau mulut, uvula simetris atau tidak
Adakah pembesaran tonsil, T: 0, Sudah dioperasi, T: 1. Ukuran normal, T:
2, Pembesaran tonsil tidak sampai garis tengah, T: 3, Pembesaran sampai
garis tengah, T: 4, Pembesaran melewati garis tengah
Perhatikan suara klien ada perubahan atau tidak
Perhatikan adakah lendir dan benda asing atau tidak
6. Pemeriksaan Wajah
Inspeksi : perhatikan ekspresi wajah klien, warna dan kondisi wajah klien,
struktur wajah klien, sembab atau tidak, ada kelumpuhan otot otot fasialis atau
tidak.
7. Pemeriksaan Leher
Dengan inspeksi dan palpasi amati dan rasakan :
1) Bentuk leher simetris atau tidak, ektomorf/ kurus ditemukan pada orang
dengan gizi jelek, atau TBC, sedangkan endomorf ditemukan pada klen
obesitas, adakah peradangan jaringan parut, perubahan warna, dan massa
2) Kelenjar tiroid, ada pembesaran atau tidak dengan meraba pada suprasternal
pada saat klien menelan, normalnya tidak teraba kecuali pada aorang kurus
3) Vena jugularis, ada pembesaran atau tidak, dengan cara lakukan
pembendungan pada supraclavikula kemudian tekan pada ujung proximal
vena jugularis sambil melepaskan bendungan pada supraclavikula, ukurlah
jarak vertical permukaan atas kolom darah terhadap bidang horizontal,
katakanlah jaraknya a Cm di atas atau di bawah bidang horisontal. Maka nilai
tekanan vena jugularisnya adalah: JVP 5-a Cm.( bila di bawah bidang
horizontal) JVP 5-a CmHg ( bila di atas bidang horizontal), normalnya JVP-5-
2 CmHg Pengukuran langsung tekanan vena melalui pemasangan CVP
dengan memasukan cateter pada vena tekanan normal CVP-5-15 Cmlg
Palpasi pada leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid
dan posisi trakea
Palpasi
Adakah secret dari putting, adakah nyri tekan, dan kekenyalan.
Adakah benjolan massa atau tidak
5. Chene Stokes : Pernafasan secara bertahap lebih cepat dan dalam, dan
melambat diseligi pereode apnea
Inspeksi
Bemtuk abdomen: Membusung, atau datar
Massa Benjolan pada derah apa dan bagaimana bentuknya
Auskultasi
Untuk mengetahui peristaltic usus atau bising usus. Catat frekuensinya dalam satu
menit, normalnya 5 35 kali per menit, bunyi peristaltic yang panjang dan keras
disebut Borborygmi biasanya terjadi pada klien gastroenteritis, dan bila sangat
lambat (meteorismus) pada klien ileus paralitik.
Palpasi
Menenyakan pada klien bagian mana yang mengalami nyeri.
1. Palpasi Hepar
2. Palpasi Lien
3. Palpasi Appendik
4. Palpasi Ginjal
Inspeksi
genetalia eksterna: periksa kemungkinanan adanya relaksasi introitus pada
para. pembesaran labia dan klitoris, jaringan parut akibat episiotomy tau
laserasi perineal
anus: adanya hemoroid, dapat mengalami pembengkakan pada masa
kehamilan selanjutnya
Palpasi
kelenjar bartholini dan skene periksa adanya retrokel atau sistokel
Pemeriksaan Spekulum
Inspeksi
serviks: warna bentuk dan laserasi yang menyembuh. Kemungkinan warna
keunguan pada kehamilan, laserasi yang ditimbulkan karena pelahiran
sebelumnya
dinding vaginal : warna kebiruan, rongga dalam, leokorea pada kehamilan
normal, iritasi gatal, dan rabas pada infeksi vagina