Anda di halaman 1dari 4

1. TULISKAN NIAT PUASA SUNAT (5 PUASA)!

 Niat Puasa syawal


‫َنَو ْيُت َصْو َم َغ ٍد َعْن َأَداِء ُس َّنِة الَّش َّو اِل ِهلِل َتَعاَلى‬
“Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnatis Syawwali lillahi ta‘ala”.
Arti Niat Puasa Syawal
“Saya niat berpuasa sunnah Syawal esok hari karena Allah Ta’ala”.
 Niat Puasa Arafah
‫َنَو ْيُت َصْو َم َغ ٍد َعْن َأَداِء ُس َّنِة َيْو ِم َع َر َفَة ِهلِل َتَعاَلى‬
“Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati Arafah lillahi ta‘ala”.
Arti Niat Puasa Arafah Arab
 “Saya niat berpuasa sunnah Arafah esok hari karena Allah Ta’ala”.
Niat Puasa Asyura
‫َنَو ْيُت َصْو َم َغ ٍد َعْن َأَداِء ُس َّنِة الَعا ُشوَر اء ِهلِل َتَعاَلى‬
“Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnatil asyura lillahi ta‘ala”.
Arti Niat Puasa Asyura
“Saya berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah Ta’ala”.
 Niat Puasa Daud
‫َنَو ْيُت َصْو َم َداُو َد ُس َّنًة ِهَّلِل َتَعاَلى‬
“Nawaitu shouma daawuda sunnatan lillaahi ta’aalaa”.
Arti Niat Puasa Daud
“Saya niat berpuasa Daud, sunnah karena Allah Ta’ala”.
 Niat Puasa Ayyamul Bidh
‫َنَو ْيُت َصْو َم َغ ٍد َاَّياَم ْالِبْيِض ُس َّنًة ِهَّلِل َتَعاَلى‬
“Nawaitu shouma ghadin ayyamal bidhi sunnatan lillahi ta’ala.”
Arti Niat Puasa Ayyamul Bidh
“Saya niat berpuasa besok pada (ayyamul bidh) hari-hari putih sunah karena Allah
Ta’ala”.

2. TULISKAN BEBERAPA MACAM ZAKAT BERIKUT NIATNYA !

A. ZAKAT FITRAH
 Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri

‫َﻧَﻮ ْﻳُﺖ َأْﻥ ُأْﺧ ِﺮ َﺝ َﺯَﻛ ﺎَﺓ ﺍْﻟِﻔْﻄِﺮ َﻋْﻦ َﻧْﻔسْي َﻓْﺮ ًﺿ ﺎِ ِﻪﻠﻟ َﺗَﻌﺎَﻟﻰ‬

“Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku sendiri, fardu karena Allah Ta‘âlâ.”

 Niat Zakat Fitrah untuk Istri

‫َﻧَﻮ ْﻳُﺖ َﺃْﻥ ُﺃْﺧ ِﺮ َﺝ َﺯَﻛ ﺎَﺓ ﺍْﻟِﻔْﻄِﺮ َﻋْﻦ َﺯ ْﻭ َﺟ ِﺘْﻲ َﻓْﺮ ًﺿ ﺎِ ِﻪﻠﻟ َﺗَﻌﺎَﻟﻰ‬

“Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk istriku, fardu karena Allah Ta‘âlâ.”

 Niat Zakat Fitrah untuk Anak Laki-laki

‫ َﻓْﺮ ًﺿ ﺎِ ِﻪﻠﻟ َﺗَﻌﺎَﻟﻰ‬... ‫َﻧَﻮ ْﻳُﺖ َﺃْﻥ ُﺃْﺧ ِﺮ َﺝ َﺯَﻛ ﺎَﺓ ﺍْﻟِﻔْﻄِﺮ َﻋْﻦ َﻭ َﻟِﺪْﻱ‬

“Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk anak laki-lakiku…. (sebutkan nama), fardu
karena Allah Ta‘âlâ.”

 Niat Zakat Fitrah untuk Anak Perempuan

‫ َﻓْﺮ ًﺿ ﺎِ ِﻪﻠﻟ َﺗَﻌﺎَﻟﻰ‬... ‫َﻧَﻮ ْﻳُﺖ َﺃْﻥ ُﺃْﺧ ِﺮ َﺝ َﺯَﻛ ﺎَﺓ ﺍْﻟِﻔْﻄِﺮ َﻋْﻦ ِﺑْﻨِﺘْﻲ‬

“Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk anak perempuanku…. (sebutkan nama), fardu
karena Allah Ta‘âlâ.”

 Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri dan Keluarga


‫َﻧَﻮ ْﻳُﺖ َﺃْﻥ ُﺃْﺧ ِﺮ َﺝ َﺯَﻛ ﺎَﺓ ﺍْﻟِﻔْﻄِﺮ َﻋ ِّنْي َﻭ َﻋْﻦ َﺟ ِﻤْﻴِﻊ َﻣ ﺎ َﻳْﻠَﺰ ُﻣ ِنْي َﻧَﻔَﻘﺎُﺗُﻬْﻢ َﺷْﺮ ًﻋﺎ َﻓْﺮ ًﺿ ﺎِ ِﻪﻠﻟ َﺗَﻌﺎَﻟﻰ‬

“Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku dan seluruh orang yang nafkahnya
menjadi tanggunganku, fardu karena Allah Ta‘âlâ.”

 Niat Zakat Fitrah untuk Orang yang Diwakilkan

‫…) َﻓْﺮ ًﺿ ﺎِ ِﻪﻠﻟ َﺗَﻌﺎَﻟﻰ‬..( ‫َﻧَﻮ ْﻳُﺖ َﺃْﻥ ُﺃْﺧ ِﺮ َﺝ َﺯَﻛ ﺎَﺓ ﺍْﻟِﻔْﻄِﺮ َﻋْﻦ‬

“Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk… (sebutkan nama spesifik), fardu karena
Allah Ta‘âlâ.”

B. ZAKAT MAAL
 Harta Perniagaan
Zakat ini meliputi harta yang digunakan untuk keperluan jual beli, baik berupa barang
seperti alat-alat, makanan, pakaian, dsb. Nisab hasil perniagaan dihitung sesuai dengan
zakat emas yaitu apabila setara dengan 85 gram emas.
 Hasil Pertanian
Jenis zakat harta dari hasil pertanian dan perkebunan juga wajib untuk dizakatkan. Nisab
dari harta pertanian adalah 5 wassaq atau setara dengan 653 kg. Sementara itu, waktu
pembayaran zakat hasil pertanian adalah setiap saat panen tiba.
 Hasil Ternak
Wajib bagi seseorang yang memiliki binatang ternak untuk mengeluarkan zakat apabila
telah mencapai nisab dan haulnya. Hewan ternak berupa unta memilki nisab 5 ekor, sapi
atau kerbau bernisab 5 ekor, sementara kambing atau domba nisabnya 40 ekor.
 Harta Emas dan Perak
Perintah untuk menzakatkan harta emas dan perak diterangkan dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Ali Bin Abi Thalib RA:
“Bila engkau memiliki dua ratus dirham dan telah berlalu satu tahun (sejak memilikinya),
maka padanya engkau dikenai zakat sebesar lima dirham. Dan engkau tidak berkewajiban
membayar zakat sedikit pun–maksudnya zakat emas- hingga engkau memiliki dua puluh
dinar. Bila engkau telah memiliki dua puluh dinar, dan telah berlalu satu tahun (sejak
memilikinya), maka padanya engkau dikenai zakat setengah dinar. Dan setiap kelebihan
dari (nisab) itu, maka zakatnya disesuaikan dengan hitungan itu.” (HR. Abu Daud)

 Niat Zakat Mal


‫َنَو ْيُت َاْن ُاْخ ِر َج َزَك اَۃ َم اِل َفْر ًض اِل هلِل َتَعاَلی‬
“Nawaitu an ukhriza zakata maali fardhan lillahi ta’aala.”
Niatnya:
Aku niat mengeluarkan zakat hartaku fardhu karena Allah Ta’ala.

3. JELASKAN SYARAT DAN RUKUN-RUKUN WAKAF !

Syarat-syarat wakaf yaitu :

 Atas kehendak sendiri


 Orang yang menerimanya jelas
 Barangnya nyata
 Dinyatakan dalam bentuk tertulis
 Tidak terikat jangka waktu
Rukun wakaf yaitu :

 Wakif
 Mauquf
 Mauquh 'alaih
 Sighat

Syarat-syarat wakaf antara lain :

 Orang yang melakukan wakaf tersebut atas kehendaknya sendiri.


 Orang yang menerima wakaf jelas, seperti sebuah lembaga dsb
 Barang yang diwakafkan nyata saat diserahkan
 Penyerahan dilakukan secara jelas tertulis di atas akta, sehingga tidak muncul
masalah yang tidak diinginkan
 Tidak terikat dalam jangka waktu tertentu
Rukun wakaf yaitu :

 Orang yang memberikan wakaf (wakif). Wakif harus seorang yang berakal sehat,
baligh, merdeka, dan tidak dalam tangguan orang tua. Keberadaan wakif yang
memenuhi syarat harus terpenuhi untuk mencapai sah nya hukum antara wakif
dan penerima wakaf
 Barang atau harta yang diwakafkan (Mauquf). Harta yang diwakafkan harus
mengandung manfaat dan bukan harta yang masih punya kepemilikan seperti
kontrakan. Dan juga harta yang diwakafkam harus jelas berapa jumlahnya agar
tidak terjadi sengketa di kemudian hari.
 Orang yang menerima wakaf (Mauquf 'alaih). Wakaf tersebut harus dimanfaatkan
sebaik-baiknya sesuai dengan syariat islam.
 Ikrar penyerahan wakaf kepada lembaga tertentu (Sighat). Sighat adalah
pernyataan baik tulisan maupun ucapan dari orang yang hendak berwakaf yang
menyatakan maksud dan kehendaknya. Hal ini diperlukan karena wakaf itu
melepaskan hak miliknya kepada orang lain. Jadi harus jelas antara wakif dan
penerima wakaf.

4. JELASKAN SYARAT DAN RUKUN HAJI !

Syarat haji :

 Islam, karena tidak sah ibadah haji saat dilakukan oleh orang kafir
 Usia baligh, anak yang belum memasuki usia baligh maka belum berkewajiban
untuk melakukan ibadah haji, karena syariat belum di bebankan kepadanya
 Berakal sehat , yaitu tidak gila, depresi, stress dan sebagainya
 Merdeka, yaitu bukan merupakan seorang budak
 Mampu baik jasmani maupun rohani, yaitu memiliki biaya untuk berangkat
haji ,sehat secara fisik dan mental serta meninggalkan kkeluarganya dalam
kondisi yang aman.
Rukun-rukun haji :

 Ihram yaitu niat dan melakukan persiapan haji, termasuk mandi dan mengenakan
pakaian ihram
 Wukuf di bukit arafah yaitu berada di bukit arafah yang waktunya antara dzuhur 9
dzulhijjah hingga subuh 10 dzulhijjah.
 Tawaf ifadhah yaitu mengelilingi kabah sebanyak tujuh kali
 Sai dari bukit shafa dan marwah sebanyak tujuh kali
 Tahallul yaitu mencukur rambut setelah rangkaian haji selesai
 Tertib, sesuai dengan urutannya.
5. APA PERBEDAAN ANTARA SUNNAH DAN BID'AH ?

Perbedaan antara Sunnah dengan bid'ah.

Sunnah adalah perbuatan dan ucapan nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam.
Bahkan perbuatan dan ucapan para sahabat selagi nabi membenarkan atau mendiamkan
perbuatan tersebut maka itu juga termasuk Sunnah.

Sedangkan bid'ah adalah segala perbuatan dalam urusan agama yang tidak ada contoh
nya dari nabi dan juga contoh dari para sahabatnya.

 Bid’ah wajib
Dalam kaidah fiqih dijelaskan bahwa sesuatu yang tanpanya kewajiban tidak akan
berjalan sempurna maka sesuatu itu pun menjadi wajib hukumnya. Maka, mempelajari
ilmu tajwid adalah wajib untuk bisa membaca Al Qur’an walaupun ilmu tajwid termasuk
bid’ah. Contoh lainnya misalnya membayar pajak kendaraan bermotor, membukukan Al
Qur’an, membukukan kitab Hadist dll.

 Bid’ah sunah

Misalnya membangun sekolah, membangun jembatan, membangun jalan raya,


menggunakan baju batik dsb.

 Bid’ah mubah

Misalnya membaca tulisan ini melalui handphone, mengendarai sepeda motor, makan
bakso, mengadakan acara tahlilan, mengadakan acara 17 Agustusan, mengadakan acara
maulud nabi, mengadakan tradisi yasinan dll.

 Bid’ah makruh atau mungkar

Misalnya mempercantik masjid, membangun rumah mewah disaat masyarakat sekitar


sedang kesusahan, menghiasi kitab Al Qur’an.

 Bid’ah haram

Misalnya mengikuti aliran-aliran menyimpang terutama terkait aqidah seperti


menyatakan Allah punya tangan, kaki, wajah, Allah sedang berjalan, duduk. Selain itu
ada lagi misalnya sholat subuh empat rakaat, Adzan sambil bermain musik, sholat
menggunakan bahasa Indonesia dll.

6. APA YANG DIMAKSUD DENGAN IBADAH ?

Ibadah merupakan setiap perbuatan yang dilakukan dengan hanya mengharap ridha Allah
swt. dan bernilai pahala bagi yang melakukannya. Ibadah dibagi menjadi 2, yaitu :
Ibadah Mahdah, yaitu setiap perbuatan yang telah di syari'atkan dalam Qur'an maupun
Hadits. Seperti Sholat, puasa, zakat dll.
Ibadah Ghoiru Mahdah, yaitu setiap perbuatan yang diniatkan untuk mendapat ridha
Allah swt. sehingga bisa bernilai ibadah. Seperti Belajar jika diniatkan karena Allah maka
termasuk ibadah.

Anda mungkin juga menyukai