Anda di halaman 1dari 7

‫‪Penyebab hadas besar yang mewajibkan mandi wajib atau mandi besar ada enam perkara.

Yaitu‬‬
‫‪keluar mani, bersetubuh, haid, nifas, mati. Sedangkan cara mandi ada tiga yaitu niat, membuang‬‬
‫‪najis yang ada di badan dan mengalirkan air ke seluruh tubuh.‬‬

‫‪Nama kitab: Terjemah Kitab Fathul Qarib‬‬


‫‪Judul kitab asal: Fathul Qarib Al-Mujib fi Syarhi Alfazh Al-Taqrib atau Al-Qawl Al-Mukhtar fi‬‬
‫)فتح القريب المجيب في شرح ألفاظ التقريب أو القول المختار في شرح غاية اإلختصا( ‪Syarh Ghayatil Ikhtishar‬‬
‫‪Pengarang: Abu Abdillah Muhammad bin Qasim bin Muhammad Al-Ghazi ibn Al-Gharabili‬‬
‫‪Bidang studi: Fiqih madzhab Syafi'i‬‬
‫‪Penyebab Hadas Besar Ada Enam‬‬

‫(فصل)‪ :‬في موجب الغسل‪ .‬والغسل لغة سيالن الماء على الشيء مطلقًا وشرعًا‬
‫سيالنه على جميع البدن بنية مخصوصة (والذي يوجب الغسل ستة أشياء ثالثة)‬

‫منها (تشترك فيها الرجال والنساء وهي التقاء الختانين) ويعبر عن هذا االلتقاء‬
‫بإيالج حي واضح غيب حشفة الذكر منه‪،‬أو قدرها من مقطوعها في فرج‪ ،‬ويصير‬
‫اآلدمي المولج فيه جنبًا بإيالج ما ذكر‪ ،‬أما الميت فال يعاد غسله بإيالج فيه‪ ،‬وأما‬
‫الخنثى المشكل‪ ،‬فال غسل عليه بإيالج حشفته‪ ،‬وال بإيالج في قبله‬

‫(و) من المشترك (إنزال) أي خروج (المنّي ) من شخص بغير إيالج‪ ،‬وإن قل المني‬
‫كقطرة‪ ،‬ولو كانت على لون الدم‪ ،‬ولو كان الخارج بجماع أو غيره في يقظة أو نوم‬
‫بشهوة أو غيرها من طريقه المعتاد‪ ،‬أو غيره كأن انكسر صلبه‪ ،‬فخرج منيه‬

‫(و) من المشترك (الموت) إال في الشهيد (وثالثة تختص بها النساء وهي الحيض)‬
‫أي الدم الخارج من امرأة بلغت تسع سنين‪( ،‬والنفاس) وهو الدم الخارج عقب‬
‫الوالدة‪ ،‬فإنه موجب للغسل قطعًا (والوالدة) المصحوبة بالبلل موجبة للغسل قطعًا‪،‬‬
‫والمجردة عن البلل موجبة للغسل في األصح‪.‬‬
‫‪Fasal yang Mewajibkan Mandi Besar ada Enam‬‬

‫‪(Fasal) menjelaskan tentang hal-hal yang mewajibkan mandi besar.‬‬

‫‪Pengertian Mandi Besar‬‬

‫‪Secara bahasa, mandi bermakna mengalirnya air pada sesuatu secara mutlak.‬‬
Secara syara’ adalah bermakna mengalirnya air ke seluruh badan disertai niat tertentu.

Yang Mewajibkan Mandi

Sesuatu yang mewajibkan mandi ada enam perkara.

Tiga di antaranya dialami oleh laki-laki dan perempuan, yaitu bertemunya alat kelamin.

Bertemunya alat kelamin ini diungkapkan dengan arti, orang hidup yang jelas kelaminnya yang
memasukkan hasyafah penisnya atau kira-kira hasyafah dari penis yang terpotong hasyafahnya
ke dalam farji.

Anak Adam yang dimasuki hasyafah menjadi junub sebab dimasuki oleh hasyafah yang telah
disebutkan di atas.

Sedangkan untuk mayat yang sudah di mandikan, maka tidak perlu dimandikan lagi ketika
dimasuki haysafah.

Adapun khuntsa musykil, maka tidak wajib baginya melakukan mandi sebab memasukkan
hasyafahnya atau kemaluannya dimasuki hasyafah.

Di antara hal yang di alami oleh laki-laki dan perempuan adalah keluar sperma sebab selain
memasukkan hasyafah.

Walaupun sperma yang keluar hanya sedikit seperti satu tetes. Walaupun berwarna darah.
Walaupun sperma keluar sebab jima’ atau selainnya, dalam keadaan terjaga atau tidur, disertai
birahi ataupun tidak, dari jalur yang normal ataupun bukan seperti punggungnya belah kemudian
spermanya keluar dari sana.

Di antara yang dialami oleh keduanya adalah mati, kecuali orang yang mati syahid.

Tiga hal yang mewajibkan mandi adalah tertentu dialami oleh kaum perempuan. Yaitu haidl,
maksudnya darah yang keluar dari seorang wanita yang telah mencapai usia sembilan tahun.

Dan nifas, yaitu darah yang keluar setelah melahirkan. Maka sesungguhnya nifas mewajibkan
mandi secara mutlak.

Melahirkan yang disertai dengan basah-basah mewajibkan mandi secara pasti. Sedangkan
melahirkan yang tidak disertai basah-basah mewajibkan mandi menurut pendapat ashah.

Pasal Tata Cara Mandi ada Tiga

.‫ وفرائض الغسل ثالثة أشياء‬:)‫(فصل‬


‫أحدها (النية) فينوي الجنب رفع الجنابة أو الحدث األكبر ونحو ذلك‪ ،‬وتنوي‬
‫الحائض أو النفساء رفع حدث الحيض أو النفاس‪ ،‬وتكون النية مقرونة بأول‬
‫الفرض‪ ،‬وهو أول ما يغسل من أعلى البدن أو أسفله‪ ،‬فلو نوى بعد غسل جزء وجب‬
‫إعادته (وإزالة النجاسة إن كانت على بدنه) أي المغتسل وهذا ما رجحه الرافعي‬
‫وعليه فال تكفي غسلة واحدة عن الحدث والنجاسة‪ ،‬ورجح النووي االكتفاء بغسلة‬
‫واحدة عنهما‪ ،‬ومحله ما إذا كانت النجاسة حكمية‪ ،‬أما إذا كانت النجاسة عينية وجب‬
‫غسلتان عندهما‬

‫(وإيصال الماء إلى جميع الشعر والبشرة) وفي بعض النسخ بدل جميع أصول‪ ،‬وال‬
‫فرق بين شعر الرأس وغيره‪ ،‬وال بين الخفيف منه والكثيف‪ ،‬والشعر المضفور إن‬
‫لم يصل الماء إلى باطنه إال بالنقض وجب نقضه‪ ،‬والمراد بالبشرة ظاهر الجلد‪،‬‬
‫ويجب غسل ما ظهر من صماخي أذنيه ومن أنف مجدوع‪ ،‬ومن شقوق بدن‪ ،‬ويجب‬
‫إيصال الماء إلى ما تحت القلفة من األقلف‪ ،‬وإلى ما يبدو من فرج المرأة عند‬
‫قعودها لقضاء حاجتها‪ ،‬ومما يجب غسله المسربة‪ ،‬ألنها تظهر في وقت قضاء‬
‫الحاجة‪ ،‬فتصير من ظاهر البدن‬

‫(وسننه) أي الغسل (خمسة أشياء التسمية والوضوء) كامًال (قبله) وينوي به المغتسل‬
‫سنة الغسل إن تجردت جنابته عن الحدث األصغر (وإمرار اليد على) ما وصلت‬
‫إليه من (الحسد) ويعبر عن هذا اإلمرار بالدلك‬

‫(والمواالة) وسبق معناها في الوضوء (وتقديم اليمنى) من شقيه (على اليسرى)‬


‫وبقي من سنن الغسل أمور مذكورة في المبسوطات منها التثليث وتخليل الشعر‪.‬‬
‫‪Niat‬‬

‫‪(Fasal) fardlunya mandi ada tiga perkara.‬‬

‫‪Salah satunya adalah niat. Maka orang yang junub niat menghilangkan hadats jinabah,‬‬
‫‪menghilangkan hadats besar atau niat-niat sesamanya. Sedangkan untuk wanita haidl dan wanita‬‬
‫‪nifas, niat menghilangkan hadats haidl atau hadats nifas.‬‬

‫‪Niat yang dilakukan harus bersamaan dengan awal kefarduan, yaitu awal bagian badan yang‬‬
‫‪terbasuh, baik dari badan bagian atas atau bagian bawah.‬‬
Sehingga, kalau dia melakukan niat setelah membasuh bagian badan, maka wajib untuk
mengulangi basuhan bagian tersebut.

Menghilangkan Najis di Badan

Fardlu kedua adalah menghilangkan najis jika terdapat di badannya, yaitu badan orang yang
melakukan mandi besar.

Hal ini (menghilangkan najis) adalah pendapat yang dikuatkan (tarjih) oleh imam ar Rafi’i.
Berdasarkan pendapat ini, maka satu basuhan tidak cukup untuk menghilangkan hadats dan najis
sekaligus.

Imam An Nawawi men-tarjih (menguatkan) bahwa satu basuhan sudah dianggap cukup untuk
menghilangkan hadats dan najis sekaligus.

Tempatnya Pendapat imam an Nawawi ini adalah ketika najis yang berada di badan adalah najis
hukmiyah.

Sedangkan jika berupa najis ‘ainiyah, maka wajib melakukan dua basuhan untuk najis dan hadats
tersebut.

Mengalirkan Air Ke Seluruh Badan

Fardlu ketiga adalah mengalirkan air ke seluruh bagian rambut dan kulit badan. Dalam sebagian
redaksi diungkapkan dengan bahasa “ushul (pangkal)” sebagai ganti dari bahasa “jami’
(seluruh)”.

Tidak ada perbedaan antara rambut kepala dan selainnya, antara rambut yang tipis dan yang
lebat.

Rambut yang digelung, jika air tidak bisa masuk ke bagian dalamnya kecuali dengan diurai,
maka wajib untuk diurai.

Yang dikehendaki dengan kulit adalah kulit bagian luar.

Dan wajib membasuh bagian-bagian yang nampak dari lubang kedua telinga, hidung yang
terpotong dan cela-cela badan.

Dan wajib mengalirkan air ke bagian di bawah kulupnya orang yang memiliki kulup (belum
disunnat). Dan mengalirkan air ke bagian farji perempuan yang nampak saat ia duduk untuk
buang hajat.

Di antara bagian badan yang wajib dibasuh adalah masrabah (tempat keluarnya kotoran (Bol :
jawa). Karena sesungguhnya bagian itu nampak saat buang hajat sehingga termasuk dari badan
bagian luar.
Sunnahnya Mandi Ada Lima

Sunnahnya mandi ada lima yaitu membaca basmalah,

Berwudhu secara sempurna sebelum mandi dengan niat untuk kesunnahan mandi apabila
janabahnya sepi dari hadas kecil,

Menggerakkan dan menggosokkan tangan pada tubuh yang terjangkau tangan. Pergerakan
tangan ini disebut dengan dalk (menggosok).

Bersegera (muwalat) yang maknanya sudah dijelaskan dalam bab wudhu.

Mendahulukan yang kanan dari dua sisi tubuh dan mengakhirkan yang kiri.

Masih ada sunnah-sunnahnya mandi yang disebut dalam kitab mabsutot salah satunya
menigalikan dan menyela-nyela rambut. [alkhoirot.org]

Mandi Besar yang Disunnahkan

‫ واالغتساالت المسنونة سبعة عشر غسال (غسل الجمعة) لحاضرها ووقته‬:)‫(فصل‬


‫من الفجر الصادق‬

‫ ويدخل وقت هذا الغسل بنصف الليل‬،‫(و) غسل (العيدين) الفطر واألضحى‬
‫(واالستسقاء) أي طلب السقيا من هللا‬

‫(والخسوف) للقمر (والكسوف) للشمس (والغسل من) أجل (غسل الميت) مسلمًا كان‬
‫أو كافرًا‬

‫ وإال وجب‬،‫(و) غسل (الكافر إذا أسلم) إن لم يجنب في كفره أو لم تحض الكافرة‬
‫ وقيل يسقط إذا أسلم (والمجنون والمغمى عليه إذا‬،‫الغسل بعد اإلسالم في األصح‬
‫أفاقا) ولم يتحقق منهما إنزال فإن تحقق منهما إنزال وجب الغسل على كل منهما‬

‫ وال بين‬،‫(والغسل عند) إرادة (اإلحرام) وال فرق في هذا الغسل بين بالغ وغيره‬
.‫ فإن لم يجد المحرم الماء تيمم‬،‫ وال بين طاهر وحائض‬،‫مجنون وعاقل‬

‫(و) الغسل (لدخول مكة) لمحرم بحج أو عمرة (وللوقوف بعرفة) في تاسع ذي‬
‫ فيغتسل‬،‫الحجة (وللمبيت بمزدلفة ولرمي الجمار الثالث) في أيام التشريق الثالث‬
‫ فال يغتسل له لقرب‬،‫ أما رمي جمرة العقبة في يوم النحر‬،‫لرمي كل يوم منها غسًال‬
‫زمنه من غسل الوقو‬

‫ وبقية األغسال‬،‫ف (و) الغسل (للطواف) الصادق بطواف قدوم وإفاضة ووداع‬
.‫المسنونة مذكورة في المطوالت‬
Mandi Besar yang Disunnahkan

(Fasal) mandi-mandi yang disunnahkan ada tujuh belas mandi.

Yaitu mandi Jum’at bagi orang yang hendak menghadirinya. Dan waktunya mulai dari terbitnya
fajar shadiq.

Dan mandi dua hari raya, yaitu hari raya Idul Fitri dan Idul Adlha. Waktunya mandi ini mulai
tengah malam.

Mandi sholat istisqa’, yaitu meminta siraman dari Allah Swt.

Mandi karena hendak melakukan sholat gerhana rembulan dan gerhana matahari.

Dan mandi karena memandikan mayat orang Islam atau kafir.

Dan mandinya orang kafir ketika masuk Islam jika dia tidak junub di masa kufurnya. Atau
wanita kafir yang tidak mengalami haidl -saat masih kufur-. Jika junub atau haidl, maka wajib
bagi mereka berdua untuk melakukan mandi setelah masuk Islam menurut pendapat al ashah.
Ada yang mengatakan bahwa kewajiban mandinya telah gugur ketika masuk Islam.

Dan mandinya orang gila atau pingsan ketika keduanya telah sembuh dan tidak dipastikan
mereka berdua telah mengeluarkan sperma -saat belum sembuh-.

Sehingga, jika dipastikan bahwa keduanya telah mengeluarkan sperma, maka wajib bagi mereka
berdua untuk mandi.

Mandi ketika hendak ihram. Dalam mandi ini, tidak ada perbedaan antara orang sudah baligh dan
selainnya, antara orang gila dan orang yang memiliki akal sehat, antara orang yang suci dan
wanita yang haidl. Jika orang yang ihram itu tidak menemukan air, maka sunnah melakukan
tayammum.

Mandi karena hendak masuk Makkah bagi orang yang ihram haji atau umrah.
Mandi karena wukuf di Arafah pada tanggal sembilan Dzul Hijjah.

Mandi karena untuk mabit (bermalam) di Muzdalifah, dan karena untuk melempar jumrah tsalats
(tiga jumrah) pada tiga hari tasyrik.

Maka dia sunnah melakukan mandi untuk melempar jumrah setiap hari dari tiga hari tasyrik.

Sedangkan untuk melempar jumrah Aqabah di hari Nahar (hari raya kurban), maka dia tidak
sunnah mandi karena hendak melakukannya, sebab waktunya terlalu dekat dari mandi untuk
wukuf.

Dan mandi karena untuk melakukan thawaf yang mencakup thawaf Qudum, Ifadlah dan Wada’.

Sisa-sisa mandi yang disunnah telah dijelaskan di kitab-kitab yang panjang keterangan.

Anda mungkin juga menyukai