Anda di halaman 1dari 15

198

INTEK N 0 . 3 r A H U N I3/OKTOBER 2007

Perhitungan secara sederhana menurut Newton tentang pendinginan dilakukan dengan persamaan berikut.

dengan A = h a s permukaan perpindahan panas (m2); q,= laju perpindahan kalor


(W); h, = koefisien konveksi

ym2,&

Temperatur antara T, dan T. disebut

temperatur film T, yang harga rata-rata dihitung dengan persamaan berikut.

T,=

Tw + Tm
2

.................................................................................... (4)

Koefisien perpindahan panas konveksi paksa dapat dihitung berdasarkan angka bilangan Nusselt yang dinyatakan dengan persamaan berikut. Nu = f (Re, PI)

................................................................................

.(5)

Bilangan Reynold (Re) merupakan perbandingan antara gaya inersia dan viskous yang dinyatakan dengan persamaan berikut.

dengan p = rapat massa fluida udara ( k L , ) ; u m = kecepatan fluida


p =viskositas dinamis (kg/,,s).

(y

);

Bilangan Pmndtl (Pr) merupakan perbandingan

antara viskositas kinematis ( u ) dengan difusivitas termal yang dinyatakan dengan persamaan berikut.

dengan v = viskositas kinematis ( m x ) dan a= diffusivitas thermal ( m z ) . Bilangan Reynold (Re) dan bilangan Prandtl (Pr) dapat dihitung pada temperatur film. Hubungan antara bilangan Nusselt untuk plat datadbatang dengan koefisien konveksi h, dapat ditulis seperti berikut. Nu, = = '

h .L f ( ~ e , F ' r ) ............................................................................. k atau

(8)

200

INTEK NO.3RANUN 13/0KTOBER 2007

dengan k = konduktivitas termal sirip dan hc = koefisien perpindahan panas di antara ujung sirip dan fluida sekitarnya. Dengan demikian, distribusi temperatur dalam sirip menjadi seperti berikut. hc . coshm(L - x) + (-) sinh m(L - x ) 0 T-Tm -= mk .......................( 1 W 0 To -T, hc . cosh mL + (-) sinh mL mk Panas yang melalui sirip dihitung dengan persamaan berikut (Kays, 1993). hc sinh mL + (-) cosh mL mk hc . coshmL(-)smh mL mk

q,=

&G~(T~-T-)

.........................(13b)

Untuk sirip berbentuk kerucut dishibusi temperatur dalam sirip tersebut menjadi berikut ini.

Panas melalui sirip menjadi sepe& berikut

dengan m = -

q = q' x b

---+

b = lebar sirip.

Pada penerapan sirip secara praktis, luas penampang sirip mungkin tidak seluruhnya seragam dan juga sirip mungkin terpasang pada mnka bundar. Jika demikian, luas bidang harus dianggap sebagai variabel sehingga penyelesaian persamaan diferensial akan lebih rumit. Untuk menganalisis perpindahan panas pada sirip, telah dirumuskan suatu parameter yang disebut efisiensi sirip atau fin efJisiency (Kays, 1993).
panas .sebenarya ..yang ..melahi ..sir@

~ f i ~ i ~panas ~ yang ..melahi ..sir@ .. jika ..seluruh sirip: ~ .. i


permuhann ya ..sama ..dengun ..temperatur

...dasar ..To

202

INTEK N0.3RAHUN 13lOKTOBER 2007

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil-hasil penelitian selengkapnya ditampilkan dalarn bentuk grafik. Dishibusi temperatur pada panjang sirip yang bevariasi ditampilkan pada Gambar 1 di bawah ini.

0.005

0.015

0.025

0.035

Posisi x(m)
Gambar 1 Grafik distribusi temperature (K) terhadap posisi x(m) mink panjang drip L= 0,03 m, pada kecepatan udara u = 5 4 m/s

Dishibusi temperatur pada berbagai kecepatan udara (u) untuk panjang sirip tertentu menunjukkan bahwa semakin jauh posisi x dari dasar sirip, temperatur seakan-akan tetap sama. Hal ini memberi indikasi bahwa kalor yang dilepaskan pada setiap posisi x tersebut relatif sama. Selain itu, temperatur eksperimen yang diperoleh mendekati temperatur teoritis. Dengan kata lain, ada perbedaan yang relatif kecil. Perbedaan tersebut di atas dapat disebabkan oleh konduktivitas (k ,,,,) bahan yang digunakan dalam eksperimen, tidak persis sama dengan konduktivitas (k,eo,,,,) yang digunakan dalam perhitungan. Demikian juga dengan koefisien konveksi (hc) dalam perhitungan, kemungkinan tidak sama dengan keadaan aktual. Sejalan dengan itu, Holman (1988:6) mengemukakan bahwa nilai konduktivitas termal beberapa bahan diberikan untuk memperlihatkan urutan besaran yang mungkin didapatkan dalam praktik. Pada umumnya, konduktivitas termal sangat bergantung pada suhu. Karakteeristik kalor aktual (qfin)pada panjang sirip yang bervariasi diperlihatkan pada Gambar 2 berikut.

204

INTEK N0.3/TAHUN 13lOKTOBER 2007

(q) , , yang dilepaskan semakin besar karena luas perpindahan panas semakin besar. Kalor total (q,o,al)ialah jumlah laju aliran kalor melalui skip (qf,,) dengan laju aliran kalor melalui permukaan tanpa sirip (qUnfinn,). Karakteristik kalor total pada panjang sirip yang bervariasi ditunjukkan pada Gambar 4 di bawah ini.

0 03

0 035

0 04

0 045 005 0 055 Palljallssirlp L (In)

0 06

0 065

Gambar 4 Grafik kalor total (q,o,,,,) terhadap variasi panjang sirip ( L ) pada bilangan Reynolds yang berbeda untuk t = 0,009 m

Grafik di atas menunjukkan bahwa semakin bertambah panjang sirip (L), kalor total semakin naik sekalipun relatif kecil. Keadaan ini disebabkan oleh pertambahan pajang sirip relatif kecil (hanya 0,01 m) pada setiap variasi panjang sirip.
EJisiensi Sirip ( q p ) berdasarkan Variasipanjang sirip
1,
~~

Panjang drip L (m)

Gambar 5 Grafik efisiensi (qfin terhagap variasi panjang sirip Q ) pada bilangan Reynolds yang berbeda untuk t = 0,009 m.

(.Perrus I

Palinggi, Pendinginan Permukaan Dinding Sebuah Benda dengan Panjang

205

Grafik di atas menunjukkan bahwa semakin panjang sirip (L), efisiensi sirip (van) semakin kecil (grafik menurun). Hal ini berarti bahwa efisiensi sirip berbanding terbalik dengan panjangnya. Sehubungan dengan itu, Holman (1988:44) mengemukakan bahwa efisiensi sirip mencapai nilai maksimum apabila panjang sirip L = 0,yaitu tidak ada sirip sama sekali. Hal ini berarti bahwa semakin panjang sirip L, efisiensi semakin kecil. Sebaliknya, semakin pendek sirip (L), efisinesi sirip semakin besar.
Efiiensi Total (

v,o,aI berdasarkan Vanasi panjang sinp )

Panjang Sirlp L (m)

Gambar 6 Grafik efisiensi total ( ?jo, ) terbadap variasi panjang sirip &) , ,l ' pada bilangan Reynolds yang berbeda untu t = 0,009 m.

Grafik di atas menunjukkan bahwa semakin bertambah panjang sirip (L), efisiensi totaI sirip (q,o,o,)semakin kecil. Hal ini disebabkan oleh semakin panjang sirip (L),luas perpindahan kalor yang tidak bersirip konstan, sedangkan efisiensi total sirip (q,o,oI) semakin kecil. Pada umumnya, konduktivitas termal sangat bergantung pada suhu. Kondisi ini juga berlaku untuk variasi tebal sirip, seperti ditunjukkan pada Gambar 7 berikut.

206

INTEK N 0 . 3 f l A H U N 13/0KTOBER 2007

tTeori

300 -1 0.005

I
0.015 0.025 0.035 0.045 0.055
Posisi x(m)

Grafik 7 Distribusi temperatur (K) terhadap posisi x (m) untuk tebal sirip t = 0,003 m, pada kecepatan udara u = 5,4 mls

Grafik di atas menunjukkan karakteristik seperti yang diperlihatkan pada variasi panjang sirip, yaitu semakin jauh posisi x dari dasar sirip, temperatur tiaptiap posisi x tersebut seakan-akan tetap sama. Hal ini menggambarkan bahwa kalor yang dilepaskan pada setiap posisi x tersebut relatif sama. Di samping itu, temperatur eksperimen yang diperoleh mendekati temperatur teoretis. Dengan kata lain, ada perbedaan yang relatif kecil. Tampak pula bahwa semakin tebal sirip, perbandingan antara hasil eksperimen dan teoretis semakin besar. Hal ini terjadi karena semakin tebal sirip, temperatur tidak lagi satu dimensi, seperti anggapan dalam perhitungan teoretis. Kalor aktual pada tebal sirip yang bervariasi ditunjukkan pada Gambar 8 berikut.

19

25 rf 20-

. -

50 0.003 0 005
0 007
Tebal skip t (m)

0.009

0.01 1

Gambar 8 Grafik kalor aktual (q m ) terhadap variasi tebal sirip (t) pada bilangan Reynolds yang berbeda untuk paqjang Sirip O=0,06m

Berdasarkan grafik di atas, diketahui bahwa semakin bertambah tebal sirip (t), kalor total (q,o,,,,) yang dilepaskan sirip cenderung konstan, walaupun pada setiap peningkatan kecepatan udara (u,) di atas plat sirip kalor total yang dilepaskan semakin bertambah, tetapi tidak terlalu besar. Sehubungan dengan itu, Kreith (1997:63) menyatakan bahwa dari segi perpindahan panas, sirip-sirip yang tipis, langsing, dan rapat lebih baik daripada sirip-sirip yang tebal dan jarang.

0.003

0.005

0.007
Tebal slrlp 1(m)

O.U!JY

U . ~ I

Gambar 11 Gtafi efisiensi (?/, ) terhadap variasi tebd (t) pada bilankan Reynolds yang berbeda untuk L = 0,06 m.

Efisiensi sirip (q,,) untuk variasi tebal menunjukkan bahwa semakin bertambah tebal sir,- (t), efisiensi sirip semakin besar. Hal ini disebabkan oleh pertambahan kalor yang dilepaskan sirip pada tebal tertentu relatif kecil sehingga cenderung konstan (sedikit menurun). Demikian juga dengan perubahan kalor ideal (q,,,,) yang dilepaskan sirip pada tebal tertentu, relatif konstan (sedikit meturun) sehingga grafik menunjukkan efisiensi sirip cederung semakin besar.

0,003 0,004 0,005 0,006 0,007 0,008 0,009

0,Ol

Tebal sirlp t (m) Gambar 12 Grafik efisiensi total ) terhadap variasi tebal sirip (t) pada bilanganReynolds yang berbeda untuk L = 0,06 m.

U.Petrus Palinggi, Pendinginan Permukaan Dinding Sebuah Benda dengan Panjang

209

' Grafik di atas menunjukkan bahwa semakin bertambah tebal sirip (t),

efisiensi total semakin naik. Hal ini terjadi karena semakin bertambab tebal sirip (t), h a s penampang sirip (A dan perimeter (P) semakin besar, sedangkan luas penampang yang tidak bersirip tetap (konstan).
KRSIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan h a d penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa panjang dan tebal sirip mempengaruhi laju aliran kalor untuk bilangan Reynolds (Re) tertenm; semakin panjang sirip, semakin besar laju aliran kalor yang dilepaskan ke fluida sekitarnya. Selain itn, peningkatan ketebalan sirip hanya memperlihatkan kenaikan laju aliran kalor yang kecil yang dilepaskan ke fluida sekitarnya. Perubahan panjang dan tebal sirip mempengaruhi efisiensi; semakin panjang sirip, efisiesi semakin kecil. Dengan kata lain,efisiensi sirip berbanding terbalik dengan panjangnya; semakin tebal sirip, efisiensi semakin besar (seolaholah sirip semakin pendek). Sehubungan dengan hasil penelitian ini, disarankan agar dilakukan penelitian dengan memperbesar ukuran variasi, baik perubahan panjang maupun tebal sirip. Disarankan pula agar dilakukan penelitian terhadap sirip segi empat berbentuk tirus untuk dijadikan bahan pembanding.
DAFTAR PUSTAKA

Bejan, Andrian. 1984. Convection Transfer. Singapore, New York, Toronto: John Wiley & Sons Inc. Bird, R. B. et al. 1994. Transfort Phenomena. Singapore, New York, Toronto: John Wiley &Sons Ins. Batchelor, G. K. 1967. An Zntroduction to Flud Dynamics. London, New York, Nrew Rochelle Melbourne Sydney: Cambridge University Press. Fourier, Joseph dalam J. P. Holman. 1988. Perpindahan Kalor. Dialihbahasakan oleh Jasjfi. Jakarta: Erlangga. Faisal, Ismet. 1987. SistemPendinginan Motor Bensin. Padang: IKIP Padang. Gardner, K. A. 1945. Efficiency o f Eextended Surfaces, Trans, ASME, 67: 621- 631. Holman, J. P. 1988. Perpindahan Kalor. Dialihbahasakan oleh Jasjfi. Jakarta: Erlangga. Kays, W. M. 1993. Convective Head and Mass Transfer. New Delhi: McGraw Hill Publishing Company Limited. Kern dan Kraus. Extended Surface Head Transfer. New York: McGraw-Hill Book Company. Kreith, Frank. 1991. Prinsip-Prinsip Perpindahan Panas. Dialihbahasakan oleh Arko Projono. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai